UJi Makanan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

UJI MAKANAN

(Food Substance Test)

DIONISIUS RADITYA RAHADI

(SMA Kolese De Britto, Demangan Baru, Jl. Laksda Adisucipto No.161, Demangan Baru,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281)

Abstract

The main purpose of this experiment is to provide practical understanding of the collection,
processing, and analysis of food samples through a series of experiments, observations, and
analyses. Various types of food materials are tested in this experiment, including bread,
tempeh, boiled eggs, bananas, candlenuts, and rice. The initial stages of the experiment
involve testing for carbohydrates using Lugol's solution, testing for fats using brown paper,
testing for glucose using Benedict's reagent, and testing for protein using Biuret solution.
The test results indicate that bread has dominant carbohydrate and glucose content, while
tempeh has significant protein content. Boiled eggs and eggs show dominant protein
content, while bananas have high glucose content. Candlenuts exhibit significant protein
content, rice consists of carbohydrates and glucose, and banana has the highest fat content.
Lugol's test, which identifies the presence of carbohydrates in food, shows a color change to
blue-black. The protein test using Biuret solution results in a purple color change to detect
protein. The glucose test with Benedict's reagent produces a brick-red color change when
glucose is present, while the brown paper becomes transparent when fat is detected. In
summary, bread contains carbohydrates and glucose, tempeh and eggs contain protein,
bananas contain glucose, rice contains carbohydrates and glucose, and bananas have the
highest fat content. This practice involves testing food substances using Lugol's solution,
Biuret, Benedict's reagent, and brown paper. The experimental results data is presented in
the form of images and tables, then analyzed qualitatively to determine the carbohydrate,
protein, fat, and glucose content in food materials.

Abstrak

Tujuan pokok eksperimen ini adalah untuk memberikan pemahaman praktis tentang
pengumpulan, pengolahan, dan analisis sampel makanan melalui serangkaian eksperimen,
pengamatan, dan analisis. Berbagai jenis bahan makanan diuji dalam eksperimen ini,
termasuk roti, tempe, telur rebus, pisang, kemiri, dan nasi. Proses awal eksperimen
melibatkan uji karbohidrat menggunakan larutan lugol, uji lemak menggunakan kertas
buram, uji glukosa menggunakan reagen benedict, dan uji protein menggunakan larutan
biuret. Hasil pengujian menunjukkan bahwa roti memiliki kandungan karbohidrat dan
glukosa yang dominan, sementara tempe memiliki kandungan protein yang signifikan. Telur
rebus dan telur menunjukkan kandungan protein yang dominan, sedangkan pisang memiliki
kandungan glukosa yang tinggi. Kemiri menampilkan kandungan protein yang signifikan,
nasi terdiri dari karbohidrat dan glukosa, dan pisang memiliki kandungan lemak tertinggi. Uji
lugol, yang mengidentifikasi keberadaan karbohidrat dalam makanan, menunjukkan
perubahan warna menjadi biru-hitam. Uji protein menggunakan larutan biuret menghasilkan
perubahan warna ungu untuk mendeteksi protein. Uji glukosa dengan reagen benedict
menghasilkan perubahan warna merah bata saat glukosa hadir, sementara kertas buram
menjadi transparan ketika lemak terdeteksi. Secara singkat, roti mengandung karbohidrat
dan glukosa, tempe dan telur mengandung protein, pisang mengandung glukosa, nasi
mengandung karbohidrat dan glukosa, dan pisang memiliki kandungan lemak tertinggi.
Praktik ini melibatkan pengujian zat makanan menggunakan uji lugol, biuret, benedict, dan
kertas buram. Data hasil eksperimen disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, kemudian
dianalisis secara kualitatif untuk menentukan kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan
glukosa dalam bahan makanan.

PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk
hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita
dalam mendapatkan energi dan membantu pertumbuhan badan dan otak. Suatu bahan
makanan dapat mengandung satu atau lebih zat makanan. Tetapi bahan makanan akan
mengandung zat makanan tertentu saja dalam jumlah yang banyak sehingga suatu bahan
makanan merupakan sumber zat makanan tertentu. Kandungan zat dalam makanan dapat
diidentifikasi suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam
bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Adapun zat-zat
makanan yang diujikan yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan glukosa.

Karbohidrat adalah zat gizi makronutrien yang memegang peran penting


dalam menyediakan energi bagi tubuh. Mereka seperti pekerja pabrik yang mengolah bahan
baku menjadi produk jadi, dalam hal ini bahan bakunya adalah makanan yang kita konsumsi,
dan produk jadinya adalah glukosa, sumber energi utama bagi sel, jaringan. Mereka
ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan produk
susu. Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan karbohidrat yang
banyak mengandung gula. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida, gula
alkohol, dan oligosakarida. Sedangkan karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang
banyak mengandung serat. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan serat.

Lemak adalah salah satu dari tiga makronutrien utama yang ditemukan dalam
makanan. Lemak merupakan senyawa organik yang terdiri dari rantai molekul yang disebut
asam lemak. Lemak merupakan sumber energi yang padat, dan tubuh dapat menggunakannya
untuk kegiatan sehari-hari.Lemak membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak,
seperti vitamin A, D, E, dan K. Senyawa-senyawa lemak berdasarkan komposisi kimianya
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :

a. Lemak sederhana. Tersusun oleh trigliserida yang terdiri dari satu gliserol dan tiga
asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin, malam atau plastisin
(lemak sederhana yang padat pada suhu kamar) dan minyak (lemak sederhana yang
cair pada suhu kamar).
b. Lemak campuran. Merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak
seperti fosfat, protein, dan glukosa. Misalnya lipoprotein yang merupakan gabungan
antara lipid dengan protein. Fosfolipd yang merupakan gabungan antara lipid dengan
fosfat.

c. Derivat lemak. Merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.
Misalnya kolesterol, asam lemak, sterol dan gliserol. Kolesterol merupakan
komponen utama pada membran sel hewan dan juga merupakan precursor (senyawa
pemula) untuk membuat hormone steroid, seperti kortikosteroid dan hormone seks. Di
dalam hati kolesterol digunakan untuk mensintesis asam empedu, asam kolat, dan
beberapa garam empedu untuk penyerapan lemak. Contoh derivate lemak yang lain
adalah asam lemak yang merupakan asam organik dalam bentuk lemak, baik yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan.

Protein juga merupakan salah satu jenis nutrisi penting yang ditemukan dalam
makanan dan merupakan salah satu dari tiga makronutrien utama bersama dengan
karbohidrat dan lemak. Protein membantu dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh,
termasuk otot, kulit, rambut, dan organ. Protein berperan sebagai enzim, katalisator biologis
yang mendukung reaksi kimia dalam tubuh, dan sebagai hormon yang mengatur berbagai
proses fisiologis. Protein juga merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh,
membentuk antibodi yang melawan infeksi dan penyakit. Protein merupakan zat makanan
penting untuk pertumbuhan, perkembangan, mengganti bagian yang rusak, dan sebagainya.
Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein hewani berasal dari
hewan, dan protein nabati berasal dari tumbuhan. Protein hewani merupakan protein
sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani dapat diperoleh dari
daging, ikan, susu, dan telur. Protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena
kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap, jumlahnya kurang untuk memenuhi
keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati dapat
diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Perlu diketahui protein tidak
dapat dibuat atau disimpan sebagai cadangan tubuh, jadi harus dikonsumsi secara teratur.

Glukosa adalah salah satu jenis gula sederhana yang merupakan sumber energi
utama bagi tubuh manusia. Glukosa dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan,
terutama karbohidrat. Karbohidrat yang kita konsumsi, seperti amilum dan gula, dipecah oleh
tubuh menjadi glukosa selama proses pencernaan. Dalam tubuh manusia, glukosa sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan energi sel-sel dan organ. Selain itu, glukosa juga
berperan dalam mengatur kadar gula darah, yang diatur oleh hormon insulin dan glukagon
yang diproduksi oleh pankreas. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran
pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak,
sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati
hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber
energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih
banyak energi.
METODE

1. Alat :
- Lesung dan alu/Cobekan dan ulekan
- Pembakar spiritus
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet
- Korek api
- Petri dish/Cawan petri
2. Bahan :
- Pisang
- Roti
- Nasi
- Kemiri
- Telur (sudah di rebus)
- Larutan biuret
- Larutan Fehling A
- Larutan Fehling B
- Betadine
- Spiritus
- Kertas Buram

Dalam persiapan untuk praktikum, alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dengan
teliti. Kemudian, makanan yang akan diuji dihaluskan menggunakan lesung dan alu hingga
mencapai kekentalan yang diinginkan. Setelah itu, dilakukan serangkaian uji untuk
mengetahui kandungan karbohidrat, glukosa, protein, dan lemak dalam makanan yang telah
diolah.

