Ssafdsgdhfgjkhtjyfhgbcv

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.

3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

HUBUNGAN PEMBERIAN NUTRISI DAN SANITASI LINGKUNGAN


TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Pagdya Haninda Nusantri Rusdi1*, Sylvi Nezi Azwita2


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
*email korespondensi : [email protected]
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Muhmmadiyah Sumatera Barat

Submitted: 21-09-2021, Reviewer: 29-10-2021, Accepted: 05-11-2021

ABSTRACT
Stunting is one of the nutritional status problems in toddlers which is described as a form of growth
failure due to poor nutrition and health during the prenatal and postnatal periods. Stunting appears
as a result of malnutrition that has accumulated over a long period of time so that its physical
manifestations will be more visible at the age of 24-59 months. This study aims to determine the
relationship between parenting and the incidence of stunting in toddlers in the working area of the
Suliki Kanagarian Public Health Center Tanjung Bungo, Lima Puluh Kota Regency. The design of
this research is quantitative analytic observational, with a cross sectional research design. The
population in this study were mothers of children under five at the Suliki Health Center, Kanagarian
Tanjung Bungo, Lima Puluh Kota Regency. Sampling using the Consecutive Sampling technique as
many as 100 people. The results of the bivariate analysis obtained p-value = 0.001 which indicates
that there is a significant relationship between feeding habits and the incidence of stunting under five,
and p-value = 0.002 which indicates that there is a significant relationship between environmental
sanitation. The conclusion of this study is that parenting in the family in the form of feeding and
environmental sanitation is associated with stunting in toddlers.

Keyword : Nutrition, Sanitation, Environment, Stunting

ABSTRAK
Stunting merupakan salah satu permasalahan status gizi pada balita yang digambarkan sebagai bentuk
kegagalan pertumbuhan akibat gizi buruk dan kesehatan selama periode prenatal dan postnatal.
Stunting muncul sebagai akibat dari keadaan kekurangan gizi yang terakumulasi dalam waktu yang
cukup lama sehingga akan lebih terlihat manifestnya secara fisik di usia 24 – 59 bulan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja
puskesmas Suliki Kanagarian Tanjung Bungo Kabupaten Lima Puluh Kota. Desain penelitian ini
adalah kuantitatif analitik observasional, dengan desain Penelitian cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu balita di Puskesmas Suliki Kanagarian Tanjung Bungo Kabupaten Lima
Puluh Kota. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling sebanyak 100 orang.
Hasil analisis bivariate diperoleh p-value = 0,001 yang menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kebiasaan pemberian makan dengan kejadian stunting balita, p-value = 0,002 yang
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting
balita. Kesimpulan penelitian ini adalah pola asuh dalam keluarga yang berupa pemberian makanan
dan sanitasi lingkungan berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.

Kata kunci : Nutrisi, Sanitasi, Lingkungan, Stunting

PENDAHULUAN kurang atau gizi buruk disebut dengan


Salah satu masalah pada balita stunting. Stunting terjadi akibat kurangnya
yang menggambarkan salah satu bentuk gizi dalam waku yang cukup lama
dari kegagalan dari tumbuh akibat gizi sehingga akan berdampak pada fisik balita
731
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

