PhysioEx Activity 7
PhysioEx Activity 7
Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 7: Isotonic Contractions and the Load-Velocity
Relationship Lab Report
11/02/23 page 1
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: As the load on the muscle increases, what will happen to the latent period, the
shortening velocity, the distance that the weight moves, and the contraction duration?
Your answer : b. The latent period will increase, the shortening velocity will decrease, the distance will
decrease, and the contraction duration will decrease.
Experiment Data:
11/02/23 page 2
11/02/23 page 59
11/02/23 page 60
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 6 out of 6 questions correctly.
1. Which of the weights allowed the fastest muscle shortening velocity? You
correctly answered: a. 0.5-g weight
2. Which of the weights induced the longest latent period of the muscle contraction? You
correctly answered: c. 1.5-g weight
3. Which weight did the muscle contraction move the greatest distance? You
correctly answered: a. 0.5-g weight
4. Which of the weights allowed the longest duration of muscle contraction? You
correctly answered: a. 0.5-g weight
11/02/23 page 61
Review Sheet Results
1. If you were using your bicep muscles to curl a 7-kg dumbbell, when would your muscles be
contracting isotonically?
Your
answer:
Saat seseorang mengangkat lengan ke atas dari posisi lurus ke bawah(fleksi), dan juga saat seseorang
mengembalikan lengan ke posisi ke bawah(ekstensi). Kontraksi isotonik adalah kontraksi otot di mana
tegangan menyebabkan panjang otot berubah (memanjang atau memendek) dan benda/beban
mengalami pergerakan. Ketika mengangkat dumbbell seberat 7 kg dengan posisi fleksi, otot bicep
akan memendek, sudut sendi berkurang, dan dumbbell terangkat. Sebaliknya, otot bicep akan
memanjang ketika menurunkan dumbbell dengan posisi ekstensi, tetapi dalam kondisi otot masih
berkontraksi.
Sumber:
1. Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem
Penunjang & Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
2. Padulo, J., Laffaye, G., Ardigò, L. P., & Chamari, K. (2013). Concentric and eccentric: muscle contraction
or exercise?. Journal of human kinetics, 37(1), 5-6.
2. Explain why the latent period became longer as the load became heavier in the experiment.
How well did the resultscompare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, periode laten akan meningkat. Periode laten adalah penundaan singkat yang
terjadi di antara potensial aksi otot (stimulus) dan awal dari kontraksi otot yang mewakili waktu yang
diperlukan untuk pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma dan difusinya ke filamen kontraktil.
Pelepasan Ca2+ tersebut berperan penting dalam proses kontraksi otot selanjutnya, di mana semakin
banyak Ca2+ yang dilepaskan maka semakin banyak pula yang berikatan dengan troponin
membentuk cross bridge untuk menahan gerakan beban dan memperlambat proses pemanjangan
otot. Hal ini yang menyebabkan periode laten akan semakin lama ketika beban bertambah berat
karena lebih banyak Ca2+ yang harus dipompa keluar untuk menghasilkan kontraksi otot yang cukup
untuk menahan beban.
Sumber:
1. Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem Penunjang &
Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
2. Silverthorn DU, Johnson B. Human Physiology : An Integrated Approach. 6th ed. USA:
Pearson Education; 2013.
3. Explain why the shortening velocity became slower as the load became heavier in this
experiment. How well did theresults compare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, shortening velocity atau kecepatan kontraksi akan menurun. Otot rangka akan
lebih cepat berkontraksi dalam kondisi tanpa adanya beban. Kecepatan kontraksi menjadi semakin
berkurang seiring bertambahnya beban. Ketika beban ditingkatkan hingga mencapai maksimum
kekuatan yang dapat diberikan oleh otot, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak ada kontraksi
yang dihasilkan, meskipun serat otot telah diaktifkan. Penurunan kecepatan kontraksi ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa beban pada otot adalah gaya balik yang melawan gaya kontraktil yang
dihasilkan oleh kontraksi otot. Oleh karena itu, besarnya kekuatan beban dapat menyebabkan
shortening velocity atau kecepatan kontraksi otot menjadi berkurang.
