Integrasi Pesantren An-Nawawi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

Transformasi Pesantren: Kajian Historis Integrasi Pendidikan

Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo

Moh. Ashif Fuadi1, Ilham Ade Kurniawan2, I’anatul Mufarrihah3


1,2 UIN Raden Mas Said Surakarta, 3 IAI Bani Fattah Jombang
1 [email protected],

2 [email protected],

3 [email protected]

Abstract
This research illustrates the development of the An-Nawawi Berjan Islamic boarding
school (pesantren) in terms of educational integration. This research is classified as
historical research because it reveals the history of the dynamics of islamic boarding
schools in a certain period of time. Using qualitative and historical approaches, this study
resulted in the conclusion that: pertama Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo was
founded by Kiai Zarkasyi one of the mursyids of the qadiriyah order wa naqsyabandiyah,
so that in its development the pesantren had a strong order base then continued by Kiai
Nawawi (d. 1982) and now Kiai Ahmad Chalwani. secondly, Pesantren A n-Nawawi
Berjan during the leadership of Kiai Ahmad Chalwani or grandson of the founder
integrated the yellow book-based salaf (traditional) curriculum with a formal school
curriculum starting at the level of Tsanawiyah Madrasah and Aliyah Madrasah. Third, the
influence of pesantren an-Nawawi Berjan is now experiencing a significant development
with the number of educational institutions in it from elementary to tertiary level, KBIH of
An-Nawawi and holding social activities for the development of Islamic society. In the
economic sector, Pesantren An-Nawawi seeks to improve the management of business
units in the Kopontren of An-Nawawi.
Keywords: Dynamics, Pesantren, An-Nawawi, Integration, Education

Abstrak
Penelitian ini menggambarkan perkembangan pesantren An-Nawawi Berjan dalam hal
integrasi pendidikan. Penelitian ini tergolong penelitian sejarah karena mengungkap
sejarah dinamika pesantren pada kurun waktu tertentu. Dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan sejarah, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa: petama
Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo didirikan oleh Kiai Zarkasyi salah seorang
mursyid tarekat qadiriyah wa naqsyabandiyah, sehingga pada perkembangannya
pesantren tersebut mempunyai basis tarekat yang kuat kemudian dilanjutan oleh Kiai
Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Nawawi (w. 1982) dan sekarang Kiai Ahmad Chalwani. kedua, Pesantren An-Nawawi
Berjan pada masa kepemimpinan Kiai Ahmad Chalwani atau cucu dari pendiri
mengintegrasikan kurikulum salaf (tradisional) berbasis kitab kuning dengan kurikulum
sekolah formal mulai pada tingkatan Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.
Ketiga, pengaruh pesantren an-Nawawi Berjan sekarang mengalami perkembangan yang
cukup signifikan dengan banyaknya lembaga pendidikan yang ada di dalamnya mulai
tingkat dasar sampai perguruan tinggi, KBIH An-Nawawi dan mengadakan kegiatan sosial
guna pengembangan masyarakat Islam. Dalam bidang perekonomian Pesantren An-
Nawawi berupaya meningkatkan pengelolaan unit-unit usaha di kopontren An-Nawawi.
Kata Kunci : Dinamika, Pesantren, An-Nawawi, Integrasi, Pendidikan

PENDAHULUAN
Sejarah dan perkembangan pesantren-pesantren tentu tidak bisa
dilepaskan dari sejarah pendidikan di Nusantara yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan penting dan memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia.
Dapat dibilang Pesantren adalah lembaga yang sudah sangat tua umurnya namun
sampai sekarang masih tetap eksis bahkan perkembangannya cukup pesat salah
satunya melalui modernisasi.1
Membincang pesantren atau pondok pesantren adalah sesuatu yang
sangat menarik tidak hanya karena pondok pesantren melahirkan banyak tokoh
dan alumni yang telah berjasa dan berkontribusi kepada bangsa dan negara akan
tetapi pendidikan model pondok pesantren yakini akan hidup dan selalu sejalan
dengan nafas zaman dalam kontribusinya kepada bangsa dan negara. Salah satu
fungsi pendidikan pesantren adalah untuk memberikan pendidikan agama
(tafaqquh fiddin).2
Pondok pesantren misalnya dengan dua kata yang berurutan makna yang
sama yaitu funduq tempat tinggal sederhana dari bambu dan pe-santri-an atau
tempat belajar santri. Beberapa istilah lain yang familiar dengan makna Pesantren
misalnya daya rangkang atau Surau atau meunasah.3 Tempat-tempat ibadah

1 Usman Muhammad Idris, “Muh. Idris Usman Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,” Al
Hikmah XIV, no. 1 (2013): 101–19.
2 Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pondok Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 14.
3 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa
Depan Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1994), 11.

2 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

yang ada di Jawa misalnya langgar atau di Minangkabau itu ada istilah Surau atau
di Aceh itu ada istilah rangka itu juga diindikasikan bukan merupakan istilah dari
bahasa Arab. tetapi istilah-istilah tersebut ternyata didapatkan di dalam bahasa
India.4 Menurut data Kementerian Agama, pada tahun 2022 misalnya jumlah
Pesantren 27.722 buah, belum lagi jumlah santri yang aktif sekitar empat juta.5
Pesantren-pesantren yang memberikan kontribusinya yang berjuang dan riil
telah berjasa pada bangsa kita pesantren-pesantren Salafiyah misalnya Pesantren
Tambakberas, Pesantren Ploso Kediri, Pesantren Rejoso, Pesantren Sarang dan
lain-lain.6 Banyak pola model pesantren di Indonesia karena banyaknya Pesantren
itu pola kepemimpinan dan respon terhadap perkembangan zaman ilmu dan
pengetahuan, dan itulah yang kemudian melahirkan keragaman Pesantren. Tidak
heran banyak gambaran dan model pesantren yang muncul di Indonesia karena
basis keilmuan para kiainya dan juga karena ilmu yang dikaji dalam pesantren itu
berbeda. Misalnya ada pesantren yang fokusnya pada ilmu-ilmu aqidah atau ilmu
tauhid ilmu kalam. Terdapat juga Pesantren fokusnya pada ilmu Syariah atau ilmu
fiqih, ilmu Ushul fiqh, ilmu bahasa Nahwu Shorof bahkan ada ilmu yang dikaji
panjang lebarnya lebih seputar ilmu hikmah dan ilmu tasawuf.7

4 Muslim Muslim, “PERTUMBUHAN INSITITUSI PENDIDIKAN AWAL DI INDONESIA :PESANTREN,


SURAU DAN DAYAH,” Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam 2, no. 1 (2021): 19–37,
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.45.
5 PDPP Kemenag, “Statistik Data Pondok Pesantren,” kemenag.co.id, 2022,
http://ditpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik. Jumlah pesantren di Indonesia bisa dikatakan sangat luar
biasa banyaknya, bahkan berdasarkan Pangkalan Data Pondok Pesantren (PDPP) Kemenag jumlah
pesantren di Indonesia mencapai 27.722, sedangkan jumlah santri mencapai 4.175.531. Jumlah pesantren
yang paling banyak itu sebenarnya berada di Jawa Barat dengan jumlahnya mencapai 8343, kemudian
yang nomor dua adalah Banten dengan jumlah pesantren 4579, dan nomor ketiga adalah Jawa Timur
dengan jumlah pesantren mencapai 4452. Meskipun Jawa Timur jumlah Pesantrennya nomor tiga, namun
akan tetapi jumlah santrinya yang bermukim terbanyak nomor satu se-Indonesia dengan jumlah 323,293
santri, dan di Jawa Timur sendiri terdapat banyak pesantren terkenal, misalnya Pesantren Lirboyo,
Pesantren Ploso, Pesantren Tebuireng, dan lain sebagainya.
6 Berdasarkan penelusuran penulis di pesantren-pesantren besar di Jawa Timur dan sebagian Jawa
Tengah
7 Diyan Yusri, “Pesantren Dan Kitab Kuning,” Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan 6, no. 2 (2020): 647–
54, https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i2.605.

3 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Akan tetapi yang harus dicermati adalah meskipun Pesantren beragam ada
ciri khusus yang disebut sebagai lima elemen dasar Pesantren atau rukun
Pesantren, yaitu: pertama, Kiai, santri, masjid, asrama/pondok, dan tentu ada
kitab kuning yang dikaji yang dibahas karakter itulah yang menjadi rumpun utama
pesantren.8 Pesantren di Indonesia hampir mencapai angka 30.000 dengan
jumlah santri kurang lebih lima juta orang.9
Seiring semakin membaiknya hubungan pemerintah dengan kalangan
Islam, pada saat itu bahkan banyak bermunculan variasi-variasi pesantren yang
menerapkan sistem pendidikan yang lebih inklusif. Zamakhsyari Dhofier membagi
variasi tipologi/model tersebut ke dalam dua bentuk yakni salafiyah (tradisional)
dan khalaf (modern). Salah satu pesantren salafiyah (tradisional) yang
mengadopsi dan mengaplikasikan sistem pendidikan modern dalam kegiatan
pembelajaran adalah Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo. Pada masa K.H.
Nawawi menjadi pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan, ia tetap
mempertahankan metode salafiyyah dalam bentuk pengajian sorogan dan
bandongan, K.H. Nawawi juga mengadakan beberapa perubahan mendasar di
dalam membentuk sistem pendidikan. Karena itu dengan tanpa bermaksud
mengecilkan kontribusi para pendahulunya, K.H. Nawawi pantas disebut sebagai
tokoh utama dibalik terjadinya perkembangan Pesantren An-Nawawi Berjan
Purworejo.10
Kemudian perjuanganya dilanjutkan oleh putranya yaitu K.H. Ahmad
Chalwani yang mana di bawah tangan dinginnya sekarang Pesantren An-Nawawi
Berjan mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam segala lini, diantara
langkah yang ditempuhnya adalah ide tentang redefinisi salafiyah. Dalam berbagai
kesempatan beliau menyampaikan pandangannya mengenai salafiyah yang mana
salafiyah adalah sebuah sikap mental, sehingga pesantren An-Nawawi
menjunjung tinggi seperti kesederajatan, kebersamaan, persaudaraan dan
kemandirian adalah merupakan ciri khas jiwa pesantren An-Nawawi dalam tradisi

8 Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa Depan
Indonesia, 44.
9 PDPP Kemenag, “Statistik Data Pondok Pesantren.” PDPP Kemenag.
10 Tim PP An-Nawawi, Mengenal K.H. Nawawi Berjan Purworejo (Surabaya: Khalista, 2008), 1.

4 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

keilmuan yang di terapkan kepada santri-santri.11 Selanjutnya, seiring


perkembangan zaman dan tuntutan yang ada pada masyarakat kini, Pesantren
An-Nawawi telah mulai menerapkan sistem pendidikan klasikal, yaitu dapat dilihat
dari telah di adakannya lembaga pendidikan formal dan non-formal yaitu
Madrasah Diniyah ‘Ulya Banin, Madrasah Diniyah Wustha Banin, Madrasah
Diniyah Awwaliyyah, Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah An-Nawawi
dan Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN) Purworejo.12 Dapat
dipahami, dari awal berdirinya yang hanya pesantren tradisional (salaf),
berkembang dan berintegrasi dengan pendidikan khalaf (modern) bahkan sampai
perguruan tinggi, sehingga topik sejarah perubahan pesantren An-Nawawi
menjadi layak untuk diteliti. Berangkat dari masalah yang ada, maka penulis untuk
melakukan penelitian yang berkenaan dengan dinamika pesantren berjan: Kajian
Historis integrasi pendidikan Pesantren An-Nawawi Berjan pada tahun 1982-2020.

METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian tidak lepas dari kerangka atau metode penelitian
yang harus dilalui tahapanya oleh seorang peneliti pada umumnya. Menurut
Kuntowijoyo dalam bukunya Pengatar Ilmu Sejarah ia menjelaskan ada lima
tahapan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yaitu pemilihan topik, heuristik
(pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan historiografi
(penulisan).
Pertama, penulis menggunakan kedekatan emosional dan rencana
penelitian dalam pemilihan topik. Hal tersebut dikarenakan penulis ingin lebih
mengembangkan secara khusus ke arah Perkembangan Pesantren An-Nawawi
Berjan Purworejo pada dekade waktu 1982-2005. Kedua, Heuristik atau
pengumpulan sumber adalah tahap mencari bahan tulisan atau sumber-sumber
sejarah baik berupa dokumen tertulis artefak ataupun sumber lisan. Ketiga, yaitu
melakukan kritik terhadap sumber yang sudah didapatkan oleh peneliti. Dalam
tahap verifikasi ini penulis melakukan kritik eksternal dalam konteks fisik seperti
buku atau jurnal yang membahas mengenai Perkembangan Pesantren An-

11 Tim PP An-Nawawi, 3.
12 Tim PP An-Nawawi, 5.

5 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Nawawi Berjan tersebut masih layak atau tidak apabila digunakan sebagai
sumber. Keempat, Interpretasi yaitu penafsiran yaitu penyelidikan terhadap suatu
sumber untuk mengetahui kebenarannya, sedangkan sintesis adalah menyatukan
apa yang telah diselidiki oleh seorang peneliti. Kelima, Historigrafi (Penulisan)
merupakan tahapan akhir dan paling penting dalam sebuah penelitian yang harus
ditulis secara sistematis. Dalam penyampaian tulisan menurut Kuntowijoyo terdiri
dari tiga bagian yaitu pengantar, hasil penelitian, dan simpulan serta peneliti di
tuntut untuk bisa pandai beretorika agar bisa merangkai pembabagan metode
demi metode secara utuh dalam sebuah karya tulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Signifikasi Pesantren dalam Perjuangan dan Pendidikan
Kiprah pesantren sebagai tonggak penting bagi kemajuan pemikiran umat
Islam memang tak terbantahkan, tak hanya berkontribusi bagi perkembangan
pengetahuan keagamaan, pesantren bahkan dianggap menjadi salah satu institusi
pendidikan keagamaan tertua hingga pada akhirnya dengan berbagai kiprahnya
tersebut dicanangnkan Hari Santri Nasional 22 Oktober oleh Presiden Joko
Widodo untuk mengenang lahirnya resolusi jihad yang menjadi pemantik
perlawanan para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.13
Dalam konteks Lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah memiliki ciri
khasnya yaitu penguatan terhadap sisi keislaman. Meskipun tidak meninggalkan
sains modern dan sains agama, keduanya saling mengisi ruang yang kosong.
Metode pembelajaran sains yang justru dapat digali dan dilengkapi melalui
sumber-sumber ajaran Islam, begitu pula sebaliknya tidak sedikit proses
pembelajaran agama yang menggunakan pendekatan modern juga dipraktikkan.14
Pendidikan madrasah-madrasah juga memiliki kurikulum berbasis asrama yang
merupakan pengembangan kelanjutan dari konsep madrasah yang menerapkan
pendidikan terpadu. Dengan adanya asrama-asrama seperti pesantren, madrasah

13 Ahmad Royani, “Pesantren Dalam Bingkai Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia,” Jurnal
Islam Nusantara 2, no. 1 (2018): 121, https://doi.org/10.33852/jurnalin.v2i1.75.
14 Suheri Sahputra Rangkuti, “Integrasi Keunggulan Pesantren Salaf Dan Khalaf Pada Pondok
Pesantren Al-Ansor Padangsidimpuan,” Madaniyah 8, no. 2 (2018): 272–81.

