Modul Ajar Bab 7 New

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Menjaga Persatuan dan Kesatuan


dengan Gotong Royong

A. INFORMASI UMUM MODUL


Nama Penyusun : DWI SETYANINGSIH, S.Pd
Instansi/Sekolah : SD NEGERI SIWARAK WETAN
Jenjang / Kelas : SD / VI
Alokasi Waktu : (1 Jam X 35 Menit )
Tahun Pelajaran : 2023 / 2024
B. KOMPONEN INTI
Capaian Pembelajaran Fase C
Pada fase ini, peserta didik mampu:
Memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh;
mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa
dan bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat;
menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan
kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari
masyarakat; menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma,
aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban
dan hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; dan
mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya dalam kehidupan
sehari-hari di keluarga dan di sekolah.
Menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman
budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya; mengenal wilayahnya dalam
konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan
membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan
lingkungan sekitar
Fase C Berdasarkan Elemen
Negara Kesatuan Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks
Republik Indonesia kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI. Peserta didik mampu membangun kebersamaan,
persatuan, dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah
dan lingkungan sekitar.
Tujuan Pembelajaran 1. Memahami makna gotong royong untuk menjaga persatuan dan
kesatuan di lingkungan sekolah dan sekitar.
2. Menyajikan contoh praktik gotong royong di lingkungan sekitar.
3. Mempraktikkan gotong royong sebagai wujud bela negara di
lingkungan sekitar.
Konsep dan Keterampilan Pada fase sebelumnya peserta didik telah belajar memahami,
Prasyarat menyajikan, dan mempraktikkan gotong royong di lingkungan
sekolah.
Profil Pancasila  Beriman Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
 Berkebhinekaan Global
 Mandiri
 Bernalar
 Kritis
 Kreatif
Kata kunci Gotong royong, Persatuan dan kesatuan, Bela negara

Target Peserta Didik : Jumlah Siswa :


Peserta didik Reguler 30 Peserta didik (dimodifikasi dalam pembagian
jumlah anggota kelompok ketika jumlah siswa
sedikti atau lebih banyak)
Assesmen : Jenis Assesmen :
Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran  Presentasi
- Asesmen individu  Produk
- Asesmen kelompok  Tertulis Unjuk Kerja
 Tertulis
Kegiatan Pembelajaran Utama / Pengaturan Metode dan Model Pembelajaran :
peserta didik :
 Individu Keteladanan, Diskusi, Presentasi
 Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Ketersediaan Materi : Model Pembelajaran
 Pengayaan untuk peserta didik Tatap muka
berpencapaian tinggi:
YA/TIDAK
 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas
untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep:
YA/TIDAK
Media Pembelajaran
1. Laptop
2. Alat bantu audio (speaker)
3. Proyektor
4. Jaringan internet
5. Alat tulis
Materi Pembelajaran
1. Gotong royong sebagai tradisi dalam budaya di Indonesia yang sangat bermakna dalam upaya
menjaga persatuan dan kesatuan.
Sumber Belajar :
1. Sumber Utama
 Buku Pendidikan pancasila dan kewarganegaran kelas VI SD

2. Sumber Alternatif
Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitar dan
disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.

Persiapan Pembelajaran :
a. Memastikan semua sarana prasarana, alat, dan bahan tersedia
b. Memastikan kondisi kelas kondusif
c. Mempersiapkan bahan tayang
d. Mempersiapkan lembar kerja siswa

Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran :


Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti
pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka tersebut dengan
mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan pembelajaran.
Asesmen Awal
Guru memeriksa pengetahuan dan sikap dasar peserta didik tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan berikut.
1. Apakah kalian pernah melihat atau terlibat dalam kegiatan gotong royong? Diharapkan peserta
didik dapat menjawab disertai dengan sedikit keterangan rumah atau daerahnya.
2. Hal apa saja yang kalian amati dari kegiatan gotong royong? Diharapkan peserta didik dapat
menguraikan aktivitas gotong royong untuk kepentingan apa, siapa saja yang terlibat, dan
bagaimana pembagian kerja dalam bergotong royong.
3. Bagaimana pendapat kalian tentang manfaat gotong royong untuk menjembatani perbedaan
yang ada di masyarakat?
Diharapkan peserta didik dapat memberikan jawaban terkait kegiatan gotong royong yang
membuktikan kepedulian antarwarga yang dapat menjaga persatuan atau mencegah timbulnya
hubungan yang tidak baik.
Selain ketiga pertanyaan tersebut, guru dapat memberikan pertanyaan lain yang digunakan sebagai
alat ukur kemampuan awal sebelum memulai pembelajaran pada bab ini.
Apersepsi
Guru dapat mengingat pengalaman peserta didik ketika bekerja bakti di sekolah. Guru menjelaskan
bahwa kerja bakti sama dengan gotong royong, yaitu bahwa pesertanya melakukan pekerjaan
secara sukarela karena memahami kebaikan yang ada dalam kerja bakti atau gotong royong. Guru
dapat menanyakan manfaat yang dirasakan peserta didik ketika mengikuti kerja bakti di sekolah.
Kegiatan Inti
a. Guru mengajak peserta didik secara mandiri membaca bacaan berjudul “Gotong royong dalam
Mewujudkan Bela Negara” yang ada di buku siswa Bab 7 pada Aktivitas Ayo, Membaca.
b. Guru mencermati pemahaman peserta didik atas bacaan yang menjelaskan bahwa gotong
royong dalam rangka bela negara sudah dilakukan oleh para pahlawan dengan mengajak mereka
mengerjakan tugas yang ada di lembar kerja Ayo, Membaca. Jawaban dituliskan di buku tulis
atau kertas yang telah disediakan guru. Peserta didik dapat melakukannya secara mandiri
ataupun berkelompok.
c. Pada pertemuan berikutnya, guru mengajak peserta didik melanjutkan pembahasan tema yang
sama melalui aktivitas yang berbeda, yaitu melalui aktivitas Ayo, Memahami.
Pada Tugas 1, peserta didik diajak mengamati dan menceritakan pengalaman mereka
mempraktikkan gotong royong di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar dalam
bentuk tabel, mind map, atau tulisan deskriptif. Laporan pengamatan hendaknya memuat aspek
“apa yang dilakukan, siapa saja yang melakukan, kapan terjadi, mengapa dilakukan, di mana
kegiatan tersebut dilakukan, dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan”.
d. Pada kegiatan Ayo, Menemukan disajikan sebuah cerita singkat bergambar. Peserta didik diajak
untuk menuliskan pesan moral yang mereka temukan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
mandiri ataupun dalam kelompok diskusi.
e. Untuk menguatkan sisi psikomorotik dan sikap, guru mengajak peserta didik melakukan aktivitas
Ayo, Menulis dan Ayo, Merenungkan. Pada aktivitas yang pertama, guru mengajak peserta
didik untuk menulis tentang pelaksanaan gotong royong yang sudah dilakukan dalam proyek dan
diunggah di mading sekolah atau media sosial yang dimiliki guru atau orang tua. Pada aktivitas
kedua, peserta didik diajak untuk merefleksikan pengalaman mereka bergotong royong.
Kegiatan Penutup
 Guru mengapresiasi seluruh cerita yang disampaikan oleh setiap peserta didik.
 Guru memberikan klarinkasi atas seluruh cerita yang disampaikan oleh peserta didik.
 Peserta didik dan guru memberikan refleksi berupa penegasan bahwa perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila yang dapat diteladani merupakan perwujudan keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Peserta didik diarahkan agar senantiasa menghormati siapapun sebagai habituasi penerapan
Pancasila pada kehidupan peserta didik sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun di tempat
lainnya.
 Guru memberikan pesan agar pada saat pulang ke rumah setiap peserta didik dapat beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Mengucapkan salam pada saat
masuk rumah dan mencium tangan kedua orang tua sebagai langkah sederhana bagi peserta
didik untuk mengamalkan Pancasila di rumah. (Guru dapat memberikan pesan lain yang mudah
dan mungkin dapat dilakukan oleh peserta didik serta relevan dengan pengalaman belajar yang
sudah dilaksanakan).
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada peserta didik
lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Asesmen Formatif :
Asesmen formatif dilaksanakan di antara kegiatan dengan mempertimbangkan hasil lembar kerja
peserta didik pada kegiatan Ayo, Memahami dan Ayo, Menyimpulkan. Berikut ini contoh rubrik
penilaian formatif yang dapat dikembangkan guru sesuai dengan konteks peserta didik.
Tabel 7.1 Asesmen Formatif Aktivitas di Buku Siswa bab 7

