Vol. 17. No. 1.
Juni 2023: 20 –26 ISSN : 1978-4562 e-ISSN : 2175-0100
https://doi.org/10.36873/aev.v17i1.8687
ANALISIS KETERBUKAAN TANAH HUTAN AKIBAT
KEGIATAN PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN
DI HUTAN ALAM PRODUKSI
Analysis of Forest Land Openness Due to Forest Opening Area Activities
in Natural Production Forest
Ajun Junaedi1*, I Nyoman Surasana1, Moh Rizal1, Gery Lineker Barus2
1)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
2)
Alumni Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
Jalan Yos Sudarso Tunjung Nyaho Palangka Raya 73111a
*
Corresponding author:
[email protected] ABSTRACT
The occurrence of forest opening areas in forest management activities is due to forest opening areas,
such as creating a network of forest roads (main roads, branch roads, skid roads), TPn, TPK, base
camps, and so on. This study aims to (a) calculate the density of the forest road network, including main
roads, branch roads, and skid roads; (b) calculate the percent of forest land openness due to forest
opening (creation of main roads, branch roads, skid roads, and TPn. The research location is at
IUPHHK-HA PT Bumimas Abadi Central Kalimantan. The results showed the density of the forest road
network ranged from 3.54 - 36.48 m/ha. The percentage of forest land openness due to forest opening
area activities (making main roads, branch roads, skid roads, and TPn) ranges from
0.42 - 10.21%. Skid roads have the highest density of forest road networks and percent of forest land
openness compared to main roads and branch roads.
Keywords: forest land openness, forest opening area, natural production forest
.
ABSTRAK
Terjadinya keterbukaan tanah hutan dalam kegiatan pengelolaan hutan, salah satunya disebabkan
kegiatan pembukaan wilayah hutan, seperti: pembuatan jaringan jalan hutan (jalan utama, jalan cabang,
jalan sarad), TPn, TPK, base camp dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan (a) menghitung
kerapatan jaringan jalan hutan, meliputi: jalan utama, jalan cabang dan jalan sarad; (b) menghitung persen
keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan pembukaan wilayah hutan (pembuatan jalan utama, jalan cabang,
jalan sarad dan TPn. Lokasi penelitian di IUPHHK-HA PT Bumimas Abadi Kalimantan Tengah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kerapatan jaringan jalan hutan berkisar 3,54 – 36,48 m/ha. Persen
keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan pembukaan wilayah hutan (pembuatan jalan utama, jalan cabang,
jalan sarad dan TPn) berkisar 0,42 – 10,21%. Jalan sarad memiliki kerapatan jaringan jalan hutan dan
persen keterbukaan tanah hutan yang paling tinggi dibandingkan dengan jalan utama dan jalan cabang.
Kata kunci : keterbukaan tanah hutan, pembukaan wilayah hutan, hutan alam produksi.
20
Ajun Junaedi, I Nyoman Surasana, Moh Rizal , Gery Lineker Barus Analisis Keterbukaan Tanah Hutan Akibat Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan Di
Hutan Alam Produksi
PENDAHULUAN kerapatan tegakan. Keterbukaan tanah hutan
Keterbukaan tanah hutan merupakan merupakan salah satu isu lingkungan yang sangat
hilangnya perlindungan permukaan tanah hutan penting dalam pengendalian dampak lingkungan
dari tajuk-tajuk pohon, semak belukar, tumbuhan (Kusumawardani, 2016).
bawah dan serasah yang menutupi tanah (Elias, Pierre (2010), keterbukaan tanah hutan
2012). Penyebab terjadinya keterbukaan tanah mengakibatkan kerusakan terhadap ekologi
hutan dalam kegiatan pengelolaan hutan alam lingkungan, seperti; terjadinya penurunan
diantaranya akibat kegiatan Pembukaan Wilayah intersepsi dan transpirasi dari tegakan pohon
Hutan (PWH), seperti: pembuatan jaringan jalan yang dapat meningkatkan aliran permukaan dan
hutan (jalan utama, jalan cabang, jaln sarad), peningkatan erosi tanah sehingga mengakibatkan
Tempat Penimbunan Kayu (TPK), Tempat terjadinya pencucian unsur hara tanah. Hal
Penumpukan Kayu Sementara (TPn), base camp tersebut dapat mengancam terhadap regenerasi
dan lain sebagainya. pertumbuhan vegetasi di hutan alam. Muhdi, et.
