Giyanti & Indriastiningsih (2019)
Giyanti & Indriastiningsih (2019)
Giyanti & Indriastiningsih (2019)
ABSTRACT
The halal status of products, especially food and beverage products, is the most basic thing
for Muslim consumers. While for producers, halal status is expected to increase the competitiveness
of products in the local and global markets. However, very few food and beverage producers,
especially among SMEs, who have registered their products to obtain official halal status from halal
certified body. As of 2017, there are 1224 culinary SMEs listed in Surakarta City Cooperatives and
SMEs Office. However, the data has not been integrated with halal certification data from the Central
Java halal certified body. For this reason, mapping condition of SMEs in Surakarta based on halal
certification status is needed. The method used for analysis is descriptive statistics. The mapping
results show that only 48 SMEs or 3.92% of SMEs have obtained halal certification. Of these, there
are 18 SMEs that get facilitation programs from the Central Java Cooperatives and SMEs Office to
administer halal certification for free. Based on the validity period of halal certificates, out of 48 SMEs
that have received halal certificates, there are 28 SMEs whose halal certificates are still valid until
2018/2019. Meanwhile, of the 18 SMEs that received facilitation from the government for the halal
certification registration, only 3 SMEs whose halal certificates are still valid until 2018/2019. The
results of this study are expected to provide a comprehensive description of SMEs in the Surakarta
based on halal certification status. This mapping result can then be used as a reference for the
government to design a program that is able to encourage the acceleration of halal certification
obtainment for SMEs.
Keywords : halal certification, descriptive statistic, SMEs
INTISARI
Status kehalalan produk, terutama produk makanan dan minuman, menjadi hal paling
mendasar bagi konsumen muslim. Sementara bagi produsen, status halal diharapkan mampu
meningkatkan daya saing produk di pasaran lokal maupun global. Namun demikian, produsen
makanan dan minuman, terutama dari kalangan pelaku UKM, masih sangat sedikit yang telah
mendaftarkan produknya untuk mendapatkan status halal resmi dari LPPOM-MUI. Sampai dengan
tahun 2017, terdapat 1224 UKM kuliner yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM kota Surakarta.
Namun demikian, data tersebut belum terintegrasi dengan data sertifikasi halal dari LPPOM-MUI
Jawa Tengah. Untuk itu diperlukan suatu kajian untuk memetakan kondisi UKM kota Surakarta
berdasarkan status sertifikasi halal. Metode yang digunakan untuk analisis ialah statistika deskriptif.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa baru 48 UKM atau 3,92% UKM yang telah mendapatkan
sertifikasi halal. Dari jumlah tersebut, terdapat 18 UKM yang mendapatkan program fasilitasi dari
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan pengurusan sertifikasi halal
secara gratis. Berdasarkan masa berlaku sertifikat halal, dari 48 UKM yang pernah mendapatkan
sertifikat halal, terdapat 28 UKM yang sertifikat halalnya masih dinyatakan valid hingga tahun
2018/2019. Sementara itu, dari 18 UKM yang mendapatkan fasilitasi dari pemerintah dalam
pengurusan sertifikasi halal, hanya 3 UKM yang sertifikat halalnya masih dinyatakan valid hingga
tahun 2018/2019. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh
mengenai potret UKM kota Surakarta berdasarkan status sertifikasi halal. Selanjutnya, hasil
pemetaan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah kota Surakarta untuk merancang
program yang mampu mendorong percepatan perolehan sertifikasi halal bagi pelaku UKM.
Kata kunci : sertifikasi halal, statistika deskriptif, UKM
88 Giyanti, Pemetaan UKM Kuliner Kota Surakarta Berdasarkan Status Sertifikasi Halal
Dinkop UMKM Jawa Tengah:
LPPOM-MUI Jawa Tengah:
Dinkop UKM kota Surakarta: · Daftar UMKM penerima
· Daftar produk halal Jawa
· Daftar UKM tahun 2017 fasilitasi sertifikat halal
Tengah (2015-2019)
(2012-2017)
Integrasi data
Pemetaan UKM
Statistika
berdasarkan status
deskriptif
halal
Gambar 1. Alur Proses Pemetaan UKM
90 Giyanti, Pemetaan UKM Kuliner Kota Surakarta Berdasarkan Status Sertifikasi Halal
seluruh produk UMKM sudah 100% International Food Research Journal ,
bersertifikat halal. Hasil pemetaan UKM 17, 667-674.
