Spasial Statistik Untuk Estimasi Dan Peramalan Produksi Pertanian

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

J. Tek. Ling Vol. 9 No. 3 Hal.

242-254 Jakarta, September 2008 ISSN 1441-318X

SPASIAL STATISTIK UNTUK ESTIMASI


DAN PERAMALAN PRODUKSI PERTANIAN
Studi Kasus: Kabupaten Indramayu dan Subang

Mubekti
Peneliti di Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Applied Study on Agricultural Production estimate and Forecast by using Area Frame
Sampling in Indramayu and Subang Districts is based on the successfulness of ‘Area
Frame Design’ development for the whole Java Island. A brief explanation of design is
presented to refresh its basic idea. The methodology of the study is discussed and
the mathematical formulation to estimate rice refers to direct expansion approach is
presented. The main aim of the study is to prove that area frame sampling is reliable
to implement for rice production estimate and forecast. For that purpose, sample
segments were extracted and inside the segment crop cutting was conducted. Three
times ground survey were conducted to map rice growing stage and crop cutting. The
analysis of ground data for both yield and harvest area was done then production
estimate was derived. Furthermore, harvest area forcast for next three months after
survey-1 was also conducted. Regarding to the man power capability and the results
in both districts, it is considered that area frame sampling is feasible to implement in
district level.
Key Words: Estimasi, Peramalan, Produksi Padi, Kerangka Sampel Areal

1. PENDAHULUAN

Pangan merupakan bagian dari merencanakan pengembangan maupun


sumberdaya alam yang dapat dikatagorikan keputusan-keputusan penting untuk
sebagai sumberdaya alam yang dapat menghidari kekerangan maupun kelebihan
diperbarui. Meskipun demikian, agar dapat stok pangan nasional.
memenuhi kebutuhan pangan bagi Sistem statistik produksi pertanian saat
masyarakat, maka diperlukan pengelolaan ini khususnya yang menyangkut masalah
secara komprehensif yang melibatkan pangan selalu dipertanyakan tentang
kegiatan on-farm, maupun kegiatan off-farm. reabilitas data dan informasi produksi yang
Kegiatan on-farm meliputi perencanaan dihasilkan. Secara reguler selalu terjadi
tanam, pengelolaan hama, dan berbagai polemik, terutama pada saat-saat musim
perlakuan dalam skala petani, sementara paceklik dimana harus diputuskan apakah
itu kegiatan off-farm mencakup segala diperlukan atau tidak diperlukan impor beras
aspek di luar lingkungan pertanian. Statistik untuk memenuhi kebutuhan nasional. Untuk
pertanian merupakan salah satu contoh memperkecil polemik dan untuk
kegiatan off-farm yang sangat penting bagi meningkatkan sistem statistik pertanian
pengambilkeputusan baik untuk diperlukan pengembangan metoda baru

242 Mubekti. 2008


yang bersifat obyektif dan dan dapat 2. BAHAN DAN METODA
dipertaggungjawabkan tingkat reliabilitas
nya. Penjabaran Spasial Statistik dalam
Informasi Statistik pertanian di estimasi produksi padi diwujudkan dalam
Indonesia berasal dari perolehan data suatu pendekatan rancangan kerangka
jangka panjang dan jangka pendek. Jangka sampel areal. Prinsip dasar pendekatan ini
panjang dilakukan melaui sensus pertanian adalah estimasi luasan yang didasarkan
dalam periode waktu 10-tahunan. Jangka pada observasi langsung di lapangan
pendek dilakukan dalam periode bulanan/ terhadap tutupan lahan pada sampel-
4-bulanan dengan pendekatan pengukuran sampel terpilih (yang disebut segmen)
dan estimasi. Produktivitas (ton/ha) secara reguler. Proporsi tutupan lahan pada
didasarkan pada system ubinan (cutting sampel segmen tersebut kemudian
plot) yang jumlah sampel dan distribusinya diekstrapolasikan untuk memperoleh luasan
ditetapkan oleh BPS secara acak-proporsif. populasi setiap jenis tutupan lahan. Adapun
Sistem ubinan didedikasikan untuk level tahapan pekerjaan yang harus dilakukan
propinsi, sehingga untuk data level meliputi stratifikasi lahan, pembentukan
Kabupaten masih berdasarkan estimasi. kerangka sampel, ekstraksi sampel
Sedangkan luas panen didasarkan pada segmen, survai lapangan dan analisis data.
estimasi yang dilakukan oleh MANTAN Bahan yang digunakan dalam penelitian
(Mantri Tani) sering dikenal dengan ini, berupa (1) data sekunder berformat
pendekatan ‘Eye Estimate1) . spasial atau peta digital, (2) Software GIS
Perolehan data statistik berdasarkan berserta perangkat kerasnya, (2) Foto udara
estimasi tersebut sifatnya sangat subyektif berskala antara 1:10.000 sampai dengan
dan sulit untuk mengukur tingkat akurasi 1:20.000, (3) peralatan survai (kompas, peta
dan tingkat kesalahannya. Oleh karena itu lapangan, ATK, dan lain-lain).
perlu adanya usaha untuk mengembangkan Berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
sistem pendekatan atau metodologi yang statistik dilakukan stratifikasi wilayah studi,
bersifat obyektif serta terukur tingkat penentuan kerangka sampel dan ekstraksi
akurasinya. sampel segmen.
Dengan berkembangnya teknologi Survai yang bertujuan untuk
remote sensing dan GIS yang sangat pesat memetakan fase-fase pertumbuhan
didukung oleh perkembangan teknologi dan tanaman dilakukan satu setengah bulan
kapasitas memori komputer, sangat sekali sebanyak tiga kali terhadap sampel-
memungkinkan mengembangkan estimasi sampel segmen yang telah terpilih. Adapun
dan peramalan produksi pertanian dengan fase pertumbuhan yang dipetakan meliputi:
pendekatan Spasial Statistik. Rancangan (1) Olah Tanah (OT), (2) Fase Vegetative (V),
‘Kerangka Sampel Areal’ untuk tanaman (3) Fase Generative (G), dan Fase Panen
padi merupakan salah satu contoh spasial (P). Survai dilakukan oleh para Mantri Tani
statistik pertama yang dikenalkan di dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)
Indonesia tahun 1999, melalui proyek SARI yang telah dilatih untuk menjadi surveyor
dengan sebutan ‘Regional Inventory2). pemetaan.
Tujuan dari studi ini adalah untuk Hasil-hasil survai pemetaan lapangan
mengaplikasikan pendekatan kerangka terhadap segmen terpilih, kemudian
sampel areal untuk estimasi dan peramalan dikonversi menjadi peta digital melalui
produksi padi, di mana 2 wilayah, yaitu penyekenan dan digitasi. Ekstraksi data
Kabupaten Indramayu dan Kabupaten luasan setiap fase pertumbuhan padi di
Subang, Jawa Barat dijadikan daerah studi masing-masing sampel segmen diperoleh
kasus. dari peta digital tersebut.

Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 243


Analisis estimasi dan peramalan luas
panen diperoleh dari ekstrapolasi sampel
segmen ke populasi yang dalam istilah
statistik disebut ’direct expansion 3) . Estimasi luas total tanaman padi di
Estimasi produktivitas diperoleh dari ubinan Kabupaten tertentu merupakan penjumlahan
(cutting plot) yang dilakukan di dalam setiap luas padi pada seluruh strata yang ada di
sampel segmen. Produksi merupakan hasil Kabupaten tersebut. Formulasi matematis
kali antara luas panen dengan produktivitas estimasi luas dan variannya adalah,
rata-rata Kabupaten. Adapun formulasi
matematis yang digunakan adlah sebagai
berikut:

• Produksi (P)
Standar eror dihitung dari akar varian dan
P = A x Y dimana, koefisien variasi dinyatakan dalam
P adalah produksi (Ton) persentasi antara standar eror dan estimasi
A adalah luas panen (Ha) luas.
Y adalah produktivitas rata-rata (Ton/Ha) • Produktivitas (Y)
• Luas Panen (A) Produktivitas diperoleh dari
penimbangan ubinan (crop cutiing) berukuran
Dj = Luas total strata j 2,5 m x 2,5 m yang diadopsi dari metoda
nj = dimensi sampel atau jumlah sampel yang dipakai oleh BPS, kemudian
segmen yang terpilih dalam strata j ekstrapolasikan ke satuan ton/ha. Ubinan
m = jumlah strata dilakukan pada sawah yang akan dipanen
pij = proporsi luas padi dalam segmen i dalam setiap segmen.
strata j 3. LOKASI, WAKTU DAN JADWAL
Aj = Luas total tanaman padi dalam strata j SURVAI
D, adalah luas seluruh strata di Kabupaten
Penelitian dilakukan pada tahun 2006
tertentu
di 2 Kabupaten yaitu Indramayu dan
Rata-rata proporsi luas padi serta variannya Subang. Pemilihan lokasi didasarkan
di srtata j, dalam Kabupaten tertentu kemudahan jangkauan serta potensi padi
dihitung dengan formulasi sebagai berikut pada kedua Kabupaten tersebut.
Penentuan jadwal survai merupakan hal
yang penting dalam statistik padi karena
berkaitan dengan fase pertumbuhan
tanaman. Sedangkan fase pertumbuhan
Luasan tanaman padi dalam segmen dan periode pertumbuhan merupakan
dinyatakan dalam proporsi terhadap luasan parameter kunci untuk estimasi dan
segmen tersebut. Hal tersebut untuk peramalan luas panen. Dengan
menghindari/mengurangi bias, karena peta memperhatikan fase pertumbuhan dan
lapangan secara geometri belum terkoreksi, periode tumbuh padi, jadwal survai
serta adanya kemungkinan kesalahan yang dilakukan sebagai berikut:
dilakukan oleh surveyor dalam
menginterpretasikan batas-batas segmen.