6 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

diharapkan mampu meningkatkan internalisasi nilai moralitas dan kepribadian


siswa semakin kuat.15
Merujuk pada teorinya Karel Steenbrink itu berasal dari istilah India, jadi
pesantren itu merupakan satu istilah yang bukan merupakan istilah Arab atau
istilah dari sumber-sumber Islam tetapi justru merupakan istilah dari bahasa India.
Dalam Pesantren itu banyak yang merupakan istilah-istilah berbahasa India bukan
istilah-istilah yang berbahasa Arab misalnya adalah santri tidak kita temukan di
dalam bahasa Arab tapi kita temukan di dalam bahasa India. kemudian kegiatan
santri ketika mempelajari agama membaca al-Qur’an membaca kitab suci itu
dikenal di dalam tradisi pesantren sebagai kegiatan mengaji. Mengaji sendiri itu
juga tidak kita dapatkan di dalam literatur berbahasa Arab, kemudian diindikasikan
bahwa Pesantren ini hai ketika menjadi lembaga pendidikan Islam merupakan
bentuk akulturasi dari tradisi Hindu kepada tradisi Islam yang terbangun karena
ada proses Islamisasi di masyarakat.16 Tonggak awal perkembangan pesantren di
Indonesia masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan dan sejarawan
termasuk diantaranya peran awal Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
merupakan salah satu penyebar agama Islam yang gigih mengajak raja Majapahit
untuk memeluk agama Islam.17
Kendati demikian para sejarawan menyebut pesantren yang dirintis Sunan
Gresik saat itu belum memiliki struktur dan sistem yang jelas. Bentuk pesantren
yang lebih konkret diyakini baru didirikan oleh putranya Raden Rahmat yang
dikenal dengan Sunan Ampel yang diberi nama pesantren kembangkuning di
wilayah Surabaya. Pendirian Pesantren oleh Sunan Ampel tersebut diduga
didukung oleh kondisi masyarakat Jawa saat itu yang diyakini sudah lebih terbuka

15 Ihsan Ihsan, “Penguatan Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Aliyah Di Kudus,” Nadwa: Jurnal
Pendidikan Islam 6, no. 1 (2016): 115–36, https://doi.org/10.21580/nw.2012.6.1.464.
16 Karel A Steenbrink, “The Study of Comparative Religion By Indonesian Muslims,” Numen 37, no. 2
(1990): 141–67, https://doi.org/10.1163/156852790X00115.
17 Naquib Al-Attas, Islam Dan Sejarah Kebudayaan Melayu (Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan
Malaysia, 1972); Nabila Yasmin, “The Islamization of The Malay Worldview A Study of Malay Historical
Literature Taj Al-Salatin,” Tsaqofah Dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan Dan Sejarah Islam 05, no. 02 (2020): 39–
48, https://doi.org/10.29300/ttjksi.v5i2.3659.

7 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

dan toleran untuk menerima ajaran-ajaran baru.18 Namun para akademisi lebih
mengakui bahwa pesantren pertama sebagai lembaga pendidikan yang
mempunyai lima unsur utamanya adalah Pesantren Tegalsari Ponorogo yang
didirikan oleh Kiai Muhammad Ageng Besari abad ke 18.19 Kendati demikian
Pesantren disebut-sebut menggunakan pendekatan defensif dalam
mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya. Hal ini dilakukan karena orientasi
Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan. Pendekatan tersebut kemudian
dianggap berhasil sehingga lama-kelamaan keberadaannya mulai diterima dan
bahkan menjadi kebanggaan bagi warga sekitar terutama yang telah menganut
agama Islam.20
Dalam perkembangan ajaran Islam di masa-masa berikutnya sebut saja
dua pendiri organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia saat ini yakni K.H.
Hasyim Asy'ari yang mendirikan NU dan K.H. Ahmad Dahlan yang mendirikan
Muhammadiyah tumbuh dan besar dari lingkungan Pesantren sepulang menuntut
ilmu dari tanah suci. Kebanyakan ulama-ulama besar tersebut melanjutkan tradisi
dengan mendirikan pondok pesantren. Sebelum mendirikan Nahdlatul Ulama,
K.H. Hasyim dari lebih dahulu mendirikan pondok pesantren di kawasan
Tebuireng Jombang Jawa Timur pada tahun 1899, dibalik pendirian pondok
pesantren tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinannya terhadap kondisi
sosial masyarakat sekitar pada saat itu yang dianggap jauh dari nilai-nilai agama.
Bahkan disebutkan bahwa K.H. Hasyim Asy'ari merintis pondok pesantrennya
tersebut dengan membeli sebuah bangunan yang dulunya kerap dipergunakan
untuk kegiatan-kegiatan yang dilarang agama oleh warga sekitar.21

18 Moh. Ashif Fuadi, “Islamization and the Transition of Power in Nusantara According to Kiai Abul
Fadhol’s Aḥlā al-Musāmarah,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 16, no. 1 (2021): 80–104,
https://doi.org/10.15642/islamica.2021.16.1.80-104.
19 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat, cetakan II (Yogyakarta: Gading
Publising, 2015), 45.
20 Mohammad Hasan, “Perkembangan Pendidikan Pesantren Di Indonesia,” TADRIS: Jurnal
Pendidikan Islam 10, no. 1 (2015): 55, https://doi.org/10.19105/jpi.v10i1.638.
21 Miftahul Khoiri, M. Alamil Huda, and Nur Anwar, “Dinamika Pendidikan Di Pesantren Tebuireng Dan
Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Jombang 1948-1975 M,” Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah Dan
Kebudayaan Islam 9, no. 2 (2021), https://doi.org/10.24235/tamaddun.v9i2.8873.

8 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Setelah Belanda angkat kaki dari Nusantara pada awalnya pemerintahan


pendudukan Jepang sempat berkonfrontasi dengan golongan Kiai Pesantren
perselisihan ini dilatarbelakangi oleh penolakan para kiai atas tradisi Seikerei yaitu
sebuah ritual pembungkukan badan sebagai perlambang penyembahan dewa
matahari. Hal tersebut kemudian memantik perlawanan kaum santri yang tak
terima guru mereka ditawan oleh Jepang.22
Sadar bahwa pengaruh Kiai Pesantren terlalu kuat pemerintahan
pendudukan Jepang akhirnya memutuskan membebaskan para kiai yang sempat
ditawan. Pasca kejadian tersebut Jepang kemudian tak lagi berani mengusik
aktivitas pesantren. Setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno
dan Muhammad Hatta posisi, Pesantren sebagai salah satu Garda terdepan
dalam mempertahankan kemerdekaan semakin terlihat nyata para kiai pesantren
termasuk K.H. Hasyim Asy'ari dikabarkan menjadi salah satu tempat bagi Bung
Karno untuk menyampaikan keluh kesahnya mengenai nasib bangsa. Bahkan
pada awal masa kemerdekaan sang proklamator bahkan disebut-sebut sempat
mengirimkan utusan ke pondok pesantren Tebuireng guna meminta pendapat
para kiai terkait kedatangan tentara sekutu ke Indonesia.23 Tak hanya sampai di
situ para santri didikan pondok pesantren pun aktif terlibat dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia mereka bahkan membentuk sejumlah
Laskar perlawanan seperti Laskar Hizbullah yang turut aktif terlibat dalam
sejumlah pertempuran termasuk pertempuran besar 10 November di Surabaya.24
keterlibatan para santri tersebut dipantik oleh resolusi jihad yang empat
dikumandangkan oleh PBNU dibawah komando K.H. Hasyim Asy'ari. Setelah
rangkaian konfrontasi fisik berakhir dan bangsa Indonesia akhirnya bisa menikmati

