1490 6815 1 PB
1490 6815 1 PB
1490 6815 1 PB
ABSTRACT
Global TB Report reported 7,1 millions people newly diagnosed TB worldwide in 2019. WHO reported in
2016, tuberculosis cases became a quarter of the world population through the Tuberculin Test and IGRA
survey (1.7 billion people).Mostly were asymptomatic, although they still had the risk of reactivation and
becoming infectious. Only 5-10% of the total TB cases develop into active TB, the remaining 90-95%
become LTBI about 7- 10% patient with LTBI wil had reactivation and became active TB.. Management
LTBI include in end TB strategy to become Zero TB in 2050. A substantial proportion of the global LTBI
reservoir is located in Asia, with the highest LTBI prevalence rate of about 31% found in Southeast Asia,
and 28% in the Western Pacific region, compared to 11%–22% in the other regions of the world. ACHA
(The American College Health Association) states LTBI can be diagnosed and LTBI therapy is provided if
the tuberculin test results are positive and confirmed by normal chest X-ray. The updated treatment
guideline by CDC and NTCA recommended the treatment regiment that comprise three preffered regimens
(INH and RPT weekly for 3 months, Rifampisin 3-4 months and INH and Rifampisin 3-4 months and 2
alternative regimens (INH for 6 months and 9 months). Before starting the treatment for LTBI make sure
tha patients does not have active TB.
ABSTRAK
Global TB Report melaporkan 7,1 juta kasus TB baru secara global pada tahun 2019. WHO melaporkan
pada tahun 2016, seperempat penduduk dunia (1,7 milyar orang) telah terinfeksi M.TB melalui uji
tuberculin dan pemeriksaan IGRA. Sebagian besar tidak bergejala, namun tetap memiliki risiko mengalami
reaktivasi dan menjadi infeksius. Sekitar 90-95% orang terinfeksi M.TB akan menjadi infeksi TB laten
(ITBL), sisanya 5-10% akan berkembang menjadi TB aktif. Sekitar 7-10 %. ITBL akan terjadi reaktifasi
menjadi TB aktif. Penatalaksanaan ITBL merupakan suatu upaya untuk mencapai Zero TB pada tahun 2050.
Secara global Asia memiliki proporsi ITBL yang tinggi, prevalensi tertinggi di Asia Tenggara sebesar 31%
dan kawasan Pasifik Barat sebesar 28%, dibandingkan dengandikawasan dunia lainnya. ACHA (The
American College Health Association) menyebutkan ITBL dapat didiagnosis dan diterapi jika hasil tes
tuberkulin positif dan Interferon-Gamma Release Assays (IGRA) yang dikonfirmasi dengan hasil rontgen
thoraks yang normal. Center of Disease Control (CDC) tahun 2020 merekomendasikan tiga regimen
pengobatan pilihan (INH dan RPT sekali seminggu selama 3 bulan, Rifampisin 3-4 bulan dan INH dan
Rifampisin selam 3-4 bulan) dan 2 alternatif pengobatan (INH selama 6 bulan dan INH selama 9 bulan).
Sebelum pemberian terapi ITBL harus dipastikan terlebih dahulu pasien tidak menderita TB aktif.
165
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
menimbulkan tanda dan gejala klinis TB aktif Selatan. Kedelapan negara tersebut mewakili
intra maupun ekstra paru seperti tulang, duapertiga total populasi TB di dunia (WHO,
ginjal, mata, jantung, dan hati (Getahun et al, 2020).
2015). Namun, jika dilakukan pemeriksaan
antibodi terhadap Mycobacterium
tuberculosis melalui uji tuberculin atau
interferon didapatkan hasil yang positif.
167
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
Erawati dkk tahun 2019 melaporkan studi perokok, dan penyalahgunaan obat suntik.
potong lintang terhadap 200 petugas Proses berkembangnya ITBL menjadi TB
kesehatan yang merawat pasien TB paru di aktif dinamakan proses reaktivasi, dimana
Semarang menunjukkan angka prevalensi kuman TB tidak lagi dalam fase dorman
infeksi TB laten sebesar 23,6% dari hasil (Lyadova, 2012).
pemeriksaan IGRA (Erawati et al., 2020).
