55-Article Text-114-1-10-20231226

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA


HIPERTENSI DI DESA PAUH BARAT WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PARIAMAN
TAHUN 2023

Fajri Febrini Aulia¹ dan Sri Ameliati²


1, 2
STIKes Piala Sakti Pariaman
Jl. Diponegoro, Kp. Pd., Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat 25512 HP: 081268133532
Email: [email protected]

ABSTRACT

Hypertension in Indonesia is the number 3 (three) cause of death, after stroke and tuberculosis.
Hypertension is more dominated by the elderly. Management for hypertension can be non-
pharmacological with deep breath relaxation techniques. Uncontrolled hypertension will lead to further
complications such as heart disease, kidney failure and stroke. The purpose of the study was to determine
the effect of deep breath relaxation techniques on lowering blood pressure in patients with hypertension
in the Pariaman Health Center working area. This research is quantitative, experimental research type.
The research was conducted at the Pariaman Health Center in 12 June to 14 June 2023. The sample in
this study were 20 elderly people with hypertension. The results of the study found that the average blood
pressure of patients before being given the deep breath relaxation technique was 150.95 / 86.20 mmHg.
The average blood pressure of patients after being given deep breath relaxation techniques is 145.40 /
80.70 mmHg. There is an effect of deep breath relaxation techniques on lowering blood pressure in
hypertensive patients in the Pariaman Health Center work area with a p value of 0.000. In addition to
applying pharmacological therapy to patients with hypertension, it is recommended that the health
center, especially doctors, be able to provide advice to outpatients with hypertension who visit in order to
carry out non-pharmacological therapy in the form of deep breath relaxation techniques as an additional
therapy to lower blood pressure.
Keywords : Hypertension, Deep Breath Relaxation

