Rev 10694-30329-1-ED

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

1

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Gaya Kepemimpinan


Spiritual Pejabat Struktural Pemerintah
Khairil Fauzan K.1, Arif Fachrian2, Eva Yulina3, Tengku Nuranasmita4
Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
1,2,3,4

1
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

Artikel Info ABSTRACT


There is a phenomenon of structural officials of the Government of Aceh Tamiang Regency, Aceh
Riwayat Artikel: Province who have not fulfilled their capacity as leaders, because there are still actions that deviate
Penyerahan dd/mm/yyyy and do not follow existing procedures. The aim of the research was to determine the relationship
Revisi dd/mm/yyyy between spiritual intelligence and emotional intelligence with the spiritual leadership style of the
Diterima dd/mm/yyyy structural officials of the Government of Aceh Tamiang District, Aceh Province. The population of 109
officials and a sample of 52 people was obtained from the slovin formula and using a lottery random
sampling technique. The method used is instrument test, validity and reliability test, classical
Keyword: assumption test, heteroscedasticity test, and linearity test. The research results obtained are that
Spiritual Intelligence, Emotional Intelligence, there is a positive and significant relationship between spiritual intelligence and spiritual leadership
Spiritual Leadership style. There is a positive and significant relationship between emotional intelligence and spiritual
leadership style. Together there is a relationship between spiritual intelligence and emotional
intelligence with spiritual leadership style. Thus, leaders must be able to improve their leadership
development in terms of spiritual intelligence and emotional intelligence. These two things are very
important in order to increase the spiritual leadership style of the leader. So the hypothesis in this
study can be accepted theoretically. It is suggested that officials can develop the ability of spiritual
intelligence and emotional intelligence through various ways such as: participating in ESQ training,
participating in various spiritual education so that it can be used as a basis for conducting coaching.
ABSTRAK Kata Kunci
Adanya fenomena pejabat struktural Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh yang belum Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan
memenuhi kapasitasnya sebagai pemimpin, karena masih adanya tindakan yang melenceng dan tidak Emosional, Kepemimpinan Spiritual
mengikuti prosedur yang ada. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual
dan kecerdasan emosional dengan gaya kepemimpinan spiritual pejabat struktural Pemerintah Kabupaten
Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Populasi sebanyak 109 orang pejabat dan sampel 52 orang diperoleh dari rumus
slovin dan menggunakan teknik random sampling secara lotere. Metode yang digunakan adalah uji instrumen,
uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji heteroskedastisitas, dan uji linearitas. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan spiritual dengan gaya kepemimpinan
spiritual. Ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan gaya kepemimpinan
spiritual. Secara bersama ada hubungan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional dengan gaya
kepemimpinan spiritual. Dengan demikian pemimpin harus mampu meningkatkan pengembangan
kepemimpinannya secara kecerdasan spiritualitas maupun kecerdasan emosional. Kedua hal ini sangat
penting guna peningkatan gaya kepemimpinan spiritual pada pemimpin. Sehingga hipotesis dalam penelitian
ini dapat diterima secara teoritis. Disarankan agar pejabat dapat mengembangkan kemampuan kecerdasan
spiritual dan kecerdasan emosional melalui berbagai cara seperti: mengikuti training ESQ, meengikuti berbagai
pendidikan spiritual sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pembinaan.

Korespondensi:

Khairil Fauzan
Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
Email: [email protected]

PENDAHULUAN penting. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa


setiap pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam
Kepemimpinan merupakan suatu kepemimpinannya. Menurut Rivai (2014) gaya
proses yang mengandung unsur mempengaruhi kepemimpinan merupakan adalah sekumpulan
inividu, adanya kerjasama dan mengarah pada ciri yang digunakan pimpinan untuk
suatu hal dan tujuan bersama dalam sebuah memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
organisasi (Jihan, 2017). Pada dasarnya tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan keunggulan kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
seseorang atau individu dalam mengontrol yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
gejala-gejala yang terjadi di dalam kelompok pemimpin (Jihan, 2017). Gaya kepemimpinan
maupun organisasi. Untuk itu pemimpin diartikan sebagai sifat, kebiasaan, tempramen,
dianggap sebagai agen perubahan yang sangat watak dan kepribadian yang membedakan
2

seorang pemimpin dengan orang lain (Rifaudin, Menurut Tobroni, seorang pemimpin
2017). yang memiliki gaya kepemimpinan spiritual
Dalam sepuluh tahun terakhir, telah adalah seorang pemimpin yang memiliki
muncul sejumlah teori kepemimpinan mutakhir karakteristik sebagai berikut: (1) Kejujuran
yang menawarkan perspektif baru tentang sejati, (2) Fairness, (3) Semangat amal shaleh,
efektivitas kepemimpinan, walaupun (4) Membenci formalitas dan organized religion,
sebenarnya tidak benar-benar baru seperti (5) Sedikit bicara banyak kerja dan santai, (6)
ungkapan yang menyatakan “the old wine in Membangkitkan yang terbaik bagi diri sendiri
the new bottle”. Perspektif baru efektivitas dan orang lain, (7) Keterbukaan menerima
pemimpin adalah pengakuan terhadap dimensi perubahan, (8) Pemimpin yang dicintai, (9)
emosional, spiritual, batin, jiwa, etika dan nilai Think Globally and act locally (10) Disiplin Tetapi
yang dimiliki oleh diri individual (Salianto & Fleksibel dan Tetap Cerdas dan Penuh Gairah,
Lubis, 2014). Menurut Ancok (2021) dewasa ini, (11) Kerendahan Hati (Salianto & Lubis, 2014).
sosok pemimpin yang diharapkan adalah Ketika seseorang memiliki kecerdasan
pemimpin yang memanusiakan manusia dan spiritual yang bagus akan memiliki tanda-tanda
peduli kepada karyawannya. Selain itu, yaitu: 1) Kemampuan bersikap fleksibel, 2)
dibutuhkan pemimpin yang inovatif dan berani Tingkat kesadaran diri yang tinggi, 3)
mengubah cara berorganisasi yang membuat Kemampuan untuk menghadapi dan
proses inovasi berhenti. Sebagai pemimpin ia memanfaatkan penderitaan, 4) Kualitas hidup
membuat suasana organisasi jadi sangat yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, 5)
menyenangkan. Sebagai pemimpin, ia berani Kecenderungan untuk melihat keterkaitan
memangkas proses bisnis dan rantai birokrasi antara berbagai hal (rendah hati), 6)
yang panjang menjadi sederhana dan Kecenderungan nyata untuk bertanya dan
memudahkan pelaksanaan tugas. Salah satu mencari jawaban-jawaban mendasar (Laura
gaya kepemimpinan yang berinovasi untuk Angelica et al., 2020).
membuat suasana organisasi menjadi Kecerdasan emosional bertumpu pada
menyenangkan adalah kepemimpinan spiritual. perasaan, watak dan naluri moral (Sri Langgeng
Saat ini kepemimpinan spiritual mulai Ratnasari, 2015). Tingkat kecemerlangan
dikembangkan di organisasi baik perusahaan seseorang dalam menggunakan perasaannya
maupun pemerintahan (Salianto & Lubis, 2014). untukmerespon keadaan perasaan dari diri
Fry (2003) mendefinisikan spiritual sendiri maupun dalam menghadapi
leadership sebagai kombinasi nilai-nilai, sikap, lingkungannya (Parawitha & Gorda, 2017).
dan perilaku yang dibutuhkan secara intrinsik Kecerdasan emosional adalah kemampuan
untuk memotivasi satu sama lain sehingga merasakan, memahami dan secara efektif
mereka memiliki perasaan akan daya tahan menerapkan daya kepekaan emosi sebagai
spiritual melalui calling (panggilan) dan sumber energi informasi,koneksi, dan pengarah
membership (keanggotaan). Kecerdasan yang manusiawi (Nuryati Djihadah, 2020).
spiritual adalah kemampuan dalam menelaah Kecerdasan emosional bertumpu pada
nilai dan makna-makna, kesadaran diri, hubungan antara perasaan, watak, dan naluri
fleksibilitas dan adaptatif (Oemar & Okto Fani, moral yang mencakup pengendalian diri,
2018). Kecerdasan spiritual merupakan semangat dan ketekunan, kemampuan
kecerdasan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan
memecahkan persoalan makna dan nilai masalah pribadi, mengendalikan amarah serta
(Noormawanti, 2019). Kecerdasan spiritual kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
adalah kemampuan seseorang dalam (Saputra et al., 2021).
memcahkan sebuah masalah (Tinggi et al., Kecerdasan emosional ini mampu
2018). melatih kemampuan untuk mengelolah
perasaannya, kemampuan untuk memotivasi
3

dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam khas sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri
menghadapi frustasi, kesanggupan dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
mengendalikan dorongan dan menunda Pemimpin adalah pribadi yang memiliki
kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang keterampilan teknis khususnya dalam satu
tenang, serta mampu berempati dan bekerja bidang hingga ia mampu mengajak orang lain
sama dengan orang lain. Kecerdasan ini yang untuk bersama-sama melakukan aktivitas demi
mendukung seseorang mahasiswa dalam pencapaian tujuan organisasi.
mencapai tujuan dan cita-citanya (Agustin & Kegiatan manusia secara bersama-sama
Sujana, 2018). peran penting kecerdasan ini selalu membutuhkan pemimpin, begitu pula
emosional mencakup pengendalian diri, dalam organisasi pemerintahan, harus ada
semangat, dan ketekunan, serta kemampuan pemimpin yang mempunyai jabatan struktural
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan dalam mencapai sukses berorganisasi. Menurut
dalam menghadapi frustasi, kesanggupan untuk peraturan pemerintah nomor 100 tahun 2000,
mengendalikan dorongan hati dan emosi tidak jabatan struktural adalah kedudukan yang
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur menunjukkan tugas, tanggung jawab,
suasana hati dan menjaga agar beban tidak wewenang dan hak seorang pegawai negeri
stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, sipil (PNS) dalam rangka memimpin suatu
untuk membaca perasaan terdalam orang lain satuan organisasi negara (BAPPENAS RI, 2020).
(empati) dan berdoa untuk memelihara Dalam penelitian ini berkaitan dengan
hubungan dengan sebaik-baiknya kemampuan pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Aceh
untuk menyelesaikan konflik, serta untuk Tamiang Provinsi Aceh, di mana peneliti melihat
memimpin (Safitri, 2020). gaya kepemimpinan yang masih memiliki
Gaya kepemimpinan spiritual sangat keterkaitan dengan kecerdasan spiritualitas dan
berkaitan dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan emosional, karena sebagian besar
kecerdasan spiritual. Menurut Covey (2005) pengambilan keputusan sangat memiliki
kecerdasan emosional (EQ) adalah keterkaitan yang erat dengan gaya
pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran kepemimpinan spiritual seseorang.
diri, kepekaan sosial, empati, dan kemampuan Mengenai kecerdasan spiritual pada
untuk berkomunikasi dengan baik dengan penelitian ini adalah kecerdasan yang
orang lain. Kecerdasan emosi adalah kepekaan berhubungan dengan kualitas batin seorang
mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara pejabat struktural pemerintah yang
sosial, dan keberanian untuk mengakui mengarahkan pegawainya untuk berbuat lebih
kelemahan, menyatakan dan menghormati manusiawi sehingga dapat menjangkau nilai-
perbedaan. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah nilai luhur yang belum tersentuh oleh akal dan
pusat yang paling mendasar di antara pikiran manusia. Orang yang cerdas secara
kecerdasan yang lain, karena menjadi sumber emosional itu dalam tingkat yang negatif bisa
bimbingan atau pengarahan bagi tiga memanipulasi orang tapi dalam tingkat yang
kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual positif bisa menjadi pemimpin yang baik.
mewakili kerinduan manusia akan makna dan Kecerdasan emosional dalam penelitian ini
hubungan dengan yang tak terbatas (Shell, dapat diartikan sebagai kemampuan pejabat
2016). Struktural Pemerintah Kabupaten Aceh
Agar suatu organisasi maupun individu Tamiang Provinsi Aceh untuk menjinakkan
dapat memperoleh hasil yang telah ditargetkan emosi dan mengarahkannya kepada hal-hal
bersama, kemudian organisasi atau individu yang lebih positif. Manusia dengan kecerdasan
tersebut harus memiliki seorang pemimpin emosi yang baik, mampu menyelesaikan dan
(Parlian & Adriansyah, 2022). Pemimpin bertanggung jawab penuh pada pekerjaan,
mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, mudah bersosialisasi, mampu membuat
watak dan kepribadian sendiri yang unik dan
4

keputusan yang manusiawi, dan berpegang 1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan


teguh pada komitmen. spiritual dan kecerdasan emosional dengan
Fenomena yang terjadi pada pejabat gaya kepemimpinan spiritual pejabat
struktural Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang struktural Pemerintah Kabupaten Aceh
Provinsi Aceh memiliki karakteristik yang Tamiang Provinsi Aceh.
berbeda dalam memimpin seksi yang berada di 2. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan
bawah kendalinya. Karakteristik tersebut spiritual dengan gaya kepemimpinan spiritual
merupakan gaya kepemimpinan yang berkaitan pejabat struktural Pemerintah Kabupaten
erat dengan bagaimana seorang pemimpin Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
bertindak, bukan siapa pemimpin itu. Pimpinan 3. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan
saat ini di lingkungan Pemerintah Kabupaten emosional dengan gaya kepemimpinan
Aceh Tamiang Provinsi Aceh cukup loyal dengan spiritual pejabat struktural Pemerintah
tugas-tugasnya, memiliki jiwa penolong, Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
mengambil keputusan sesuai peraturan atau Hasil dari penelitian ini diharapkan
prosedur yang berlaku (tidak mau melenceng) dapat bermanfaat secara teoritis ataupun
dan dikenal oleh masyarakat bahwa tepat dan praktis.
bijak dalam mengambil keputusan untuk 1. Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi
kepentingan bersama. Namun masih ada juga sumbangan bagi pengembangan ilmu
yang belum memenuhi kapasitasnya sebagai pengetahuan khususnya pengembangan
pemimpin, karena masih ada tindakan yang sumber daya manusia yang berfokus pada
melenceng dan tidak mengikuti prosedur. kecerdasan spiritual dan kecerdasan
Berdasarkan berbagai penjelasan di emosional dengan gaya kepemimpinan
atas maka dalam penelitian ini terdapat tiga spiritual pejabat struktural sehingga dapat
variabel yaitu: Kecerdasan Spiritual (X1) dan menjadi dasar penelitian selanjutnya.
Kecerdasan Emosional (X2) sebagai variabel 2. Diharapkan hasil penelitian akan
bebas sedangkan Gaya Kepemimpinan Spiritual memperkaya temuan-temuan teoritis dari
Pejabat Struktural sebagai variabel terikat (Y). seluruh konseptual di bidang psikologi pada
Dengan demikian model penelitian yang dapat umumnya dan khususnya psikologi industri
digambarkan adalah: dan organisasi (PIO).
3. Sebagai bahan rekomendasi dalam
Kecerdasan Spiritual (X1):
pengambilan keputusan untuk
Indikator : (r yx1)
Gaya Kepemimpinan
pengangkatan pejabat struktural pemerintah
1. Integritas (Kejujuran)
2. Energi (Semangat) Spiritual (Y) (Tobroni,
2010)
kabupaten aceh tamiang provinsi aceh yang
3. Inspirasi (Ide & Inisiatif)
4. Wisdom (bijaksana) didasarkan pada penilaian hubungan
5. Keberanian dalam
mengambil keputusan
1. Murabbi
(penggembala)
kecerdasan spiritual dan kecerdasan
(Masaong & Tilomi, 2011) (R yx1x2 )
2. Penjernih dan
pengilham,
emosional dengan gaya kepemimpinan
3. Pemakmur.
4. Entrepreneur Etis.
spiritual pejabat struktural.
Kecerdasan Emosional (X2) :
5. Pemberdaya dan
pembangun kader yang
Hipotesis sebagai berikut:
Indikator :
lebih baik.
1. Ada hubungan positif kecerdasan spiritual
1.
2.
Pengenalan diri
Penguasaan diri.
dengan gaya kepemimpinan spiritual.
3.
4.
Motivasi diri
Empati
(r yx2) 2. Ada hubungan positif kecerdasan emosional
5. Hubungan Yang efektif
(Goleman, 2001)
dengan gaya kepemimpinan spiritual
3. Ada hubungan positif antara kecerdasan
spiritual dan kecerdasan emosional dengan
Gambar 1 gaya kepemimpinan spiritual.
Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
5

Penelitian ini dilakukan pada pejabat sampel dari anggota populasi yang dilakukan
struktural Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang secara acak tanpa memperhatikan strata yang
Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada ada dalam populasi itu yang menggunakan
bulan Maret hingga April 2022. Variabel yang metode lotere di mana peneliti memberikan
diteliti yaitu: variabel Bebas 1 (X1): Kecerdasan nomor pada setiap anggota populasi. Peneliti
Spiritual. Variabel Bebas 2. (X2): Kecerdasan mengambil nomor dari kotak secara acak untuk
Emosional. Dan Variabel Terikat (Y): Gaya memilih sampel. (Sugiyono, 2019).
Kepemimpinan Spiritual. Populasi dalam Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah seluruh Pejabat Struktural penelitian ini adalah metode try out terpakai.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Menurut Hadi (2004) try out terpakai adalah
Aceh yang bisa peneliti hubungi sebanyak 109 suatu teknik untuk menguji validitas dan
0rang. Diantaranya: kepala dinas ada 8 orang, reliabilitas melalui pengumpulan data, dan hasil
kepala badan dan kantor 29 orang, kepala percobaan dapat langsung digunakan untuk
bagian/bidang ada 19 orang, menguji (Putri, 2021). Pengambilan data
ka.subbag/ka.subbid ada 53 orang. Total seluruh penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal
109 orang. Dengan menggunakan rumus slovin 01 April 2022 dengan cara menyerahkan angket
maka diperoleh responden sebanyak 52 orang. penelitian secara langsung pada pejabat
N 109 struktural yang tepilih tersebut. Pejabat
n= = struktural tersebut diberikan angket. Angket
1 + Ne2 1 + 109 (10%)2 terkumpul pada tgl 20 April 2013. Pengumpulan
= 52,15 = 52 orang data dilakukan dengan cara menyebarkan
Menentukan besarnya jumlah sampel angket kepada kepada 52 pejabat struktural
pada setiap kelompok dapat menggunakan yang berada di lokasi berbeda-beda di dinas-
rumus menurut (Nazir, 2009) sebagai berikut: dinas yang ada di Pemerintahan Kabupaten
ni = (Ni / N) x n Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Penelitian
Di mana: membutuhkan waktu 20 hari sampai angket
ni = Jumlah sampel kelompok ke i terkumpul kembali, hal ini dikarenakan
Ni = Besarnya populasi setiap kelompok banyaknya angket yang dibawa pulang oleh
N = Populasi beberapa pejabat, sehingga peneliti harus
n = Jumlah sampel menunggu dan mendatangi langsung beberapa
Sehingga diperoleh komposisi jumlah rumah subjek yang lupa untuk mengumpulkan
sampel seperti berikut: angket penelitiannya. 52 angket yang tersebar
kesemua angket memenuhi syarat untuk diskor
Tabel 1 Jumlah Sampel Pejabat Struktural Yang Diteliti
dan dianalisis.
Jumlah Pejabat
No Jabatan Jumlah Sebelum penelitian dilaksanakan
Struktural
1. Kepala Dinas (8:109) x 52 4 orang terlebih dahulu peneliti mempersiapkan alat
Kepala Badan ukur (skala penelitan) sebagai alat pengumpul
2. (29:109)x52 14 orang
dan Kantor data penelitian. Skala penelitian ini terdiri dari
Kepala tiga bagian yakni : skala kecerdasan spiritual
3. (19:109)x52 9 orang
Bagian/Bidang
(Seri A), skala kecerdasan emosional (Seri B)
Ka.subbag/
4.
Ka.subbid
(53:109)x52 25 orang dan skala gaya kepemimpinan spiritual (Seri C).
Ketiga skala tersebut terdiri dari beberapa
Jumlah 52 orang
aspek, sebagaimana telah diuraikan pada bab
Sumber : Data diolah, 2022.
Dalam menetapkan siapa saja yang III. Skala seri A terdiri dari 5 (lima) aspek dengan
akan menjadi sampling dalam penelitian ini 30 (tiga puluh) Item, yaitu 15 Item favourabel
maka dilakukan melalui teknik simple random dan 15 Item unfavourabel. Skala seri B terdiri
sampling dengan cara undian. Teknik simple dari 5 (lima) aspek dengan 48 (empat puluh
random sampling adalah teknik pengambilan delapan) Item, yaitu 24 Item favourabel dan 24
6