22 Sholikah Sholikah and Nurotun Mumtahanah, “KONSTRIBUSI KEBANGSAAN KIAI HASYIM


ASY’ARI: Membangun Relasi Harmonis Islam Dan Indonesia,” Akademika 15, no. 1 (2021),
https://doi.org/10.30736/adk.v15i1.515.
23 Fathurrochman Karyadi, “Membakar Dupa Di Masjid : Pandangan Keagamaan Ḥaḍrat al-Shaykh
Muhammad Hasyim Asy ’ Ari Dalam Naskah Arab Pegon Pesantren,” Manuskripta 12, no. 1 (2022): 147–66,
https://doi.org/10.33656/manuskripta.v12i1.204.
24 Jumeroh Mulyaningsih and Dedeh Nur Hamidah, “LASKAR SANTRI PEJUANG NEGERI: Rekam
Jejak Laskar Hizbullah Dalam Pertempuran 10 November 1945 Di Surabaya,” Jurnal Tamaddun : Jurnal
Sejarah Dan Kebudayaan Islam 6, no. 2 (2018): 1–30, https://doi.org/10.24235/tamaddun.v6i2.3519.

9 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

kemerdekaan secara penuh. Sistem pendidikan di Indonesia pun mulai mengalami


perkembangan yang lebih bebas dan demokratis.25 Namun hal tersebut justru
perlahan mulai mengancam eksistensi Pesantren akibat kemunculan kemunculan
lembaga pendidikan resmi pemerintah yang lebih banyak diminati masyarakat.
Mujamil Qomar menyebutkan bahwa pada dekade 90-an banyak pesantren-
pesantren kecil di Indonesia yang terancam mati hanya pesantren-pesantren
besar yang disebut dapat bertahan oleh gelombang perubahan yang terjadi saat
itu. Kiprah pesantren disebut-sebut baru kembali bergairah pada dekade 1970.26

Sejarah Awal Berdirinya


Pesantren An-Nawawi Berjan didirikan pada tahun 1870 oleh Syech
Zarkasyi (w. 1914) di Desa Gintungan, Gebang, Purworejo. Pondok pesantren an-
nawawi bukan memiliki pesantren salaf tetapi juga sekolah formal baik
Tsanawiyah Aliyah sampai perguruan tinggi. Jadi pondok pesantren An-Nawawi
yang dulu namanya adalah Roudlotut Thullab atas usulan para wali murid supaya
namanya diganti nama yang mudah diucapkan oleh lidah Jawa menjadi nama An-
Nawawi. Memang Pesantren ini secara resmi berbentuk pondok pesantren itu
baru dimulai pada tahun 1946 pada masa Kiai Nawawi, sebelumnya sudah ada
tapi masih kebanyakan santri kalong (non-mukim) belum ada asrama, karena
yang lebih dulu ada adalah tarekat. Sejak masa Kiai Nawawi pada tahun 1946,
pesantren sudah memiliki kamar dan beberapa santri dalam bentuk pesantren
tradisional (salaf). Setelah diganti nama An-Nawawi ternyata perkembangannya
juga yang bagus, tetapi ini semua juga berkat doa para sesepuh dulu, Mbah K.H.
Mahrus Lirboyo dan doa mertua Ahmad Abdul Haq Watucongol.27
Selain itu terdapat juga cabang dari pesantren An-Nawawi Berjan,
Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tidak hanya di berjan aja
cabangnya 10 anawim satu berjanji ini Kemudian yang kedua pondok pesantren

25 Suheri Sahputra Rangkuti, “Patriarki Dalam Perspektif Pesantren,” Madaniyah 9, no. 1 (2019): 100–
116.
26 Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta:
Erlangga, 2002), 79–83.
27 “Wawancaca Dengan K.H. Ahmad Chalwani Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan April 2022.” di
Pesantren Berjan Purworejo.

10 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

an-nawawi di Purwosari Salaman Magelang MTS MA dan juga Salafiyah. An-


Nawawi 3 di kembaran Kota Kebumen. An-Nawawi 4 di Kalikesing Purworejo, An-
Nawawi 5 Sidading Gadingrejo Kepil Wonosobo, An-Nawawi 6 di Tambun Bekasi
Ustadz Fadlan di dekat Griya pesona indah, An-Nawawi 7 di Membalong Bangka
Belitung, An-Nawawi 8 di Neglasari Padaerang Pangandaran Jawa Barat sana
Kiai Zakki alumni Berjan juga, An-Nawawi 9 di cepedak Bruno Purworejo yang
ngasuh Kiai Nur Sodik, An-Nawawi 10 di Banyuasin Palembang (sedang
dibangun).28
Pesantren An-Nawawi ini dibawah asuhan Kiai Chalwani ini juga tidak
hanya mempunyai kegiatan-kegiatan santri, namun juga kegiatan sekolah dan
kemasyarakatan Purworejo dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan karena kakek
Buyut nya yang bernama Kiai Zarkasyi merupakan guru tarekat qadiriyah
naqsyabandiyah yang juga membina masyarakat. Beliau mengambil ilmu tarekat
dari Syekh Abdul Karim Banten (Paman Syekh Nawawi Banten).29 Syekh Abdul
Karim mengambil ilmu tarekat dari Syeikh Ahmad khathib bin Abdul Ghofar
Sambas Kalimantan. Kiai Zarkasyi mengangkat Mursyid tarekat diantaranya satu
Syekh Siradj di Pontian Johor Baru Malaysia sehingga komunitas tarekat kita di
Malaysia banyak khususnya di Johor.30
Kiai Zarkasih itu juga ngangkat khalifah daerah Magelang pertama K.H.
Mudzakkir Kauman Muntilan (kakaknya Mbah Dalhar satu ibu). Adapun yang
ketiga juga mengangkat K.H. Umar Payaman. Maka komunitas tarekat berjalan itu
berkembang di Johor, di Magelang itu lewat para Mursyid Mursyid itu murid-
muridnya Zarkasi. Syekh Siradj Johor Malaysia ini Hai punya murid menjadi
Mursyid di Riau Imam Affandi di selat panjang Riau. Selanjutnya, Syekh Siradj
punya murid namanya Syekh Hussain Parit Bangkangkung Kawunganten Cilacap,
sheh Husein punya murid Syekh Bustombol Karim di Wilona Padang Ratu

28 “Wawancaca Dengan K.H. Ahmad Chalwani Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan April 2022.” di
Pesantren Berjan Purworejo. Secara terperinci An Nawawi memiliki 10 cabang: Purwosari Magelang,
Kembaran Magelang, Kaligesing, Sidading Gadingrejo Kepil Wonosobo, Tambun Bekasi, Mambalong Bangka
Belitung, Neglasari Pangandaran, Cepedak Bruno, Banyuasin Palembang.
29 Tim PP An-Nawawi, Mengenal K.H. Nawawi Berjan Purworejo, 2.
30 “Wawancaca Dengan K.H. Ahmad Chalwani Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan April 2022.” di
Pesantren Berjan Purworejo.

