Dian - Novianti93, Jurnal - Dian Novianti - ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Capital Intensity

Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai


Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2020

Dian Novianti
Progam Studi Akuntansi ITB Ahmad Dahlan Jakarta,Indonesia
Email : [email protected]

ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of Company Size and Capital Intensity on Tax
Aggressiveness With Profitability as a Moderating Variable on Manufacturing Companies in the
Foon and Beverage Sub-Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2020 period.
The research method used in this study is quantitative research by using secondary data in the form
of company financial statements that researchers got from the Indonesia Stock Exchange (IDX). The
sampling used was purposive sampling with several criteria as the determination of the research
sample. Techniques data analysis using multiple linear regression analysis with the aid of the
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 2.6 program. Based on the results of data
analysis, it shows that company size has a positive effect on tax aggressiveness with a significance
test result of 0,000, capital intensity has a negative effect on tax aggressiveness with a significance
test result of 0,917, company size capital intensity and profitability simultaneously have a positive
effect on tax aggressiveness with the results of the significance test are 0,000, profitability moderates
the negative (weakens) the relationship between company size and tax aggressiveness with the
significance test results at 0,905, profitability moderates the negative (weakens) the relationship
between capital intensity and tax aggressiveness with the significance test results at 0,073.
Keywords: : Company Size, Capital Intensity, Profitability, Tax Aggressive

I. PENDAHULUAN
Pajak dapat diartikan sebagai sumber utama pendapatan negara yang bisa
menunjang aktivitas pengembangan nasional, selain pendapatan dari sumber
migas serta nonmigas. Oleh sebab tersebut, pajak ialah kejadian substansial yang
terus berkembang di Indonesia serta mesti diatur dengan baik.
Pendapatan yang diperoleh Indonesia bersumber dari penerimaan pajak
telah menjadi salah satu pendukung dana terbesar untuk penerimaan belanja negara
dibanding dengan pendapatan bukan pajak. Yang telah dipaparkan dengan besarnya
presentase pendapatan pajak di Indonesia dalam realisasi pendapatan negara
sebesar 89,25 %. Presentase pendapatan negara dikenal hadapi peningkatan setiap
tahunnya, hal tersebut telah teruji bersumber pada informasi di Badan Pusat
Statistik (BPS). Informasi tersebut disajikan sebagai berikut pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan Negara (Miliaran Rupiah)

Jenis 2016 2017 2018 2019 2020


Penerimaan
Pajak 1.284,9 1.343,5 1.518,7 1.546,1 1.404,5
Bukan Pajak 261,9 311,2 409,3 408,9 294,1
Total 1.546,8 1.654,7 1.928 1.955 1.698,6

Sumber : Badan Pusat Statistik (2021)