244 Mubekti. 2008


Survai pertama bulan Januari diinterpretasikan dari peta tersebut. Setiap
merupakan musim tanam pertama (MT-1) poligon dalam peta digolongkan kedalam tiga
pada kedua Kabupaten, sedangkan survai penggunaan utama, yaitu (1) budidaya lahan
kedua bulan Mai merupakan musim tanam kering, (2) budidaya lahan basah, dan (3)
kedua (MT-2). Jadwal tersebut diatas budidaya lahan dataran tinggi.
diharapkan dapat mengkover 2 MT. Tahap berikutnya adalah melakukan
zonasi daerah studi dengan tujuan utama
4. HASIL DAN PEMBAHASAN untuk mengklasifikasi daerah padi dan non-
padi sehingga dapat mengurangi areal yang
4.1. Stratifikasi
akan diambil sampelnya. Tahap akhir adalah
Stratifikasi bertujuan untuk membagi re-stratifikasi daerah studi dari klas
populasi (Ù) berukuran N kedalam H sub- kesesuaian lahan. Dasar dari stratifikasi
populasi yang tidak overlap (Ùh-strata) ini adalah presentasi areal sawah, kondisi
berukuran Nh dengan harapan tercapainya geomorfologi, dan homogenitas fase
efisiensi baik yang berhubungan dengan pertumbuhan padi dari setiap poligon yang
keakuratan hasil maupun biaya 4) . ada. Pengecekan lapangan juga dilakukan
Stratifikasi akan efisien bila karakteristik dari dalam proses stratifikasi dengan tujuan
elemen-elemen dalam suatu strata untuk memverifikasi hasil.
mempunyai sifat berdekatan dan sangat Pada akhir fase pengembangan
berbeda antar strata. Secara klasik, strata metodologi, alat utama stratifikasi adalah
ditentukan agar setiap segmen dari populasi Peta Digital Baku Persawahan skala
jatuh dalam satu strata dan tidak ada satu 1:100.000 yang telah dihasilkan oleh Proyek
elemen yang dimiliki oleh dua strata atau SARI. Dalam peta tersebut terdapat
lebih. Sehingga tidak ada segmen yang berbagai poligon penggunaan lahan, dimana
melangkahi batas antar strata. masing-masing poligon yang mempunyai
GIS merupakan alat untuk penggunaan lahan sama memiliki kode dan
mengembangkan pengelolaan berbagai warna sama. Poligon-poligon tersebut
layer informasi yang berbeda. Saat kemudian akan dikelompokkan menjadi
menganalisis antar layer, perlu diperhatikan beberapa kelompok besar, untuk
untuk menghindari jumlah terlalu besar bagi mendapatkan strata.
poligon-poligon kecil berisi informasi yang Dalam peta baku persawahan juga
salah. Visual interpretation photo satelit terdapat batas administrasi, sehingga untuk
beresolusi tinggi dengan dibantu peta mendapatkan strata yang meliputi seluruh
topografi atau peta penggunaan lahan adalah Kabupaten, masing-masing peta kelompok
sistem yang paling banyak digunakan untuk penggunaan lahan (strata) dioverlaikan
stratifikasi. Pendekatan ini sudah digunakan dengan peta batas administrasi Kabupaten.
oleh beberapa negara dalam kaitannya Gambar 1. dan Gambar 2. merupakan hasil
dengan MARS (Monitoring Agriculture by stratifikasi untuk Kabupaten Indramayu dan
Remote Sensing) Project5). Informasi yang Kabupaten Subang, dimana (1) S-1 (strata-
diperoleh dari hasil klasifikasi citra 1) adalah kemungkinan sawah, (2) S-2
(strata-2) adalah sawah tadah hujan, dan
beresolusi tinggi atau dari citra beresolusi
(3) (S-0) adalah non-sawah tidak
rendah (AVHRR, Resurs, dll) dapat
dialokasikan sampel segmen (dieleminasi).
digunakan untuk stratifikasi, namun belum
Proses stratifikasi tersebut dilakukan
digunakan dalam MERA 92.
dengan menggunakan software GIS Arc-Info
Dalam tahap awal fase pengembangan
dan Arc-View, dengan sumber utama
metodologi Proyek SARI, stratifikasi
sebagai alat stratifikasi adalah Peta Baku
dilakukan dengan peta digital Land System
Persawahan dan Peta Ekosistem Pertanian
(skala 1:250000). Kelas-kelas kesesuaian
skala 1:100.000 dalam format digital.
lahan dan pola penggunaan lahan dapat

Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 245


dikontrol. Kemungkinan perubahan hanya
pada ukuran unit-unit atau stratifikasi, yang
dapat dimodifikasi oleh manajer survey.
Desain sampel segmen yang digunakan
dalam kegiatan ini didasarkan pada
kerangka areal dengan segmen berbentuk
bujur sangkar. Segmen ditentukan dengan
mengoverlaykan grid bujur sangkar diatas
areal yang akan diteliti (gridding). Dimana
area operasional yang akan diteliti, disebut
studi area, dibagi kedalam blok-blok besar
berbentuk bujursangkar berukuran 10 km X
Gambar 1. Stratifikasi Sawah Kab. 10 km persegi. Masing-masing bujursangkar
Indramayu besar ini kemudian dibagi lagi menjadi 400
bujursangkar yang lebih kecil (sub-blok)
berukuran 500 m X 500 m.
Masing-masing bujursangkar ini disebut
segmen. Batas segmen ditentukan
berdasarkan pada koordinat geografi dengan
lokasi tetap. Pembagian studi area menjadi
blok dan sub-blok ditunjukkan dalam
Gambar 3. Setelah diperoleh segmen-
segmen dengan bentuk beraturan, perlu
adanya ketentuan bagi segmen-segmen
yang terletak diperbatasan antar strata,
karena suatu segmen tidak dimiliki oleh
lebih dari satu strata.
Gambar 2. Stratifikasi Sawah Kab. Formula yang digunakan sebagai
Subang bahan keputusan oleh software GIS adalah
apabila dominasi luasan segmen jatuh pada
Proses stratifikasi tersebut dilakukan strata tertentu, maka segmen tersebut
dengan menggunakan software GIS Arc-Info masuk dalam strata tersebut, demikian
dan Arc-View, dengan sumber utama sebaliknya (Gambar 4.). Hasil pembangunan
sebagai alat stratifikasi adalah Peta Baku kerangka areal untuk Kabupaten Indramayu
Persawahan dan Peta Ekosistem Pertanian dan Subang seperti yang terlihat dalam
skala 1:100.000 dalam format digital. Gambar 5. dan Gambar 6. Ekstraksi sample
secara randomisasi dilakukan dalam
4.2 Kerangka Areal Segmen Bujur kerangka areal dengan software GIS.
Sangkar
4.3 Ekstraksi Random Sampel Segmen
Tahap awal untuk seleksi sampel
adalah menentukan kerangkanya agar Metoda ‘Systematic Aligned Radom
dapat digunakan untuk menentukan Sampling’ dengan menggunakan ambang
elemen-elemen suatu populasi, dimana jarak (threshold) akan diaplikasikan untuk
suatu sampel dapat dideskripsikan untuk mengekstraksi sample segmen. Daerah
mengestimasi karakter tertentu dari studi area yang sudah dibagi kedalam blok-
populasi secara keseluruhan. Kelebihan blok berukuran 10 km x 10 km kemudian
utama dari kerangka areal adalah bahwa dibagi lagi menjadi 400 sub-blok berukuran
kerangka sampel dapat sepenuhnya 500 m x 500 m yang menjadi ‘spatial unit’
dalam penentuan sample segmen.

246 Mubekti. 2008


Demensi (jumlah) sample ditentukan harus dipilih dengan memperhatikan jarak
dengan mengikuti sampel demensi minimum ambang, untuk menghidari penumpukan
yang masih dimungkinkan dalam ample dalam daerah tertentu saja. Apabila
hubungannya dengan keakuratan data yang dalam pengacakan terdapat 2 segmen atau
dapat diterima dalam estimasi pada level lebih yang bergandengan (berdekatan) satu
Kabupaten. dengan yang lain, maka hanya satu saja
Pertimbangan dalam penentuan yang diputuskan menjadi sample segmen.
demensi sample terutama merujuk pada Ambang jarak yang dikenakan dalam
kesulitan pelaksanaan survey serta penelitian ini adalah minimal 1 km jarak
berhubungan dengan kendala-kendala antara satu ample segmen dengan segmen
managemen kegiatan (koordinasi, jumlah yang lainya. Sehingga dari setiap blok 10
Mantri Tani/PPL), biaya dan kesulitan dalam km x 10 km dilakukan pengacakan 12
transfer ‘know-how’ teknik survey. Dalam segmen untuk Jawa Timur, Jawa Tengah
design operasional ini, demensi sample dan Jogyakarta, serta 10 segmen untuk
segmen dikurangi dari 2 % pada awal fase daerah Jawa Barat.
pengembangan metodologi menjadi 1 % dari Perandoman dilakukan 10/12 segmen
luasan kerangka. Demensi sample ini juga (replikasi) dan dari setiap blok dipilih 4
mengalami penyesuaian dengan sampel segmen yang posisinya memenuhi
pertimbangan koefisien variasi yang akan amplea. Apabila sample segmen dalam
dicapai, demensi sample per strata dan per suatu strata di Kabupaten tertentu
Kabupaten, dan pengetahuan yang dikuasai jumlahnya sedikit, sebagai akibat dari luas
tentang kondisi setempat. strata yang sempit, maka kerangka areal
Untuk mendapatkan 1 % sample dari dalam Kabupaten tersebut tidak dilakukan
luas populasi, paling sedikit 4 segmen/blok pembedaan antara strata-1 dan strata-2

