562 1165 1 SM
562 1165 1 SM
562 1165 1 SM
Abstract
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of the interaction of work culture on
the auditor's internal performance with job satisfaction as a moderating variable. This type of
research is explanatory research with a qualitative approach, the population in this study there are
two groups, namely all internal auditors of this group are respondents who will answer the
questionnaire for variables of professionalism and job satisfaction, groups of managers at the top,
middle and lower management at the division all divisions, using a saturated sample technique with
65 respondents, The Moderator Regression Analysis (MRA) framework consists of three stratified
regression equations and compares the changes in R2 among the three that determine exactly the
type of moderator effect that occurs. The results of testing the first hypothesis are known that the
level of significance of the partial effect of the variables can be mentioned that each independent
variable or partially influences the dependent variable. The results of the second hypothesis testing
from the interaction test obtained the significance level of moderating variables that address the
variable job satisfaction is a variable the moderation, at the residual test stage with a positive value
of the coefficient shows that the job satisfaction variable moderates strongly on the influence of
professional variable on the auditor's internal performance that the job satisfaction variable
moderates strongly on the influence of work culture variable on the auditor's internal performance
Keywords: professionalism, work culture, job satisfaction, performance.
Abstrak
Tujuan penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh efek interaksi budaya kerja terhadap
kinerja internal auditor dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderator. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kualitatif, Populasi dalam penelitian ini ada dua
kelompok yaitu seluruh internal auditor kelompok ini adalah responden yang akan menjawab
kuestioner untuk variabel profesionalisme dan kepuasan kerja, kelompok yaitu para manajer di
tingkat top, middle maupun lower management pada divisi semua divisi, menggunakan teknik
sampel jenuh dengan 65 orang responden, Kerangka kerja Moderator Regression Analysis (MRA)
terdiri dari tiga persamaan regresi bertingkat dan membandingkan perubahan R2 diantara ketiganya
yang menentukan secara tepat tipe efek moderator yang terjadi. Hasil pengujian hipotesis pertama
diketahui bahwa tingkat signifikansi dari pengaruh secara parsial dari variabel maka dapat
disebutkan bahwa masing-masing variabel bebas atau secara parsial berpengaruh terhadap variabel
terikat Hasil pengujian hipotesis kedua dari uji interaksi diperoleh nilai tingkat signifikansi variabel
moderating yang menujukan variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang moderasi, pada tahap
uji residual dengan nilai positif dari koefisien tersebut menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja
memoderasi kuat pada pengaruh varabel profesionalisme terhadap kinerja internal auditor bahwa
variabel kepuasan kerja memoderasi kuat pada pengaruh varabel budaya kerja terhadap kinerja
internal auditor
Keywords : profesionalisme, budaya kerja, kepuasan kerja, kinerja.
A. Pendahuluan
Audit internal merupakan suatu aktivitas yang detail, kritis dan menghendaki adanya
pengungkapan ,yang mungkin akan dianggap sebagai ancaman oleh pihak yang kebetulan
diperiksa. Pemahaman tersebut memang benar adanya karena pengungkapan dan kritik
JMD: Jurnal Manajemen dan Bisnis Dewantara Halaman 80-92
Vol. 3 No. 1, Januari 2020-Juli 2020
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JMD/issue/view/50
sangatlah tepat dijadikan nama permainan dimana internal auditor dibatasi hanya area
akuntansi dan laporan dibuat jarang sekali terkait dengan pihak yang berkedudukan lebih
tinggi dari auditor atau pengawas internal itu sendiri ( (Huda, 2016)).
Menurut (Putri & Suput, 2017) hal yang dibutuhkan oleh internal auditor adalah
pandangan yang luas serta pemahaman terhadap proses manajerial dan yang berkaitan dengan
manusia, yang mendasari fungsi internal auditor. Yang dibutuhkan oleh internal auditor dalam
melakukan audit adalah pendekatan holistik yang menyadari bahwa manajer dan pihak yang
diaudit merupakan pribadi yang kompleks yang berjuang dalam lingkungan yang
menghasilkan berbagai macam tekanan profesional. Oleh karena itu internal auditor harus
bertindak profesional dalam segala hal, agar internal auditor tidak dipandang negatif yang
tidak dapat diduga tingkah laku dan tabiatnya. Internal auditor mempunyai tugas menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi
dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Temuan internal auditor di PT. Bank ABC berupa
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan, temuan kasus yang merugikan
perusahaan, temuan kasus penyalahgunaan wewenang, ketidaktaatan penyelesaian tindak
lanjut temuan. Fungsi dan peran internal auditor hanya sekedar menjadi slogan apabila
pimpinan dan pelaksana kegiatan perusahaan tidak memberi dukungan dalam bentuk
komitmen dan tindakan yang mendorong pelaksanaan fungsi internal auditor perusahaan,
Profesionalisme auditor mempengaruhi kinerja internal auditor, hal ini dapat diukur
dengan lima dimensi, yaitu pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan terhadap peraturan profesi dan hubungan sesama profesi, namun terdapat faktor
lain yang mempengaruuhi yaitu budaya perusahaan yang merupakan nilai dan falsafah yang
telah disepakati dan diyakini oleh seluruh karyawan. Faktof ini diindikasikan melalui :
komitmen, professional individu, pelayanan, disiplin, kerja keras dan integritas (Cahyan,
2017).
