Artikel 6
Artikel 6
Artikel 6
Asep Irawan1
1
STIT Al-Mubarok Bandar Mataram Lampung Tengah, [email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine the role of the principal in Teacher
Performance Assessment activities in order to improve the quality of educators in order to
realize the school's vision and mission at Elementary School, Sumber Rejeki Mataram. This
research use desciptive qualitative approach. Researchers collect data and analyze data where
the data sources used are primary and secondary data using interview, observation, and
documentation techniques. The results of this study are that the principal has several roles,
namely as an innovator who triggers the PKG agenda, then the principal acts as a drafter
and supervisor who makes the concept of activities from the beginning of the activity to the
execution of the PKG program and finally as an evaluator, namely evaluating PKG
activities, this can be seen from the activeness of the principal in overseeing activities in
schools, especially those related to PKG activities. Some of the principal's roles encourage
school principals to make breakthroughs and progressive policies to make PKG activities a
success. The PKG activities that have been running since 2015-2016 have been beneficial in
improving the quality of educators at Sumber Rejeki Mataram Elementary School, that's why
the principal makes this activity one of the mandatory activities that must be followed by all
educators at Elementary School Sumber Rejeki Mataram. The series of activities starting
from debriefing to conducting evaluations is the principal's agenda in realizing the vision,
mission and goals of Sumber Rejeki Mataram Elementary School.
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan dengan potensi beraneka macam. Ibarat benih dalam
tanah yang membutuhkan air, pupuk dan cahaya matahari, agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik potensi-potensi dalam diri manusia juga membutuhkan
bimbingan, arahan dan perawatan agar mampu tumbuh dan berkembang dengan
optimal. Untuk mendapatkan bimbingan, dan arahan manusia harus mengikuti
proses pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam UU no 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Dalam Undang-Undang tersebut sangat jelas tujuan dari pendidikan adalah
untuk mengembangkan potensi dalam diri setiap peserta didik. Menurut John
Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.2 Dengan
demikian pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan dasar manusia.
Pendidikan adalah sarana transformasi ilmu pengetahuan dan penanaman
nilai tentunya harus mempunyai kualitas mutu yang baik, salah satu yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah meningkatkan
kualitas mutu seorang guru, mengingat bahwa guru adalah ujung tombak dalam
proses pendidikan. Sedangkan kualitas guru salah satunya dipengaruhi oleh peran
kepala Sekolah atau Sekolah tempat guru mengajar. Guru dan kepala
sekolah/Sekolah mempunyai posisi yang sangat urgent dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan serta berkembangnya suatu lembaga pendidikan.
Guru profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan
nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis,
1
UU Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 69
etis, berbudi luhur, dan berkepribadian. Sebagai seorang pendidik, guru setidaknya
mengetahuai dan mempunyai misi untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.3 Maka tidak berlebihan jika dikatakan masa depan masyarakat, bangsa
dan negara sangat ditentukan oleh guru. Guru merupakan elemen kunci dalam
sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari
kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti
apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila
dilaksanakan oleh guru Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan
input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di
Sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya
perubahan dan peningkatan kualitas guru. Mengingat pentingnya peran guru dalam
kemajuan bangsa maka guru haruslah memiliki kompetensi yang mumpuni agar
mampu menjalankan tugas dan kewajibannya untuk meraih tujuan pendidikan
nasional.
Namun jika melihat realitas di lembaga-lembaga pendidikan, masih banyak
ditemukan secara faktual guru-guru yang belum menguasai kompetensi secara
praksis sebagaimana mestinya. Kebanyakan guru hanya memahaSD kompetensi
guru secara teoritis. Contoh kecilnya adalah guru hanya bertindak sebagai penyaji
informasi saja, menggunakan sistem satu arah, dan menjadikan dirinya sebagai
subjek pendidikan. Padahal salah satu unsur penguasaan kompetensi pedagogik
secara praksis yang baik guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator,
dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mencari dan mengolah informasi sendiri.4 Bukan hanya masih banyaknya
guru yang belum menguasai kompetensinya dengan baik saat ini juga masih banyak
ditemukan guru yang kurang bergairah dalam melakukan tugasnya dalam mendidik
sehingga berakibat pada kurang berhasilnya tujuan yang ingin dicapai. Hal ini
3
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan…, 49
4
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
BuSD Aksara, 2008), 16-17
5
Syamsul Ma’arif, Guru Profesional Harapan dan Kenyataan (Semarang: Need’s Press, 2005),11
6
Panduan Teknis Kurikulum 2013 Sekolah Dasar…., 37.
ketrampilan mereka.7 Piet A. Sahertian menyatakan bahwa, standar kinerja guru itu
berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja
dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3)
pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai
pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru8. Kinerja guru
dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana
seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,
dan menilai hasil belajar.