kuliner berdasarkan status sertifikasi halal Maryati, T., Syarief, R., & Hasbullah, R.
pada penelitian ini dapat menjadi acuan bagi (2016). Analisis Faktor Kendala
pemerintah dalam merancang program untuk dalam Pengajuan Sertifikat Halal
mencapai target 100% UMKM halal tersebut. (Studi Kasus: Pelaku Usaha Mikro,
Program fasilitasi seharusnya tidak hanya Kecil, dan Menengah Makanan Beku
berfokus pada perolehan sertifikasi halal bagi di Jabodetabek). Jurnal Ilmu Produksi
UKM tetapi juga seharusnya dirancang dan Teknologi Hasil Peternakan , 4
program agar UKM yang telah memperoleh (3), 364-371.
sertifikat halal memiliki kesadaran dan Mathew, V. N., Raudah, A. M., & Nurazizah,
kemampuan untuk memperpanjang masa S. (2014). Acceptance on Halal Food
berlaku sertifikasi halal. among Non-Muslim Consumers.
Penelitian ini baru sebatas memberikan Procedia Social and Behavioral
data deskriptif mengenai potret UKM kuliner Sciences , 121, 262-271.
kota Surakarta berdasarkan perolehan Nooh, M. N., Nawai, N., Dali, N. R., &
sertifikasi halal yang dilengkapi dengan Mohammad, H. (2007). Halal
analisis penyebab rendahnya tingkat Certification: What the SME
sertifikasi halal berdasarkan hasil studi Producers Should Know.
literatur dari penelitian sebelumnya. Salah Proceedings of the 1st
satu hambatan bagi UKM dalam memperoleh Enterpreneurship & Management
sertifikasi halal ialah prosedur atau kriteria International Conference. Kangar,
pemenuhan sistem jaminan halal yang Perlis.
dianggap terlalu banyak dan rumit. Dalam Prabowo, S., Rahman, A. A., Rahman, S. A.,
upaya meningkatkan jumlah UKM yang & Samah, A. A. (2015). Revealing
bersertifikat halal, maka perlu adanya prioritas Factors Hindering Halal Certification
bagi UKM dalam memenuhi kriteria sistem in East Kalimantan Indonesia. Journal
jaminan halal tersebut. of Islamic Marketing , 6 (2), 268-291.
Rafiki, A. (2014). Determinants on the
UCAPAN TERIMA KASIH Obtainment of Halal Certification
Penulis mengucapkan terima kasih Among Small Firms. World Applied
kepada Ristekdikti yang telah memberi Sciences Journal , 32 (1), 47-55.
dukungan finansial pada penelitian ini dalam Raihana, F., & Kauthar. (2014). Perception of
skema Penelitian Dosen Pemula pendanaan Non-Muslim Consumers towards
tahun 2018. Halal Products in Malaysia.
International Journal of Accounting
DAFTAR PUSTAKA and Business Management , 2 (1),
Abdul, M., Ismail, H., Mustapha, M., & 128-133.
Kusuma, H. (2013). Indonesian Small Talib, M. S., Hamid, A. B., & Chin, T. A.
Medium Enterprises (SMEs) and (2015). Motivations and Limitations in
Perceptions on Halal Food Implementing Halal Food
Certification. African Journal of Certification: A Pareto Analysis.
Business Management , 7 (16), 1492- British Food Journal , 117 (11), 2664-
1500. 2705.
Anas, T., Narjoko, D. A., Simangunsong, A., Tawil, N. M., Ramlee, S., Jaafar, J., & Saat, F.
Sari, Y. R., Manullang, N., Purwanti, M. (2015). An Overview of
W., et al. (2015). Pemetaan dan Foodpreneur Awareness among
Strategi Peningkatan Daya Saing Small and Medium-Sized Enterprises
UMKM dalam Menghadapi MEA 2015 (SME) of Halal Certification. Asian
dan Pasca MEA 2015. Working Social Sciences , 11 (21), 91-94.
Paper. Viverita, Kusumastuti, R. D., & Rachmawati,
Golnaz, R., Zainalabidin, Mad Nasir, & Chiew, R. (2017). Motives and Challenges of
F. C. (2010). Non-Muslims Small Businesses for Halal
Awareness of Halal Principles and Certification: The Case of Indonesia.
Related Food Products in Malaysia. World Journal of Social Sciences , 7
(1), 136-146.