1707-Article Text-8277-1-10-20220605

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JCAR 4(2) (2022)

Journal of Classroom Action Research


http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap


Kemampuan Berpikir Kreatif
Nurul Fitrah1*, Ida Ermiana1, Itsna Oktaviyanti1
1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram, Mataram, Indonesia.

DOI: 10.29303/jcar.v4i1.1707

Received: 15 Maret, 2022 Revised: 15 Mei, 2022 Accepted: 25 Mei, 2022

Abstract: The creative thinking ability of students in Indonesia is still relatively low. Students are
required to have creative thinking skills because this ability is one of the abilities that must be
possessed by students in the 21st century. This study aims to determine the effect of the Reciprocal
Teaching learning model on the creative thinking abilities of third grade students of SDN 02 Sila. This
research is a quantitative research type of Quasi Experimental type Nonequevalent Control Group
Design. The sampling technique in this study used non-probability sampling with purposive sampling
technique. The sample in this study amounted to 50 people consisting of 22 students from class III SDN
02 Sila and 28 students from class III SDN Inpres Leu. The data collection technique in this study used
a written test, namely a test of creative thinking skills. Based on the data analysis carried out, the data
showed that the Tcount was 2,064 with dk = n1 + n2 – 2 = 22 + 28 = 48. Then the T table was 1,677 at a
significant level of 0.05 (5%). Based on the criteria for drawing conclusions on the hypothesis test if
Tcount > Ttable, then H0 is rejected and Ha is accepted. Based on the data obtained Tcount > T table
(2,064 > 1,677) it means, Ha which reads that there is an effect of the Reciprocal Teaching learning
model on the creative thinking ability of third grade students of SDN 02 Please accept it.

Keywords: Reciprocal Teaching, creative thinking skills, SDN 02 Sila

Abstrak: Kemampuan berpikir kreatif siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Siswa dituntut
untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif karena kemampuan tersebut merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III
SDN 02 Sila. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasi Eksperimental type Nonequevalen
Control Group Design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 50 orang yang terdiri
dari 22 siswa dari kelas III SDN 02 Sila dan 28 siswa dari kelas III SDN Inpres Leu. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tulis yaitu tes kemampuan berpikir kreatif.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh data yang menunjukkan hasil T hitung sebesar 2.064
dengan dk = n1 + n2 – 2 = 22 + 28 = 48. Maka diperoleh T tabel sebesar 1.677 pada taraf signifikan 0.05
(5%). Berdasarkan kriteria penerikan kesimpulan pada uji hipotesis jika T hitung > Ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Berdasarkan data yang didapat T hitung > Ttabel (2.064 > 1.677) artinya, Ha yang berbunyi
ada pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas III SDN 02 Sila diterima.

Kata-kata Kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, SDN 02 Sila


*Email: [email protected]

Copyright © 2022, Fitrah et al.


This open access article is distributed under a (CC-BY) License
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

