None 176bd100
None 176bd100
None 176bd100
LITERATURE REVIEW
Apoptosis Sel Hepatosit Sebagai Akibat Dari Metabolisme Alkohol
Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism
Nabilah Amirah Salsabila, Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism, JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019
152
PENDAHULUAN
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang bisa menyebabkan ketergantungan (WHO, 2014).
Alkohol dalam jumlah rendah hingga sedang dapat mengurangi rasa cemas dan mendorong
perasaan sejahtera atau bahkan mengalami euphoria (Katzung BG, Masters SB, 2014) Menurut
data yang didapatkan dari Global Status Report on Alcohol And Health (2014), prevalensi
gangguan karena penggunaan alkohol adalah 0,8% dan prevalensi ketergantungan alkohol
adalah 0,7% pada pria maupun wanita (WHO, 2014). Di Provinsi Lampung, prevalensi konsumsi
minuman beralkohol didapatkan dengan cara melakukan wawancara dengan pertanyaan apakah
minum minuman berlkohol dalam 12 bulan terakhir pada usia 10 tahun ke atas. Jika penduduk
menjawab “ya”, kemudian ditanyakan pada 1 bulan terakhir mengenai frekuensi, jenis minuman,
dan rata rata satuan minuman standar yang dikonsumsi. Dari wawancara tersebut ternyata
didapatkan presentase tertinggi yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulan
terakhir adalah kabupaten Tanggamus dengan presentase sebesar 3,6% sedangkan, penduduk
yang mengkonsumsi alkohol dalam 1 bulan terakhir tertinggi terdapat di kabupatan Lampung
Selatan yaitu dengan presentase 2% (RISKESDAS, 2018).
Jalur utama metabolisme alkohol melibatkan alkohol dehydrogenase (ADH), suatu famili
enzim sitosol yang mengatalis perubahan alkohol menjadi asetaldehida. Enzim enzim tersebut
sebagian besar ditemukan di organ hepar dan sebagian kecil ditemukan di organ lambung
maupun otak. Sebagai akhir dari proses metabolisme alkohol yaitu oksidasi alkohol
menghasilkan kelebihan ekivalen produksi di hepar, terutama sebagai Nikotinamida Adenosin
Dinukleotida Hidrogen (NADH) dimana kelebihan NADH dapat menyebabkan terjadinya
gangguan metablik seperti alkoholisme kronik, asidosis laktat, dan hipoglikemia ada keracunan
alcohol (Katzung BG, Masters SB, 2014). Konsumsi alkohol yang berlebihan akan menyebabkan
terjadinya keracunan alkohol. Gejala keracunan alkohol sangat bervariasi, mulai dari yang
bersifat ringan yaitu ataxia (sempoyongan) maupun yang bersifat berat seperti koma (Nugroho
CA, 2019). Selain itu, penghentian konsumsi alkohol secara mendadak pada seorang dengan
ketergantungan alkohol menyebabkan sindrom khas berupa agitasi motoric, ansietas, insomnia,
dan berkurangnya ambang kejang. Sindrom ini disebut juga dengan sindrom lucut alcohol.
Penyakit hepar merupakan yang tersering terjadi akibat penyalahgunaan alkohol. Sekitar 5-12%
peminum berat akan mengalami penyakit hepar berat dimulai dari alcoholic fatty liver,
merupakan suatu penyakit yang bersifat reversible kemudian bisa berkembang menjadi
hepatitis alkoholik dan akhirnya menjadi sirosis serta gagal hepar (Katzung BG, Masters SB,
2014). Penyebab utama terjadinya kerusakan hati adalah efek langsung alkohol terhadap hati,
yang meningkat pada saat malnutrisi seperti, defisiensi nutrisi, termasuk tiamin, asam folat,
piridoksin, niasin, asam askorbat, dan vitamin A, serta bisa menyebabkan terjadinya defisiensi
kalori hingga protein(Price SA, 2006) dan (Mescher AL, 2016).
Nabilah Amirah Salsabila, Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism, JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019
153
Nabilah Amirah Salsabila, Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism, JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019
154
pada jejas hepar fulminant atau fokal lobular pada kerusakan hepatosit derajat rendah
yang terus-menerus. (2) Kerusakan periportal, misalnya peradangan saluran portal meluas ke
parenkim di sekitarnya. (3) Kerusakan di sekitar vena hepatic sentral/terminal. (4) Kerusakan
hepar yang telah kehilangan arsitektur normalnya, seperti pada sirosis (Kumar V, Cotran RS,
2007).
