4019-Article Text-18531-1-10-20220412

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Volume 14, Nomor 1, Mei 2022, pp 71-81 Copyright © 2017

Jurnal Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis,


Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977.
http://journal.maranatha.edu

Evaluasi Sistem Keuangan Desa dengan Technology


Acceptance Model

Rhosalina Damayanti1
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga
[email protected]

Putu Prema Sulistyaning Putri2


Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga
[email protected]

Aprina Nugrahesthy Sulistya Hapsari3


Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga
[email protected]

Abstract

The purpose of this research is to evaluate the implementation of Siskeudes in the management
of village fundsby using the Technology Acceptance Model (TAM) approach in Gedangan
Village. Data acquired by in-depth observation and interviews with village officers and
operators of Siskeudes and will be explained using a qualitative descriptive method. The result
of this research show that the use of Siskeudes as a media for managing village funds in
Gedangan Village are useful, easy to use and also shorten the time for preparing the reports.
However, the use of Siskeudes in Gedangan Village is still not optimal due to the limitation of
the human resources either in quantity or the ability to mastering technology. The benefit of
this research is to enrich the literature for further research and provide recommendations for
the government to re-formulate a strategy to improve the quality of village officers to operate
the Siskeudes. The conclusion obtained from this researh are Siskeudes facilitate (perceived
of ease of use) and useful (perceived of usefulness) in managing village funds. It is also able
to help the government in turning a crisis of public trust into an opportunity for more
accountable and transparance in managing bugdet.

Keywords: Village Funds, Perceived of Ease of Use, and Perceived of Usefulness

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Siskeudes dalam pengelolaan dana
desa dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) yang dilakukan di Desa
Gedangan Tuntang. Pemerolehan data dalam penelitian ini dengan melakukan observasi dan
wawancara mendalam kepada narasumber, yaitu perangkat desa dan operator Siskeudes. Hasil
dari penelitian ini akan dipaparkan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil
71
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Siskeudes sebagai media pengelolaan dana desa
di Desa Gedangan bermanfaat dan mudah digunakan oleh perangkat desa dalam pengelolaan
informasi keuangan serta mempersingkat waktu proses penyusunan laporan dan pelaporan
pertanggung jawaban. Namun demikian, penggunaan Siskeudes di Desa Gedangan masih
belum optimal dikarenakan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara
jumlah maupun kemampuan penguasaan teknologi. Manfaat penelitian ini adalah untuk
memperkaya literatur untuk penelitian selanjutnya serta memberikan rekomendasi bagi
pemerintah untuk kembali menyusun strategi peningkatan kualitas perangkat desa sebagai
pihak yang bertanggung jawab langsung dalam pengoperasian Siskeudes. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini adalah pemanfaatan Siskeudes mempermudah (perceived of ease of
use) dan bermanfaat (perceived of usefulness) dalam pengelolaan dana desa. Pemanfaatan
Siskeudes juga mampu membantu pemerintah dalam mengubah krisis kepercayaan
masyarakat menjadi peluang untuk semakin akuntabel dan transparan dalam pengelolaan
anggaran.

Kata Kunci: Dana Desa, Siskeudes, Teknologi, Perceived of Ease of Use, dan Perceived of
Usefulness

Pendahuluan memperketat pengawasan demi terwujudnya


akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
Fenomena pandemi Covid-19 selama ini Desa sebagai unit satuan kerja pemerintah
sangat berdampak pada perekonomian yang terkecil, sekaligus sebagai salah satu
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tonggak percepatan pembangunan nasional
penurunan angka pertumbuhan ekonomi perlu mewujudkan akuntabilitas dalam
domestik Indonesia menjadi minus 5,32 pengelolaan keuangannya. Hal tersebut
persen pada kuartal II 2020, yang sekaligus didasarkan pada Undang-Undang Nomor 6
menjadi pertumbuhan ekonomi terburuk Tahun 2014 tentang Desa yang memberikan
sejak beberapa tahun terakhir (Yuniar 2021). kesempatan kepada Pemerintah Desa untuk
Madrim (2020) menyampaikan apabila mengelola dan mengurus keuangannya
kinerja perekonomian secara nasional tidak secara mandiri. Salah satu sarana
dikelola dengan baik, besar kemungkinan pengelolaan keuangan desa secara mandiri
kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap sebagai upaya mewujudkan akuntabilitasnya
pemerintah akan turun. Salah satu langkah adalah melalui pemanfaatan sistem berbasis
awal dalam mengembalikan kepercayaan aplikasi yang membantu Pemerintah Desa
publik terhadap pemerintah adalah melalui untuk pengelolaan dana desa yang
pengelolaan dan realisasi anggaran yang transparan dan akuntabel, yang kemudian
dilaksanakan dengan baik, dalam arti sesuai dikenal sebagai aplikasi Sistem Keuangan
dengan kebijakan dan tujuan yang telah Desa (Siskeudes). Kelebihan pemanfaatan
ditentukan sebelumnya, meskipun fakta sistem informasi akuntansi melalui
menunjukkan sebaliknya, seperti Siskeudes yang disampaikan oleh Abdullah
meningkatnya kasus kecurangan. Dilansir dan Samad (2019) bahwa Siskeudes sesuai
dari cnnindonesia.com (2021), sejak Maret dengan peraturan, mempermudah
2020, banyak kasus korupsi yang mulai pengelolaan keuangan desa, dilengkapi
terungkap ke publik, salah satunya adalah dengan sistem pengendalian internal, serta
kasus korupsi bantuan sosial untuk pandemi didukung dengan petunjuk pelaksanaan
Covid-19 yang dilakukan oleh Menteri implementasi dan manual aplikasi.
Sosial Juliari Batubara. Fakta ini seharusnya Meskipun pemanfaatan aplikasi Siskeudes
cukup mendorong pemerintah untuk diharapkan dapat membantu pengelolaan
72
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