yang biasanya pada usia 12-59 bulan. tua pada balita sangat berpengaruh dalam
Stunting dapat menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan
proses perkembangan anak dari usia awal balita. Jika adanya gangguan pada pola
konsepsi sampai tahun keempat pengasuhan pada balita, maka dapat
kehidupan, yang pada dasrnya tahun mempengaruhi satatus gizi balitanya.
tersebut adalah tahun penting yang Asupan gizi yang tidak maksimal dapat
menjadi penentu perumbuhan dan menyebabkan gangguan perumbuhan dan
perkembangan anak, salah stu contohnya perkembangan otak yang dapat
adalah terhadap tingkat mengakibatkan terhambatnya tingkat
kecerdasannya.(Anggraini and Rusdi, kecerdasan anak. Jadi salah satu upaya
2020) agar angka kejadian stunting ini dapat
Prevalensi stunting di Indonesia menurun bisa dilakukan penerapan pola
(Riskesdas, 2013) didapatkan angka asuh yang baik oleh orang tua.
kejadian stunting pada tahun 2013 sebesar Kebutuhan asuh yang harus
37,2%. Sementara pada tahun 2010, dipenuhi oleh orang tua untuk balitanya
prevalensi stuning di Indonesia sebesar meliputi pemenuhan nutrisi cukup dan
35,6%. Artinya, angka kejadian di seimbang sesuai usianya, Rangsangan
Indonesia mengalami peningkatan dari psikososial, sanitasi lingkungan, personal
tahun sbelumnya yaitu sekitar 1,6%. hygiene dan lingkungan serta pemanfaatan
Tahun 2018 (Riskesdas, 2018) prevalensi pelayanan kesehatan.
stunting mengalami penurunan menjadi Tujuan dari penelitian ini yaitu
30,8%. Namun jika dilihat dari data WHO, untuk mengetahui hubungan nutrisi dan
angkakejadian di Indonesia masih sanitasi lingkungan terhadap kejadian
tergolong tinggi dikarenakan persentase stunting balita.
WHO seharusnya kurang dari 20%.
Provinsi Sumatera Barat METODE PENELITIAN
menduduki peringkat ke-17 dari 34 Jenis penelitian yang digunakan
Provinsi yang mengalami stunting dengan dalam penelitian ini adalah Cross
prevalensi balita (usia 24 – 59 bulan) Sectional dengan pendekatan kuantitatif.
stunting sebesar 36,2% lebih tinggi dari Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah
prevalensi nasional yaitu 30,8%. Kerja Puskesmas Suliki Kanagarian
Kabupaten Lima Puluh Kota Tanjung Bungo Kabupaten Lima Puluh
merupakan salah satu Kabupaten / Kota di Kota. Sampel dipilih menggunakan
Sumetra Barat dengan prevalensi stunting consecutive sampling dengan jumlah
tinggi. Nagari Tanjung Bungo di sampel sebanyak 100 orang ibu balita.
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Data yang terkumpul akan diolah
Nagari Binaan Fakultas Kesehatan menggunakan uji Chi-Square
Universitas Muhammadiyah Sumatera menggunakan SPSS.
Barat Tahun 2021 yang merupakan salah
satu Nagari di 100 Kabupaten / Kota di HASIL PENELITIAN
Sumatera Barat yang ditetapkan sebagai Analisa Univariat
lokus prioritas I penanganan stunting di Karakteristik Ibu Balita
Kabupaten, sebagai tindak lanjut Sebagian besar responden adalah ibu
ditetapkannya Kabupaten Lima Puluh Kota berusia kurang dari 35 tahun yaitu 72
sebagai Lokus Penanganan Stunting tahun responden. Sebagian besar ibu memiliki
2020. pendidikan dibawah Sekolah Menengah
Angka kejadian sunting akan Atas sebanyak 57 responden dan sebagian
meningkat apabila penyebab dari stunting besar merupakan ibu rumah tangga
tidak diperhatikan. Pola asuh dari orang sebanyak 69 responden.
732
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