11 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Lampung Tengah. Sementara di Jambi ada ulama besar Ayah Ali bin Abdul
Wahhab Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat Jambi, yang masih keturunan
Syekh Arsyad Banjar. Beliau juga menjadi khalifah sekitar atau 1974 sendiri
sekarang tarekat qodiriyah naqsabandiyah berjan ini di Jambi juga berkembang
pesat termasuk yang masuk tarekat ke ayah itu Wakil Gubernur Jambi sekarang
Bapak Abdullah Sani.
Dari komunitas tarekat itu berkembang menjadi pengajian pengajian rutin
di wilayah, dikebumen Saya tiap hari Sabtu Pon, Purworejo tiap-tiap hari Sabtu
Pahing, magelang ada Kamis pahing, salaman ada Kemis Wage di tempuran, di
Wonosobo ada Sabtu kliwon di jangkrikan Kepil dan sebagainya. terdapat event
misalnya yang dari berbagai daerah dikumpulkan dalam sebuah event misalnya
dalam satu infant pada itu kalau setiap bulan Robiul akhir mengerjakan haul Abdul
Qadir al-Jailani.

Integrasi Pendidikan Pesantren An-Nawawi Berjan


Integrasi pendidikan adalah upaya menyelaraskan antara pendidikan
pesantren salafiyah (tradisional) dengan khalaf (modern) dengan kurikulum
umum.31 Pesantren itu kalau menurut Kiai Chalwani juga pendidikan yang sangat
kompleks karena santri itu selain diajarkan ilmu agama Salaf juga diajarkan ilmu.
Diharapkan outputnya ataupun lulusannya alumninya itu betul-betul mempunyai
ilmu yang komplet baik Ilmu urusan keduniawian maupun urusan akhirat karena
Islam adalah rahmatan lil'alamin. Kiai Chalwani menuturkan bahwa ia terinspirasi
oleh Syekh Abdul Qodir yang bukan hanya membuka Pesantren ilmu agama
namun juga umum seperti ilmu kedokteran, pertanian dan lainnya.32
Sepeninggal Kiai Nawawi (w. 1982), maka dilanjutkan oleh generasi
penerusnya yakni K.H. Ahmad Chalwani di tahun 1982 sekaligus memegang
tongkat estafet kemursyidan tarekat.33 Kemudian di bawah tangan dingin K.H.

31 Mukhamad Ilyasin, “Transformation of Learning Management: Integrative Study of Islamic Boarding


School Curriculum,” Dinamika Ilmu 20, no. 1 (2020): 13–22, https://doi.org/10.21093/di.v20i1.2006.
32 “Wawancaca Dengan K.H. Ahmad Chalwani Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan April 2022.” di
Pesantren Berjan Purworejo.
33 Ahmad Chalwani, Risalah Do’a Dan Shalawat (Purworejo: Keluarga Santri Pondok Purworejo
(KESAPP) Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, 2021), 154.

12 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Ahmad Chalwani sekarang Pesantren An-Nawawi Berjan mengalami kemajuan


yang sangat pesat dalam segala lini, diantara langkah yang ditempuhnya adalah
ide tentang redefinisi salafiyyah. Dalam berbagai kesempatan beliau
menyampaikan pandangannya mengenai Salafiyyah yang mana salafiyyah adalah
sebuah sikap mental. Dalam pesantren An-Nawawi, dimana menjunjung tinggi
seperti kesederajatan, kebersamaan, persaudaraan dan kemandirian adalah
merupakan ciri khas jiwa pesantren An-Nawawi dalam tradisi keilmuan yang di
terapkan kepada santri-santri pondok.34
Dalam sistem pendidikan pesantren, dimana beberapa hal seperti
kesederajatan (egalitarian), kebersamaan, persaudaraan, dan kemandirian adalah
merupakan ciri khas jiwa (ethos) pesantren dalam tradisi keilmuan. Hubungan
sosial antara santri berlangsung atas dasar kesamaan drajat. Begitu pula dengan
hubungan kiai dengan murid yang sering kali berlangsung dengan sangat terbuka
dan bersahaja. Kebiasaan pola hidup kiai yang umumnya tidak bergantung
kepada gaji atau upah dari orang lain menjadikan mereka mandiri, memiliki
integritas dan berani melontarkan kritik terhadap berbagai bentuk penyelewengan
dan ketidakadilan. Modal berpikir dan cara hidup ini secara alamiah kemudian
ditransfer kepada para santrinya namun berdampak luar biasa terhadap
perjalanan hidup dan intelektualitas santri dikemudian hari.
Dalam beberapa contoh seperti pendirian Yayasan Pengembangan
Pesantren Roudlotut Thullab dan pembenahan organisasi Pesantren secara terus
menerus menjadi bukti akomodasi yang dilakukan Pesantren An-Nawawi terhadap
terjadinya perubahan paradigma pendidikan. Begitu pula dalam upaya
menyatukan kalender pendidikan Diniyyah yang semula diawali syawal sampai
sya’ban, sekarang disesuaikan dengan dengan kalender pendidikan Formal. Jal
itu merupakan bentuk contoh langkah maju yang diambilnya. Sebuah perbedaan
yang kurang menguntungkan karena berakibat terhadap minimnya waktu efektif
pembelajaraan. Penyatuan kalender ini dilakukan dengan tetap mempertahankan
kemurnian kurikulum masing-masing.35

34 Chalwani, 155.
35 Tim PP An-Nawawi, Mengenal K.H. Nawawi Berjan Purworejo, 110.

13 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Dalam menganalisis Dinamika Pesantren Berjan Purworejo dalam


perspektif integrasi pesantren, terdapat beberapa hal utama yakni Perkembangan
Pendidikan. Adanya upaya untuk memadukan antara kurikulum pesantren dengan
kitab kuningnya dengan kurikulum sekolah formal. Pada masa kepemimpinan K.H.
Nawawi beliau telah menerima kehadiran lembaga PGA (Pendidikan Guru
Agama) yaitu lembaga pendidikan formal yang merupakan Sekolah Pendidikan
Guru Agama dan calon hakim sehinggan pada tahun 1979 dibuka Fakultas
Syariah. Hal ini merupakan suatu cita-cita yang sudah di rencanakan oleh para
leluhur atau pendiri Pesantren An-Nawawi Berjan sebagaimana ingin
mengembangkan sarana pendidikan yang maju dan berkualitas serta memiliki
manfaat untuk semua.36
Pada saat kepemimpinan K.H. Ahmad Chalwani yang dimulai sejak tahun
1982 cita-cita yang sudah dicetuskan oleh para pendiri pondok tahap demi tahap
mulai difikirkan dan direncanakan serta K.H. Ahmad Chalwani juga
memadukannya dengan wawasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat tiga wawasan yang sangat penting yaitu: Pertama, Wawasan Diniyyah
(Wawasan Agama), Kedua, Wawasan Basyariyyah (Wawasan Kemanusiaan), dan
Ketiga, Wawasan Wathoniyyah (Wawasan Bernegara). Sebagaimana hal itu
terhubung dan sejalan dengan apa yang beliau K.H. Ahmad Chalwani lontarkan
dalam suatu perkataan bahwa: Suatu cita-cita yang sudah direncanakan oleh para
leluhur dan pendiri Pesantren An-Nawawi itu merupakan suatu amanah yang
harus di wujudkan dan di realisasikan oleh para penerus Pesantren An-Nawawi
Berjan. Kemudian dalam perjalanan waktu mulai membentuk dan mendirikan
jenjang pendidikan formal yang dimulai dari mulainya mendirikan MTs An-Nawawi
01 Berjan Purworejo, MA-An-Nawawi Berjan Purworejo, dan STAIN An-Nawawi
Berjan. Adapun Pendidikan Formal yang dilahirkan oleh Pesantren An-Nawawi
Berjan adalah sebagai berikut:37 pertama, MTs An-Nawawi 01 Berjan Purworejo.
Dalam tonggak kepemimpinan MTs An-Nawawi 01 Berjan telah mengalami 3
masa perubahan kepemimpinan adapun perubahan tersebut yaitu Pertama, H.