Besarnya tingkatan yang didapat negara merupakan berawal dari pajak, jelas
saja kita sadari alangkah berartinya pendapatan pajak untuk kontinuitas aktivitas
perekonomian negara. Sebab itu perlunya pemerintah membagikan atensi lebih
terhadap persoalan yang berhubungan dengan pajak baik terhadap aspek yang dapat
menaikkan pendapatan pajak maupun aspek yang dapat menyusutkan pendapatan
pajak. Berlandaskan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008,
menetapkan bahwasanya perusahaan ialah salah satu wajib pajak yang wajib
memenuhi pajak di negara lokasi instansi berjalan. Pajak dipandang seperti
tanggungan bagi perusahaan yang ingin menyusutkan profit perusahaan, maka
perusahaan berupaya menemukan taktik untuk memangkas beban pajaknya, yang
mana para ahli strategi mendorong perusahaan untuk memaksimalkan laba.
Salah satu taktik perusahaan pada mengurangi beban pajak terutang ialah
dengan menerapkan langkah-langkah agresivitas pajak. Perusahaan terus memenuhi
kewajiban pembayaran pajaknya, tetapi menerapkan strategi pajak yang agresif
untuk meminimalkan beban pajak setelah pajak yang diterapkan pada penurunan
pendapatan sektor. Agresivitas pajak itu sendiri ialah sesuatu aksi yang bermaksud
untuk merendahkan kewajiban perpajakan perusahaan melalui cara merekayasa laba
lewat perencanaan pajak dengan metode legal atau ilegal. Tindakan tersebut sering
dilaksanakan oleh beberapa perusahaan besar, hal tersebut dikarenakan perusahaan
merasa terbebani dengan total pajak yang mesti ditanggungnya. Terdapat sejumlah
perusahaan yang bisa mempengaruhi pada besar kecilnya membayar pajak
diantaranya ukuran perusahaan, capital intensity serta profitabilitas.
Penyebab lain yang mempengaruhi agresivitas pajak ialah ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukan stabilitas dan kapasitas perusahaan
dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Ukuran perusahaan bisa membuat besar
kecilnya aset perusahaan, makin besar aktiva perusahaan maka produktivitas
perusahaan makin tinggi. Perusahaan besar tentunya memiliki karyawan yang
kompeten dalam mengelola beban pajaknya dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan kecil tiada bisa memaksimal beban pajak mereka karena kurangnya
spesialis pajak. Bertambah besar total aktiva perusahaan, semakin tinggi pula beban
yang dapat ditangani oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwasanya makin besar suatu perusahaan maka perusahaan semakin memikirkan
risiko pada perihal pengelolaan beban pajaknya.
Tidak hanya ukuran perusahaan, tetapi juga capital intensity dapat
mempengaruhi agresivitas pajak. Capital intensity mencitrakan berapa banyak aset
perusahaan yang diinvestasikan dalam properti, gedung dan peralatan. Semakin
tinggi nilai investasi perusahaan pada aktiva tetap maka semakin tinggi pula biaya
penyusutan perusahaa. Biaya penyusutan ini akan meningkatkan biaya perusahaan
dan mengurangi keuntungan perusahaan. Meningkatnya total aktiva yang dipunyai
perusahaan akan menggerakkan perusahaan pada mengambil aksi pajak yang
agresif.
Studi lain yang dilaksanakan supaya mengidentifikasi faktor-faktor yang
mendorong wajib pajak menjadi agresif berfokus pada kinerja keuangan
perusahaan. Salah satu instrument yang dipakai supaya menilai kinerja keuangan
perusahaan adalah profitabilitas. Profitabilitas suatu perusahaan mengungkapkan
keahlian untuk menciptakan keuntungan sepanjang jangka waktu tertentu.
Perusahaan yang sangat menguntungkan secara otomatis dikenakan beban pajak
yang tinggi, sehingga mereka cenderung mengadopsi tindakan pajak yang sangat
agresif dibandingkan dengan perusahaan dengan laba rendah.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berjudul “pengaruh ukuran
perusahaan dan capital intensity terhadap agresivitas pajak dengan profitabilitas
sebagai variabel moderasi (studi empiris pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2016-2020)”.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pajak
Berlandaskan Undang-Undang No.16 Tahun 2009 mengenai ketetapan
umum serta prosedur pajak menjelaskan bahwa pajak ialah iuran dari Wajib Pajak
pada negara yang dipinjamkan oleh individu ataupun lembaga yang dipaksakan oleh
Undang-Undang, dengan tiada menerima kompensasi secara langsung serta dipakai
bagi kepentingan negara sebanyak-banyaknya kesejahteraan rakyat. Menurut
Thomas Sumarsan (2017: 11) menjelaskan pengalihan sumber daya yang berasal
dari sektor swasta ke negara bukan karena pelanggaran hukum tetapi harus terjadi
atas dasar peraturan yang diadopsi sebelumnya tanpa akses langsung dan
kompensasi yang proporsional agar pemerintah dapat memenuhi kewajibannya
untuk mengatur pemerintahan.

2.2. Ukuran Perusahaan


Menurut Jogiyanto (2016:685) ukuran perusahaan dijelaskan oleh ukuran
perusahaan yang mampu ditakar melalui nilai total aset, net revenue, dan biaya
modal. Supriyono (2017: 61) juga mengatakan ukuran perusahaan merupakan
seberapa besar perusahaan sebagai pemberi manfaat ekonomi.

2.3. Capital Intensity


Didefinisikan sebagai Capital intensity atau diartikan sebagai intensitas
assets yang merupakan perbandingan yang mewakili jumlah nilai kekayaan yang
diinvestasikan dalam wujud aset tetap. Capital intensity juga termasuk salah satu
aktiva yang dipakai oleh perusahaan supaya menghasilkan keuntungan. Menurut
Fitri Pilanoria (2016: 44) menjelaskan bahwa rasio capital intensity ialah
perbandingan aktivitas permodalan yang dilaksanakan perusahaan dalam kaitannya
dengan bagaimana berinvestasi wujud aset tetap (intensitas modal) serta persediaan
(intensitas persediaan). Tingkat efisiensi perusahaan bisa ditunjukan dengan
menggunakan sumber daya supaya menghasilkan penjualan. Hampir seluurh aktiva
tetap menurun serta membutuhkan biaya untuk mengurangi pajak perusahaant.

