7775 22226 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Vol. 1 No.

2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

Artikel Penelitian

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Kolesterol pada


Mahasiswa Program Studi Kedokteran

Tri Wahyuni1*, Jihanita Diansabila2

1) Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
2) Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta

*Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT
Background: obesity implies excess fat tissue. Any increase in body mass index (BMI) is
associated with total cholesterol plasma. In Indonesia the incidence of hypercholesterolemia
by 13.4% for women and 11.4% for men. Hypercholesterolemia can be known through the
measurement of cholesterol using the reagents of the cholesterol which is taken from peripheral
blood. Hypercholesterolemia that is not controlled can cause many complications and is most
often found in atherosclerosis. Purpose: to know the relationship of BMI with cholesterol levels
in the students of Study Program of Medicine Force in 2018 Faculty of Medicine and Health
Muhammadiyah University Jakarta. Methods: uses a research design cross-sectional
descriptive-analytic. The population of this research is the students of the Study Program
Medicine of the Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta force in
2018. A sample of 68 people with sampling using total sampling technique. Analysis of test
data using a Gamma (CI=95%, α=0.05). Results: of the 68 respondents, the largest percentage
on the BMI that is normal as much as the 38.2%, obese 1 as much as 23.5% and overweight as
much as 20,6%. 54 people with cholesterol category optimal, of 13 people with the tags desired,
1 person with high cholesterol levels. Test Gamma between Body Mass Index (BMI) with levels
of cholesterol in the student Study Program Medicine obtained statistical results 0.576 (p >
0.05). Conclusion: there is no relationship between Body Mass Index (BMI) with levels of
cholesterol of the respondents on the student's Study Program of Medicine Force in 2018
Faculty of Medicine and Health Muhammadiyah University Jakarta.

Keywords: Body Mass Index, Cholesterol, Obesity.

ABSTRAK
Latar Belakang: obesitas atau kegemukan mengandung arti jaringan lemak yang berlebih.
Setiap peningkatan indeks massa tubuh (IMT) berhubungan dengan kolesterol total plasma.
Angka kejadian hiperkolesterolemia di Indonesia pada wanita sebesar 13,4% dan 11,4% pada
pria. Hiperkolesterolemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan banyak komplikasi dan
yang paling sering ditemukan adalah aterosklerosis. Tujuan: mengetahui hubungan antara
IMT dengan kadar kolesterol pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2018. Metode: menggunakan
pendekatan deskriptif-analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian
ini adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran angkatan 2018 Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sampel berjumlah 68 orang dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 48
Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

Gamma (CI=95%, α=0.05). Hasil: dari 68 responden, persentase terbesar pada IMT yaitu
normal sebanyak 38,2%, obesitas 1 sebanyak 23,5% dan overweight sebanyak 20,6%. 54 orang
dengan kategori kolesterol optimal, 13 orang dengan kategori diinginkan, 1 orang dengan kadar
kolesterol tinggi. Tes Gamma antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol pada
mahasiswa Program Studi Kedokteran diperoleh hasil statistik 0.576 (p > 0.05). Kesimpulan:
tidak terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol responden
pada mahasiswa Program Studi Kedokteran angkatan 2018 Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Kata kunci: Indeks Massa Tubuh, Kolesterol, Obesitas.

PENDAHULUAN (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010


Kegemukan atau obesitas merupakan (15,5%) (3).
jaringan lemak yang berlebih. Obesitas Penelitian MONICA I atau
paling baik didefinisikan sebagai kelebihan Multinational Monitoring of Trends
lemak, berapapun derajatnya atau berat Determinants in Cardiovascular Diseases
badan berada di atas maksimum yang menyatakan bahwa penambahan berat
memberi risiko kesehatan, disamping badan dapat diiringi dengan peningkatan
pertimbangan estetik. Penilaian batas serum kolesterol. Setiap peningkatan 1
tersebut ditentukan berdasarkan nilai kg/m2 indeks massa tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) (1). Pada berhubungan dengan kolesterol total
umumnya, orang dewasa memiliki risiko plasma 7,7 mg/dl dan penurunan HDL 0,8
lebih besar mengalami obesitas meskipun mg/dl. Angka kejadian hiperkolesterolemia
saat ini, anak dan remaja bisa terkena di Indonesia untuk pria sebesar 11,4% dan
obesitas. Tingginya prevalensi dan akibat untuk wanita sebesar 13,4% (4). Keadaan di
yang terjadi pada obesitas menjadikan mana kadar kolesterol sudah melebihi kadar
upaya kesehatan masyarakat berupa normal didalam darah disebut dengan
pencegahan dan pengobatan merupakan Hiperkolesterolemia. Disebut dengan
prioritas utama. Risiko hipertensi, Pengaturan metabolisme kolesterol secara
aterosklerosis, diabetes mellitus, jenis normal apabila keadaan jumlah kolesterol
kanker tertentu dan penyakit kandung didalam darah sesuai dan tidak melebihi
empedu hingga kematian dini meningkat jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.
pada kasus kegemukan ringan menurut Pengukuran menggunakan reagen
Laporan Surgeon General 1988 (2). kolesterol yang diambil dari darah perifer
Menurut Riset Kesehatan Kesehatan (>240 mg/dl) merupakan cara pengukuran
Dasar 2013, prevalensi obesitas pada untuk mengetahui Hiperkolesterolemia (5).
penduduk laki-laki dewasa terus meningkat
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 METODE
sebanyak 19,7 persen mengalami Penelitian ini merupakan penelitian
peningkatan dari tahun 2007 (13,9%) dan deskriptif analitik dengan rancangan cross
tahun 2010 (7,8%). Begitu pula prevalensi sectional. Penelitian dilakukan pada bulan
obesitas pada perempuan dewasa (>18 September sampai November 2018 di
tahun), pada tahun 2013 sebanyak 32,9 kampus A Fakultas Kedokteran dan
persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 49
Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Penelitian ini telah mendapatkan