Untuk uji karbohidrat, sampel makanan ditempatkan di dalam sebuah petri dish.
Kemudian, betadine diteteskan secukupnya ke atas makanan tersebut. Perubahan warna
yang terjadi setelah campuran betadine dan makanan diamati dengan cermat untuk
menentukan keberadaan karbohidrat.

Selanjutnya, untuk uji glukosa, sampel makanan diletakkan di dalam sebuah tabung
reaksi. Larutan Fehling A dan Fehling B diteteskan ke dalam tabung reaksi tersebut
menggunakan pipet, menciptakan larutan Benedict. Tabung reaksi dipanaskan di atas api
menggunakan pembakar spiritus, dan perubahan warna yang muncul setelah pemanasan
diamati untuk mendeteksi keberadaan glukosa.

Untuk uji protein, sampel makanan juga ditempatkan di dalam tabung reaksi. Larutan
biuret diteteskan ke dalam tabung reaksi tersebut menggunakan pipet. Tabung reaksi
kemudian dipanaskan di atas api menggunakan pembakar spiritus, dan perubahan warna
yang terjadi setelah pemanasan diamati untuk mengetahui keberadaan protein.

Terakhir, untuk uji lemak, kertas buram disiapkan. Makanan yang diuji digosokkan di
atas kertas buram untuk melihat apakah terjadi perubahan pada kertas tersebut yang
menunjukkan adanya kandungan lemak. Setiap tahap uji dilakukan dengan hati-hati dan
teliti, dan hasil pengamatan dicatat untuk menganalisis kandungan nutrisi dalam makanan
yang telah diuji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Warna Setelah Diuji Coba


No. Bahan
Makanan Larutan Larutan Biuret Betadine Kertas
Benedict (Protein) (Karbohidrat) Buram
(Glukosa) (Lemak)

1. Pisang Merah Bata Kuning Coklat Tua Bernoda

2. Roti Merah Bata Cokelat Biru Tidak


Kehitaman bernoda

3. Nasi Merah Bata Nasi Biru Tidak


Kehitaman bernoda

4. Kemiri Kuning Ungu Tua Coklat Tua Bernoda

5. Telur Ungu Ungu Coklat Tua Bernoda

6. Tempe Kuning Ungu Coklat Muda Tidak


Kecokelatan bernoda

Biuret adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2NCONHCONH2. Ini adalah
hasil dari kondensasi dua molekul urea dan merupakan kotoran yang bermasalah di berbasis
pupuk urea. Putih solid ini larut dalam air panas. Uji biuret sebuah uji kimia untuk protein
dan polipeptida . Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret , larutan biru yang mengubah violet
pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan peptida . Uji dan reagen tidak
benar-benar mengandung biuret, mereka dinamakan demikian karena baik biuret dan protein
memiliki respon yang sama untuk menguji.

Reagen Benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang kimiawan
Amerika, Stanley Rossiter Benediktus. Benedict's reagen digunakan sebagai ujian bagi
kehadiran mengurangi gula . Hal Ini termasuk semua monosakarida dan disakarida , laktosa
dan maltosa . Reagen Benedict biru mengandung tembaga (II) ion (Cu2 + ) yang berkurang
menjadi tembaga (I) (Cu + ). Ini adalah diendapkan sebagai merah tembaga (I) oksida yang
tidak larut dalam air.