Berdasarkan sifat dan waktunya dalam al., (2012), aktifitas pemanenan kayu dan
pengelolaan hutan, keterbukaan tanah hutan di pembukaan wilayah hutan berdampak terhadap
hutan alam produksi dibedakan menjadi kerusakan yang tinggi pada tanah dan tegakan
keterbukaan tanah hutan bersifat sementara dan hutan sehingga dapat mempengaruhi regenerasi
permanen (Elias, 2012). Keterbukaan tanah hutan.
hutan bersifat sementara umumnya disebabkan Tujuan penelitian (a) menghitung
kegiatan penebangan, penyaradan, pembuatan kerapatan jaringan jalan hutan, meliputi: jalan
jalan sarad, areal bekas tebangan, TPn dan areal utama, jalan cabang dan jalan sarad; (b)
quari yang sifat penggunaannya tidak terlalu menghitung persen keterbukaan tanah hutan
lama atau < 5 tahun dan akan tertutup kembali akibat kegiatan pembuakaan wilayah hutan
oleh vegetasi hutan yang tumbuh di lantai hutan. (pembuatan jalan utama, jalan cabang, jalan
Sedangkan keterbukaan tanah hutan bersifat sarad, TPn.
permanen umumnya terjadi akibat kegiatan METODE PENELITIAN
pembangunan jaringan jalan hutan (jalan utama Penelitian dilaksanakan di IUPHHK-HA
dan jalan cabang), TPK, base camp yang sifat PT. Bumimas Permata Abadi Kalimantan
penggunaannya untuk jangka waktu yang lama Tengah. Secara administrasi pemerintahan
atau ≥ 5 tahun. Luas areal terbuka akibat berada di Kecamatan Kahayan Hulu Utara dan
kegiatan PWH sangat dipengaruhi oleh Kecamatan Tewah Kabupaten Gunung Mas serta
kerapatan jalan (m/ha) dan standar jalan hutan
Kecamatan Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas
terutama panjang dan lebar badan jalan. Provinsi Kalimantan Tengah. Waktu penelitian
Nasution (2009), kerusakan tegakan tinggal dan dilaksanakan pada bulan Febuari-Maret 2019.
keterbukaan tanah hutan dipengaruhi oleh
21
Vol. 17. No. 1. Juni 2023: 20 –26 ISSN : 1978-4562 e-ISSN : 2175-0100
https://doi.org/10.36873/aev.v17i1.8687
Objek dari penelitian ini meliputi : areal
hutan terbuka akibat kegiatan pembukaan
wilayah hutan, seperti: jaringan jalan hutan
(jalan utama, jalan cabang, jalan sarad) dan TPn
pada blok RKT (Rencana Kerja Tahunan) Tahun
- Persen keterbukaan tanah hutan akibat
2018 IUPHHK-HA PT. Bumimas Permata Abadi
pembuatan jalan sarad dihitung dengan rumus
seluas 611 ha. Sedangkan alat dan bahan yang
Elias (2012):
digunakan terdiri dari: Global Position System
(GPS), kompas suunto, meteran, tally sheet, alat
tulis menulis, peta jaringan jalan dan peta RKT
Tahun 2018 dengan skala 1: 25.000.
