Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

Jurnal Kebijakan Ekonomi

Volume 14 Issue 2 Article 8

10-2-2019

Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan


Manufaktur di Indonesia
Eko Adi Priyanto
Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia,
[email protected]

Riatu Mariatul Qibthiyyah


Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke

Part of the Economics Commons, Public Affairs, Public Policy and Public Administration Commons,
and the Urban Studies and Planning Commons

Recommended Citation
Priyanto, Eko Adi and Qibthiyyah, Riatu Mariatul (2019) "Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur di Indonesia," Jurnal Kebijakan Ekonomi: Vol. 14: Iss. 2, Article 8.
DOI: 10.21002/jke.2019.07
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8

This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Economics & Business at UI Scholars Hub.
It has been accepted for inclusion in Jurnal Kebijakan Ekonomi by an authorized editor of UI Scholars Hub.
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur


di Indonesia
Eko Adi Priyantoa* Riatu Mariatul Qibthiyyaha
a
Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Abstract
This study analyzes the influence of the level of company ownership and also analyzes further about
evaluating the requirements of foreign capital ownership as a Negative Investment List (NIL). This study
uses a panel of Indonesian manufacturing companies 2007-2014 with the estimated GMM method of
Arellano-Bond. The estimation results show an increase achieved with foreign ownership, but after
reaching a certain point the increase or increase as intended inverted U. Required to achieve optimal
needs. Then further analysis showed that NIL Regulations were approved by foreign capital ownership,
NIL companies' foreign capital ownership was lower than Non-NIL companies, but the increase in NIL
companies on average was lower.
Keywords: Company Performance; Foreign Ownership; Foreign Capital Restriction Regulations
JEL classifications: F2, G32, L25

Abstrak
Studi ini bertujuan menganalisa pengaruh tingkat kepemilikan asing dan kinerja perusahaan serta
menganalisa lebih lanjut pengaruh tersebut sebagai akibat adanya regulasi pembatasan kepemilikan
modal asing berupa Negative Investment List (NIL). Penelitian ini menggunakan panel perusahaan
manufaktur Indonesia 2007-2014 dengan metode estimasi GMM Arellano-Bond. Hasil estimasi
menunjukkan kinerja awalnya meningkat dengan kepemilikan asing, namun setelah mencapai titik
tertentu kinerja menurun atau pengaruh tersebut berbentuk U-terbalik. Ini mengindikasikan kepemilikan
domestik diperlukan untuk mencapai kinerja optimal. Kemudian analisa lebih lanjut menunjukkan
Regulasi-NIL menekan kepemilikan modal asing, kepemilikan modal asing perusahaan NIL lebih
rendah dibandingkan perusahaan Non-NIL, namun kinerja perusahaan NIL rata-rata lebih rendah.
Kata Kunci: Kinerja Perusahaan; Kepemilikan Asing; Regulasi Pembatasan Modal Asing

memaksimalkan kinerja perusahaan


PENDAHULUAN (Asiedu & Esfahani, 2001; Raff, Ryan, &
Dalam era globalisasi saat ini, persaingan Stähler, 2009; Karabay, 2010). Hal ini
antarperusahaan begitu tinggi. dikarenakan kepemilikan modal oleh asing
Perusahaan harus selalu dapat memengaruhi insentif investor untuk
meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap menerapkan sumber daya mereka sebagai
bersaing dan mampu mempunyai pasar input pada perusahaan. Kepemilikan
atau bahkan menguasai pasar, serta dapat modal memengaruhi biaya modal, tingkat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. investasi, tingkat transfer teknologi, dan
Oleh karena itu, perusahaan akan pembagian keuntungan dari investasi
berusaha untuk memaksimalkan asing. Selain itu, kepemilikan asing
kinerjanya melalui berbagai macam cara, menentukan sejauh mana perusahaan
antara lain melalui efisiensi baik dalam asing dapat mengendalikan anak
produksi, sumber daya manusia, maupun perusahaannya dan melindungi aset
keuangannya. perusahaan.
Alokasi aset produktif berupa Studi-studi sebelumnya telah
kepemilikan modal oleh asing telah membangun teori bagaimana perusahaan
menjadi teori penting dalam melakukan pertimbangan dalam memilih

*alamat korespondensi : [email protected]

Published by UI Scholars Hub, 2019 122 1


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

struktur kepemilikan untuk afiliasi di luar tingkat kepemilikan asing yang berbeda
negeri agar memaksimalkan kinerjanya. dapat berperforma berbeda. Blomström
Apakah itu akan mengalokasikan seluruh dan Sjöholm (1999) menunjukkan bahwa
kepemilikannya atau harus berbagi apakah perusahaan tersebut mayoritas
kepemilikan saham dengan mitra lokal. atau minoritas dimiliki oleh orang asing
Jika memilih kepemilikan bersama, tidak memengaruhi produktivitas tenaga
seberapa besar bagiannya agar kerja yang lebih tinggi. Sebaliknya, Dimelis
memaksimalkan kinerja baik untuk dan Louri (2002) menemukan bahwa
perusahaan asingnya atau mitra lokal keunggulan produktivitas di Yunani berasal
maupun dalam kondisi equilibrium. dari perusahaan asing yang dimiliki
Menurut Asiedu & Esfahani (2001); Raff, sepenuhnya dan mayoritas. Chhibber dan
Ryan, & Stähler (2009); Karabay (2010) Majumdar (1999) mencapai kesimpulan
pilihan struktur kepemilikan berupa yang sama untuk perusahaan India. Takii
kepemilikan bersama mensyaratkan jika (2004) menunjukkan bahwa perusahaan
asumsi berikut dipenuhi: (i) mitra lokal Indonesia yang sepenuhnya dimiliki asing
dapat memberikan aset yang berpotensi cenderung menjadi yang paling produktif.
bernilai bagi proyek investasi, seperti Aitken dan Harrison (1999) menganalisis
pengetahuan khusus pasar domestik, sejauh mana tingkat partisipasi ekuitas
jaringan distribusi domestik, atau kontak asing memengaruhi kinerja pabrik
berharga dengan pelanggan dan pemasok manufaktur Venezuela dan menemukan
potensial di pasar domestik; (ii) sama efek positif hanya untuk pabrik kecil.
halnya dengan mitra lokal, perusahaan Kelemahan dari penelitian-penelitian
asing memberikan aset yang yang sebelumnya, mereka membagi
berpotensinya proyek investasi, berupa perusahaan menjadi milik asing dan
teknologi dan pengetahuan yang lebih domestik dengan hanya menggunakan
maju, dan jaringan distribusi pasar kategori-kategori kepemilikan (asing-
internasional, (iii) nilai aset-aset tersebut domestik, mayoritas-minoritas, atau JV-
adalah informasi pribadi yang hanya WOS), dan membandingkan kinerja di
dimiliki oleh perusahaan lokal dan antara keduanya, mengabaikan
perusahaan asing. Teori menunjukkan heterogenitas berupa data kepemilikan
bahwa dalam keseimbangan, kinerja secara kontinu yang menjadi ciri
meningkat dalam kepemilikan asing perusahaan milik asing. Jika dilakukan
tergantung kondisi nilai aset produktifnya disagregasi pada data Survei Industri
dan seberapa pentingnya nilai aset Besar dan Sedang (IBS), diketahui bahwa
tersebut. terdapat variasi rata-rata produksi yang
Studi-studi sebelumnya yang dilakukan relatif berbeda antara perusahaan dengan
oleh Aitken dan Harrison (1999), kepemilikan modal asing 1%─29% dan
Blomström dan Sjöholm (1999), Chhibber 30%─49%.
dan Majumdar (1999), Dimelis dan Louri Kemudian dari penelitian-penelitan
(2002) dan Takii (2004) menunjukkan sebelumnya tersebut belum memberikan
bahwa perusahaan-perusahaan dengan investigasi yang mampu menggambarkan

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 123 2
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