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa
yang akan datang. Manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik : meningkatkan jiwa gotong
royong, meningkatkan kebersamaan, saling terbuka satu sama lain, meningkatkan jiwa
kekeluargaan, meningkatkan rasa kekeluargaan, membangun komunikasi yang lebih baik,
meningkatkan produktivitas kerja, tanggap dengan perkembangan dunia luar (Alfianto &
Dhini, 2015)
Dalam studi lain yang berkaitan dengan topik, yaitu penelitian dari (Avianda, 2017),
tentang “Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya
Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor”, Profesionalisme auditor
berpengaruh positif pada kinerja auditor. Sikap profesionalisme yang tinggi akan
menghasilkan kinerja auditor yang lebih baik. Budaya organisasi berpengaruh positif pada
kinerja auditor. Temuan ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi
kinerja auditor jika auditor memahami dan meyakini nilai serta loyal dan komitmen terhadap
organisasinya. (Day & Lindsey, 2018)
Penelitian tentang Propfesionalise, motifasi dan kepuasan kerja sebagai variabel
moderator dari kinerja internal auditor dilakukan oleh (Ritchie, 2000), hasil peneltiannya
menunjukkan bahwa kepuasan kerja memoderasi secara kuat pada pengaruh variabel
profesiolisme terhadap kinerja internal auditor. Dijelaskan bahwa indikator dari variabel
profesionalisme memang secara empiris tercermin dari dimensi : pengabdian terhadap profesi,
JMD: Jurnal Manajemen dan Bisnis Dewantara Halaman 81-92
Vol. 3 No. 1, Januari 2020-Juli 2020
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JMD/issue/view/50
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi dan hubungan sesama
profesi, yang mana kondisi tersebut ketika diaplikasikan dalam kondisi yang sebenarnya
secara otomatis dapat mengilustrasikan kepuasan kerja yang terdapat dalam pribadi individu
karyawan, tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh efek interaksi
budaya kerja terhadap kinerja internal auditor dengan kepuasan kerja sebagai variabel
moderator.
B. Tinjauan Teori
Pengertian Internal Auditing
The Institute of Internal Auditors yang terdapat dalam Standard for Professional
Practice of Internal Auditing, menyatakan bahwa: “Internal auditing is an independent
appraisal function established within an organization to examine and evaluate as a service to
the organization” Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa internal audit memiliki
enam elemen, yaitu Internal, Independent Appraisal, Established, Examine and Evaluate,
Organization’s Activities dan Service to the Organization. Menurut Messier et.al yang dialih
bahasakan oleh (Kwon, et al., 2017) bahwa standar kinerja internal auditor dapat dilihat dari :
1) Pengelolaan aktivitas audit internal, 2) Sifat pekerjaan, 3) Perencanaan Penugasan,
4)Pelaksanaan Penugasan, dan 5) Komunikasi hasil penugasan.
Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Auditor Internal
Kinerja berkaitan erat dengan tujuan, sebagai suatu hasil perilaku kerja seseorang.
Perilaku kinerja dapat ditelusuri hingga ke faktor-faktor spesifik seperti kemampuan, upaya
dan kesulitan tugas. Menurut (Öberg & Louise, 2015), istilah kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang). Faktor penentu kinerja karyawan dapat dijelaskan dengan menggunakan
pendekatan teori atribusi yang menyatakan bahwa dua kategori dasar atribusi yang melekat
pada diri seorang karyawan yang akan menentukan kinerjanya, yaitu atribusi yang bersifat
internal atau disposisional (dihubungkan dengan sifat-sifat orang), dan yang bersifat eksternal
atau situasional (yang dapat dihubungkan dengan lingkungan seseorang (Fournier, 1999)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal karyawan. Sumber internal seperti bakat, kemampuan, kemauan
dan upaya. Sedangkan sumber eksternal terdiri atas lingkungan kerja, rekan kerja, dan
pimpinan (Kwon, 2010).