Berdasarkan hasil pengukuran dalam


Tabel 1. Karakteriatik Ibu Balita penelitian, balita yang megalami stunting
Berdasarkan Umur, Pendidikan dan di kanagarian Tanjung Bungo Kabupaten
Pekerjaan Lima Puluh Kota dengan hasil
pengukuran tinggi badan per umur dengan
Karakteristik n % Z-score < -2 SD yaitu sebanyak 7 orang
(7%).
Umur Ibu
< 35 Tahun 72 72,0 Pola Asuh
> 35 Tahun 28 28,0
Pendidikan Ibu Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola Asuh
< SMA 57 57,0
> SMA 43 43,0
Pekerjaan Ibu Variabel n %
Ibu Bekerja 31 31,0 Pemberian Makan
Ibu Rumah Tangga 69 69,0 Balita 14 14,0
- Kurang Baik 86 86,0
- Baik
Karakteristik Balita Sanitasi Lingkungan
- Kurang Baik 16 16,0
Tabel 2. Karakteristik Balita - Baik 84 84,0
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian menunjukan
Karakteristik n % responden yang melakukan kebiasaan
pemberian makan balita dengan baik yaitu
Umur Balita sebanyak 86 responden (86%) dan
12 – 23 bulan 24 24,0 sebagian besar responden sudah
24 – 35 bulan 36 36,0 melakukan sanitasi lingkungan yang baik
36 – 47 bulan 19 19,0 sebanyak 84 responden (84%).
48 – 59 bulan 21 21,0
Jenis Kelamin Analisa Bivariat
Laki-laki 53 53,0 Hubungan Nutrisi dengan Kejadian
Perempuan 47 47,0 Stunting Balita
Sebagian besar balita ada pada Tabel 5. Hubungan Nutrisi dengan
kategori umur 24 – 35 bulan (36%) dan Kejadian Stunting Balita
berjenis kelamin laki-laki (53%). Kejadian Stunting
Total p-
Nutrisi Stunting Normal value
n % n % n %
Kejadian Stunting Kurang Baik 6 42,8 8 57,2 14 100
0,001
Baik 1 1,2 85 98,8 86 100
10
Jumlah 7 7,0 93 93,0 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian 0
Stunting Balita
Hasil penelitian menunjukan, dari
Kejadian Stunting n % seluruh responden yang melakukan
kebiasaan pemberian nutrisi balita yang
Stunting 7 7,0 kurang baik terhadap balitanya sebagian
Normal 93 93,0 besar memiliki balita stunting yaitu
Jumlah 100 100 sebesar 42,8%. Sedangkan dari seluruh
responden dengan kebiasaan pemberian
nutrisi yang baik, yang memiliki balita
733
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

stunting hanya sebesar 1,2%. Berdasarkan Misnaniarti, 2020) yang menyebutkan


analisis bivariate diperoleh p-value = bahwa kejadian stuntingdidapatkan 29%.
0,001 (p<0,05), yang menunjukan bahwa Penelitian diatas dapat
ada hubungan yang signifikan antara menggambarkan bahwa masih tingginya
kebiasaan pemberian nurisi dengan angka kejadian stunting di Indonesia dan
kejadian stunting balita. masih terus dilakukan upaya untuk
melakukan penurunan terhadap angka
Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan kejadian sunting. Ini juga sejalan dengan
Kejadian Stunting Balita upaya pemerintah untuk menyelesaikan
maslah stunting sebagai permasalahan
Tabel 6. Hubungan Sanitasi utama gizi dimana Indonesia menduduki
Lingkungan dengan Kejadian Stunting peringkat kelima tertinggi didunia.
Balita Kejadian stunting akan meningkat
Kebersihan
Kejadian Stunting
Total apabila faktor resiko penyebab dari sunting
Stunting Normal p-value
/ Hygiene
n % n % n %
tidak diperhatikan. Pola asah, asih dan
Kurang
2 12,5 14 87,5 16 100
asuh pada balita sangat penting dalam
Baik 0,002
Baik
5 5,9 79 94,1 84 100 proses tumbuh kembang balita. Jika
Jumlah 7 7,0 93 93,0 100 100 adanya gangguan pada pola pengasuhan
pada balita, maka akan mengakibakan
Hasil penelitian menunjukan, dari gangguan gizi terhadap anaknya. (Asih et
seluruh responden yang melakukan pola al., 2010)
sanitasi lingkungan yang kurang baik
terhadap balitanya sebagian besar memiliki Pemberian Makanan Balita
balita stunting yaitu sebesar 12,5%. Dari hasil penelitian, sebagian besar
Sedangkan dari seluruh responden dengan responden melakukan pemberian makanan
melakukan pola kebersihan yang baik, balita dengan baik pada balitanya yaitu
yang memiliki balita stunting hanya sebesar 86%.. Pemberian makanan berupa
sebesar 5,9%. Berdasarkan analisis bivariat asi ekslusif dilakukan atas dasar ibu paham
diperoleh p-value = 0,002 (p<0,05), yang tentang manfaat dari pemberian asi
menunjukan bahwa ada hubungan yang ekslusif.
signifikan antara sanitasi lingkungan Penelitian lain yang dilakukan oleh
dengan kejadian stunting balita. (Bella, Fajar and Misnaniarti, 2020)
menunjukan hasil bahwa sebagian besar
PEMBAHASAN ibu memberikan makanan balita yang baik
Kejadian Stunting Balita yaitu sebesar 81%. Sedangkan penelitian
Berdasarkan hasil pengukuran lain yang dilakukan oleh (Maria and
berdasarkan tinggi badan menurut umur Adriani, 2009) menunjukan hasil bahwa
yang telah didapatkan dalam penelitian, ibu balita yang memberikan makanan
balita yang memiliki tinggi badan normal balita secara baik yaitu sebesar 57,3%.
yaitu sebesar 93% dan memiliki tinggi Penelitian lain oleh (Haerunisa, Taftazani
badan megalami stunting yaitu sebanyak and Apsari, 2015)juga mengatakan bahwa
7%. Hal ini menunjukan bahwa prevalensi praktek pemberian makanan balita
stunting di kanagarian Tanjung Bugo dikategori baik didapatkan hasil 81,2%.
Kabupaten Lima Puluh Kota lebih rendah Berdasarkan hasil analisis bivariate
bila dibandingkan dengan prevalensi dalam peelitian yang telah dilakukan
stunting sumatera barat 36,2% dan menunjukan bahwa ada hubungan yang
nasional yaitu 35,3%. Hal ini sejalan signifikan antara kebiasaan pemberian
dengan penelitian oleh (Bella, Fajar and makan dengan kejadian stunting balita di
kanagarian Tanjung Bungo Kabupaten
734
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