Jakarta. surat persetujuan etik dari Komisi Etik
Indeks massa tubuh merupakan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
variabel independen pada penelitian ini dan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
variabel dependen adalah hasil kadar Jakarta dengan nomor 285/PE/KE/FKK/
kolesterol. Jumlah minimum sampel yang UMJ/X/2018.
dibutuhkan yaitu 59, apabila dilakukan
perhitungan menggunakan rumus slovin. HASIL
Metode non-probability sampling Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin
merupakan metode yang digunakan pada didominasi oleh perempuan sebanyak 48
penelitian ini, dengan jenis total sampling. orang, dan umur paling banyak adalah 18
Kriteria inklusi sampel yaitu usia >18 tahun. Sedangkan untuk IMT, sebagian
tahun, responden sedang berpuasa minimal besar didominasi pada kategori normal
8 jam serta kriteria eksklusi yaitu (18,5 – 22,9) yaitu sebanyak 38,2%,
olahragawan, terdapat riwayat penyakit obesitas kelas 1 (25 – 29) sebesar 23,5%
kronis. dan overweight (23 – 24,9) sebesar 20,6%.
Data penelitian ini diambil pada Pada kadar kolesterol, didominasi pada
sampel yaitu Mahasiswa Program Studi kategori optimal (<200 mg/dL) sebesar
Kedokteran angkatan 2018 Fakultas 79,4%, kategori diinginkan (200–239
Kedokteran dan Kesehatan Universitas mg/dL) sebesar 19,1% dan kategori tinggi
Muhammadiyah Jakarta dengan cara (≥240 mg/dL) sebesar 1,5%.
pemeriksaan langsung berupa data
pengukuran berat badan menggunakan alat Tabel 1. Karakteristik Responden
Jumlah Presentase
ukur timbangan analog, tinggi badan Variabel
(n) (%)
menggunakan alat ukur microtoise dengan Usia
hasil data berupa IMT. Merujuk pada 18 50 73,5
ketentuan FAO/WHO, Ambang batas IMT 19 17 25
24 1 1,5
ini ditentukan dengan kategori IMT dibagi
Jenis Kelamin
menjadi Underweight apabila IMT <18,5 Laki-Laki 20 29,4
kg/m2, Normal dengan rentang IMT 18,5– Perempuan 48 70,6
22,9 kg/m2, Overweight dengan rentang IMT
Underweight 5 7,4
23–24,9 kg/m2, Obesitas kelas 1 dengan
Normal 26 38,2
rentang IMT 25–29,9 kg/m2 dan Obesitas Overweight 14 20,6
kelas 2 apabila >30 kg/m2 (1). Obesitas 1 16 23,5
Pengumpulan kadar kolesterol yaitu Obesitas 2 7 10,3
Kadar Kolesterol
dengan pengambilan sampel darah kapiler Optimal 54 79,4
dengan menggunakan lancet dengan alat Diinginkan 13 19,1
ukur Digital GCU (Glucose, Cholesterol, Tinggi 1 1,5
and Uric Acid). Klasifikasi kolesterol
dibagi berdasarkan NCEP ATP, menjadi
kategori optimal (<200 mg/dL), kategori
diinginkan (200–239 mg/dL) dan kategori
tinggi (≥240 mg/dL). Data analisis bivariat
dilakukan dengan uji korelasi Gamma.