IMUNOPATOGENESIS
FAKTOR RESIKO Terdapat 2 tahap respon yang terjadi
Identifikasi risiko ITBL menjadi apabila tubuh terinfeksi oleh kuman M.
penyakit TB dikelompokkan menjadi dua tuberculosis yaitu respon imun bawaan dan
yaitu orang yang mempunyai risiko paparan respons imun adaptif. Imun bawaan pada
terhadap pasien dan orang dengan kondisi infeksi TB terjadi saat bakteri terlekat pada
klinis atau faktor lain yang berhubungan reseptor CR3, MMR, TLR, NOD2,
dengan peningkatan risiko progresi ITBL scavenger receptor dan DC-SIGN akan
menjadi penyakit TB (Lyadova, 2012). mengaktifkan Macrophage Signaling
Orang dengan risiko paparan meliputi Pathway yang akan menyebabkan pelepasan
orang yang diketahui memiliki kontak erat sitokin inflamasi, kemokin dan molekul
dengan pasien TB aktif atau suspek TB, antimikrobial. Sel PMN akan menjalankan
berpindah tempat dari daerah endemik TB, tugasnya dengan cara mengenali antigen dan
orang yang bekerja atau tinggal di fasilitas akan mengeluarkan secret antimikroba untuk
atau institusi dengan risiko tinggi TB, seperti membunuh bakteri. Respon imun adaptif
rumah sakit yang melayani pasien TB, meliputi pengenalan terhadap sel T CD4
tunawisma, rumah perawatan, atau tempat dimana sel T akan memproduksi sitokin
tinggal pasien infeksi HIV/AIDS, orang yang efektor INF-y yang akan mengaktifkan
bertempat tinggal yang sulit di jangkau oleh makrofag dan akhirnya TNF-α akan
matahari dimana sinar matahari berfungsi mengeliminasi mikobakteria (Denkinger et
untuk mengeliminasi bakteri, bayi, anak- al, 2011).
anak, dewasa yang mempunyai system imun Secara imunopatogenesis, setelah
rendah sehingga mudah terinfeksi bakteri terinhalasi di paru, kuman TB mempunyai
merupakan faktor resiko terinfeksinya beberapa kemungkinan. Menurut Bozzano et
M.tuberculosis (Lyadova, 2012). al (2014), kemungkinan pertama, respon
Terdapat juga faktor resiko bagi imun awal penjamu secara efektif membunuh
seseorang dengan infeksi TB laten yang akan semua kuman TB, sehingga TB tidak terjadi
berisiko menjadi TB aktif seperti pada pasien infeksi. Kedua, segera setelah infeksi terjadi
HIV, bayi atau anak-anak dengan usia<5 multiplikasi, pertumbuhan kuman TB dan
tahun, pasien yang mendapatkan muncul manisfestasi klinis, yang dikenal
imunoterapi, individu dengan riwayat sebagai TB primer. Ketiga, kuman TB dalam
terinfeksi tuberkulosis pada 2 tahun terakhir, keadaan dorman, terjadi infeksi laten (ITBL)
individu yang tidak mendapatkan pengobatan dengan uji tuberkulin positif sebagai satu-
TB tetapi foto toraks terdapat fibrotik, pasien satunya manifestasi. Keempat, kuman TB
DM, silikosis, gagal ginjal kronik/ laten pada suatu saat dapat menjadi aktif
hemodialisis, gastrektomi, jejunoileal ketika terjadi penurunan imunitas tubuh.