Item unfavourabel. Kemudian skala seri C terdiri Teknik Analisis Data menggunakan:
dari 5 (lima) aspek dengan 58 Item, yaitu 29 1. Pengujian instrumen, melalui uji validitas dan
Item favourabel dan 29 Item unfavourabel. reliabilitas.
Teknik pengambilan data dilakukan 2. Pengujian asumsi klasik melalui uji normalitas
dengan kuesioner yang dibuat menggunakan data dan multikolinearitas.
skala Likert dengan 4 jawaban dengan bobot 4 3. Pengujian heteroskedastisitas
= Sangat Setuju (SS), 3 = Setuju (S), 2 = Tidak 4. Pengujian linearitas
Setuju (TS) dan 1 = Sangat Tidak Setuju.
Instrumen yang berisi skala ini diisi oleh HASIL PENELITIAN
responden dengan memilih salah satu
tanggapan yang sudah disediakan. Selain itu Berdasarkan hasil pengumpulan data
melakukan wawancara dengan beberapa terhadap 52 orang subjek yaitu pejabat
pegawai mengkonfirmasi atau memperkuat struktural di Pemerintah Kabupaten Aceh
fakta, untuk meningkatkan kepercayaan atas Tamiang Provinsi Aceh, Peneliti melihat
informasi yang telah diperoleh sebelumnya, karakteristik Subjek berdasarkan usia,
untuk memperkuat perasaan atau pandangan- pendidikan terakhir, dan masa kerja.
pandangan pribadi seseorang yang objek riset, 1. Usia Subjek
atau untuk memperoleh standar suatu kegiatan. Berdasarkan data yang diperoleh,
Penelitian ini menggunakan tiga macam variasi usia subjek dalam penelitian ini dapat
skala sebagai alat pengumpulan data, yaitu: dilihat pada tabel berikut ini:
1. Skala Gaya Kepemimpinan Spiritual. Skala Tabel 1. Usia Subjek
gaya kepemimpinan spiritualitas dalam Interval Usia
No Jumlah
(Tahun)
penelitian ini disusun berdasarkan teori yang
1. 30 – 39 10 orang
dikemukana oleh (Tabroni, 2010) yakni:
2. 39 – 40 10 orang
a. Murabbi (penggembala)
3. 41 – 50 20 orang
b. Penjernih dan pengilham 4. > 50 12 orang
c. Pemakmur Jumlah 52 Orang
d. Entrepreneur Etis Sumber : Data Primer, 2022
e. Pemberdaya dan pembangun kader yang
lebih baik Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat
2. Skala Kecerdasan Spiritual. Skala kecerdasan bahwa respoden sebagian besar berusia di
spiritual dalam penelitian ini disusun antara 41 - 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukanan responden rata-rata memiliki usia yang cukup
oleh (Abd. Kadim Masaong, 2011) yakni: dewasa dan matang untuk mengerti dan
a. Integritas (kejujuran) memahami gaya kepemimpinan spiritual
b. Energi (semangat) masing-masing pejabat struktural Pemerintah
c. Inspirasi (ide dan inisiatif) Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
d. Wisdom (bijaksana) 2. Pendidikan Terakhir
e. Keberanian dalam mengambil keputusan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
3. Kecerdasan Emosional. Skala Kecerdasan variasi pendidikan terakhir responden adalah:
Emosional dalam penelitian ini disusun
Tabel 2. Pendidikan Terakhir Subjek
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukanan Jenjang
oleh (Goleman, 2007) yakni: No Jumlah
Pendidikan
a. Pengenalan diri 1. Diploma III 1 orang
b. Penguasaan diri 2. Sarjana (S-1) 44 orang
c. Motivasi diri 5. Pasca Sarjana (S-2) 7 orang
d. Empati Jumlah 52 orang
Sumber : Data Primer, 2013
e. Hubungan yang Efektif
7

Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat n spiritual


Sumber: Data diolah, 2022.
bahwa respoden sebagian besar memiliki
pendidikan Sarjana (S-1). Hal ini menunjukkan
Tabel 4 dapat ditafsirkan sebagai
bahwa responden rata-rata memiliki tingkat
berikut: hasil uji asumsi normalitas sebaran
pendidikan yang tinggi untuk mengerti dan
terhadap variabel gaya kepemimpinan spiritual
memahami gaya kepemimpinan spiritual
menghasilkan nilai Z = 0,067 dan p = 0,200 (p >
masing-masing pejabat struktural Pemerintah
0,05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan
Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
sebaran butir-butir gaya kepemimpinan spiritual
3. Masa Kerja Subjek
adalah normal.
Tabel berikut ini menggambarkan
Uji normalitas untuk melihat
variasi masa kerja subjek sebagai berikut:
penyimpangan frekuensi observasi yang diteliti
Tabel 3. Masa Kerja Subjek
dari frekuensi teoritik, menggunakan teknik
Rentang masa statistik non parametrik Shapiro-Wilk. Kaidah
No kerja Jumlah yang digunakan adalah jika p > 0.05 maka
(Tahun) sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0.05
1 1–5 3 orang maka sebarannya tidak normal (Hadi, 2000).
2 6 – 10 13 orang
3 11 – 15 17 orang Tabel 5 Hasil Uji Normalitas
4 > 16 19 orang Variabel Shapiro- P Keterangan
Jumlah 52 orang Wilk
Sumber : Data Primer, 2022. Gaya 0,982 0,600 Normal
kepemimpinan
Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat spiritual
Sumber: Data diolah, 2022.
bahwa respoden sebagian besar memiliki masa
kerja yang cukup lama yaitu di atas 16 tahun. Hal
Tabel 5 menyatakan hasil uji asumsi
ini menunjukkan bahwa responden rata-rata
normalitas sebaran terhadap variabel gaya
memiliki pengalaman yang cukup untuk
kepemimpinan spiritual menghasilkan nilai Z =
mengerti dan memahami gaya kepemimpinan
0,982 dan p = 0,200 (p > 0,05) bahwa sebaran
spiritual masing-masing pejabat struktural
butir-butir gaya kepemimpinan spiritual adalah
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi
normal.
Aceh.
Berdasarkan hasil olah data 2. Uji Linieritas
menggunakan SPSS versi 23 dapat dijelaskan Uji asumsi linieritas dilakukan untuk
sebagai berikut: mengetahui linieritas hubungan antara variabel
1. Uji Asumsi bebas dengan variabel terikat. Adapun kaidah
a. Hasil Uji normalitas yang digunakan dalam uji linieritas hubungan
Uji normalitas untuk melihat adalah bila nilai linierity p < 0.05 maka
penyimpangan frekuensi observasi yang diteliti hubungan dinyatakan linier, atau bila nilai
dari frekuensi teoritik. Uji asumsi normalitas deviant for linerity p > 0,05 maka hubungan
menggunakan teknik statistik non parametrik dinyatakan linier.
One Sample Kolmogorov-Smirnov. Kaidah yang Tabel 6. Hasil Uji Linieritas Hubungan
digunakan adalah jika p > 0.05 maka sebarannya Variabel F P Keterangan
Kecerdasan Spiritual 52,724 0,000 Linier
normal, sebaliknya jika p < 0.05 maka – Gaya
sebarannya tidak normal. Kepemimpinan
Spiritual
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Sebaran
Kecerdasan 63,037 0,000 Linier
Variabel Kolmogorov- P Keterangan
Emosional – Gaya
smirnov Z
Kepemimpinan
Gaya 0,067 0.200 Normal Spiritual
kepemimpina ( p > 0.05 )
8
Sumber: Data diolah, 2022. spiritual dan kecerdasan emosional) dengan
Pada Tabel 6 di atas didapatkan hasil variabel terikat (gaya kepemimpinan spiritual)
bahwa: didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Hasil uji asumsi linieritas antara variabel
Tabel 7 Ringkasan Hasil Analisis Data
kecerdasan spiritual dengan gaya Variabel F R R² P
kepemimpinan spiritual mempunyai nilai X1 – Y - 0.722 0.521 0.000
linearity F = 52,724 dan p = 0.000 yang < 0.05 X2 – Y - 0.689 0.474 0.000
yang berarti hubungannya dinyatakan linier. X1 X2 – Y 36,943 0.775 0.601 0.000
b. Hasil uji linieritas pada variabel kecerdasan Sumber: Data diolah, 2022.

