After Studying The Fourth Session Topic On Exports and Reviewing The Additional Material

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

After studying the fourth session topic on Exports and reviewing the additional material, consider the

role of exports in facilitating international trade and boosting domestic economic activity. While
exports offer significant benefits, they also come with inherent risks for companies. What are some
of the potential risks that a company might face when engaging in export activities? Provide a
detailed explanation, taking into account the complexities of global trade.

Jawab

Engaging in export activities can indeed offer numerous benefits to companies, such as expanding
their market reach, increasing revenue, and diversifying their customer base. However, it also comes
with inherent risks, and understanding these risks is crucial for businesses looking to venture into the
realm of international trade. Below are some of the potential risks that a company might face when
engaging in export activities, taking into account the complexities of global trade:

1) Economic and Currency Risks: The global economy is subject to fluctuations, and exchange
rates can be volatile. Companies engaging in exports may face currency risk, as changes in
exchange rates can affect the value of their foreign sales and profits. A strengthening of the
domestic currency can make exported goods more expensive for foreign buyers, potentially
reducing demand.
2) Political and Regulatory Risks: Exporting companies need to navigate a complex web of
international trade regulations and government policies. Changes in political leadership,
trade agreements, or trade sanctions can disrupt existing export channels. Regulatory
hurdles can also be challenging to overcome, as different countries may have varying
standards and requirements for imports.
3) Logistical and Supply Chain Risks: Managing the logistics of international shipping and supply
chains can be challenging. Delays in customs clearance, transportation, or unforeseen
disruptions, such as natural disasters or labor strikes, can disrupt the flow of goods and lead
to added costs.
4) Market Entry Risks: Companies often need to adapt their products, marketing strategies, and
business practices to meet the needs and preferences of foreign markets. Misjudging the
target market's tastes or cultural differences can result in poor sales and damage to a
company's reputation.
5) Payment and Credit Risks: Exporting often involves extending credit to international
customers. Companies must consider the risk of non-payment or delayed payments, which
can impact cash flow and profitability. Export credit insurance can help mitigate this risk to
some extent.
6) Intellectual Property and Counterfeiting Risks: Protecting intellectual property rights can be
more challenging in international markets. Companies may face counterfeiting and piracy
issues, potentially damaging their brand and revenues.
7) Quality Control and Product Liability Risks: Ensuring that products meet international
standards and safety requirements is crucial. A defective product or safety issue can result in
lawsuits, regulatory fines, and reputational damage.
8) Market Volatility and Competition Risks: The competitive landscape can differ significantly in
foreign markets. Local competitors or changing market dynamics can pose a threat to a
company's export sales.
9) Cultural and Language Risks: Misunderstandings and cultural differences can affect business
relationships and negotiations. Effective communication and cultural sensitivity are essential
for success in international trade.
10) Legal and Contractual Risks: Companies must be well-versed in international contract law
and be prepared for potential disputes. Enforcing contracts across borders can be challenging
and costly.

To mitigate these risks, companies engaging in export activities should conduct thorough market
research, develop robust risk management strategies, consider hedging currency exposure, build
strong relationships with local partners, and stay informed about global economic and political
developments. Additionally, they should have a clear understanding of international trade laws and
regulations and may benefit from legal and financial advisors with expertise in international trade.
Successful export ventures require a combination of risk assessment, strategic planning, and
adaptability in the face of unpredictable global dynamics.

Diskusikan, mengapa simpangan juga sangat berguna bagi statistika? Apa kelemahan tendendi pusat
yang bisa dikoreksi oleh simpangan?

Simpangan adalah ukuran variasi atau penyebaran data di sekitar nilai Tengah, simpangan
memberikan informasi tambahan tentang sejauh mana data tersebar di sekitar nilai Tengah tersebut.

Simpangan sangat berguna bagi statistika karena dapat membantu mengatasi kelemahan tandensi
pusat, seperti rentang yang sama, data yang tidak normal dan nilai ekstrem.

