1. Typology in sociology refers to the classification of societies based on their characteristics. Some typologies include Emile Durkheim's mechanical and organic solidarity, Max Weber's traditional and rational societies, and Ferdinand Tonnies' Gemeinschaft and Gesellschaft.
2. Emile Durkheim distinguished between mechanical solidarity based on shared beliefs and organic solidarity based on interdependence in a complex society.
3. Max Weber categorized societies as traditional, oriented towards customs, or rational, oriented towards rational-legal principles.
1. Typology in sociology refers to the classification of societies based on their characteristics. Some typologies include Emile Durkheim's mechanical and organic solidarity, Max Weber's traditional and rational societies, and Ferdinand Tonnies' Gemeinschaft and Gesellschaft.
2. Emile Durkheim distinguished between mechanical solidarity based on shared beliefs and organic solidarity based on interdependence in a complex society.
3. Max Weber categorized societies as traditional, oriented towards customs, or rational, oriented towards rational-legal principles.
1. Typology in sociology refers to the classification of societies based on their characteristics. Some typologies include Emile Durkheim's mechanical and organic solidarity, Max Weber's traditional and rational societies, and Ferdinand Tonnies' Gemeinschaft and Gesellschaft.
2. Emile Durkheim distinguished between mechanical solidarity based on shared beliefs and organic solidarity based on interdependence in a complex society.
3. Max Weber categorized societies as traditional, oriented towards customs, or rational, oriented towards rational-legal principles.
1. Typology in sociology refers to the classification of societies based on their characteristics. Some typologies include Emile Durkheim's mechanical and organic solidarity, Max Weber's traditional and rational societies, and Ferdinand Tonnies' Gemeinschaft and Gesellschaft.
2. Emile Durkheim distinguished between mechanical solidarity based on shared beliefs and organic solidarity based on interdependence in a complex society.
3. Max Weber categorized societies as traditional, oriented towards customs, or rational, oriented towards rational-legal principles.
M A S YA R A K AT B E R D A S A R K A R A K T E R I S T I K M A S Y A R A K A T N Y A .
• Pengklasifikasian masyarakat berdasar tipe atau
karakteristik sistem bersosialisasinya seperti • Sistem solidaritas menurut Emile durkheim, • Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Rasional menurut Max Weber, • Masyarakat Gesellsaft dan Gemeinschaft menurut Ferdinand Tonnies, • dan Masyarakat Lokal dan Kosmopolitan menurut Robert K. Merton EMILE DURKHEIM • Emile Durkheim (1859-1917), Profesor Sosiologi pertama dari Universitas Paris, mengambil pendekatan kolektivitas terhadap pemahaman mengenai masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk solidaritas. • Solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperti "perekat sosial". Dalam hal ini dapat berupa, nilai, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan kolektif. • Durkheim membagi kelompok masyarakat ke dalam solidaritas mekanis dan solidaritas organis: 1. SOLIDARITAS MEK ANIS
Solidaritas yang terbangun antara sesama manusia
yang didasari akar-akar humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. • Solidaritas tersebut mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun kehidupan harmonis antara sesama. • Karena itu, landasan solidaritas tersebut lebih bersifat lama dan tidak temporer. • Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana, yang oleh 2. SOLIDARITAS ORGANIS
• Bentuk hubungan antar sesama selalu dilandaskan
pada hubungan sebab akibat (kausalitas), bukan pada kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan. • Hubungan yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatny. • Solidaritas Organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks, masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian. • Tiap anggota menjalankan peranan berbeda dan diantara berbagai peranan yang ada terdapat kesaling tergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian – bagian suatu organisme biologis. Karena adanya saling tergantungan ini maka ketidak hadiran pemegang peranan tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup masyarakat. MAX WEBER • Maximilian Weber (Efurt, Jerman, 21 April 1864) adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. • Dalam teorinya, Weber mengemukakan 4 tindakan sosial, yaitu : a. Zweck – Rasional intrumental b. Wert- Rasional orientasi nilai c. Affectual - afeksi d. Traditional • Pada pengembangannya, yang dibahas adalah Zweck – Rational atau lebih disebut sebagai Tindakan Rasional dan tipe tindakan Tradisional. Karena kedua tipe ini dapat memunculkan perbedaan mendasar ketika mengkategorikan tindakan-tindakan dari masyarakat. •
• 1. Masyarakat yang berorientasi Tradisional
