Jurnal Keracunan
Jurnal Keracunan
Jurnal Keracunan
Abstract
Background: Pesticides are dangerous poisons that can have positive or negative effects on humans and the
environment. To prevent pesticide poisoning it is necessary to identify a number of risk factors that have an influence
on pesticide poisoning on farmers.
Objectives: Research Objective to determine the factors associated with the risk of pesticide poisoning to farmers in
Lam Mayang Village, Peukan Bada, Aceh Besar District.
Methods: Using descriptive analytic research method with cross sectional study design. Subjects are onion farmers, sample
size 30 (total sample). Data collection has been carried out by interview and observation using a questionnaire. Using the
Chi square test.
Results: Laboratory tests showed 3 blood samples had abnormal levels of cholinesterase and 27 blood samples had
normal cholinesterase levels. There are 2 variables related to cholinesterase levels, using personal protective equipment
p value 0.030 < 0.05 and knowledge p value 0.041 < 0.05.
Conclusion: Counseling to increase farmers' knowledge about pesticides is needed. Using personal protective equipment and
farmers' compliance with using personal protective equipment will reduce the incidence of pesticide poisoning.
Keywords:
Attitude, pesticide poisoning, knowledge
Abstrak
Latar Belakang: Pestisida merupakan racun berbahaya yang dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi
manusia dan lingkungan. Untuk mencegah keracunan pestisida perlu upaya mengidentifikasi sejumlah faktor risiko yang
mempunyai peran terhadap keracunan pestisida pada petani.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko keracunan pestisida pada
petani di Gampong Lam Mayang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional. Subjek adalah petani bawang, besar sampel 30
(total sampel). Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner. Analisis
menggunakan uji Chi square pada CI 95%.
Hasil: Hasil menunjukkan 3 sampel darah memiliki kadar cholinesterase tidak normal dan 27 sampel darah memiliki
kadar cholinesterase normal. Terdapat 2 variabel yang berhubungan dengan kadar cholinesterase yaitu pemakain APD
nilai p value 0.030 < 0.05 dan pengetahuan p value 0.041 < 0.05.
Kesimpulan: Penyuluhan untuk peningkatan pengetahuan petani tentang pestisida sangat dibutuhkan. Pemakaian APD
dan kepatuhan petani pada pemakaian APD akan mengurangi kejadian keracunan pestisida.
Kata Kunci
Keracunan pestisida, pengetahuan, sikap
1
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia. E-mail: darmiati0075@gmail.com
Penulis Koresponding:
Darmiati: Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia. Jl. Soekarno-Hatta, Lampenerut, Aceh Besar. Provinsi
Aceh. E-mail: darmiati0075@gmail.com
Pengolahan data dilakukan secara dalam kategori buruk dan pada variabel pemakaian
komputerisasi dimulai dari tahapan editing, koding, APD, frekuensi tertinggi sebesar 66.7% dalam
tabulating dan data entry. Analisis statistik untuk kategori memakai APD dengan baik. Sementara
menjawab tujuan penelitian yaitu menggunakan uji hasil uji laboraturium terhadap kadar
Chi-Square pada tingkat kemaknaan 95% cholinesterase dalam darah petani dinyatakan
sebanyak 27 (90%) sampel darah petani dalam
kategori normal.
Hasil
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko
Gambaran Subjek Penelitian Keracunan Pestisida pada Petani
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menduga terdapat beberapa faktor
petani bawang di desa Lam Mayang Kecamatan yang dapat meningkatkan risiko keracunan pada
Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar yang petani (tingkat kenormalan kadar Cholinesterase
berjumlah 30 orang (laki-laki sebanyak 14 orang dalam darah), yaitu faktor lama kontak dengan
dan perempuan sebanyak 16 orang. Usia petani peptisida, frekuensi pemakaian peptisida,
berkisar antara 20 tahun sampai 60 tahun. Dengan pengetahuan, pemakaian APD, dan penyimpanan.
tingkat pendidikan terbanyak pada taraf SMP. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 2,
menunjukkan bahwa dari 10 petani dengan lama
Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut kategori kontak > 2 jam/kegiatan sebagian besar memiliki
Variabel Penelitian f % kadar cholinesterase normal dalam darah yaitu 90%
Masa Kerja dan dari 20 petani dengan lama kontak < 2
Lama 21 70 jam/kegiatan sebagian besar memiliki kadar
Baru 9 30 cholinesterase normal dalam darah yaitu 90% Hasil
Pemakaian Pestisida uji bivariat didapatkan p value 0.1000 ˃ 0.05.