Aspek yang Kriteria


No
Dinilai Mahir Cakap Berkembang
1 Komunikasi Mampu Mampu Belum mampu
berkomunikasi berkomunikasisecara berkomunikasi
secara lisan ataupun lisan ataupun tulisan secara lisan ataupun
tulisan dengan baik dengan baik tulisan dengan baik
menggunakan menggunakan menggunakan
bahasa Indonesia bahasa Indonesia bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang baik dan benar, yang baik dan benar.
tetapi belum
konsisten.
2 Kerja sama Mampu bekerja Mampu bekerja sama Belum mampu
sama dengan secara baik dengan mempraktikkan kerja
peserta didik lain peserta didik lain, sama yang baik
secara baik dan tetapi tidak konsisten dengan peserta didik
konsisten di semua di semua aktivitas. lain dalam aktivitas
aktivitas. yang dilakukan.
3 Materi pokok Mampu menjelaskan Mampu menjelaskan Belum mampu
makna gotong sebagian dari makna menjelaskan makna
royong sebagai cara gotong royong gotong royong
untuk menjaga sebagai cara untuk sebagai cara untuk
persatuan dan menjaga persatuan menjaga persatuan
kesatuan dan bentuk dan kesatuan dan dan kesatuan dan
bela negara dan bentuk bela negara bentuk bela negara
melakukan gotong dan melakukan dan belum mampu
royong di lingkungan gotong royong di melakukan gotong
sekitar dengan baik. lingkungan sekitar royong di lingkungan
dengan baik. sekitar dengan baik.
4 Laporan hasil Mampu membuat Mampu membuat Belum mampu
pengamatan laporan yang runut, laporan, tetapi belum membuat laporan
jelas, dan secara begitu jelas, dan yang runut, jelas, dan
sistematis belum sistematis secara sistematis
menggambarkan menggambarkan menggambarkan
hasil pengamatan hasil pengamatan hasil pengamatan
pelaksanaan gotong pelaksanaan gotong pelaksanaan gotong
royong, serta royong, serta belum royong, serta
memuat aspek “apa, memuat aspek “apa, memuat aspek “apa,
siapa, di mana, siapa, di mana, siapa, di mana,
mengapa, kapan”. mengapa, kapan, mengapa, kapan”.
dengan lengkap.
..
Asesmen Sumatif
Jika guru masih membutuhkan pembuktian atas ketercapaian tujuan pembelajaran karena data
dari hasil asesmen formatif belum mencukupi, guru dapat melaksanakan asesmen akhir dan uji
kompetensi. Berikut ini contoh asesmen akhir dan uji kompetensi yang dapat dikembangkan oleh
guru.
Tabel 7.4 Asesmen Sumatif Bab 7

Nilai
No Indikator Penilaian Nilai
Maksimal
1 Sejarah dan makna gotong royong.
Tahu sejarah dan maknanya.
Hanya tahu sejarah atau maknanya.
Tidak mengetahui informasi ini.
2 Kegiatan gotong royong warga sekitar.
Mendapatkan lebih dari 5 informasi.
Mendapatkan lebih dari 3 informasi.
Mendapatkan hanya 1 informasi.
3 Praktik gotong royong.
Sangat aktif. 3 3
Cukup aktif. 2
Tidak aktif. 1
Total Nilai 9

.
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang pada huruf A, B, C,
atau D.

