Moti
Moti
Moti
PENDAHULUAN
Edukasi melibatkan proses sadar dalam membentuk peserta didik menuju
perkembangan fisik dan mental yang matang (Hadisi, Hakim, Musthan, Nashihin, &
Kendari, 2023). Dalam hal ini, guru mempunyai peran penting dalam membimbing
siswa, seperti memberikan dorongan, serta membantu mengatasi tantangan yang
dihadapi (Sarwadi & Nashihin, 2023). Motivasi dalam konteks pendidikan yaitu
elemen yang mendukung dalam menentukan sejauh mana intensitas belajar, juga
sebagai pendorong dalam menggerakkan siswa menuju pengalaman belajar yang lebih
baik, meningkatkan semangat dan energi siswa, serta menjaga perhatian mereka pada
tujuan yang ingin dicapai (Husaini Hasan, Hafidz, 2023). Motivasi tidak hanya
memacu tindakan, tetapi juga membentuk dan memperkuat perilaku (Husna
Nashihin, 2017). Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat menunjukkan
minat, semangat, dan tekad dalam belajar, independen dari pengaruh guru.
Motivasi belajar adalah faktor psikologis yang tidak hanya berkaitan dengan
aspek intelektual, tetapi juga berperan dalam membangkitkan semangat, kebahagiaan,
dan gairah belajar, dengan tujuan mengoptimalkan langkah belajar-mengajar (Jatmiko
Attractive : Innovative Education Journal
Vol. 5, No. 2, July 2023
ISSN : 2685-6085
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
Wibisono, Hafidz, Iffat Abdul Ghalib, 2023). Dalam pengembangan pendidikan agama
Islam, penting dalam menerapkan pendekatan pengajaran dan mendorong tumbuhnya
motivasi eksternal dan menciptakan lingkungan religius yang memacu minat siswa
dalam mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
Peserta didik adalah individu kreatif dan aktif yang memerlukan arahan dan
bimbingan agama yang tepat (Triana, Yahya, Nashihin, Sugito, & Musthan, 2023)
dalam pendidikan mereka, agar mereka dapat mengekspresikan kreativitas secara
alami. Dalam proses pembelajaran, anak-anak perlu diperhatikan dan diposisikan
sesuai dengan kemampuan mereka, dan pendidikan harus mendukung
pengembangan kemampuan berpikir kritis serta memberikan materi yang tepat untuk
siswa (Nurul Umah Fijanati, Hafidz, Sukadi, 2023). Peran guru agama Islam di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki dampak besar terhadap kesuksesan
pelaksanaan pengajaran agama Islam. Sebagaimana seorang guru agama Islam, saya
merasa ditantang untuk meningkatkan minat, motivasi siswa terhadap mata pelajaran
agama, dan membantu mengatasi kesulitan yang mungkin timbul dalam kurikulum.
Peran ustadz atau guru agama Islam tidak terbatas pada penyampaian
informasi keagamaan kepada peserta didik, akan tetapi juga mencakup tanggung
jawab dalam mendidik dan memandu siswa. Guru harus memiliki empati terhadap
kondisi siswa, serta mampu merespons perkembangan jiwa, keyakinan, dan pemikiran
mereka (Sumarjoko, Braham Maya Baratullah et al., 2023). Ini dapat dicapai melalui
pengetahuan tertulis, keterampilan praktis, serta pemahaman tentang berbagai
informasi dan masalah yang mungkin mempengaruhi peserta didik. Dalam lingkup
pembelajaran, guru agama Islam juga dituntut menciptakan lingkungan belajar yang
tenang dan nyaman, yang mendorong siswa untuk terlibat dalam pembelajaran agama
Islam, baik secara formal maupun informal (Ulfa, Kurniandini, & Ihsan, 2023). Selain
itu, guru perlu memiliki keterampilan dalam memotivasi siswa agar pembelajaran
menjadi lebih efektif.
Namun, demikian karena tidak mudah untuk meningkatkan motivasi belajar
agama Islam, tetapi menjadi guru agama masih memiliki banyak masalah, kreativitas
dan profesionalisme guru agama, serta ketekunan dan tekad dalam berbagai usaha
dapat menyebabkan motivasi mereka untuk belajar agama. Berdasarkan latar belakang
diatas dan begitu pentingya motivasi belajar bagi peserta didik. Maka, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian berjudul “Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
METODE
Metodologi penelitian mencakup strategi yang digunakan selama proses
penelitian, perspektif filosofis, dan berbagai permasalahan yang ditangani. Interpretasi
lain dari metodologi penelitian mengacu pada teknik ilmiah yang digunakan.