keuangan desa, faktor kualitas Sumber Daya dalam pemanfaatan Siskeudes bagi
Manusia (SDM) dari aparat desa juga akan Pemerintah Desa. Sejalan dengan hal
mempengaruhi proses pengoperasian tersebut, penelitian ini juga memberikan
Siskeudes. Nafi’ah (2013) menyatakan kebaruan terkait penggunaan variabel
bahwa implementasi Siskeudes di kebermanfaatan (perceived usefulness) dan
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur kemudahan (perceived ease of use)
terkendala oleh permasalahan SDM. Hal ini Siskeudes yang dideskripsikan secara
dikarenakan faktor usia, pendidikan, serta kualitatif dalam membantu kinerja
kesulitan aparat desa dalam memahami dan pemerintah Desa Gedangan dalam
beradaptasi dengan sistem tersebut. pengelolaan dana desa. Penelitian ini
Sementara itu Riani et al. (2019) diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
menyatakan bahwa implementasi aplikasi Pemerintah Desa Gedangan untuk
Siskeudes pada Desa Karya Bhakti di mengevaluasi implementasi Siskeudes
Kabupaten Kutai Timur juga memberikan dalam rangka perwujudan akuntabilitas
hasil yang senada, bahwa aparat desa merasa pengelolaan keuangan desa. Penelitian ini
aplikasi Siskeudes kurang memberikan diharapkan juga bermanfaat bagi pemerintah
manfaat bagi pengelolaan keuangan di Desa pusat sebagai sarana untuk mengevaluasi
Karya Bhakti, karena selain terkendala dari kebermanfaatan dan kemudahan
sisi SDM, sarana dan prasarana yang pemanfaatan Siskeudes untuk mewujudkan
dimiliki juga kurang mendukung pengelolaan keuangan desa yang lebih
penggunaan aplikasi Siskeudes. Julianto dan akuntabel, sekaligus sebagai sarana
Dewi (2019) menyatakan bahwa dengan pengawasan dari pemerintah pusat ke desa.
keberadaan Siskeudes, pengelolaan Penelitian ini akan memberikan manfaat
keuangan desa di Kabupaten Buleleng dapat bagi akademisi untuk meningkatkan
dikatakan menjadi lebih akuntabel dan pengetahuan terkait implementasi Siskeudes
transparan, serta mempermudah proses dalam pengelolaan dana desa serta
pencairan dana karena pelaporan yang memperkaya literatur untuk penelitian
dilakukan menjadi tepat waktu. Berdasarkan selanjutnya.
latar belakang di atas, Siskeudes semestinya
dapat menjadi sarana perwujudan
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, Kerangka Teoritis dan Hipotesis
selain juga dapat berfungsi sebagai bentuk
pengawasan dari pemerintah. Oleh sebab itu Tinjauan Pustaka
di dalam implementasinya perlu terus
dievaluasi agar tujuan dari Siskeudes ini Technology Acceptance Model (TAM)
dapat tercapai. Hal tersebut menjadi dasar Menurut Li (2010), penggunaan teknologi
dari penelitian ini, yaitu bermaksud untuk informasi mampu mengurangi kerugian
mendeskripsikan fungsi dari Siskeudes yang organisasi yang memanfaatkan sistem
dilihat melalui pendekatan Technology informasi. Salah satu teori yang
Acceptance Model (TAM). Penelitian ini dikembangkan untuk terkait pemanfaatan
dilaksanakan di Desa Gedangan, Jawa teknologi dan sistem informasi adalah
Tengah, sebagai salah satu penerima dana Technology Acceptance Models (TAM).
desa dari pemerintah yang cenderung Davis et al. (1989) mendefinisikan
meningkat setiap tahunnya. Pemerintah Technology Acceptance Models (TAM)
Desa Gedangan sudah secara aktif sebagai salah satu model adaptasi untuk
memanfaatkan Siskeudes sejak 2017 hingga mengukur tingkat penerimaan pengguna atas
saat ini. Berdasarkan latar belakang ini, teknologi. TAM juga menjelaskan
dipandang perlu dilaksanakan penelitian keterkaitan antara pemanfaatan teknologi
untuk mendeskripsikan kebermanfaatan oleh individu dipengaruhi tingkat behavioral