Efektifitas dan keberhasilan program PKG sangat ditentukan oleh peran
kepala madrasah. Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala Sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan saranan dan
prasarana.9 Maka tidak berlebihan jika dikatakan keberhasilan suatu organisasi
sangat ditentukan oleh mutu dan kualitas ketua atau pemimpinnya, begitu juga
dalam pendidikan.10 Kepala Sekolah sebagai seorang yang diberikan tugas untuk
memimpin Sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan Sekolah diharapkan
menjadi pemimpin yang inovator di Sekolah tersebut. kepala Sekolah harus
memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaan, professional dan berdedikasi.
Kepala Sekolah harus melakukan transformasi dalam lembaga sehingga lembaga
yang dipimpinnya berkembang menjadi lembaga yang lebih baik.
Peneliti telah melakukan observasi ke salah satu Sekolah Dasar di daerah
Sumber Rejeki Mataram. SDN 01 Sumber Rejeki Mataram telah melaksanakan
kegiatan PKG selama beberapa tahun terakhir. Menurut beberapa guru yang
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru, 2012, 3
8
Kusmianto Kustimi. Kinerja Kepala Sekolah dan Pengawas dalam Membina KemampuanMengajar Guru.
(Bandung: Remaja Rosda Karya. 2003), 49
9
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), 25
10
Sondang Siagaan, Teori dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 2
mengajar disana kegiatan PKG pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran di dalam kelas. 11
Menurut kepala Sekolah kegiatan PKG di SD merupakan agenda wajib yang harus
diikuti semua guru, mengingat kegiatan ini sangat penting guna meningkatkan
kualitas dan profesionalitas seorang guru. Karena itulah kegiatan PKG di SDN 01
Sumber Rejeki Mataram terus dilakukan setiap tahunnya.12 Selama observasi
peneliti melihat rangkaian kegiatan PKG di Sekolah Dasar tersebut yang diikuti
oleh guru-guru dengan antusias. Selain itu peneliti juga melihat suasana
pembelajaran dalam kelas yang berjalan aktif dan kepala Sekolah yang sering
memberikan motivasi kepada seluruh guru dan peserta didik salah satunya dalam
kegiatan upacara bendera. Setelah melakukan observasi dan melihat kegiatan PKG
di Sekolah Dasar Zainul Yasin peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul :
Peran Kepala Sekolah dalam Kegiatan Penilian Kinerja Guru (PKG) di SDN 01 Sumber
Rejeki Mataram.
11
Wawancara dengan TU SD Zainul Yasin, Kanigaran Probolinggo tanggal 12 April 2019
12
Wawancara dengan Kepala Sekolah Ibtidaiyah Zainul Yasin, Ibu Sulastri, tanggal 25 April 2020
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 254
14
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya: El-Kaf, 2006), 133
15
EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Difa Publisher, 2008), 641.
16
Wahjusumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT Raja Graffindo, 1999), 18
17
Muwahid Sulhan, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Dasar menuju Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Yogyakarta: Teras, 2013), 11
mana terjadi interaksi antara guru dan murid.18 Dengan proses interaksi
inilah seorang kepala Sekolah harus benar-benar memahaSD seluruh warga
madrasahnya dengan baik. Oleh karena itu, adanya kepala Sekolah sangat
penting dalam suatu lembaga, untuk mewujudkan cita-cita Sekolah ke arah
yang lebih baik dan berkualitas.
a. Tugas Kepala Sekolah
Ada beberapa tugas yang melekat pada tugas seorang kepala Sekolah
diantaranya menurut Selzink sebagaimana dikutip Rudolf Kempa, tugas
seorang kepala Sekolah dalam memimpin pendidikan di suatu lembaga
adalah:
1) Mendefinisikan visi, misi dan peranan organisasi madrasah,
mengejawantahkan tujuan organisasi madrasah,
2) Mempertahankan keutuhan organisasi madrasah, dan
3) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi
madrasah. Untuk itu kepala Sekolah harus menciptakan iklim yang
kondusif bagi orang-orang yang dipimpinnya.19
Kompetensi kepribadian ini merupakan kompetensi yang penting
dan harus di miliki oleh seorang kepala madrasah. Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan, kepala
Sekolah setidaknya harus mampu berfungsi sebagai manajer,
administrator, supervisor, leader, dan inovator.20
1) Kepala Sekolah sebagai Manajer
2) Kepala Sekolah sebagai Administrator
3) Kepala Sekolah sebagai Supervisor
4) Kepala Sekolah sebagai Leader
5) Kepala Sekolah sebagai Inovator
6) Kepala Sekolah sebagai evaluator
18
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), 83.