2.4. Profitabilitas
Menurut Hery (2018: 192) menjelaskan rasio profitabilitas ialah
perbandingan yang mewakili keahlian perusahaan untuk menciptakan keuntungan
dengan menunjukan keahlian serta sumber dayanya seperti aktivitas penjualan,
pemanfaatan aset, dan pemanfaatan modal. sedangkan Kasmir (2016: 144) yang
dimaksud dengan profitabilitas ialah ukuran kesanggupan suatu perusahaan pada
menghasilkan profit. Selain itu profitabilitas juga menunjukan seberapa efisien
perusahaan beroperasi, yang menguntungkan perusahaan.

2.5. Agresivitas Pajak


Perusahaan memandang pajak selaku beban ekstra yang bisa mengecilkan
laba perusahaan. Oleh sebab tersebut, perusahaan diharapkan dapat mengambil
langkah-langkah pada mengurangi beban pajak perusahaan. Menurut Hlaing dalam
Suyanto dan Supranomo (2017:87), agresivitas pajak perusahaan adalah praktik
manipulasi basis pajak oleh suatu perusahaan, baik secara legal maupun ilegal.

2.6. Kerangka Pemikiran


III. METODOLOGI PENELITIAN
Observasi ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2019:17) mengemukakan bahwasanya metode kuantitatif bisa didefinisikan selaku
observasi berlandaskan pada ideologi positivisme, bertujuan supaya melihat populasi
atas sampel tertentu, berbagai studi data bersifat kuantitatif ataupun statistik yang
ditentukan supaya mengkaji yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Teknik pengumpulan data memakai dua cara diantaranya dengan penelitian
Pustaka yang merupakan spesialis mendapatkan informasi dan data dengan
penelitian melalui buku, hasil penelitian, makalah, tulisan, serta variasi jurnal yang
berkaitan dengan judul kajian. Kemudian penelitian melalui observasi, data pada
observasi ini ialah data sekunder. Sugiyono (2019:296) mengemukakan bahwasanya
data sekunder yaitu informasi yang diperoleh ilmuan dengan cara tiada langsung
lewat media perantara (didapat serta dicatat oleh ilmuan lain). Populasi pada
penelitian ini ialah seluruh perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima periode 2016-2020. Teknik
pengutipan sampel pada observasi ini ialah metode purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2019:133) menerangkan bahwasanya metode purposive sampling
merupakan cara pengutipan sampel dengan pertimbangan terbatas.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data yang
bersumber buku dan jurnal-jurnal yang menjadi referensi penulis yang judulnya
mirip dengan judul yang diangkat oleh peneliti. Mengumpulkan data dengan cara
mendokumentasikan keadaan yang berguna dan berkaitan dengan kasus yang diteliti.
Informasi tersebut berbentuk objek dan perwujudan dari perolehan bersih daerah,
pajak reklame, pajak hotel dan pajak restoran. Peneliti melangsungkan pengamatan
secara langsung terhadap gerakan yang terjadi di Badan Pendapatan Daerah yang
menjadi objek penelitian. Adapun kriteria pengambilan sampel sebagai berikut:
Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah


Perusahaan sektor tekstil dan garmen terdaftar di BEI 2016- 21
2020
Perusahaan sektor tekstil dan garmen baru IPO setelah (4)
periode 2016-2020
Perusahaan sektor tekstil dan garmen menggunakan mata (0)
uang asing
Perusahaan sektor tekstil dan garmen mengalami kerugian (0)
selama periode 2016-2020
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 17
Sumber data diolah oleh penulis : 2021
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel Profitabilitas, Diketahui dari 70 sampel data, nilai minimum


sebanyak 0,00053 terjadi pada PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019, sedangkan nilai
maksimum sebesar 0,52670 terjadi pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun
2017. Kemudian nilai mean sebanyak 0,1066267 dengan standar deviasi 0,10231511.
Dengan ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 memiliki
profitabilitas rata-rata 0,1066267.

Hasil Uji Kualitas Data


Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 62
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation ,03634321
Most Absolute ,106
Extreme Positive ,055
Differences
Negative -,106
Test Statistic ,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,082c
Monte Carlo Sig. ,465d
Sig. (2-tailed) 99% Lower ,452
Confidence Bound
Interval Upper ,478
Bound
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed
2000000.
Sumber : Output SPSS V.26

Bersumber pada uji normalitas yang ditunjukkan tersebut, maka residual


data diuji yang memakai uji monte carlo. Dapat dilihat pada nilai monte carlo yaitu
0,465 dan sig 0,082, menunjukan bahwasanya model regresi penelitian terdistribusi
normal.

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Output SPSS V.26

Bersumber pada uji multikolinearitas dapat lihat pada nilai VIF variabel
Ukuran Perusahaan adalah 1,030 <10 dengan tolerance 0,970 >0,1, Capital
Intensity adalah 1,032 <10 dengan tolerance 0,969 >0,1 dan Profitabilitas adalah
1,021 <10 dengan tolerance 0,979 >0. Bahwa dapat disimpulkan regresi dalam
penelitian ini bebas multikolinearitas.

Hasil Uji Hesteroskedatisitas

Sumber : Output SPSS V.26


Menurut gambar tersebut dijelaskan bahwasanya titik-titik memencar secara
random serta tiada membangun pola tertentu, dan terpencar diatas serta dibawah
angka 0 pada sumbu Y . Bermakna terjadi hesteroskedastisitas pada model regresi
ini layak digunakan pada mengkaji perngaruh variable independent (ukuran
perushaan, capital intesity, dan profitabilitas) terhadap variabel dependent
(agresivitas pajak).

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output SPSS V.26

Menurut hasil Durbin-Watson terdapat pada tabel bahwasanya hasil uji


autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,316.

Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

D < DL Keterangan
1,316 < 1,52452 Terdapat Autokorelasi

Sumber: Data Sekunder- Olahan data SPSS

Berdasarkan tabel diatas maka disimpulkan bahwasanya terdapat


autokorelasi.

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 -2,863 ,006
Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000
Perusahaan

Capital ,004 ,042 ,014 ,104 ,917


Intensity
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 -1,006 ,319

a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Sumber : Output SPSS V.26

Agresivitas Pajak= -,290+ ,019 Ukuran Perusahaan + ,004 Capital Intensity


+e

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
a
1 ,636 ,404 ,373 ,03727128 1,462
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity
b. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Sumber : Output SPSS V.26

Menurut table tersebut bisa diamati bahwasanya nilai koefisien determinasi


2
(R ) sebanyak 0,404 yang bermakna 40,4 % variable dependent agresivitas pajak (Y)
bisa dipaparkan oleh variable independent ukuran perusahaan (X1), capital intensity
(X2) dan profitabilitas (Z). Sementara sisanya 59,6 % diterangkan oleh variable lain
diluar observasi ini, misalnya variable manajemen laba, likuiditas, leverage, komite
audit dan lain lain.
Hasil Uji T
Hasil Uji T atau Parsial

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 -2,863 ,006

Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000


Perusahaan
Capital ,004 ,042 ,014 ,104 ,917
Intensity
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 -1,006 ,319

a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Hasil Uji Moderated Regresion Analysis (MRA)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,411 ,210 - ,056
1,953

Ukuran ,022 ,007 ,705 2,991 ,004


Perusahaan

Capital Intensity ,106 ,067 ,353 1,577 ,120


Profitabilitas ,498 2,440 ,595 ,204 ,839

Uk. Perushaan* -,010 ,087 -,354 -,119 ,905


Profit

Cap. Intensity* -1,062 ,581 -,349 - ,073


Profit 1,826

a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak


Sumber : Output SPSS V.26

H1 : Ukuran Perusahaan (X1) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y).


Perolehan penghitungan statistik didapatkan untuk variable ukuran perusahaan
(X1) dengan signifikan sejumlah 0,006. Dengan memakai signifikansi serta α=0,05.
Hasil uji signifikansi sejumlah 0,006 mengindikasikan bahwasanya nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut mengilustrasikan bahwasanya variable
Pengembangan ukuran perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap agresivitas
pajak (Y).

H2 : Capital Intensity (X2) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y).


Perolehan penghitungan statistik didapatkan untuk variable capital intensiy
(X2) dengan signifikansi sejumlah 0,917. Dengan memakai signifikan serta α = 0,05.
Hasil uji signifikansi sejumlah 0,000 mengindikasikan bahwasanya lebih besar dari
0,05. Perolehan tersebut mengilustrasikan bahwasanya variable capital intensiy (X2)
berpengaruh negatif pada agresivitas pajak (Y).