36 Tim PP An-Nawawi, 109.


37 “Hasil Wawancara Dengan Pak Khamid Selaku Kepala Pesantren An-Nawawi Berjan , Kecamatan
Gebang Purworejo, Pada Tanggal 3 April 2021.”

14 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Muslikhin, S.Ag., M.S.I tahun 1996-2009, Kedua, Dr. H.M. Arwani, S.Ag., M.Pd
tahun 2009-2017, dan Ketiga, Muh. Taufik Fauzi, S.H.I., M.Pd tahun 2017-
sekarang. Kemudian untuk jumlah Guru dan Pegawai MTs An-Nawawi 01 Berjan
sebanyak 57 orang guru yaitu 2 orang guru PNS dan 40 guru GTY (Guru Tetap
Yayasan), serta 15 orang Pegawai yang semuanya berstatus PTY (Pegawai Tetap
Yayasan). Sedangkan jumlah siswanya adalah 253 siswa kelas IX yang terbagi
menjadi 6 kelas paralel (3 putra dan 4 putri), 290 siswa kelas VIII yang terbagi
menjadi 8 kelas paralel (4 putra dan 4 putri) dan untuk kelas VII berjumlah 337
siswa yang terbagi menjadi 10 kelas paralel (5 putra dan 5 putri).

Tabel 1. Pembelajaran Sistem Pengintegrasian Tingkat Madrasah Tsanawiyah

NO 1 TSANAWIYAH 2 TSANAWIYAH
FAN KITAB FAN KITAB
1 Tauhid Aqidatul 'Awam Tauhid Ad-Durusul 'Aqoid
Diniyyah
2 Nahwu Nahwu Wadlih Nahwu Matan Al-Jurumiyyah
3 Pegon Pegon Tajwid Fathul Manan
4 Akhlak Syi'ir Alala Shorof Amtsilatut Tashrifiyyah I
5 Tajwid Syifa'ul Janan Fiqh Al Ghoyah Wat Taqrib
6 Fiqh Durusul Akhlak Adabul 'Alim wal
Fiqhiyyah Muta'alim
7 Bahasa Arab Bahasa Arab Khot/ Imla' Qolamul Ustadz
8 Ubudiyah SKU Ubudiyah SKU
9 Al-Qur'an Al-Qur'an Al-Qur'an Al-Qur'an
10 Imla' Qolamul Ustadz

Sumber: Arsip Perpustakaan Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo

Kemudian pada tahun 2019/2020 MTs An-Nawawi 01 Berjan telah


menerapkan dan melakukan sekolah yang terintegrasi artinya MTs An-Nawawi 01
Berjan menjalankan penggabungan sistem pembelajaran yaitu sistem
pembelajaran Pesantren dan sistem pembelajaran Pendidikan Formal di gabung
menjadi satu yang mana dijadikan sebagai satu kebijakan yang baru yang
nantinya dalam perjalananya sistem terintegrasi ini lebih memudahkan dalam

15 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

perbaikan, penataan, dan efisiensi dari seluruh aspek dalam menjalankan


kegiatan pembelajaran sehingga unit-unit Pendidikan Formal di Pesantren An-
Nawawi akan menjadi unit Pendidikan yang Berbasis Pesantren. Berita ini
berdasarkan catatan tulisan sejarah Madrasah Tsanawiyah An-Nawawi 01 Berjan
di tulis oleh Bapak Muslikhin selaku Kepala Sekolah pertama Madrasah
Tsanawiyah An-Nawawi tahun 1996.38
Kedua, MA An-Nawawi Berjan Purworejo. Salah satu madrasah Kabupaten
Purworejo Madrasah Aliyah an-nawawi berjan Purworejo Madrasah berbasis
pondok pesantren berikut profil Madrasah kami menjadi salah satu Madrasah
berbasis pondok pesantren di kabupaten Purworejo Madrasah Aliyah an-nawawi
berjan Purworejo menerapkan kurikulum terintegrasi sejak tahun pelajaran 2019-
2020. kurikulum terintegrasi diterapkan untuk menyatukan dan menyelaraskan
kurikulum Madrasah formal dengan kurikulum Madrasah Diniyah.
Pada tahun 2006 Yayasan tersebut berganti dengan nama Yayasan “An-
Nawawi”. Pengasuh Pondok adalah K.H. Ahmad Chalwani Nawawi yang
mendirikan madrasah itu adalah untuk mewujudkan cita-cita ayahnya (K.H.
Muhammad Nawawi) yang belum tercapai sampai wafatnya (1982 M). Kemudian
dalam perkembanganya, Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 ini Jumlah
keseluruhan kelas ada 34 kelas, dengan perincian: Kelas X (10 kelas): 3 kelas IIA
(Ilmu-Ilmu Agama), 3 MIA (Matematikan dan Ilmu Alam), 4 IIS (Ilmu Ilmu Sosial),
Kelas XI 3 kelas IIA (Ilmu-Ilmu Agama), 4 MIA (Matematikan dan Ilmu Alam), 5 IIS
(Ilmu Ilmu Sosial), Kelas XII (12 Kelas) 3 kelas IIA (Ilmu-Ilmu Agama), 4 MIA
(Matematikan dan Ilmu Alam), 5 IIS (Ilmu Ilmu Sosial). Alhamdulillah karena
kepercayaan masyarakat, saat ini (Tahun Pelajaran 2020/2021) MA An-Nawawi
memiliki 34 kelas yang terdiri dari kelas X = 12 kelas, kelas XI= 10 dan kelas XII=
12 kelas.39

38 “Catatan Tulisan Sejarah Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo Di Tulis Oleh Bapak
Muhammad Sahlan Selaku Salah Satu Anggota Perintis Lahirnya Pendidikan Formal Di Pesantren An-
Nawawi Berjan Purworejo Tahun 2000,” n.d.
39 “Catatan Tulisan Sejarah Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo Di Tulis Oleh Bapak
Muhammad Sahlan Selaku Salah Satu Anggota Perintis Lahirnya Pendidikan Formal Di Pesantren An-
Nawawi Berjan Purworejo Tahun 2000.”

