ID Gambaran Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran Di Dinas Pencegah Pemadam Ke

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K)


KOTA MEDAN

Rahmi Shafwani1 , Halinda Sari Lubis 2 , Umi Salmah3


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2,3
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : [email protected]

Abstract
Descriptive of Firefighter Job Risk at Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K)
Medan. The development of an urban area has brought a number of important issues,
such as the threat of fire hazard. The authorized institutions to tackle fires is the fire
department. The purpose of this study was to determine the job risk faced by firefighters
in Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Medan by using a qualitative
approach. Data obtained from in-depth interviews with members of DP2K Medan at
Technical Unit I using voice recorder. The results showed the job risk of firefighters
mostly when they go to the location of fire, the risk of traffic, and when they extinguish
fire at the location of fire. Job risk at fire location like accidents due to electricity, heat,
fire, working at height, equipment outages, explosions, backdraft and flashover, the
condition of the building on fire, sharp objects, and physical fights with people. Health
complaints that they feel in general is caused by many of the fire smoke inhalation such
as cough, shortness of breath, nausea, vomiting, dizziness, eye irritation, and limp.
Government and DP2K Medan expected to increase the amount of Personal Protective
Equipment (PPE). Firefighters are expected to always using PPE on duty firefighting to
minimize unwanted risks. DP2K Medan expected to increase cooperation with the
police and department of transportation to manage the traffic especially when the fire
truck will pass the road towards the location of fire.

Keywords : Job Risk, Firefighters

Pendahuluan unsur api tersebut dikenal sebagai


segitiga api (fire triangle). Oleh karena
Perkembangan suatu wilayah perkotaan itu, bencana kebakaran selalu
telah membawa sejumlah persoalan melibatkan bahan mudah terbakar
penting seperti derasnya arus mobilisasi dalam jumlah yang besar baik yang
penduduk dari desa ke kota maupun berbentuk padat seperti kayu, kertas
berkembangnya berbagai kawasan atau kain maupun bahan cair seperti
seperti kawasan hunian, industri dan bahan bakar dan bahan kimia (Ramli,
perdagangan. Ironisnya kondisi ini 2010).
ternyata juga membawa konsekuensi
logis tersendiri seperti adanya ancaman Menurut data National Fire Protection
terhadap bahaya kebakaran (Hia, 2007). Association (NFPA), jumlah kasus
kebakaran yang terjadi di 50 negara
Pada dasarnya kebakaran adalah proses bagian Amerika Serikat pada tahun
kimia yaitu reaksi antara bahan bakar 2007 sebanyak 530.500 kasus dan pada
(fuel) dengan oksigen dari udara atas tahun 2008 sebanyak 515.000 kasus
bantuan sumber panas (heat). Ketiga kebakaran (Ramli, 2010). Adapun

1
lembaga yang berwenang untuk bahaya tinggi. Dari hasil penelitian
menanggulangi kebakaran yang terjadi tersebut diketahui bahwa jabatan
adalah institusi pemadam kebakaran anggota regu memiliki tingkat risiko
(Ridley, 2008). tertinggi disusul jabatan komandan
regu, supir pemadam, dan staf
Menurut US Fire Administration, angka operasional.
kematian pemadam kebakaran per
100.000 kebakaran di 50 negara bagian Adapun untuk kota Medan, institusi
Amerika Serikat tahun 2008 berjumlah yang berwenang dalam menanggulangi
120 orang (3,86%), tahun 2009 kebakaran adalah Dinas Pencegah
berjumlah 91 orang (2,97%), dan tahun Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota
2010 berjumlah 87 orang (2,78%). Medan yang terbagi kedalam 4 Unit
Kematian ini diantaranya disebabkan Pelaksana Teknis (UPT). Menurut data
karena kelelahan akibat aktivitas fisik DP2K Kota Medan, pada tahun 2010
yang terlalu berat, kecelakaan jumlah kasus kebakaran yang terjadi
kendaraan, tersesat dan terjebak di sebanyak 197 kasus dan tahun 2011
dalam bangunan yang terbakar, terjatuh sebanyak 159 kasus kebakaran. Dengan
dari ketinggian, dan gangguan tingkat kejadian kebakaran seperti ini,
kesehatan seperti sesak nafas, serangan petugas pemadam kebakaran cukup
jantung dan sebagainya (US Fire sering bertugas di lapangan untuk
Administration, 2011). memadamkan api sehingga frekuensi
mereka untuk terpapar bahaya juga
Dalam melaksanakan tugasnya, petugas semakin meningkat.
pemadam kebakaran harus
menggunakan alat pelindung diri yang Dalam melakukan pemadaman
sesuai dengan kebutuhan di tempat kebakaran, petugas di DP2K Kota
kejadian untuk menghindari risiko Medan tidak didukung dengan APD
kecelakaan ataupun gangguan kesehatan yang lengkap seperti tidak adanya
(Depdagri, 2005). Menurut sepatu khusus pemadam kebakaran
Occupational Safety and Health (firefighter boots) serta belum
Administration (OSHA), alat pelindung mencukupi dengan jumlah petugas
diri merupakan alat yang digunakan seperti kurangnya jumlah baju dan
untuk melindungi pekerja dari luka atau celana tahan panas, sarung tangan, dan
penyakit yang diakibatkan oleh adanya masker padahal dalam melaksanakan
kontak dengan bahaya di tempat kerja, tugasnya petugas dihadapkan pada
baik yang bersifat kimia, biologis, bahaya dan risiko yang tinggi.
radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan
lainnya (Anonim, 2008). Berdasarkan hal tersebut maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian
Berdasarkan penelitian Andriyan (2011) ini adalah bagaimana gambaran risiko
di Dinas Kebakaran Surabaya, pekerjaan petugas pemadam kebakaran
pekerjaan pemadam kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran
merupakan pekerjaan yang mengandung (DP2K) Kota Medan.
risiko kerja sangat tinggi berupa
kecelakaan kerja yang berakibat fatal Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
seperti cacat permanen bahkan untuk mengetahui risiko pekerjaan
kematian. Selain itu, pasukan pemadam yangdihadapi petugas pemadam
kebakaran sering mengalami gangguan - kebakaran di DP2K Kota Medan.
gangguan kesehatan yang diakibatkan
kondisi lingkungan kerja yang memiliki