1. Gotong royong menjadi salah satu cara menjaga persatuan dan kesatuan.
Gotong royong di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat termasuk dalam perwujudan
bela negara yang sesuai dengan Pancasila, khususnya sila berlambang ….
A. bintang
B. pohon beringin
C. kepala banteng
D. padi dan kapas

2. Gotong royong dapat dilakukan di semua lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Salah satu contoh gotong royong di sekolah adalah ….
A. memberikan bantuan mengerjakan PR yang belum dikerjakan teman
B. membantu kegiatan kerja bakti membersihkan tempat ibadah
C. membantu tetangga yang terkena musibah
D. melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
3. Para siswa sudah diajari bergotong royong sejak dini. Selain di sekolah, siswa juga
mempraktikkannya di masyarakat. Contoh sikap gotong royong yang dapat dilakukan di lingkungan
masyarakat adalah ….
A. Bonar dan Sedi bersama-sama pergi ke panti asuhan memberikan bantuan alat tulis.
B. Bonar dan Sedi saling membantu dalam mengerjakan tugas dari guru
C. Bonar memberi makanan kepada petugas kebersihan sekolah
D. Bonar dan Sedi sedang membersihkan toilet sekolah

4. Gotong royong merupakan salah satu cara menjaga persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan
bela negara. Contoh gotong royong mewujudkan bela negara di lingkungan masyarakat adalah ....
A. Sedi dan Bonar mendukung tim sepak bola dalam pertandingan antarkampung
B. Pigey dan Bonar membawa makanan khas papeda dan bika ambon untuk dibagikan kepada
teman main mereka
C. Manda dan Bonar memberikan makanan kepada tetangga yang menjadi korban kebakaran
D. Walaupun berbeda agama, Memey dan Indi saling mengunjungi tempat ibadah masing-masing

5. Pigey jarang membawa bekal makanan ke sekolah. Bonar ingin berbagi makanan dengan Pigey.
Sikap yang harus dihindari Bonar saat berbagi dengan Pigey adalah ....
A. mengharapkan balasan/pujian dari teman di kelas
B. mengajak teman-teman lain ikut berbagi
C. tidak membuat Pigey malu diberi makanan
D. mengajak Pigey makan bersama dengan teman-teman

B. Isilah titik-titik berikut ini.


1. Melakukan gotong royong bersama teman-teman di sekolah memberikan banyak manfaat.
Salah satu cara bergotong royong adalah adanya … tugas.
2. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Demikian juga, kalian harus bekerja sama saling membantu
untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan yang kalian lakukan tersebut dinamakan ….
3. Gotong royong telah lama menjadi kebiasaan bangsa kita, bahkan sejak sebelum merdeka.
Saat ini, gotong royong dilakukan bukan lagi untuk mengusir penjajah, tetapi untuk
menghadapi perkembangan zaman yang pesat. Salah satu bentuk gotong royong yang dapat
kalian lakukan saat ini di masyarakat adalah ….
4. Gotong royong menjadi budaya masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Beberapa daerah
bahkan memiliki istilah khusus untuk menyebut gotong royong. Aktivitas gotong royong di
masyarakat daerahmu dikenal dengan istilah ….
5. Dalam bergotong royong, kalian harus mengutamakan kepentingan bersama dan harus
didasari oleh rasa …, tidak mengharapkan balasan atau pujian siapa pun.
Jika guru masih membutuhkan pembuktian atas ketercapaian tujuan pembelajaran karena data
dari hasil asesmen formatif belum mencukupi, guru dapat melaksanakan asesmen akhir dan uji
kompetensi. Berikut ini contoh asesmen akhir dan uji kompetensi yang dapat dikembangkan oleh
guru.