Metabolisme Alkohol
Alkohol, atau yang disebut juga dengan etanol, dapat merusak organ hepar melalui beberapa
cara yaitu: (1) Hepatosit mempunyai tiga jalan utama metabolism etanol. Alkohol
dehidrogenase membentuk asetalehid kemudian membentuk asetat, hingga hasil akhir
menyebabkan akumulasi trigliserida dalam hati, terganggunya pengeluaran lipoprotein oleh sel
hati dan bereaksinya asetaldehid membentuk reaksi kovalen dengan peroksidasi lipid dan
protein sel. (2) Induksi MEOS oleh alkoholisme kronik, secara bermakna mengganggu
metabolisme senyawa alami dan xenobiotic dalam hati, baik akut maupun kronik. (3) Oksidasi
etanol oleh katalase menghasilkan peroksida reaktif yang merusak membran sel dan protein
secara langsung. (4) Kombinasi efek etanol dan asetaldehid dapat merusak struktur dan
fungsi membran sel. (5) Ekspresi abnormal antigen sel dapat mendatangkan sel-sel radang
dengan dekstruksi hepatosit melalui sistem imun (Katzung BG, Masters SB, 2014).
Terdapat dua jenis efek etanol terhadap organ hepar yaitu secara langsung (direct) dan tidak
langsung (indirect) (Enomoto N, Ikejima K, 2000). Secara langsung, alkohol yang masuk
kedalam saluran intestinal akan menyebabkan terjadinya penurunan permeabilitas dinding sel
intestinal, sehingga akan menyebabkan bakteri gram negatif pada saluran cerna mengeluarkan
endotoxin. Melalui vena porta hepatica, endotoxin akan masuk kedalam hepar. Hal ini akan
menyebabkan aktivasi fungsi detoksifikasi dari hepar. Sel kupffer aktif dan akan
mengeluarkan sel cytokine seperti, TNF-α, IL-1, IL-6, dan IL-8. Sel-sel inflamasi ini akan
menyerang zat patogen dan sel hepatosit (Szabo G, 2010).
Metabolisme etanol merupakan penyebab terjadinya kerusakan organ hepar secara tidak
langsung (indirect) (Hoek JB, Cahill A, 2002). Metabolisme etanol melibatkan tiga jalur yaitu
Jalur alkohol dehidrogenase (ADH), disebut juga dengan jalur sitosol. Jalur ini melibatkan
alkohol dehidrogenase (ADH) dimana hasil akhirnya yaitu terbentuknya asetaldehid yang
merupakan produk reaktif dan sangat beracun. Aseltaldehid akan berikatan dengan peroksidasi
lipid dan protein sel. Asetat yang dihasilkan oleh asetaldehid akan menyebabkan akumulasi
trigliserida dalam hati, dan terganggunya pengeluaran lipoprotein oleh sel hati. Jalur yang
kedua adalah microsomal enzyme oxidizing system (MEOS) yang melibatkan enzim sitokrom
P450 (CYP2E1), 2E1, 1A2, dan 3A4. Jalur yang ketiga adalah katalase mitokondria yang akan
menghasilkan CO2 dan air untuk membentuk asetil-KoA (Katzung BG, Masters SB, 2014) dan
(Bruha R, Dvorak K, 2010).
Nabilah Amirah Salsabila, Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism, JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019
155
Katalase mitokondria yang akan menghasilkan CO2 dan H2O untuk membentuk asetil-KoA.
Untuk mengeliminasi sel hepatosit yang rusak sehingga, terjadilah apoptosis sel hepatosit
Daftar Rujukan
Bruha R, Dvorak K, P. J. (2010). Alcoholic liver disease. World Journal of Hepatology, 4(3).
Enomoto N, Ikejima K, B. B. (2000). Role of kupffer cells and gut-derived endotoxins in alcoholic
liver injury. J Gastroenterology and Hepatology, 15, 20–25.
Eroschenko VP. (2013). Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC.
Hall JE, A. C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-12. Jakarta: EGC.
Hoek JB, Cahill A, P. J. (2002). Alcohol and mitochondria: a dysfunctional relationship.
Gastroenterology, 122(7), 2049–2063.
Katzung BG, Masters SB, T. A. (2014). Farmakkologi dasar & klinik. Edisi ke-12. Jakarta: EGC.
Kemp WL, Burns DK, B. T. (2008). Pathology. USA: The McGraw Hill Companies.
Kumar V, Cotran RS, R. S. (2007). Buku Ajar Patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC.
Mescher AL. (2016). Histologi dasar junqueira. Edisi ke-12. Jakarta: EGC.
Moore KL, A. A. (2016). Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.
Nugroho CA. (2019). Pengaruh minuman beralkohol terhadap jumlah lapisan sel spermatogenik
dan berat vesikula seminalis mencit. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1), 56–60.
Price SA, W. L. (2006). Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Richard SS. (2012). Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC.
RISKESDAS. (2018). Riset kesehatan dasar provinsi lampung. Jakarta: DEPKES RI.
Sherwood L. (2015). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi ke-8. Jakarta: EGC.
Sloane E. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
Szabo G, M. P. (2010). Focus on: alcohol and the liver. Alcohol Res Heal. 33(1–2), 87–96.
WHO. (2014). Global status report on alcohol and health–2014. World Health Organzation.
Nabilah Amirah Salsabila, Apoptosis of Hepatocyte Cells as a Result of Alcohol Metabolism, JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019