Beberapa alasan mengapa simpangan berguna dalam statistika:

1) Mengukur variabilitas
Simpangan memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana data bervariasi dari nilai rata-
rata. Dengan memahami seberapa besar simpangan, kita dapat mengidentifikasi sejauh
mana data cenderung tersebar
2) Identifikasi Outlier
Simpangan dapat membantu mengidentifikasi outlier, yaitu observasi yang sangat berbeda
dari nilai-nilai lain dalam kumpulan data. Outlier bisa memberikan wawasan penting tentang
anomali atau masalah dalam data.
3) Evaluasi Kinerja
Simpangan dapat digunakan untuk memahami sejauh mana hasil dari proses atau sistem
tersebut berkisar dan apakah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
4) Perbandingan Data
Simpangan memungkinkan perbandingan antara dua atau lebih set data. Dengan
membandingkan simpangan dari berbagai set data, kita dapat menentukan sejauh mana
perbedaan antara mereka.
5) Pengambilan Keputusan
Simpangan juga membantu mengatasi kelemahan dari tendensi pusat (misalnya, rata-rata
atau median) dalam meringkas data. Tendensi pusat adalah ukuran sentralitas data, tetapi
mereka tidak memberikan gambaran lengkap tentang sebaran data.

Beberapa kelemahan tendensi pusat yang dapat di koreksi oleh simpangan yaitu:
1) Ketidakkmampuan mendeteksi outlier
Tendensi pusat dapat dipengaruhi oleh outlier, dan jika outlier hadir dalam data, tendensi
pusat seperti rata-rata dapat menjadi bias. Simpangan membantu dalam mendeteksi dan
mengukur pengaruh outlier.
2) Ketidakmampuan Menunjukkan Variabilitas
Tendensi pusat tidak memberikan informasi tentang variasi dalam data. Simpangan
mengatasi kelemahan ini dengan memberikan gambaran tentang sebaran data.
3) Memungkinkan Perbandingan
Simpangan membantu dalam membandingkan seberapa bervariasi data dalam kelompok-
kelompok ini. Ketika kita ingin membandingkan dua kelompok data atau lebih, tendensi
pusat saja tidak cukup.

Priyati, Rini Yayuk. 2023. Statistika Ekonomi (BMP). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Diskusikanlah konsep tingkat produksi optimum dalam jangka pendek dan jangka panjang. Apa yang
membedakan antara keduanya dalam hal faktor produksi tetap dan variabel?

Tingkat produksi optimum adalah salah satu konsep kunci dalam dunia produksi dan manajemen
Perusahaan. Ada perbedaan yang mendasar dalam konsep tingkat produksi optimum antara jangka
pendek dan jangka Panjang, perbedaan tersebut berkaitan dengan peran factor produksi tetap dan
variabel.

 Jangka pendek (faktor produksi tetap dan variabel)

Pada konteks jangka pendek, Perusahaan menghadapi keterbatasan dalam mengubah beberapa
faktor produksi. Faktor produksi dibagi menjadi dua yaitu;

Faktor produksi tetap adalah elemen-elemen yang tidak dapat di ubah dalam jangka waktu pendek.
Contoh, kapasitas pabrik, ukuran Gedung dan mesin-mesin yang sudah ada dianggap sebagai faktor
produksi tetap.

Tingkat produksi optimum dalam jangka pendek mencapai efisiensi maksimum ketika perusahaan
menggunakan kombinasi faktor produksi tetap dan variabel yang menghasilkan biaya produksi per
unit yang paling rendah. Dalam konteks ini, perusahaan berfokus pada cara memaksimalkan output
dengan menggunakan faktor produksi variabel secara efisien.

1) Faktor produksi tetap: dalam jangka pendek, berfokus untuk memaksimalkan penggunaan
faktor produksi tetap yang ada, artinya faktor produksi tetap memainkan peran utama dalam
mencapai tingkat produksi optimum.
2) Biaya produksi per unit (variabel)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk
memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi menjadi jumlah produksi tertentu. Tujuan utama
dalam mencapai tingkat produksi optimum dalam jangka pendek adalah menghasilkan
barang atau layanan dengan biaya produksi per unit yang paling rendah.