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 50
Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

Tabel 2. Analisis Bivariat antara Indeks Massa Responden yang diambil adalah
Tubuh dengan Kadar Kolesterol Responden mahasiswa dengan sebagian besar berumur
Kategori Kolesterol p- Nilai
IMT
Optimal Diinginkan Tinggi value Korelasi 18 tahun yang diasumsikan memiliki
Underweight 4 1 0 aktivitas fisik cukup banyak. Mulai dari
Normal 19 6 1
Overweight 13 1 0
0,576 -0,127
kegiatan organisasi hingga kegiatan unit
Obesitas 1 12 4 0
Obesitas 2 6 1 0 kegiatan mahasiswa seperti latihan rutin
Total 54 13 1
olahraga seperti basket, bola, dan
badminton satu minggu sekali. Penelitian
Berdasarkan hasil tabel 2 ditemukan
lain yang dilakukan oleh Waloya
bahwa hasil p value hubungan antara IMT
menyatakan kadar kolesterol darah sangat
responden dengan kadar kolesterol
nyata dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
responden yaitu 0,576, artinya p value > α.
Olahraga secara teratur dapat mengurangi
Sehingga tidak ada hubungan antara IMT
endapan kolesterol dalam pembuluh darah
responden berdasarkan nilai p value dengan
dan menurunkan berat badan. Olahraga
kadar kolesterol responden. Nilai korelasi
dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol
juga menunjukkan hasil yang sejalan yaitu
serta menurunkan kadar LDL kolesterol
sebesar -0,127 yang berarti korelasi negatif
dan trigliserida. Dari hasil penelitian
atau menunjukkan korelasi yang sangat
diketahui bahwa responden tidak memiliki
lemah.
kadar kolesterol yang tinggi yang
dimungkinkan dikarenakan aktivitas fisik
PEMBAHASAN
responden yang cukup banyak (8).
Hasil pada tabel 2 menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menemukan tidak
responden dengan IMT kategori obesitas,
ada hubungan antara IMT dengan kadar
tidak selalu memiliki kadar kolesterol
kolesterol responden dengan p value =
tinggi. Sebaliknya, kadar kolesterol tinggi
0,576 dan nilai korelasi sebesar -0,127 yang
justru ditemukan pada responden dengan
menunjukkan korelasi yang sangat lemah
IMT normal. Pada responden dengan IMT
atau korelasi negatif. Hal ini sejalan dengan
obesitas 2, tidak ditemukan dengan kadar
penelitian Hutami pada Mahasiswa
kolesterol tinggi. Hasil penelitian ini tidak
Fakultas Kedokteran Universitas Islam
sejalan dengan penelitian Khan dan Khaleel
Sultan Agung yang menghasilkan terdapat
yaitu pada grup obesitas dan non obesitas,
hubungan yang lemah antara IMT dengan
ditemukan bahwa grup obesitas secara
kadar kolesterol (9). Pada penelitian lain
signifikan memiliki kadar kolesterol yang
menunjukkan adanya hubungan bermakna
tinggi dibanding grup non obesitas (6).
antara IMT dengan kadar kolesterol remaja
Namun hasil penelitian ini, sejalan dengan
dengan nilai korelasi yaitu p=0,0160,
penelitian Anoop Misra dan Usha
penulis mengasumsikan bukan usia yang
Shrivastava dimana memperoleh hasil tidak
menentukan kadar kolesterol seseorang
ada hubungan antara obesitas dan
melainkan banyaknya aktivitas fisik yang
peningkatan kolesterol yang dilakukan di
dapat berpengaruh terhadap kadar
Asia Selatan (7). Peningkatan kadar
kolesterol (10).
kolesterol dapat disebabkan oleh faktor
Pola makan adalah faktor lain yang
risiko yang dialami responden, tidak selalu
dapat menyebabkan peningkatan dan
terjadi karena dipengaruhi oleh obesitas.
penurunan kadar kolesterol. Penelitian oleh
Nugraha menyatakan, tidak terdapat