emosional dengan gaya kepemimpinan Berdasarkan data dari Tabel 7 di atas,


emosional diperoleh nilai linearity F = 63,037 menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual
dan p = 0,000 yang < 0.05. Hal ini memiliki daya prediksi dan memberi sumbangan
menunjukkan bahwa hubungan kedua terhadap gaya kepemimpinan spiritual sebesar
variabel tersebut linier. 52.1%; dan kecerdasan emosional memiliki daya
prediksi dan memberi sumbangan terhadap
3. Hasil Uji Hipotesis gaya kepemimpinan spiritual sebesar 47,4 %;
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam dan secara bersama-sama kecerdasan spiritual
penelitian ini: (1) ada hubungan antara dan kecerdasan emosional memiliki daya
kecerdasan spiritual dengan gaya prediksi dan memberikan sumbangan terhadap
kepemimpinan spiritual ; (2) ada hubungan gaya kepemimpinan spiritual dengan F =
antara kecerdasan emosional dengan gaya 36,943, R2 = 0,775 sebesar 60,1 % dan p = 0,000.
kepemimpinan spiritual ; (3) ada hubungan Hal tersebut bermakna bahwa hipotesis dalam
antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan penelitian ini diterima.
emosional dengan gaya kepemimpinan spiritual. Kemudian dari hasil analisis regresi linear
Ke tiga hipotesis tersebut dapat dibuktikan secara bertahap dapat diketahui yaitu sebagai
dalam penelitian ini ; (1) ada hubungan yang berikut:
signifikan antara kecerdasan spiritual dengan
gaya kepemimpinan spiritual yang ditunjukkan Tabel 8 Bobot Masing-masing Prediktor
oleh koefisien r = 0.722 dan p = 0.000 (p < 0.01 ; Variabel Beta (β) T P
(2) ada hubungan yang signifikan antara X1 – Y 0,474 3,951 0,000
kecerdasan emosional dengan gaya X2 – Y 0,376 3,139 0,003
Sumber: Data diolah, 2022.
kepemimpinan spiritual yang ditunjukkan oleh
koefisien r = 0.689 dan p = 0.000 (p < 0.01 );
Berdasarkan data Tabel 8 dapat
untuk kedua hipotesis di atas digunakan teknik
diketahui bahwa kecerdasan spiritual memiliki
analisis product moment; (3) ada hubungan
daya prediksi yang positif dan sangat signifikan
yang signifikan antara kecerdasan spiritual dan
terhadap gaya kepemimpinan spiritual dengan
kecerdasan emosional dengan gaya
(beta) = 0,474, uji daya prediksi (t) = 3,951, dan p
kepemimpinan spiritual yang ditunjukkan oleh
= 0,000. Kemudian kecerdasan emosional
koefisien F = 36,943 dengan p = 0.000 ( p <
memiliki daya prediksi yang positif dan sangat
0.01 ) dengan r = 0,775. Hipotesis ke tiga dalam
signifikan terhadap gaya kepemimpinan
penelitian adalah untuk daya prediksi dan
spiritual dengan (beta) = 0,376, uji daya prediksi
mengetahui hubungan kecerdasan spiritual dan
(t) = 3,139, dan p = 0,003. Hal ini menunjukkan
kecerdasan emosional terhadap munculnya
bahwa variabel kecerdasan spiritual memiliki
gaya kepemimpinan spiritual.
daya prediksi yang lebih besar daripada variabel
Teknik analisis yang digunakan adalah
kecerdasan emosional terhadap timbulnya gaya
analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil
kepemimpinan spiritual.
pengujian product moment dan regresi model
penuh atas variabel-variabel bebas (kecerdasan
9

4. Hasil Uji Deskriptif (Mean Hipotetik dan Hipotet Empiri


Mean Empirik) ik k
Variabel SD Keterangan
a. Mean Hipotetik Kecerdasan 7.77 75 97.615 Kecerdasan
Variabel kecerdasan emosional dalam spiritual 4 spiritual, sgt
penelitian ini memiliki jumlah item sebanyak 47 baik
Kecerdasan 12.5 117.5 153.44 Kecerdasan
yang diformat dengan skala likert dalam 4 emosional 6 emosional,
pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya sgt baik
adalah { ( 47x1) = 47 + ( 47x4 ) = 188 } 235 : 2 = Gaya 14.0 130 172.53 Gaya
117.5. Kemudian variabel kecerdasan spiritual, kepemimpin 1 kepemimpin
memiliki jumlah item 30 yang juga diformat an spiritual an spiritual,
sgt baik
dengan menggunakan skala likert dalam 4 Sumber: Data diolah, 2022.
pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya
adalah { ( 30x1 = 30 ) + ( 30x4 = 120) } 150 : 2 = Melalui Tabel 9 di atas dapat diketahui
75. Selanjutnya variabel gaya kepemimpinan gambaran keadaan sebaran data pada subjek
spiritual memiliki jumlah item sebanyak 52 yang penelitian secara umum pada pejabat struktural
diformat dengan skala likert dalam 4 pilihan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi
jawaban, maka mean hipotetiknya adalah Aceh. Berdasarkan hasil pengukuran melalui
{( 52x1 ) = 52 + ( 52x4 ) = 208} = 260 : 2 = 130. skala gaya kepemimpinan spiritual yang telah
b. Mean Empirik diisi, diketahui bahwa kecerdasan spiritual,
Berdasarkan analisis data, diketahui kecerdasan emosional dan gaya kepemimpinan
bahwa mean empirik kecerdasan spiritual spiritual para pejabat struktural berada pada
adalah 97.615, mean empirik kecerdasan kategori tinggi. Hal ini terlihat dari perolehan
emosional adalah 153,44, mean empirik gaya masing-masing rerata empirik misalnya:
kepemimpinan spiritual adalah 172.53. Nilai kecerdasan spiritual = (97,615) lebih tinggi
mean empirik tersebut nantinya akan dibandingkan dengan rerata hipotetik (75) dan
dibandingkan dengan nilai mean hipotetik dan begitu juga variabel yang lain. Berdasarkan
nilai standar deviasi (SD), nilai tersebut akan perbandingan kedua nilai rata-rata (mean
dijadikan tolak ukur untuk menentukan kriteria: hipotetik dan mean empirik), maka diketahui
1. mean hipotetik < mean empirik dimana bahwa para pimpinan pejabat struktural
selisihnya > SD dikatakan baik; 2. mean hipotetik memiliki kecerdasan spiritual yang tergolong
> mean empirik dimana selisihnya > SD baik, kecerdasan emosional yang tergolong baik
dikatakan buruk; 3. mean empirik > mean dan gaya kepemimpinan spiritual yang
hipotetik dimana selisihnya < SD dikatakan baik; tergolong baik pula.
4. mean empirik < mean hipotetik dimana
selisihnya < SD maka dikatakan buruk. PEMBAHASAN
Deskripsi data digunakan untuk
menggambarkan kondisi sebaran data pada Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pejabat struktural Pemerintah Kabupaten Aceh kecerdasan spiritual memiliki hubungan yang
Tamiang Provinsi Aceh. Rerata empirik dan sangat signifikan dengan gaya kepemimpinan
rerata hipotesis diperoleh dari respon subyek spiritual, yang ditunjukkan oleh koefisien rx1y =
penelitian melalui tiga instrumen penelitian 0,722 dengan p < 0,01. Ini berarti bahwa
yaitu skala kecerdasan spiritual, kecerdasan semakin tinggi kecerdasan spiritual maka
emosional dan gaya kepemimpinan spiritual. semakin baik gaya kepemimpinan spiritual para
Rerata empirik dan rerata hipotesis penelitian pejabat struktural Pemerintah Kabupaten Aceh
dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. tamiang.
Berdasarkan hasil analisa deskriptif
Tabel 9. Rerata Empirik dan Rerata Hipotetik
diketahui bahwa terdapat pejabat struktural
Mean/Nilai Rata-
rata
yang memiliki kecerdasan spiritual sangat
10

