70 209 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal.

99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD )
PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao, L.)
SERTA PERSENTASE SERANGANNYA

Yuza Defitri
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari
Jl. Slamet Riyadi-Broni Jambi, 36122. Telp. +62741 60103
email : [email protected]

Abstract
Cocoa is one of the plantation commodities that have high economic value among
other plantation crops and plays an important role as a source of foreign
exchange through export and encourages regional economics, especially in rural
areas. To increase the production of cocoa crops in Betung Village, Kumpeh Ilir
District, it is necessary to know the condition of cocoa plants that have the
disease and what percentage of the disease attack. It is useful to perform disease
control techniques on cocoa plants. This study aims to find out about Vascular
Streak Dieback Disease and how many percentages of attacks Vascular Streak
Dieback disease. The research was done by Simple Random Sampling method.
Crop sampling was done randomly at smallholder cocoa plantations in The
Betung Kabupaten Muaro Jambi . Then collect the data by counting all the plants
both healthy and sick to get the percentage of plants attacked by using the formula
P = n / N x 100%. The sample of the cocoa plant affected by Vascular Streak
Dieback disease was identified in the Unbari Basic Laboratory. The result showed
that there were the attackingof foul fruit disease caused by a Oncobasidium
theobromae fungus on passing in land was 80 % which was means it was hard
level of disease as more than half cocoafruit were foul. While it showed a light of
disease attacking on unpassing in land it’s only 30 %.
Keywords : Vascular Streak Dieback, Oncobasidium theobromae

Abstrak
Kakao merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa negara melalui ekspor dan mendorong
ekonomi daerah terutama di pedesaan. Untuk meningkatkan produksi tanaman
kakao di Desa Betung Kecamatan Kumpeh Ilir, perlu diketahui keadaan tanaman
kakao yang terserang penyakit dan berapa persentase serangan penyakit tersebut.
Hal ini berguna untuk melakukan teknik pengendalian penyakit pada tanaman
kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penyakit Vascular
Streak Dieback serta persentase serangan penyakit Vascular Streak Dieback
tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode Simple Random Sampling.
Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara acak di perkebunan kakao rakyat
di desa Betung Kecamatan Muaro Jambi. Data seluruh tanaman yang sehat
maupun yang sakit dikumpulkan, sehingga diperoleh persentase tanaman
terserang penyakit. Sampel bagian tanaman kakao yang terserang penyakit

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 99
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
Vascular Streak Dieback diidentifikasi di laboratorium Dasar Universitas
Batanghari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan penyakit
Vascular Streak Dieback yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae
pada lahan yang tidak dirawat adalah 80 %, yang berarti serangan penyakit ini
termasuk berat karena lebih setengahnya buah kakao terserang penyakit,
sedangkan pada lahan yang dilakukan perawatan intensif serangan penyakit
Vascular Streak Dieback hanya 30 %, ini berarti serangan penyakit ringan.
Kata Kunci : Penyakit Vascular Streak Dieback, Oncobasidium theobromae