Lima Puluh Kota. Hal ini sejalan dengan SIMPULAN


penelitian yang dialkukan oleh (Bella, Pola asuh dalam keluarga yang
Fajar and Misnaniarti, 2020) yang berupa pemberian makanan dan sanitasi
menyimulkan bahwa adanya hubungan lingkungan berhubungan dengan kejadian
yang signifikan antara kebiasaan stunting pada balita.
pemberian makanan dengan kejadian
stunting.
Memberikan makanan dengan cara UCAPAN TERIMAKASIH
yang baik dan sehat dengan mengatur porsi Pada kesempatan ini perkenankan
yang dihabiskan akan meningkatkan status penulis mengucapkan terima kasih sebesar
gizi anak. Makanan yang baik untuk bayi besarnya kepada Bapak Bupati Lima Puluh
dan balita harus memenuhi syarat-syarat Kota, Dr. Riki Saputra, MA selaku Rektor
kecukupan energi dan zat gizi sesuai umur, Universitas Muhammadiyah Sumatera
pola menu seimbang dengan bahan Barat, Bapak Wali Nagari Tanjung Bungo,
makanan yang tersedia, kebiasaan dan Dinas Kesehatan Lima Puluh Kota serta
selera makan anak, bentuk dan porsi seluruh responden yang telah berpartisipasi
makanan yang disesuaikan pada kondisi dalam penelitian ini dan seluruh pihak
anak dan memperhatikan kebersihan yang telah membantu sehingga penelitian
perorangan dan lingkungan. ini selesai.

Sanitasi Lingkungan REFERENSI


Dari hasil penelitian didapatkan Anggraini, Yuliza., Rusdi, Pagdya
sebagian besar responden memiliki pola Haninda Nusantri. 2019. Faktor yang
sanitasi lingkungan dalam kategori baik Berhubungan dengan Stunting pada
yaitu 84%. Hasil analisis bivariat Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
didapatkan bahwa menunjukan bahwa ada Air Bangis Kabupaten Pasaman
hubungan yang signifikan antara sanitasi Barat. Jurnal Riset Kebidanan
lingkungan dengan kejadian stunting Indonesia. Vol.3, No.2 : 69-73.
balita. Arfines PP., Puspiasari, FD. 2017.
Kebersihan lingkungan berkaitan Hubungan Stunting dengan Prestasi
dengan penyakit saluran pernafasan, Belajar Anak Sekolah Dasar di
pencernaan dan penyakit infeksi lainnya. Daerah Kumuh Kotamadya Jakarta
Kebersihan tubuh, makanan dan Pusat. Buletein Penelitian
lingkungan berperan besar dalam Kesehatan. Vol45, No.1 : 45-52
pemeliharaan kesehatan yang akan B, Lusiana El Sina., Insani, Aldina
mencegah penyakit-penyakit infeksi Ayunda., Yulizawai. 2018.
sebagai faktor penyebab turunnya status Hubungan Pemenuhan Kebuuhan
gizi anak. Praktek kebersihan diri anak Dasar Bayi Dalam Pemberian ASI
mempengaruhi pertumbuhan linier anak Terhadap Perkembangan Bayi.
melalui peningkatan kerawanan Jurnal Tunas tunas Riset
terjangkitnya penyakit infeksi. Kesehatan. Vol.8, No. 2
Kebersihan saniasi lingkungan Bella, Febriani Dwi. 2019. Hubungan Pola
sangat berpengaruh sekali terhadap kondisi Asuh dengan Kejadian Stunting
kesehatan anak terutama kondisi balita. Balita dari Keluarga Miskin di Kota
Jika dilihat dari beberapa referensi yang Palembang. Jurnal Gizi Indonesia
sudah ada memang terlihat sekali (The Indonesian Journal of
kebersihan dari lingkungan tempat tinggal Nutrition). Vol.8, No.1 : 31-39
maupun sekitar anak balita dan keluarga Haerunisa, Dian., Tafzani, Budi
berpengaruh kepada kesehatan anak. Muhammad., Apsari, Nurliana Cipta.
735
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 731-736 Jurnal Human Care