H4 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh ukuran perusahaan (X1) terhadap


Agresivitas Pajak (Y).
Perolehan penghitungan statistik didapatkan untuk variabel profitabilitas (Z)
memoderasi variabel ukuran perusahaan (X1) dengan signifikan sejumlah 0,905.
Dengan memakai signifikansi serta α = 0,05. Hasil uji signifikan sejumlah 0,905
menjelaskan bahwasanya jumlah tersebut lebih besar dari 0,05. Perolehan terbilang
mengilustrasikan bahwasanya variable profitabilitas (Z) memoderasi negatif
(memperlemah) hubungan antara ukuran perusahaan (X1) terhadap agresivitas pajak
(Y).

H5 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh Capital Intensity (X2) terhadap


Agresivitas Pajak (Y).
Perolehan penghitungan statistik didapatkan untuk variabel profitabilitas (Z)
memoderasi variabel Capital Intensity (X2) dengan signifikansi sejumlah 0,073.
Dengan memakai signifikan serta α = 0,05. Perolehan uji signifikansi sejumlah 0,073
mengungkapkan bahwasanya jumlah tersebut lebih besar dari 0,05. Perolehan
terbilang mengilustrasikan bahwasanya variable profitabilitas (Z) memoderasi
negatif (memperlemah) hubungan antara Capital Intensity (X2) terhadap agresivita
pajak (Y).

Hasil Uji F
Hasil Uji F atau Simultan

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression ,055 3 ,018 13,104 ,000b
Residual ,081 58 ,001
Total ,135 61
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Capital Intensity

Sumber : Output SPSS V.26

H3 : Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas berpengaruh


terhadap Agresivitas Pajak.
Perolehan penghitungan statistik diperoleh nilai F-hitung ialah sejumlah
13,104 dengan taraf signifikansi ,000. Sebab tinggat signifikansi lebih kecil dari
alpha (0,000<α=0,05) hal tersebut bermakna bahwasanya variable independent
ukuran perusahaan (X1), capital intensity (X2) serta profitabilitas (Z) secara
berdampingan berpengaruh terhadap variable agresivitas pajak (Y).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Hasil dari observasi ini berdasarkan perolehan uji dan analisis sehingga
memberikan kesimpulan antara lain:
1. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Agresivitas Pajak pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2020
2. Variabel Capital Intensity berpengaruh negatif terhadap Agresivitas Pajak pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016 – 2020
3. Variabel Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Profitabilitas secara simultan
berpengaruh positif terhadap Agresivitas Pajak pada perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016 – 2020
4. Variabel Profitabilitas memoderasi negatif (memperlemah) hubungan antara
Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak pada perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016 – 2020
5. Variabel Profitabilitas memoderasi negatif (memperlemah) hubungan antara
Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak pada perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016
– 2020

SARAN
Menurut kesimpulan yang sudah diuraikan sehingga penulis memberikan
saran seperti berikut :
1. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Untuk peneliti berikutnya yang tertarik melaksanakan penelitian dengan tema
yang sama, akan lebih baik memakai variabel independen lain. Semacam struktur
kepemilikan, corporate governance dan likuiditas.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan pemahaman untuk lebih mematuhi dan disiplin
terhadap kewajiban perpajakannya dan tidak mencari celah untuk melaksanakan
tindakan agresivitas pajak.
3. Bagi Investor
Bagi investor disarankan agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi karena
perusahaan yang agresif terhadap pajaknya mungkin juga akan agresif terhadap
pelaporan keuangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/indicator/13/1070/1/realisasi-


pendapatan-negara.html. Diakses pada 20 Oktober 2021
Daftar perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. https://lembarsaham.com/daftar-
emiten/sektor/4/18/aneka-industri/tekstil-garmen. Diakses pada 25 Oktober
2021
Hery. 2018. Analisis Laporan Keuangan : Integrated and Comprehensive Edition.
Cetakan Ketiga. PT. Gramedia : Jakarta
Hartono,Jogiyanto.2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
Kesepuluh.Yogyakarta
Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Pilanoria, Fitri. 2016. Pengaruh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Capital Intensity
dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Penghindaran pajak (studi
empiris pada perusahaan yang tercatat di indeks kompas 100 BEI tahun
2011-2014). Skripsi Universitas Padjajaran.
Sugiono 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumarsan, Thomas, 2017, Perpajakan Indonesia, Jakarta : Indek

You might also like