Metodologi juga dapat dipahami sebagai teknik atau pendekatan khusus yang
diterapkan oleh peneliti untuk melakukan penyelidikannya.
Penelitian khusus ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan dan
menggunakan metodologi deskriptif (Syaiful Anam, 2023). Penelitian lapangan
melibatkan niat untuk menganalisis secara sistematis dan menyajikan informasi
faktual sesuai dengan kondisi sebenarnya dari subjek yang diamati. Perlu dicatat
bahwa penelitian lapangan melibatkan keterlibatan langsung peneliti dalam
pengumpulan data. Data kualitatif terdiri dari informasi yang digambarkan dan
dijelaskan melalui narasi dan deskripsi, khususnya terkait peran guru Pendidikan
910
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
911
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
terang, termasuk dalam hal interaksi, teori, maupun praktik (Sugiyono, 2016). Dengan
demikian, tahap ini membuka peluang untuk mengarahkan dan merumuskan
permasalahan penelitian secara lebih terbuka, sekaligus mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan mengenai
peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
SMA Muhammadiyah Surakarta.
Memastikan keabsahan data dengan cermat merupakan suatu langkah yang
diambil dalam penelitian ini. Peneliti menerapkan metode triangulasi, di mana
dilakukan pemeriksaan silang dengan menggabungkan berbagai teknik dan sumber
pengumpulan data. Fokus utama dari pendekatan pemeriksaan silang buka untuk
mencapai kevalidan mutlak tentang fenomena yang sedang diteliti, melainkan untuk
mendapatkan pengertian yang lebih mendalam mengenai topik yang di teliti
(Sugiyono, 2014).
Konteks penelitian ini, pendekatan segitiga dipakai dengan
mempertimbangkan dua dimensi: sumber dan waktu (Moleong, 2009). Peneliti
memakai teknik cross-validation untuk menguji validitas data terkait peran guru
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara peneliti
mempersamakan dan membenarkan informasi yang didapat dari berbagai sumber
mengenai bagaimana peran ustadz dalam merespon pertanyaan siswa dalam konteks
pembelajaran, serta upaya meningkatkan motivasi belajar. Disamping itu, peneliti juga
mempertimbangkan waktu luang informan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
untuk memastikan keakuratan dan ketepatan data yang terkumpul. Stakeholder juga
diajak untuk memberikan pandangan mereka mengenai peran guru dalam mendidik
siswa agar sukses di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Informan meluangkan waktu
untuk interview maka, data yang berhasil terkumpul menjadi lebih dapat diandalkan
dan tepat.
912
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
peran guru sangat krusial untuk membentuk generasi berkualitas baik secara
intelektual maupun moral.
913
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
pendukung adalah pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sebagai media
pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan.
Faktor Penghambat
Dari sejumlah faktor pendukung yang ada, tentu juga terdapat berbagai elemen
yang menjadi faktor penghambat dalam usaha meningkatkan motivasi belajar
siswa. Berdasarkan pengamatan dan interview yang dilakukan dengan Bapak
Mustofa Handaryanto serta salah satu siswa di sekolah, teridentifikasi bahwa
ada beberapa faktor penghambat dalam usaha meningkatkan motivasi belajar
siswanya. Salah satu hal yang menjadi kendala yaitu kurangnya kesadaran
untuk mengambil belajar dengan sungguh-sungguh dan meresapi isi buku
pelajaran, selain itu, kecenderungan banyak siswa terlibat dalam penggunaan
telepon seluler di kelas juga turut menjadi faktor penghambat.
E. Upaya Guru dalam Memotivasi Bejara Peserta Didik
Guru is agent of change dalam bidang pengajaran dan pendidikan (Rochanah,
2020). Bagi seorang pengajar memiliki peran penting dalam kualitas professional
mengajar (Hafidz, 2021). Kontribusi guru bisa menghasilkan output yang elegan.
Termasuk guru-guru PAI yang mendalam peran dapat menciptakan siswa
mengamalkan akhlak dan budi pekerti perilaku terpuji dan nilai-nilai agama. Peran
umum seorang guru termasuk seperti pendidik, instruktur, mentor, promotor dan
evaluator (Darimi, 2015). Pembelajaran yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
akan mencapai tahap sukses jika motivasi belajar siswanya tinggi, Pada proses
pembelajaran di ruag kelas dengan kondisi yang kondusif membuat peserta didik
nyaman dan mudah menerima materi pembelajaran. Jika kondisi kelas tiak kondusif
banyak keramaian dari siswa yang ngobrol sama teman sekelasnya, sehingg
terciptanya suasana kelas yang ramai/gaduh, akan mempengaruhi tingkat
pemahaman dan motivasi untuk belajar pada peserta didik. Dala hal ini peran seorang
guru untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi untuk belajar pada peserta didik
sangat krusial, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Motivasi yang
dibagikan kepada peserta didik bertujuan untuk menumbuhkan hasrat dalam diri
peserta didik untuk melangsungkan pembelajaran sehingga mencapai hasil akhir yang
maksimal (AH, H. F., Arief, Z. A., 2019).