73
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

intention individu itu sendiri. Model ini masalah kesenjangan antar desa. Keuangan
menggambarkan penerimaan teknologi desa didefinisikan sebagai seluruh hak dan
informasi yang menitikberatkan pada faktor kewajiban Desa yang mampu dinilai dengan
kebermanfaatan (perceived usefulness) dan uang dan segala sesuatu berupa uang serta
kemudahan (perceived ease of use), yang barang yang memiliki hubungan dengan
akan menentukan sikap dan kecenderungan pelaksanaan hak dan kewajiban desa
perilaku pengguna terhadap penggunaan (Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
teknologi. 2018). Menurut Meutia dan Liliana (2017),
dana desa harus dikelola secara bijaksana
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban secara akuntabel dan
transparan. Tahap perencanaan dana desa
Gambar 1 dilakukan untuk merumuskan program yang
Technology Acceptance Models (TAM) akan dilaksanakan berdasarkan rencana
Sumber: Davis et al. (1989) kepala desa di dalam forum musrenbangdes
(Hulu et al., 2018). Triani dan Handayani
Perceived usefulness merujuk pada tingkat (2018) mengungkapkan bahwa proses
harapan pengguna bahwa teknologi sistem pelaksanaan dana desa pada umumnya
informasi mampu meningkatkan kinerjanya, digunakan untuk pelaksanaan pembangunan
sementara perceived ease of use berarti dan pemberdayaan masyarakat desa
bahwa penggunaan sistem dan teknologi setempat. Penatausahaan dilakukan sebagai
yang ada mampu dimanfaatkan dengan bagian dari pengelolaan dan pencatatan oleh
mudah, tanpa perlu banyak usaha yang bendahara desa atas pelaksanaan keuangan
dilakukan (Davis 2011). Karakteristik dan desa (Aditya & Hapsari 2020). Pelaporan
kualitas sistem informasi mempengaruhi dan pertanggungjawaban adalah kegiatan
tingkat perceived usefulness karena sistem untuk menyampaikan hasil pelaksanaan
akan berjalan secara efektif dan mendukung dana desa dalam kurun waktu tertentu
pelaksanaan pekerjaannya (Saeed & tertentu sebagai bentuk pelaksanaan
Abdinnour-Helm 2008). Pengendalian di pertanggungjawaban atas tugas dan
sekitar sistem dan penyesuaian diri wewenang yang diberikan (Fauzanto 2020).
pengguna terhadap sistem informasi yang
ada akan mempengaruhi tingkat perceived Sistem Informasi dan Sistem Keuangan
ease of use (Venkatesh 2000). Penelitian ini Desa (Siskeudes)
menggunakan teori TAM untuk Romney dan Steinbart (2018)
pengembangan penelitian karena TAM dapat mendefinisikan sistem informasi sebagai
diterapkan di hampir seluruh model sistem kombinasi dari komponen baik people,
yang ada di dalam organisasi (Chuttur 2009). hardware, software, jaringan komunikasi,
dan sumber daya lainnya untuk membantu
Pengelolaan Keuangan Desa penyampaian informasi yang terintegrasi
Menurut Peraturan Pemerintah Republik dalam sebuah organisasi. Sistem Keuangan
Indonesia Nomor 8 Tahun 2016, Dana desa Desa (Siskeudes) dirancang dan
adalah dana yang berasal dari Anggaran dikembangkan oleh BPKP sebagai salah satu
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bentuk komitmen dan pengawasan dari
yang diberikan melalui Anggaran BPKP dalam pengelolaan keuangan desa.
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dilansir dari Badan Pengawasan Keuangan
Kabupaten/Kota sebagai sarana untuk dan Pembangunan (2019), aplikasi ini
meningkatkan pelayanan publik di desa, dikembangkan menggunakan database
memberantas kemiskinan, dan mengatasi Microsoft Access dan telah dilaksanakan