Tabel 6.5 Asesmen Sumatif Bab 6

Nilai
No Indikator Penilaian Nilai
Maksimal
1 Mengidentifikasi provinsi di Indonesia.
Mampu menunjukkan lebih dari 4 provinsi. 5 5
Mampu menunjukkan 4 provinsi. 4
Mampu menunjukkan 3 provinsi. 3
Mampu menunjukkan 2 provinsi. 2
Mampu menunjukkan 1 provinsi. 1
2 Menggali informasi keistimewaan provinsi.
Menanyakan lebih dari 3 pertanyaan yang mengacu pada konteks. 5 5
Menanyakan lebih dari 3 pertanyaan. 4
Menanyakan 2 pertanyaan yang mengacu pada konteks. 3
Menanyakan 2 pertanyaan. 2
Menanyakan 1 pertanyaan. 1
3 Menyajikan keistimewaan provinsi
Karya unik dan informatif. 5 4
Karya memberikan informasi yang lengkap. 4
Karya unik, tetapi kurang informatif. 3
Karya kurang unik dan kurang informatif. 2
Karya seadanya. 1
Total Nilai 15
.
1.
Refleksi Guru:
1. Kegiatan apa yang berhasil? Mengapa kegiatan tersebut dirasakan berhasil?
2. Kegiatan apa yang belum berhasil? Apa kesulitan yang dihadapi?
3. Apakah siswa mengetahui sejarah dan makna gotong royong?
4. Apakah siswa mau mempraktikkan gotong royong di lingkungan sekitarnya?
5. Adakah langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran?
Refleksi Peserta Didik:
Guru mengajak seluruh peserta didik untuk merefleksikan kegiatan dan pengalaman yang mereka
dapatkan selama mempelajari bab ini. Peserta didik menuliskan pencapaian mereka berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan berikut.

Mari melakukan refleksi dan evaluasi diri tentang pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila
elemen gotong royong. Berilah tanda centang (√) jika kalian merasa karakter tersebut sudah baik
atau tanda silang (× ) jika kalian merasa karakter tersebut masih harus diperbaiki.

Tabel 6.3 Renungan Bab 6

Penilaian
No Sikap
√ ×
1 Saya memahami pentingnya gotong royong untuk menjaga
persatuan dan kesatuan.
2 Saya merasa gotong royong itu merepotkan karena banyak tugas.
3 Saya ragu untuk membantu orang yang belum dikenal.
4 Dalam kerja kelompok, saya dan teman-teman melakukan
pembagian tugas.
5 Dalam kerja kelompok, tugas hanya dikerjakan oleh sebagian anak
yang dirasa mampu, sedangkan teman yang lain boleh tidak
berpartisipasi.
6 Saya membantu orang lain walaupun tidak mengenalnya.

Pengayaan dan Remedial


Peserta didik yang capaian pembelajarannya sudah mencukupi bisa diajak menonton video singkat
tentang berbagai kegiatan gotong royong di daerah- daerah di Indonesia. Peserta didik yang masih
membutuhkan pendalaman materi bisa diajak untuk mendiskusikan lagi manfaat gotong royong
dalam kehidupan sehari-hari.

C. LAMPIRAN
Lembar Kerja :
Bacalah artikel Pentingnya Melaksanakan Gotong Royong
Secara berkelompok, salin dan isilah lembar kerja berikut sesuai dengan pengertian kalian atas
penjelasan tersebut. Setelah itu, presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas.
Nama:
Tanggal:
Bagaimana para pahlawan bergotong …………………………………………………..
royong dalam mencapai kemerdekaan? …………………………………………………..
…………………………………………………..
Mengapa gotong royong dapat menjaga …………………………………………………..
persatuan dan kesatuan bangsa …………………………………………………..
Indonesia? …………………………………………………..
Bagaimana pelaksanaan gotong royong …………………………………………………..
sebagai latihan bela negara? …………………………………………………..
…………………………………………………..
Jelaskan elemen gotong royong dalam …………………………………………………..
Profil Pelajar Pancasila! …………………………………………………..
…………………………………………………..
.

.
Secara berkelompok, kalian akan mencari contoh pelaksanaan gotong royong yang dilakukan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Buatlah
kelompok beranggotakan 3-4 siswa dengan pembagian tugas sebagai berikut.
6. Siswa 1 : mengamati atau merasakan secara langsung contoh gotong royong yang sudah
dilakukan atau dilihat di rumah.
7. Siswa 2 : mengamati atau merasakan secara langsung contoh gotong royong yang sudah
dilakukan atau dilihat di sekolah.
8. Siswa 3 : mengamati atau merasakan secara langsung contoh gotong royong yang sudah
dilakukan atau dilihat di lingkungan
2. masyarakat.
3. Siswa 4 : mencatat, merangkum, dan membuat laporan kelompok, boleh berupa tabel, mind
map, atau deskripsi. Laporan pengamatan
memuat informasi atas jawaban pertanyaan apa/siapa, kapan, kenapa, di mana, dan bagaimana.
Selanjutnya, presentasikan hasil kerja kalian di depan kelas.
Berdasarkan isi berita dalam video atau artikel tersebut, jawablah
pertanyaan berikut.
1. Mengapa ada kegiatan gotong royong dalam video atau berita tersebut?
2. Bagaimana cara atau proses yang dilakukan untuk bergotong royong menolong teman?
3. Apa yang kalian lakukan ketika menjadi orang yang ditolong dalam video atau artikel berita
tersebut?
Presentasikan jawaban kalian di depan kelas.