tinggi, kecerdasan emosi tinggi dan memiliki kecerdasan emosional akan semakin
gaya kepemimpinan spiritual yang baik. Ini meningkatkan gaya kepemimpinan spiritual
menandakan bahwa sebagaian besar pejabat para pejabat struktural. Gaya kepemimpinan
dalam penelitian ini memiliki kecerdasan spiritual pada pejabat dapat terjadi karena
spiritual dan kecerdasan emosional yang tinggi. pejabat bertanggungjawab terhadap
Mereka merasa memiliki kemampuan untuk bawahannya. Tanggung jawab tersebut
mengubah cara mempersepsikan atau menuntut pelaksanaan kerja yang efektif.
memandang suatu situasi hidup yaitu dengan Berdasarkan data deskriptif yang diperoleh
mengubah perasaan negatif menjadi perasaan menunjukkan bahwa pejabat merasakan
positif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang kecerdasan emosional yang sangat tinggi. Ini
dilakukan oleh (Hanah, 2019) seseorang dengan berarti bahwa para pejabat merasakan bahwa
kontribusi banyak dan baik dalam suatu selama ini kecerdasan emosional yang mereka
organisasi akan cenderung disukai oleh alami tinggi sehingga kondisi ini menjadi salah
manajemen, karena dipandang orang yang satu sebab meningkatnya gaya kepemimpinan
peduli akan nasib perusahaan. spiritual mereka. Hal ini sejalan dengan
(Kecerdasan et al., 2020) terdapat penelitian (Mukaroh & Nani, 2021)
hubungan positif yang signifikan antara menggunakan emosi yang secara efektif akan
kecerdasan spiritual (SQ) terhadap gaya mencapai tujuan dalam membangun hubungan
kepemimpinan. Semakin tinggi kontribusi SQ yang produktif dan mencapai kesuksesan kerja.
maka semakin tinggi pula tingkat efektifitas Kecerdasan emosional
gaya kepemimpinannya. Demikian juga dengan menggambarkan kemampuan mengindera,
hasil penelitian (Dewi & Purnamasari, 2021) ada memahami, dan menerapkan secara efektif
hubungan yang erat dan positif kecerdasan kekuatan dan ketajaman emosi sebagai
spiritual dengan Kepemimpinan. Hasil penelitian sumber energi, informasi, dan pengaruh yang
(Supriyanto & Troena, 2012) ada hubungan yang manusiawi. Kecerdasan emosi juga merupakan
signifikan antara kecerdasan spiritual terhadap kemampuan seseorang dalam memotivasi diri
kepemimpinan. Pemimpin yang cerdas secara sendiri dan orang lain, kemampuan mengenali
spiritual akan mempunyai pemikiran kreatif, perasaan diri sendiri dan orang lain,
berwawasan jauh ke depan, dapat membuat kemampuan mengendalikan emosi,
tau bahkan mengubah aturan menjadi lebih kemampuan dalam melakukan pengaturan diri
baik. sendiri, kemampuan berempati dan
Hasil penelitian (Ghazali Zainuddin, kemampuan berhubungan dengan orang lain.
Noor Azli Mohamed Masrop, 2018) ada Kecerdasan emosi juga didefinisikan sebagai
hubungan antara kecerdasan spiritual untuk kemampuan seseorang dalam mengelola dan
melahirkan seorang pemimpin yang unggul dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi
hebat. Pemimpin yang hebat mempunyai yang terjadi. Kemampuan tersebut berupa
kecerdasan spriritual yang tinggi untuk kesadaran emosi, bagaimana mengungkapkan
menghadapi dan menyelesaikan berbagai emosi secara tepat, memotivasi diri, memahami
persoalan, menempatkan perilaku dan hidup orang lain, dan menjalin hubungan dengan
karyawannya dalam konteks yang lebih luas dan orang secara harmonis.
kaya sehingga pencapaian tujuan organisasi bisa Hal ini sejalan dengan penelitian (Loka
diwujudnya. et al., 2017) seseorang yang memiliki
Hasil penelitian berikutnya pengendalian emosi yang baik akan lebih
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional percaya diri dalam melaksanakan aktivitas
memiliki hubungan yang sangat signifikan sehari-hari. Efikasi diri atau kepercayaan
dengan gaya kepemimpinan spiritual yang diriakan terbentuk dengan baik apabila
ditunjukkan oleh koefisien rx2y = 0,689 dengan seseorang memiliki kecerdasan emosi yang baik
p < 0,01. Ini berarti bahwa semakin tinggi pula.
11

Menurut (Sukman et al., 2022) yang telah dilakukan oleh (Rahmania, 2015) di
kecerdasan emosional merupakan cara dalam mana variabel kecerdasan intelektual,
mengelolah emosi secara cerdas, dengan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
maksud membuat emosi tersebut bermanfaat tergolong tinggi dan mampu mempengaruhi
dengan menggunakan sebagai pemandu efektivitas kepemimpinan sebesar 79,8% dan
perilaku dan pemikiran kita sedemikian rupa sisanya sebesar 20,2% dijelaskan oleh faktor lain
sehingga apapun yang dikerjakan menjadi jauh yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
lebih baik dan lebih maksimal. Hasil penelitian Didukung pula oleh penelitian (Betawi, 2012)
ini sejalan dengan hasil penelitian (Dewi & kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
Purnamasari, 2021) ada hubungan yang erat dan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah
positif antara kecerdasan emosional dengan tergolong tinggi perubahan gaya
kepemimpinan. Pendapat Aristoteles kepemimpinan dipengaruhi oleh tingkat
mengatakan kecerdasan emosional merupakan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
keterampilan langka untuk marah pada orang sebesar 64.2% sedangkan sisanya sebesar 35.8 %
yang tepat dengan kadar yang sesuai, pada dipengaruhi faktor lain.
waktu yang tepat demi tujuan yang benar, dan Secara umum hasil penelitian ini
dengan cara yang baik (Ayuningtyas, 2020). menggambarkan bahwa terdapat hubungan
Kecerdaan emosional merupakan kemampuan antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan emosioanal dengan gaya kepemimpinan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan spiritual. Semakin tinggi kecerdasan spiritual
hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, yang dimiliki pemimpin dan semakin besar
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban kecerdasan emosional yang diberikan maka
stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir; semakin tinggi gaya kepemimpinan spiritual
berempati dan berdoa disebut sebagai pemimpin tersebut. Sebaliknya semakin rendah
kecerdasan emosi (Ayuningtyas, 2020). kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional
Kecerdasan spiritual dan kecerdasan maka semakin rendah gaya kepemimpinan
emosional secara bersama dapat memprediksi spiritual pimpinan tersebut. Hal ini sejalan
gaya kepemimpinan spiritual. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Betawi,
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amalia 2012) ada hubungan kecerdasan emosional dan
& Ramadhan, 2019) terdapat secara bersama- kecerdasan spiritual dengan gaya
sama terdapat pengaruh kecerdasan emosional kepemimpinan.
dan kecerdasan spiritual signifikan dan positif
terhadap kepemimpinan. Daya prediksi yang KESIMPULAN
dapat disumbangkan variabel kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
spiritual dan kecerdasan emosional sebesar
para pejabat struktural Pemerintah Kabupaten
72,2%. Hal ini bermakna terdapat 27,8% variabel-
Aceh Tamiang, maka dapat disimpulkan bahwa:
variabel lain yang dapat memprediksi gaya
kepemimpinan spiritual seperti faktor
organisasional dan aspek individual lainnya.
Pejabat memiliki tingkat gaya kepemimpinan
spiritual yang tergolong tinggi, terbukti
sebagian besar di antara para pejabat
berkategori sangat tinggi. Kondisi ini pada
dasarnya dipengaruhi oleh tingginya dan
rendahnya kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional yang dimiliki oleh para pejabat
struktural Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang
Provinsi Aceh. Hal ini sejalan dengan penelitian
12