74
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

sejak tahun 2015, bersamaan dengan Tahapan Penelitian


pengalokasian dana desa. Siskeudes Setelah melakukan wawancara dan
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan pendokumentasiannya terkait pemanfaatan
peraturan desa yang berkaitan dengan Siskeudes dalam lingkungan Pemerintah
pembuatan dan pelaporan keuangan desa Desa Gedangan dan dilakukan pengolahan
yang lebih tepat waktu dan akurat, sehingga data melalui reduksi data, triangulasi
prosedur pencairan dana dari pemerintah sumber, penyajian data, dan penarikan
dapat lebih tepat waktu. Hal ini sejalan kesimpulan. Triangulasi dilakukan dengan
dengan pernyataan Gulledge (2006) bahwa cara melakukan konfirmasi kepada beberapa
penerapan perangkat lunak akan narasumber dengan pertanyaan yang sama
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan menelusur dokumen yang relevan
organisasi sektor publik. Bawono et al. dengan pertanyaan tersebut. Hal tersebut
(2020) juga menyatakan bahwa aplikasi dilakukan sebagai bagian dari pengujian
Siskeudes dapat meningkatkan akuntabilitas keabsahan data. Reduksi data dilakukan
keuangan desa karena pencatatan dan dengan mensortir data yang telah terkumpul
pelaporan di Siskeudes terkendali dan tidak dalam tahap wawancara dengan beberapa
dapat diubah. narasumber. Data disortir untuk memperoleh
informasi terkait kebermanfaatan dan
kemudahan pemanfaatan Siskeudes dalam
Metode Penelitian pengelolaan dana desa di Desa Gedangan.
Setelah data direduksi, kemudian dilakukan
Jenis Penelitian dan Teknik triangulasi sumber dengan membandingkan
Pengumpulan Data hasil wawancara yang diperoleh dari
Penelitian ini merupakan jenis penelitian beberapa narasumber untuk memastikan
deskriptif kualitatif yang dilakukan di Desa keabsahan data. Tahap berikutnya
Gedangan, Jawa Tengah untuk mendapatkan merupakan penyajian data yang dilakukan
gambaran mengenai perceived usefulness dengan menyajikan hasil yang diperoleh dari
dan perceived ease of use Sistem Keuangan tahap reduksi data untuk kemudian
Desa (Siskeudes). Data yang digunakan dilakukan analisis terhadap hasil yang
dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh. Tahap terakhir adalah penarikan
diperoleh melalui wawancara mendalam kesimpulan bahwa pengelolaan dana desa
kepada Sekretaris Desa Gedangan dan Kaur menggunakan Siskeudes di Desa Gedangan
Keuangan selaku Administrator Siskeudes telah memenuhi prinsip perceived usefulness
di Desa Gedangan. Kegiatan wawancara dan perceived ease of use. Kesimpulan yang
dilakukan semi terstruktur dan hasil diambil juga akan dijadikan sebagai salah
wawancara didokumentasikan satu bentuk evaluasi kepada pemerintah
menggunakan foto, catatan hasil wawancara, untuk meningkatkan pemanfaatan Siskeudes
dan rekaman suara. Selain itu penelitian ini dalam pengelolaan dana desa.
juga merekam dan mendokumentasikan
bukti-bukti yang terkait dengan
implementasi Siskeudes, seperti input atas Hasil Penelitian dan Pembahasan
transaksi keuangan di Siskeudes,
pemrosesannya, sampai dengan output yang Gambaran Umum Objek
dihasilkan oleh Siskeudes berupa Laporan Desa Gedangan merupakan desa yang
Realisasi Anggaran. Selain itu dokumen terletak di bagian barat Kota Salatiga
yang juga menjadi salah satu acuan di dalam tepatnya di Kecamatan Tuntang, Kabupaten
pengambilan data adalah buku panduan Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan tata
penggunaan Siskeudes. organisasi Desa Gedangan, kaur keuangan
sekaligus berperan menjadi bendahara desa
dan membantu sekretaris desa dalam
75
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

mengelola pendapatan, pengelolaan, Kepala Desa, dan Sekretaris Desa. Pengguna


administrasi, dan pelaporan keuangan desa. utama dari aplikasi Siskeudes di Desa
Desa Gedangan memiliki visi yang Gedangan adalah kaur keuangan selaku
bersumber dari harapan Bapak Daroji selaku administrator Siskeudes. Pengelolaan dana
Kepala Desa Gedangan, yaitu dalam desa di Desa Gedangan dengan
kebersamaan membangun masyarakat Desa menggunakan Siskeudes dimulai dari tahap
Gedangan seutuhnya. Visi ini dilandasi oleh perencanaan, kemudian dilanjutkan dengan
dua hal, yaitu bahwa Desa Gedangan penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
memiliki sumber daya yang cukup dan serta pelaporan dan pertanggungjawaban.
memadai, serta memiliki potensi desa yang Penggunaan Siskeudes diawali dengan
sangat berharga. Seakan mendukung pengisian Data Umum Desa seperti tahun
harapan kepala desa Gedangan, pemerintah pencatatan, nama pengurus desa seperti
pusat melalui dana desa ikut serta membantu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala
dalam mewujudkan cita-cita mulia ini. Desa Urusan Keuangan Desa, serta Nomor Pokok
Gedangan menerima dana desa sejak tahun Wajib Pajak (NPWP) Desa. Tahapan
2015 dengan kecenderungan meningkat perencanaan dilanjutkan dengan melakukan
setiap tahunnya ditunjukkan oleh Gambar 2. input Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) serta Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Tahapan
ini wajib untuk dilakukan karena apabila
tidak dilaksanakan, maka aparat desa tidak
akan dapat membuat kegiatan beserta
dengan Rancangan Anggaran Belanja
(RAB) Kegiatan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan selaku kaur keuangan sekaligus
operator Sikeudes Desa Gedangan yang
Gambar 2 menyatakan bahwa:
Penerimaan Dana Desa Gedangan “Semua tahap dari perencanaan sampai
Sumber : Kementerian Desa, PDT, dan pelaporan dilakukan dengan Siskeudes.
Transmigrasi (2020) Pada awalnya kita harus menginput
RPJMDes dulu, baru kemudian menginput
Pemanfaatan Siskeudes atas Pengelolaan RKPDes karena kalau tidak diinput kita
Dana Desa di Desa Gedangan tidak bisa membuat kegiatan dan RAB
Pemanfaatan Siskeudes di Desa Gedangan kegiatan.”
dilatarbelakangi oleh adanya Peraturan Tahap berikutnya adalah
Bupati yang mengharuskan penyamaan melakukan input terkait Anggaran
format laporan keuangan setiap desa. Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Peraturan ini ditetapkan akibat proses APBDes yang terdapat dalam Siskeudes
pelaporan yang telah dilaksanakan secara terdiri dari APBDes usulan maupun
manual ternyata rentan mengakibatkan APBDes yang telah disetujui oleh Badan
kesalahan dan memerlukan waktu yang Permusyawaratan Desa (BPD). Setelah
cukup lama. Menyadari akan pentingnya selesai untuk melakukan proses input data
kecermatan dalam pengelolaan dana desa, yang diperlukan, data atau laporan terkait
Desa Gedangan menggunakan aplikasi akan disetujui oleh Pemerintah Kabupaten.
Siskeudes untuk membantu proses Setelah memperoleh persetujuan, Siskeudes
pengelolaan dana desa sejak tahun 2017. akan dikunci untuk menyimpan input data
Terdapat empat pihak yang memiliki akses yang telah dilakukan untuk kemudian
langsung terhadap Siskeudes di Desa dilanjutkan ke tahap penatausahaan dan
Gedangan, yaitu Administrator Siskeudes, pelaporan. Semua tahapan harus