Buatlah kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa. Lakukan aksi gotong royong di lingkungan
sekolah dan sekitarnya. Aksi dapat berupa aksi kebersihan, aksi sosial membantu orang yang
memerlukan, dan sebagainya. Berikut ini langkah-langkah yang dapat kalian lakukan.
1. Tentukan rencana kegiatan yang akan kalian lakukan.
2. Tentukan rencana lokasi tempat kalian akan melakukan aksi gotong royong, misalnya tempat
ibadah, pasar, kantor desa, pos ronda, panti asuhan, dan lain-lain.
3. Lakukan pembagian tugas kelompok, yaitu mencatat atau merekam kegiatan, menghubungi dan
meminta izin kepada yang berwenang di tempat kegiatan, membawa perlengkapan yang
dibutuhkan, dan sebagainya.
4. Susunlah laporan kegiatan aksi gotong royong yang kalian lakukan. Laporan berisi kegiatan
kalian dari awal perencanaan sampai proses pelaksanaan, bisa dalam bentuk deskripsi, gambar,
maupun video. Laporan berisi informasi atas pertanyaan siapa/apa, kapan, di mana, dan
bagaimana kegiatan dilakukan.
5. Presentasikan laporan kalian di depan guru dan teman-teman.
6. Laporan aksi gotong royong yang lengkap dan menarik dapat ditempel pada mading atau
ditayangkan di media sosial sekolah.
Bahan Bacaan Peserta Didik :
Puspa Lestari. “Gotong Royong”. Cerita Anak. Diakses 23 April 2023. https://
www.gurusiana.id/read/puspalestari/article/cerita-anak-berjudulgotongroyong-tulisan-ke463-268280
Bahan Bacaan Peserta Guru :
Derung, Teresia Norman. “Gotong Royong dan Indonesia”. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral 4
no. 1 (2019): 5-13.
Dewantara, Agustinus W. Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong: Indonesia dalam Kacamata
Soekarno. Yogyakarta: Kanisius, 2017.
Pasya, Gurniwan Kamil. 2000. “Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat”. SOSIETAS 1 no. 1
(2019) Diakses 23 April 2023.
Glosarium
apersepsi : pengertian awal tentang sesuatu yang sudah dimiliki sebelum menerima ide-ide atau
pemahaman baru
asesmen : suatu proses untuk menentukan dan memberikan penilaian berdasarkan kriteria
tertentu
Bhinneka : semboyan bangsa Indonesia, bahwa dalam semua
Tunggal Ika : perbedaan yang tampak terdapat kesamaan-kesamaan yang menyatukan.
dasar negara : gagasan-gagasan berisi nilai-nilai yang sangat penting untuk mendirikan sebuah
negara
dialek : variasi dalam berbahasa sesuai dengan daerah tertentu
dimensi : aspek-aspek yang membentuk entitas atau berada dalam suatu elemen
diorama : miniatur (3 dimensi) dari sebuah peristiwa
drama : sandiwara tentang suatu kisah yang memiliki pesan tertentu
eksperimentasi : praktik uji coba untuk melihat dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan
elemen : unsur atau bagian dari suatu entitas
etnis : kelompok etnis atau suku bangsa
fasilitator : orang atau kelompok yang berperan mempermudah atau memperlancar suatu proses
mencapai tujuan

