1119-Article Text-5315-1-10-20221107

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3.

Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590

JOURNAL OF MUSLIM COMMUNITY HEALTH (JMCH)


Penerbit: Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
Journal Homepage:
https://pasca-umi.ac.id/index.php/jmch
Original Article

Pengaruh Personal Mastery Tenaga Kesehatan Terhadap Kualitas


Pelayanan dan Kepuasan Pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Paramita, *Basir Palu, Reza Aril Ahri
Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

*Email corresponding author: [email protected]

ABSTRACT
Background: Personal Mastery is the discipline of clarifying and sharpening our personal vision, focusing our
energy, developing patience, and understanding objective reality, competencies, and skills. Service quality refers
to an effort in meeting the needs and desires of consumers and the accuracy of delivery in offsetting consumer
expectations. Patients are one of the indicators of service quality. Patient satisfaction is a key to getting patients
loyalty. Loyal patients will reuse the same health care when they need it. The purpose of the study was to
examine the impact of Health Workers’ Personal Mastery towards Service Quality and Patient Satisfaction at
Syekh Yusuf Hospital, Gowa
Method: The research design used was a cross-Sectional Study, with a total sample of 88 respondents. The
sampling technique in this quantitative study was purposive sampling. This research also conducted path
analysis.
Results: Based on the calculation results, it recognized that the value of direct influence was at 0.282 and
indirect influence at 0.438 explaining that the value of indirect influence was greater than the value of direct
impact. This result confirmed that indirectly X through Y pointed out a significant change on Z.
Conclusions: were: (1) Self-awareness did not affect service quality (2) Flexibility and adaptability controlled
service quality (3) Self Awareness determined Patient Satisfaction (4) Flexibility and adaptability showed no
change on Patient Satisfaction

Keywords: Personal Mastery; Quality of Service; Patient Satisfaction; Hospital; Path Analysis;

ABSTRAK
Latar Belakang: Personal mastery adalah disiplin memperjelas dan memperdalam visi pribadi kita,
memfokuskan energi kita, mengembangkan kesabaran, dan melihat realitas obyektif, kompetensi dan
keterampilan. Kualitas pelayanan diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaian dalam mengimbangi harapan konsumen. Pasien merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan. kepuasan pasien adalah suatu modal untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien loyal akan
menggunakan kembali pelayanan kesehatan yang sama bila mereka membutuhkan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh Personal Mastery Tenaga Kesehatan dengan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien di
RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Metode: Rancangan penelitian yang digunakan Cross Sectional Study, dengan total sampel sebanyak 88
responden. Teknik Sampling yang digunakan pada penelitian kuantitatif ini ialah Purposive Sampling.
Penelitian ini juga menggunakan analisis jalur (Path Analysis).
Hasil: Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung sebesar 0,282 dan
pengaruh tidak langsung sebesar 0,438 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak langsung lebih besar
dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung X melalui Y
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Z.
Kesimpulan: (1) Self awareness tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan (2) Flexibility and adaptability
berpengaruh terhadap Kualitas pelayanan (3) Self Awareness berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien (4)
Flexibility and adaptability tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien

Kata Kunci: Personal Mastery, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien, Rumah Sakit, Path Analysis

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
1
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
LATAR BELAKANG

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Keputusan Presiden RI 2014).
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 1, Rumah Sakit
adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Dewasa ini, rumah sakit dituntut untuk senantiasa meningkatkan pelayanan kesehatan dalam
semua aspek pelayanan. Pelayanan yang berkualitas tidak hanya menyangkut kesembuhan namun
juga dapat memberikan kenyamanan. Tenaga kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
percepatan pembangunan kesehatan, sebab semua upaya yang dilakukan untuk memenuhi keinginan
pelanggan terhadap jasa dilakukan oleh pemberi pelayanan yaitu petugas kesehatan. Sedangkan,
Pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Apabila pelayanan yang diberikan oleh
petugas kesehatan baik, maka pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dan pasien
juga akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan yang sama ketika mereka membutuhkannya,
bahkan akan mengajak orang lain untuk menggunakan fasilitas yang sama.
Personal mastery merupakan pembelajaran, yang menjadikan kemampuan individu untuk
lebih efektif dalam pembelajaran sepanjang hayat dan berkaitan dengan pengembangan personal
(Senge, Miller, and Davidson 2010). Pembelajaran personal merupakan dasar dari pembelajaran dan
perkembangan dalam sebuah organisasi yang dikembangkan melalui perkembangan individu
didalamnya. Pembelajaran organisasi (Learning Organization) menjadi salah satu prinsip dasar
menajemen sumber daya manusia (Senge et al. 2010)(Armstrong 2006).
Personal mastery (Penguasaan diri) merupakan bentuk mengakui keahlian atau talenta yang
didasari oleh tujuh dimensi yaitu Self Awareness, Perceptual Acuity, Emotional Mastery, Openness,
Flexibility and Adaptability, Autonomy, dan Creative Resourcefulness (Maya 2017). Pada penelitian
Maya (2017) pada RSU haji Surabaya dan RS Islam Jemur Sari Surabaya menujukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara personal mastery dengan caring behavior dengan arah positif. Hasil
ini menunjukkan bahwa semakin baik personal mastery yang dimiliki oleh perawat makan akan
semakin baik pula perilaku caring yang diberikan kepada pasien. Dalam temuan tersebut faktor yang
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya personal mastery, meliputi faktor individu/ sifat individu
seperti empati, keterampilan sosial, lingkungan, keterampilan petugas, jenjang pendidikan (Maya
2017).
Menurut (Santosa and Malek 2011), persepsi masyarakat terhadap pelayanan dokter di
Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan New Zealand yang dilakukan, menunjukkan bahwa
sistem kesehatan di negara tersebut memerlukan perubahan dasar dan menyeluruh. Penilaian yang
dilakukan telah menunjukkan tidak adanya kepercayaan masyarakat di Negara tersebut terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan. Ini bermakna jika kualitas pelayanan kesehatan di Negara maju
telah mengalami kemerosotan, apalagi dengan negara berkembang seperti Indonesia, yang mungkin
dapat mengalami kemerosotan kualitas pelayanan. Sejalan dengan penelitian tersebut, ditemukan
bahwa di wilayah Sumatera Utara terjadi kemerosotan mutu pelayanan kepada masyarakat yang
berobat ke Puskesmas sebanyak 9,43%.
Secara teoritikal banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, contohnya:
fasilitas, manajemen, profesionalisme dan lingkungan dalam pelayanan.
Parasuraman, et al. (1991) pelayanan dibentuk berdasarkan 5 prinsip Service Quality yaitu
kehandalan (Reability), jaminan (Assurance), bukti langsung/berwujud (Tangiable), empati

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
2
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
(Emphaty), daya tanggap (Responsiveness) yang diberikan oleh petugas kesehatan sebagai provider.
Banyak permasalahan tentang kurangnya kepuasan dari pelayanan petugas kesehatan, yang
menyebabkan persepsi pasien menjadi buruk antara lain dikarenakan agenda petugas kesehatan yang
banyak, faktor internal, maupun faktor eksternal (Maila 2021). Menurut Jacobalis (2001), dalam
Nababan (2012) aspek yang berkaitan dengan kepuasan pasien yaitu: aspek kepuasan fisik, mental,
sosial pasien, kepuasan terhadap lingkungan rumah sakit, suhu, udara, kebersihan, kenyamanan,
kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian , privasi, makanan dan tarif (Nababan 2012).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada RSUD Syekh Yusuf Gowa pada kuesioner
mengenai personal mastery terhadap kualitas pelayanan, dimana kuesioner tersebut diisi oleh 45
perawat yang bertugas di RSUD Syekh Yusuf Gowa yang diperoleh hasil 98% perawat memberikan
respon atau jawaban selalu terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Karena pentingnya peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan di sarana
pelayanan kesehatan, maka peneliti tertarik mengkaji mengenai personal matery yang merupakan
pengembangan personal dan profesional serta Apakah Personal Mastery petugas Kesehatan
menyebabkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

METODE

Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan Cross Sectional Study.
Penelitian dilaksanakan di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada bulan April – Mei 2022.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono 2013). Pada penelitian ini Populasinya adalah seluruh pasien rawat Inap yang
ada di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2021
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 responden, dimana Teknik pengambilan
menggunakan Accidental Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan jalan mengambil individu
siapa saja yang dapat dijangkau atau ditemui selama mendapat pelayanan di unit rawat inap RSUD
Syekh Yusuf Gowa. Sumber data penelitian berupa data-data yang didapatkan langsung melalui
kuesioner kepada pasien yang beraada di ruang rawat inap RSUD Syekh Yusuf Gowa dan data-data
yang di ambil dari jurnal sebagai tambahan informasi bagi peneliti.
Self awareness merupakan persepsi pasien berdasarkan kemampuan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan secara professional. Cukup jika presentasi nilai jawaban respon > 62,5% dari
total skor, kurang jika presentasi jawaba responden < 62,5% dari total skor.Flexibility and
adaptability merupakan persepsi pasien berdasarkan kemampuan petugas kesehatan mampu bersikap
flexibel dan beradaptasi dengan keadaan rumah sakit. Cukup jika presentasi nilai jawaban respon >
62,5% dari total skor, kurang jika presentasi jawaba responden < 62,5% dari total skor.
Kualitas Pelayanan adalah upaya pemenuhan, keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaian dalam mengimbangi harapan konsumen. Cukup jika presentasi nilai jawaban respon >
62,5% dari total skor, kurang jika presentasi jawaba responden < 62,5% dari total skor. Kepuasan
pasien adalah respon terkait dengan mutu pelayanan yang diberikan serta harapan pasien terhadap
pelayanan. Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien sampai meninggalkan rumah sakit.
Dengan demikian, jelas bahwa kontak pertama antara petugas rumah sakit dengan pasien menjadi
catatan penting terhadap pelayanan yang didapatkannya. Cukup jika presentasi nilai jawaban respon >
62,5% dari total skor, kurang jika presentasi jawaba responden < 62,5% dari total skor. Pada
penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Analisis univariat dan
bivariat dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS.

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
3
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Responden dan Frekensi Variabel Penelitian

Variabel N Persentase(%)
Umur 15-20 Tahun 5 5.7
21-30 Tahun 22 25.0
31-40 Tahun 31 35.2
41-50 Tahun 22 25.0
51-60 Tahun 8 9.1
Jenis Kelamin Laki-laki 40 45.5
Perempuan 48 54.5
Pendidikan SD 6 6.8
SMP 20 22.7
SMA 46 52.3
S1 16 18.2
Pekerjaan PNS 14 15.9
Swasta 21 23.9
Sopir 5 5.7
Petani 6 6.8
TNI 6 6.8
IRT 21 23.9
Lain-lain 11 12.5
Polri 4 4.5

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden


berdasarkan umur, terbanyak pada umur 31 – 40 Tahun yaitu sebesar 35,2% dan pada distribusi
frekuensi umur terendah 15-20 Tahun yaitu sebesar 5,7%. Responden lebih didominasi perempuan
yaitu sebesar 54,4% sedangkan pada pada responden jenis kelamin laki-laki sebesar 45,5%.
Berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terbanyak
SMA yaitu sebesar 52,3% dan distribusi frekuensi karakteristik pendidikan terendah yaitu SD sebesar
6,8%. Sedangkan berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
terbanyak karyawan swasta yaitu sebesar 23,9% dan distribussi frekuensi pekerjaan terendah polri
sebanyak 4,5%.

Tabel 2. Hubungan Self awareness, , Flexibility and adaptability dengan Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan p-
Total
Variabel Cukup Kurang Value
n % n % n %
Self awareness Cukup 84 95,5 2 2,3 86 97,7
0,827
Kurang 2 2,3 0 0,0 2 2,3

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
4
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
Total 86 97,7 2 2,3 88 100
Flexibility and Cukup 85 96,6 1 1,1 86 97,7
Adaptability Kurang 1 1,1 1 1,1 2 2,3 0.000
Total 86 97,7 2 2,3 88 100

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa distribusi frekuensi self awareness cukup dengan
kualitas pelayanan yang cukup memiliki persentase tertinggi sebesar 95,5%. Sementara, distribusi
frekuensi self awareness kurang dengan kualitas pelayanan yang kurang memiliki persentase rendah
sebesar 0,0%.

Tabel 3. Hubungan Self awareness, Flexibility and adaptability dengan Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien p-
Total
Variabel Cukup Kurang Value
n % n % n %
Self awareness Cukup 85 96,6 0 0,0 85 96,6
Kurang 1 1,2 2 2,3 3 3,4 0,000
Total 86 97,7 2 2,3 88 100
Flexibility and Cukup 80 90,0 2 2,3 82 93,2
Adaptability Kurang 6 6,8 0 0,0 6 6,8 0.699
Total 86 97,7 2 2,3 88 100

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa distribusi frekuensi self awareness cukup dengan
kepuasan pasien yang cukup memiliki persentase tertinggi sebesar 96,6%. Sementara, distribusi
frekuensi flexibility and adaptability kurang dengan kepuasan yang kurang memiliki persentase
rendah sebesar 0,0%

Tabel 4. Hasil Uji Regresi

Model Unstandardized Unstandardized t Sig


coefficients coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 18.675 9.612 1.943 .055
Personal Mastery .967 .214 .438 4.512 .000
(Constant) 14.793 9.314 1.588 .116
Personal Mastery .622 .237 .282 2.625 .010
Kepuasan pasien 1.299 .445 .313 2.915 .005

Mengacu pada output Regresi diatas pada bagian tabel Coefficients dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi dari variabel Personal Mastery (X) yaitu = 0,010 dan variabel kepuasan pasien (Y) =
0,005 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 1.588 < t tabel 1.666. Hasil tersebut memberikan kesimpulan
bahwa, yakni variabel X dan Y berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan (Z)
sebagai variabel intervening. Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa hipotesa diterima yang berarti
Personal Mastery berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien dengan Kualitas Pelayanan sebagai
Variabel Intervening di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

DISKUSI
Pengaruh Self Awareness tenaga kesehatan terhadap Kualitas Pelayanan

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
5
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dari 88 responden yang dilakukan melalui kuesioner
terhadap pasien rawat inap di RUSD Syekh Yusuf Gowa. Diketahui bahwa responden yang memiliki
Self Awareness terhadap kualitas pelayanan cukup sebanyak 86 (97,7%) responden sementara sisanya
2 (2,3%) responden dengan Self awareness terhadap kualitas pelayanan yang kurang. Selain itu, hasil
uji Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,827. Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 > 𝛼 (𝛼 =
0, 05) maka Hipotesis ditolak Artinya, tidak ada Pengaruh Self Awareness terhadap Kualitas
Pelayanan di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan profesional tenaga kesehatan terhadap pasien
tergolong kurang. Hal ini tampak perawat tidak menjelaskan prosedur tindakan dengan baik kepada
pasien maupun keluarganya sebelum melakukan tindakan kepada pasien serta beberapa perawat tidak
memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya sebagai petugas jaga. Standar Prosedur
Operasional merupakan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan, tujuannya untuk mengukur
efisiensi pelayanan dan layanan secara optimal sehinggga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah sakit. Penerapan Standar Prosedur Operasional dalam setiap tindakan perawat merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan.
Walaupun ada sekitar 2 (2,3%) responden dengan Self awareness terhadap kualitas pelayanan
yang kurang akan tetapi, Sebagian besar tenaga Kesehatan di RSUD Syekh Yusuf Gowa sudah
menjalankan sikap yang professional dalam melakukan pelayanan terhadap pasien di RSUD Syekh
Yusuf Gowa. Namun, sikap Self-awareness perlu ditingkatkan sebab hal tersebut merupakan dasar
untuk personal mastery dan efektivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Self awareness dapat
dijadikan kunci sebagai pemegang kendali untuk pengembangan personal dan professional.
Dalam teori yang dijelaskan oleh senge (2010) menyatakan bahwa seseorang dengan personal
mastery tinggi akan secara baik memahami akan kekurangannya, ketidakmampuan dirinya, area
pengembangan dirinya, dan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi (Senge et al. 2010). Self-
awareness merupakan dasar untuk Personal Mastery dan efektivitas dalam berhubungan dengan
orang lain. Self-awareness dapat dijadikan kunci pemegang kendali untuk pengembangan personal
dan professional serta kemampuan untuk melihat dan memahami diri sendiri secara baik (Maya
2017).
Self-awareness atau kesadaran diri memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja
tenaga Kesehatan sehingga berdampak pada kualitas pelayanan. Self-awareness ialah kesadaran diri
seseorang yang mampu memahami, menerima dan mengelola seluruh potensi untuk pengembangan
hidup di masa depan. Pengembangan profesional yang tercakup pengembangan personal didalam
organisasi tersebut. Dalam program pengembangan terdapat penekanan terhadap perencanaan
pengembangan personal dan perencanaan pembelajaran (Maya 2017).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman
dan Berry, Berdasarkan teori dimensi kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Zeithaml,
Parasuraman dan Berry, dimana salah satu dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu Competence
(kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan) (Parasuraman and
Zeithaml 2004).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Maya (2017), dalam hasil
penelitiannya Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya memiliki self Awareness yang
cukup baik, dalam lembar portofolio penelitiannya perawat melaksanakan komunikasi efektif serta
menjalankan Standar Prosedur Operasional (Maya 2017).

Pengaruh Flexibility dan Adaptability tenaga kesehatan terhadap Kualitas Pelayanan


Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dari 88 responden yang dilakukan melalui
kuesioner terhadap pasien rawat inap di RUSD Syekh Yusuf Gowa. Diketahui bahwa responden
The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
6
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
mempunyai Flexibility and adaptability adaptability terhadap kualitas pelayanan yang cukup yaitu
sebanyak 86 (97.7%) responden, sementara sisanya terdapat 2 (2,3%) responden yang memiliki
flexibility and adaptability terhadap kualitas pelayanan yang kurang. Berdasarkan hasil uji Pearson
Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,000 Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 < 𝛼 (𝛼 = 0, 05) maka Hipotesis
diterima Artinya, ada Pengaruh Flexibility and adaptability terhadap Kualitas Pelayanan di RSUD
Syekh Yusuf Gowa.
Hal ini menunjukkan bahwa Flexibility and adaptability mempengaruhi kualitas pelayanan,
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jawaban responden terbanyak yaitu bahwa perawat cepat
tanggap saat ada pasien gawat di ruang perawatan.
Perubahan dan perkembangan dalam organisasi menuntut seseorang untuk mengikuti
perubahan dan/atau perkembangan tersebut. Maka seseorang harus mempunyai sikap fleksibel dan
pintar untuk beradaptasi, sehingga mampu memandang perubahan sebagai kesempatan baru.
Pola pikir fleksibel merupakan kemampuan yang dianggap penting oleh banyak tempat kerja.
Fleksibilitas kerja dapat membuat seseorang mampu menanggapi segala perubahan yang terjadi
dengan cepat. Oleh karena itu, mereka tidak akan mengalami banyak gangguan ketika mendapatkan
tanggung jawab serta tugas baru dari atasan.
Tenaga Kesehatan yang mempunyai fleksibilitas kerja dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawab diluar deskripsi pekerjaannya. Mereka bisa melakukan banyak tugas sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Untuk bisa menyelesaikan tugas dan tanggung jawab tersebut, karyawan pun
tidak akan keberatan melakukan berbagai hal yang dianggapnya perlu (Nisaa 2013).
Tenaga kesehatan yang mempunyai sikap fleksibel menjadi aset penting bagi rumah sakit atau
fasilitas Kesehatan lainnya. Para tenaga kesehatan dituntut untuk bekerja di luar zona nyaman.
Dengan memiliki sikap fleksibel, seseorang tidak akan mengalami kesulitan untuk bergabung (Nisaa
2013).
Adaptability merupakan kemampuan yang berkaitan erat dengan kondisi psikologi seseorang
saat berhadapan dengan perubahan peran di dunia kerja. Mereka mampu beradaptasi pada peran
barunya dengan baik dan menjalankan tugas dengan baik. Kemampuan dalam hal adaptability
menjadi sangat penting seiring pergerakan dunia kerja yang sangat dinamis. Seorang yang mempunyai
adaptability bisa menghadapi transisi karier dengan cepat. Dengan mempunyai kemampuan ini, kamu
bisa menjadi solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi oleh perusahaan.
Menariknya lagi, kemampuan adaptability tidak hanya berkaitan dengan karier. Mereka yang
memiliki adaptability tinggi punya kemampuan bagus dalam mempertahankan keseimbangan antara
keperluan pribadi dan pekerjaan. Sikap ini bakal menjadikanmu sebagai seorang yang senantiasa
profesional dalam pekerjaan. Hal tersebut sejalan dengan teori Dimensi Kualitas Pelayanan
(Parasuraman) yaitu Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap dimana sikap tersebut telah ditunjukkan oleh
petugas Kesehatan di RSUD Syekh Yusuf.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian maya (2017), dalam hasil
penelitiannya perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya melalui lembar portofolio yaitu beberapa
pasien yang di ruang perawatan mengatakan perawat sering tidak cepat saat ada pasien yang
membutuhkan, hal tersebut membuat sikap dan performa tidak baik dihadapan pasien.

Pengaruh Self Awareness tenaga kesehatan terhadap Kepuasan Pasien


Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dari 88 responden, yang dilakukan melalui kuesioner
terhadap pasien rawat inap di RUSD Syekh Yusuf Gowa. Diketahui bahwa responden yang memiliki
self awareness terhadap kepuasan pasien yang cukup yaitu sebanyak 85 (96.6%) responden,
sementara sisanya terdapat 3 (3,4%) responden yang memiliki self awareness terhadap kepuasan

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
7
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
pasien yang kurang. Berdasarkan hasil uji Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,000 Hal ini
menunjukkan bahwa 𝜌 < 𝛼 (𝛼 = 0, 05) maka Hipotesis diterima Artinya, ada Pengaruh Self
Awareness terhadap Kepuasan Pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Hal ini menunjukkan bahwa Self Awareness tenaga kesehatan dapat mempengaruhi kepuasan
pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dan
keluarga pasien puas dengan pelayanan perawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Sebagian besar
responden dalama penelitian ini memilih jawaban puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang tepat waktu dalam pelayanan, pelayanan yang cepat dan perawat memperhatikan
kebutuhan pasien. Tepat waktu merupakan tingkatan dimana pekerjaan dapat dilaksanakan dalam
kerangka waktu yang sesuai dengan perjanjian. Dalam dimensi self awareness, hal ini berkaitan
dengan prosedur pelayanan, ketepatan waktu dalam pelayanan mulai dari pendaftaran hingga pasien
pulang dari rumah sakit.
Teori Humanistik Abraham Malow dalam kajian Tibrisi mengemukakan bahwa self
awareness adalah individu yang memahami dirinya, menyadari potensinya dan menyedari kekuatan
maupun kelebihan dirinya karena setiap individu memiliki potensi inner yang memungkinkan untuk
dioptimalkan (Maya 2017). Jika seorang tenaga kesehatan mempunyai kesadaran diri atau self
awareness yang tinggi, maka akan bekerja dengan lebih baik dan bahkan cenderung sesuai dengan
standar yang ditetapkan organisasi, sehingga pada akhirnya akan tujuan organisasi yang lebih baik
seperti halnya dalam lingkup RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Profesionalisme dalam dunia keperawatan disusun atas komponen partisipasi organisasi,
pendidikan berkelanjutan, manajemen, disiplin kerja, penerapan Standar Prosedur Operasional.
Self awareness adalah kunci kemudi dalam perseorangan atau pengembangan profesional
yang bukan berarti hal atau benda fisik, namun secara eksplisit atau implisit tidak berwujud, yang
menjadi dasar dari personal mastery, pembentukan hubungan interpersonal. Self awareness juga
mencakup kemampuan mengenali kekurangan diri secara profesional dalam pekerjaannya, sehingga
menjadi hal yang dibutuhkan untuk pengembangan atribut dalam pembawaan diri. Jika memiliki Self
Awaeeness yang tinggi, percaya diri, mempertanyakan sikap dalam kehidupan, maka dapat
mempengaruhi perkembangan personal serta lingkungan kerjanya. (Maya 2017).
Kepuasan merupakan penilaian terhadap produk dan pelayanan yang memberikan tingkatan
kesenangan dari konsumsi yang dilakukan terkait dengan pemenuhannya. Kepuasan konsumen adalah
tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap pengalaman produk atau pelayanan (Surijadi 2019).
Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Moison et.al. dal Maila (2021)
menyebutkan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu kecepatan dalam pelayanan (Maila
2021). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Febriyanti dan Mitayani (2017) di RSUP dr
M. Djamil Padang, bahwa dalam penelitiannya ada hubungan yang signifikan antara self awareness
perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di RSUP dr M. Djamil Padang
(Febriyanti and Mitayani 2017).

Pengaruh Flexibility dan Adaptability tenaga kesehatan terhadap Kepuasan Pasien


Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dari 88 responden yang dilakukan melalui kuesioner
terhadap pasien rawat inap di RUSD Syekh Yusuf Gowa. Responden yang memiliki flexibility and
adaptability terhadap kepuasan pasien yang cukup yaitu sebanyak 82 (93.2%) responden, sementara
sisanya terdapat 6 (6,8%) responden yang memiliki flexibility and adaptability terhadap kepuasan
pasien yang kurang. Berdasarkan hasil uji Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,699 Hal ini
menunjukkan bahwa 𝜌 > 𝛼 (𝛼 = 0, 05) maka Hipotesis ditolak Artinya, tidak ada Pengaruh flexibility
and adaptability terhadap Kepuasan Pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa.Hal ini menunjukkan
bahwa sikap flexibility and adaptability perawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa masih kurang,
The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
8
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
berdasarkan hasil penelitian keluarga pasien atau pasien kurang puas bila ada komplai dari pasien
sebab tidak segera ditangani oleh perawat.
Hasil yang didapatkan selama penelitian, flexibility and adaptability perawat di RSUD Syekh
Yususf Gowa belum termasuk baik karena dianggap belum memiliki pola pikir yang cepat tanggap
dalam menjalankan tanggung jawab sebagai perawat dan lambat dalam mengambil keputusan.
Hal ini disebabkan bila ada komplain terkait medis, berdasarkan aturan (SPO) Standar Prosedur
Operasional perawat sebaiknya melapor ke Dokter Penanggung Jawab Pasien terkait keluhan yang
dihadapi pasien tersebut akan tetapi membutuhkan waktu dalam proses pelaporannya yang membuat
pasien dan keluarganya merasa perawat lambat dalam menanganinya. Contoh lain, ketika ada masalah
di perawatan terkait masalah gedung, fasilitas sarana dan prasarana mereka harus melapor kepada
ruangan di perawatan tersebut sebelum perawat shift yang bertugas pada waktu itu mengambil
keputusan.
Bennett (1980) dalam Tabrisi (2021) mengemukakan Fleksibilitas dalam bekerja dianggap
memiliki hubungan dengan perluasan deregulasi dalam kerja. Dikatakan fleksibel apabila seseorang
mempunyai keahlian untuk menjadi berbeda sejalan dengan apa yang dibutuhkan, ide ini menjadi
gambaran keahlian untuk tetap dapat beroperasi meskipun berada dalam kondisi yang selalu berubah,
baik saat perubahan dapat diprediksi ataupun sebaliknya. Sementara Adaptasi suatu proses
keseimbangan antra kegiatan organisme dan kegiatan lingkungannya, lingkungan dipandang sebagai
suatu hal yang terus menerus mendorong organisme untuk menyesuaikan diri terhadap situasi realitas,
dengan demikian secara timbal balik organisme secara konstan menghadapi lingkungannya sebagai
suatu struktur yang merupakan bagian dari dirinya (Tibrisi 2022).
Fleksibilitas dan adaptasi sangat diperlukan dalam menjalankan sebuah pekerjaan, begitupun
pada perawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Untuk itu kemampuan beradaptasi dibutuhkan dalam
menghadapi segala tuntutan perubahan yang terjadi sehingga dapat menyelesaikan berbagai persoalan
serta merespon perubahan yang terjadi dengan cepat. Sebagai perawat tentunya harus memiliki Sikap
positif dan rasa hormat kepada orang lain, hal tersebut dapat diterapkan dengan memberikan perhatian
melalui pelayanan yang ramah. Perawat harus mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
ada di lingkungan rumah sakit sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Hal tersebut tidak sejalan dengan teori Moison yang menyebutkan faktor-faktor yang
memperngaruhi kepuasan pasien yaitu kecepatan dalam pelayanan. Oleh karena itu sikap flexibility
and adaptability atau kemampuan petugas Kesehatan menyesuaikan perubahan dengan cepat dalam
pekerjaan seorang perawat perlu ditinjau kembali, agar tercipta kepuasan pasien di RSUD Syekh
Yusuf Gowa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tibrisi (2021) di Dinas Perhubungan Kota
Makassar, bahwa dalam penelitiannya disimpukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
flexibility and adaptability dengan kemampuan dalam menjalanjakan tugas yang cepat tanggap.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu; 1). Hasil uji Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 =
0,827. Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 > 𝛼 (𝛼 = 0, 05) dengan demikian dapat dikatakan bahwa Self
wareness tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan di RSUD Syekh Yusuf Gowa. 2). Hasil uji
Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 < 𝛼 (𝛼 = 0, 05) dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Flexibility and adaptability berpengaruh terhadap Kualitas
pelayanan di RSUD Syekh Yusuf Gowa. 3). Hasil uji Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 < 𝛼 (𝛼 = 0, 05) dengan demikian dapat dikatakan bahwa Self
Awareness berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa. 4). Hasil uji
Pearson Chi square diperoleh nilai 𝜌 = 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa 𝜌 > 𝛼 (𝛼 = 0, 05) dengan

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
9
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590
demikian dapat dikatakan bahwa Flexibility and adaptability tidak berpengaruh terhadap Kepuasan
Pasien di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

SARAN
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Disarankan
untuk Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, maka peneliti dapat
memberikan saran untuk peningkatan kemajuan pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Syekh Yusuf Gowa; 1). Meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih mempertahankan tingkat layanan
yang memuaskan, pihak RSUD Syekh Yusuf tetap mempertahankan dimensi Emotional Mastery
yaitu sikap ramah dan komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. 2). Memperbaiki
kualitas pelayanan agar pasien merasa puas dengan pelayanan di RSUD Syekh Yusuf Gowa, dimensi
yang harus diperbaiki Self awareness yaitu perawat melakukan pelayanan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional, pada dimensi Autonomy yaitu perawat memjelaskan alur pelayanan kepada
pasien dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan dimensi Flexibility and
adaptability yaitu pelayanan yang cepat tanggap terutama untuk komplain pasien. 3). Rumah sakit
diharapkan melakukan survei rutin secara berkala untuk menilai langsung kualitas layanan yang
tersedia dibandingkan dengan yang diharapkan dan melakukan survei tentang kepuasan pasien. 4).
Meningkatkan perhatian khusus kepada pasien, sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pasien,
memahami kebutuhan pasien sehingga tercipta kepuasan pasien yang maksimal. 5). Penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk membuat program dalam
pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dengan mempertimbangkan personal
mastery sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. 6). Untuk peneliti
selanjutnya, untuk meneliti kepuasan pasien sebaiknya peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data kuesioner dan wawancara.

Deklarasi Conflict of Interest

Seluruh penulis menyatakan tidak ada potensi Conflict of Interest dalam penelitian dan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alwy. 2018. ‘ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT PEMERINTAH
( RSUD HAJI MAKASSAR )’. Universitas Hasanuddin.

Anwar A. A., Rahmadani S., Rochka M. M. 2021. ‘Analisis Pengaruh Clinical Autonomy Terhadap
Kepuasan Kerja Dokter RSUD VISIKES : Jurnal Kesehatan Masyarakat’. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (December).

Armstrong, Michael. 2006. Distributed Computing Resource Management Resource Management.


10th ed. london and Philadelphia: kogan Page Limited.

Febriyanti, and Mitayani. 2017. ‘KECERDASAN EMOSIONAL PERAWAT DENGAN


KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG’. MENARA Ilmu XI(75): 194–206.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/164.

Hardianti, Mustari, and Parawu. 2018. ‘Pengaruh Impersonalitas Terhadap Kepuasan Masyarakat Di
RSUD Syeh Yusuf Kabupaten Gowa’. Matra Pembaruan 2(2): 123–37.

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
10
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590

Keputusan Presiden RI. 2009. ‘Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit’. : 1–
24.

Keputusan Presiden RI. 2014. ‘Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan’. Presiden Republik Indonesia: 1–78.
http://www.pdpersi.co.id/diknakes/data/regulasi/undang_undang/uu362014.pdf.

Lumban. 2017. ‘Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Pelabuhan Medan Tahun 2017’.

Maila. 2021. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Geriatri Ditinjau Dari Mutu Pelayanan,Persepsi Dan
Respon Time Di Puskesmas. pertama. ed. Tim STRADA PRESS. kediri: STRADA PRESS.
https://stradapress.org/index.php/ebook/catalog/book/14.

Mappaware, Nasrudin Andi et al. 2019. ‘Analisis Hubungan Clinical Autonomy Terhadap Kepuasan
Kerja Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi Dalam Tindakan Seksio Sesarea Pada Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional’. Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(3): 106.

Marsono. 2019. ‘Metode Penelitian Kuantitatif: Langkah-Langkah Menyusun Skripsi, Tesis, Atau
Disertasi Menggunakan Teknik Analisis Jalur (Path Analysis) Dilengkapi Contoh Aplikasinta’. :
1–23.

Maya, Risca. 2017. ‘Hubungan Personal Mastery Terhadap Caring Behavior Perawat Di RSU Haji
Surabaya Dan RS Islam Jemursari’. Universitas Airlangga.

Miller, Herman, and Harley Davidson. 2004. THE FIFTH DISCIPLINE. 1st ed. ed. Peter M Senge.
new york: Bantam doubleday dell Publishing Group.

Mumu, Like J, Grace D Kandou, and Diana V Doda. 2015. ‘Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Prof . Dr . R . D .
Kandou Manado Clinic of Internal Medicine Department of RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou’.
Universitas Sam Ratulangi Manado.

Nababan. 2012. ‘Analisis Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Bed Occupancy Rate (BOR) Di
Rumah Sakit Umum Daerah Sukamara Kalimantan Tengah’. perpustakaan: 1–20.

Nisaa, Uswatun. 2013. ‘“Alternatif-Alternatif Langkah Dinas Kesehatan Meningkatkan Keterlibatan


Pegawai Puskesmas Dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas”’. Journal of
Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.

Nova, Rahadi. 2010. ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta’. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nujannah, Aksa, and Idris. 2017. ‘Manajemen Pelayanan Bagi Peserta Bpjs Kesehatan Di Rsud Syech
Yusuf Kabupaten Gowa’. Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik 3(1): 63.

Parasuraman, and Zeithaml. 2004. ‘Servqual’. Wiley Encyclopedia of Management: 1–1.


The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
11
Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 3. Page 1-12
https://doi.org/10.52103/jmch.v4i3.1119 E-ISSN 2774-4590

Permenkes RI. 2014. ‘Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit’. 3(2): 1–46.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127.

Radito. Th. 2014. 11 Jurnal Ilmu Managemen ‘Analis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas
Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas’. STIE IEU Yogyakarta.

Reny. 2014. ‘HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN


TERHADAP PELAYANAN DI RSIA SRIKANDI IBI JEMBER TAHUN 2014’.

Rosnaini. 2019. Kualitas Produk Dan Kepuasan Pelanggan. pertama. Makassar: Global Research and
consulting institute.

Santosa, Heru, and Nor Malina Malek. 2011. ‘PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH SUMATERA UTARA , INDONESIA’. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan 14(01): 49–54.

Senge, Miller, and Davidson. 2010. The Fifth Discipline: The Art & Practice of the Learning
Organization. London: Bantam doubleday dell Publishing Group.

Senge, Peter M et al. 2010. The Fifth Discipline Fieldbook: Strategies and Tools for Building a
Learning Organization The Fifth Discipline Fieldbook. london: Nicholas Brealey Publishing.

Surijadi. 2019. ‘Pengaruh Kenyamanan Dan Tepat Waktu Terhadap Kepuasan Pasien Bersalin Pada
Rsud Dr. Haulussy Di Kota Ambon’. Jurnal Manajemen 7(1): 34–42.

Tibrisi. 2022. ‘Pengaruh Personal Mastery Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas
Perhubungan Kota Makassar’. Jurnal Magister Managemen Universitas Muslim Indonesia 9(1):
1–13.

The Author(s). This Open Access article is distributed under a creative Commons Attribution (CC-BY)
4.0 license
12

You might also like