Betadine digunakan untuk uji amilum karena mengandung iodine. Apabila betadine
diteteskan pada makanan yang mengandung amilum maka akan terjadi perubahan warna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya reaksi amilum dengan iodine berupa senyawa
kompleks amonium iodida yang menghasilkan warna biru kehitaman

1. Uji Glukosa
Uji glukosa menggunakan reagen Benedict mengindikasikan bahwa roti, pisang, dan
nasi menunjukkan perubahan warna menjadi merah bata, menandakan adanya kandungan
glukosa. Ketika suatu bahan makanan mengandung glukosa, pengujian dengan
menggunakan reagen Benedict akan menghasilkan perubahan warna menjadi merah bata
setelah bahan makanan tersebut ditetesi dan dipanaskan. Sebaliknya, tempe, dan kemiri
menunjukkan perubahan warna menjadi kuning, yang menunjukkan ketiadaan kandungan
glukosa pada bahan makanan tersebut.

2. Uji Protein
Uji protein dengan Biuret menunjukkan variasi dalam kandungan protein pada
berbagai bahan makanan. Tempe, telur, dan kemiri menghasilkan perubahan warna menjadi
ungu, menunjukkan adanya kandungan protein. Biuret (NaOH dan CuSO4) adalah zat
reaktan yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan protein dalam suatu bahan
makanan. Jika bahan makanan tersebut mengandung protein, akan terjadi perubahan warna
menjadi ungu setelah diuji dengan biuret. Dalam konteks ini, tempe, telur, dan kemiri
menunjukkan perubahan warna ungu, namun tingkat ketebalan warna ungu berbeda-beda.
Sedangkan pada roti terjadi perubahan warna menjadi coklat. Pada pisang terjadi
perubahan warna menjadi kuning. Pada nasi terjadi perubahan warna menjadi putih. Hal
tersebut menandakan keempat bahan makanan tersebut tidak mengandung protein.

3. Uji Karbohidrat
Pada uji karbohidrat dengan Lugol, terdapat dua bahan makanan, yaitu roti dan nasi,
yang menunjukkan reaksi warna biru kehitaman. Ini mengindikasikan adanya kandungan
karbohidrat, terutama amilum, pada kedua bahan makanan tersebut. Dalam konteks ini,
lugol digunakan sebagai uji pada bahan makanan yang memiliki kandungan karbohidrat,
terutama amilum. Bila suatu bahan makanan mengandung amilum atau karbohidrat,
pengujian dengan lugol akan menghasilkan perubahan warna menjadi biru hitam. Intensitas
warna yang semakin gelap menunjukkan bahwa makanan tersebut memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi. Hasil yang didapatkan dari roti dan nasi, dengan reaksi warna
biru kehitaman.

4. Uji Lemak
Penggunaan kertas buram sebagai alat pengujian memberikan visualisasi langsung
tentang tingkat transparansi, menggambarkan proporsi lemak dalam berbagai jenis
makanan. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa pisang, kemiri, dan telur memiliki
kandungan lemak, sementara roti, nasi, dan tempe sebaliknya.

KESIMPULAN

Lugol digunakan untuk memeriksa keberadaan karbohidrat, terutama amilum, dalam


bahan makanan. Karbohidrat ditandai dengan perubahan warna menjadi biru kehitaman.
NaOH dan CUSO4 digunakan untuk mengidentifikasi protein dengan menunjukkan
perubahan warna menjadi ungu jika protein ada, dikenal sebagai biuret. Benedict digunakan
untuk mendeteksi glukosa dengan menghasilkan perubahan warna menjadi merah bata
setelah dipanaskan. Lemak diuji dengan kertas buram untuk mengetahui keberadaannya,
yang akan membuat kertas menjadi transparan jika lemak ada.
Roti mengandung karbohidrat dan glukosa menurut hasil uji, tempe dan telur kaya
protein, pisang mengandung glukosa, kemiri juga mengandung protein, nasi punya
kandungan karbohidrat dan glukosa, sedangkan margarin memiliki lemak yang tinggi. Dari
kesimpulan tersebut, disampaikan bahwa bisa mencapai gaya hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan yang seimbang dan memastikan asupan nutrisi dari berbagai jenis
makanan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetya E. T., Cakrawangsa R. K., (2022) Laporan Praktikum Biologi Uji Kandungan
Zat Makanan.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/pendidikan-biologi
/laporan-praktikum-biologi-uji-makanan/2605263
2. https://www.academia.edu/9438625/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_UJI_KAND
UNGAN_BAHAN_MAKANAN
3. Mutiyara N.(2015). Makanan dan Kesehatan

You might also like