PENDAHULUAN tabel (berpikir elaboratif) hanya siswa-siswa itu saja


yang berani dan aktif dalam melengkapi tabel yang
Potensi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disediakan oleh guru di papan tulis, dan; (d) terdapat 5
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan
untuk dapat berkembang (Amaliyah & Rahmat, 2021). cepat (kelancaran).
Biasanya potensi selalu berhubungan dengan tingkat Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut,
kecerdasan (intelektual), termasuk didalamnya adalah siswa tidak dilatih untuk berpikir kreaif. Sehubungan
bakat, prestasi atau keunggulan yang dimiliki oleh dengan itu, pada saat pembelajaran berlangsung masih
siswa. Setiap anak memiliki bakat dan kemampuannya didominasi oleh guru. Guru pun masih menggunakan
masing-masing yang berbeda dari yang lain. Maka dari pembelajaran yang konvensional dalam proses
itu, anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan pembelajaran. Guru menjelaskan dan siswa
yang berbeda membutuhkan pendidikan yang mendengarkan. Melalui wawancara yang dilakukan
berbeda-beda pula. Keberbakatan tidak hanya dengan guru kelas SDN 02 Sila mengatakan bahwa
membahas tentang intelegensi (kecerdasan) saja dalam proses pembelajaran yang dilakukan jarang
melainkan juga kreativitas dan motivasi untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat
berprestasi. meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan
Kebanyakan orang mengartikan kreativitas guru hanya menggunakan pembelajaran konvensional
sebagai daya cipta, khususnya menciptakan hal-hal walau sekali-kali menggunakan model pembelajaran
yang baru. Sebetulnya dalam kreativitas tidak selalu problem solving dalam bentuk pemecahan masalah
harus menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, melalui tanya jawab dan diskusi kecil. Hal tersebutlah
bisa saja merupakan gabungan atau kombinasi dari apa yang membuat siswa kurang tertantang untuk aktif
yang sudah ada sebelumnya. Menurut Rachmawati dan kreatif dalam proses pembelajaran. Sedangkan
(2011) kreativitas merupakan suatu proses mental salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk
individu yang melahirkan gagasa, proses, metode, meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Sebagai
ataupun produk baru yang efektif, bersifat imajinatif, salah satu upaya meningkakan kemampuan berpikir
estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan kreatif siswa, maka peneliti memerlukan model
diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan
untuk pemecahan suatu masalah. Semakin banyak kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu alternatif
pengetahuan dan pengalaman hidupnya maka semakin yang dipilih oleh peneliti adalah model pembelajaran
kaya dan banyak pula ide-ide yang dihasikan. Dengan Reciprocal Teaching. Model pembelajaran ini dipilih
demikian, semakin memungkinkan baginya untuk karena model ini dikembangkan untuk meningkatkan
menciptakan ide-ide yang kreatif. kemampuan kognitif siswa. Ada dua kegiatan kognitif
Keterampilan berpikir kreatif sangat sehari-hari, yaitu pengambilan keputusan dan berpikir
dibutuhkan di abad 21 ini agar dapat bersaing secara kreatif (Habibi, 2018). Sehubungan dengan itu, maka
optimal dalam berbagai berbagai bidang khususnya model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat dijadikan
bidang kependidikan (Ramdani, et al., 2021). sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang
Keterampilan berpikir kreatif sangat dibutuhkan siswa, cukup menarik, dan diharapkan dapat meningkatkan
hal tersebut yang menjadi dasar guru harus kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila
menghasilkan strategi pembelajaran yang inovatif, pada Tema 2: Menyayangi Tumbuhan dan Hewan.
yaitu: ditemukan berkontribusi pada peningkatan Menurut Tessya (2018), model pembelajaran
kualitas pendidikan (Yustiqvar, et al., 2019; Ramdani & Reciprocal Teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu
Artayasa, 2020) siswa belajar mengingat, berpikir, dan memotivasi diri.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Model pembelajaran Reciprocal Teaching membantu
yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2021 dengan siswa menjadi aktif dalam memberikan makna pada
guru kelas III di SDN 02 Sila menunjukkan bahwa kata-kata tertulis dengan atau tanpa adanya seorang
kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang. Hal guru. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan
ini ditunjukkan sesuai dengan indikator kemampuan kepada siswa untuk belajar memonitoring kemampuan
berpikir kreatif yang berhubungan dengan; (a) belajar dan berpikirnya sendiri, menciptakan
kemampuan siswa dalam mengemukakan berbagai pengalaman belajar melalui pemodelan perilaku
pemecahan masalah (berpikir luwes) hanya sedikit; (b) tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran dari
ketika dalam berdiskusi, siswa yang cenderung materi pembelajaran yang terkait, dimana pada
memberikan gagasan atau usulan dalam diskusi kecil akhirnya siswa akan berusaha untuk mengevaluasi dan
(berpikir orisinil) lagi-lagi hanya ditunjukkan oleh mensintesis kebenaran informasi yang telah diperoleh
beberapa siswa saja, begitupun dengan; (c) melengkapi bersama.
106
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