Gambar 3. Ilustrasi pembagian wilayah menjadi blok dan sub-blok

Segmen-segmen yang memenuhi jarak Kabupaten untuk menyesuaikan dengan unit


ambang dua sel (segmen) atau lebih yang administrasi. Overlai dengan peta
diperhitungkan dan diberi nomor urut. penggunaan lahan untuk seleksi sampel
Proses ini direncanakan berlaku untuk 2 yang jatuh di areal sawah juga dilakukan.
Kabupaten, namun karena harus memenuhi Sampel segmen yang jatuh diluar poligon
kriteria jumlah minimum per strata, replikasi sawah dianulir sebagai sampel terpilih.
sampel segmen mengalami modifikasi. Pengecekan ulang ekstraksi sampel
Hasil dari pemilihan sampel segmen ini dilakukan pada setiap Kabupaten, dan
di overlaikan dengan batas administrasi dalam Kabupaten dilakukan review pada
Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 247
setiap strata. Dalam kasus-kasus tertentu Hasil akhir jumlah dan sebaran sampel
diperlukan beberapa sampel segmen segmen terpilih yang dioverlaikan dengan
cadangan untuk menghindari penggunaan sawah terlihat pada Gambar 7.
ketidaktersediaan photo udara atau lokasi dan Gambar 8. Jumlah sampel segmen (n)
sampelnya sulit dijangkau. Kemudian untuk Kabupaten Indramayu sebanyak 54
ekstraksi sampel segmen pada blok-blok segmen, sedangkan Kabupaten Subang
berikutnya mengikuti pola sampel pada blok sebanyak 55 segmen.
pertama.

Gambar 7. Sampel segmen Kab.


Gambar 4. Penentuan Strata Indramayu

Metoda ekstraksi diatas adalah metoda


yang sering digunakan dalam statistik ruang
(spatial statistics). Dalam aktivitas ini, unit
statistik padi akan dilakukan sampai tingkat
Kabupaten. Oleh karena itu kerangka area
yang telah dihasilkan harus dioverlaikan
dengan batas administrasi Kabupaten.
Kaidah-kaidah statistik harus diperlukan
dalam menentukan jumlah sampel setiap
strata dalam suatu kabupaten agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan.
Gambar 5. Kerangka sampel segmen
Data luasan sampel segmen diperoleh
bujur sangkar, Indramayu dari survei langsung dilapangan terhadap
tutupan lahan dengan cara pemetaan pada
waktu-waktu tertentu secara periodik.
Sebagai alat bantu dalam pemetaan sampel
segmen digunakan photo udara dengan
skala yang memadai.
Penyebaran sampel dan jumlahnya
pada level kecamatan dapat diketahui
dengan cara mengoverlaikan peta
penyebaran sampel segmen dengan peta
batas kecamatan. Sumber peta batas
kecamatan tidak terlalu akurat, sehingga
menyebabkan beberapa kesalahan dalam
mengidentifikasi lokasi segmen di
Gambar 6. Kerangka sample segmen bujur kecamatan tertentu. Kesalahan banyak
sangkar, Subang
248 Mubekti. 2008
terjadi terutama pada sampel-sampel bujursangkar seluas 500 m x 500 m. Letak
segmen yang terletak pada daerah geografis dari segmen-segmen tersebut
perbatasan Kecamatan. Demikian juga sangat membantu dalam pengadaan photo
dengan peta baku persawahan, dalam udara maupun pengeplotan sampel segmen
batas-batas tertentu mempunyai dalam peta. Pertama-tama seluruh sampel
kelemahan. Hal tersebut dapat ditunjukkan segmen hasil randomisasi diplot kedalam
oleh adanya beberapa sampel segmen yang peta rupabumi (skala 1:25000) berdasarkan
jatuh pada danau atau pantai. identitas koordinat dari masing-masing
segmen. Setelah diketahui letak koordinat
dari titik sudut barat daya suatu segmen,
kemudian area segmen tersebut diplot
sesuai dengan ukurannya. Dalam peta
rupabumi skala 1:25000, segmen berukuran
500 m x 500 m akan terplot sebagai
bujursangkar dengan luas 2 cm x 2 cm.
Tahap berikutnya adalah pengeplotan
pada photo udara. Untuk mengetahui persis
letak segmen dalam photo udara, dilakukan
pencocokkan kenampakan dalam peta
rupabumi dengan kenampakan dalam photo
udara. Setelah didapatkan kenampakan
yang sama antara keduanya, kemudian
segmen berukuran 500 m x 500 m diplotkan
dalam photo udara. Proses selanjutnya
adalah mengubah photo dari bentuk analog
(paper-print) ke bentuk format digital melalui
penyekenan, dan diperbesar menjadi sekala
1:2500 supaya lebih jelas. Setelah dalam
bentuk digital dilakukan ’cropping’ sesuai
dengan ukuran segmen (500 m x 500 m).
Gambar 8. Sample segmen Kab. Subang Gambar 9. menunjukkan proses
pengeplotan segmen ke dalam peta dan
photo udara. Berdasarkan hasil ekstraksi
4.4 Identifikasi Segmen di Lapangan sampel segmen, diketahui koordinat pojok
kiri bawah sampel segmen tersebut yang
Tahap berikutnya adalah digunakan sebagai dasar pengeplotan
mengidentifikasi segmen untuk dapat diatas peta rupa bumi/topografi (a).
dilakukan survai di lapangan terhadap Kenampakan-kenampakan yang serupa
segmen-segmen tersebut. Dalam sistem terlihat baik di peta maupun di photo (b).
survei ini, segmen-segmen tidak dibatasi Sedangkan (c) menunjukkan hasil ’cropping’
oleh kenampakan fisik, melainkan dibatasi dengan skala yang sudah diperbesar
oleh garis berdasarkan koordinat geografi. menjadi 1:2500. Print out photo udara
Telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap seluruh sampel segmen skala 1:2500
segmen dapat diidentifikasi dari koordinat diperlukan sebagai pedoman untuk
geografi pada titik sudut baratdayanya. melakukan pemetaan dilapangan. Dua
Dalam kegitan ini , digunakan koordinat lembar plastik transparan ditempelkan di
geografi dalam bentuk UTM dengan satuan atas lembar photo tersebut, dimana lembar
meter, terutama untuk memudahkan proses pertama untuk menggambarkan poligon-
pengidentifikasian segmen yang berbentuk poligon penutup lahan dan lembar kedua

Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 249


untuk mencantumkan kode-kode penutup segmen. Nilai produktivitas akan dicatat
lahan yang sesuai dengan kondisi di setiap bulan pada segmen yang mengalami
lapangan pada saat survei dilakukan. panen.

4.6 Hasil Pemrosessan Data

Peta lapangan yang berisi fase


pertumbuhan tanaman di setiap sample
segmen dikonversi menjadi peta digital
penyekenan dan digitasi. Dengan soft-ware
GIS, peta digital dikoreksi geometris dan
kemudian diekstrak luasan masing-masing
fase pertumbuhan. Analisis selanjutnya
Gambar 9. Plot sampel segmen ke peta adalah perhitungan statistik luasan beserta
dan photo udara produktivitasnya untuk mendapatkan
produksi padi.
Setiap kali survai dilakukan dapat
4.5. Survai Lapangan dihitung parameter-parameter seperti yang
Target utama dalam estimasi dan tercantum dalam Tabel 1. Luas kerangka
peramalan produksi padi dengan kerangka areal bersifat permanen dan merupakan
sample areal adalah angka statistik untuk penjumlahan dari luas strata-1 dan strata-
luasan tanaman padi beserta 2. Jumlah sample segmen juga bersifat
produktivitasnya. Untuk mendapatkan permanent dan merupakan sample
angka statistik tersebut, harus dikumpulkan perwakilan dari kerangka areal yang disurvai
data dari lapangan. Data tersebut diperoleh setiap satu setengah bulan. Luas kerangka
melalui pengamatan di lapangan yang areal untuk Indarmayu dan Subang masing-
dilakukan hanya pada area sample segmen. masing adalah 145.750 hektar dan 142.750
Lokasi dari masing-masing sample segmen hektar, sedangkan jumlah sampelnya
diidentifikasi/dicari terlebih dahulu sebelum masing-masing adalah 54 segmen dan 55
pemetaan dilakukan. Peta panduan lapang segmen.
yang sample segmennya telah diplot, Tabel 1, menunjukan bahwa rata-rata
dijadikan panduan untuk menemukan lokasi proporsi sawah/segmen berubah dari survai-
sample segmen. Titik-titik acuan di 1 ke survai berikutnya baik di Indramayu
lapangan dapat dijadikan sebagai patokan, maupun di Subang walaupun tidak besar
yaitu berupa infrastruktur yang posisinya perubahannya.
Hal tersebut mengindikasikan, bahwa
tidak sering berubah dalam jangka waktu
persawahan di kedua Kabupaten tersebut
tertentu, seperti jalanan, jembatan, sungai
selain untuk padi juga dimanfaatkan untuk
besar, pemukiman, dan lain-lain.
tanaman lain pada waktu-waktu tertentu.
Kegiatan survai lapangan yang
Hal tersebut juga tergambar dari estimasi
dilakukan mencatat fase pertumbuhan
luas sawah yang berubah setiap kali
tanaman padi. Pencatatan dilakukan
dilakukan survai.
dengan jalan memetakan diatas plastic
Tingkat kepercayaan (level of
transparan terhadap fase petumbuhan
confidency) dari estimasi luas sawah,
secara akurat dengan batuan foto udara
secara statistik dapat diukur melaui besaran
pada sample segmen tersebut. Sedangkan
standar eror atau besaran koefisien variasi.
survai produktivitas padi, dilakukan sesuai/
Kedua besaran tersebut menggambarkan
mengikuti metode yang diterapkan oleh
tingkat variasi dari estimasi baik diatas nilai
BPS, yaitu dengan plot 2,5 m X 2,5 m
estimasi maupun dibawah nilai estimasi
(ubinan) yang ditempatkan di dalam area
luasan sawah. Sebagai ilustrasi untuk
250 Mubekti. 2008
survai-1 di Kabupaten Indramayu (Lihat Tabel akan datang. Perkembangan luasan fase
1.), estimasi luasan sawah 116.048 Ha dan pertumbuhan dari survai-1 sampai survai-3
koefisien variasinya 4,26 persen. Hal untuk kedua Kabupaten dapat diilustrasikan
tersebut berarti probabilitas kesalahan seperti dalam Gambar 10. dan Gambar 11.
estimasi berkisar 4,26 persen baik diatas Seperti yang telah disebutkan diatas,
maupun dibawah 116.048 hektar. pelaksanaan survai-1 pada akhir Januari,
Tabel 1. juga menggambarkan survai-2 pertengahan Maret, dan survai-3
perkembangan luasan fase pertumbuhan awal Mei. Pada survai pertama akhir
padi dari satu survai ke survai berikutnya. Januari, areal persawahan didominasi oleh
Luasan fase pertumbuhan tersebut sangat tanaman padi fase vegetative baik di
penting sebagai kunci untuk menghitung/ Indramayu maupun di Subang. Areal panen
mengestimasi luas panen dalam periode pada bulan tersebut belum ada di
tertentu maupun untuk meramalkan luas Indramayu, sedangkan di Subang
panen yang akan terjadi pada periode yang