16 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Tabel 2. Pembelajaran Sistem Terintegrasi Tingkat Persiapan Aliyah


I'DADIYAH
NO
FAN KITAB
1 Al-Qur'an Juz Amma
2 Hadist Arba'i An-Nawawi
3 Tauhid Aqidatul Awam
4 Akhlaq Alala
5 Fiqih Durusul Fiqhiyyah
6 Tajwid Syifa'ul Jinan
7 Nahwu Jurumiyyah
8 Nahwu Muhatasor Jidan
9 Shorof 'Atho'u Dzil Jalal
10 Shorof Amtsilatut Tashrifiyyah Ishthilahi
11 Pegon Pegon
12 Bhs. Arab Lughat 'Arabiyyah
13 Bhs. Jawa Bhs. Jawa
14 Ke-NUan Hujjah NU
Sumber: Arsip Perpustakaan Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo

Pada tahun ajaran 2021 sebanyak 1139 siswa mempercayakan Madrasah


Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo yang berdiri sejak tahun 2000 sebagai tempat
untuk menimba ilmu.40 Selain membuka peminatan matematika dan ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan peminatan keagamaan tahun
pelajaran 2021-2022 Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo mendapatkan
izin untuk menyelenggarakan Madrasah Aliyah program keagamaan (MAPK).
Kegiatan yang menjadi ciri khas MAPK ini diantaranya hafalan al-Qur’an, hafalan
hadits Arbain Nawawi, conversation and vocabulary, serta mufrodat dan
Muhadatsah. Dengan diadakannya program unggulan ini sebagai bentuk upaya
MA An-Nawawi dalam meningkatkan kualitas sumber daya siswa yang diiringi
dengan pembangunan sarana dan prasarana pendukung.41

40 “Catatan Tulisan Sejarah Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo Di Tulis Oleh Bapak
Muhammad Sahlan Selaku Salah Satu Anggota Perintis Lahirnya Pendidikan Formal Di Pesantren An-
Nawawi Berjan Purworejo Tahun 2000.”
41 “Catatan Tulisan Sejarah Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo Di Tulis Oleh Bapak
Muhammad Sahlan Selaku Salah Satu Anggota Perintis Lahirnya Pendidikan Formal Di Pesantren An-
Nawawi Berjan Purworejo Tahun 2000.”

17 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa terima kasih Madrasah Aliyah An-
Nawawi Berjan Purworejo memberikan reward (penghargaan) kepada siswa dan
guru prestasi untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswa dan guru lain.
menyikapi dampak pemanasan global yang beralamatkan di Jalan K.H. Zarkasi
berjan Gebang Purworejo ini, menyadari bahwa sekarang saatnya untuk
mengadakan program Madrasah Adiwiyata sebagai bentuk gerakan peduli dan
berbudaya lingkungan hidup di Madrasah berbagai kegiatan telah dilaksanakan
untuk menunjang program tersebut. Madrasah Aliyah An-Nawawi berjan
Purworejo juga berupaya menjaga komunikasi dengan wali siswa melalui media
sosial, maupun media cetak, untuk itu majalah kalam diterbitkan sebagai media
komunikasi dan wadah kreasi bagi civitas akademika manawa. Pada tahun 2020
kalam sudah diakui oleh pusat data dan dokumentasi ilmiah oleh LIPI. Hal ini tak
lepas dari kerjsama dengan berbagai pihak, aqua, BRI, BMT An-Nawawi dan lain
lain. Untuk mewujudkan lembaga kewirausahaan siswa dan guru didirikanlah
koperasi manasih yang menyedikan kebutuhan siswa, guru, maupun madrasah.
Tabel 3. Pembelajaran Sistem Terintegrasi Tingkat Aliyah
1 ALIYAH 2 ALIYAH

FAN KITAB FAN KITAB

Al-Qur'an Al-Qur'an Akhlaq Ta'lim Muta'alim II

Tauhid Fath al-Majīd Fikih Fath al-Qarib II

Akhlaq Ta'lim al-Muta'allim I Ushul Fikih Waraqat

Fikih Fath al-Qarib I Tajwid Jazariyah II

Tajwid Jazariyah I Nahwu Amriti

Nahwu Asmawi Shorof Maqsud

Shorof Amtsilatut Tasrifiyyah Lughowi Hadis Bulugh al-Marom

I. Tafsir Ilmu Tafsir I. Hadis Taisir Mustolah al-Hadis

Buku SKU Buku SKU Al-I'rob Al-I'rob

Pegon Pegon Buku SKU Buku SKU

Q. Kitab Fath al-Qarib I Q. Kitab Fath al-Qarib II

Sumber: Arsip Perpustakaan Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo

Mulai Tahun Pelajaran 2019/2020 s/d Tahun Pelajaran 2020/2021 ini,


Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo melaksanakan Kurikulum

18 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Madrasah terintegrasi dengan Pesantren. Berkenaan dengan Integrasi Kurikulum,


maka Struktur Kurikulum untuk Kelas X dan XI memiliki dua jalur yang harus
ditempuh oleh peserta didik, yaitu Madrasah Aliyah dan Diniyah Ulya. Sehingga
siswa kelas X dan XI harus menyelesaikan Madrasah Aliyah dan Diniyah Ulya
secara bersama.
Ketiga, Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN) Purworejo
Pesantren An Nawawi. Secara resmi berbentuk pesantren pada tahun 1946, era
Simbah K.H. Nawawi. Setelah berganti nama menjadi An-Nawawi yang kini diasuh
oleh Romo K.H. Ahmad Chalwani Nawawi perkembangannya lebih bagus lagi,
berkat doa para sesepuh, orang tua, Simbah K.H. Mahrus Lirboyo, doa mertua
Simbah KH Ahmad Abdulhaq Dalhar Watucongol. Kini selain pesantren salaf An-
Nawawi juga memiliki sekolah formal: MTS, MA dan Sekolah Tinggi An-Nawawi
(STAIAN) dan hari ini dalam proses alih status menjadi Institut dengan 7 Program
Studi (Prodi). Pada perkembangannya, menjadi pesantren yang memiliki
pendidikan formal mulai dari Mts (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah),
bahkan sekarang punya Sekolah Tinggi Agama Islam an-nawawi yang sedang
dalam proses alih status menjadi Institut. sudah 7 prodi (program studi) yaitu
Ahwal Syakhsiyah, Perbankan Syariah, Manajemen Pendidikan Islam, Hukum
Ekonomi Syariah, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Pendidikan Bahasa Arab, dan
Manajemen Bisnis Syariah.42
Dari temuan dan pembahasan yang diberikan di atas, jelas bahwa
transformasi manajemen pembelajaran merupakan bagian penting terutama
dalam mengembangkan manajemen lembaga formal tertentu. Beberapa hal yang
perlu disimpulkan adalah integrasi sistem Salafiyah dan Khalafiyah yang ada di
Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo dinilai sebagai pilihan yang tepat
untuk diterapkan. Selain itu, karena banyak penelitian yang berfokus pada
modernisasi yang diterapkan di pondok pesantren Salafiyah, dalam hal ini, pondok
pesantren An-Nawawi Berjan juga berfokus pada integrasi Salafiyah dan
Khalafiyah yang ditunjukkan dengan kombinasi kegiatan pembelajaran formal
yang disediakan bagi siswa di dalam kelas serta kegiatan ekstrakurikuler di luar

42 AN-Nawawi, “Program Studi STAI An-Nawawi,” An-Nawawi, 2022,


https://staiannawawi.ac.id/program-studi/.