METODE PENELITIAN variabel bebas (model pembelajaran Reciprocal Teaching)


dan variabel terikat (kemampuan berpikir kreatif).
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pelaksanaan penelitian Quasi Eksperiment Design ini
eksperimen. Menurut Sudjana (2012:19) penelitian melibatkan 2 kelompok, yaitu siswa kelas III SDN 02
eksperimen adalah metode yang mengungkapkan Sila sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas III
hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari SDN Inpres Leu sebagai kelompok kontrol. Kelas
pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya. eksperimen dalam penelitian ini menggunakan model
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Quasi pembelajaran Reciprocal Teaching dalam proses
Eksperimental type Nonequevalen Control Group Design. pembelajarannya, sedangkan kelas kontrol tidak
Bentuk desain eksperimen ini mempunyai kelompok menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk dan hanya menggunakan pembelajaran konvensional
mengontrol variabel-variabel luar yang dapat atau hanya menggunakan metode ceramah dan tanya
mempengaruhi pelaksanaan penelitian. jawab dalam proses pembelajarannya.
Dalam penelitian ini kelas eksperimen Sebelum diberikan perlakuan atau
diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran, terlebih dahulu kelas eksperimen
pembelajaran Reciprocal Teaching, sedangkan kelas maupun kelas kontrol diberikan Pre-Test untuk
kontrol tidak diberikan perlakuan menggunakan mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi
model pembelajaran Reciprocal Teaching atau hanya yang akan diajarkan. Kemudian kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran dimulai, siswa diberikan Pre-Test pada pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelas kontrol
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah itu
baru diberikan tes akhir (posttes) yang bertujuan untuk
Adapun yang menjadi kelas kontrol dan mengetahui kemampuan berpikir kreatif kedua kelas
kelas eksperimennya adalah SDN 02 Sila sebagai setelah diberikan perlakuan.
kelas eksperimen dan SD Inpres Leu sebagai kelas
kontrol. Pertimbangan ini berdasarkan hasil Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
placement test yang diberikan untuk mengukur apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Suatu data dikatakan normal jika nilai signifikansi
kemampuan awal siswa agar memperoleh sampel
lebih besar dari 0.05 pada taraf signifikansi 5% maka
yang homogeny. data penelitian berditribusi normal. Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05 pada taraf signifikansi
5% maka data penelitian tidak berdistribusi normal.
Hasil analisis normalitas data secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran halaman 22. Adapun ringkasan
hasil uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Gambar 1. Kesetaraan Kelas kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Teknik pengumpulan data kemampuan
kemamp Pre-Test .130 22 .200* .948 22 .282
berpikir kreatif menggunakan instrument tes pilihan
ganda yang mengacu pada indikator kemampuan uan eksperimen
berpikir kreatif. Teknik analisis data menggunakan uji berpikir Post-Test .109 22 .200* .974 22 .797
prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan
kreatif eksperimen
homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis
menggunakan uji-t. Pre-Test .129 28 .200* .922 28 .039
kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Post-Test .138 28 .182 .953 28 .231
Penelitian ini merupakan penelitian kontrol
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
*. This is a lower bound of the true significance.
model penelajaran Reciprocal Teaching terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 a. Lilliefors Significance Correction

Sila. Data penelitian ini mencakup dua variabel yaitu


107
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

Berdasarkan data pada Tabel 1 diperoleh nilai Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data Posttest
signifikan Pre-Test kelas eksperimen sebesar 0.200, Test of Homogeneity of Variance
posstetst kelas eksperimen sebesar 0.200, Pre-Test kelas Levene
kontrol sebesar 0.200, dan Post-Test kelas kontrol
Statistic df1 df2 Sig.
sebesar 0.182. Sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan, jika nilai signifikansi > 0.05 pada taraf kemampua Based on Mean .771 1 48 .384
signifikansi 5% maka data penelitian berdistribusi n berpikir Based on Median .792 1 48 .378
normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada kreatif Based on Median .792 1 47.971 .378
penelitian ini berdistribusi normal.
Uji homogenitas data dimaksudkan untuk menguji and with adjusted df
data hasil Pre-Test dan Post-Test dari kelas eksperimen Based on trimmed .727 1 48 .398
dan kelas kontrol apakah memiliki varian yang
mean
homogen atau tidak. Suatu data dikatakan memiliki
varian yang homogen jika nilai signifikansi > 0.05.
Berdasarkan data pada Tabel 2 dan 3
Sedangkan nilai signifikansi < 0.05, maka data
menunjukkan bahwa uji homogenitas data
memiliki varian yang tidak homogen. Hasil analisis
menggunakan uji Levene Test data Pre-Test diperoleh
homogenitas secara lengkap dapat dilihat pada
nilai signifikansi sebesar 0.178 > 0.05 dan data posstetst
lampiran halaman 24. Adapun ringkasan hasil uji
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.384 > 0.05
homogenitas Pre-Test dan Post-Test kelas eksperimen
sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel pada
dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel
penelitian ini memiliki varian yang homogen.
3.
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Uji statistik yang digunakan adalah uji-t dua pihak
Test of Homogeneity of Variance dengan menggunakan t-polled varians dengan bantuan
Levene SPSS 24.0 for windows. Kritetria penarikan kesimpulan
Statistic df1 df2 Sig. didasarkan pada perbandingan nilai signifikan < 0.05
maka hipotesis nol (H0) penelitian ditolak dan (Ha)
kemampua Based on Mean 1.872 1 48 .178
diterima. Sedangkan jika nilai signifikan > 0.05 maka
n berpikir Based on Median 1.554 1 48 .219 (H0) diterima dan (Ha) ditolak. Berdasarkan analisisi
kreatif yang dilakukan, diperoleh output hasil Post-Test kelas
Based on Median 1.554 1 47.705 .219
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji
and with adjusted df independent sample t-test yang terdapat pada Tabel 4.
Based on trimmed 1.784 1 48 .188
mean