Prosedur Pengambilan Data - Persen keterbukaan tanah hutan akibat
A. Kerapatan Jaringan Jalan Hutan pembuatan TPn dihitung dengan rumus Elias
Kerapatan jaringan jalan hutan merupakan (2012):
rasio antara panjang jaringan jalan hutan (jalan
utama, jalan cabang, jalan sarad) dengan areal
hutan yang terlayani. Pengukuran kerapatan
jaringan jalan hutan dengan metode tracking
menggunakan GPS dan dihitung dengan rumus
Elias (2012):
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jaringan jalan hutan merupakan segmen
yang sambung menyambung satu sama lain
sehingga membentuk suatu jaringan jalan. Pola
jaringan jalan yang ideal merupakan pola
B. Persen Keterbukaan Akibat Pembukaan jaringan jalan yang membuka wilayah hutan
Wilayah Hutan secara merata sehingga dapat diakses dengan
Perhitungan persen keterbukaan tanah hutan cepat dan mudah. Salah satu parameter yang
akibat PWH meliputi: persen keterbukaan tanah penting untuk diketahui dalam perhitungan
hutan akibat pembuatan jalan hutan (jalan utama keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan
dan jalan cabang), jalan sarad dan TPn. pembukaan wilayah hutan adalah kerapatan
Persen keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan jaringan jalan hutan. Parameter kerapatan
pembuatan jaringan jalan hutan dihitung dengan jaringan jalan hutan merupakan rasio rata-rata
rumus Elias (2012):
22
Ajun Junaedi, I Nyoman Surasana, Moh Rizal , Gery Lineker Barus Analisis Keterbukaan Tanah Hutan Akibat Kegiatan Pembukaan
Wilayah Hutan Di Hutan Alam Produksi
panjang jaringan jalan hutan dengan luas hutan dinyatakan dalam kerapatan jaringan jalan hutan
yang terlayani dengan satuan meter per hektar yang meliputi: kerapatan jalan utama, jalan
(Elias, 2012). Kerapatan jaringan jalan hutan cabang dan jalan sarad. Lebih lanjut, intensitas
yang dihitung dalam penelitian ini meliputi: PWH dalam mewujudkan pemenuhan prasyarat-
kerapatan jaringan jalan utama, jalan cabang dan prasyarat pengelolaan hutan lestari di Indonesia
jalan sarad. Berikut data hasil perhitungan digolongkan menjadi 3 kategori, seperti yang
kerapatan jaringan jalan di IUPHHK-HA PT terlihat pada Tabel 2.
Bumimas Permata Abadi di Blok RKT (Rencana Tabel 2. Kategori Intensitas PWH berdasarkan
Kerja Tahunan) tahun 2018, seperti pada Tabel Kerapatan Jaringan Jalan
1.
Tabel 1. Kerapatan Jaringan Jalan Hutan di
IUPHHK-HA PT Bumimas Abadi di
Blok RKT Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 2 di atas, kerapatan
Data Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jaringan jalan utama di lokasi penelitian
jaringan jalan utama memiliki kerapatan jaringan termasuk dalam kategori intensitas PWH rendah,
jalan hutan paling rendah, sedangkan kerapatan sedangkan untuk kerapatan jaringan jalan cabang
jalan paling tinggi terdapat pada jaringan jalan dan jalan sarad masing-masing termasuk dalam
sarad. Kerapatan jaringan jalan hutan kategori sedang dan tinggi. Intensitas PWH
dipengaruhi panjang jalan hutan yang dibuat dan dalam pengelolaan hutan di Indonesia pada
luas areal hutan yang dilayani. Semakin pendek umumnya termasuk dalam kategori rendah
jaringan jalan hutan yang dibuat dan areal hutan sampai sedang (Elias, 2012). Elias (2008),
yang terlayani semakin luas maka kerapatan besaran kerapatan jaringan jalan hutan yang
jaringan jalan hutan akan semakin rendah. umum digunakan di hutan tropika berkisar 10-15
Begitu juga sebaliknya. Jaringan jalan utama, m/ha dan menurut Forestry Agreement (FAO)
jalan cabang dan jalad sarad yang dibuat untuk dalam Dulsalam (1997), persyaratan besaran
melayani areal hutan seluas 611 ha di blok RKT kerapatan jaringan jalan hutan minimal 3 m/ha.