Usaha seorang guru PAI dengan mentrasnfer ilmu pada peserta didik sering
dianggap sudah maksimal. Begitu juga dalam memberikan materi pembelajaran
dengan metode yang peserta didik mudah menerima materi yang disampaikan oleh
guru. Disamping itu juga mengenali karakter setiap siswa juga termasuk dalam
strategi memotivasi peserta didik. Mengenali karakter adalah hal yang sulit bagi
seorang guru. Namun seorang guru dipaksa untuk mengenali karakter pada setiap
siswanya dengan berbagai pendekatan. Mulai dari pendekatan secara intern maupun
ektern. Pendekaan intern yakni pendekatan yang dilakukan dari dalam perasaan,
seangkan ekstern adalah pendekatan yang dilakukan di luar perasan. Pendekatan
intern dilakukan dengan cara menanyakan hal hal kecil tentang apa yang sedang
dipikirkanya kemudian guru masuk dalam alur cerita dari peserta didik, pendekatan
ini membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi dikarenakan seorang guru harus bisa
memahami perasaan siswanya, untung itu pentingnya seorang guru belajar ilmu
psikologi pendidikan tujuanya untuk mengenali karakter peserta didik (Hafidz, 2021).
Pendekatan ekstern ini dilakukan dengan bantuan pihak ketiga atau orang lain,
dengan cara menemukan suatu hal pada peserta didik berdasarkan dari teman
dekatnya atau saudaranya. Hal ini bisa digunakan untuk mendapatkan perhatian dari
seorang guru. Dengan begitu, usaha guru untuk memotivasi siswanya akan behasil.
914
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
Dengan meningkatknya motivasi belajar pada peerta didik. Maka, akan berdampak
juga pada prestasi yang di dapat oleh peserta didik dikarenakan munculnya semnagat
untuk belajar da mendapatkan nilai yang maksimal.
Selain itu, adapula kegiatan yang mempengaruhi motivasi belajar pada peserta
didik, yaitu ekstrakurikuler di sekolah, diskusi kelas, da lomba cerdas cermat.
Kegiatan ekstrakurikuler menurut guru PAI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
sangat berpengaruh secara signifikan terhadap berlangsungnya pembelajaran dan
motivasi belajar pada peserta didik, ekstrakurikuler sendiri adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menambah pengetahuan di luar kelas, menurut Bapak Mustofa
Handaryano ekstrakurikuler sangatlah bagus untuk menunjangmotivasi belajar pada
peserta didik, seperti halnya ekstrakurikuler yang brhubungan dengan pembelajaran
di kelas. Disamping menunjang, jika kebanyakan kegiatan ekstrakurikuler juga kurang
baik, larena akan mengganggu konsentrasi belajar dan akan menyita banyak waktu
untuk belajar.
F. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode pengamatan di dalam
kelas. Langkah awal, proses pembelajaran dimulai dengan interaksi saling menyapa
antara guru dan siswa, doa bersama, berbagi kabar, melakukan pencatatan kehadiran
siswa, melakukan tinjauan kembali terhadap pelajaran kemarin, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran yang perlu dicapai. Kemudian setelah itu, guru meminta siswa
untuk mengambil buku pelajaran, membacanya, dan mengartikan secara mandiri.
Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan individu, di mana guru
mendorong siswa untuk belajar secara mandiri.
Pelaksananaan secara teknisnya guru berjalan dari ruang guru ke ruang kelas,
kemudian guru masuk kelas dan duduk di kursi guru sambal menyiapkan RPP dan
kebutuhan lainya untuk mengajar. Guru mengecek kebersihan kelas terlebih dahulu
sebelum memulai pembelajaran. Guru PAI membuka kelas dengan salam terlebih
dahulu, dilanjutkan dengan menyapa para peserta didik dengan menanyakan kabar
atau mengabsenya. Setelah dirasa peserta didik sudah siap meneriman materi
pembelajan, guru memulai kelas dan peserta diidk memperhatikan apa yang
diteragkan oleh guru di depa kelas. Pada saat guru menerangkan banyak siswa yang
kurang memperhatikan hal ini mempengaruhi tingkat kepahaman pada materi yang
disampaikan ujar Bapak Mustofa Handaryanto selaku guru pendidikan agama islam
di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
Setelah melalui proses observasi di kelas langkah selanjutnya peneliti
mewawancarai kepala guru pendidikan islam yaitu Bapak Mustofa Handaryanto,
kesan pertama peneliti ketemu dengan beliau orangnya sangat baik dam humble,
menurut pendapat beliau mengenai peran guru pendidikan agama islam dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik ada 2 yakni factor penghambat dan
pendukung. Faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
kurangnya kesadaran untuk serius belajar dan membaca buku pelajaran serta banyak
bermain HP di kelas. Hal ini sangat betul dikatakan oleh Bapak Mustofa Handaryanto
dikarenakan pengaruh gadget atau HP yang mempengaruhi konsentrasi belajar pada
peserta didik.