PENDAHULUAN
Kakao (Theobroma cacao L.) termasuk kerajaan: Plantae, devisi
Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Malvales, family Malvaceae, genus
Theobroma, dan spesies Theobroma cacao.L. Tanaman kakao terdiri atas dua tipe
yang dibedakan dari warna bijinya. Kakao yang bijinya berwarna putih termasuk
dalam kelompok Criollo sedangkan biji yang berwarna ungu termasuk dalam
kelompok Forastero (Susanto, 2010).
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan
yang lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara melalui ekspor
dan mendorong ekonomi daerah terutama di pedesaan. Untuk itu sejak tahun 1980
pemerintah memberikan prioritas untuk mengembangkan tanaman kakao sebagai
salah satu komoditas unggulan (Susanto, 2010).
Saat ini Indonesia menjadi produsen utama kakao ke tiga setelah Ghana dan
Pantai Gading. Luas tanaman kakao di Indonesia 1.774.303,97 ha (tahun 2014)
dengan produksi 777.500 ton dan sekitar 90% diusahakan oleh rakyat. Sulawesi
merupakan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia, 60% dari luas kakao
Indonesia terdapat di Sulawesi yang menyumbang produksi nasional hingga 500
juta ton. Urutan yang kedua adalah Sumatera dengan luas area mendekati 300.000
ha, yang menyumbang produksi hingga 150.000 ton (Direktorat Jendral
Perkebunan, 2015).
Menurut Biro Pusat Statistik Provinsi Jambi (2014), luas area tanaman
kakao sekitar 2.242 ha dengan produksi 476 ton, sedangkan luas area di
Kabupaten Muaro Jambi 618 ha dengan produksi 271 ton.
Salah satu penyebab rendahnya produksi tanaman kakao tersebut adalah
karena terserang penyakit. Setiap tahun kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai
jutaan rupiah setiap hektar tanaman. Penyebab penyakit yang sering dijumpai
pada tanaman kakao adalah jamur, sedangkan bakteri atau virus jarang dijumpai
dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti (Semangun, 1990 ).
Berikut ini ada beberapa jenis penyakit yang menyerang kakao di
perkebunan yaitu, penyakit Vascular Streak Dieback (VSD), penyakit Busuk
Buah (Phytophthora palmivora), dan penyakit Kanker Batang (Phytophthora
palmivora) (Semangun, 2000).
Penyakit VSD sebagai penyakit mati pucuk merupakan salah satu penyakit
utama tanaman kakao, tersebar di Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur,
Halmahera, Jawa Barat dan beberapa lokasi lainnya. Penyakit semakin meningkat

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 100
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
bila suatu lokasi dengan kelembaban dan curah hujan tinggi. Penyakit menyerang
pucuk tanaman dewasa maupun pucuk tanaman muda yang belum membentuk
jorket (prapatan) pada batangnya (Semangun, 1990 ).
Penyakit tanaman di lapangan dapat dikenali berdasarkan tanda dan gejala
penyakit. Tanda penyakit merupakan bagian mikroorganisme patogen yang dapat
diamati dengan mata biasa yang mencirikan jenis penyebab penyakit tersebut.
Misalnya miselia yang berbentuk seperti kapas, merupakan salah satu tanda jamur
patogen yang menginfeksi tanaman tersebut. Gejala pada umumnya sangat
spesifik tergantung pada spesies yang menginfeksinya, sehingga gejala penyakit
tersebut dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi jenis patogen yang
menginfeksi di lapangan (Agrios, 1999).
Penyakit tanaman dapat mengakibatkan kerugian baik secara kuantitas
maupun kualitas hasil panen. Upaya untuk mengurangi kerugian akibat infeksi
penyakit tanaman tersebut dapat dilakukan pengendalian dengan sasaran dan cara
yang tepat. Pengamatan yang dini dan identifikasi penyakit yang tepat akan
menjamin keberhasilan pengendalian (Abadi,2005).
Untuk meningkatkan produksi tanaman kakao di Desa Betung Kecamatan
Kumpeh Ilir perlu diketahui keadaan tanaman kakao yang terserang penyakit dan
berapa persentase serangan penyakit tersebut. Hal ini berguna untuk melakukan
teknik pengendalian penyakit pada tanaman kakao.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Betung, Kecamatan Kumpeh Ilir,
Kabupaten Muaro Jambi dan Laboratorium Universitas Batanghari selama 6
bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2018.
Penentuan daerah pengamatan di lapangan dilakukan dengan metode Simple
Random Sampling. Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara acak di
perkebunan kakao rakyat. Pengamatan gejala penyakit Vascular Streak Dieback
(VSD) dilakuan secara langsung terhadap kondisi tanaman kakao yang sudah
berbuah. Data kumpulkan dengan menghitung seluruh buah, baik yang sehat
maupun yang terserang penyakit sehingga didapat persentase tanaman terserang.