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 51
Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

hubungan antara IMT dengan kadar KESIMPULAN


kolesterol yang bermakna (5). Kolesterol Tidak ada hubungan antara Indeks Massa
yang tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh Tubuh dengan kadar kolesterol yang
IMT atau obesitas, tetapi bisa dipengaruhi bermakna pada mahasiswa Program Studi
oleh faktor – faktor lain seperti merokok, Kedokteran Angkatan 2018 Fakultas
konsumsi obat-obatan, olahraga, dan Kedokteran dan Kesehatan Universitas
konsumsi makanan (5). Faktor lain tersebut Muhammadiyah Jakarta.
lah yang memberikan perbedaan hasil
pengukuran dengan penelitian ini. Kadar UCAPAN TERIMAKASIH
kolesterol total dapat meningkat Penulis mengucapkan terima kasih kepada
disebabkan konsumsi makanan yang Fakultas Kedokteran dan Kesehatan,
banyak mengandung kolesterol. Hal ini Universitas Muhammadiyah Jakarta dan
berarti kolesterol yang tinggi tidak selalu seluruh pihak yang telah membantu
dipengaruhi oleh obesitas, tetapi penelitian dan tersusunnya naskah ini.
disebabkan faktor lain seperti pola makan
(11). KONFLIK KEPENTINGAN
Faktor – faktor tersebut dapat Penulis menyatakan tidak memiliki konflik
menyebabkan terjadinya peningkatan atau kepentingan.
sebaliknya, yaitu membuat kadar kolesterol
menurun. Perilaku pencegahan harus REFERENSI
dilakukan agar tidak terjadi peningkatan 1. Nyoman ID. Penilaian Status Gizi.
kadar kolesterol. Aterosklerosis merupakan Jakarta: EGC; 2012.
salah satu penyakit yang banyak ditemukan 2. Harrison. Prinsip - Prinsip Ilmu
karena peningkatan kolesterol. Penyakit ini Penyakit Dalam Vol. 1. Jakarta:
dapat menyebabkan Penyakit Jantung EGC; 1999.
Koroner (PJK) dan risikonya akan semakin 3. Kementerian Kesehatan Republik
bertambah seiring bertambahnya usia. Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
Berdasarkan Data Riskesdas 2013, ada 2013. Badan Penelitian dan
sebanyak 2% PJK dari kelompok umur 65- Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
74 tahun. Menjaga pola hidup yang baik Kementerian Kesehatan Republik
dan benar, salah satunya dengan menjaga Indonesia; 2013.
pola makan dan melakukan olahraga serta 4. Musadalifa NR, Wicaksono S, Tien
rutin mengecek kesehatan adalah T. Hubungan Indeks Massa Tubuh
pencegahan dini yang dapat dilakukan. dengan Kadar Kolesterol Total pada
Keterbatasan penelitian ini adalah Staf dan Guru SMA Negeri 1
dikarenakan merupakan studi cross- Kendari. Medula. 2017;4(2):361–7.
sectional. Adanya faktor atau variabel lain 5. Nugraha A. Hubungan Indeks Massa
yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang Tubuh dengan Kadar Kolesterol
mempengaruhi peningkatan kadar Total pada Guru dan Karyawan
kolesterol. Variabel aktivitas fisik tidak SMA Muhammadiyah 1 dan 2
diukur secara analitik. Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi;
2014.
6. Khan MN, Khaleel M. Comparative

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 52
Vol. 1 No. 2 Tahun 2020
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF
[email protected]
e-issn: 2722 – 2942

Study of Serum Lipid Profile of


Obese and Non-Obese Students
(Male) of Aljouf University. Int J
Biomed Adv Res [Internet]. 2016
Jan 31;7(1):35. Available from:
http://ssjournals.com/index.php/ijba
r/article/view/2933
7. Misra A, Shrivastava U. Obesity and
dyslipidemia in South Asians.
Nutrients. 2013;5(7):2708–33.
8. Waloya T, Rimbawan R,
Andarwulan N. Hubungan Antara
Konsumsi Pangan dan Aktivitas
Fisik dengan Kadar Kolesterol
Darah Pria dan Wanita Dewasa di
Bogor. J Gizi dan Pangan [Internet].
2013 Nov 29;8(1):9. Available from:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgi
zipangan/article/view/7243
9. Hutami AT, Ratnawati,
Wahyuningsih H. Hubungan Antara
Indeks Massa Tubuh dengan Kadar
Kolesterol (Studi Observasional
Analitik Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung Angkatan 2015). Pros Konf
Ilm Mhs Unissula 2. 2019;11–6.
10. Yusuf RN, Ibrahim. Hubungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Kadar Kolesterol Pada Remaja. J
Kesehat Saintika Meditory.
2019;1(2):50–6.
11. Endang N, Ratu A, Dewi A. Faktor
Risiko Obesitas pada Orang Dewasa
Urban dan Rural Obesity Risk
Factors in Urban and Rural Adults. J
Kesehat Masy Nas [Internet].
2010;5(1):29–34. Available from:
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.ph
p/kesmas/article/download/159/160

Disubmit: 11/20/2020; Direview 12/10/2020; Diterima: 01/19/2021; Diterbitkan: 03/01/2021. DOI: 10.24853/mjnf.1.2.48-53 | 53

You might also like