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis


Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of t-test for Equality of Means
Variances

Sig. Std. 95% Confidence


Mean Interval of the
(2- Error
F Sig. t df Differen Difference
taile Differen
ce
d) ce Lower Upper

Equal variances
.771 .384 2.064 48 .044 692.857 335.752 .17783 1.367.931
assumed
Hasi
l
Equal variances
2.092 47.130 .042 692.857 331.246 .26525 1.359.190
not assumed

maka dapat dikatakan bahwa data tidak memiliki


Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4 diperoleh nilai perbedaan varian (memiliki kesamaan). Setelah
Fhitung = 0.771 (P = 0.771). Data dinyatakan memiliki diketahui bahwa hasil uji data sudah berdistribusi
varian yang sama apabila Fhitung < Ftabel dengan N1 = k-1 normal dan homogen, selanjutnya dapat dilakukan uji
dan N2 = n-k, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 4.04 hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan t-test.
108
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji dapat dilihat atas, Hu, Wu & Shieh (2016) mengatakan “Thus, it
dari nilai Thitung (2.064) dengan df = 48 (dk = n1 + n2 – 2 turned out that traditional learning is less effective compared
= 22 + 28 – 2 = 48) sehingga diperoleh Ttabel (1.677) pada to creative learning” (Zhou, 2021:2). Pembelajaran yang
taraf signifikan (5%). Berdasarkan kriteria penarikan menggunakan pembelajaran tradisional (konvensional)
kesimpulan pada uji hipotesis jika Thitung > Ttabel (2.064 > kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran
1.677) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Selain dari nilai yang kreatif.
t (nilai Thitung) pada data di atas, untuk melihat apakah Saat pelaksanaan pembelajaran yang
hasil uji memiliki pengaruh atau tidak dapat diketahui menggunakan Model pembelajaran Reciprocal Teaching
juga dengan melihat nilai signifikan (.sig) 2-tailled yakni peneliti menerapkan 4 strategi pemahaman membaca
sebesar 0.04 < 0.05, dimana dalam aturan uji t jika nilai diantaranya adalah merangkum (summarizing),
signifikan kurang dari 0.05 maka hal tersebut membuat pertanyaan (Question Generation),
menunjukkan bahwa ada pengaruh model mengklarifikasi (Clarifying), dan prediksi (Predisting).
pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan Strategi Model pembelajaran Reciprocal Teaching
berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila. tersebut membantu siswa dalam memahami
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bacaannya. Tidak hanya itu, dengan menerapkan
pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching semua strategi model pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III siswa dilatih utuk dapat membuat pertanyaan,
SDN 2 Sila. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 menjawab pertanyaannya sendiri, merangkum bahan
sampai 19 Januari 2022 di kelas III SDN 02 Sila dan bacaan, mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit
pada tanggal 20 sampai 22 Januari 2022 di SDN Inpres dimengerti, dan memprediksi materi berikutnya.
Leu. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang Menurut Nuraini (2012: 67) agar dapat membuat
menunjukkan bahwa Ada pengaruh model pertanyaan, merangkum bahan bacaan, menemukan
pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan kata-kata yang tidak dimengerti dan memprediksi
berpikir kreatif siswa. materi selanjutnya maka siswa tersebut harus membaca
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran dan memahami keseluruhan bacaan.
peneliti mempersiapkan apa saja yang harus Kelas yang menerapan model pembelajaran
dibutuhkan, seperti memahami karakteristik siswa, Reciprocal Teaching menyediakan pengalaman belajar
memilih metode, penggunaan model, dan media yang membangun pengetahuan siswa secara aktif dan
pembelajaran, semua itu bertujuan agar pembelajaran mandiri sehingga siswa lebih mudah mengingat materi
yang akan dilaksanakan dapat meningkatkan motivasi pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh Areq, dkk
dan imajinasi siswa, meningkatkan kemampuan (2019: 43) yang menyatakan bahwa peserta didik akan
berpikir kreatif siswa serta tidak terlihat monoton. Hal lebih aktif ikut pembelajaran dan lebih mudah
tersebut dapat dilihat dari kelas yang menerapkan memahami materi yang diajarkan dan akan mengingat
model pembelajaran reciprocal teaching lebih antusias materi pelajaran baik dalam konsep, rumus, langkah-
dibandingkan dengan kelas yang melaksanakan langkah penyelesaian masalah.
pembelajaran secara konvensional. Sejalan dengan Pernyataan tersebut menjadi faktor yang
pendapat Bagherpour & Shamshiri, 2018; Jirout & membedakan antara kelas yang menggunakan model
Zimmerman, 2015; Yunos et. al., 2017, “Instead of pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelas yang hanya
employing traditional practices in preschool education menggunakan pembelajaran konvensional. Hal
institutions, conducting educational activities and games tersebut didukung oleh pendapat Habibi (2018:58)
designed to develop the imagination, using innovative yang menyatakan hahwa faktor yang menjadi
teaching methods, implementing outdoor and garden perbedaan yang signifikan antara siswa yang
activities, and asking open-ended questions have great menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching
influence on the development of creative thinking and dengan siswa yang tidak menggunakan model
scientific process skills” (Cansu & Tulin. 2021:9). pembelajaran Reciprocal Teaching atau menggunakan
Penggunakan praktik tradisional atau pembelajaran pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
konvensional di lembaga pendidikan kurang dapat 1. Pada pembelajaran yang menggunakan model
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Hal yang pembelajaran Reciprocal Teaching, guru
dapat dilakukan oleh pendidik yaitu, melakukan menyediakan pengalaman belajar yang membantu
kegiatan pendidikan dan permainan yang dirancang siswa dalam memahami materi dan membangun
untuk mengembangkan imajinasi, menggunakan pengetahuannya sendiri dengan guru yang
pengajaran dengan metode yang inovatif, menerapkan menjadi fasiliator atau hanya menjadi guru
kegiatan di luar ruang dan taman, dan mengajukan pendamping. Sehingga siswa lebih mudah
pertanyaan terbuka memiliki pengaruh besar pada mengingat materi yang telah dipelajari.
perkembangan berpikir. Sejalan dengan pernyataan di
109
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