bypass, transplantasi organ, leukimia, Imunopatogenesis TB laten dapat dilihat
limfoma, penderita dengan berat badan di pada gambar berikut ini (Bozzano et al.,
bawah 90% berat badan ideal, tunawisma, 2014):
168
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
169
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
PPD 5 TU. Selanjutnya pembacaan hasil uji Tabel 1. Interpretasi Uji Tuberkulin
tuberkulin dilakukan dalam 48-72 jam oleh Hasil uji Kelompok pasien
170
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
laksana yang sesuai. Bila kedua hasil gejala dan tanda TB, kontak dengan
negatif maka interpretasi uji penderita TB terutama TB yang
tuberkulin adalah negatif. menular serta faktor resiko TB karena
4. Kontak dengan pasien TB faktor lingkungan maupun komorbid.
Individu yang kontak dengan pasien Pemeriksaan fisik dilakukan sebagai
TB aktif yang menular (BTA positif) salah satu pemeriksaan rutin.
dengan hasil pemeriksaan awal 2. Foto toraks
negatif harus diulang pemeriksaan 8- Foto toraks akan membedakan ITBL
10 minggu setelah kontak terakhir. dan TB paru aktif, sehingga menjadi
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi bagian dalam diagnosis ITBL pada
infeksi karena saat uji sebelumnya semua pasien dengan hasil uji
belum terdeteksi. Pada anak <5 tahun tuberkulin atau IGRA positif. Foto
dan individu imunokompromais yang toraks juga dilakukan pada pasien
kontak dengan penderita TB yang anak dan imunokompromais dengan
menular, dengan hasil pemeriksaan hasil uji tuberkulin atau IGRA negatif
IGRA atau uji tuberkulin negatif yang kontak dengan pasien TB aktif
harus dilakukan pemeriksaan foto yang menular.
toraks. Bila hasil foto toraks normal 3. Sputum mikrobiologi
maka berikan obat untuk ITBL dan Pemeriksaan mikrobiologi sputum
lakukan pemeriksaan ITBL 8-10 juga harus dilakukan pada semua
minggu setelah kontak. Jika hasil pasien dengan hasil uji tuberkulin
pemeriksaan kedua adalah positif atau IGRA positif dan atau foto toraks
maka pengobatan ITBL dilanjutkan. abnormal dan atau ada gejala TB.
Bila hasil pemeriksaan negatif
pengobatan dapat dihentikan. TATALAKSANA ITBL
5. Kehamilan
Uji tuberkulin aman dan dapat Identifikasi Populasi Beresiko untuk
digunakan untuk perempuan hamil, Pemeriksaan dan Tata Laksana ITBL
tetapi lakukan hanya bila pasien Untuk negara berpendapatan tinggi dan
memiliki resiko menderita ITBL atau sedang, uji sistematik dan pengobatan ITBL
ada kemungkinan ITBL menjadi TB sebaiknya dilakukan pada pasien HIV,
aktif. Bila hasil positif pasien harus dewasa dan anak yang kontak dengan kasus
menjalani pemeriksaan foto toraks TB paru, pasien dengan pengobatan anti-
dengan pengaman (apron) dan TNF,pasien dengan dialysis, pasien penerima
pemeriksaan mikrobiologi lain untuk transplantasi organ, pasien silicosis. Uji
membuktikan bukan TB aktif. sistematik dan pengobatan ITBL
Pada diagnosis ITBL, sebelum dipertimbangkan pada warga binaan petugas
pemberian pengobatan perlu dipastikan Kesehatan, tuna wisma, pengguna narkotika
pasien bukan TB aktif, beberapa pemeriksaan suntik. Uji sistematik dan pengobatan ITBL
berikut harus dilakukan (Redfield et al., tidak direkomendasikan untuk pasien dengan
2020) (Weyer et al., 2011): diabetes mellitis, perokok, malnutrisi. Untuk
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik negara berpendapatan rendah atau sedang