 Jangka pendek (semua faktor produksi variabel)

Dalam jangka Panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka
Panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Dalam jangka Panjang
Perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang digunakan oleh Perusahaan.
Perbedaan utama dengan jangka pendek adalah bahwa perusahaan memiliki kontrol yang lebih
besar atas faktor produksi dalam jangka panjang. Tingkat produksi optimum dalam jangka panjang
dicapai ketika perusahaan mencapai efisiensi maksimum dengan memilih kombinasi faktor produksi
yang menghasilkan biaya produksi per unit yang paling rendah. Dalam konteks jangka panjang,
perusahaan dapat membuat perubahan signifikan dalam faktor produksi mereka. Inilah yang
membedakan tingkat produksi optimum dalam jangka panjang:

1) Faktor Produksi Variabel: Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dianggap sebagai
variabel. Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengubah kapasitas pabrik, teknologi
produksi, atau bahkan memperoleh faktor produksi tambahan sesuai kebutuhan.
2) Fleksibilitas Total: Perusahaan memiliki kebebasan untuk merubah dan menyesuaikan faktor
produksi sesuai kebutuhan dalam jangka panjang. Ini memungkinkan peningkatan produksi,
penurunan biaya, dan adaptasi terhadap perubahan pasar yang lebih besar.

Dalam jangka panjang, faktor produksi variabel menjadi kunci dalam mencapai tingkat produksi
optimum. Perusahaan dapat memaksimalkan kapasitas yang ada dengan menggunakan teknologi
dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan dapat berinvestasi dalam
teknologi seperti otomatisasi atau kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan faktor produksi.

Nasir,Muhammad & Arifin.BMP ESPA4111 pengantar ekonomi mikro. Edisi 3. Tanggerang Selatan:
Penerbit Universitas Terbuka.

Apakah kompensasi yang tinggi, akan selalu meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu
perusahaan? Berikan pendapat Saudara dan sertakan referensi yang mendukung pernyataan
Saudara. (134)

Kompensasi merupakan balas jasa yang di berikan Perusahaan kepada karyawannya, baik bersifat
keuangan maupun non keuangan. Kompensasi di bagi menjadi dua kategori yaitu, kompensasi
finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial merupakan konpensasi yang diberikan
secara langsung kepada karyawan dalam bentuk upah atau gaji, bonus, komisi, dan insentif.

Kompensasi nin finansial merupakan konpensasi yang diberikan kepada karyawan bukan dalam
bentuk uang, melainkan benefit atau manfaat untuk kesejahteraan karyawan berupa jaminan sosial,
asuransi Kesehatan, pesangon, pension, lembur, liburan bahkan pujian dan pengakuan
(Mulyapradana & hatta, 2016)

Kompensasi memberikan manfaat bagi karyawan dan organisasi. Bagi karyawan pemberian
kompensasi dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Bagi organisasi pemberian
kompensasi bertujuan agar tercipta sistem yang baik dalam pengelolaan SDM, memelihara,
mempertahankan dan memotivasi karyawan dalam organisasi.

1) Pemberian kompensasi memeiliki beberapa tujuan antara lain:


Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan, pemberian kompensasi sebagai bentuk balas jasa
atau imbalan terhadap karyawan sehingga karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya;
2) Mempertahankan karyawan, organisasi memberikan kompensasi sebaik mungkin guna
mempertahankan agar tetap bekerja di organisasi. Pemberian kompensasi diharapkan agar
karyawan merasa puas dan tidak memiliki niat untuk resign
3) Menciptakan keadilan, pemberian kompensasi diharapkan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang dikerjakan karyawan. Sistem penetapan kompensasi diharapkan adil sehingga
tidak menimbulkan kecemburuan antar sesama karyawan
4) Meningkatkan produktivitas, pemberian kompensasi diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas karyawan sehingga organisasi dapat berjalan baik dan mencapai tujuannya
5) Meningkatkan kepuasan karyawan, pemberian kompensasi akan memunculkan sikap puas
dan loyal terhadap organisasi. Kompensasi yang baik akan meningkatkan rasa bangga bekerja
di organisasi.

Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja
untuk meningkatkan prestasi kerja, serta efisiensi dan efektivitas produksi.

Menurut pendapat saya, kompensasi yang tinggi tidak selalu meningkatkan kinerja karyawan
dalam suatu Perusahaan, meski pun kompensasi yang baik dapat meningkatkan faktor motivasi
bagi karyawan. Ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja mereka.

Faktor Motivasi, Keadilan Kompensasi, Faktor non-Materiil, Keterampilan dan Kemampuan.

Beberapa karyawan mungkin lebih terpengaruh oleh kompensasi yang tinggi, sementara yang
lain mungkin lebih termotivasi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor ini dan mengadopsi pendekatan yang holistik dalam
meningkatkan kinerja karyawan.

https://media.neliti.com/media/publications/73783-ID-pengaruh-kompensasi-terhadap-kinerja-
kar.pdf

Saudara diminta menyebutkan dan menjelaskan dua metode Laporan arus kas!