sifat yang tepat dan mungkin non- investasi asing, lintas batas wilayah atau
monotonisitas dalam hubungan negara, pemerintah merasa perlu
kepemilikan modal asing dan kinerja menetapkan regulasi berupa pembatasan
perusahaan. Berdasarkan studi dari kepemilikan untuk menjaga perkembangan
Javorcik dan Saggi (2010) menunjukkan perusahaan lokal mereka, meskipun hal ini
bahwa di negara-negara Eropa Timur, dapat menghambat investasi asing
yang merupakan penerima manfaat tersebut. Lembaga atau institusi negara
terbesar dari investasi asing adalah tujuan investasi mendorong perusahaan
perusahaan dengan kepemilikan asing untuk memperdagangkan kepemilikan
sebesar 59% dari semua kepemilikan modal asing mereka sesuai dengan
modal perusahaan; dan Greenaway, legitimasi di kondisi lingkungan
Guariglia, dan Yu (2014) menunjukkan lokal/domestik. Sehingga hal ini akan
bahwa di China, perusahaan akan menekan perusahaan untuk menjadi joint
mempunyai produktivitas tertinggi dengan venture (JV).
kepemilikan asing 47─61%. Pemerintah Indonesia telah membuat
Berdasarkan gap dari penelitian regulasi berupa daftar sektor-sektor yang
sebelumnya tersebut, studi ini akan akan ditutup atau hanya terbuka secara
mengukur kepemilikan modal asing kondisional untuk investasi asing. Daftar
sebagai rasio modal perusahaan yang sektor-sektor tersebut disebut sebagai
dimiliki oleh investor asing. Kemudian Negative Investment List (NIL) dan regulasi
dengan menggunakan teori dan model ini dirilis sejak tahun 2000 dan telah
Greenaway, Guariglia, dan Yu (2014) studi berulang kali direvisi. Pada tahun 2000,
ini akan menyelidiki sifat hubungan antara presiden mengeluarkan Keputusan
kepemilikan asing dan kinerja perusahaan Presiden 96/2000, yang intinya terletak
dan menemukan sebuah hubungan pada apa yang disebut NIL. Kemudian NIL
berbentuk U-terbalik untuk perusahaan direvisi pada tahun 2007 dalam Keputusan
manufaktur Indonesia. Dengan Presiden 77/2007. Regulasi baru ini
menggunakan beberapa ukuran kinerja menggantikan daftar pada NIL 2000 yang
perusahaan dari aspek finansial dan tidak jelas dan mencantumkan sektor
produktivitas untuk menguji bahwa kinerja dengan pengkodean KBLI terperinci pada
perusahaan dengan struktur berupa tingkat lima digit untuk pertama kalinya.
sharing modal akan memiliki kinerja yang Revisi NIL berikutnya pada tahun 2010
optimal. dengan Keputusan Presiden 36/2010,
Sejak awal tahun 2000, terjadi dengan menghapus dan menambahkan
peningkatan pesat dalam investasi lintas beberapa sektor lain ke NIL. Kemudian
batas wilayah atau negara, dan sebagian revisi terbaru pada tahun 2014 dan 2016
besar transaksi tersebut melibatkan menghapus banyak sektor dari daftar dan
pembelian perusahaan di negara jelas mengurangi tingkat regulasi.
berkembang, dengan sebagian besar Dalam tinjauan kebijakan
modal berasal dari negara maju (UNCTAD, perdagangannya tentang Indonesia, WTO
2016). Dengan pesatnya perkembangan menyoroti bahwa NIL yang terperinci

Published by UI Scholars Hub, 2019 124 3


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

dengan transparansi yang lebih tinggi persen. Namun selama tahun 2000─2014,
dapat memberikan manfaat. Namun jumlah perusahaan dengan struktur JV
dengan menutup atau secara kondisional relatif stabil sedangkan perusahaan
membuka sektor-sektor tertentu untuk dengan keseluruhan kepemilikan
investasi asing kemungkinan akan modalnya dimiliki oleh asing (WOS) yang
mengurangi manfaat dari investor asing relatif yang terus meningkat jumlahnya.
(World Trade Organization, 2013). Dalam
hal ini regulasi NIL ini dapat sebagai TINJAUAN LITERATUR
langkah proteksionis perusahaan- Teori yang berkembang tentang pemilihan
perusahaan lokal dengan menambah lebih kepemilikan modal asing dalam
banyak sektor atau melibatkan lebih memaksimalisasi kinerja perusahaan
banyak kondisi. NIL mencakup sektor- menunjukkan bahwa kinerja semakin
sektor manufaktur, pertanian, dan jasa, meningkat dengan meningkatnya
dengan beberapa kategori kondisi standar. kepemilikan modal oleh asing (Asiedu &
Menurut kondisi-kondisi ini, sektor-sektor Esfahani, 2001; Raff, Ryan, & Stähler,
mungkin benar-benar tertutup bagi 2009; Karabay, 2010). Menurut Asiedu &
investasi asing, atau hanya diperbolehkan Esfahani (2001) kinerja perusahaan akan
bagi perusahaan kecil dan menengah, meningkat dengan semakin meningkatnya
dalam bentuk kemitraan, hingga batas kepemilikan modal oleh asing selama
tertentu kepemilikan modal asing, di lokasi perusahaan asing mampu terus
tertentu atau mungkin memerlukan lisensi meningkatkan input pribadinya berupa
oleh kementerian yang bertanggung jawab. teknologi dan pengetahuan yang lebih

Pemerintah Indonesia telah membuat maju kepada perusahaan dan infrastruktur

regulasi berupa Negative Investment List negara tujuan investasi yang tinggi. Oleh

(NIL) agar perusahaan asing melakukan Karabay (2010), teori Asiedu & Esfahani

sharing kepemilikan modalnya dengan (2001) dikembangkan lagi dan

perusahaan lokal/domestik atau menekan menunjukkan bahwa kebijakan

perusahaan asing untuk menjadi joint pembatasan kepemilikan modal asing juga

venture (JV). Namun dengan semakin akan memengaruhi kepemilikan modal

bertambahnya kategori industri yang asing dalam memaksimalisasi kinerja

termasuk dalam NIL, jumlah perusahaan perusahaan.


JV di Indonesia tidak mengalami Raff, Ryan, & Stähler (2009) melihat
penambahan jumlah yang signifikan. selain dari kondisi perusahaan setelah
Secara persentase perusahaan yang berinvestasi tetapi juga melihat adanya
termasuk dalam industri yang diatur dalam pengaruh dari induk perusahaan asingnya.
peraturan NIL tahun 2000─2014, terus Raff, Ryan, & Stähler (2009) menunjukkan
meningkat. Pada tahun 2000─2006, bahwa kinerja perusahaan akan meningkat
persentase perusahaan yang termasuk dengan semakin tingginya bagian
dalam industri yang diatur dalam peraturan kepemilikan asing, asalkan produktivitas
NIL sekitar 3 (tiga) persen kemudian pada induk perusahaan multinasionalnya tinggi.
tahun 2007─2014 meningkat menjadi 30 Kemudian studi ini menunjukkan bahwa

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 125 4
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

kepemilikan oleh asing tidak tergantung masing diberi label x dan y, yang
pada ukuran pasar lokal tetapi akan memengaruhi produktivitas usaha
meningkat dengan upah lokal yang kecil. patungan (𝑣𝑖 ). Kedua belah pihak secara
Untuk membentuk model dalam bersamaan memilih tingkat upaya mereka
penelitian ini mengikuti model Greenaway, untuk memaksimalkan profit mereka. Pada
Guariglia, dan Yu (2014). Pada model tahap 1, dengan produktivitas tertentu,
tersebut, produktivitas perusahaan perusahaan JV memaksimalkan total laba.
tergantung pada struktur kepemilikan Pihak F dan D, masing-masing, menerima
modal asing. bagian S dan (1 – S) dari profit yang
Asumsikan pasar terdiri dari perusahaan dimaksimalkan.
dengan subscript i (i = 1, ..., I), yang Yang terpenting, hubungan antara input
masing-masing menghasilkan produk yang masing-masing pihak yang tidak dapat
berbeda, juga diberi label dengan i. dikontrakan dan produktivitas perusahaan
Dengan 𝑞𝑖 dan 𝑞0 menunjukkan produk didefinisikan sebagai bentuk fungsional
perusahaan i dan barang numeraire yang (Cobb – Douglas) berikut (untuk
dipasok secara kompetitif. Konsumen kesederhanaan):
memaksimalkan fungsi utilitas: x dan y mewakili input yang disediakan
Maksimalisasi utilitas menghasilkan kurva oleh masing-masing F dan D. x dapat
permintaan berikut: diartikan sebagai upaya pemilik asing
dalam meningkatkan kualitas desain
𝑼 = 𝒒𝟎 + ∑𝒊=𝟏 𝜸𝒊 𝒒𝝆𝒊 , 𝝆 < 𝟏, 𝜸𝒊 > 𝟎 (1) produk, atau bentuk lain dari modal
pengetahuan atau teknologi; y dapat dilihat

𝟏 𝒗 = (𝒙 + 𝒂)𝜶 (𝒚 + 𝒃)𝜷 𝒂 ≥ 𝟎, 𝒃 ≥ 𝟎, 𝜶 +
𝒒𝒊 = 𝑨𝒊 𝒑−𝝈
𝒊 , 𝝈≡ > 𝟏, 𝑨𝒊 ≡ (𝜸𝒊 𝝆) 𝝈
𝜷=𝟏 (3)
𝟏−𝝆
(2) sebagai upaya pemilik dalam negeri untuk
dengan 𝑝𝑖 mewakili harga barang i, dan 𝐴𝑖 mempromosikan penjualan dan
adalah exogenous demand shifter. Tenaga pemasaran produk di pasar lokal, atau
kerja adalah satu-satunya faktor produksi, dalam memfasilitasi hubungan politik
dan teknologi menunjukkan skala dengan pemerintah. Kedua input lebih
pengembalian konstan, dengan total biaya besar atau sama dengan 0 (mis. x ≥ 0 dan
tenaga kerja yang diberikan oleh 𝑐𝑖 = y ≥ 0). Selanjutnya, persamaan (3)
𝑞𝑖 𝑤⁄𝑣𝑖 , dengan 𝑤 adalah upah menyiratkan decreasing returns to scale x
(umum/sama untuk semua perusahaan) dan y (𝑣𝑥𝑥 < 0, 𝑣𝑦𝑦 < 0).
dan 𝑣𝑖 produktivitas (spesifik atau unik Parameter 𝛼(𝛽) merupakan “relative
untuk setiap perusahaan). importance” kontribusi 𝑥(𝑦) terhadap
Setiap perusahaan berpotensi menjadi produktivitas. Relatif marginal return untuk
perusahaan patungan antara pemilik asing x:
(F) dan domestik (D). Tahapan
pengambilan keputusan sebagai berikut, 𝜕𝑣 ⁄𝜕𝑥 𝛼 𝑦+𝑏
=
tahap 0, masing-masing pihak, F dan D, 𝜕𝑣 ⁄𝜕𝑦 1 − 𝛼 𝑥 + 𝑎
dapat menyumbangkan input yang masing-

Published by UI Scholars Hub, 2019 126 5


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

yang positif meningkat jika 𝛼 meningkat. F dan D masing-masing kepemilikan


Semakin besar 𝛼, semakin besar kontribusi perusahaan sebesar S dan (1 – S) dari total
x terhadap produktivitas perusahaan. laba. Masing-masing secara bersamaan
Dalam kasus ekstrim dengan 𝛼 = 0, x memilih input yang dikontribusikannya
sama sekali 'tidak penting' dalam untuk memaksimalkan hasil laba dari tiap
memengaruhi v, yang murni hanya individu, yaitu :
ditentukan oleh y. Parameter 𝑎(𝑏) secara 𝐹: max[𝑆𝜋(𝑥, 𝑦) − 𝐺𝐹 (𝑥)] (6)
𝑥
terbalik menangkap “absolute
𝐷: max[(1 − 𝑆)𝜋(𝑥, 𝑦) (7)
indispensability”dari 𝑥(𝑦): semakin rendah 𝑦

𝑎(𝑏), semakin besar marginal return 𝑥(𝑦). − 𝐺𝐷 (𝑦)]


Dalam kasus ekstrim dengan 𝑎 = 0 (𝑏 =
0), 𝑣 = 0 jika 𝑥 = 0 (𝑦 = 0), menunjukkan First-order condition untuk maksimalisasi
bahwa 𝑥(𝑦) benar-benar “sangat masing-masing pihak:
diperlukan”, karena 𝑥(𝑦) harus benar- 𝐹: 𝑆𝛼(𝑥 + 𝑎)𝑢−1 (𝑦 + 𝑏)1−𝑧 = 𝑄 −1 (8)
benar positif dalam mencapai produktivitas 𝐷: (1 − 𝑆)𝛽(𝑥 + 𝑎)𝑢 (𝑦 + 𝑏)−𝑧 = 𝑄 −1 (9)
yang positif.
dengan 𝑧 ≡ 1 − 𝛽(𝜎 − 1), 𝑢 ≡ 𝛼(𝜎 − 1)
Selanjutnya diasumsikan bahwa biaya dan 𝑄 ≡ 𝑟 −1 [𝐵(𝜎
− 1)]. Persamaan (8) dan
implisit yang ditanggung oleh masing- (9) mendefinisikan fungsi respons terbaik
masing pihak untuk meningkatkan input dari pihak F dan D, di mana masing-masing
mereka, dinyatakan sebagai: pihak secara strategis memilih inputnya,
𝑟𝑥 𝑘
𝐺𝐹 (𝑥) = , 𝐺𝐷 (𝑦) = tergantung pada pilihan input yang dibuat
𝑘
(4) oleh pihak yang lain. Selanjutnya, untuk
𝑡𝑦 𝑘
𝑘 ≥ 1, 𝑟 > 0, 𝑡 > 0
𝑘 memastikan bahwa second-order
conditions untuk masalahoptimisasi
diasumsikan bahwa kondisi ini tidak terjadi masing-masing pihak berlaku, studi
pada perusahaan JV, tetapi hanya terjadi di mengasumsikan 𝜎<2 (Greenaway,
perusahaan WOS. Pada JV, perusahaan Guariglia, dan Yu, 2014). Dalam kondisi ini,
asing mungkin perlu meluangkan waktu persamaan (8) dan (9) masing-masing
untuk memantau tim penjualan lokalnya, mendefinisikan y, masing-masing, sebagai
sehingga menimbulkan adanya biaya yang fungsi convex dan concave dari x; dan y
jadi satu atau saling berbagi. Untuk secara monoton meningkat dalam x pada
penyerdehanaan, fungsi biaya x dan y kedua fungsi. Nilai-nilai keseimbangan
adalah simetris (r = t) dan linier (k = 1). (unik) dari x dan y, 𝑥 ∗ dan 𝑦 ∗ :
Setiap laba perusahaan adalah 𝜋(𝑣) = 𝑥1∗
𝑝𝑞 − 𝑐. Maksimalisasi laba mengarah pada = 𝑆 𝑧⁄(2−𝜎) (1 (10)
harga optimal: 𝑝 = 𝜎𝑤⁄(𝜎 − 1), − 𝑆) (1−𝑧)⁄(2−𝜎)
𝑀 1⁄(2−𝜎)
−𝑎
menghasilkan laba optimal: 𝑦1∗ (11)
𝜎−1
𝜋 = 𝐵𝑣 , 𝐵≡ = 𝑆 𝑢⁄(2−𝜎) (1
(5)
𝐴𝑤 1−𝜎 (𝜎 − 1)𝜎−1 𝜎 −𝜎 − 𝑆)(1−𝑢)⁄(2−𝜎) 𝑁 1⁄(2−𝜎) − 𝑏

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 127 6
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

dengan 𝑀 ≡ 𝛽1−𝑧 𝛼 𝑧 𝑄 dan 𝑁 ≡ 𝛽1−𝑢 𝛼 𝑢 𝑄. (13)


𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦1∗ < 0, 𝑦 = 0 ⇒ 𝑥 =
Inspeksi dari kedua persamaan ini
∗ ∗
𝑥2∗ ≡ 𝑎𝑟𝑔 max[𝑆𝜋(𝑥, 0) −
mengungkapkan bahwa 𝑥 dan 𝑦 adalah 𝑥

fungsi dari S yang berbentuk U-terbalik 𝑟𝑥] = [𝛼𝑆𝑏 1−𝑧


𝑄]1⁄(1−𝑢) − 𝑎
[(𝜕𝑥1∗ ⁄𝜕𝑆) ≥ (<)0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑆 ≤ (>)𝑧; 𝑑𝑎𝑛 (𝜕𝑦1∗ ⁄𝜕𝑆)
≥ (<)0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑆 ≤ (>)𝑢] Perhatikan bahwa 𝑥1∗ (𝑦1∗ ) secara monoton
Berfokus pada S dan x, intuisi dibalik meningkat dalam S (1 - S). Dengan asumsi
hubungan ini dapat dengan mudah non-negatif dan menggabungkan
dijelaskan. Menurut pengaturan model persamaan (10) ─ (13), tingkat
studi ini, peningkatan S memiliki dua efek ∗
keseimbangan input 𝑥 dan 𝑦 menjadi ∗

yang berlawanan pada x. Di satu sisi,


𝑥1∗ (𝑆), 𝑥1∗ > 0, 𝑦1∗ > 0
ketika bagian dalam total laba (S) ∗
𝑥 = { 𝑥2∗ (𝑆), 𝑥2∗ > 0, 𝑦1∗ > 0
meningkat, pihak F cenderung 0, 𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟𝑤𝑖𝑠𝑒 (14)
memberikan lebih banyak input x, karena
hal ini meningkatkan imbalannya. Ini
𝑦1∗ (𝑆), 𝑥1∗ > 0, 𝑦1∗ > 0 (15)
adalah 'efek berbagi'. Di sisi lain,
𝑦 ∗ = { 𝑦2∗ (𝑆), 𝑦2∗ > 0, 𝑦1∗ > 0
peningkatan S berarti penurunan pangsa 0, 𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟𝑤𝑖𝑠𝑒
untuk D dalam total laba (1 - S), yang
mengarah ke penurunan input dari D, yang
Substitusikan persamaan (14) dan (15)
cenderung mengurangi produktivitas dan
ke persamaan (3), diperoleh nilai
karenanya total laba. Ini mengurangi
keseimbangan produktivitas sebagai
pengembalian marjinal ke input F, dan
fungsi dari S, yaitu
mendorong F untuk memberikan lebih
sedikit. Ini adalah 'efek strategis'. Efek 𝑣^ ∗= {█(𝑣_1^ ∗= 𝑣(𝑥_1^ ∗, 𝑦_1^ ∗ )
keseluruhan tergantung pada nilai S: ketika = [𝑆^𝛼 〖(1 − 𝑆)〗^𝛽 𝛼^𝛼 𝛽^𝛽 𝑄]^(1 ⁄ ((2
S rendah (tinggi), 'efek berbagi' ('efek − 𝜎))), 𝑥_1^ ∗> 0, 𝑦_1^ ∗
strategis') mendominasi, yang mengarah > 0 @𝑣_2^ ∗= 𝑣(0, 𝑦_2^ ∗ )
ke hubungan positif (negatif) antara S dan = 𝑎^𝛼 (𝑦_2^ ∗ +𝑏)^𝛽
x. = 𝑎^𝛼 [𝛽(1 − 𝑆)𝑎^𝑢 𝑄]^(𝛽 ⁄ 𝑧), 𝑥_1^ ∗
Persamaan (10) dan (11) menyiratkan 𝑥1∗ < 0, 𝑦_2^ ∗> 0 @(𝑣_3^ ∗= 𝑣(𝑥_2^ ∗ ,0)
dan 𝑦1∗ bisa negatif. Namun, kami = (𝑥_2^ ∗ +𝑎)^𝛼 𝑏^𝛽
mengasumsikan bahwa x maupun y tidak = [𝛼𝑆𝑏^(1 − 𝑧) 𝑄]^(𝛼 ⁄ ((1
dapat kurang dari nol. Karena itu − 𝑢) )) 𝑏^𝛽, 𝑦_1^ ∗< 0, 𝑥_2^ ∗
> 0 )¦(𝑣_4^ ∗= 𝑣(0,0)
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥1∗ < 0, 𝑥 = 0 ⇒ 𝑦 = = 𝑎^𝛼 𝑏^𝛽, 𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟𝑤𝑖𝑠𝑒 ))┤(16)
𝑦2∗ ≡ 𝑎𝑟𝑔 max[(1 − dari persamaan (16), dapat diketahui bahwa
𝑦 (12)
𝑆)𝜋(0, 𝑦) − 𝑟𝑦] = [𝛽(1 − (𝜕𝑣1∗ ⁄𝜕𝑆) ≥ (<)0 jika 𝑆 ≤ (>)𝛼. Dengan
𝑆)𝑎𝑢 𝑄]1⁄𝑧 − 𝑏 kata lain, 𝑣1∗ adalah fungsi S berbentuk U-
terbalik, 𝑣1∗ dimaksimalkan pada 𝑆 = 𝛼.
Selanjutnya, (𝜕𝑣2∗ ⁄𝜕𝑆) < 0, (𝜕𝑣3∗ ⁄𝜕𝑆) > 0,
dan (𝜕𝑣4∗⁄𝜕𝑆) = 0.

Published by UI Scholars Hub, 2019 128 7


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

Berdasarkan persamaan (14)─(16), 𝑥 ∗ , 〖𝑝𝑒𝑟𝑓〗_𝑖𝑗𝑡^𝑘


∗ ∗
𝑦 dan 𝑣 dapat dihubungkan dengan S = 𝛽_0 + 𝛽_1 ∗ 〖𝑝𝑒𝑟𝑓〗_𝑖𝑗(𝑡 − 1)^𝑘 + 𝛽_2
dengan baik dalam bentuk hubungan ∗ 〖𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦〗_𝑖𝑗𝑡 + 𝛽_3
berupa U-terbalik, secara monoton ∗ 〖𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦〗_𝑖𝑗𝑡^2 + 𝛽_4
meningkat atau menurun di S, maupun ∗ 〖𝑎𝑔𝑒〗_𝑖𝑗𝑡 + 𝛽_5
independen dari S. Ini menyiratkan bahwa, ∗ 〖𝑓𝑖𝑟𝑚_𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠〗_𝑖𝑗𝑡 + 𝛽_6
secara umum, dampak S pada 𝑥 ∗ , 𝑦 ∗ dan ∗ 〖𝑓𝑖𝑟𝑚_𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒〗_𝑖𝑗𝑡 + 𝛽_7
𝑣 ∗ adalah ambigu. Namun, di bawah ∗ 〖𝑑𝑒𝑥𝑝𝑜𝑟𝑡〗_𝑖𝑗𝑡 + 𝛽_𝑙 ∗ 𝑍_𝑖𝑗𝑡𝑙^𝑘
rentang parameter yang masuk akal, + 𝜀_𝑖𝑗𝑡^𝑘
model ini menghasilkan prediksi yang jelas (𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙. 1)
tentang hubungan antara kepemilikan
dengan subscript k menunjukkan jenis
asing (S) dan produktivitas perusahaan
kinerja (return on sales/ROS; return on
(𝑣 ∗ ) yang secara luas sesuai dengan
assets/ROA; labor productifty; total factor
menggunakan hasil empiris. Gambar 1(a)
productivity/TFP), i menunjukkan
dan 1(b), menggambarkan bentuk
perusahaan, j menunjukkan industri dan t
hubungan nilai 𝑥 ∗ , 𝑦 ∗ dan 𝑣 ∗ terhadap S. 𝑘
waktu. 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑖𝑗𝑡 menunjukkan indikator
Berdasarkan. Pertama, perusahaan JV
kinerja perusahaan. Variabel
yang berkinerja terbaik lebih produktif 2
𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 dan 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡
daripada perusahaan yang dimiliki
untuk memperhitungkan adanya non-
sepenuhnya asing, (WOS) yang pada
linearitas antara 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 dan
gilirannya mengungguli perusahaan murni
𝑘
dalam negeri. Ini dapat dinyatakan sebagai 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑖𝑗𝑡 .

Menurut persamaan (16), 𝑣 ∗ (0) = 𝑣2∗ (0), Studi ini menambahkan variabel kontrol
𝑣 ∗ (1) = 𝑣3∗ (1), dan 𝑣 ∗ (𝛼) = 𝑣1∗ (𝛼). Pola untuk mengendalikan sebanyak mungkin
produktivitas di atas mensyaratkan bahwa heterogenitas yang tidak teramati (Blalock
input pihak asing dan domestik sangat dan Gertler 2008). Karakteristik
penting untuk kinerja produktivitas perusahaan meliputi ukuran perusahaan
perusahaan JV, dengan input pihak asing berupa kepemilikan aset dan tenaga kerja
relatif lebih penting. Ini konsisten dengan dan firm share, yang diukur dengan jumlah
fakta bahwa, di negara-negara aset dan karyawan serta market power
berkembang, pihak asing biasanya perusahan digunakan untuk mengontrol
menyediakan teknologi dan pengetahuan, fakta bahwa perusahaan besar dapat
yang sering dianggap sebagai input utama mengambil manfaat dari skala ekonomi
untuk produksi dan untuk produktivitas. dan akses yang lebih baik ke keuangan
eksternal, yang dapat meningkatkan
METODE kinerja (Chhibber dan Majumdar, 1999).
Dengan mengacu pada kerangka Demikian pula, perusahaan dengan
konseptual yang telah dijelaskan dan koneksi ke pasar internasional cenderung
tujuan dari penelitian ini, spesfikasi model untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi
yang akan digunakan adalah sebagai (Setiawan, 2019 dan Suyanto et al., 2009).
berikut : Dikarenakan karakteristik kinerja finansial

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 129 8
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

(ROS dan ROA) dan riil (Labor Productifty NIL dan nol (0) untuk sebaliknya. Dummy
dan TFP) berbeda maka dalam model, ini digunakan untuk menangkap adanya
variabel kontrol yang digunakan akan perbedaan kinerja perusahaan dan
berbeda (Z_ijtl^k). perbedaan pengaruh kepemilikan modal
Perusahaan yang termasuk dalam oleh asing (𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 ). Pada
industri atau sektor NIL akan didorong Model 2, perusahaan NIL akan memiliki
pemerintah agar perusahaan asing kinerja yang berbeda dengan perusahaan
melakukan sharing kepemilikan modalnya Non-NIL jika dummy NIL signifikan
dengan perusahaan lokal/domestik atau memengaruhi kinerja perusahaan.
menekan perusahaan asing untuk mejadi Kemudian pengaruh kepemilikan modal
joint venture (JV), sehingga perusahaan oleh asing (𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 ) terhadap
diharapkan akan memiliki kinerja kinerja perusahaan bagi perusahaan NIL
perusahaan dengan struktur JV. akan berbeda dengan perusahaan Non-
Berdasarkan hal itu dalam penelitian ini NIL jika interaksi antara dummy NIL dan
diajukan pertanyaan penelitian kedua, kepemilikan modal oleh asing signifikan
kemudian untuk menjawab pertanyaan memengaruhi kinerja perusahaan.
penelitian yang kedua tersebut digunakan Berdasarkan spesifikasi model yang
model empiris sebagai berikut: digunakan diketahui bahwa model yang
𝒑𝒆𝒓𝒇𝒌𝒊𝒋𝒕 digunakan merupakan model dinamis,
𝑘
= 𝛽0 + 𝛽1 ∗ 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑖𝑗(𝑡−1) + 𝛽2 variabel tidak hanya dipengaruhi oleh
variabel-variabel eksogen akan tetapi juga
∗ 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑡 + 𝛽3
dipengaruhi variabel endogen pada waktu
∗ 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 + 𝛽4
sebelumnya. Oleh karena itu, semua
2
∗ 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡
persamaan diestimasi dalam first-
+ 𝛽5 ∗ 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑡 differences, untuk mengontrol efek
∗ 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡 + 𝛽6 spesifik-perusahaan dan waktu-invarian.
∗ 𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑡 Dengan adanya endogenitas dari lag
2 dependent variable, maka digunakan
∗ 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛_𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑖𝑗𝑡
+ 𝛽7 ∗ 𝑎𝑔𝑒𝑖𝑗𝑡 + 𝛽8 metode estimasi Generalized Method of
∗ 𝑓𝑖𝑟𝑚_𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖𝑗𝑡 + 𝛽9 Moments (GMM) Arellano dan Bond
(1991).
∗ 𝑓𝑖𝑟𝑚_𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑖𝑗𝑡 + 𝛽10
𝑘 Untuk mengevaluasi apakah variabel
∗ 𝑑𝑒𝑥𝑝𝑜𝑟𝑡𝑖𝑗𝑡 + 𝛽𝑙 ∗ 𝑍𝑖𝑗𝑡𝑙
lag/instrumen yang digunakan sudah tepat
𝑘
+ 𝜀𝑖𝑗𝑡
dan benar dalam model, penelitian ini
(Model 2) menggunakan uji untuk second-order serial
correlation dari residu dalam differenced
Pada Model 2, menggunakan dummy NIL equation (m2). Uji ini memberikan
(𝑑𝑛𝑖𝑙𝑖𝑗𝑡 ) perusahaan i industri j tahun t, pemeriksaan pada spesifikasi dan
legitimasi variabel lag t-2 sebagai
bernilai satu (1) jika perusahaan i termasuk
instrumen dalam differenced equation.
dalam sektor/industri j yang diatur dalam
Seperti dalam Benito (2003), kami tidak

Published by UI Scholars Hub, 2019 130 9


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

bergantung pada tes Sargan untuk kerja dalam produksi dan non-produksi,
pembatasan overidentifying, karena ketika nilai modal tetap dan investasi, bahan
sampel dengan dimensi cross-sectional baku, dan konsumsi energi), dan informasi
yang sangat besar digunakan, ini lainnya (persentase produksi yang
cenderung untuk menolak secara diekspor, nilai bahan baku impor, dan
berlebihan null validitas instrumen (juga pengeluaran lainnya). Survei Tahunan IBS
lihat Blundell, Bond, dan Windmeijer 2000; telah dilakukan sejak tahun 1975, dan data
Becker dan Sivadasan 2010; Guariglia, Lia, terbaru yang tersedia adalah untuk tahun
dan Song 2011). 2015. Namun, penelitian ini hanya
menggunakan periode data dari tahun
2007 hingga 2014. Tahun 2007 dipilih
Penelitian ini akan menggunakan data
sebagai tahun awal regulasi pembatasan
Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang
kepemilikan asing menggunakan
(IBS) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan
klasifikasi industri data pada daftar
data sektor atau industri yang termasuk
sektor/industri yang dibatasi. Tahun 2015
dalam regulasi pembatasan kepemilikan
dikecualikan karena BPS tidak menyajikan
asing atau regulasi industri yang termasuk
kode identifikasi khusus perusahaan
dalam Negative Investment List (NIL) yang
(PSID). Begitu pula dikarenakan untuk
berasal dari Badan Koordinasi Penanaman
mencukupi observasi dalam analisis
Modal (BKPM). Data yang digunakan
secara inferensial, dalam analisis
adalah data panel, yang menggabungkan
inferensial menggunakan data tahun 2007
data time series berupa data tahunan dari
2000─2014 dan data cross section berupa sampai dengan 2014.

data level perusahaan 5 digit ISIC.


HASIL
Survei Tahunan IBS mencakup informasi
Untuk melihat gambaran secara statistik
dasar perusahaan, diantaranya kode
dari variabel-variabel yang akan
identifikasi spesifik perusahaan, klasifikasi
digunakan, dalam penelitan ini akan
sektor/industri, tahun memulai produksi,
membagi observasi perusahaan menjadi
dan lokasi. Selain itu termasuk persentase
enam kategori berdasarkan kepemilikan
kepemilikan modal dalam dan luar negeri,
modal yang dimiliki oleh asing di setiap
informasi produksi (output, jumlah tenaga
tahun. Pertama meliputi perusahaan tanpa

Tabel 4.1. Rata-rata Kinerja Perusahaan dan Rasio Kepemilikan Modal Oleh Asing
Berdasarkan Kategori Struktur Kepemilikan Modal Oleh Asing
Wholly Joint Joint Joint Joint Wholly
Variabel Domestic Venture Venture Venture Venture Foreign
Owned (1-29%) (30-49%) (50-79%) (80-99%) Owned
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
ROS -0.91 -1.04 -0.94 -0.87 -0.94 -0.82
ROA 0.38 0.57 0.83 0.54 0.46 0.72
Labor Productivity 11.02 12.47 12.48 12.37 12.51 12.03
TFP 10.38 12.30 12.30 12.12 12.22 11.90
Foreign Equity 0 0.14 0.41 0.62 0.91 1

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 131 10
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

kepemilikan modal asing (Wholly Domestic dengan 80 persen tapi kurang dari 100
Owned) dengan sampel sebesar 89,16 persen (1,90% dari sampel); dan keenam,
persen dari keseluruhan sampel. Kedua perusahaan dengan kepemilikan modal
Tabel 4.2. Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Finansial
Perusahaan

ROS ROA
(1) (2)
Lagged dep. variable 0.143*** 0.113***
(0.0172) (0.00700)
Foreign Equity 0.0694 0.878***
(0.317) (0.338)
(Foreign Equity)2 -0.0977 -0.889**
(0.323) (0.346)
Age 0.0161*** 0.0600***
(0.00176) (0.00216)
Firm Aset 0.0222*** -0.991***
(0.00508) (0.00596)
Firm Share -25.45*** 163.7***
(7.894) (25.46)
Wages 0.0139*** 0.0671***
(0.00277) (0.00361)
Dummy Export -0.0444*** -0.147***
(0.0160) (0.0187)
Turning Points ─ 49.39%
m1 -15.82 -41.94
m2 2.67 -3.69
Observations 61,954 63,803
Number of firm 12,606 12,947

Keterangan:
Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda kurung adalah
standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang berbeda pertama, variabel
lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.
∗ Menunjukkan signifikansi pada level 10%.
∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 5%.
∗∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

meliputi perusahaan dengan kepemilikan asing sama dengan 100 persen (6,12%
modal asing kurang dari 30 persen dengan dari sampel).
sampel sebesar 0,39 persen dari Tabel 4.1 menyajikan ringkasan statistik
keseluruhan sampel; ketiga, perusahaan untuk enam kategori kepemilikan modal
dengan kepemilikan modal asing lebih dari oleh asing. Untuk kinerja riil yaitu Labor
sama dengan 30 persen tapi kurang dari 50 Productivity dan TFP, cenderung
persen (0,65% dari sampel); keempat, meningkat dengan tingkat kepemilikan
perusahaan dengan kepemilikan modal asing, tetapi turun pada perusahaan
asing lebih dari sama dengan 50 persen dengan kepemilikan modal yang 100%
tapi kurang dari 80 persen (1,76% dari dimiliki asing. Rata-rata Labor Productivity
sampel); kelima, perusahaan dengan paling tinggi pada kepemilikan modal Joint
kepemilikan modal asing lebih dari sama Venture (80-99%) dan paling rendah pada

Published by UI Scholars Hub, 2019 132 11


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

kepemilikan modal Wholly Domestic Berdasarkan hasil estimasi tersebut


Owned. Rata-rata TFP paling tinggi pada diketahui bahwa pengaruh kepemilikan
kepemilikan modal Joint Venture (30-49%) modal oleh asing dan kinerja perusahaan
dan paling rendah pada kepemilikan modal dihubungkan oleh hubungan berbentuk U-
Wholly Domestic Owned. terbalik. Kinerja ROA, Labor Productivity,
Sedangkan kinerja finansial yaitu ROS dan TFP cenderung meningkat dengan
dan ROA cenderung berfluktuatif dengan tingkat kepemilikan asing, tetapi turun pada
tingkat kepemilikan asing. Rata-rata ROS perusahaan dengan kepemilikan modal
paling tinggi pada kepemilikan modal yang 100 persen dimiliki asing. Dengan
Wholly Foreign Owned dan paling rendah hubungan berbentuk U-terbalik dapat
pada kepemilikan modal Joint Venture (1- diketahui bahwa kinerja perusahaan
29%). Rata-rata ROA paling tinggi pada meningkat ketika partisipasi asing atau
kepemilikan modal Joint Venture (30-49%) kepemilikan modal yang dimiliki oleh asing
dan paling rendah pada kepemilikan modal meningkat hingga 49,39 persen untuk
Wholly Domestic Owned. ROA; 50,99 persen untuk Labor
Productivity; dan 54,80 persen untuk TFP
Oleh karena adanya perbedaan perilaku
dan kinerja perusahaan akan menurun
antara kinerja finansial (ROS dan ROA)
dan kinerja riil (Labor Productivity dan setelahnya.

TFP), hasil estimasi antara kinerja finansial Dengan kondisi tersebut, hal ini
dan kinerja riil dibedakan dengan menunjukkan bahwa sharing kepemilikan
menggunakan variabel kontrol yang modal antara domestik dan asing
disesuaikan. Berikut hasil estimasi diperlukan dalam mencapai kinerja yang
pengaruh kepemilikan modal asing lebih tinggi. Girma, Gong, dan Görg (2008)
terhadap kinerja perusahaan. dan Hsieh dan Klenow (2009) menyatakan
bahwa perusahaan domestik memiliki
Tabel 4.2 ditampilkan hasil estimasi
pengetahuan tentang pasar dalam negeri,
kinerja finansial perusahaan: ROS dan
lingkungan hukum dan politik; sementara
ROA; dan Tabel 4.3 ditampilkan hasil
perusahaan asing membawa modal,
estimasi kinerja riil perusahaan: Labor
teknologi modern tata kelola perusahaan
Productivity dan TFP dengan
yang lebih baik, serta keterampilan
menggunakan metode estimasi panel
manajerial dan jaringan internasional. Oleh
dinamis GMM Arellano dan Bond. Untuk
karena itu, perusahaan yang sepenuhnya
spesifikasi kinerja perusahaan: ROA,
dimiliki asing tidak akan mencapai kinerja
Labor Productivity, dan TFP,
yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
foreign_equity memiliki koefisien positif
joint venture, karena pengetahuan yang
dan signifikan secara statistik, sementara
lebih terbatas tentang pasar dalam negeri,
(foreign_equity)2 memiliki koefisien negatif
hukum, peraturan dan lingkungan
dan signifikan secara statistik. Namun
birokrasi; dan sikap pekerja terhadap
untuk kinerja ROS, pengaruh
insentif, serta kurangnya koneksi politik
foreign_equity dan (foreign_equity)2 tidak
dengan pemerintah daerah, yang sering
signifikan secara statistik.
dianggap sebagai kunci penentu kinerja.

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 133 12
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan pengaruh variabel kontrol power, semakin tinggi kinerja perusahaan


terhadap kinerja perusahaan, umur tersebut. Namun untuk perusahaan yang
perusahaan menampilkan koefisien positif melakukan ekspor cenderung berkinerja
dan signifikan secara statistik. Begitu pula lebih rendah. Hal ini berkaitan dengan
dengan kontribusi perusahaan di dalam kondisi ekonomi global yang sedang dalam

Tabel 4.3. Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Riil
Perusahaan

Labor Productivity TFP


(1) (2)
Lagged dep. variable 0.252*** 0.283***
(0.0129) (0.0110)
Foreign Equity 0.732** 0.579*
(0.296) (0.311)
(Foreign Equity)2 -0.717** -0.528*
(0.304) (0.319)
Age 0.0513*** 0.0776***
(0.00164) (0.00216)
Production Labor Ratio 0.0401** 0.0892***
(0.0176) (0.0322)
Non Production Labor Ratio ─ 0.0268**
─ (0.0134)
Firm Aset 0.0239*** -0.0742***
(0.00499) (0.00696)
Firm Labor -0.390*** ─
(0.0181) ─
Firm Share 102.4*** 66.78**
(37.54) (26.21)
Dummy Export -0.151*** -0.178***
(0.0182) (0.0199)
Energy Expenditure Ratio ─ -0.0454***
─ (0.00771)
Turning Points 50.99% 54.80%
m1 -27.96 -45.46
m2 6.75 5.19
Observations 75,354 57,129
Number of firm 12,607 11,595

Keterangan:
Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda kurung adalah
standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang berbeda pertama, variabel
lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.
∗ Menunjukkan signifikansi pada level 10%.
∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 5%.
∗∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

industri perusahaan tersebut atau market masa krisis. Sehingga perusahaan yang
power, umumnya menampilkan koefisien melakukan ekspor cenderung akan
positif dan signifikan secara statistik menurun kinerjanya. Berdasarkan tes m2,
kecuali untuk kinerja ROS. Hal ini dari keseluruhan spesifikasi model,
menunjukkan bahwa semakin lama menunjukkan bahwa variabel
perusahaan tersebut beroperasi atau lag/instrumen yang digunakan sudah tepat
berpengalaman dan semakin tinggi market dan benar dalam model.

Published by UI Scholars Hub, 2019 134 13


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

Dengan pengaruh kepemilikan modal berbeda dibandingkan perusahaan yang


asing terhadap kinerja perusahaan termasuk dalam NIL (non nil).

Tabel 4.4. Rata-rata Kinerja Perusahaan dan Rasio Kepemilikan Modal Oleh Asing
Berdasarkan Kategori Struktur Kepemilikan Modal Oleh Asing dan NIL/Non NIL

Joint Joint Joint


Kategori Wholly Joint Wholly
Venture Venture Venture
Variabel NIL / Domestic Venture Foreign
(30- (50- (80-
Non NIL Owned (1-29%) Owned
49%) 79%) 99%)
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Non NIL -0.92 -1.02 -0.93 -0.80 -0.95 -0.81
ROS
NIL -0.90 -1.08 -0.96 -1.11 -0.91 -0.85
Non NIL 0.52 0.68 0.75 0.67 0.66 0.99
ROA
NIL 0.30 0.53 0.85 0.51 0.36 0.64
Labor Non NIL 10.85 12.45 12.54 12.79 12.62 12.08
Productivity NIL 11.11 12.48 12.46 12.25 12.48 12.01
Non NIL 10.26 12.21 12.47 12.30 12.37 11.95
TFP
NIL 10.45 12.33 12.23 12.07 12.15 11.88
Foreign Non NIL 0 0.14 0.41 0.63 0.91 1
Equity NIL 0 0.15 0.41 0.62 0.91 1

berbentuk U-terbalik, berikutnya dengan Pada Tabel 4.5 dan 4.6 ditampilkan hasil
hubungan tersebut digunakan untuk estimasi pengaruh kepemilikan modal
menganalisa dampak Regulasi NIL. asing terhadap kinerja perusahaan dengan
Regulasi NIL bertujuan untuk menekan membedakan akibat adanya regulasi NIL.
kepemilikan modal asing, agar kontribusi Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan
perusahaan domestik dapat berkembang bahwa secara statistik rata-rata kinerja
dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang termasuk dalam NIL
perusahaan. memiliki kinerja yang lebih rendah
Tabel 4.4 menyajikan ringkasan statistik dibandingkan dengan perusahaan yang
untuk perusahaan yang termasuk dalam tidak termasuk dalam NIL (Non-NIL).
NIL/Non-NIL. Kinerja untuk semua Namun untuk kinerja Labor Productivity
perusahaan secara rata-rata relatif secara statistik tidak signifikan.
berbeda sedikit, sedangkan rasio Untuk kinerja ROS diketahui bahwa
kepemilikan modal oleh asing relatif sama secara rata-rata perubahan kinerja ROS
antara perusahaan NIL maupun Non-NIL. yang termasuk dalam NIL lebih rendah
Kinerja ROS, ROA, Labor Productivity, dan 0,14 persen dibandingkan dengan
TFP perusahaan NIL secara rata-rata perusahaan yang tidak termasuk dalam
relatif lebih rendah. Begitu pula jika dilihat NIL dan pengaruh kepemilikan modal asing
dari sebaran perusahaan dan pola tetap tidak memengaruhi baik perusahaan
sebarannya pada Gambar 4.7, untuk NIL maupun Non-NIL. Sedangkan
semua kinerja perusahaan ROS, ROA, perubahan kinerja ROA perusahaan NIL
Labor Productivity, dan TFP diketahui secara rata-rata lebih rendah 0,07 persen
bahwa pola sebaran antara perusahaan dibandingkan dengan perusahaan Non-
yang termasuk dalam NIL (nil) relatif sedikit NIL dan rasio kepemilikan modal asing
berpengaruh dan berbeda antara

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 135 14
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

perusahaan NIL dan Non-NIL. Bagi kepemilikan asing namun setelah melewati
perusahaan Non-NIL hubungan titik tertentu kenaikan kepemilikan asing
kepemilikan modal asing dengan ROA justru menurunkan kinerja ROA.
memiliki bentuk U-terbalik, dengan titik Kinerja Labor Productivity secara rata-
baliknya sebesar 48,33 persen, namun rata tidak berbeda antara perusahaan NIL
untuk perusahaan NIL titik baliknya lebih dan Non-NIL tapi kepemilikan modal asing
rendah sebesar 17,63 persen. Kinerja ROA berpengaruh dan berbeda antara

Tabel 4.5. Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Finansial
Perusahaan: Membedakan Dampaknya Akibat Adanya Regulasi NIL
ROS ROA
(1) (2)
Lagged dep. variable 0.144*** 0.113***
(0.0171) (0.00699)
Dummy NIL -0.135*** -0.0729***
(0.0294) (0.0225)
Foreign Equity 0.185 1.305***
(0.402) (0.381)
(Foreign Equity)2 -0.252 -1.349***
(0.411) (0.394)
NIL - Foreign Equity -0.351 -1.324**
(0.489) (0.573)
NIL - (Foreign Equity)2 0.444 1.404**
(0.500) (0.583)
Age 0.0168*** 0.0610***
(0.00173) (0.00219)
Firm Aset 0.0220*** -0.991***
(0.00509) (0.00596)
Firm Share -24.95*** 164.0***
(7.963) (25.45)
Wages 0.0137*** 0.0668***
(0.00276) (0.00361)
Dummy Export -0.0450*** -0.147***
(0.0160) (0.0186)
Dummy perusahaan baru masuk NIL (Non-
-0.0119 0.0395*
NIL pada t-1 menjadi NIL pada t)
(0.0222) (0.0219)
m1 -15.85 -41.94
m2 2.75 -3.69
Observations 61,954 63,803
Number of firm 12,606 12,947

Keterangan:
Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda kurung
adalah standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang berbeda pertama,
variabel lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.
∗ Menunjukkan signifikansi pada level 10%.
∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 5%.
∗∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

baik perusahaan NIL dan Non-NIL perusahaan NIL dan Non-NIL. Bagi
menurun seiring dengan peningkatan perusahaan Non-NIL hubungan

Published by UI Scholars Hub, 2019 136 15


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

kepemilikan modal asing dengan Labor


Productivity memiliki bentuk U-terbalik,
dengan titik baliknya sebesar 49,83
persen, namun untuk perusahaan NIL titik
baliknya lebih rendah sebesar 24,46
persen. Sama halnya dengan kinerja ROA,
Labor Productivity untuk perusahaan NIL
dan Non-NIL menurun seiring dengan
peningkatan kepemilikan asing namun
setelah melewati titik tertentu kenaikan
kepemilikan asing justru menurunkan
kinerja Labor Productivity.