ABSTRAK

Hipertensi di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga), setelah stroke dan tuberkulosis.
Hipertensi lebih didominasi oleh kalangan usia lanjut. Tata laksana untuk hipertensi bisa secara non
farmakologis dengan teknik relaksasi nafas dalam. Hipertensi yang tidak terkendali akan mengakibatkan
komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung, gagal ginjal hingga stroke. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pariaman. Penelitian ini adalah kuantitatif, jenis
penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pariaman pada tanggal 12 Juni sampai 14 Juni
tahun 2023. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi sebanyak 20 orang. Hasil dari
penelitian ditemukan bahwa rata-rata tekanan darah pasien sebelum diberikan teknik relaksasi nafas
dalam adalah 150,95 / 86,20 mmHg. Rata-rata tekanan darah pasien setelah diberikan teknik relaksasi
nafas dalam adalah 145,40 / 80,70 mmHg. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pariaman dengan p value
0,000. Selain menerapkan terapi farmakologi terhadap pasien dengan hipertensi, disarankan pihak
puskesmas terutama para dokter untuk dapat memberikan saran terhadap pasien rawat jalan dengan
hipertensi yang berkunjung supaya melakukan terapi non farmakologi berupa teknik relaksasi nafas
dalam sebagai terapi tambahan untuk menurunkan tekanan darah
Kata Kunci : Hipertensi, Relaksasi Nafas Dalam
PENDAHULUAN Dari data Dinas Kesehatan Kota
Menurut WHO dan The Pariaman, total capaian angka penderita
International Society of Hypertension hipertensi tahun 2022 yakni sebanyak
(ISH), saat ini terdapat 600 juta 8.326 (52.81%). Sebanyak tujuh
penderita hipertensi diseluruh dunia dan puskesmas yang berada dibawah
3 juta diantaranya meninggal akibat lingkungan kerja Dinkes Kota Pariaman
komplikasi(WHO,2018). Hipertensi di puskesmas dengan penderita hipertensi
Indonesia merupakan penyebab tertinggi adalah Puskesmas Pariaman
kematian nomor 3 (tiga), setelah stroke dengan jumlah penderita Hipertensi
dan tuberkulosis. Jumlahnya mencapai sebanyak 2.948, Puskesmas Kurai Taji
6,8 persen dari proporsi penyebab 1.942 orang, Puskesmas Naras 1.334
kematian pada semua umur di orang, Puskesmas Marunggi 919 orang,
Indonesia. Prevalensi hipertensi di Puskesmas Air Santok 749 orang,
Indonesia sebesar 30%, dengan Puskesmas Kampung Baru Padusunan
komplikasi penyakit kardiovaskuler 734 orang dan Puskesmas Sikapak 150
lebih banyak terjadi pada perempuan orang. Puskesmas Pariaman terdiri dari
(36.9%) dibandingkan pada laki-laki 22 desa/kelurahan, dengan total angka
(31.3%). Jumlah tersebut akan terus penderita hipertensi sebanyak 2.948
tinggi mengingat hipertensi merupakan orang dan penderita hipertensi tertinggi
faktor utama penyebab penyakit yakni Desa Pauh Barat sebanyak 99
kardiovaskuler (Riskesdas, 2018). orang.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Hipertensi merupakan penyakit
Sumbar tahun 2020, enam yang saat ini sangat sering didengar dan
kabupaten/kota yang tertinggi angka mudah ditemukan di sekitar kita. Selain
penderita hipertensinya adalah Kota penyakit berbahaya, penyakit ini dapat
Bukittinggi (40,6 persen), Kota Padang mematikan bagi penderitanya.
(30,1persen), Kota Solok (25 persen), Hipertensi akan memberi gejala yang
Kabupaten 50 Kota (20 persen), berlanjut untuk suatu target organ
Kabupaten Solok (19,4 persen), serta seperti otak (stroke), pembuluh darah
Kota Pariaman (24,5persen) (Dinas jantung (penyakit jantung koroner), otot
Kesehatan Provinsi Sumbar, 2021). jantung (left ventricle hypertrophy).
Bila tekanan darah semakin tinggi maka
harapan hidup semakin turun otot dan tekanan darah. Terapi relaksasi
(Kemenkes RI, 2020). nafas dalam sama dengan teknik
Upaya mengatasi hipertensi pernapasan diafragma ini sangat baik
dapat dilakukan dengan cara untuk di lakukan setiap hari oleh
pengobatan farmakologi dan non- penderita tekanan darah tinggi, agar
famakologi. Pengobatan farmakologi membantu relaksasi otot tubuh terutama
yakni pengobatan dengan otot pembuluh darah sehingga
mengkonsumsi obat-obatan medis mempertahankan elastisitas pembuluh
seperti captoril, enelapril, lisinopril, darah arteri (Triyanto 2018).