Aliran kas adalah arus masuk dan arus ke luar pada kas atau setara kas.

Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat 2 metode yaitu, metode langsung dan tidak
langsung.

1) Motode langsung
Dengan menggunakan metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dari
pengeluaran kas bruto diungkapkan semua. Metode langsung dari pelaporan aliran kas dari
aktivasi operasio menentukan secara langsung sumber penerimaan dan pengeluaran kas dan
dapat mengubah pedapatan dan biaya dari baisi akrual dilaporan laba rugi menjadi sebuah
basis kas untuk laporan aliran kas tersebut.
a) Perhitungan penerima kas
Penerimaan kas dari hasil penjualan suatu periode tidak akan sama dengan jumlah
pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi, apabila saldo pada akun aktiva
dan kewajiban, seperti piutang dan pendapatan belum di terima (unearned revenue)
mengalami perubahan selama periode tersebut.
b) Perhitungan aliran kas ke luar sebagai biaya operasi
Sering kali terjadi perbedaan aliran kas ke luar untuk biaya operasional. Seperti harga
pokok penjualan (HPP), biaya bunga, biaya gaji, dan sebagainya dengan jumlah yang
tersaji sebagai biaya pada sebuah laporan laba rugi. Maka dari itu pengukuran yang
benar dari aliran kas mengharuskan adanya penyesuaian dar informasi laporan laba rugi
untuk mengubah biaya berbasis akral menjadi informasi aliran kas sesuai dengan
penyajian pada pelaporan aliran kas tersebut.
c) Terdapat beberapa macam biaya yang timbul dari aktivitas operasi perusahaan,
namun tidak menyebabkan berkurangnya kas. Misalnya, biaya depresiasim biaya
tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai salah satu unsur
perhitungan laba bersih, tetapi biaya tersebut tidak muncul pada laporan aliran
kas. Pencatatan biaya depresiasi pada sisi kredit sellaun pada akun nonkas, yakni
akumulasi depresiasi. Amortisasi diperlakukan mirip dengan depresiasi. Biaya-
biaya tersebut tidak akan terlihat dalam laporan aliran kas dengan metode
langsung yang menyajikan aliran kas bersih dari aktivitas operasional.

2) Metode tidak langsung


Dengan menggunakan metode tidak langsung ini, laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan
unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan aliran kas investasi dan aliran kas
pendanaan. Metode tidak langsung ini menganggap bahwa ukuran paling baik dari
aktivitas operasi pada laporan aliran kas adalah laba bersih dalam laporan laba rugi,
namun ketika menggunakan metode ini, laba bersih harus disesuaikan ketika
pendapatan dan biaya yang dilaporkan dalam laporan laba rugi tersebut tidak sama
dengan kas yang diterima dan yang dikeluarkan.
a) Penyesuaian laba bersih ketika pendapatan tidak sama dengan kas yang diterima
Perhitungan laba bersih dalam laporan laba rugi didasarkan pada pendapatan
yang diperoleh selama periode akuntansi yang jumlahnya belum tentu sama
dengan kas yang diterima dari pelanggan. Laba bersih pada laporan aliran kas
disesuaikan ketika pendapatan lebih besar atau kurang dari kas yang diterima.
b) Penyesuaian laba bersih bila biaya tidak sama dengan pengeluaran kas
Laba bersih juga disesuaikan untuk biaya yang tidak menimbulkan pengeluaran
kas, misalnya biaya depresiasi dan ketika biaya yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi lebih besar atau kurang dari kas sesungguhnya dibayar selama periode
tersebut. Kas yang tersedia dari aktivitas operasional adalah kelebihan
penerimaan kas di atas pengeluaran kas. Perusahaan menentukan jumlah ini
dengan mengubah laba bersih yang berdasarkan akrual ke dasar tunai(kas).
Untuk itu, perusahaan harus menambah atau mengurangi laba bersih dengan
pos-pos dala laporan laba rugi yang tidak mengakibatkan perubahan kas.
Prosedur ini dilakukan tidak hanya dengan menganalisis laporan laba rugi, tetapi
juga laporan neraca dan data lain yang relevan.

You might also like