19
Rudolf Kempa, Kepemimpinan Madrasah (Yogyakarta: Ombak, 2015), 29.
20
Shulhan, Manajemen Pendidikan…, 48-50
21
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 98.
22
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/PENILAIAN diakses pada hari kamis tgl 5 Mei 2020
23
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan…, 69.
24
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan…,70
karena setiap individu atau organisasi tentu saja memiliki tujuan yang akan
dicapai dengan menetapkan target atau sasaran.
Adapun Prawirosentono mengartikan kinerja sebagai hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.25 Kinerja mempengaruhi
hasil kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang tidak melanggar
hukum
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian kinerja tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi kerja
seseorang atau organisasi dalam bentuk kegiatan yang dilakukan,
digambarkan dan dihasilkannya sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan
nonfisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi, dan tugasnya yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.
3. Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
26
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru menurut paradigma
baru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai Pendidik,
motivator, fasilitator, pembimbing dan evaluator proses belajar mengajar
yaitu realisasi atau aktualisasi potensi-potensi manusia agar dapat
mengimbangi kelemahan pokok yang dimilikinya.27 Sehingga hal ini berarti
bahwa pekerjaan guru tidak dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan yang
mudah dilakukan oleh sembarang orang, melainkan orang yang benar-benar
25
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan…,72
26
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Pdf. 2
27
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), 86
28
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2004), 116
29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Profesi Pendidikan (Jakarta; Kencana, 2011),
28
30
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…., 285
31
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…., 290
32
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru, 2012, 70.
33
Daryanto, Guru Profesional (Yogyakarta: Gava Media, 2013), 198.
34
Daryanto, Guru Profesional…, 200
1 2017 10 Guru
2 2018 8 guru
3 2019 11 guru
kegiatan PKG yang dilakukan setiap satu semester sekali dimulai dengan
penyiapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna melancarkan kegiatan.
B. Kebijakan dan terobosan Kepala Sekolah SDN 01 Sumber Rejeki Mataram
dalam PKG
Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu narasumber bahwa
kepala Sekolah melakukan beberapa langkah guna merealisasikan dan
menyukseskan kegiatan PKG ini, dimulai dengan melakukan rapat, membuat
agenda kegiatan serta melakukan evaluasi. Kegiatan PKG di SDN 01 Sumber
Rejeki Mataram telah berjalan dan teragendakan setiap tahunnya. Kegiatan ini
dijadikan sebagai agenda rutin Sekolah yang diberikan kepada setap guru yakni
setahun dua kali yang dilaksanakan dipertengahan semester.35 Kegiatan PKG
merupakan salah satu kegiatan yang dijadikan kepala Sekolah sebagai kegiatan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD Zainul Yasin. Selain sebagai
wahana untuk meningkatkan kualitas pendidik kegiatan PKG di SDN 01
Sumber Rejeki Mataram menjadi salah satu ukuran kinerja kepala Sekolah
dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin yang mendorong setiap
anggotanya meningkatkan kualitas.
Kegiatan PKG dengan rangkaian kegiatannya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung di SD Zainul Yasin. Seperti
yang disampaikan kepala Sekolah bahwa kegiatan PKG di atur sedemikian rupa
agar setiap guru dapat mengetahui arti penting setiap pendidik dalam
melaksanakan tugasnya dalam mendidik. Seperti ungkapan salah satu guru yang
telah mengikuti program PKG, beliau mengatakan alasan mengikuti program ini
adalah sebagai tolah ukur bagi kompetentis setiap guru di SDN 01 Sumber
Rejeki Mataram.
