Jurnal Rosmala
Jurnal Rosmala
Jurnal Rosmala
Abstract.The tourism sector is one of the sectors that is favored as a "savior god" for
foreign exchange earnings, because over the past 20 years it has shown a steady
performance. This sector is able to grow consistently in the tens of percent so that it is
expected to be at the forefront of the national economy. For this reason, one important
thing that needs to be taken into account is the existence of the configuration of the
world political-economic system which can be a driver or obstacle in spurring the
development of our tourism industry. The aim of this research was to analyze the
influence of tourism area development in Barru district, especially on Ujung Batu Beach
tourist attraction. This type of research was descriptive and causal research with a
quantitative approach. In this study, data analysis using Path Analysis Method was an
approach used as data analysis. the results showed that path analysis, namely the first
hypothesis (Ha1) was accepted. This means that tourism development affects community
empowerment around Ujung Batu beach. This research found that tourism development
has a smaller direct effect than the indirect effect. So, it can be interpreted that tourism
development affects income generation with community empowerment as a mediating
variable that has a greater influence on income generation.
Abstrak. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan
sebagai “dewa penyelamat” bagi penerimaan devisa, karena selama 20 tahun
terakhir menunjukkan kinerja yang mantap. Sektor ini mampu tumbuh secara
konsisten dalam angka belasan persen sehingga diharapkan akan menjadi garda
terdepan dalam perekonomian nasional. Untuk itu, satu hal penting yang perlu
diperhitungkan adalah keberadaan konfigurasi sistem ekonomi-politik dunia yang
dapat menjadi pendorong maupun kendala dalam memacu perkembangan
industri pariwisata kita. tujuan atpenelitian ini adalah melakukan tentang analisis
pengaruh pengembangan kawasan pariwisata di kabupaten Barru khususnya
pada objek wisata Pantai Ujung Batu.Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dan kausal dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini analisis
data dengan mengunakan Analisis Jalur (Path Analysis Method) merupakan
pendekatan yang digunakan sebagai analisis data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa path analysis yaitu hipotesis pertama (Ha1) diterima. Artinya
pengembangan wisata berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat di
sekitar pantai Ujung Batu. Penelitian ini menemukan bahwa pengembangan
wisata memiliki pengaruh langsung yang lebih kecil dibandingkan pengaruh yang
tidak langsung. Maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan wisata
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dengan adanya pemberdayaan
masyarakat sebagai variabel mediasi yang memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap peningkatan pendapatan.
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai
“dewa penyelamat” bagi penerimaan devisa, karena selama 20 tahun terakhir
menunjukkan kinerja yang mantap. Sektor ini mampu tumbuh secara konsisten
dalam angka belasan persen sehingga diharapkan akan menjadi garda terdepan
dalam perekonomian nasional. Untuk itu, satu hal penting yang perlu
diperhitungkan adalah keberadaan konfigurasi sistem ekonomi-politik dunia yang
dapat menjadi pendorong maupun kendala dalam memacu perkembangan industri
pariwisata kita.
Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang
mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk
memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu
luang (leisure). Hal ini menjadi bagian pentinga dalam kehidupan dan gaya hidup
negara – negara maju. Namun demikian memosisikan pariwisata sebagai bagian
esensial dalam kehidupan sehari – hari merupakan fenomena yang relatif baru.
Hal ini mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II di saat pariwisata
meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuatan sosial dan ekonomi
(MacDonald, 2004:7).
Dalam sepuluh tahun terakhir penerimaan devisa negara dari sektor migas
terus mengalami penurunan. Pada tahun 1984 - 1985 migas menyumbangkan 14
milyar dollar AS, dan kemudian merosot menjadi 9,7 milyar dollar pada tahun
1993 - 1994. Pada saat yang sama terjadi peningkatan impor migas 5 persen per
tahun, sementara nilai ekspornya mengalami stagnasi, maka diperkirakam pada 10
tahun mendatang sektor ini tidak akan memberikan sumbangan (neto) pada
penerimaan devisa, kalau hal ini dibiarkan, maka negara akan mengalami defisit
yang berkelanjutan, untuk itu dibutuhkan sektor unggulan yang dapat
menghindarkan Indonesia dari pembengkakan defisit.
Di Indonesia, pembangunan pariwisata juga memiliki kontribusi yang
signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional sebagai instrumen peningkatan
perolehan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa
dampak sosial, ekonomi, maupun dalam konteks pelestarian dan pengelolaan
lingkungan, sumber daya alam, dan budaya yang semakin arif dan bijaksana.
Prospek yang sangat strategis pada sektor pariwisata tersebut tentu menjadi
peluang yang sangat berarti bagi indonesia sebagai suatu negara yang memiliki
kekayaan alam dan budaya yang sangat besar yang membentang dan tersebar di
lebih dari 17.000 (tujuh belas ribu) pulau. Sektor pariwisata yang telah berperan
sebagai penyumbang devisa tersebar kedua setelas migas, menjadi industri atau
sektor penting yang dapat di andalkan pemerintah kedepan untuk menjadi pilar
utama pembangunan ekonomi nasional (Nugroho, 2011).
Salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar yaitu
kabupaten Barru, karena berada pada jalur antara Kota Makassar dengan daerah
tujuan wisata Tana Toraja memiliki kemungkinan untuk menangkap peluang arus
pengunjung sehingga pengembangan potensi wisata sangat relevan untuk
dijadikan sebagai komuditas dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan UU Nomor 23 tahun 2014 dimana terdapat urusan
pemerintahan pilihan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan
potensi yang dimiliki daerah. Salah satu urusan pemerintahan pilihan adalah
pariwisata yang merupakan salah satu sektor potensial yang dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan daerah karena ketersediaan berbagai potensi
pariwisata yang ada di setiap daerah.
Sebagai salah satu primadona tempat wisata di Sulawesi Selatan, kabupaten
Barru juga memiliki banyak sekali lokasi yang sangat menarik dan tak bisa kita
lewatkan.Banyak potensi pariwisata yang sudah dikembangkan oleh Pemerintah
Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Barru antara lain Pantai Ujung
Batu, Pulau Dutungeng, Pesantren Alam Tompo Lemo-lemo, Pantai Laguna, dan
masih banyak lagi destinasi wisata di Kabupaten Barru. Hal ini dapat kita lihat
dari tabel di bawah ini :
Tabel 1.1. Data Kunjungan Pariwisata di Kabupaten Barru
Dari tabel diatas dapat terlihat dengan jelas peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan baru terjadi diakhir tahun 2017, bahkan ada dua destinasi yang justru
mengalami penurunan jumlah kunjungan tiap tahunnya yaitu pantai Ujung Batu
yang pada tahun 2014 dan 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung ada 15.000
orang dan pada tahun 2016 turun menjadi 10.484 orang bahkan pada tahun 2017
hanya mencapai 9.750 orang, begitu pula dengan Pulau Dutungeng yang pada
tahun 2014 2015 dan 2016 jumlah pengunjungnya ada 4.000 orang sedangkan
pada tahun 2017 turun menjadi 2.700 orang pengunjung.
Pantai Wisata Ujung Batu dikenal sebagai pantai yang memiliki daya tarik
dan tampilan yang sangat eksotis,sehingga menarik banyak pengunjungnya untuk
datang kesini, selain itu pantai ini juga memiliki letak yang sangat strategis karena
pantai ini berada dekat dengan kota Barru. Obyek ini selain memiliki view yang
eksotis, juga didukung oleh infrastruktur jalan yang baik dan dekat dengan sentra
perekonomian. Oleh karena itu, agar sektor pariwisata memberikan dampak dan
kontribusi yang positif tidak hanya terhadap pertumbuhan dan pembangunan
perekonomian daerah namun juga terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
sekitar, maka perlu dilakukan penelitian tentang analis pengaruh pengembangan
kawasan pariwisata di kabupaten Barru khususnya pada objek wisata Pantai
Ujung Batu.
KAJIAN TEORI
A. Teori Pendapatan
TR = Q X P ...................................... (1)
Dimana:
TR : Total Penerimaan
Q : Jumlah
P : Harga
B. Konsep Pariwisata
Berkaitan dengan pengembangan kepariwisaa, Pemerinah Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan penyelenggaraan kepariwisataan
berasaskan manfaat, keseimbangan, kemandirian, parisipatif, kelestarian, dan
berkelanjutan. Lebih lanjut pada pasal 4 dinayakan tujuan kepariwisaaan adalah :
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan lingkungan
sumber daya alam, serta memajukan kebudayaan. Dengan prinsip
penyelenggaraan kepariwisataan menjunjung tinggi norma agama dan nilai
budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan
hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia
dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan, memelihara
kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat setempat.
C. Konsep Pemberdayaan
Istilah Pemberdayaan semakin populer dalam konteks pembangunaan dan
pengetasan kemiskinan di era globalisasi sekarang ini. Konsep pemberdayaan ini
berkembang dari realitas individu atau masyarkat yang tidak berdaya atau pihak
yang lemah (powerless). Pemeberdayaan (empowerment) konsep yang berkaitan
dengan kekuasaan (power). Istilah kekuasaan identik dengan kemampuan individu
untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang di inginkannya.
Kemampuan tersebut untuk mengatur dirinya, mrengatur orang lain sebagai
invidu atau kelompok, terlepas dari kebutuhan, potensi, dan keinginan orang lain.
METODE PENELITIAN
Y=ρyx + e1
Z= ρzx +ρyz+e2
Keterangan:
X= Pengembangan Wisata Y=pemberdayaan masyarakat
1. Substruktur I
Substruktur pertama yaitu Pengembangan Wisata terhadap Pemberdayaan
Masyarakat. Pengaruh variabel tersebut ditentukan melalui koefisien jalur dengan
persamaan struktural pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3
Substruktur I
Gambar 3.4
Substruktur II
Z= ρzx +ρzy+e2
Keterangan :
Y = Pemberdayaan Masyarakat
X = Pengembangan Wisata
Z = Peningkatan Pendapatan
HASIL PENELITIAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA