Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Di Indonesia

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK

PESANTREN DI INDONESIA
Pramudya Agung Laksono
[email protected]
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstract

Pesantren is an educational institution that has existed for a long time in


Indonesia. Pesantren is estimated to have existed in Indonesia since 3-4 centuries
ago which reached almost all Muslims in the archipelago. Islamic boarding
schools are also better known as character education institutions that are
considered capable of producing intellectual cadres of scholars, who are not
only proficient in the religious field, but also in all fields. At first, pesantren
education only taught the basic teachings of Islam as well as a means of
spreading Islam. Then the pesantren began to develop and teach various
religious fields, including the interpretation of the Qur'an and hadith. During the
New Order era, pesantren underwent many changes, so that educational
institutions were more structured, both from the education system, learning
methods, facilities and infrastructure as well as educational curriculum.
Pesantren during the New Order not only taught character education and
religious sciences, but also general lessons, so that the pesantren education
system was more oriented and in accordance with the needs of the community.
Since then, pesantren education institutions have been under the auspices of the
Ministry of Religion (Ministry of Religion), as stated in Article 30 paragraph (4)
of the National Education System Law that: religious education in the form of
diniyah education, pesantren and other similar forms. Until now, there are
several educational models offered by Islamic boarding schools, ranging from
salafi boarding schools to modern boarding schools.
Keywords: Islamic Boarding School in Indonesia, Education, Salafi Islamic
Boarding School, Modern Islamic Boarding School.

Abstrak

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang eksistensinya cukup


lama di Indonesia. Pesantren diperkirakan telah ada di Indonesia sejak 3-4 abad
yang lalu yang menjangkau hampir seluruh umat muslim yang ada di Nusantara.
Pesantren juga lebih dikenal dengan lembaga pendidikan karakter yang dinilai
mampu mencetak kader-kader ulama yang intelektual, yang tidak hanya mahir di
bidang agama, namun juga di segala bidang. Pada mulanya pendidikan
pesantren hanya mengajarkan ajaran-ajaran dasar agama Islam sekaligus
sebagai sarana penyebaran agama Islam. Kemudian pesantren mulai
berkembang dan mengajarkan berbagai bidang keagamaan, termasuk tafsir Al-
Qur‘an dan hadis. Pada masa Orde Baru, pesantren mengalami banyak
perubahan, sehingga lembaga pendidikan tersebut lebih terstruktur, baik dari
sistem pendidikan, metode pembelajaran, sarana dan prasarana maupun
kurikulim pendidikan . Pesantren pada masa Orde Baru tidak hanya
mengajarkan pendidikan karakter dan ilmu-ilmu agama, namun juga pelajaran
umum, sehingga sistem pendidikan pesantren lebih terorientasi dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Sejak saat itu lembaga pendidikan pesantren
berada di bawah naungan Kemenag (Kementerian Agama), sebagaimana yang
tercantum dalam UU Sisdiknas Pasal 30 ayat (4) bahwa: pendidikan agama
dalam bentuk pendidikan diniyah, pesantren dan bentuk-bentuk serupa lainnya.
Hingga saat ini terdapat beberapa model pendidikan yang ditawarkan oleh
pondok pesantren, mulai dari pesantren salafi hingga pesantren modern.

KataKunci: Pondok Pesantren di Indonesia, Pendidikan, Pesantren Salafi,


Pesantren Modern.

PENDAHULUAN
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang terdapat di
Indonesia, dan diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-15. 1 lembaga pendidikan
ini berbentuk pendidikan asrama yang didampingi oleh para pembina atau ustadz
yang dipimpin oleh seorang kyai dan menjadikan surau atau masjid sebagai pusat
peribadatan. Pondok Pesantren menjadi lembaga pendidikan pembentukan
karakter yang siap mencetak kader-kader ulama intelektual. Hal ini telah
dirasakan oleh masyarakat sejak zaman penjajahan, setidaknya beberapa protes,
demo dan pergerakan perlawanan terhadap penjajah dimotori oleh para santri,
diantaranya : pemberontakan petani di Cilegon-Banten 1888, Jihad Aceh 1873,
dan yang lainnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pesantren menjadi kunci
utama dalam perjalanan sejarah Islam di Indonesia2.

Telah banyak isu yang menyebarluas mengenai pendidikan karakter. Ini


terjadi karena fenomena kemerosotan moral anak bangsa yang disebabkan antara
lain karena sekolah di Indonesia hanya menjelma sebagai tempat untuk
memberikan pengetahuan umum dan bukan sebagai tempat pembentukan
karakter. Hadirnya pendidikan pesantren di Indonesia dinilai mampu mengatasi
persoalan kemerosotan moral anak bangsa, pasalnya etika dan akhlak menjadi hal
utama yang diajarkan di pesantren sebelum ilmu pengetahuan. Seiring
bertumbuhnya pendidikan Islam di Indonesia, pesantren mengalami banyak
perkembangan, baik dalam struktur maupun sistem pendidikan.

PEMBAHASAN

Awal perkembangan pesantren

Kata pesantren berasal dari kata santri dengan imbuhan depan “pe” dan
imbuhan belakang “an” atau jika dituliskan menjadi “pesantrian”, lama-kelamaan
kata tersebut mulai berubah karena pengaruh penyebutannya dalam keseharian
masyarakat. Kata pesantren tersebut memiliki makna tempat murid mengaji atau
tempat menuntut ilmu bagi santri. Sedangkan santri merupakan seorang murid
1
Faisal Kamal, “Transformasi Pendidikan Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Abad
21,” Jurnal Paramurobi 1, no. 2 (2018): 17–30.
2
B Marjani Alwi, “PONDOK PESANTREN : Ciri Khas, perkembangan dan Sistem Pendidikan,”
Lentera Pendidikan 16, no. 2 (2013): 205–19.
yang belajar, mengaji dan beribadah serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam
dengan sungguh-sungguh. Dan kata pondok merupakan kata serapan yang
diambil dari bahasa arab yaitu fundūq yang berarti hotel atau asrama, dalam
konteks kata pondok pesantren makna fundūq dapat diartikan sebagai asrama
bagi para murid atau santri. Jadi pondok pesantren dapat didefinisikan sebagai
tempat tinggal yang sekaligus menjadi tempat mengaji dan menuntut ilmu bagi
para santri.

sejak awal masuknya Islam ke Nusantara, para mubaligh menyebarkan


ajaran Islam melalui berbagai metode, salah satunya adalah pendidikan. Mulanya,
pendidikan pesantren menggunakan surau atau masjid sebagai tempat
pembelajarannya, namun Raden Rahmat atau yang lebih dikenal dengan sunan
Ampel mampu mendirikan pesantren yang menjadi cikal bakal pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan pesantren. Sunan Ampel mendirikan pondok pesantren
di Surabaya yang dinamakan dengan Ampel Denta. 3 Hingga kini telah banyak
pondok pesantren modern yang berkembang di Indonesia.

Pada awal perkembangannya di Indonesia, pesantren sangat diperhatikan


oleh pemerintahan kerajaan. Namun semua itu berubah sejak masuknya VOC
maupun pemerintahan Hindia-Belanda ke Indonesia. Masyarakat yang taat
beragama dibatasi dan para ulama diasingkan dari masyarakat. Hal itu
dibuktikan dengan dipersulitnya keberangkatan haji serta mencegah jamaah
pulang dari tanah suci ke tanah air. 4 Pada masa itu, ruang gerak santri di
pesantren sangat dibatasi, karena pemerintah Belanda khawatir pendidikan
pesantren mampu mengembangkan pola pikir masyarakat, yang kemudian dapat
menjadi ancaman bagi pemerinthan Belanda tersebut5.

Pondok pesantren seharusnya menjadi lembaga pendidikan alternatif,


namun pemerintah tidak terlalu memperhatikan pendidikan pesantren karena
dianggap memiliki ciri khas tersendiri sehingga tidak dapat diberlakukan
3
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
4
Herman DM, “Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi,” Jurnal Ta’dib 6, no. 2 (2013): 145–58.
5
Fatkhul Mubin dan Abd Aziz, “POLITIK PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA : PERLAWANAN
PESANTREN,” Al-Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam 3, no. 1 (2020): 123–35.
peraturan yang sama dengan sekolah lain. Mulanya pemerintah hanya mengakui
produk-produk berkulitas yang dihasilkan pesantren, namun tidak sepenuhnya
mengakui secara utuh eksistensi pendidikan pesantren 6. Sejak masa transisi ke
Orde Baru, pemerintah mulai mengakui pendidikan pesantren sebagai lembaga
pendidikan nasional yang berada dibawah naungan Kementerian Agama.

Ciri khas pondok pesantren

Pesantren memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan lembaga


pendidikan lainnya. Beberapa karakteristik pesantren sebagai lembaga
pendidikan islam di Indonesia, diantaranya :

1) Menggunakan sistem tradisional, sehingga mampu menghasilkan


hubungan dua arah antara guru dan murid atau kyai dan santri.

2) Kerja sama menjadi hubungan utama dlam kehidupan pesantren sebagai


salah satu cara memecahkan masalah kehidupan para santri.

3) Pesantren mengutamakan sikap persamaan, persaudaraan, kesederhanaan,


idealisme dan kepercayaan diri dalam kehidupan para santri.

Selain itu Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa terdapat lima elemen


yang membangun pesantren dan menjadi ciri khas bagi pesantren, yaitu : kyai,
santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik(kitab kuning)7.

Seiring berkembangnya waktu, pondok pesantren banyak mengalami


modifikasi dalam perkembangannya. Pada mulanya pesantren masih bersifat
tradisional dan sangat menjaga tradisi lama, namun hingga kini telah banyak
pondok pesantren modern yang berdiri meskipun masih menjaga budaya
pesantren tradisional. Hal tersebut merupakan usaha pembaharuan pendidikan
Islam yang biasanya ditandai dengan beberapa hal, yaitu : perubahan kurikulum

6
Adi Fadli, “Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya,” EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian
Keislaman 5, no. 1 (2012): 29–42.
7
Ferdinan, “Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya,” Jurnal Tarbawi 1, no. 1 (2018): 12–
20.
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, peningkatan mutu pendidik dan
fasilitas, sikap kooperatif dari seorang kyai.

Di Indonesia pondok pesantren di kelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu


pesantren salaf, pesantren khalaf (modern) dan pesantren gabungan.

Pesantren salaf

Kata salafi merupakan sebuah bentuk penisbatan kepada al-Salaf. Kata al-
Salaf sendiri secara etimologis bermakna orang-orang yang mendahuli atau hidup
sebelum zaman kita (nenek moyang) yang lebih tua. Salaf juga dapat diartikan
sebagai para pendahulu.8

Pesantren salaf merupakan pesantren yang masih mempertahankan sistem


tradisional dengan mengkaji kitab kitab karya ulama terdahulu yang sering
dikenal dengan sebutan kitab kuning (kutub at-turats). menekankan pada
moderasi Islam yang di bingkai dengan keserba-ibadahan, kemandirian, dan juga
yang di bingkai dengan keserba-ibadahan, kemandirian, dan juga hasil
interpretasi para ulama terdahulu. Pesantren terbukti mampu membawa nilai-nilai
Islam dalam kehidupan bermasyarakat melalui transformasi pengetahuan
keagamaan. Pesantren tidak hanya memiliki pendidikan khusus untuk
mempelajari ilmu agama,tetapi juga menyelenggarakan pendidikan formal mulai
tingkat yang paling bawah, yaitu Raudhah al-Atfāl (Taman Kanak-kanak),
sampai Perguruan Tinggi yang berada dan dikelola oleh pesantren.9

Salah satu pesantren salaf yang paling terkenal adalah Pesantren


Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. K.H. Hasyim Asy‘ari yang menjadi pendiri
pesantren sekaligus ormas Islam terbesar, yaitu Nahdhah Al-‘Ulamȃ. Pesantren
Tebuireng merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, mulanya pesantren
ini hanya memiliki luas bangunan yang kurang mencukupi dan masih

8
Muhammad Misbah, “Tradisi Keilmuan Pesantren Salafi,” IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan
Budaya 12, no. 2 (2014): 241–58.
9
Ali Nurdin, “Model Moderasi beragama Berbasis Pesantren Salaf,” Islamica: Jurnal Studi
Keislaman 14, no. 1 (2019): 82–102.
menggunakan metode pembelajaran tradisional 10. Hingga kini pesantren
Tebuireng telah mengalami banyak perubahan, baik dari segi bangunan, sarana
dan prasarana, maupun metode pembelajaran yang diterapkan. Meski demikian
pesantren Tebuireng masing menjaga tradisi kepesantrenan tradisional.

Pesantren khalaf

Pesantren khalaf merupakan sebutan lain dari pesantren modern.


Pesantren modern memiliki sistem pendidikan yang sedikit berbeda dari
pesantren salaf, yaitu, pendidikan yang sudah kooperatif terhadap perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 11 Pesantren khalaf saat ini
berkembang dengan pesat. Karena di pesantren ini, santri bukan hanya diajarkan
untuk menuntul ilmu agama saja, namun juga diwajibkan menuntut ilmu
pengetahuan umum. Hal itu yang akan menjadi bekal bagi santri ketika tamat dari
pesantren. Ciri khas utama yang ditonjolkan oleh pesantren khalaf adalah
pemggunaan bahasa arab maupun bahasa inggris yang digunakan sehari hari.

Pada pesantren khalaf lebih dikenal dengan ciri khas materi, procedural,
sistem dan fasilitas yang dipergunakan memasuki unusr-unsur baru. Seperti
ketentuan pembelajaran bertaraf nasional,pendidikan formal, fasilitas
menggunakan produk modern, dan menggunakan sistem formal.12

Pesantren gabungan

Pesantren ini memiliki sistem campuran antara tradisional dan


modern.pada pesantren ini, santri diajarkan pengetahuan umum tetapi tidak
meninggalkan ajaran pesantren tradisional. Pesantren ini biasanya memiliki ciri
khas, yaitu memberikan pengajaran tambahan khusus, seperti : tahfidz (hafalan),
dakwah, penguasaan bahasa dll. Oleh karena itu, banyak pesantren khusus yang

10
Ali Maksum, “Model Pendidikan Toleransi Di Pesantren Modern Dan Salaf,” Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 3, no. 1 (2016): 81.
11
Muhammad Jamaluddin, “Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi,” Karsa 20, no. 1 (2012):
129–39.
12
Zaitur Rahem, “Rekonstuksi Metode Belajar Kontektualis Santri Pondok Pesantren Salaf dan
Khalaf di Madura,” Fikrotuna 5, no. 1 (2017): 19.
didirikan untuk menguasai hal-hal tersebut, seperti pesantren Daru Lughah wa
Da‘wah dan pesantren tahfid Darul Qur‘an.

Pesantren yang berbasis penguasaan bahasa dan dakwah biasanya


diharuskan untuk berinteraksi dengan bahasa Arab atau Inggris dan
memungkinkan para santri dituntut agar mampu percaya diri dalam menguasai
panggung. Sedangkan pesantren yang berbasis tahfidz biasanya lebih
mengutamakan menghafal Al-Qur‘an dibandingkan dengan mempelajari kitab
kuning maupun pelajaran formal. Karena, menghafal Al-Qur‘an merupakan harta
simpanan yang sangat berharga yang diperebutkan oleh orang yang bersungguh
sungguh13. Metode yang digunakan dalam pesantren tahfidz meliputi:

1 Wahda (menghafal satu persatu ayat ayat al-quran)


2 Kitabah (menulis terlebih dahulu ayat yang akan dihafalkan)
3 Sima'I (mendengarkan bacaan yang akan dihafalkan)
4 Gabungan (metode gabungan antara wahdah dan kitabah)
5 Jama' (membaca ayat ayat yang akan di hafal bersama pembimbing)
6 Murojaah (mengulang kembali hafalan)
7 Al-Qosimi (membaca ayat yang akan dihafal secara berulang)

KESIMPULAN

Pendidikan pesantren sangat melekat dengan budaya yang ada di


Indonesia. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang
didirikan oleh wali songo ketika menyebarkan agama islam di nusantara. Dahulu,
pondok pesantren bukan hanya tempat untuk menimba ilmu agama, tetapi juga
tempat untuk menyebarkan syariat agama islam. Selain itu, pesantren juga
merupakan tempat pembentukan karakter bagi seorang murid. Karena pendidikan
pesantren membentuk sikap mandiri, simpati dan rendah hati.

Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren yang pada mulanya bersifat


tradisional, perlahan-lahan berubah menjadi lembaga pendidikan modern,
meskipun terdapat beberapa pesantren yang masih mempertahankan tradisi lama
13
Aprianti, “Metode Pembelajaran Tahfidz Qur’an,” 2016.
pesantren tersebut dan mengakulturasikannya. Pada saat ini sangat sedikit
pesantren yang masih mempertahan kan tradisi lama, hal itu merupakan salah
satu dampak dari globalisasi, para pemuda lebih menyukai tradisi dan
kebudayaan asing sehingga lupa dengan sejarah dan tradisi yang melekat di
negeri ini. Namun, tidak semua globalisasi berdampak buruk, ada pula yang
mampu membawa dampak positif, misalnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mampu memudahkan pembelajaran pondok pesantren hingga saat
ini.

Pesantren salaf dan khalaf banyak memiliki perbedaan terutama pada


sistem pembelajarannya. Pesantren salaf masih mempertahankan tradisi lama
dengan hanya mempelajari kitab-kitab kuning dan pendidikan agama yang
mampu menopang kehidupan sehari-hari. Sedangkan pesantren khalaf (modern)
telah menggunakan metode pembelajaran formal yang mengorientasikan pada
penggabungan pendidikan agama dan pendidikan pengetahuan umum, sehingga
mampu mencetak kader ulama yang intelek, yang kompeten. Meskipun demikian,
tujuan utama pesantren tetaplah sama, yaitu untuk membentuk karakteristik santri
yang taat beragama, berakhlak mulia dan menjadi orang yang berguna bagi
agama, nusa dan bangsa.

Daftar Pustaka

Alwi, B Marjani. “PONDOK PESANTREN : Ciri Khas, perkembangan dan Sistem


Pendidikan.” Lentera Pendidikan 16, no. 2 (2013): 205–19.
Aprianti. “Metode Pembelajaran Tahfidz Qur’an,” 2016.
DM, Herman. “Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi.” Jurnal Ta’dib 6, no. 2 (2013):
145–58.
Fadli, Adi. “Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya.” EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan
dan Kajian Keislaman 5, no. 1 (2012): 29–42.
Ferdinan. “Pondok Pesantren, Ciri Khas Perkembangannya.” Jurnal Tarbawi 1, no. 1
(2018): 12–20.
Jamaluddin, Muhammad. “Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi.” Karsa 20, no. 1
(2012): 129–39.
Kamal, Faisal. “Transformasi Pendidikan Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Abad 21.” Jurnal Paramurobi 1, no. 2 (2018): 17–30.
Maksum, Ali. “Model Pendidikan Toleransi Di Pesantren Modern Dan Salaf.” Jurnal
Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 3, no. 1 (2016):
81.
Misbah, Muhammad. “Tradisi Keilmuan Pesantren Salafi.” IBDA` : Jurnal Kajian Islam
dan Budaya 12, no. 2 (2014): 241–58.
Mubin, Fatkhul, dan Abd Aziz. “POLITIK PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA :
PERLAWANAN PESANTREN.” Al-Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
3, no. 1 (2020): 123–35.
Nasution, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru. Yayasan Pusaka Riau,
2013.
Nurdin, Ali. “Model Moderasi beragama Berbasis Pesantren Salaf.” Islamica: Jurnal
Studi Keislaman 14, no. 1 (2019): 82–102.
Rahem, Zaitur. “Rekonstuksi Metode Belajar Kontektualis Santri Pondok Pesantren
Salaf dan Khalaf di Madura.” Fikrotuna 5, no. 1 (2017): 19.

You might also like