gotong royong : kerja bersama untuk kepentingan bersama atau sebagai bentuk tolong-
menolong yang dilakukan secara sukarela
gubernur : pemimpin suatu provinsi
hak : peluang yang diterima oleh seorang individu untuk menerima atau melakukan dan tidak
melakukan sesuatu
hukum : peraturan-peraturan yang bersifat mengikat yang menentukan tingkah laku manusia dan
lingkungan masyarakat
ice breaking : permainan atau kegiatan untuk menarik perhatian peserta didik
identitas : ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang yang terbentuk dari penghayatan nilai-nilai
kebiasaan dan budayanya
ideologi : seperangkat gagasan
kata kunci : kata atau sekumpulan kata yang mengandung konsep pokok
keberagaman : perbedaan-perbedaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat
kebudayaan : keseluruhan hasil cipta, rasa, karsa dalam bentuk bahasa, seni, ekonomi,
teknologi, ekspresi beragama, cara kerja, dan sistem
kewajiban : beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh
pihak lain atau yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan
kompetensi : kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
konsep : pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret
makna : arti atau maksud atau konsep yang dimiliki oleh suatu tanda
mind map : metode/kegiatan belajar dengan membuat peta pemikiran, disebut juga peta konsep
moral : patokan yang digunakan oleh masyarakat untuk menetukan suatu tindakan baik atau
tidak
musyawarah : kegiatan untuk mencari kesepakatan bersama melalui dialog atau urun rembuk
narasi : wacana atau teks yang digunakan untuk mengisahkan suatu peristiwa sesuai sudut
pandang penulis
narasumber : orang yang berperan untuk memberikan informasi suatu topik yang sedang dibahas
nasionalisme : paham tentang bangsa yang mengandung kesadaran tentang cinta dan
semangat tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa dan memelihara kehormatan
bangsa
nilai-nilai : sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya, sifat-sifat yang penting
atau berguna bagi kemanusiaan
nonformal : di luar jalur formal
norma : aturan yang mengikat suatu kelompok masyarakat
observasi : kegiatan mengamati objek tertentu untuk mendapatkan informasi secara langsung
pandangan hidup : sistem nilai yang membentuk cara berfikir dan mengarahkan pada suatu
tujuan hidup
poster : gambar yang digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan
prasyarat : syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan atau memasuki proses lebih lanjut
presentasi : proses menampilkan ide atau hasil suatu pekerjaan di depan audiens
profil : gambaran singkat tentang orang atau organisasi dengan karakter khas
provinsi : satuan teritorial yang menjadi nama sebuah wilayah administratif pemerintahan di
bawah negara.
refleksi : aktivitas pikir dan rasa dalam rangka menilai situasi diri atau situasi lingkungan untuk
menumbuhkan kesadaran yang lebih baik dalam mengaktualisasikan diri.
semboyan : tanda untuk memberitahu atau mengingatkan sesuatu.
sopan santun : tata krama atau tuntunan sikap yang baik menurut suatu budaya atau kebiasaan
masyarakat
suku bangsa : kesatuan hidup atau sekelompok manusia yang memiliki kesamaan sistem
interaksi, sistem norma, dan identitas yang sama dan menyatukan
susila : sopan santun dan keadaban
tradisi : kebiasaan yang ada sejak masa lalu
Daftar Pustaka:
Anggraena, Yogi, dkk. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022. Anggraena, Yogi, dkk.
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Proil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,
2022. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia. Peraturan Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila Nomor 2 Tahun 2022 tentang Materi Dasar Pembinaan Ideologi Pancasila.
Jakarta, 2022. Bawantara, A., Ebo, P., dan Ekaristi, M. Khazanah Negeriku; Mengenal 33 Provinsi
di Indonesia. Jakarta: Anak Kita, 2011. Berutu, L. “Gotong Royong, Musyawarah, dan Mufakat