IUPHHK-HA PT Bumimas Abadi tahun 2018 Beberapa hasil penelitian pengukuran kerapatan
masing-masing sepanjang 2.162,3 m, jalan jaringan jalan hutan di IUUPHHK-HA di
cabang 11.706,5 m dan jalan sarad 22.309,5 m. Indonesia seperti pada Tabel 3.
Elias (2012), intensitas Pembukaan Tabel 3. Kerapatan Jaringan Jalan Hutan di
Wilayah Hutan (PWH) pada umumnya Beberapa Lokasi Penelitian di Indonesia
23
Vol. 17. No. 1. Juni 2023: 20 –26 ISSN : 1978-4562 e-ISSN : 2175-0100
https://doi.org/10.36873/aev.v17i1.8687
pembuatan jaringan jalan hutan (jalan utama,
jalan cabang, jalan sarad) dan TPn. Data persen
keterbukaan tanah hutan akibat pembuatan
jaringan jalan hutan, penyaradan dan TPn
seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Persen Keterbukaan Tanah Hutan
Akibat Kegiatan PWH
Berdasarkan data Tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa kerapatan jaringan jalan
Persen keterbukaan tanah hutan akibat
utama hasil penelitian ini paling rendah
kegiatan PWH di lokasi penelitian berkisar dari
dibandingkan di IUHHK-HA lainnya. Namun
0,42 - 10,21% dengan total luas sebesar 15,27 ha
untuk kerapatan jaringan jalan cabang dan jalan
(Tabel 4). Pembuatan jaringan jalan sarad
saradnya paling tinggi. Dulsalam (1997),
memberikan kontribusi terbesar terhadap
beberapa faktor yang mempengaruhi besaran
keterbukaan tanah hutan pada kegiatan PWH,
kerapatan jalan diantaranya : intensitas
sedangkan pembuatan jaringan jalan utama
penebangan, topografi lapangan, potensi
memiliki kontribusi paling kecil dibandingkan
produksi, biaya pembuatan jalan hutan dan tipe
kegiatan PWH lainnya. Beberapa hasil penelitian
hutan. Lebih lanjut Dulsalam (1994), besaran
pengukuran keterbukaan tanah hutan di
tingkat kerapatan jaringan jalan hutan
IUPHHK-HA di Indonesia dapat dilihat pada
menentukan banyaknya hasil hutan kayu yang
Tabel 5.
akan diangkut, semakin besar tingkat kerapatan
Tabel 5. Keterbukaan Tanah Hutan di Beberapa
jaringan jalan hutan maka akan semakin kecil
Lokasi Penelitian di Indonesia
hasil hutan kayu yang dapat diangkut melalui
jalan tersebut.
Keterbukaan Tanah Hutan
Elias (2012), keterbukaan tanah hutan
adalah hilangnya perlindungan permukaan tanah
dari tajuk-tajuk pohon, semak belukar, tumbuhan
bawah dan serasah yang menutupi tanah.
Analisis keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan
PWH dalam penelitian ini meliputi kegiatan
24
Ajun Junaedi, I Nyoman Surasana, Moh Rizal , Gery Lineker Barus Analisis Keterbukaan Tanah Hutan Akibat Kegiatan Pembukaan
Wilayah Hutan Di Hutan Alam Produksi
paling tinggi dibandingkan dengan jalan utama
dan jalan cabang.
Saran
Pembuatan jaringan jalan sarad dalam
penelitian ini memiliki kerapatan jalan hutan dan
persen keterbukaan tanah hutan yang paling
tinggi sehingga perlu ada efisiensi dan
penekanan dalam pembuatan jaringan jalan
sarad. Selain itu diperlukan penelitian terkait
Tabel 5 di atas menunjukkan persen keterbukaan dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan PWH
tanah hutan akibat pembuatan jaringan jalan terhadap tanah, vegetasi tegakan tinggal dan
utama dan jalan cabang hasil penelitian ini erosi.