2. Melalui pengaruh model pembelajaran Reciprocal appropriate to the child’s development level” (Cansu &
Teaching menjadi lebih menarik sehingga siswa Tulin. 2021:9). Dia mengatakan bahwa, “Pengebangan
lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. keterampilan ini dapat dicapai dengan dukungan
Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam bertanya seorang guru atau orang tua yang teliti yang
setelah diadakan pembelajaran Reciprocal Teaching. mencontohkan perilaku pemecahan masalah dalam
Pada pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran situasi sehari-hari dan menciptakan dialog inkuiri yang
dengan mengunakan model pembelajaran Reciprocal sesuai dengan tingkat perkembangan anak”.
Teaching melibatkan siswa dalam setiap Berdasarkan hasil perhitungan bahwa
pembelajarannya. Mulai dari perencanaan, proses terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
pembelajaran hingga dalam proses evaluasi Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Berpikir
pembelajaran sehingga pembelajaran yang kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila dengan hasil
dilaksanakan tidak berjalan dengan monoton. Hal ini perhitungan data Post-Test yang menunjukkan nilai
didukung oleh pendapat Areq, dkk (2019:43) yang Thitung > Ttabel (2.064 > 1.677) dengan taraf signifikan
menyatakan bahwa indikator utama keberhasilan (5%) dan diperoleh dk = n1 + n2 – 2 = 22 + 28 = 48 dan
dalam pembelajaran menggunakan model dengan melihat nilai signifikan (sig. 2-talled) yakni
pembelajaran Reciprocal Teaching ini melibatkan peserta sebesar 0.04 < 0.05, dimana dalam aturan uji t jika nilai
didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik lebih signifikan kurang dari 0.05 maka hal tersebut
aktif pada saat pembelajaran, peserta didik dituntut menunjukkan bahwa ada pengaruh model
untuk menyelesaikan masalah sendiri, mendorong pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan
peserta didik untuk berpikir agar mendapatkan solusi berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila.
dalam penyelesaian masalah yang diberikan. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian
Melalui penggunakan Model pembelajaran yang dilakukan oleh Areq, dkk dengan judul “Model
Reciprocal Teaching siswa mampu melatih kemampuan Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir
berpikir krearifnya, dimana saat siswa melakukan Kreatif Matematika”. Hasil penelitian diperoleh bahwa
langkah-langkah dalam model pembelajaran Reciprocal nilai rata rata kemampuan berpikir kreatif peserta
Teaching maka siswa dilatih untuk menemukan dan didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
menyelidiki sendiri materi yang dipelajari. Seperti yang Hal ini dilihat dari nilai signifikansi 0,048 0,05 dan hasil
siswa lakukan ketika siswa dihadapkan dengan suatu lembar kerja peserta didik setiap kelompok
pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dijawab memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal.
oleh siswa itu sendiri dan ketika memprediksi materi Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
yang akan dipelajari selanjutnya sesuai dengan konsep matematika model reciprocal teaching terhadap
tatacara pembelajaran Reciprocal Teaching. Hal ini kemampuan berpikir kreatif matematika peserta didik
didukung oleh pendapat Nuraini (2012: 67) yang kelas VIII SMP PGRI 6 Malang.
menyatakan bahwa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal KESIMPULAN
Teaching ini siswa akan diajarkan untuk berpikir
kreatif. Karena model pembelajaran Reciprocal Teaching Berdasarkan hasil analisis data dan hasil
ini selain dari siswa mampu memahami sebuah bacaan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
siswa juga akan mampu meningkatkan kemampuan sebelumnya mengenai pengaruh model pembelajaran
berpiki kreatifnya dalam belajar. Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir
Kemampuan berpikir kreatif dapat dicapai kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila maka dapat
melalui bimbingan dan penggunaan indikator diketahui, bahwa penggunaan model pembelajaran
kemampuan berpikir kreatif disetiap proses Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap kemampuan
pembelajarannya. Setiap pembelajaran berlangsung, berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila. Hal ini
peneliti dan siswa melakukan dialog ilmiah atau siswa dapat dibuktikan dengan hasil Thitung sebesar 2.064
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan dk = n1 + n2 – 2 = 22 + 28 = 48. Maka diperoleh
(kelas eksperimen). Disamping itu, peneliti juga Ttabel sebesar 1.677 pada taraf signifikan 0.05 (5%).
memberikan tes pemecahkan masalah dalam Berdasarkan kriteria penerikan kesimpulan pada uji
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat hipotesis jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan Ha
perkembangan anak. Sejalan dengan (Koerber, Mayer, diterima. Berdasarkan data yang didapat Thitung > Ttabel
Ostehaus, Schwippert, & Sodian, 2015) yang (2.064 > 1.677) artinya, Ha yang berbunyi ada pengaruh
menyatakan bahwa “However, the development of these model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap
skills can be achieved with the support of a teacher or a kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila
conscientious parent who models problem-solving behaviors diterima dan H0 yang berbunyi tidak ada pengaruh
in daily situations and creates dialogues of inquiry model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap
110
Journal of Clasroom Action Research Mei 2022, Volume 4 Nomor 2, 105-111

