55-Article Text-114-1-10-20231226
55-Article Text-114-1-10-20231226
55-Article Text-114-1-10-20231226
ABSTRACT
Hypertension in Indonesia is the number 3 (three) cause of death, after stroke and tuberculosis.
Hypertension is more dominated by the elderly. Management for hypertension can be non-
pharmacological with deep breath relaxation techniques. Uncontrolled hypertension will lead to further
complications such as heart disease, kidney failure and stroke. The purpose of the study was to determine
the effect of deep breath relaxation techniques on lowering blood pressure in patients with hypertension
in the Pariaman Health Center working area. This research is quantitative, experimental research type.
The research was conducted at the Pariaman Health Center in 12 June to 14 June 2023. The sample in
this study were 20 elderly people with hypertension. The results of the study found that the average blood
pressure of patients before being given the deep breath relaxation technique was 150.95 / 86.20 mmHg.
The average blood pressure of patients after being given deep breath relaxation techniques is 145.40 /
80.70 mmHg. There is an effect of deep breath relaxation techniques on lowering blood pressure in
hypertensive patients in the Pariaman Health Center work area with a p value of 0.000. In addition to
applying pharmacological therapy to patients with hypertension, it is recommended that the health
center, especially doctors, be able to provide advice to outpatients with hypertension who visit in order to
carry out non-pharmacological therapy in the form of deep breath relaxation techniques as an additional
therapy to lower blood pressure.
Keywords : Hypertension, Deep Breath Relaxation
ABSTRAK
Hipertensi di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga), setelah stroke dan tuberkulosis.
Hipertensi lebih didominasi oleh kalangan usia lanjut. Tata laksana untuk hipertensi bisa secara non
farmakologis dengan teknik relaksasi nafas dalam. Hipertensi yang tidak terkendali akan mengakibatkan
komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung, gagal ginjal hingga stroke. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pariaman. Penelitian ini adalah kuantitatif, jenis
penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pariaman pada tanggal 12 Juni sampai 14 Juni
tahun 2023. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi sebanyak 20 orang. Hasil dari
penelitian ditemukan bahwa rata-rata tekanan darah pasien sebelum diberikan teknik relaksasi nafas
dalam adalah 150,95 / 86,20 mmHg. Rata-rata tekanan darah pasien setelah diberikan teknik relaksasi
nafas dalam adalah 145,40 / 80,70 mmHg. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pariaman dengan p value
0,000. Selain menerapkan terapi farmakologi terhadap pasien dengan hipertensi, disarankan pihak
puskesmas terutama para dokter untuk dapat memberikan saran terhadap pasien rawat jalan dengan
hipertensi yang berkunjung supaya melakukan terapi non farmakologi berupa teknik relaksasi nafas
dalam sebagai terapi tambahan untuk menurunkan tekanan darah
Kata Kunci : Hipertensi, Relaksasi Nafas Dalam
PENDAHULUAN Dari data Dinas Kesehatan Kota
Menurut WHO dan The Pariaman, total capaian angka penderita
International Society of Hypertension hipertensi tahun 2022 yakni sebanyak
(ISH), saat ini terdapat 600 juta 8.326 (52.81%). Sebanyak tujuh
penderita hipertensi diseluruh dunia dan puskesmas yang berada dibawah
3 juta diantaranya meninggal akibat lingkungan kerja Dinkes Kota Pariaman
komplikasi(WHO,2018). Hipertensi di puskesmas dengan penderita hipertensi
Indonesia merupakan penyebab tertinggi adalah Puskesmas Pariaman
kematian nomor 3 (tiga), setelah stroke dengan jumlah penderita Hipertensi
dan tuberkulosis. Jumlahnya mencapai sebanyak 2.948, Puskesmas Kurai Taji
6,8 persen dari proporsi penyebab 1.942 orang, Puskesmas Naras 1.334
kematian pada semua umur di orang, Puskesmas Marunggi 919 orang,
Indonesia. Prevalensi hipertensi di Puskesmas Air Santok 749 orang,
Indonesia sebesar 30%, dengan Puskesmas Kampung Baru Padusunan
komplikasi penyakit kardiovaskuler 734 orang dan Puskesmas Sikapak 150
lebih banyak terjadi pada perempuan orang. Puskesmas Pariaman terdiri dari
(36.9%) dibandingkan pada laki-laki 22 desa/kelurahan, dengan total angka
(31.3%). Jumlah tersebut akan terus penderita hipertensi sebanyak 2.948
tinggi mengingat hipertensi merupakan orang dan penderita hipertensi tertinggi
faktor utama penyebab penyakit yakni Desa Pauh Barat sebanyak 99
kardiovaskuler (Riskesdas, 2018). orang.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Hipertensi merupakan penyakit
Sumbar tahun 2020, enam yang saat ini sangat sering didengar dan
kabupaten/kota yang tertinggi angka mudah ditemukan di sekitar kita. Selain
penderita hipertensinya adalah Kota penyakit berbahaya, penyakit ini dapat
Bukittinggi (40,6 persen), Kota Padang mematikan bagi penderitanya.
(30,1persen), Kota Solok (25 persen), Hipertensi akan memberi gejala yang
Kabupaten 50 Kota (20 persen), berlanjut untuk suatu target organ
Kabupaten Solok (19,4 persen), serta seperti otak (stroke), pembuluh darah
Kota Pariaman (24,5persen) (Dinas jantung (penyakit jantung koroner), otot
Kesehatan Provinsi Sumbar, 2021). jantung (left ventricle hypertrophy).