Dengan adanya kegiatan PKG maka setiap guru akan dituntut
meningkatkan kemammpuan dalam proses pembelajaran agar lebih
menyenangkan bagi setiap peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilihat
35
Transkrip Wawancara: 01/1-W/F-1/10-VII/2020
36
Hasil Wawancara dengan Kepala SD Zainul Yasin, tgl 10 Mei 2020
37
Wawancara dengan Kepala SD SDN 01 Sumber Rejeki Mataram, pada tanggal 27 Juli 2020
Dengan kegiatan PKG ini maka guru akan terdorong untuk melakukan
perbaikan dalam setiap proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Ketuntasan dalam pembelajaran adalah salah satu indikator yang harus dicapai
guru sehingga kegiatan pembelajaran harus diusahakan berjalan secara optimal
sehingga dapat memperbaiki kualitas kompetensi guru. Kegiatan PKG di SDN
01 Sumber Rejeki Mataram dapat berjalan efektif karena pendampingan yang
optimal dari pengawas dan kepala madrasah. Peran pengawas Sekolah bersama
kepala Sekolah memang sangat dibutuhkan guna merealisasikan kegiatan PKG
di SD Zainul Yasin, melalui pengawasan dan pendampingan kegiatan PKG serta
evaluasi maka kegiatan ini mampu memberikan hasil yang optimal. 38 Berbekal
hasil pengawasan yang dilakukan pada akhirnya akan dapat diketahui target apa
saja yang tercapai sekaligus kendala apa yang muncul selama kegiatan
berlangsung sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi pada kegiatan yang
akan dilakukan pada agenda selanjutnya. Berikut ini rangkaian persiapan
kegiatan PKG di SD Zainul Yasin
a) Mengadakan rapat bersama dewan guru tentang jadwal PKG
b) Penyampaian form yang akan dinilai (format instrument PKG)
c) Mengadakan kegiatan PKG sesuai jadwal dan mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas
d) Tindak lanjut tentang hasil penialaian dan tanda tangan guru
e) Pengarsipan dan laporan kepada Pengawas Madrasah
Melalui pembekalan tersebut maka guru-guru di SDN 01 Sumber Rejeki
Mataram mendapatkan hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
kegiatan PKG. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013
mengacu pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
autentik, hal ini mendorong guru untuk membuat format pembelajaran yang
bervariatif dan kongkret berdasarkan fakta yang sesuai dengan lingkungan hidup
sehari-hari. pada gambar di atas terlihat guru menggunakan bola plastik untuk
38
Dokumentasi kegiatan pembekalan PKG di SDN 01 Sumber Rejeki Mataram tahun 2019
kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya selama proses
pembelajaran di Sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan
adanya program ini maka pihak Sekolah mampu mengevaluasi seberapa guru
menguasai materi serta mampu menerapkanya dalam proses pembelajaran.
sebagai evaluasi diri, acuan akreditasi dan laporan kepada pengawas madrasah.
Jadi dengan adanya program PKG maka setiap guru di SDN 01 Sumber Rejeki
Mataram mampu melakukan evaluasi diri sampai sejauh mana kemampuan diri
dan tolak ukur kemampuan dalam pembelajaran dan mengimplementasikan
standar nasional pendidikan K13 yang menjadi tanggung jawabnya.39 Peran
kepala Sekolah dalam kegiatan ini bukan hanya sebagai konseptor maupun
inisiator kegitan namun juga evaluator.
Peran Kepala Sekolah sebagai inisiator dan konseptor dalam memberikan
Kebijakan terkait dengan PKG diantaranya sebagai berikut:
a. Membuat kebijakan yang berisi kewajiban setiap guru untuk mengikuti
program PKG
b. Menganggarkan dana untuk merealisasikan kegiatan PKG
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait pelaksanaan PKG
KESIMPULAN
Dari pembahasan terkait peran kepala Sekolah dalam kegiatan PKG di SDN
01 Sumber Rejeki Mataram dalam mengimplementasikan K13 dapat peneliti
simpulkan yakni: Pertama, Kepala Sekolah SDN 01 Sumber Rejeki Mataram
mempunyai peran penting dalam kegiatan PKG yakni sebagai konseptor, eksekutor
hingga evaluator dari kegiatan peningkatan kualitas guru di SDN 01 Sumber Rejeki
Mataram salah satunya dalam kegiatan PKG. Kedua, Peran nyata kepala Sekolah
Zainul Yasin guna meningkatkan kualitas guru adalah dengan memfasilitasi semua
guru agar mampu ikut andil dalam kegiatan PKG sehingga kegiatan ini mampu
memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Ketiga,
Kegiatan PKG di SDN 01 Sumber Rejeki Mataram mewajibkan setiap guru agar
39
Hasil wawancara dengan kepala SD Zainul Yasin
melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan dari K13 yakni pembelajaran yang aktif
dan bervariatif. Keempat, Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru
dalam pembelajaran khususnya dalam mengimplementasikan K13. Kelima, Manfaat
yang didapatkan dari kegiatan ini adalah setiap guru mampu mengetahui
kelemahan dan kekurangan selama proses pembelajaran yang dijalankan sehingga
dapat melakukan perbaikan.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Fajri, EM Zul. dan Senja, Ratu Aprilia. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa
Publisher, 2008.
Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21. Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1988.
Ma’arif, Syamsul. Guru Profesional Harapan dan Kenyataan Semarang: Need’s Press,
2005.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Siagaan, Sondang. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.