Penentuan persentase tanaman terserang dihitung dengan rumus :

Keterangan :
P = Persentase Tanaman terserang (%), n = Jumlah Tanaman yang terserang,
N = Jumlah Tanaman keseluruhan

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 101
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gejala Makroskopis
Hasil pengamatan secara makroskopis terhadap penyakit yang menyerang
tanaman kakao di Desa Betung, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi
seperti terlihat pada gambar berikut ini :

A B
Gambar 3. A. Gejala Vascular Streak Dieback pada tunas, daun layu dan mati
B. Gajala Vascular Streak Dieback pada pucuk, daun coklat
kehitaman, layu dan mati

Gejala serangan penyakit Vascular Streak Dieback terlihat adanya tunas-


tunas yang baru tumbuh akan layu dan akhirnya mati. Selain itu bagian pucuk
tanaman berwarna coklat kehitaman, layu dan mati (Agrios, 1999).
Menurut Semangun (1990), gejala lain dari penyakit Vascular Streak
Dieback adalah daun pada flush kedua atau ketiga di belakang titik tumbuh
menguning secara khas. Pada daun ini terjadi bercak-bercak hijau kecil yang
berbatas tegas, yang tersebar pada latar belakang yang berwarna kuning. Daun
yang sakit akan gugur beberapa hari setelah menguning. Gejala penyakit VSD
yang ditemukan pada tanaman kakao di perkebunan dapat di lihat pada Gambar 4.

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 102
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606

A B
Gambar 4. A. Gejala Vascular Streak Dieback (VSD) pada ranting kakao
B. Gejala Vascular Streak Dieback (VSD) pada daun kakao

Gejala lain dari serangan Vascular Streak Dieback yaitu bila ranting
dibelah membujur terlihat garis-garis coklat pada jaringan xylem yang bermuara
pada bekas duduk daun. Lentisel diranting sakit membesar dan relatif kasar
(Semangun, 1990).
Pada ranting yang terserang satu atau dua daun gugur sedang beberapa
daun di sebelah bawah dan sebelah atasnya masih lengkap, sehingga tampak
gejala ranting ompong. Gejala menguningnya daun mulai terlihat tiga sampai lima
bulan setelah spora jatuh pada daun yang bersangkutan, sewaktu daun masih
sangat muda (Semangun, 1990).
Menurut Agrios (1999) adanya dijumpai daun yang menunjukkan gejala
nekrosis dan klorosis pada daun seperti gejala kekurangan unsur Calsium.
Gangguan ini akan segera menyebabkan gugur daun dan mati ranting.

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 103
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
Persentase Tanaman Terserang Pada Lahan Yang Tidak Dirawat
Tabel 1. Tanaman Kakao yang Terserang Penyakit VSD pada Lahan yang Tidak
Dirawat
No. Tanaman Tanaman
Bagian tanaman terserang VSD
pohon sakit VSD tidak sakit VSD
1 Pucuk Daun Layu, mati 
2 Ranting ada noktah coklat 
3 Tidak Ada 
4 Daun Bercak kuning kecoklatan 
5 Ranting ada noktah coklat 
6 Pucuk Daun Layu, mati 
7 Pucuk Daun Layu, mati 
8 Tidak Ada 
9 Tidak Ada 
10 Pucuk Daun Layu, mati 
11 Daun Bercak kuning kecoklatan 
12 Daun Bercak kuning kecoklatan 
13 Pucuk Daun Layu, mati 
14 Pucuk Daun Layu, mati 
15 Ranting ada noktah coklat 
16 Daun Bercak kuning kecoklatan 
17 Pucuk Daun Layu, mati 
18 Daun Bercak kuning kecoklatan 
19 Tidak Ada 
20 Ranting ada noktah coklat 

Dari Tabel 1 di atas dapat dihitung persentase tanaman kakao yang


terserang penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) pada lahan yang tidak dirawat,
yaitu :

Pada lahan tanaman kakao yang tidak dilakukan perawatan yang intensif
yaitu tidak adanya tindakan pengendalian terhadap hama penyakit maka serangan
penyakit Vascular Streak Dieback pada lahan tersebut adalah 80 %. Hal ini
menandakan bahwa serangan penyakit Vascular Streak Dieback yang disebabkan
jamur Oncobasidium theobromae adalah berat yang lebih dari 50%. Tanaman
kakao yang dikelola setelah ditanam dibiarkan saja sehingga kondisi kebun
banyak ditumbuhi gulma serta jarak tanam yang tidak teratur yang menyebabkan

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 104
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
kelembaban tinggi dan cocok untuk perkembangan jamur pathogen penyebab
penyakit.
Persentase Tanaman Kakao Terserang Penyakit VSD Pada Lahan Yang
Dirawat
Persentase serangan penyakit VSD pada lahan yang dirawat dapat dilihat
pada Tabel 2 seperti di bawah ini.