Dapatkan riwayat ITBL ataupun TB atau sumber daya terbatas, uji sistematik dan
aktif dan pengobatan sebelumnya, pengobatan ITBL dilakukan pada pasien
riwayat hasil pemeriksaan TB dengan HIV, anak <5 tahun yang kontak
sebelumnya disertai data tertulis, dengan pasien TB, setelah dilakukan
pemeriksaan klinis dengan cermat tidak
172
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
173
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
174
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
175
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
3. Pilihan obat berdasarkan profil pola pertimbangan dan penilaian klinis yang kuat..
resistensi dari sumber penularannya Hal-hal yang harus diperhatikan dalam terapi
4. Pemeriksaan diperlukan untuk pencegahan ITBL yang berkontak dengan
mengkonfirmasi infeksi TB laten pasien TB MDR (WHO, 2018):
5. Pemantauan klinis yang ketat untuk 1. Terapi pencegahan diberikan secara
melihat perkembangan TB aktif individual dengan memperhatikan
minimal selama 2 tahun. intensitas paparan, sumber penularan,
dan pola reistensi obat dari sumber
Tabel 4. Jaringan meta-analisis dari yang dipercaya serta potensi efek
regimen untuk mengobati infeksi TB laten samping yang ditimbulkan
2018 update 2. Terapi pencegahan hanya diberikan
2017* (tidak
dipublikasikan) pada kontak serumah dengan pasien
Rasio Odds Rasio Odds (95% TB MDR yang berisiko tinggi (anak,
Risiko dan Pengobatan
(95% CI) CI) orang mendapat terapi
Risiko tuberkulosis imunosupresan dan penderita HIV).
dibandingkan dengan tanpa
pengobatan 3. Pilihan obat berdasarkan profil pola
resistensi dari sumber penularannya
tanpa pengobatan 1 (ref) 1 (ref)
3 bulan isoniazid ditambah 0.36 (0.18– 0.36 (0.18–0.72) 4. Pemeriksaan infeksi TB laten
rifapentin diberikan sekali 0.73) diperlukan untuk mengkonfirmasi
seminggu
3-4 bulan rifampisin diberikan 0.25 (0.11– 0.25 (0.12–0.50) infeksi TB laten
setiap hari 0.57) 5. Pemantauan klinis yang ketat untuk
3 bulan isoniazid ditambah 0.33 (0.20– 0.33 (0.20–0.53)
rifampisin diberikan setiap hari 0.54) melihat perkembangan TB aktif
6 bulan isoniazid diberikan setiap 0.40 (0.26– 0.40 (0.26–0.59) minimal selama 2 tahun.
hari 0.60)
9 bulan isoniazid diberikan setiap 0.46 (0.22– 0.47 (0.24–0.90)
hari 0.95) EVALUASI SEBELUM PEMBERIAN
Risiko hepatotoksisitas OBAT PROFILAKSIS
dibandingkan dengan tanpa
pengobatan Untuk menentukan pengobatan
tanpa pengobatan 1 (ref) 1 (ref) pencegahan yang tepat dan memaksimalkan
3 bulan isoniazid plus rifapentin 0.52 (0.13– 0.53 (0.13–2.13) keamanan, sebelum pengobatan harus
diberikan seminggu sekali 2.15)
3-4 bulan rifampisin diberikan diperhatikan beberapa hal berikut (Paton et
setiap hari 0.14 (0.02– 0.13 (<0.02–0.72) al., 2019):
3 bulan isoniazid plus rifampisin 0.81) 0.73 (0.22–2.38)
diberikan setiap hari 0.72 (0.21– 1. Faktor risiko yang sesuai untuk
6 bulan isoniazid diberikan setiap 2.37) 1.11 (0.41–3.15) pemberian obat profilaksis
hari 1.10 (0.40–
9 bulan isoniazid diberikan setiap 3.17) 1.77 (0.35–8.32) 2. Bersedia dan mampu menyelesaikan
hari 1.70 (0.35– pengobatan sesuai paduan
8.05)
3. Dapat dievaluasi selama pengobatan
4. Dapat dievaluasi interaksi obat INH
TERAPI PENCEGAHAN ITBL YANG dan Rifampisin bila digunakan
BERKONTAK DENGAN PASIEN TB paduan berbasis rifampisin, dan obat
MDR lain yang akan mungkin memberikan
efek seperti kontrasepsi oral, inhibitor
Berdasarkan pedoman WHO tahun protease, obat anti kejang, metadon,
2018 terhadap tatalaksana infeksi TB laten. kortikosteroid dan lain-lain.