19 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

kelas. Tidak hanya bagi siswa, pondok pesantren An-Nawawi Berjan juga
memberikan guru untuk memiliki program-program berharga dari kegiatan
mengajar misalnya mengikuti workshop pelatihan motivasi dan pengalaman dalam
menghasilkan berbagai model pembelajaran. Selain itu, integrasi antara sistem
pendidikan Salafiyah dan Khalafiyah dalam kurikulum yang digunakan oleh
Pesantren An-Nawawi Berjan tercermin dari tujuan kelembagaan yang ditetapkan
yaitu bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki proporsi yang seimbang
antara intelektualisme dan spiritualisme.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Pertama,
Pesantren An-Nawawi Berjan didirikan oleh Kiai Zarkasyi (w. 1914) pada tahun
1870 yang dahulunya bernama Pesantren Roudlotut Thulab. Pada
perkembangannya, pesantren An-Nawawi mulai pada tahun 1982 dibawah
kepengasuhan K.H. Ahmad Chalwani mengalami kemajuan pesat terutama di
bidang pendidikan. Dalam bidang tersebut, ia menambah pendidikan formal yang
telah ada dengan mendirikan MTs, MA, dan STAI An-Nawawi yang mau beralih ke
IAI An-Nawawi. Kedua, upaya mengintegrasikan antara pendidikan khalaf
(tradisional) dengan khalaf (modern) juga sudah dipuayakan dengan memasukkan
materi kitab kuning mislanya dalam bidang nahwu jurumiyah pada tingkat
tsanawiyah dan imrithi pada tingkat Madrasah Aliyah. Peningkatan kualitas
pendidikan madrasah diniyah dengan mengadakan teknik edukatif bagi pengajar
maupun calon pengajar, menambah pendidikan keterampilan atau ekstrakulikuler.
Ketiga, Pengaruh Pesantren An-Nawawi dalam ruang lingkup sosial keagamaan
terhadap masyarakat sekitar adalah meningkatkan kegiatan-kegiatan yang
meliputi meningkatkan berbagai majlis ta’lim, meningkatkan pengiriman da’i-da’i
ke berbagai daerah minim agama, mendirikan KBIH An-Nawawi dan mengadakan
kegiatan sosial guna pengembangan masyarakat Islam. Dalam bidang
perekonomian Pesantren An-Nawawi berupaya meningkatkan pengelolaan unit-
unit usaha di kopontren An-Nawawi. Perkembangan unit-unit usaha di koperasi
Pesantren An-Nawawi meliputi sektor ril dan sektor jasa. Adanya Pesantren An-
Nawawi secara tidak langsung memberikan manfaat kepada masyarakat baik
keagamaan maupun sosial.

20 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

DAFTAR PUSTAKA
Al-Attas, Naquib. Islam Dan Sejarah Kebudayaan Melayu. Kuala Lumpur:
Universiti Kebangsaan Malaysia, 1972.
AN-Nawawi. “Program Studi STAI An-Nawawi.” An-Nawawi, 2022.
https://staiannawawi.ac.id/program-studi/.
Bruinessen, Martin Van. Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat. Cetakan II.
Yogyakarta: Gading Publising, 2015.
“Catatan Tulisan Sejarah Madrasah Aliyah An-Nawawi Berjan Purworejo Di Tulis
Oleh Bapak Muhammad Sahlan Selaku Salah Satu Anggota Perintis
Lahirnya Pendidikan Formal Di Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo
Tahun 2000,” n.d.
Chalwani, Ahmad. Risalah Do’a Dan Shalawat. Purworejo: Keluarga Santri
Pondok Purworejo (KESAPP) Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, 2021.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai Dan
Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES, 1994.
Fuadi, Moh. Ashif. “Islamization and the Transition of Power in Nusantara
According to Kiai Abul Fadhol’s Aḥlā Al-Musāmarah.” ISLAMICA: Jurnal
Studi Keislaman 16, no. 1 (2021): 80–104.
https://doi.org/https://doi.org/10.15642/islamica.2021.16.1.80-104.
Hasan, Mohammad. “Perkembangan Pendidikan Pesantren Di Indonesia.”
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (2015): 55.
https://doi.org/10.19105/jpi.v10i1.638.
Idris, Usman Muhammad. “Muh. Idris Usman Pesantren Sebagai Lembaga
Pendidikan Islam.” Al Hikmah XIV, no. 1 (2013): 101–19.
Ihsan, Ihsan. “Penguatan Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Aliyah Di
Kudus.” Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2016): 115–36.
https://doi.org/10.21580/nw.2012.6.1.464.
Ilyasin, Mukhamad. “Transformation of Learning Management: Integrative Study of
Islamic Boarding School Curriculum.” Dinamika Ilmu 20, no. 1 (2020): 13–22.

21 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Moh. Ashif Fuadi, Ilham Ade Kurniawan, I’anatul Mufarrihah

https://doi.org/10.21093/di.v20i1.2006.
Karyadi, Fathurrochman. “Membakar Dupa Di Masjid : Pandangan Keagamaan
Ḥaḍrat Al-Shaykh Muhammad Hasyim Asy ’ Ari Dalam Naskah Arab Pegon
Pesantren.” Manuskripta 12, no. 1 (2022): 147–66.
https://doi.org/10.33656/manuskripta.v12i1.204.
Khoiri, Miftahul, M. Alamil Huda, and Nur Anwar. “Dinamika Pendidikan Di
Pesantren Tebuireng Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Jombang
1948-1975 M.” Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam 9,
no. 2 (2021). https://doi.org/10.24235/tamaddun.v9i2.8873.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.
Mastuhu. Dinamika Pendidikan Pondok Pesantren. Jakarta: INIS, 1994.
Mulyaningsih, Jumeroh, and Dedeh Nur Hamidah. “LASKAR SANTRI PEJUANG
NEGERI: Rekam Jejak Laskar Hizbullah Dalam Pertempuran 10 November
1945 Di Surabaya.” Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan
Islam 6, no. 2 (2018): 1–30. https://doi.org/10.24235/tamaddun.v6i2.3519.
Muslim, Muslim. “PERTUMBUHAN INSITITUSI PENDIDIKAN AWAL DI
INDONESIA :PESANTREN, SURAU DAN DAYAH.” Jurnal Bilqolam
Pendidikan Islam 2, no. 1 (2021): 19–37.
https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.45.
PDPP Kemenag. “Statistik Data Pondok Pesantren.” kemenag.co.id, 2022.
http://ditpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik.
Qomar, Mujamil. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi. Jakarta: Erlangga, 2002.
Royani, Ahmad. “Pesantren Dalam Bingkai Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
Indonesia.” Jurnal Islam Nusantara 2, no. 1 (2018): 121.
https://doi.org/10.33852/jurnalin.v2i1.75.
Rangkuti, Suheri Sahputra. “Integrasi Keunggulan Pesantren Salaf Dan Khalaf
Pada Pondok Pesantren Al-Ansor Padangsidimpuan.” Madaniyah 8, no. 2
(2018): 272–81.
———. “Patriarki Dalam Perspektif Pesantren.” Madaniyah 9, no. 1 (2019): 100–
116.

22 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022


Transformasi Pesantren ...

Sholikah, Sholikah, and Nurotun Mumtahanah. “KONSTRIBUSI KEBANGSAAN


KIAI HASYIM ASY’ARI: Membangun Relasi Harmonis Islam Dan Indonesia.”
Akademika 15, no. 1 (2021). https://doi.org/10.30736/adk.v15i1.515.
Steenbrink, Karel A. “The Study of Comparative Religion By Indonesian Muslims.”
Numen 37, no. 2 (1990): 141–67.
https://doi.org/https://doi.org/10.1163/156852790X00115.
Tim PP An-Nawawi. Mengenal K.H. Nawawi Berjan Purworejo. Surabaya:
Khalista, 2008.
Yasmin, Nabila. “The Islamization of The Malay Worldview A Study of Malay
Historical Literature Taj Al-Salatin.” Tsaqofah Dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan
Dan Sejarah Islam 05, no. 02 (2020): 39–48.
https://doi.org/10.29300/ttjksi.v5i2.3659.
Yusri, Diyan. “Pesantren Dan Kitab Kuning.” Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan 6,
no. 2 (2020): 647–54. https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i2.605.
Wawancara Dengan Pak Khamid Selaku Kepala Pesantren An-Nawawi Berjan ,
Kecamatan Gebang Purworejo, Pada Tanggal 3 April 2021.”
“Wawancaca Dengan K.H. Ahmad Chalwani Pengasuh Pesantren An-Nawawi
Berjan April 2022.”

23 Studi Multidisipliner Volume 9 Edisi 2, 2022

You might also like