Tabel 2. Tanaman Kakao yang Terserang Penyakit VSD pada Lahan yang
Dirawat
No. Bagian tanaman terserang VSD Tanaman Tanaman
pohon sakit VSD tidak sakit VSD
1 Tidak Ada 
2 Ranting ada noktah coklat 
3 Tidak Ada 
4 Tidak Ada 
5 Tidak Ada 
6 Tidak Ada 
7 Tidak Ada 
8 Tidak Ada 
9 Tidak Ada 
10 Pucuk Daun Layu, mati 
11 Pucuk Daun Layu, mati 
12 Tidak Ada 
13 Pucuk Daun Layu, mati 
14 Pucuk Daun Layu, mati 
15 Tidak Ada 
16 Tidak Ada 
17 Tidak Ada 
18 Tidak Ada 
19 Tidak Ada 
20 Ranting ada noktah coklat 

Dari Tabel 2 di atas dapat dihitung persentase tanaman kakao yang terserang
penyakit VSD pada lahan yang dirawat yaitu :

Pada lahan tanaman kakao yang dilakukan perawatan intensif seperti


mengatur jarak tanam kakao, melakukan pengendalian terhadap hama dan
penyakit, menjaga kebersihan lahan dengan melakukan penyiangan maka
serangan penyakit Vascular Streak Dieback hanya sekitar 30 %. Hal ini
menandakan serangan penyakit ringan karena lahan tanaman tersebut dirawat dan
dikelola dengan baik.

Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 105
Jurnal Media Pertanian Vol. 3 No. 2 Tahun 2018 Hal. 99 – 106
Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi
ISSN print 2503 – 1279 ISSN online 2581 – 1606
Pengamatan Mikroskopis
Pengamatan secara mikroskopis terhadap jamur pathogen penyebab
penyakit dapat
Dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

.
Gambar 3. Oncobasidium theobromae
Vascular Streak Dieback (VSD) disebabkan oleh jamur Oncobasidium
theobromae. Jamur membentuk struktur sporangium yang berbentuk seperti buah
peer. Sporangium dapat berkecambah secara langsung atau membentuk spora
kembara yang dapat berenang. Jamur dapat membentuk struktur tahan
klamidospora dan spora seksual oospora (Semangun, 1990).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
persentase serangan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) yang disebabkan
oleh jamur Oncobasidium theobromae. pada lahan yang tidak dirawat adalah 80
%, yang berarti serangan penyakit ini termasuk berat karena lebih setengahnya
tanaman kakao terserang penyakit. Sedangkan pada lahan yang dilakukan
perawatan intensif serangan penyakit busuk buah hanya 20 % ini berarti serangan
penyakit ringan.

DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Bayu Media. Jakarta
Agrios, G. 1999. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press.
Jogyakarta.
Biro Pusat Statistik Jambi, 2014. Jambi Dalam Angka.
Diretorat Jendral Perkebunan, 2015. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas
Kakao 2014 – 2016. Jakarta
Semangun, H. 1990. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gajah
Mada University Press. Jogyakarta.
Sinaga, M. 2004. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sudiyanto, 2009. Pedoman Bercocok Tanam Cokelat. Direktorat Jenderal
Perkebunan. Jakarta.
Susanto, F.X., 2010 . Tanaman Kakao Budidaya Pengolahan Hasil.
Kanisius,.Jokjakarta.
Syamsulbahri, 2008. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan, Gajah
Mada University Press. Yokyakarta.
Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 106

You might also like