Bila tekanan darah semakin tinggi maka
harapan hidup semakin turun otot dan tekanan darah. Terapi relaksasi
(Kemenkes RI, 2020). nafas dalam sama dengan teknik
Upaya mengatasi hipertensi pernapasan diafragma ini sangat baik
dapat dilakukan dengan cara untuk di lakukan setiap hari oleh
pengobatan farmakologi dan non- penderita tekanan darah tinggi, agar
famakologi. Pengobatan farmakologi membantu relaksasi otot tubuh terutama
yakni pengobatan dengan otot pembuluh darah sehingga
mengkonsumsi obat-obatan medis mempertahankan elastisitas pembuluh
seperti captoril, enelapril, lisinopril, darah arteri (Triyanto 2018).
amlodipin, diltiazem, nicardipine. Berdasarkan penelitian oleh
Pengobatan non-farmakologi yaitu Suwardianto. H (2021) terhadap 30
pengobatan yang menggunakan bahan- orang responden terpilih dengan random
bahan alami, melakukan pola hidup sampling di R Puskesmas Wilayah
sehat seperti: olah raga dan istirahat Selatan Kota Kediri, dimana didapatkan
teratur, tidak konsumsi alkohol, tidak adanya perbedaan tekanan darah sistolik
merokok, mengurangi konsumsi garam dan sistolik sebelum dan sesudah
dan melakukan terapi teknik relaksasi intervensi teknik relaksasi nafas dalam
nafas dalam. (Padila, 2019). pada tekanan darah sistolik dan tekanan
Teknik relaksasi nafas dalam darah diastolik dengan p-value 0.
merupakan terapi nonfarmakologi Penelitian yang sama dilakukan
dimana seseorang melakukan tarik nafas oleh Amalia. H.N (2018) didapatkan
dalam melalui hidung selama beberapa adanya pengaruh teknik relaksasi napas
waktu dan menghembuskan kembali dalam terhadap penurun tekanan darah
melalui mulut (Priharjo. R 2023). pada penderita hipertensi. Penelitian
Teknik ini dapat digunakan untuk yang sama juga dilakukan oleh
menurunkan tingkat stress dan nyeri Wijaya,dkk (2022) dimana didapatkan
kronis. Teknik ini juga dapat adanya pengaruh pemberian teknik
mengendalikan tingkat ketegangan dan relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan terhadap tubuh seseorang. penurunan tekanan darah pada lansia
Teknik relaksasi nafas dalam juga dapat penderita hipertensi.
menurunkan metabolisme, frekuensi Berdasarkan hasil wawancara
pernfasan, frekuensi jantung, tegangan peneliti dengan 10 orang pasien
hipertensi di Puskesmas Pariaman, METODOLOGI
ditemukan bahwa 3 orang pasien Penelitian ini menggunakan jenis
menggunakan obat anti hipertensi penelitian Quasi Eksperiment dengan
secara rutin. Pasien mendapatkan obat pendekatan menggunakan rancangan
dari puskesmas dengan cara melakukan one group Pretest – Post test design
kunjungan secara rutin 1 bulan sekali. untuk mengukur Teknik relaksasi nafas
Berbeda halnya dengan 7 orang pasien dalam terhadap tekanan darah penderita
hipertensi lainnya dimana pasien hipertensi.Penelitian telah dilakukan di
tersebut menggunakan obat-obat anti wilayah kerja Puskesmas Pariaman
hipertensi yang didapat dari puskesmas Pada tanggal 12 s/d 14 Juni tahun 2023.
pada saat kontrol. Jumlah semua populasi penderita
Obat yang di dapatkan oleh hipertensi yang ada di Wilayah Kerja
pasien tersebut hanya cukup dikonsumsi Puskesmas Pariaman sebanyak 2.948
dalam waktu 3 hari, selanjutnya pasien orang yang terdiri dari 22
tidak rutin memeriksakan tekanan desa/kelurahan. Desa dengan penderita
darahnya ke puskesmas, hanya hipertensi terbanyak berada di desa
menggunakan obat-obat herbal. Dari Pauh Barat sebanyak 99 orang.
hasil wawancara peneliti dengan pasien Metode yang digunakan untuk
hipertensi diatas, ditemukan bahwa 7 pengambilan sampel menggunakan
dari penderita hipertensi yang teknik purposive sampling. Hasil
menggunakan obat-obatan herbal belum penjumlah didapatkan jumlah sampel
pernah mencoba teknik relaksasi nafas adalah sebanyak 18 orang, selanjutnya
dalam. sampel dibulatkan sebanyak 20 orang.
Berdasarkan studi awal yang Jadi jumlah responden yang dijadikan
peneliti lakukan, maka peneliti merasa sampel sebanyak 20 orang dengan
tertarik untuk membahas lebih lanjut kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah
tentang pengaruh teknik relaksasi nafas ditetapkan oleh peneliti.
dalam terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di desa Pauh Barat
wilayah kerja Puskesmas Pariaman
tahun 2023.
HASIL DAN PEMBAHASAN Barat, ditemukan bahwa sebelum
Analisa Univariat intervensi rata-rata tekanan darah
Rerata tekanan darah sebelum sistolik adalah 158,30 mmHg, diastolik
melakukan Teknik relaksasi nafas
89,81mmHg.
dalam pada pasien hipertensi di Desa
Pauh Barat
Berbagai cara dapat digunakan
untuk menurunkan tekanan darah
Tabel 1. Rerata tekanan darah sebelum
melakukan Teknik relaksasi nafas dalam pada penderita hipertensi, salah satunya
pasien hipertensi
Tekanan
Rata-
adalah dengan melakukan teknik
Darah Pre
rata Max Min
Test relaksasi nafas dalam (Bustan, 2020).