1. Dari hasil penelitian didapat bahwa terdapat 3. Secara bersama-sama variabel kecerdasan
hubungan yang sangat signifikan antara spiritual dan kecerdasan emosional ini
kecerdasan spiritual dengan gaya menggambarkan bahwa terdapat hubungan
kepemimpinan spiritual. Hal ini dapat dilihat antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan
dari table model summary dimana korelasi r emosi dengan gaya kepemimpinan spiritual.
sebesar 0.722, mendekati nilai 1 artinya Hal ini dapat dilihat dari Tabel Model
hubungan antara kecerdasan spiritual dan Summary dimana dari tabel tersebut
gaya kepemimpinan spiritual sangat menerangkan bahwa besarnya korelasi ( r )
signifikan. Korelasinya bersifat positif. sebesar 0.775, artinya ada hubungan antara
Artinya jika kecerdasan spiritual meningkat variabel-variabel independen ( X1, X2 ) dan
maka gaya kepemimpinan spiritual juga akan dependen Y yang sangat signifikan, artinya
meningkat. Koefsien determinan R² sebesar secara bersama-sama X1 dan X2 dapat
0.521, artinya bahwa 52.1% gaya mempengaruhi munculnya Y. Berdasarkan
kepemimpinan spiritual dipengaruhi oleh hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan
kecerdasan spiritual. Berdasarkan hasil bahwa ke tiga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini dinyatakan diterima.
hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini 4. Koefisien determinan R² sebesar 0.601
dinyatakan diterima. artinya bahwa 60,1% gaya kepemimpinan
2. hasil penelitian didapat bahwa terdapat spiritual dipengaruhi oleh kecerdasan
hubungan yg signifikan antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional.
emosi dengan gaya kepemimpinan spiritual. Sedangkan 39,9% dipengaruhi oleh faktor-
Hal ini dapat dilihat dari table model faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
summary dimana korelasi R sebesar 0.689, persamaan regresi tersebut (residual).
mendekati nilai 1 artinya hubungan antara Melihat hasil yang telah diperoleh dari
kecerdasan emosi dan gaya kepemimpinan penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa
spiritual sangat signifikan. Korelasinya kecerdasan spiritual harus benar-benar
bersifat positif. Artinya jika kecerdasan emosi ditingkatkan dalam diri pemimpin. Selain itu
meningkat maka gaya kepemimpinan diharapkan para pemimpin harus mampu
spiritual juga akan meningkat. Koefsien meningkatkan pengembangan
determinan R² sebesar 0.474, artinya bahwa kepemimpinannya khususnya spiritualitas.
47,4% gaya kepemimpinan spiritual Kedua hal ini sangat penting guna
dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. peningkatan gaya kepemimpinan spiritual
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat pada pemimpin.
dinyatakan bahwa hipotesis 2 yang diajukan Saran
dalam penelitian ini dinyatakan diterima. 1. Diharapkan kepada setiap pejabat agar dapat
mengembangkan kemampuan kecerdasan
spiritual (X1) dan kecerdasan emosional (X2)
melalui berbagai cara seperti:
a. Mengikuti training ESQ yang dilakukan
oleh Ary Gynanjar Agustian.
b. Mengikuti berbagai pendidikan spiritual,
seperti : mengikuti ceramah keagamaan,
dan pembinaan mentalitas.
c. Melakukan tes psikologi terhadap kualitas
emosional yang ada di masing-masing
pejabat sehingga dapat dijadikan sebagai
dasar untuk melakukan pembinaan
13

2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i3.


menambah jumlah sampel tryout dan sampel 5379
penelitian agar hasil yang diperoleh dapat BAPPENAS RI. (2020). Presiden Republik
lebih maksimal. Peneliti selanjutnya juga Indonesia Peraturan Presiden Republik
harus meningkatkan jumlah aitem-aitem Indonesia. Demographic Research, 4–7.
yang valid dan memperbaharuinya, serta Betawi. (2012). No Title. ‫دراسة بكتيريولوجية مقارنة‬
menggunakan alat ukur yang lain selain skala ‫ مجلة جامعة‬.‫لمواقع مختلفة على نهرى دجلة والفرات‬
untuk mengatasi hasil penelitian yang lebih ‫الكوفة لعلم االحياء‬, Cd, 1–129.
baik dan akurat dan menggambarkan Dewi, N. N., & Purnamasari, W. (2021).
kenyataan yang sesungguhnya. Hubungan Kecerdasan Emosional Dan
3. Kecerdasan Spiritual (X1) dan Kecerdasan Kecerdasan Spiritual Terhadap
emosional (X2) hanyalah sebagian faktor saja Kepemimpinan Kepala Taman Kanak-
yang mempengaruhi gaya Kepemimpinan Kanak. Ecopreneur.12, 4(2), 179.
Spiritual Pejabat Struktural pejabat https://doi.org/10.51804/econ12.v4i2.1014
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Ghazali Zainuddin, Noor Azli Mohamed Masrop,
Provinsi Aceh untuk itu peneliti menyarankan M. F. A. M. & M. S. S. (2018). International
agar terlahir penelitian ilmiah lain yang akan research management & innovation
meneliti berbagai faktor lain yang berkaitan conference (5. International Reseach
dengan gaya kepemimpinan dan diharapkan Management & Innovation Conference 2018,
bisa mendukung penelitian lebih lanjut. August, 1–6.
Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional.
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2017). Emotional Intelligenc.
Abd. Kadim Masaong, A. A. T. (2011). Gramedia Pustaka Utama.
Kepemimpinan berbasis multiple Hanah, S. (2019). Analisis Kecerdasan
intelligence : (Sinergi kecerdasan intelektual, Intelektual, Kecerdasan Emosional dan
emosional dan spiritual untuk meraih Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja
kesuksesan yang gemilang) (Riduwan (ed.)). Karyawan RS. Pelni Jakarta. SCIENTIFIC
Alfabeta. JOURNAL OF REFLECTION: Economic,
Agustin, I. A. C., & Sujana, I. K. (2018). Pengaruh Accounting, Management and Business,
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan 2(3), 321-330., 2(3), 321–330.
Spiritual, dan Perilaku Belajar pada Tingkat https://doi.org/10.5281/zenodo.3269388
Pemahaman Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, Jihan, G. A. (2017). Pengaruh Kepemimpinan
15(1), 988. Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
https://doi.org/10.24843/eja.2018.v25.i02.p0 Terhadap Disiplin Kerja. Psikoborneo: Jurnal
7 Ilmiah Psikologi, 5(4), 486–493.
Amalia, D., & Ramadhan, M. (2019). Pengaruh https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v5i4.
Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan 4466
Spiritual Terhadap Kepemimpinan Kecerdasan, K., Iq, I., & Kecerdasan, D. A. N.
Transformasional Dilihat Dari Perspektif (2020). Jurnal Visipena Abstract Intellectual
Gender. Journal of Applied Managerial intelligence ( IQ ) and spiritual intelligence
Accounting, 3(1), 126–139. ( SQ ) is an energetic source which
https://doi.org/10.30871/jama.v3i1.1177 completes each other . Both contribute and
Ayuningtyas, D. P. (2020). Kecerdasan ply an important role to the leadership
Emosional dan Koping Stres Dengan model . Therefore , this research was
Penyesuaian Diri Pada Ibu yang Memiliki conducted bas. 11(1), 208–216.
Anak Autis. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Laura Angelica, T., Nu Graha, A., & Wilujeng, S.
Psikologi, 8(3), 498. (2020). Pengaruh Kecerdasan Intelektual,
14

Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan Putri, R. O. (2021). Kecerdasan Emosional dan


Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Di Dukungan Sosial Terhadap Kesiapan
Transformer Center Kota Batu. Jurnal Riset Menghadapi Pensiun. Psikoborneo: Jurnal
Mahasiswa Manajemen, 6(1), 1–7. Ilmiah Psikologi, 9(2), 229.
https://doi.org/10.21067/jrmm.v6i1.4469 https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v9i2.5
Loka, W. P., Sumadja, W. A., & Resmi. (2017). No 958
主観的健康感を中心とした在宅高齢者に Rahmania, A. (2015). Pengaruh Kecerdasan
おける 健康関連指標に関する共分散構造 Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ) Dan
分析 Title. Journal of Chemical Information Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap
and Modeling, 21(2), 1689–1699. Efektivitas Kepemimpinan (Studi Kasus Pada
https://www.oecd.org/dac/accountable- PT. Telkomsel Area Jawa Bali). 1–9.
effective-institutions/Governance www.republika.co.id,
Notebook 2.6 Smoke.pdf Rifaudin, M. (2017). Konsep Kepemimpinan
Mukaroh, E. N., & Nani, D. A. (2021). Kecerdasan Profetik Dalam Membangun Sumber Daya
Spiritual Terhadap Kinerja. Manajemen Manusia Berbasis Islam Di Perpustakaan.
Bisnis Islam, 2(1), 27–46. JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan
Nazir. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Informasi), 2(1), 46–62.
Indonesia. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/articl
Noormawanti, I. (2019). Bimbingan Keagamaan e/view/920
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Rivai, V. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku
Remaja. Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Organisasi (Ketiga). RajaGrafindo.
1(01), 37. Safitri, E. F. F. A. (2020). Pengaruh Kecerdasan
https://doi.org/10.32332/jbpi.v1i01.1473 Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Nuryati Djihadah. (2020). Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spriritual Terhadap
dan Kepemimpinan Kepala Madrasah Pemahaman Mata Kuliah Pengantar
dalam Aplikasi Penguatan Pendidikan Akuntansi ( Studi Pada Mahasiswa Jurusan
Karakter (PPK) di Madrasah. Jurnal Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Pendidikan Madrasah, 5(1), 1–10. Bengkulu ). Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
https://doi.org/10.14421/jpm.2020.51-01 Bisnis, 8(2), 160–170.
Oemar, F., & Okto Fani, F. D. (2018). Pengaruh Salianto, S., & Lubis, R. (2014). Hubungan Gaya
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Kepemimpinan Spiritual Dan Budaya
Spiritual Dan Perilaku Belajar Terhadap Organisasi Dengan Iklim Organisas.
Pemahaman Akuntansi. Jurnal Akuntansi Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA,
Kompetif, 1(1), 10–18. 6(1), 16–26.
https://doi.org/10.35446/akuntansikompetif https://www.ojs.uma.ac.id/index.php/analit
.v1i1.251 ika/article/view/793
Parawitha, G. A., & Gorda, E. S. (2017). Pengaruh Saputra, R., Barikah, A., Lampung, S. R., Islam,
Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan U., Muhammad, K., Al, A., & Banjarmasin,
Emosional, Kepemimpinan B. (2021). SPIRITUAL DENGAN PRESTASI
Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI
dan Kinerja. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan RELATIONSHIP BETWEEN THE EMOTIONS
Bisnis, 2(2), 135–143. INTELLIGENCE AND SPIRITUAL
Parlian, O., & Adriansyah, M. A. (2022). INTELLIGENCE WITH PHYSICAL
Kecerdasan Finansial Dengan Tren Gaya EDUCATION Dipublikasikan Oleh : UPT
Kepemimpinan Anak Muda yang Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Berwirausaha. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Psikologi, 10(1), 1. Arsyad. UPT Publikasi Dan Pengelolaan
https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v10i1. Jurnal Universtas Islam Kalimantan
6964
15

Muhammad Arsyad, 4(1), 60–68. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v10i4.


Shell, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 8517
2004, 1–23. Supriyanto, A. S., & Troena, E. A. (2012).
Sri Langgeng Ratnasari. (2015). PENGARUH Kepemimpinan 7 “Pengaruh Kecerdasan
KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN Emosional dan Kecerdasan Spritual
EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL Terhadap Kepemimpinan
TERHADAP KINERJA STAFF DEPARTEMEN Transformasional, Kepuasan Kerja Dan
QUALITY ASSURANCE PT. PEB BATAM Sri. Kinerja Manajer.” Jurnal Aplikasi
Paper Knowledge . Toward a Media History Manajemen, 10(66), 163–5241.
of Documents, 12–26. Tabroni. (2010). The spiritual leadership. UMM
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Press.
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Tinggi, S., Kesehatan, I., & Belakang, L. (2018).
Sukman, R., Rifayanti, R., & Kristanto, A. A. PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT ORANG
(2022). Peran Kecerdasan Emosional TUA TERHADAP ْ ِ ‫او ُ ﺗو ُ أ َ نﯾ ِ ذ ﱠﻟا و ُ ﻧ ﻣ َ ر ٍ ﺎ ﺟ ت‬
Mahasiswa Selama Pandemi Covid 19 ,)2(3 .‫ﻟا ِ او ُ ﻧ ﻣ َ م ْ َ ﯾ ْ ﻛ َ د َ آ َ نﯾ ِ ﱠذﻟا ُ ﮫﱠﻠﻟا ِ ﻊ ﻓ َ م َ ﻠ ْ ﻌ‬
Dapat Menghindari Pemicu Kecemasan 14–1.
Selama Kuliah Daring? Psikoborneo: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 10(4), 591.

You might also like