amlodipin, diltiazem, nicardipine. Berdasarkan penelitian oleh
Pengobatan non-farmakologi yaitu Suwardianto. H (2021) terhadap 30
pengobatan yang menggunakan bahan- orang responden terpilih dengan random
bahan alami, melakukan pola hidup sampling di R Puskesmas Wilayah
sehat seperti: olah raga dan istirahat Selatan Kota Kediri, dimana didapatkan
teratur, tidak konsumsi alkohol, tidak adanya perbedaan tekanan darah sistolik
merokok, mengurangi konsumsi garam dan sistolik sebelum dan sesudah
dan melakukan terapi teknik relaksasi intervensi teknik relaksasi nafas dalam
nafas dalam. (Padila, 2019). pada tekanan darah sistolik dan tekanan
Teknik relaksasi nafas dalam darah diastolik dengan p-value 0.
merupakan terapi nonfarmakologi Penelitian yang sama dilakukan
dimana seseorang melakukan tarik nafas oleh Amalia. H.N (2018) didapatkan
dalam melalui hidung selama beberapa adanya pengaruh teknik relaksasi napas
waktu dan menghembuskan kembali dalam terhadap penurun tekanan darah
melalui mulut (Priharjo. R 2023). pada penderita hipertensi. Penelitian
Teknik ini dapat digunakan untuk yang sama juga dilakukan oleh
menurunkan tingkat stress dan nyeri Wijaya,dkk (2022) dimana didapatkan
kronis. Teknik ini juga dapat adanya pengaruh pemberian teknik
mengendalikan tingkat ketegangan dan relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan terhadap tubuh seseorang. penurunan tekanan darah pada lansia
Teknik relaksasi nafas dalam juga dapat penderita hipertensi.
menurunkan metabolisme, frekuensi Berdasarkan hasil wawancara
pernfasan, frekuensi jantung, tegangan peneliti dengan 10 orang pasien
hipertensi di Puskesmas Pariaman, METODOLOGI
ditemukan bahwa 3 orang pasien Penelitian ini menggunakan jenis
menggunakan obat anti hipertensi penelitian Quasi Eksperiment dengan
secara rutin. Pasien mendapatkan obat pendekatan menggunakan rancangan
dari puskesmas dengan cara melakukan one group Pretest – Post test design
kunjungan secara rutin 1 bulan sekali. untuk mengukur Teknik relaksasi nafas
Berbeda halnya dengan 7 orang pasien dalam terhadap tekanan darah penderita
hipertensi lainnya dimana pasien hipertensi.Penelitian telah dilakukan di
tersebut menggunakan obat-obat anti wilayah kerja Puskesmas Pariaman
hipertensi yang didapat dari puskesmas Pada tanggal 12 s/d 14 Juni tahun 2023.
pada saat kontrol. Jumlah semua populasi penderita
Obat yang di dapatkan oleh hipertensi yang ada di Wilayah Kerja
pasien tersebut hanya cukup dikonsumsi Puskesmas Pariaman sebanyak 2.948
dalam waktu 3 hari, selanjutnya pasien orang yang terdiri dari 22
tidak rutin memeriksakan tekanan desa/kelurahan. Desa dengan penderita
darahnya ke puskesmas, hanya hipertensi terbanyak berada di desa
menggunakan obat-obat herbal. Dari Pauh Barat sebanyak 99 orang.
hasil wawancara peneliti dengan pasien Metode yang digunakan untuk
hipertensi diatas, ditemukan bahwa 7 pengambilan sampel menggunakan
dari penderita hipertensi yang teknik purposive sampling. Hasil
menggunakan obat-obatan herbal belum penjumlah didapatkan jumlah sampel
pernah mencoba teknik relaksasi nafas adalah sebanyak 18 orang, selanjutnya
dalam. sampel dibulatkan sebanyak 20 orang.
Berdasarkan studi awal yang Jadi jumlah responden yang dijadikan
peneliti lakukan, maka peneliti merasa sampel sebanyak 20 orang dengan
tertarik untuk membahas lebih lanjut kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah
tentang pengaruh teknik relaksasi nafas ditetapkan oleh peneliti.
dalam terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di desa Pauh Barat
wilayah kerja Puskesmas Pariaman
tahun 2023.
HASIL DAN PEMBAHASAN Barat, ditemukan bahwa sebelum
Analisa Univariat intervensi rata-rata tekanan darah
Rerata tekanan darah sebelum sistolik adalah 158,30 mmHg, diastolik
melakukan Teknik relaksasi nafas
89,81mmHg.
dalam pada pasien hipertensi di Desa
Pauh Barat
Berbagai cara dapat digunakan
untuk menurunkan tekanan darah
Tabel 1. Rerata tekanan darah sebelum
melakukan Teknik relaksasi nafas dalam pada penderita hipertensi, salah satunya
pasien hipertensi
Tekanan
Rata-
adalah dengan melakukan teknik
Darah Pre
rata Max Min
Test relaksasi nafas dalam (Bustan, 2020).