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 137 16
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

Perubahan kinerja TFP perusahaan NIL perusahaan NIL dan Non-NIL. Bagi
secara rata-rata lebih rendah 0,09 persen perusahaan Non-NIL hubungan
dibandingkan dengan perusahaan Non- kepemilikan modal asing dengan ROA
NIL dan rasio kepemilikan modal asing memiliki bentuk U-terbalik, dengan titik

Tabel 4.6. Hasil Estimasi Pengaruh Kepemilikan Modal Asing terhadap Kinerja Riil
Perusahaan: Membedakan Dampaknya Akibat Adanya Regulasi NIL
Labor Productivity TFP
(1) (2)
Lagged dep. variable 0.255*** 0.282***
(0.0127) (0.0110)
Dummy NIL -0.0139 -0.0934***
(0.0249) (0.0217)
Foreign Equity 1.054*** 0.855**
(0.335) (0.342)
(Foreign Equity)2 -1.058*** -0.835**
(0.346) (0.354)
NIL - Foreign Equity -1.095** -1.045**
(0.530) (0.518)
NIL - (Foreign Equity)2 1.142** 1.133**
(0.543) (0.528)
Age 0.0521*** 0.0787***
(0.00163) (0.00216)
Production Labor Ratio 0.0468*** 0.0914***
(0.0176) (0.0321)
Non Production Labor Ratio ─ 0.0256*
─ (0.0134)
Firm Aset 0.0241*** -0.0741***
(0.00499) (0.00696)
Firm Labor -0.390*** 66.97**
(0.0182) (26.28)
Firm Share 102.4*** -0.178***
(37.58) (0.0199)
Dummy Export -0.150*** -0.0456***
(0.0182) (0.00771)
Energy Expenditure Ratio ─ 0.119***
─ (0.0266)
Dummy perusahaan baru masuk NIL (Non-
0.144*** 66.97**
NIL pada t-1 menjadi NIL pada t)
(0.0293) (26.28)
m1 -27.73 -45.40
m2 6.73 5.14
Observations 75,354 57,129
Number of firm 12,607 11,595

Keterangan:
Semua spesifikasi model diestimasi menggunakan GMM first-difference estimator. Angka-angka dalam tanda kurung adalah
standard error. m1 (m2) adalah tes untuk korelasi seri orde kedua (pertama) dalam residu yang berbeda pertama, variabel
lag/instrumen yang digunakan sudah tepat dan benar dalam model.
∗ Menunjukkan signifikansi pada level 10%.
∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 5%.
∗∗∗ Menunjukkan signifikansi pada level 1%.

berpengaruh dan berbeda antara baliknya sebesar 51,20 persen, namun

Published by UI Scholars Hub, 2019 138 17


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

untuk perusahaan NIL titik baliknya lebih terbalik kecuali untuk ukuran kinerja ROS
rendah sebesar 31,93 persen. Sama yang secara statistik kepemilikan modal
halnya dengan kinerja ROA dan Labor asing tidak memengaruhi kinerja ROS.
Productivity, TFP untuk perusahaan NIL Secara khusus, kinerja perusahaan
dan Non-NIL menurun seiring dengan meningkat ketika partisipasi asing atau
peningkatan kepemilikan asing namun kepemilikan modal yang dimiliki oleh asing
setelah melewati titik tertentu kenaikan meningkat hingga kisaran 48─55%,
kepemilikan asing justru menurunkan tergantung pada ukuran kinerja yang
kinerja TFP. digunakan dan menurun setelahnya.
Berdasarkan hasil estimasi diatas Dengan bentuk pengaruh seperti U-
diketahui bahwa Regulasi NIL memberikan terbalik tersebut menunjukkan bahwa
dampak pada penurunan kepemilikan perusahaan manufaktur akan mencapai
modal oleh asing dan secara rata-rata kinerja optimum ketika perusahaan
kinerja perusahaan NIL lebih rendah melakukan sharing kepemilikan modal
dibandingkan dengan kinerja perusahaan antara perusahaan domestik dan asing.
Non-NIL, hasil ini konsisten dengan hasil Kondisi tersebut menunjukkan fakta bahwa
analisa yang dilakukan oleh Genthner dan pihak domestik dan asing akan saling
Kis-katos (2017). Studi yang dilakukan oleh membawa input penting untuk mencapai
oleh Genthner dan Kis-katos (2017) kinerja tinggi. Secara khusus, pihak
menggunakan data perusahaan domestik berkontribusi untuk pengetahuan
manufaktur di Indonesia pada tahun tentang pasar dalam negeri dan lingkungan
2000─2014 menunjukkan bahwa akibat hukum, serta koneksi politik dengan
Regulasi NIL akan menurunkan pemerintah daerah; dan pihak asing
kepemilikan modal asing dan terjadi berkontribusi dalam teknologi modern,
penurunan yang cukup besar dari modal, tata kelola perusahaan yang lebih
produktivitas bagi perusahaan-perusahaan baik, dan keterampilan jaringan manajerial
yang masuk ke dalam Regulasi NIL. dan internasional.
Tujuan pemerintah dengan menetapkan
KESIMPULAN regulasi berupa Negative Investment List
Penelitian ini menggunakan panel (NIL) adalah untuk menekan kepemilikan
perusahaan manufaktur Indonesia selama modal asing, agar kontribusi perusahaan
periode 2007─2014 untuk menganalisis domestik dapat berkembang dan mampu
hubungan antara kepemilikan modal asing meningkatkan kinerja perusahaan.
dan kinerja perusahaan. Dengan ukuran Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa
kinerja yang digunakan adalah return on secara rata-rata, kinerja perusahaan yang
sales (ROS), return on assets (ROA), termasuk dalam NIL memiliki kinerja yang
produktivitas tenaga kerja, dan total factor lebih rendah dibandingkan dengan
productivity (TFP), hasil estimasi perusahaan yang tidak termasuk dalam
menunjukkan bahwa kepemilikan asing NIL (Non-NIL).
dan kinerja perusahaan manufaktur di
Kemudian Regulasi NIL juga
Indonesia memiliki hubungan berbentuk-U
memberikan dampak pada penurunan

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 139 18
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

kepemilikan modal oleh asing. Kepemilikan baik, serta keterampilan manajerial dan
modal oleh asing perusahaan NIL lebih jaringan internasional.
rendah dibandingkan dengan perusahaan
NIL. Hal ini juga menunjukkan bahwa titik DAFTAR PUSTAKA
balik perusahaan NIL lebih rendah Aitken, B., and A. Harrison. (1999). Do
domestic firms benefit from direct foreign
dibandingkan dengan perusahaan Non- investment? American Economic Review
NIL. Pada perusahaan NIL partisipasi 89, no. 3: 605–18.
Arellano, M., and S. Bond. (1991). Some tests
asing atau kepemilikan modal yang dimiliki of specification for panel data: Monte
oleh asing akan meningkat hingga kisaran Carlo evidence and an application to
employment equations. Review of
48─52%, tergantung pada ukuran kinerja Economic Studies 58, no. 2: 277–98.
yang digunakan dan menurun setelahnya. Asiedu, E., Esfahani, H.S. (2001). Ownership
structure in foreign direct investment
Sedangkan perusahaan Non-NIL memiliki projects. Review of Economics and
titik balik lebih rendah sebesar 17─32%. Statistics 83, 647–662.
Becker, B., and J. Sivadasan. (2010). The
Berdasarkan hasil analisa diketahui effects of financial development on the
bahwa diperlukannya kontribusi domestik investment-cash flow relationship:
Crosscountry evidence from Europe.
dalam mencapai kinerja perusahaan yang B.E. Journal of Economic Analysis &
maksimal. Oleh karena itu pemerintah Policy (Advances) 10, no. 1: 1–47.
Benito, A. (2003). The capital structure
memang sudah tepat dengan menetapkan decisions of firms: Is there a pecking
suatu regulasi berupa NIL bahwa bagi order? Bank of Spain.Working Paper No.
0310.
perusahaan asing jika ingin berinvestasi
Benito, G., & Welch, L. (1994). Foreign market
harus melibatkan perusahaan domestik. servicing: Beyond choice of entry mode.
Dari hasil analisa, secara statistik Regulasi Journal of International Marketing, 2(2),
7–27.
NIL sudah dapat menekan kepemilikan Birkinshaw, J. (2000). Entrepreneurship in the
modal asing, kepemilikan modal asing bagi global firm. London: Sage.
Blalock, G., & Gertler, P. J. (2008). Welfare gain
perusahaan NIL lebih rendah dibandingkan from foreign direct investment through
perusahaan Non-NIL. Namun bagi technology transfer to local suppliers.
Journal of International Economics,
perusahaan yang termasuk dalam NIL 74(2), 402–421.
secara rata-rata kinerjanya tidak lebih baik Blomström, M., and F. Sjöholm. (1999).
Technology transfers and spillovers:
dibandingkan dengan perusahaan yang Does local participation with
tidak diatur dalam NIL. Dengan demikian multinationals matter? European
Economic Review 43, nos. 4–6: 915–23.
hal ini dapat menunjukkan bahwa Blundell, R., S. Bond, and F.Windmeijer.
perusahaan domestik sudah mampu (2000). Estimation in dynamic panel data
models: Improving on the performance of
didorong untuk berkontribusi, namun
the standard GMM estimators. In
perusahaan asing belum sepenuhnya Nonstationary panels, panel
dapat memberikan manfaat. Oleh karena cointegration, and dynamic panels, ed.
B. Baltagi. Advances in econometrics,
itu pemerintah harus lebih mendorong vol. 15 (53–92). Amsterdam: JAI Press,
peraturan tersebut agar lebih efektif, Elsevier.
Buckley, P., Clegg, J., Cross, A., Liu, X., Voss,
dengan lebih mendorong kontribusi H., & Zheng, P. (2007). The determinants
perusahaan asing dengan memberikan of Chinese outward foreign direct
investment. Journal of International
input-input pentingnya seperti teknologi Business Studies, 38(4), 499–518.
modern, tata kelola perusahaan yang lebih Chang, S.-J., Chung, J., & Moon, J. J. (2013).
When do wholly owned subsidiaries