Pada orang – orang yang berkontak satu 5. Evaluasi paduan pengobatan
rumah dengan pasien TB MDR, pemberian profilaksis yang tepat, jika pasien
terapi pencegahan dapat diberikan dengan ITBL memiliki riwayat kontak
176
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
177
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
178
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
Getahun, H., Matteelli, A., Chaisson, R. E., Tuberculosis Standards. Public Health
& Raviglione, M. (2015). Latent Agency of Canada 53(9). Retrieved
Mycobacterium tuberculosis Infection . from www.phac-aspc.gc.ca
New England Journal of Medicine, Ncayiyana, J. R., Bassett, J., West, N.,
372(22), 2127–2135. Retrieved from Westreich, D., Musenge, E., Emch, M.,
https://doi.org/10.1056/nejmra1405427 van Rie, A. (2016). Prevalence of latent
Global Tuberculosis Programme & World tuberculosis infection and predictive
Health Organization (2015). Guidelines factors in an urban informal settlement
on the management of latent tuberculosis in Johannesburg, South Africa: A cross-
infection. Geneva: World Health sectional study. BMC Infectious
Organization Diseases, 16(1). Retrieved from
Gong, W., & Wu, X. (2021). Differential https://doi.org/10.1186/s12879-016-
Diagnosis of Latent Tuberculosis 1989-x
Infection and Active Tuberculosis: A Nienhaus, A., Schablon, A., & Diel, R.
Key to a Successful Tuberculosis (2008). Interferon-gamma release assay
Control Strategy. Frontiers in for the diagnosis of latent TB infection -
Microbiology, 12, 1–23. Retrieved from Analysis of discordant results, when
https://doi.org/10.3389/fmicb.2021.745 compared to the tuberculin skin test.
592 PLoS ONE, 3(7). Retrieved from
Kiazyk, S., & Ball, T. (2017). Latent https://doi.org/10.1371/journal.pone.000
tuberculosis infection: An overview. 2665
Canada Communicable Disease Report, Paton, N. I., Borand, L., Benedicto, J., Kyi,
43(3/4), 62–66. Retrieved from M. M., Mahmud, A. M., Norazmi, M. N.,
https://doi.org/10.14745/ccdr.v43i34a01 Mao, T. E. (2019). Diagnosis and
Lyadova, I. (2012). Inflammation and management of latent tuberculosis
Immunopathogenesis of Tuberculosis infection in Asia: Review of current
Progression. Retrieved from status and challenges. International
www.intechopen.com Journal of Infectious Diseases: Elsevier
Mancuso, J. D., Diffenderfer, J. M., B.V. Retrieved from
Ghassemieh, B. J., Horne, D. J., & Kao, https://doi.org/10.1016/j.ijid.2019.07.00
T. C. (2016). The prevalence of latent 4
tuberculosis infection in the United Redfield, R. R., Bunnell, R., Greenspan, A.,
States. American Journal of Respiratory Kent, C. K., Leahy, M. A., Martinroe, J.
and Critical Care Medicine, 194(4), C., Swanson, M. B. (2020). Guidelines
501–509. Retrieved from for the Treatment of Latent Tuberculosis
https://doi.org/10.1164/rccm.201508- Infection: Recommendations from the
1683OC National Tuberculosis Controllers
Menzies, D., Alvarez, G. G., & Khan, K. Association and CDC, 2020.
(2014). Treatment of Latent Recommendations and Reports (Vol.
Tuberculosis Infection: Canadian 69).
179
e-ISSN:2528-665X; Vol.7 ; No.1 (February, 2022): 165-180 Jurnal Human Care
180