sebagai Faktor Penunjang Kerekatan Berbangsa dan Bernegara”. Jurnal Antropologi Sosial
Budaya ETNOVISI 1, no. 1 (2005): 21-24. Bestari, Niken. “15 Contoh Gotong Royong yang Terjadi
di Lingkungan Masyarakat”. (22 Desember 2022). https://bobo.grid.id/read/083490563/15-contoh-
gotong-royong-yang-terjadi-di-lingkungan-
asyarakat?page=all#:~:text=1.,rumah%20warga%20yang%20terkena%20musibah Derung,
Teresia Norman. “Gotong Royong dan Indonesia”. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral 4 no. 1
(2019): 5-13. Dewantara, Agustinus W. Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong: Indonesia
dalam Kacamata Soekarno. Yogyakarta: Kanisius, 2017. Gani, Ruslan Abdul. Perjalanan Sebuah
Idiologi. Jakarta: Grasindo, 1988. Handayani, T.U. “Membangun Jati Diri Bangsa Melalui Budaya”.
2013. Diakses tanggal 25 Oktober 2020.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/
handle/11617/3485/13_Membangun_Jati_Diri_Bangsa_Melalui_Budaya.
pdf?sequence=1&isAllowed=y Hatta. Mohammad. Pengertian Pancasila. Jakarta: Idayu Press,
1977. Hemay, Idris, dkk. “Pancasila sebagai Rumah Kebangsaan, Peran MPR dalam Mengawal
Ideologi dan Merawat Kebinekaan”. Jakarta: Badan Pengkajian MPRRI, 2020.
https://historia.id/kultur/articles/gotong-royong-dna-orangindonesia-D800A/page/1 Kartodirdjo,
Sartono. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Depdikbud, 1983 Koentjaraningrat. Manusia dan
Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2004. Kurniasih, Wida. “10 Manfaat Musywarah
dalam Masyarakat”. Diakses April 2023. https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-musyawarah-
dalam-masyarakat/ Latif, Yudi. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015. Lombard. Denys. Nusa Jawa, Silang Budaya. Jakarta:
Gramedia, 2000. Mahfud, Moh. M.D. dkk. Prosiding Kongres Pancasila 30-1 Mei, Kerja Sama
Universitas Gadjah Mada dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2009. Pasya, Gurniwan Kamil. 2000. “Gotong Royong dalam
Kehidupan Masyarakat”. OSIETAS 1 no. 1 (2019) Diakses 23 April 2023. Prasetyo, Ardian, Iqbal
Arpannudin, dan Sulaiman. Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila. Jakarta: Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,
2022. Ruslan, Idrus. Kontribusi Lembaga-Lembaga Keagamaan dalam Pengembangan Toleransi
Antar Umat Beragama di Indonesia. Lampung: Arjasa Pratama, 2020. Samekto, FX. Adji.
Pancasila: Dialektika dan Masa Depan Bangsa. Jakarta: Badan Pembinaan Ideologi Pancasila,
2019 Siska, Yulia. 2017. Geograi Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Garudhawaca, 2017. Suhardi,
Didik. dkk. Literasi Budaya dan Kewargaan. Jakarta: Kemendikbud, 2017. Trianggoro, Hendaru.
“Gotong Royong, “DNA” orang Indonesia”. Historia. (16 November 2020). Yayasan Pembela Tanah
Air. Sejarah Lahirnya Pancasila. Jakarta: Yapeta, 1995. Sumber Internet Diunduh dari
https://historia.id/kultur/articles/gotong-royong-dna-orangindonesia-D800A/page/1 pada 16
November 2020. Diunduh dari https://bobo.grid.id/read/083490563/15-contoh-gotong-royongyang-
terjadi-di-lingkungan-masyarakat?page=all#:~:text=1.,rumah%20
warga%20yang%20terkena%20musibah pada 22 Desember 2022. Diunduh dari
https://www.silabus.web.id/tag/pendidikan-budaya/ diunduh pada 25 Februari 2023 Diunduh dari
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/5-tahapanpendekatan-saintifik-dalam-
pembelajaran/. pada 2 Maret 2023 Diunduh dari
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/asesmen/formatif-dan-sumatif/ pada 5 Maret
2003 Diunduh dari http://dpad.jogjaprov.go.id/article/news/vieww/sri-sultan-hamengku-buwono-ix-
pangeran-dalam-republik-1501/pada 25 Juni 2023 Diunduh dari
https://bobo.grid.id/read/083060625/kenapa-yogyakartadisebut-daerah-istimewa-yogyakarta-ini-
sejarahnya?page=all/ pada 25 Juni 2023

Mengetahui Watuagung, 16 Februari 2024


Kepala Sekolah Guru Kelas VI

SUYATI, S.Pd.SD DWI SETYANINGSIH, S.Pd


NIP. 19700710 199603 2 004 NIP. 19820821 202221 2 024

You might also like