76
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

diselesaikan satu per satu untuk dapat “Iya difasilitasi, mbak. Kami rutin diikutkan
melanjutkan ke tahap berikutnya. pelatihan Siskeudes tingkat Kabupaten,
biasanya diutus pak Kades. Dari pelatihan
Kemudahan Pemanfaatan Siskeudes ini jadi makin ngerti (memahami) cara pakai
di Desa Gedangan (Perceived Ease of Use) Siskeudes, aplikasinya kan juga terus
Sesuai dengan teori Davis et al. (1989), diperbaharui jadi ya memang harus terus
perceived ease of use merujuk kepada dilatih.”
penerimaan penggunaan teknologi diukur Dari sisi tampilan yang diberikan,
dari seberapa besar usaha yang dikeluarkan narasumber menyatakan bahwa tampilan
untuk penggunaannya. Berdasarkan hasil Siskeudes relatif sederhana sehingga mudah
wawancara dengan pengguna aplikasi dipahami oleh penggunanya, namun masih
Siskeudes di Desa Gedangan, penelitian ini terdapat beberapa kekurangan dalam
menemukan bahwa aplikasi Siskeudes relatif penggunaannya. Aplikasi Siskeudes sering
mudah digunakan dalam pengelolaan dana mengalami gangguan dan error sehingga
desa di Desa Gedangan. Kepala Urusan proses input data tidak bisa dilakukan secara
Keuangan Desa Gedangan menyatakan real time yang mengakibatkan proses input
bahwa Siskeudes dapat digunakan kapanpun data ke dalam Siskeudes di Desa Gedangan
dan dimanapun sesuai keinginan dan dilakukan setiap seminggu sekali. Hal ini
kebutuhan dengan mudah. Apabila ditemui sesuai dengan pernyataan Bapak Winarno
kesulitan, pengguna akan melihat dari buku selaku kaur keuangan sekaligus operator
panduan yang diterbitkan oleh BPKP untuk Sikeudes Desa Gedangan yang menyatakan
menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini sesuai bahwa:
dengan pernyataan Bapak Winarno selaku “Sebenarnya aplikasinya sendiri gak begitu
kaur keuangan sekaligus operator Sikeudes (tidak terlalu) rumit, tetapi sering sekali
Desa Gedangan yang menyatakan bahwa: mengalami gangguan, jadi kami tidak bisa
“Kalau mau dikerjakan di rumah bisa, jadi input setiap hari, mbak. Proses input kita
fleksibel. Kita hanya perlu membawa laptop lakukan seminggu sekali karena kan susah
dan login dari rumah, jadi kalau sewaktu- mau input kalau aplikasinya masih
waktu diperlukan secara mendadak, bisa gangguan, semoga kedepan aplikasi ini bisa
dikerjakan dari mana saja. Buku panduan langsung terintegrasi dengan aplikasi
juga ada dari BPKP mbak, jadi kalau pelaporan yang ada di Kemendagri dan
bingung bisa lihat disana.” Kemendes.”
Dalam kaitannya dengan
penguasaan penggunaan Siskeudes, Kepala Kebermanfaatan Pemanfaatan Siskeudes
Urusan Keuangan Desa Gedangan di Desa Gedangan (Perceived Usefulness)
menyatakan bahwa relatif mudah untuk Sesuai dengan teori Davis et al. (1989),
memahami dan menguasai aplikasi perceived usefulness atau kebermanfaatan
Siskeudes. Selain dengan buku panduan merujuk kepada penerimaan penggunaan
yang diberikan oleh BPKP, pelatihan rutin teknologi diukur dari manfaat yang
juga selalu diadakan terkait aplikasi diberikan kepada penggunanya.
Siskeudes. Pelatihan ini diberikan oleh Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pemerintah Pusat di masing-masing pengguna aplikasi Siskeudes di Desa
Kabupaten dengan tujuan untuk melatih dan Gedangan, penelitian ini menemukan bahwa
mempertahankan kemampuan aparat desa Siskeudes bermanfaat dalam pengelolaan
dalam menggunakan Siskeudes. Hal ini dana desa di Desa Gedangan. Melalui
sesuai dengan pernyataan Bapak Winarno Siskeudes, pengelolaan dana desa di Desa
selaku kaur keuangan sekaligus operator Gedangan menjadi lebih mudah. Sebelum
Sikeudes Desa Gedangan yang menyatakan menggunakan Siskeudes, aparat desa harus
bahwa: melakukan input manual ke dalam laporan