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas III SDN 02 Sila terbuka. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
ditolak. (Indonesian Journal of Science Education), 8(1),
1–9. https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i1.15394
UCAPAN TERIMA KASIH Ramdani, A., Artayasa, I. P., Yustiqvar, M., & Nisrina,
N. 2021. Enhancing prospective teachers’
Terima kasih kepada dosen pembimbing yang creative thinking skills: A study of the
telah sabar membimbing serta memberikan arahan transition from structured to open inquiry
penyelesaian karya ilmiah ini. Terima kasih juga classes. Cakrawala Pendidikan, 40(3).
kepada kepala sekolah, guru-guru dan siswa SDN 02 Ritonga, L. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran
Sila dan SDN Inpres Leu yang telah membantu proses Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan
penelitian ini hingga selesai. Berpikir Kreatif Matematika Siswa di
Madrasah Aliyah Laboraturium Jambi. UIN
DAFTAR PUSTAKA Sultan Thaha Saifuddin Jambi: 10-17.
Rusman. 2017. Belajar & Pembelajaran Berorientasi
Amaliyah, Aam., Rahmat, Azwar. 2021. Pengembangan Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KENCANA.
Potensi Diri Peserta Didik Melalui Proses Sarialang, I. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Balok
Pendidikan. Jurnal of Elementary Educations. Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Matematika
5(1), 29. Kelas IV SDN 2 Kuranji Labuapi Lombok Barat
Areq, A., Marsitin, R dan Suwanti, V. 2019. Model Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Tidak
Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Berpikir Kreatif Matematika. jurnal Terapan Pendidikan. Universitas Mataram: Mataram.
Sains & Teknologi. 1(4), 42-43. Setyawan, D. 2013. Metodologi Penelitian: 1-9.
Deasyanti, M. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Shopia, A. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Ditinjau dari Hasil Belajar Reciprocal Teaching Berbantu Media Pictorial
dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Riddle Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta pada Materi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Ilmiah
Luas Permukaan Serta Volume Kubus dan Biologi. 6(1).
Balok: 27 Siregar, SM., Siregar EY & Haraha[, SD. 2020.
Diyanzah, F. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Efektivitas Penggunaan Model Pembelajar
Reciprocal Teaching dalam Peningkatan Reciprocal Teaching Terhadapa Kemampuan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Komunikasi Matematis Siswa. JurnalPendidikan
SDN Rumak Tahun 2016/2016. Skripsi. Tidak Matematika. 3(1), 99.
Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Sudjana, N & Ibrahim. 2012. Penelitian Dan Penilaian
Pendidikan. Universitas Mataram: Mataram. Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Habibi, M., Ritonga, H & Novalyan, D. 2018. Pengaruh Sugiyino. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Kualitatif, dan Kombinasi (mixed Methods).
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Bandung: Alfabeta cv.
di Sekolah Menengah Pertama Swasta Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Kota Jambiprasety: 10-17. Alfabeta cv.
Mahadewi, NKN., Ardana, IM & Mertasari NMS. 2020. Winarsunu, T. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi &
Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Pendidikan. Malang: katalog dalam Terbitan.
Model Reciprocal Teaching Berbantuan Media Yildiz, Cansu., Yildiz, Tulin Guler. 2021. Exploring the
Interaksi. Jurnal Pendidikan Nasional. 4(2), 340. relationship between creative thinking and scientific
Prasetiyo, A & Lailatu, M. 2014. Berpikir kreatif Siswa process skills of preschool children. Elsevier, 9.
dalam Penerapan Model Pembelajaran Yustiqvar, M., Gunawan, G., & Hadisaputra, S. 2019.
Berdasarkan Masalah Matematika. Jurnal Green chemistry based interactive multimedia
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. on acid-base concept. In Journal of Physics:
2(1), 13-14. Conference Series (Vol. 1364, No. 1, p. 012006).
Rachmawati, Y & Euis, K. 2011. Strategi Pengembangan IOP Publishing.
Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak- Zhou, Qian. 2021. Development of creative thinking
Kanak: 13-15. skills through aesthetic creativity in middle
Ramdani, A., & Artayasa, I. P. 2020. Keterampilan school educational music course. Elsevier, 2.
berpikir kreatif mahasiswa dalam
pembelajaran IPA menggunakan model inkuiri
111

You might also like