Sumber: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia:
Elsevier; 2016.
11/02/23 page 62
4. Describe how the shortening distance changed as the load became heavier in this experiment.
How well did the resultscompare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, kecepatan pemendekan berkurang dengan peralatan yang lebih berat. Kontraksi
otot terdiri atas pemendekan filamen kontraktil, tetapi karena otot memiliki elemen elastis yang terlibat
dalam mekanisme kontraksi sehingga kontraksi dapat muncul tanpa penurunan panjang otot yang
signifikan, seperti pada kontraksi isometrik. Kontraksi isometrik terjadi ketika beban ditingkatkan
hingga mencapai maksimum kekuatan yang dapat diberikan oleh otot sehingga kecepatan kontraksi
menjadi nol dan tidak terjadi pergerakan pada beban.
Kontraksi otot terhadap beban konstan dengan adanya penurunan panjang otot disebut kontraksi
isotonik. Kontraksi isotonik dapat terjadi karena kerja adalah produk dari gaya yang dihasilkan oleh
otot dikali dengan jarak pergerakan benda sehingga kontraksi isotonik melakukan kerja (dapat
menggerakkan benda), sedangkan kontraksi isometrik tidak.
Sumber: Barrett KE, Barman SM, Brooks HL, Yuan J. Ganong's Review of Medical Physiology.
26th Ed. USA: McGraw-Hill Education; 2019.
5. Explain why it would take you longer to perform 10 repetitions lifting a 10-kg weight than it would to
perform the samenumber of repetitions with a 5-kg weight.
Your answer:
Pengangkatan beban 10 kg dengan 10 kali pengulangan akan membutuhkan waktu lebih lama
dibanding pengangkatan beban 5 kg dengan 10 kali pengulangan karena terkait dengan berat beban.
Semakin bertambah berat beban maka periode laten akan meningkat, shortening velocity/kecepatan
kontraksi akan berkurang, distance lifted/jarak pergerakan benda juga akan berkurang, dan durasi
kontraksi otot akan menjadi lebih lama. Periode laten akan semakin lama ketika beban bertambah
berat karena lebih banyak Ca2+ yang harus dipompa keluar untuk menghasilkan kontraksi otot yang
cukup untuk menahan beban. Shortening velocity/kecepatan kontraksi akan berkurang karena beban
adalah gaya balik yang melawan gaya kontraktil yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Otot rangka akan
lebih cepat berkontraksi dalam kondisi tanpa adanya beban. Kecepatan kontraksi menjadi semakin
berkurang seiring bertambahnya beban. Beban yang lebih berat akan sulit diimbangi oleh gaya
kontraktil otot sehingga dapat berujung pada berkurangnya pergerakan beban dan waktu yang
dibutuhkan untuk otot berkontraksi dapat menjadi lebih lama.
Sumber:
1. Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem Penunjang &
Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
2. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
6. Describe what would happen in the following experiment: A 2.5-g weight is attached to the end of the
isolated whole skeletal muscle used in these experiments. Simultaneously, the muscle is maximally
stimulated by 8.5 volts and the platform supporting the weight is removed. Will the muscle generate
force? Will the muscle change length? What is the name for this type of contraction?
Your answer:
11/02/23 page 63
Nama kontraksinya adalah kontraksi isometrik. Otot akan tetap menghasilkan kekuatan karena energi
akan tetap dikeluarkan sebagai upaya untuk menopang beban yang turun pada posisi terfiksasi (tidak
digerakkan). Panjang otot tidak mengalami perubahan karena kontraksi otot yang ada tidak digunakan
ataupun di luar kemampuan untuk menggerakkan beban.
Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem
Penunjang & Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
11/02/23 page 64