77
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

keuangan satu per satu. Kuitansi atau dikatakan bahwa melalui Siskeudes, proses
transaksi yang telah ter-input ke Siskeudes akuntabilitas dan transparansi menjadi lebih
juga dapat dilihat langsung, sehingga tidak meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
memerlukan penomoran secara manual Bapak Winarno selaku kaur keuangan
karena akan terisi secara otomatis. Selain itu, sekaligus operator Sikeudes Desa Gedangan
proses input data secara manual yang menyatakan bahwa:
mengharuskan aparat untuk melakukan “Betul mbak, Siskeudes ini bisa membantu
penyesuaian dengan Peraturan Menteri proses transparansi dan pelaporan
Dalam Negeri (permendagri) jika keuangan desa. Output dari aplikasi ini
mengalami perubahan. Setelah nanti bisa langsung dikirim di omspan yang
menggunakan Siskeudes, proses input data bisa diakses semua orang, jadi siapa saja
kini menjadi lebih cepat karena dapat termasuk masyarakat desa bisa tau tentang
mencetak beberapa laporan sekaligus dan pengelolaan dana desa di Desa Gedangan
langsung menyesuaikan dengan ini bagaimana.”
permendagri yang berlaku. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bapak Winarno selaku Pembahasan
kaur keuangan sekaligus operator Sikeudes Tahapan pengelolaan keuangan desa di Desa
Desa Gedangan yang menyatakan bahwa: Gedangan sepenuhnya telah terakomodir
“Ya, dari manfaatnya ya memang melalui aplikasi Siskeudes. Merujuk dari
bermanfaat, mbak, karena pengelolaan teori TAM, maka aplikasi Siskeudes yang
dana desa jadi lebih mudah dan cepat diimplementasikan dalam pengelolaan
karena sekali input data bisa mencetak keuangan di Desa Gedangan mudah
beberapa laporan. Laporannya juga sudah digunakan serta memiliki manfaat bagi para
disesuaikan dengan permendagrinya. Kalau penggunanya, salah satunya mampu
dulu harus input satu-satu dan nyesuaiin mempersingkat periode waktu pelaporan dan
sendiri, jadi pembuatan laporannya lebih pertanggungjawaban realisasi anggaran dana
lama.” desa. Meski demikian di dalam
Penggunaan aplikasi siskeudes implementasinya masih terdapat beberapa
dalam pengelolaan dana desa di Desa kendala, yang dilihat dari sisi sistem
Gedangan juga membuat proses pelaporan informasinya dan juga penggunanya.
menjadi lebih tertata dan rapi seperti yang Aplikasi Siskeudes yang selama ini
disampaikan oleh Bapak Winarno selaku digunakan belum terintegrasi secara
kaur keuangan sekaligus operator Sikeudes maksimal, baik dengan Pemerintah
Desa Gedangan yang menyatakan bahwa: Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi.
“Semua laporannya jadi rapi dan tertata, Hal ini terjadi akibat penggunaan aplikasi
mbak, jadi lebih enak untuk melihat dan Siskeudes pada Desa Gedangan belum
mengerjakannya terutama nanti waktu terlaksana secara real time. Sampai dengan
membuat SPJ jadi lebih tertata.” saat ini, seluruh transaksi di Desa Gedangan
Selain mempersingkat waktu dicatat secara manual terlebih dahulu setiap
pembuatan laporan, ouput yang dihasilkan harinya dan kemudian akan dilakukan proses
Siskeudes juga membantu meningkatkan input setiap satu minggu sekali yang
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan diakibatkan karena aplikasi Siskeudes ini
keuangan desa di Desa Gedangan. Melalui sering mengalami gangguan. Sementara itu
Siskeudes, laporan yang dihasilkan langsung dari sisi sumber daya manusia, administrator
ter-input ke dalam aplikasi Online Siskeudes Desa Gedangan hanya dilakukan
Monitoring Sistem Perbendaharaan dan oleh satu orang, yaitu Kaur Keuangan karena
Anggaran Negara (OMSPAN) yang dapat keterbatasan SDM yang memiliki
diakses dan dilihat oleh siapa saja, termasuk kemampuan dalam pengoperasian sistem
masyarakat Desa Gedangan. Sehingga dapat informasi berbasis teknologi. Hasil tersebut