Published by UI Scholars Hub, 2019 140 19


Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. 14, Iss. 2 [2019], Art. 8

perform better than joint ventures? assessment of the measurement of


Strategic Management Journal, 34(3), performance in international business
317–337. research. Journal of International
Chen, S-F. (2008). The motives for international Business Studies, 39(6), 1064–1080.
acquisitions: Capability Procurements, Indonesia, R. (2000). Keputusan Presiden No
Strategic Considerations, and the role of 96 Th 2000 tentang Bidang Usaha Yang
Ownership Structures. Journal of Tertutup Dan Bidang Usaha Yang
International Business Studies 39:3, 454- Terbuka Dengan Persyaratan Tertentu
471. Bagi Penanaman Modal.
Chen, Y.-R., Yang, C., Hsu, S.-M., & Wang, Y. Indonesia, R. (2007). Peraturan Presiden No 77
D. (2009). Entry mode choice in China’s Th 2007 tentang Daftar Bidang Usaha
regional distribution markets: Institution Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang
vs. transaction costs perspectives. Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Industrial Marketing Management, 38(7), Penanaman Modal.
702–713. Indonesia, R. (2010). Peraturan Presiden No 36
Chhibber, P., and S. Majumdar. (1999). Foreign Th 2010 tentang Daftar Bidang Usaha
ownership and profitability: Property Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang
rights, control and the performance of Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
firms in Indian industry. Journal of Law Penanaman Modal.
and Economics 42, no. 1: 209–39. Indonesia, R. (2014). Peraturan Presiden No 39
Dimelis, S., and H. Louri. (2002). Foreign Th 2014 tentang Daftar Bidang Usaha
ownership and production efficiency: A Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang
quantile regression analysis. Oxford Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Economic Papers 54, no. 3: 449–69. Penanaman Modal.
Genthner, R., & Kis-katos, K. (2017). The Indonesia, R. (2016). Peraturan Presiden No 44
impact of foreign investment regulation Th 2016 tentang Daftar Bidang Usaha
on firm productivity and employment in Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang
Indonesia. Working Paper. Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Girma, S., Y. Gong, and H. Görg. (2008). Penanaman Modal.
Foreign direct investment, access to Javorcik, B.S., and K. Saggi. (2010).
finance and innovation activity in China. Technological asymmetry among foreign
World Bank Economic Review 22, no. 2: investors and mode of entry. Economic
367–82. Inquiry 48, no. 2: 415–33.
Greenaway, D., Guariglia, A., & Yu, Z. (2014). Jiang, B-B, J. Laurenceson, and K. Tang.
The more the better ? Foreign ownership (2008). Share reform and the
and corporate performance in China, performance of China’s listed
4364. companies. China Economic Review 19,
https://doi.org/10.1080/1351847X.2012. no. 3: 489–501.
671785 Johanson, J., & Vahlne, J.-E. (2013). The
Guariglia, A., X. Liu, and L. Song. (2011). Uppsala model on evolution of the
Internal finance and growth: multinational business enterprise—from
Microeconometric evidence on Chinese internalization to coordination of
firms. Journal of Development networks. International Marketing
Economics 96, no. 1: 79–94. Review, 30(3), 189–210.
Guthrie, D. (2005). Organizational Learning and Karabay, B., (2010). Foreign direct investment
Productivity: State Structure and Foreign and host country policies: a rationale for
Investment in the Rise of the Chinese using ownership restrictions. J. Dev.
Corporation. Management and Econ. 93 (2), 218–225.
Organization Review, 1(2), 165–195. Kedia, B., Gaffney, N., & Clampit, J. (2012).
Hill, H. (1996). Indonesia’s industrial policy and EMNEs and knowledge-seeking FDI.
performance: ‘Orthodoxy’ vindicated. Management International Review,
Economic Development and Cultural 52(2), 155–173.
Change, 45(1), 147–174. Knight, G. A., & Cavusgil, S. T. (1996). The born
Hsieh, C.T., and P. Klenow. (2009). global firm: A challenge to traditional
Misallocation and manufacturing TFP in internationalization theory. Advances in
China and India. Quarterly Journal of International Marketing, 8, 11–26.
Economics 124, no. 4: 1403–48. Levinsohn, J., and A. Petrin. (2003). Estimating
Hult, G. T. M., Ketchen, D. J., Jr., Griffith, D. A., production functions using inputs to
Chabowski, B. R., Hamman, M. K., control for unobservables. Review of
Johnson Dykes, B., et al. (2008). An Economic Studies 70, no. 2: 317–42.

https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol14/iss2/8
DOI: 10.21002/jke.2019.07 141 20
Priyanto and Qibthiyyah: Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur

Li, P. P. (2010). Toward a learning-based view Tian, L., and S. Estrin. (2008). Retained state
of internationalization: The accelerated ownership in Chinese PLCs: Does
trajectories of cross-border learning for government ownership always reduce
latecomers. Journal of International corporate value? Journal of Comparative
Management, 16(1), 43–59. Economics 36, no. 1: 74–89.
Lindblad, J. T. (2015). Foreign Direct United Nations Conference on Trade And
Investment in Indonesia: Fifty Years of Development (UNCTAD). (2016). World
Discourse. Bulletin of Indonesian Investment Report 2016: Investor
Economic Studies, 51(2):217–237. Nationality: Policy Challenges. Geneva:
Liu, X., & Zou, H. (2008). The impact of United Nations.
greenfield FDI and mergers and Welch, D. E., & Welch, L. S. (1995). The
acquisitions on innovation in Chinese internationalization process and
high-tech industries. Journal of World networks: A strategic management
Business, 43(3), 352–364. perspective. Journal of International
Luo, Y., & Tung, R. L. (2007). International Marketing, 4(3), 11–28.
expansion of emerging market World Trade Organization (1998). Trade Policy
enterprises: A springboard perspective. Review Indonesia 1998 - Report by the
Journal of International Business Secretary. Geneva : WTO.
Studies, 38(5), 481–498. World Trade Organization (2013). Trade Policy
Mathews, J. A. (2006). Dragon multinationals: Review Indonesia 2013 - Report by the
New players in 21st century Secretary. Geneva : WTO.
globalization. Asia Pacific Journal of Yiu, D., & Makino, S. (2002). The Choice
Management, 23(1), 5–27. Between Joint Venture and Wholly
Nguyen, Q. (2011). The empirical literature on Owned Subsidiary: An Institutional
multinational enterprises, subsidiaries Perspective, (October 2017).
and performance. Multinational Business https://doi.org/10.1287/orsc.13.6.667.49
Review, 19(1), 47–64. 4
Raff, H., Ryan, M., & Stähler, F. (2009). Young, Stephan, J. Hamill, C. Wheeler and J.
International Journal of Industrial R. Davies (1989), International Market
Organization Whole vs. shared Entry and Development: Strategies and
ownership of foreign affiliates ☆, 27, Management. Englewood Cliffs: Prentice
572–581. Hall.
Ramamurti, R. (2009). What we have learned Zhao, Hongxin, Luo, Yadong and Suh, Taewon.
about emerging-market MNEs? In R. (2004). Transaction cost determinants
Ramamurti & J. V. Singh (Eds.), and ownership-based entry mode
Emerging multinationals in Emerging choice : a meta-analytical review, 35(6),
Markets. New York: Cambridge 524–544.
University Press.
Setiawan, M. (2019). International Review of
Applied Economics Dynamic productivity
growth and its determinants in the
Indonesian food and beverages industry.
International Review of Applied
Economics, 00(00), 1–15.
Suyanto, Salim, R. A., & Bloch, H. (2009). Does
Foreign Direct Investment Lead to
Productivity Spillovers ? Firm Level
Evidence from Indonesia. World
Development, 37(12), 1861–1876.
Takii, S. (2004). Productivity differentials
between local and foreign plants in
Indonesian manufacturing, 1995. World
Development 32, no. 11: 1957–69.
Teixeira, A. A. C., & Grande, M. (2012). Entry
mode choices of multinational
companies (MNCs) and host countries’
corruption . African Journal of Business
Management Vol. 6(1), pp. XXX-XXX,
July, 2012.

Published by UI Scholars Hub, 2019 142 21

You might also like