Sistolik 150,95 158 144 Banyaknya bahaya yang


ditimbulkan oleh komplikasi dari
Diastolik 86,20 94 80
tekanan darah yang tinggi tampaknya
kurang diwaspadai oleh responden. Jika
Berdasarkan tabel 1 dapat
dilihat dari faktor pemicu terjadinya
diketahui bahwa rata-rata tekanan darah
tekanan darah tinggi, tampaknya
pasien sebelum diberikan teknik
responden belum menerapkan pola
relaksasi nafas dalam adalah 150,95/
hidup yang sehat, seperti pola makan
86,20 mmHg dengan tekanan darah
maupun melakukan olahraga.
maksimal adalah 158 untuk sistolik dan
94 diastolik. Sementara tekanan darah Selain kurang melakukan

minimal sistolik adalah 144 dan olahraga secara teratur, kebiasaan

diastolik 80. Jadi dapat dikatakan bahwa masyarakat Minangkabau yang

sebelum dilakukan intervensi rata-rata cenderung mengkonsumsi makanan

tekanan darah penderita hipertensi berlemak secara berlebihan tampaknya

masih tinggi. juga menjadi salah satu penyebab


banyaknya ditemukan kejadian tekanan
Hasil penelitian ini juga sama
darah tinggi pada responden. Selain itu
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dilihat dari karakteristik responden yang
Sri Wahyuni Nengsih (2021) tentang
dominan sudah berusia lanjut
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
menyebabkan mereka beresiko tinggi
terhadap tekanan darah penderita
mengalami hipertensi.
hipertensi di Parit Kabupaten Pasaman
Rerata tekanan darah sesudah mudah dalam pelaksanaanya. Terapi
melakukan Teknik relaksasi nafas
relaksasi teknik pernapasan diafragma
dalam pada pasien hipertensi di Desa
Pauh Barat ini sangat baik untuk di lakukan setiap
Tabel 2. Rerata tekanan darah sesudah hari oleh penderita tekanan darah tinggi,
melakukan Teknik relaksasi nafas dalam pada
pasien hipertensi agar membantu relaksasi otot tubuh
Tekanan
Darah Post
Rata- terutama otot pembuluh darah sehingga
rata Max Min
Test
mempertahankan elastisitas pembuluh
Sistolik 145,40 154 138 darah arteri (Heryanto, 2014).
Diastolik 80,70 86 74 Bernafas dengan cara dan
pengendalian yang baik mampu
Berdasarkan tabel 2 dapat
memberikan relaksasi serta mengurangi
diketahui bahwa rata-rata tekanan darah
stress. Latihan nafas dalam merupakan
pasien setelah diberikan teknik relaksasi
suatu bentuk terapi nonfarmakologi,
nafas dalam adalah 145,40 / 80,70
yang dalam hal ini peneliti mengajarkan
mmHg dengan tekanan darah maksimal
kepada klien bagaimana cara melakukan
adalah 154 untuk sistolik dan 86
napas dalam, napas lambat (menahan
diastolik. Sementara tekanan darah
inspirasi secara maksimal) dan
minimal sistolik adalah 138 dan
bagaimana menghembuskan napas
diastolik 74.
secara perlahan, Selain itu berdasarkan
Sejalan dengan penelitian yang teori yang ada teknik nafas dalam ini
dilakukan oleh Elvita Tawaang (2021) dapat menurunkan intensitas nyeri,
tentang pengaruh teknik relaksasi napas teknik relaksasi napas dalam juga dapat
dalam terhadap penurunan tekanan meningkatkan ventilasi paru dan
darah pada pasien hipertensi sedang- meningkatkan oksigenasi darah.
berat di Ruang Irina C Blu Prof. DR. R.
Dari hasil penelitian juga
D. Kandou Manado, ditemukan bahwa
ditemukan bahwa ada yang tidak
setelah intervensi rata-rata tekanan
mengalami penurunan tekanan darah.
darah sistolik menurun menjadi adalah
Kondisi ini kemungkinan dipengaruhi
151,10, diastolik 81,07.
oleh faktor lain atau variabel perancu
Pernapasan diafragma sampai seperti faktor kecemasan yang dialami
saat ini menjadi metode relaksasi yang oleh responden akibat hospitalisasi.
Analisa Bivariat metabolisme tubuh berjalan lambat
sehingga siklus pernafasan menjadi
Rerata tekanan darah sebelum (pre
test) dan sesudah (post test) lebih rendah sekitar tiga sampai empat
melakukan Teknik relaksasi nafas kali per menit serta dapat menurunkan
dalam pada pasien hipertensi di Desa
Pauh Barat tekanan darah dan kontraksi jantung.