Resiko Tinggi 17 56.7 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan
Resiko Rendah 13 43.3 lama kontak dengan kadar cholinesterase dalam
Lama Kontak darah.
> 2 Jam/Kegiatan 10 33.3 Selain itu, juga menunjukkan bahwa dari 17
< 2 Jam/Kegiatan 20 66.7 petani dengan frekuensi pemakaian pestisida
Pengetahuan dalam resiko tinggi sebagian besar memiliki kadar
Kurang 11 36.7 cholinesterase normal dalam darah yaitu 82.4%
Baik 19 63.3 dan sebanyak 13 petani dengan frekuensi
Cara Penyimpanan pemakaian pestisida dalam resiko rendah
Buruk 21 70 semuanya memiliki kadar cholinesterase normal
Baik 9 30 dalam darah yaitu 100%. Hasil uji bivariat
Pemakaian APD didapatkan p value 0.238 > 0.05. sehingga dapat
Tidak memakai 10 33.3 disimpulkan tidak ada hubungan antara
Memakai 20 66.7 frekuensi pemakain pestisida dengan kadar
Kadar Cholinesterase darah cholinesterase dalam darah.
Tidak Normal 3 10 Faktor pengetahuan ternyata menunjukkan
Normal 27 90 hubungan terhadap risiko keracunan. Hasil
penelitian (Tabel 2), diketahui dari 11 petani yang
Tabel 1 terlihat distribusi dari tiap-tiap berpengetahuan kurang, sebagian besar 72.7%
variabel. Pada variabel masa kerja frekuensi memiliki kadar cholinesterase normal dalam darah
tertinggi sebesar 70% dalam kategori lama. Pada dan sebanyak 19 petani dengan pengetahuan baik
frekuensi pemakaian pestisida nilai tertinggi 56.7% semuanya 100% memiliki kadar cholinesterase
dalam kategori resiko tinggi. Pada variabel lama normal dalam darah. Hasil uji bivariat antara
kontak petani dengan pestisida paling tinggi variabel Pengetahuan dengan kadar cholinesterase
dengan waktu < 2 Jam/kegiatan yaitu sebesar dalam darah didapatkan nilai p value 0.041 < 0.05.
66.7%. Pada variabel pengetahuan, frekuensi sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara
tertinggi sebesar 63.3% dalam kategori baik. Pada variabel pengetahuan dengan kadar cholinesterase
variabel cara penyimpanan pestisida sebanyak 70% dalam darah.
84 SAGO Gizi dan Kesehatan 2(1)
Juli – Desember 2020
Tabel 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko keracunan peptisida pada petani
Kadar Cholinesterase Darah
Total Nilai p
Faktor Risiko Tidak Normal Normal
f % f % f %
Lama Kontak
> 2 Jam/Kegiatan 1 10.0 9 90.0 10 100.0 1.000
< 2 Jam/Kegiatan 2 10.0 18 90.0 20 100.0
Pemakaian Pestisida
Resiko Tinggi 3 17.6 14 82.4 17 100.0 0.238
Resiko Rendah 0 0 13 100.0 13 100.0
Pengetahuan
Kurang 3 27.3 8 72.7 11 100.0 0.041
Baik 0 0 19 100.0 19 100.0
Pemakaian APD
Tidak memakai 3 30.0 7 70.0 10 100.0 0.030
Memakai 0 0 20 100.0 30 100.0
Cara Penyimpanan
Buruk 3 14.3 18 85.7 21 100.0 0.534
Baik 0 0 9 100.0 9 100.0
Jumlah 3 10.0 27 90.0 30 100.0
paparan pestisida, sehingga akan mengurangi dan sebagian petani menyimpan pestisida di
masalah yang berkaitan dengan kesehatan gudang dalam kondisi masih berlabel. penyimpan
dirinya. pestisida di luar ruangan sering terkena sinar
Begitu juga dengan hasil yang ditemukan matahari. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
antara pemakaian APD dengan kadar cholinesterse, disimpulkan bahwa kesadaran petani mengenai
telah menunjukkan hubungan signifikan. Hal ini bahaya pestisida masih rendah (Rustia et al.,
sejalan dengan penelitian Afriyanto et al. (2015) 2010). Rendahnya kesadaran ini mungkin
bahwa kurangnya kelengkapan alat pelindung diri disebabkan rendahnya pengetahuan petani