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan
REFERENCE
perusahaan IUPHHK-HA PT Indexim Utama dan
PT Inhutani I UMH. Namun lebih tinggi Dulsalam. 1997. Hubungan Kerapatan Jalan
Hutan dengan Intensitas Peungutan Kayu.
dibandingkan di IUPHHK-HA PT Sindo Lumber. Buletin Penelitian Hasil Hutan Volume:
Sedangkan untuk keterbukaan tanah hutan yang 15 No. 3: 200-211.
disebabkan pembuatan jaringan jalan sarad dan Elias. 2008. Pembukaan Wilayah Hutan. Edisi I.
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
TPn cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
Bogor.
IUPHHK-HA lainnya. Junaedi et. al. (2021),
Elias. 2012. Pembukaan Wilayah Hutan. Edisi II.
persen keterbukaan tanah hutan akibat kegiatan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
PWH dipengaruhi kerapatan dan luas jaringan Bogor.
jalan hutan, jumlah dan luas TPn serta luas areal Hanadar, A. 2013. Luas Kerusakan pada areal
Jalan Sarad IUPHHK-HA PT.
produktif. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten
KESIMPULAN DAN SARAN Teluk Bintuni. Skripsi. Fakultas
Kehutanan Universitas Negeri Papua.
Kesimpulan
Kerapatan jaringan jalan hutan di Manokwari
IUPHHK-HA PT Bumimas Abadi pada areal Istiqomah, M. 2011. Kualitas PebukaanWilayah
Hutan pada Pengelolaan Hutan Alam
blok tebangan RKT tahun 2018 berkisar 3,54 – Produksi Lestari di PT Inhutani I Unit
36,48 m/ha. Sedangkan persen keterbukaan Manajemen Hutan Sambarata, Berau,
Kalimantan Timur. Skripsi. Departemen
tanah hutan akibat kegiatan pembukaan wilayah
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan.
hutan (pembuatan jalan utama, jalan cabang, Institut Pertanian Bogor.
jalan sarad dan TPn) berkisar 0,42 – 10,21%. Kusumawardani, Y. 2016. Keterbukaan Areal
Jalan sarad memiliki kerapatan jaringan jalan Hutan Akibat Penebangan dan Penyaradan
di IUPHHK-HA PT. Intertropic Aditama
hutan dan persen keterbukaan tanah hutan yang Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi.
25
Vol. 17. No. 1. Juni 2023: 20 –26 ISSN : 1978-4562 e-ISSN : 2175-0100
https://doi.org/10.36873/aev.v17i1.8687
Departemen Manajemen Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Junaedi, A., Surasana, N. I., Rizal, M., &
Waruwu, S. D. T. S. 2021. Karakteristik
Jaringan Jalan dan Keterbukaan Tanah
Hutan Akibat Kegiatan Pembukaan
Wilayah Hutan (Studi Kasus di
IUPHHK-HA PT Sindo Lumber
Kalimantan Tengah). Jurnal Hutan
Tropika Volume: 16 No. 2: 196-204.
Nasution, A. K. 2009. Keterbukaan Areal dan
Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat
Kegiatan Penebangan dan Penyaradan.
(Studi Kasus di PT. Austral Byna,
Kalimantan Tengah). Skripsi.
Departemen Hasil Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Pierre, B. 2010. A Land Degradation Assessment
and Mapping Method. A Standard
Guideline Proposal. Les Dossiers
Thématiques du CSFD. 8 November
2010. CSFD/Agropolis International,
Montpellier, FranceL: 52.
Wienarta, W. W. 2004. Magang Supervisor
Pembukaan Wilayah Hutan di HPH PT
Intracawood Manufacturing Kalimantan
Timur. Skripsi. Departemen Teknologi
Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor.
Yana et al, 2019. Peran Tour Agency
Orangutan journey dalam
peningkatan kunjungan wisatawan
di Taman Nasional Tanjung Putting
Kab. Kotawaringin barat. Magenta,
Vol. 7, No. 1, September 2018, Hal.
35-42.
26