78
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

mendukung dari penelitian sebelumnya yang dan hanya dilihat dari satu objek saja,
dilakukan oleh Nafi’ah (2013) yang sehingga tidak dapat menggambarkan hasil
menyatakan bahwa implementasi Siskeudes yang komprehensif. Selain itu dari hasil
terkendala oleh usia, pendidikan, serta wawancara yang dilakukan diperoleh fakta
kemampuan aparat desa dalam memahami bahwa tidak semua perangkat desa
dan beradaptasi dengan sistem tersebut. Di memahami penggunaan siskeudes dalam
lain sisi, aplikasi Siskeudes dapat menjadi pengelolaan dana desa, sehingga
salah satu strategi anti fraud dalam menyebabkan wawancara hanya dapat
pengelolaan dana desa. Melalui aplikasi dilakukan terhadap kaur keuangan selaku
Siskeudes, pemerintah Desa Gedangan harus operator Siskeudes dan sekretaris desa.
memenuhi kewajibannya untuk memberikan Pandemi yang terjadi juga menjadi
laporan kepada Pemerintah setiap keterbatasan dalam pengumpulan informasi.
minggunya. Perhitungan transaksi yang akan Bagi penelitian selanjutnya
di input ke dalam siskeudes juga sudah diharapkan dapat mengembangkan
dilakukan secara otomatis. Hal ini penelitian dengan melakukan survei untuk
mengurangi potensi terjadinya fraud seperti mengevaluasi kemudahan serta
markup harga melalui perubahan transaksi kebermanfaatan aplikasi Siskeudes dari
atau dokumen tertentu. Pemanfaatan beberapa desa dalam satu kabupaten, untuk
Siskeudes sendiri seharusnya mampu mendapatkan gambaran hasil yang lebih
memenuhi harapan pemerintah bahwa komprehensif. Saran bagi pemerintah Desa
Siskeudes sebagai salah satu sarana Gedangan untuk dapat menambah SDM
pengawasan untuk mencegah dan yang memiliki pemahaman dan kompetensi
meminimalisir terjadinya fraud dalam tentang pengelolaan dana desa
pengelolaan dana desa. Fraud yang mampu menggunakan aplikasi Siskeudes sehingga
diminimalisir dengan baik akan membantu pengelolaan dana desa menjadi lebih cepat,
pemerintah mempertahankan akuntabilitas lebih mudah, meningkatkan akuntabilitas
publik. serta transparansi pemerintah.

Simpulan dan Saran Daftar Pustaka


Simpulan
Kesimpulan dalam penelitian menunjukkan Abdullah, Muksin Hi., and Abjan Samad.
bahwa aplikasi Siskeudes yang 2019. “Pengaruh Sistem Informasi
diimplementasikan di Desa Gedangan, Keuangan Desa (Siskeudes)
Kabupaten Semarang mudah dan bermanfaat Terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi
bagi penggunanya. Meskipun demikian, Kasus Desa Tokaka, Kecamatan
masih terdapat beberapa kendala dalam Gane Barat Utara, Kabupaten
implementasinya yang dapat dilihat dari Halmahera Selatan ).” IJIS -
sudut pandang sistem informasinya dan dari Indonesian Journal On Information
sisi penggunanya. Siskeudes dapat dipakai System 4(1). doi:
sebagai sarana pengawasan bagi para 10.31219/osf.io/8pgae.
pengambil kebijakan untuk dapat Aditya, Yosua Febrian Putra, and Aprina
memitigasi adanya risiko kecurangan Nugrahesthy Sulistya Hapsari. 2020.
sekaligus untuk dapat mewujudkan “Local Wisdom: Can It Mitigate the
Risk of Fraud?” ACCRUALS
akuntabilitas publik
(Accounting Research Journal of
Saran Sutaatmadja) 4(01):18–34. doi:
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah 10.35310/accruals.v4i01.382.
bahwa penelitian ini bersifat persepsional Anon. 2021. “Korupsi Tak Berhenti Di Masa