Pengertian Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan sejahtera yang dihasilkan dari beberapa aspek
pekerjaan dan bisa mempengaruhi hubungan antara pekerja dengan organisasi, klien, dan
keluarga, serta menjadi hal yang penting untuk kualitas pelayanan keperawatan ( (Taylor &
Robert, 2013)). Kepuasan kerja adalah penilaian individu terhadap pekerjaannya dimana
kepuasan atau ketidakpuasan kerja bukan hanya bergantung pada kondisi kerja namun
bergantung juga pada harapan yang dimiliki individu tersebut (Caiden, 2013). Kepuasan kerja
mengacu kepada sikap yang direfleksikan berdasarkan penilaian seseorang terhadap pekerjaan
atau pengalaman pada waktu tertentu, kepuasan kerja adalah fungsi yang membedakan antara
harapan dan kenyataan (Melkers & Katherine, 2015)
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Auditor Internal
Peran auditor internal sebagai konsultan lebih kepada upaya pencegahan atau
preventive, yaitu apabila ditemukan masalah maka auditor internal memberikan rekomendasi
perbaikan. Auditor internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern
dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis
hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan pendekatan kualitatif, Populasi dalam
penelitian ini ada dua (2) kelompok yaitu (1) seluruh internal auditor pada Divisi Audit
Internal Bank Jatim Cabang Jombang, kelompok ini adalah responden yang akan menjawab
kuestioner untuk variabel profesionalisme dan kepuasan kerja, kelompok (2) yaitu para
manajer di tingkat top, middle maupun lower management pada divisi semua divisi,
menggunakan teknik sampel jenuh dengan 65 orang responden. Alat analisis ini digunakan
untuk mengetahui efek interaksi antara variabel profesionalisme organisasi terhadap kinerja
internal auditor dengan variabel kepuasan sebagai variabel moderator. Kerangka kerja
Moderator Regression Analysis (MRA) terdiri dari tiga persamaan regresi bertingkat dan
membandingkan perubahan R2 diantara ketiganya yang menentukan secara tepat tipe efek
moderator yang terjadi.
Regresi parsial memberikan analisis yang lebih mendalam karena aspek kajiannya
menekankan pada setiap variabel bebas dalam model yang diuji. Berdasarkan tabel 1, maka
persamaan regresi yang diperoleh dapat disusun sebagai berikut : Y = 3,158 + 0,566X1 + 0,148X2
+ 0,688M
a. 0 = 3,158 yang berarti bahwa nilai konstanta yang merupakan intersep garis Y sebesar 3,158
berarti bahwa di saat X1,X2 dan M bernilai nol maka nilai Y sebesar 3,158. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja internal auditor pada Bank JATIM Cabang Jombang cukup tinggi
di atas 0, untuk itu ketiga faktor yang mempengaruhi peningkatan bahwa kinerja internal auditor
pada Bank JATIM Cabang Jombang perlu ditingkatkan agar kinerja perusahaan dapat
dimaksimalkan.
b. 1 = 0,566 berarti bahwa untuk nilai koefisien regresi variabel X1 (profesionalisme),
berdasarkan hasil analisis data sebesar 0,566 dan bertanda positip. Hal itu berarti bahwa apabila
variabel X1 (profesionalisme) naik satu satuan maka kinerja internal auditor akan naik 0,566
satuan, dimana variabel lain dianggap tidak berubah atau konstan.
c. 2 = 0,148 berarti bahwa untuk nilai koefisien regresi variabel X2 (budaya kerja), berdasarkan
hasil analisis data sebesar 0,148 dan bertanda positip. Hal itu berarti bahwa apabila variabel X2
(budaya kerja) naik satu satuan maka loyalitas pelanggan akan naik 0,148 satuan, dimana
variabel-variabel lain dianggap konstant atau tidak berubah.
d. 3 = 0,688 berarti bahwa untuk nilai koefisien regresi variabel kepuasan kerja (M), berdasarkan
hasil olahan data sebesar 0,688 dan bertanda positip. Hal itu berarti bahwa apabila variabel
Berdasarkan hasil analisa pada tabel di atas, maka persamaan regresi yang dihasilkan
adalah :
Y = 0 + 1X1 + 2 M + 1X1 x 2M e
Y = 8,853 + 1,725X1 + 1,446x2 + 2,532M
Hasil analisa data setelah proses compute data variabel moderatting dapat disimpulkan
melalui :
1. Uji interksi
Uji ini dimaksudkan untuk menguji interaksi antara kombainasi variabel X1 dan M (variabel
moderator) yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Kombinasi tersebut diharapkan
dapat berpengaruh terhadap kinerja internal auditor yang meningkat. Menurut Ghozali, (2009
JMD: Jurnal Manajemen dan Bisnis Dewantara Halaman 86-92
Vol. 3 No. 1, Januari 2020-Juli 2020
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JMD/issue/view/50
:200) bahwa untuk melihat apakah benar suatu variabel dapat dinyatakan sebagai variabel
moderating dapat dilihat dari nilai tingkat signifikansi variabel moderating tersebut yaitu ≤ 0,05
atau 5 %. Dalam penelitian ini hasil analisis data SPSS diperoleh hasil bahwa tingkat
signifikansi variabel moderating sebesar 0,001 atau di bawah 5 %.. Dengan demikian terdapat
kecocokan dalam interaksi tersebut sehingga variabel kepuasan kerja memang benar jika
diposisikan sebagai variabel moderating dengan nilai koefisien beta () sebesar 2,532 dengan
tingkat probabilitas sebesar 0,001 atau di bawah 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang memoderasi pengaruh antara
profesionalisme terhadap kinerja internal auditor pada Bank JATIM Cabang Jombang.