Menurut sudut pandang pihak lain seperti wali kelas dan kepala sekolah,
dinyatakan bahwa membangun kesadaran belajar dari dalam diri peserta didik
sangatlah penting, karena hal ini akan memiliki dampak pada motivasi belajar siswa.
Selain itu, dijelaskan tentang pentingnya mengenali karakteristik masing-masing
915
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
peserta didik untuk mengetahui metode pembelajaran yang paling cocok digunakan
oleh guru pendidikan agama islam dalam menyampaikan materi pembelajaran di
kelas. Tujuannya adalah agar materi pembelajaran bisa disampaikan dengan cara yang
tepat, sehingga mereka bisa dengan mudah menerima materi dan memahaminya
dengan baik. Bapak Mustofa Handaryanto berharap bahwa guru-guru lain akan
menyadari pentingnya pendekatan psikologis terhadap siswa dan usaha untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, demi mencapai hasil belajar yang optimal.
KESIMPULAN
Peran guru pendidikan agama Islam merupakan peran seorang pendidik profesional
yang bertanggung jawab dalam memberikan pengajaran mengenai berbagai aspek
pengetahuan agama. Guru pendidikan agama islam memiliki tanggung jawab untuk
mengembangkan potensi siswa dalam dimensi afektif (perasaan), kognitif
(pemahaman), dan psikomotorik (keterampilan). Mereka berperan dalam membantu
perkembangan dan pembangunan potensi siswa. Guru juga mempunyai peran penting
dalam memudahkan siswa mencapai tujuan hidupnya setelah orang tua, serta sebagai
pencipta generasi penerus yang bermutu baik dari segi intelektual maupun moral.
Tujuan pendidikan agama Islam bukan hanya untuk memenuhi aspek intelektual
semata, tetapi juga mencakup penghayatan dan penerapan ajaran dalam kehidupan
sehari-hari serta sebagai panduan hidup. Peran guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa melibatkan berbagai aspek, seperti menyediakan fasilitas kelas yang
memberikan kenyamanan, kebersihan, dan keteraturan yang pada akhirnya
berdampak positif pada atmosfer pembelajaran. Terdapat beberapa tantangan yang
dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam dalam usaha meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam konteks mata pelajaran pendidikan agama Islam. Faktor-faktor ini
mencakup kurangnya kontrol orang tua, keterlibatan siswa dalam aktivitas di luar
kelas, dan kurangnya fokus saat pembelajaran berlangsung. Solusi dan upaya yang
diambil oleh guru meliputi memberikan motivasi, melakukan konsultasi dengan
pendekatan persuasif, mengidentifikasi penyebab kesulitan dalam mengatur siswa,
serta memberikan solusi yang sesuai.
REFERENSI
Abdul Majid. Learning Strategies. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Abdul Mujib. Islamic Education Science. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.
Ahmad Tafsir. Islamic Education Science. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Akmal Hawi. Competence of Islamic Education Teachers. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014.
Aminah, S. (2012). Implementation of the Cooperative Integrated Reading and Composition
Learning Model to Enhance Student Motivation. EL-BANAT: Journal of Islamic
Thought and Education, 9(2), 177–196.
Ardianta, S. (2022). Strategies for Utilizing Fiction Literature as an Antidote to Radical
Islamic Understanding among Students of UIN KHAS Jember. AMORTI: Jurnal
Studi Islam Interdisipliner, 1(2), 122–130.
Dimyati and Mudjiono. Learning and Teaching. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
Djaali. Educational Psychology. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
E. Mulyasa. Competency Standards and Teacher Certification. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.
Hamzah B. Uno. Educational Profession. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.
Hadisi, L., Hakim, M. R., Musthan, Z., Nashihin, H., & Kendari, I. (2023).
916
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
917
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta
Copyright Holder :
© Indah Sundari. Hardiansyah Masya, Nova Erlina, Husna Nashihin (2023).
918