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Skripsi. Universitas Lampung


oleh Pani Sosial Asuhan Anak Bandar Lampung.
(PSAA). Prosidding KS : Riset & Tri, Supartini., Lestari, Lilis., Winarianti.
PKM. Vol.2, No.1. Hal. 1-146. ISSN 2019. Hubungan Pemenuhan
: 2442-4480. Kebutuhan Asuh Ibu Terhadap
Kurniawati, T. 2017. Langkah-langkah Status Stunting Pada Balita Usia 1-5
Penentuan Sebab Terjadinya Tahun di Puskesmas X Kabupaten
Stunting pada Anak. Pedagogi. 2017. Kubu Raya. Jurnal Fakultas
Vol.3, No.1 : 58-69 Kedokteran Universias Tanjungpura.
Maria, Fitria Nur., Adriani, Merryana. Werdiningsih, Ayu Thabita Agustus.,
Hubungan Pola Asuh, Asih dan Asah Astarani, Kili. 2012. Peran Ibu
dengan Tumbuh Kembang Balita dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Usia 1-3 Tahun. (Hal. 25-29) Anak Terhadap Perkembangan Anak
Munir, Zainal., Yulisyowati., Virana, Usia Prasekolah. Jurnal Sikes RS
Helpy. 2019. Hubungan Pola Asuh Baptis Kediri. Vol.5, No.1
Orang Tua dalam Menstimulasi Wijirahayu, Ani., Krisnatuti, Diah.,
Perkembangan Motorik Kasar dan Muflikhati, Istiqlaliyah. 2016.
Halus usia Pra Sekolah. Jurnal Kelekatan Ibu-Anak, Pertumbuhan
Keperawatan Profesional (JKP). Anak, dan Perkembangan Sosial
Vol.7, No.1 Emosi Anak Usia Prasekolah.
Rachmawati, Praba Diyan., Ranuh, IGM JurnalIlmiah Kel. & Kons. Vol.9,
Reza Gunadi., Arief, Yuni Sufyanti. No.3. ISSN : 1907-6037
Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Yuniarti, Sri., Andriyani. 2017. Hubungan
Kebutuhan Asah, Asih dan Asuh Pola Asuh Orang Tua dengan
Anak dengan Leukimia. Jurnal Perkembangan Anak Prasekolah di
Universitas Airlangga Mulyorejo R.A Almardiyah Rajamandala Bulan
Unair Surabaya. Juli 2016. Prossiding Seminar
Setiawati, Yeni. 2016. Hubungan Pola Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Asuh Orang Tua dengan Teknologi. Jenderal Achmad Yani
Perkembangan Anak Usia 2-4 tahun. (SNIJA) 2017. ISBN : 978-602-429-
Jurnal Oksitosin Kebidanan. Vol.III, 130-3.
No.1: 41-47
Simanulang, Ronny. 2019. Kapabilitas
Program Asah, Asih dan Asuh dalam
Penanggulangan Stunting untuk
Mewujudkan Sustainable
Development Goals.

736

You might also like