2. Uji residual
Pada penelitian ini dikembangkan ke dalam uji residual, teknik ini ditempuh untuk menguji
pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model yang terfokus pada ketidakcocokan yang
dihasilkan dari deviasi hubungan antar variabel bebas. Hasil uji residual dapat ditunjukkan oleh
nilai beta () yang positif pada hasil perkalian antara data dari variabel profesionalisme dengan
variabel kepuasan kerja atau variabel M sebesar 2,532, hasil data yang telah diproses melalui
compute program SPSS menunjukkan nilai beta () dengan nilai positip, disamping itu nilai
beta () dari variabel profesionalisme sebesar 1,725 dan variabel kepuasan kerja sebesar 1,446
keduanya menunjukkan nilai positip, Nilai dari koefisien beta () tersebut menggambarkan
bahwa variabel kepuasan kerja merupakan variabel moderating, hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien profesionalisme yang positif dan signifikan diikuti oleh nilai koefisien variabel
kepuasan kerja yang bernilai positip dan signifikan, artinya jika tingkat profesionalisme pada
Bank JATIM Cabang Jombang tinggi maka kepuasan kerja akan tinggi sehingga kinerja internal
auditor juga akan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai positif dari koefisien
tersebut menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja memoderasi kuat pada pengaruh varabel
profesionalisme terhadap kinerja internal auditor. Dengan demikian hipotesis kedua yang
diajukan dalam penelitian ini “Kepuasan kerja (M) memiliki interaksi kuat pada pengaruh
variable profesionalisme terhadap kinerja auditor internal (Y)” terbukti benar / hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
Moderator Regression Analysis (MRA) dan Pengujian Hipotesis Ketiga
Analisa selanjutnya adalah pembahasan dari hipotesis ketiga, tahapan yang dilakukan
sebelumnya yaitu dengan menyajikan data hasil penelitian yang merupakan pengolahan hasil data
proses compute dalam program SPSS untuk melihat variabel moderasi (kepuasan kerja) diantara
pengaruh budaya kerja terhadap kinerja internal audito, hasil olah data dapat ditunjukkan pada
Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis MRA Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Internal Auditor
Dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderator
PEMBAHASAN
Pembahasan Dan Uji Hipotesis Pertama
a. Kuatnya pengaruh ini secara nyata dapat diamati bahwa pihak manajemen pada Bank JATIM
Cabang Jombang telah melakukan kebijakan dengan berbagai pertimbangan dalam
menempatkan setiap karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahlian terutama karyawan
yang menduduki posisi sebagai auditor, ketepatan dalam bidang pekerjaan merupakan
spesialsasi bagi karyawan dan akan mewujudkan kinerja yang bagus, untuk itu penting bagi
pihak manajemen Bank JATIM Cabang Jombang melakukan control yang intensif agar
karyawan tersebut semakin meningkatkan profesionalitasnya karena hal ini dapat
mencerminkan dan mewujudkan kinerja auditor maupun kinerja perusahaan secara
maksimal.
E. PENUTUP
Daftar Pustaka
Aarons, . G. & Angelina , S. C., 2017. "Organizational climate partially mediates the effect of
culture on work attitudes and staff turnover in mental health services. Administration
and policy in mental health and mental health services research, 14(2).
Alfianto, S. & Dhini, S., 2015. Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi dan Struktur
Audit terhadap Kinerja Auditor. Accounting Analysis Journal, 4(1).
Avianda, K., 2017. Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak, Kepuasan Kerja, Komitmen
Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi, 14(1), pp. 21-48.
Brown, A. D. & Ken, S., 2014. The effect of organizational culture on communication and
information. Journal of Management studies, 31(6), pp. 807-828.
Cahyan, K. C., 2017. Pengaruh etika profesi auditor, profesionalisme, motivasi, budaya kerja,
dan tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor junior (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Bali). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi), 5(1).
Caiden, N., 2013. Public service professionalism for performance measurement and
evaluation. Public Budgeting & Finance, 18(1), pp. 25-52.
Day, C. & Lindsey, S., 2018. The effects of reform: Have teachers really lost their sense of
professionalism?. Journal of educational change, 10(2-3), pp. 141-157.
Fournier, . V., 1999. The appeal to ‘professionalism’as a disciplinary mechanism.. The
sociological review, 47(2), pp. 230-307.