• Dalam teori ini, Weber menyebut bahwa masyarakat ini dalam tindakannya selalu berorientasi pada hal – hal yang berbau tradisi (suatu kebiasaan bertindak yang terbentuk dari masa lampau). • Tindakannya dilandaskan pada hukum-hukum normatif yang ditetapkan oleh masyarakat yang dialkukan secara turun temurun mapun kebiasaan masa lalu yang dipelopori oleh nenek moyang. • Di dalam masyarakat ini berkembang suatu bentuk authority ( kemampuan mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diterima secara formal) dan power. Power dikonsepkan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain. • Sehingga berkembanglah istilah patriakhalisme dan patrimonialisme. • Tipe kepemimpinan “patriakhalisme” adalah kepemimpinan yang wewenang serta kekuasannya didasarkan pada senioritas. Sehingga yang lebih senior memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Sedangkan “patrimonialisme” adalah tipe kepemimpinan yang mengharuskan sang pemimpin bekerja sama dengan kerabat- kerabatnya atau dengan orang-orang yang terdekat KEPEMIMPINAN KHARISMATIK • Selain itu juga muncul tipe kepemimpinan kharismatik. • Tipe ini bukan merupakan tipe kepemimpinan tradisional ataupun rasional. • Melainkan kepemimpinan yang berdasarkan suatu keabsahan yang sebenarnya bersifat irasional. Kepemimpinan yang seperti ini akan bergantung pada sejauh mana kharisma dari pemimpin tersebut masih aktif dan dapat • 2. Masyarakat yang Berorientasi Rasional • Di dalam masyarakat yang berpedoman kepada rasionalitas ini hukum- hukum yang disusun secara rasional dijadikan pedoman utama setiap tindakan sosial. • Selain itu juga terjadi penyusutan tradisi,sehingga tradisi dianggap sebagai suatu hal yang kuno dan irrasional. Setiap tindakan sosial dari masyarakat rasional selalu bertolak dari pilihan- pilihan secara rasional atas sarana atau alat yang dinilai paling efektif unuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. • Di dalam masyarakat ini, berkembang hukum-hukum ekonomi yang menginginkan pencapaian tujuan dalam jumlah maksimal dengan menekan pengeluaran daya serta dana seminimal mungkin. Dan berkembang pula rasionalisme teknologis, yaitu suatu pendayagunaan Demikian menurut Weber, keabsahan authority dalam masyarakat yang berorientasi rasional ini juga akan didasarkan pada hukum-hukum yang disusun secara rasional, kepada keahlian tertentu, kepada pembagian pekerjaan, dan kepada hierarkhi kekuasaan. Sementara itu , penunjukkan serta pengangkatan pemimpin akan mendasarkan diri pada pertimbangan – pertimbangan obyektif yang tak memandang orangnya secara pribadi. Kesemuanya tersusun dalam suatu birokrasi. FERDINAND TONNIES • 1. Gemeinschaft • Gemeinschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusif, suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Gemenschaft dibedakan atas tiga jenis yaitu Gemeinschaft by blood, Gemeinschaft of palce, dan Gemeinschaft of mind. • Menurut Tonnies, gemeinschaft merupakan masayarakat yang komunal. • Masyarakat yang tersusun atas dasar ketunggalan darah atau kesamaan garis keturunan keluarga, yang mempunyai kesatuan lokalitas tempat tinggal, serta didasari jiwa dan pikiran yang sama terhadap kepercayaan, agama, dan ideologi. • Adapun ciri-ciri masyarakat Gemeinschaft, yaitu : 1. Kehendak bersama lebih dominan 2. Mengedepankan anggota sebagai keseluruhan 3. Kepentingan bersama lebih dikedepankan 4. Dikuasai keyakinan/kepercayaan tertentu secara turun menurun 5. Solidaritas alami 6. Kepemilikan bersama 7. Dasar hubungan sosial /adat istiadat 8. Agama sebagai pedoman • 2. Gesellschaft • Gesellschaft merupakan kehidupan publik yang terdiri atas orang – orang yang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing – masing tetap mandiri dan bersifat sementara dan semu. Gesellschaft dibedakan tas dua jenis yaitu Gesellschaft individu tetap bersatu dan Gesellschaft individu pada dasarnya terpisah. Tonnies menyebut bentuk masyarakat ini sebagai bentuk masyarakat asosiasi. Masyarakat yang tersusun atas individu-individu dalam jumlah yang besar, yang mempunyai wilayah yang luas, serta didasari jiwa dan pikiran yang berbeda-beda terhadap kepercayaa, agama, dan ideologi. • Adapun ciri-ciri masyarakat Gesellschaft, yaitu :
1. Kehendak individu lebih dominan
2. Mengedepankan individu sebagai keseluruhan 3. Kepentingan pribadi lebih dikedepankan 4. Tujuan pribadi 5. Sanksi pemaksa bersifat eksternal 6. Solidaritas kontraktual 7. Kepemilikan pribadi ROBERT K. MERTON • menurut RK. MERTON, adalah sebagai berikut : • 1. Masyarakat Lokal • Adalah masyarakat yang belum/sedang berkembang, dapat diduga memiliki suatu struktur kekuasaan yang piramidal. Masyarakat seperti ini memiliki pola interaksi sosial yang lebih kurang bersifat tertutup. Masyarakatnya cenderung fatalis dan peternalistik. Sehingga perubahan sulit dan jarang terjadi. Di sini mereka yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain (jadi berkedudukan sebagai pemimpin) jumlahnya kecil-kecil saja. Sedangkan mereka yang berkedudukan sebagai orang-orang yang dipengaruhi (yang dipimpin) jumlahnya sangat banyak. • 2. Masyarakat Kosmopolitan • Masyarakat kosmopolitan adalah masyarakat yang sudah berkembang dan memiliki pola interaksi sosial yang terbuka, di mana spesialisasi telah berkembang. Masyarakatnya cenderung berempati tinggi, mobilitas tinggi, dan kemampuan berinovasi yang tinggi. Sehingga perubahan-perubahan lebih mudah terjadi. Pada umumnya memiliki suatu struktur kekuasaan yang bersegi banyak ( diamond shaped ). Di dalam masyarakat ini berkembang suatu tipe kepemimpinan yang bersifat polimorphik ( polymorphic leadership ) yaitu suatu tipe kepemimpinan yang pengaruh kekuasaannya terbatas pada suatu bidang spesialisasi tertentu saja. • SELESAI