Sejalan dengan penelitian yang


Tabel 3. Rerata tekanan darah sebelum (pre
test) dan sesudah (post test) melakukan Teknik dilakukan oleh Ervan Kusuma (2017)
relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi
tentang Pengaruh Latihan Nafas Dalam
Standar
t
deviasi
P value terhadap Perubahan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di Wilayah
8,925 4.219 0.000
Kecamatan Karas Kabupaten Magetan,
juga ditemukan adanya pengaruh
Berdasarkan table 3 dapat dengan p value didapatkan sebesar
diketahui bahwa rata-rata terjadi 0,000.
penurunan tekanan darah setelah
Dalam penelitian lain juga
dilakukan intervensi dengan melakukan
ditemukan adanya pengaruh relaksasi
teknik relaksasi nafas dalam. Karena itu
nafas dalam terhadap tekanan darah
hasil uji signifikan ditemukan p value
seperti penelitian yang dilakukan oleh
0,000 < 0,05, maka secara statistik
Tri Mardhani (2018) efektifitas terapi
dapat dinyatakan berpengaruh, dengan
relaksasi nafas dalam terhadap
demikian kita dapat menerima Hipotesis
penurunan tekanan darah pada dewasa
alternatif (Ha) dimana terdapat rerata
madya penderita hipertensi derajat 1 dan
distribusi tekanan darah pada saat
derajat 2 di Wilayah Kerja UPK
sebelum dan sesudah dilakukan teknik
Puskesmas Gang Sehat Kota Pontianak,
relaksasi nafas dalam.
dengan hasil p value 0,002.
Menurut Damayanti, (2018)
Efek relaksasi yang didapatkan
salah satu obat yang biasa dipakai
dengan melakukan nafas dalam mampu
dalam pengontrolan hipertensi adalah
mempengaruhi perubahan pada tekanan
melalui proses latihan releksasi, karena
darah yang pada awalnya tinggi menjadi
dengan relaksasi dapat memperlebar
bisa lebih rendah. Selain itu berdasarkan
pembuluh darah. Menurut Medical
observasi pada penderita hipretensi
Shocker, (2012) dalam kondisi rileks
setelah dilakukan terapi nafas dalam sebagai berikut Rata-rata tekanan darah
didapatkan rasa sakit pada bagian pasien sebelum diberikan teknik
kepala belakang berkurang dan keadaan relaksasi nafas dalam adalah 150,95 /
umum responden tampak lebih rileks. 86,20 mmHg. Rata-rata tekanan darah
pasien setelah diberikan teknik relaksasi
Dalam teknik relaksasi nafas
nafas dalam adalah 145,40 / 80,70
dalam, penyiapan tempat yang tenang
mmHg. Terdapat pengaruh teknik
dan nyaman sangat menentukan
relaksasi nafas dalam terhadap
keberhasilan pemberian teknik relaksasi
penurunan tekanan darah pada
nafas dalam, karena dengan
penderitahipertensi di wilayah kerja
menciptakan ketenangan dan
Puskesmas Pariaman dengan p value
kenyamanan maka pelaksanaan dari
0,000.
pemberian teknik relaksasi nafas dalam
DAFTAR PUSTAKA
dapat dilakukan sesuai dengan prosedur
dan tujuan dari teknik relaksasi nafas Amalia. H.N (2018) Pengaruh Relaksasi
dalam ini dapat tercapai. Sementara Nafas Dalam terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada
apabila responden mengalami penyakit Ibu Hamil Hipertensi di
penyerta akan menjadi faktor Puskesmas Kendit Kecamatan
Kendit Situbondo.
penggangu yang akan menghambat
keberhasilan proses relaksasi nafas Andarmoyo, S (2013) Konsep dan
Proses Keperawatan Nyeri. Ar
dalam, karena responden menjadi Ruz Yogyakarta.
kurang siap dan kurang memahami
Evan Kusuma Putra (2018) Pengaruh
proses teknik relaksasi nafas dalam Latihan Nafas Dalam terhadap
yang diberikan Perubahan Tekanan Daerah pada
Penderita Hipertensi di Wilayah
KESIMPULAN Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan. Jurnal Medical. Vol. I
Setelah dilakukan penelitian No. XI
terhadap 20 orang responden pada bulan
Fatimah. 2020. Hiprtensi pada Lansia.
Juni 2023 mengenai Pengaruh Teknik Bandung : PT Cipta Aditya.
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Jono (2019) Faktor-faktor yang
Penurunan Tekanan Darah Pada Mempengaruhi Hipertensi di
Puskesmas Musuk II Kabupaten
Penderita Hipertensi di Desa Pauh Barat
Boyolali Yogyakarta Jurnal
Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman Medical. Vol. I No. IV
tahun 2023 diperoleh kesimpulan
Kamaluddin R. (2018). Pertimbangan Smeltzer & Bare (2018) Textbook of
dan Alasan Pasien Hipertensi Medical Surgical Nursing Vol. 2.
Menjalani Terapi Alternatif Philadelphia : Linpincott
Komplementer Bekam di William & Wilkins
Kabupaten Banyumas. Jurnal
Triyanto, Endang. (2018) Pelayanan
Keperawatan Soedirman Vol 5
Keperawatan Bagi Penderita
Karyadi. 2018. Buku Ajar Keperawatan Hipertensi Secara Terpadu.
Kardiolvaskuler Dasar edisi 4. Yogyakarta : Graha Ilmu
Jakarta. RSCM
Kemenkes RI, 2020. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
RI, Hipertensi.
Kozier, 2010 Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses
dna Praktik Jakarta EGC
Padila (2019) Asuhan Keperawatan
Penyakit Dalam. Yogtakarta
Nuha Medika
Priharjo. R. (2023). Perawatan Nyeri.
Jakarta. EGC
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
(2018) Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2018.
Saraswati. (2021) Hipertensi Tekanan
Darah Tinggi. Jogjakarta :
Kanisius.

You might also like