Tabel 1. Hasil pemrosesan data survai di Kabupaten Indrmayu dan Subang

Musim tanam kedua (MT-2) pada kedua


Kabupaten dimulai pada akhir bulan Maret.
Hal tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya
luasan pengolahan tanah untuk persiapan
penanaman padi pada survai-3 (awal Mei).
Kalau diasumsikan areal di kedua
Kabupaten tersebut merupakan persawahan
irigasi dan curah hujan mencukupi, maka
areal panen yang cukup dominan pada saat
survai-3 tersebut akan ditanami padi pada
MT-2 ini.
Informasi yang diperoleh dari Gambar
diagram tersebut merupakan informasi yang
Gambar 10. Perkembangan luasan fase penting bagi pengambil keputusan dalam
pertumbuhan padi di Kab. penentuan target produksi maupun
Indramayu perencanaan pengadaan saprodi (pupuk,
Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 251
festisida, dan lain-lain) pada kedua Dengan demikian dapat diketahui atau
Kabupaten. diasumsikan, bahwa dari luasan sawah
Dari tiga survai dapat dilakukan sekitar 117000 hektar di Indramayu, masih
penghitungan komulatif luas panen pada tersisa 1800 hektar padi yang belum
kedua Kabupaten. Luas panen diantara dua dipanen pada MT-1. Sedangkan di Subang
survai (S1-S2 dan S2-S3) dianalisis dari dari luasan sawah sekitar 90000 hektar,
overlai peta segmen hasil dua survai masih sekitar 5000 hektar lagi yang belum
lapangan yang berisi fase pertumbuhan padi, dipanen. Produksi padi diperoleh dari
sehingga diketahui areal yang mengalami perkalian luas panen dengan rata-rata
panen. Data luas panen dari masing- produktivitas. Luas panen sudah
masing survai serta komulatifnya disajikan diterangkan diatas, sedangkan rata-rata
dalam Tabel 2. dan Gambar 12. produktivitas dihitung dari pelaksanaan
ubinan di dalam sample segmen yang
dikonversi satuannya menjadi ton/hektar.
Tabel 3., merupakan hasil analisis produksi
padi Kabupaten Indramayu dan Subang
untuk periode survai-1 sampai survai-3
(januari-Mei), 2006.
Produktivitas merupakan hasil konversi
penimbangan langsung dilapangan, jadi
masih merupakan gabah kering panen
(GKP). Dalam Tabel 3. menunjukkan bahwa
produktivitas di Indramayu lebih berpariasi
dibandingkan dengan di Subang.

Gambar 11. Perkembangan luasan fase


pertumbuhan padi di Kab.
Subang

Tabel 2 dan Gambar 12, menunjukkan


puncak panen MT-1 pada kedua Kabupaten
terjadi pada pertengahan Maret (S-2). Pada
survai-3, awal Mei, luasan panen di
Indramayu masih tinggi (37330 ha),
sedangkan di Subang sudah mengalami
penurunan (22403 ha). Luasan panen
kumulatif dari Januari sampai dengan Mei
adalah 98727 hektar dan 85144 hektar
masing-masing untuk Indramayu dan Gambar 12. Perkembangan luas panen di
Subang. 2 Kabupaten

Tabel 2. Luas panen padi di 2 Kabupaten


Hasil kumulatif periode survai-1 sampai
(Ha)
dengan survai-3 atau antara bulan Januari
sampai dengan bulan Mei 2006
menunjukkan, bahwa produksi padi di
Indramayu sebesar 669.152 ton sedangkan
di Subang sebesar 546.956 ton GKP.

252 Mubekti. 2008


Tabel 3. Hasil analisis Produksi 2 komulatif (total panen antara srv1&2+panen
Kabupaten srv2 ditambah total panen antara
srv2&3+panen srv3).
Berdasarkan asumsi-asumsi yang
tersebut diatas tanaman padi pada fase
vegetatif dan fase generatif pada waktu
survai-1 sudah akan dipanen pada waktu
survai-3 (90 hari setelah survai-1).