merupakan penyebab keracunan yang sering terjadi mengenai dampak pestisida pada tubuh. Cara
pada Petani. Kejadian yang sama juga terjadi pada penyimpanan yang terbuka ini memiliki risiko
petani di Mesir dalam penelitian Tchounwou et al. termakan atau terminum karena sangat mudah
(2002), dinyatakan sebesar 95% petani tidak untuk dijangkau anak-anak. Astuti & Widyastuti
melakukan tindakan keselamatan selama (2017), menjelaskan bahwa pestisida harus
mengaplikasikan penggunaan pestisida. Demikian disimpan di tempat yang khusus dan dikunci agar
juga dengan penelitian yang dilakukan di Brazil jauh dari jangkauan anak-anak dan tidak terkena
bahwa sebagian dari petani tidak menggunakan alat sinar matahari langsung.
pelindung diri saat melakukan kegiatan pertanian
(Oliveira Pasiani et al., 2012).
APD diperuntukkan untuk melindungi petani Kesimpulan
dari paparan pestisida mulai dari pelindung kepala
topi masker, baju lengan panjang, sarung tangan, Terdapat beberapa variabel penelitian yang tidak
kaca mata dan sepatu. Pakaian APD yang biasa berhubungan dengan kadar cholinesterase dalam
dipakai petani saat melakukan penyemprotan darah yaitu lama kontak, frekuensi pemakain
tanaman di desa Lam Mayang kecamatan Peukan pestisida, cara penyimpanan pestisida.Variabel
Bada antara lain, topi dan memakai baju lengan yang berhubungan dengan kadar cholinesterase
panjang namun kesadaran petani untuk memakai dalam darah yaitu variabel pengetahuan dan
topi dan baju lengan panjang tidak karena adanya pemakain APD.
bahaya pestisida melainkan untuk melindungi Saran, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan
kepala dan tubuh dari panas sinar matahari. Untuk diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara
pemakaian kaca mata sebanyak 100% (30 petani) konsisten kepada masyarakat tentang bagaimana
tidak memakai kaca mata saat melakukan penanganan pestisida yang tepat dan aman serta
penyemprotan tanaman. Hanya sebagian kecil bahaya-bahaya apa yang dapat ditimbulkan oleh
petani yang memakai masker, namun masker yang pestisida dan pertolongan pertama bila terjadi
dipakai tidak menahan pestisida masuk lewat keracunan.
pernafasan dan sebagian besar petani tidak
memakai sepatu boot. Penggunaan APD yang
lengkap pada saat melakukan penyemprotan Deklarasi Konflik Kepentingan
merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk Penelitian ini tidak menyertakan konflik
menghindari paparan pestisida (Putri & Denny, kepentingan penulis maupun potensi konflik
2014). kepentingan instansi sehubungan dengan
Penyimpanan pestisida dengan kadar penelitian yang telah dilakukan, baik berdasarkan
Cholinesterase dalam darah belum menunjukkan kepengarangan, maupun publikasi.
hubungan bermakna. Cara penyimpanan
pestisida merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan pestisida. Ucapan Terima Kasih
Berdasarkan hasil observasi, tempat
penyimpanan pestisida sangatlah sederhana Terima kasih diucapkan kepada kepada pihak-
tertutama bagi petani yang menyimpan pestisida pihak yang telah membantu proses pelaksanaan
di kebun. Mereka hanya meletakkan diatas penelitian ini. Secara khusus terimakasih
papan-papan yang disusun. Sementara petani disampaikan kepada para panelis yang telah
yang menyimpan pestisida dirumah, pestisida bersedia terlibat secara langsung dalam
diletak di samping dan di belakang rumah, di teras penelitian.
86 SAGO Gizi dan Kesehatan 2(1)
Juli – Desember 2020