79
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

Pandemi.” Cnnindonesia.Com. Berdasarkan Prinsip Transparansi,


Retrieved Akuntabilitas, Dan Partisipatif.”
(https://www.cnnindonesia.com/nasi Widya Yuridika: Jurnal Hukum
onal/20210302092301-20- 3(1):43–52.
612489/korupsi-tak-berhenti-di- Gulledge, Thomas. 2006. “What Is
masa-pandemi). Integration?” Industrial Management
Bawono, Icuk Rangga, Anasti Dwi & Data Systems 106(1).
Martantya Kinasih, and Apriani Hulu, Yamulia, R. Hamdani Harahap, and
Kartika Rahayu. 2020. “Factors Muhammad Arif Nasutian. 2018.
Affecting Accountability of Village “Pengelolaan Dana Desa Dalam
Fund Management through Pemberdayaan Masyarakat Desa.”
Implementation of the Village Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
Financial System (Siskeudes).” Sosial 10(1):146. doi:
Journal of Accounting and 10.24114/jupiis.v10i1.9974.
Investment 21(3). doi: Indonesia, Pemerintah Republik. 2014.
10.18196/jai.2103160. Undang-Undang No 6 Tahun 2014
BPKP. 2019. “APLIKASI SISTEM Tentang Desa. Indonesia.
KEUANGAN DESA (SISKEUDES) Julianto, I. Putu, and Gusti Ayu Ketut
DALAM RANGKA MENGAWAL Rencana Sari Dewi. 2019. “Pengaruh
PROGRAM PRIORITAS Partisipasi Masyarakat, Penggunaan
PEMERINTAH (NAWA CITA) : Sistem Keuangan Desa, Kompetensi
‘Membangun Indonesia Dari Pendamping Desa Serta Komitmen
Pinggiran Dengan Memperkuat Pemerintah Daerah Terhadap
Daerah-Daerah Dan Desa Dalam Keberhasilan Pengelolaan Dana
Kerangka Negara Kesatuan.’” Desa.” Jurnal Ilmiah Akuntansi
Bpkp.Go.Id. 4(1):24–42. doi:
Chuttur, Mohammad. 2009. “Overview of 10.23887/jia.v4i1.17242.
the Technology Acceptance Model: Kemendesa.go.id. 2020. “Pagu Dana Desa.”
Origins , Developments and Future Kemendesa.Go.Id. Retrieved
Directions.” Sprouts: Working (kemendesa.go.id).
Papers on Information Systems Li, Long. 2010. “A Critical Review of
9(37):1–23. doi: 10.1021/jf001443p. Technology Acceptance Literature.”
Davis, Fred D. 2011. “Perceived Usefulness, Southwest Decisino Sciences Institute
Perceived Ease of Use, and User 22.
Acceptance of Information Madrim, Sasmito. 2020. “Pandemi Covid-19
Technology.” Delle Vicende Membuat Kepercayaan Publik Pada
Dell’agricoltura in Italia; Studio e Demokrasi Menurun.”
Note Di C. Bertagnolli. 13(3):319– Voaindonesia.Com. Retrieved
40. doi: 10.5962/bhl.title.33621. (https://www.voaindonesia.com/a/co
Davis, Fred D., Richard P. Bagozzi, and Paul rona-membuat-kepercayaan-publik-
R. Warshaw. 1989. “User pada-demokrasi-
Acceptance of Computer menurun/5555292.html).
Technology: A Comparison of Two Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Theoretical Models.” Management 2018. Peraturan Menteri Dalam
Science 35(8):982–1003. doi: Negeri Republik Indonesia Nomor 20
10.1287/mnsc.35.8.982. Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Fauzanto, Adi. 2020. “Problematika Korupsi Keuangan Desa.
Dana Desa Pada Pelaporan Dan Meutia, Inten, and Liliana. 2017.
Pertanggungjawaban Keuangan Desa “Pengelolaan Keuangan Dana Desa.”

80
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 71-81

Jurnal Akuntansi Multiparadigma Yuniar, Angga. 2021. “Setahun Corona


336–52. doi: Covid-19, Seluruh Sektor Ekonomi
10.18202/jamal.2017.08.7058. Terpuruk.” Liputan6.Com. Retrieved
Nafi’ah, Nur Khasanatun. 2013. (https://www.liputan6.com/bisnis/rea
“Implementasi Dan Evaluasi Sistem d/4502158/setahun-corona-covid-19-
Keuangan Desa (Siskeudes) Di seluruh-sektor-ekonomi-terpuruk).
Provinsi Jawa Timur.” Journal of
Chemical Information and Modeling
53(9):1689–99.
Peraturan Pemerintah RI. 2016. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 8 8ahun 2016 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara.
Riani, Fani, Rita Kalalinggi, and Rosa
Anggraeiny. 2019. “Implementasi
Aplikasi Siskeudes Di Pemerintahan
Desa Karya Bhakti Kecamatan
Muara Wahau Kabupaten Kutai
Timur.” Jurnal Pemerintahan
Integratif 7(4):448–57.
Romney, Marshall B., and Paul John
Steinbart. 2018. Accounting
Information Systems Fourteenth
Edition.
Saeed, Khawaja A., and Sue Abdinnour-
Helm. 2008. “Examining the Effects
of Information System
Characteristics and Perceived
Usefulness on Post Adoption Usage
of Information Systems.”
Information and Management
45(6):376–86. doi:
10.1016/j.im.2008.06.002.
Triani, Ni Nyoman Alit, and Susi
Handayani. 2018. “Praktik
Pengelolaan Keuangan Dana Desa.”
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
9(1):136–55. doi:
10.18202/jamal.2018.04.9009.
Venkatesh, Viswanath. 2000. “Determinants
of Perceived Ease of Use : Integrating
Control , Intrinsic Motivation ,
Acceptance Model.” Inorganic
Chemistry Communications
11(3):319–40.

81

You might also like