Tabel 4. Ramalan Luas panen 90 hari


setelah survai-1

Pada periode tersebut, Kabupaten


Indramayu masih menyisakan tanaman padi
seluas 65.718 hektar, terdiri dari 51.056
hektar fase vegetatif dan 14.662 hektar fase
generatif (Lihat Tabel 1). Sedangkan
Kabupaten Subang masih menyisakan
tanaman padi 39.678 hektar, terdiri dari
34.435 hektar fase vegetatif dan 5.243 hektar
fase vegetatif.
Setiap kali dilakukan survai lapangan,
memungkinkan untuk membuat peramalan Kabupaten Indramayu diramalkan akan
luas panen dengan memanfaatkan data terjadi panen 113.031 hektar dalam kurun
luasan fase pertumbuhan padi. Peramalan Januari-Mei kedepan (survai-1 sampai
produksipun memungkinkan untuk survai-3), namun kenyataannya hanya
dilakukan apabila peramalan produktivitas dipanen 98.727 hektar. Jadi ada perbedaan
dapat diestimasi dari kondisi kesuburan 14 % antara ramalan dan kenyataan.
tanaman pada saat survai. Namun pada Demikian halnya Kabupaten Subang,
tulisan ini hanya dibahas tentang peramalan dimana dalam kurun yang sama diramalkan
luas panen saja. akan terjadi panen 87.166 hektar, namun
Peramalan luas panen didasarkan atas kenyataannya dipanen 84.177 hektar. Jadi
asumsi-asumsi sebagai berikut: ada perbedaan 4 % antara ramalan dan
• Varietas padi adalah jenis varietas kenyataan.
unggul Penyebab perbedaan antara ramalan
• Umur tanaman padi rata-rata 105 hari dan kenyataan tersebut diatas dapat
• Umur padi fase vegetatif antara 1-60 hari bersumber dari berbagai faktor, misalnya
• Umur padi fase generatif antara 60-105 perbedaan kurun peramalan dan siklus
hari pertumbuhan, varietas padi, hama dan
penyakit, managemen budidaya dan lain
Tabel 4., merupakan ramalan luas sebagainya. Perbedaan antara kurun
panen 90 hari kedepan yang dilakukan peramalan (90 hari) dengan kurun siklus
setelah analisis data hasil survai-1. Untuk pertumbuhan padi (kurang lebih 105 hari).
mengetahui perbedaan antara ramalan dan Jadi tanaman padi fase vegetatif yang
kenyataan luas panen setelah setelah 90 berumur antara 1 sampai 15 hari mungkin
hari, dilakukan penghitungan total panen belum saatnya dipanen pada 90 hari

Spesial Statistik untuk... J. Tek. 9. (3): 242-254 253


kemudian. Setiap varietas padi mempunyai 6. SARAN
perbedaan kurun siklus pertumbuhan,
1. Kualitas foto udara yang digunakan
mungkin ada yang kurang dari 105 hari atau
masih kurang baik. Diperlukan foto
lebih dari 105 hari. Hama penyakit atau
udara dengan skala lebih besar dan
bencana lain juga berpengaruh terhadap
berkualias baik agar proses
umur tanaman. Managemen budidaya juga
pemetaan sampel segmen lebih
berpengaruh terhadap umur tanaman,
2. Spasial statistik kerangka sampel
seperti pemupukan, pengairan,
areal ini dapat digunakan untuk
ketersediaan buruh tani untuk memanen dan
keperluan perolehan informasi
lain sebagainya.
komoditas lain dengan sedikit
5. KESIMPULAN modifikasi

1. Teknologi Remote Sensing dan GIS DAFTAR PUSTAKA


memungkinkan perancangan spasial
1. BPS-Deptan. Sensus Pertanian 1993.
statistik untuk estimasi dan
Pedoman pengumpulan data tanaman
peramalan produksi padi
2. Setiap kali survai dapat dilakukan pangan dan hortikultura, 1993.
estimasi luas sawah untuk tanaman 2. BPPT-EU. SARI, Final Phese A
padi. Hasil estimasi menunjukan, Technical Report. Jakarta, 2001.
bahwa di Indramayu luas sawah
117.000 hektar dengan koefisien 3. F.J. Gallego, Sampling Frames of
variasi 4 %, sedangkan di Subang Square Segments, Joint Research
seluas 90.000 hektar dengan Centre, Luxembourg, 1995.
koefisien variasi 7,5 % 4. C. Taylor, C. Sannier, J. Delince, FJ.
3. Secara kumulatif dari survai-1 sampai Gallego, Regional Crop Inventories in
dengan survai-3 (periode Januari-Mei) Europe Assisted by Remote Sensing :
2006 produksi padi di Indramayu 1988-1993, Synthesis Report of the
sebesar 669.152 Ton GKP dan di MARS Project – Action I, Joint
Subang 546.956 Ton GKP Research Centre, Luxembourg, 1997.
4. Peramalan pada survai-1 (Januari),
menunjukkan bahwa 3 bulan kedepan 5. A. Badea; D. Mihai; M. Marin; R.
(Mei) akan terjadi panen seluas Mudura; I. Matei; C. Manole; R. Girbea,
98.727 hektar di Indramayu dan “MARS MERA Regional Inventories
84.177 hektar di Subang. Peramalan Results in Romania”, Proceedings
tersebut mempunyai perbedaan 14 % 1994-1996 Results Conference of Phare
dan 4 % dengan kenyataan masing- Multi-Country Environment Programme
masing untuk Idramayu dan Subang MARS and Environmental Related
Applications (MERA) Project (Dec. 10-
11, 1996, Bratislava), Session II : 161-
170, 1998.

254 Mubekti. 2008

You might also like