2
Metode Penelitian terdapat dalam Peraturan Daerah Kota
Medan tentang Pembentukan Organisasi
Jenis penelitian ini merupakan dan Tata Kerja Dinas Pencegah
penelitian kualitatif dengan Pemadam Kebakaran Kota Medan.
menggunakan metode wawancara
mendalam (indepth interview) untuk Pelaksanaan penanggulangan
menggali informasi mengenai risiko pemadaman kebakaran di Kota Medan
pekerjaan petugas pemadam kebakaran oleh DP2K Kota Medan dilakukan oleh
di Dinas Pencegah Pemadam Unit Pelaksana Teknis (Pemko Medan,
Kebakaran (DP2K) Kota Medan. 2010). Unit Pelaksana Teknis (UPT)
pada DP2K Kota Medan terdiri dari 4
Penelitian ini dilakukan di Unit UPT yaitu UPT Pemadam Kebakaran
Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Wilayah I sebagai UPT induk yang
Kebakaran Wilayah I inti kota DP2K bertugas menangani kebakaran di
Kota Medan karena merupakan UPT wilayah inti kota Medan dan sekitarnya,
pos induk,dari bulan Januari sampai UPT Wilayah II yang bertugas untuk
Agustus 2012. daerah Amplas dan sekitarnya, UPT
Wilayah III yang bertugas untuk daerah
Adapun populasi dalam penelitian ini Kawasan Industri Medan (KIM) dan
yaitu seluruh anggota regu pemadam UPT Wilayah IV untuk daerah Belawan
karena memiliki tugas untuk dan sekitarnya. Ketika terjadi kebakaran
melaksanakan operasi penanggulangan besar maka keempat UPT tersebut dapat
kebakaran secara langsung di lokasi saling berkoordinasi dan bekerja sama
kebakaran di UPT Wilayah I yang dalam melakukan pemadaman
berjumlah 63 orang. Sampel adalah kebakaran (Pemko Medan, 2010).
anggota regu yang terdapat di UPT
Wilayah I yang dijadikan sebagai Berdasarkan survey pendahuluan di
informan dipilih berdasarkan DP2K Kota Medan pada UPT Wilayah
pengambilan sampel homogen karena I yang berfungsi sebagai UPT induk
memiliki tugas dan fungsi yang sama diketahui bahwa dalam UPT Wilayah I
dalam melakukan pemadaman terdiri dari seorang kepala UPT, seorang
kebakaranberdasarkan kecukupan kepala sub bagian tata usaha, dan 3 regu
penelitian yaitu sebanyak 4 orang. pemadam kebakaran dengan masing-
masing regu berjumlah 35 orang. Setiap
Jenis analisa data yang digunakan yaitu regu terdiri dari seorang komandan
model analisis antar kasus dengan regu, seorang wakil komandan regu,
tahapan : data yang sudah terkumpul supir pemadam, dan anggota regu
dari hasil wawancara kemudian pemadam dengan tugas dan fungsinya
diorganisasi dengan menyusun masing- masing.
transkripsi verbatim serta dikoding
kemudian dianalisis dan diinterpretasi Ketika terjadi kebakaran maka
(Poerwandari, 2005). pemberangkatan regu pemadam
kebakaran di DP2K Kota Medan
Hasil dan Pembahasan dipimpin oleh kepala UPT dan/atau
komandan regu. Supir pemadam
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran
memiliki tanggung jawab untuk
(DP2K) Kota Medan mempunyai
mengantarkan regu pemadam kebakaran
tanggung jawab yang besar terhadap
agar segera mencapai lokasi kebakaran
peristiwa bahaya kebakaran yang terjadi
sekaligus berfungsi sebagai operator
di Kota Medan (Bornok, 2008). Hal ini
pompa dalam pengaliran air. Sedangkan

3
anggota regu, yang berfungsi sebagai selesai melakukan pemadaman petugas
informan, bertugas untuk memadamkan kembali ke kantor DP2K UPT Wilayah
api secara langsung di lokasi kebakaran I.
(DP2K Kota Medan, 2006).
Menurut pihak DP2K Kota Medan,
Dari hasil wawancara peneliti tugas dan tata cara kerja petugas dalam
memeroleh informasi bahwa semua melakukan operasi penanggulangan dan
anggota regu memiliki tugas dan proses pemadaman kebakaran diberikan
kerja yang sama. Menurut uraian kepada setiap petugas sebelum dan
penjelasan dari informan dapat selama bertugas sebagai petugas
diketahui bahwa proses kerja yang pemadam kebakaran dalam bentuk
dilakukan telah sesuai dengan standar diklat (pelatihan).
prosedur penanggulangan kebakaran
DP2K Kota Medan tahun 2006. Sebagai petugas pemadam kebakaran
semua informan mengatakan bahwa
Adapun proses kerja informan sebagai mereka mendapat pelatihan setiap tahun
anggota regu yaitu menjaga pos piket, yang diberikan secara bergantian
menerima telfon laporan kejadian mengenai teori kebakaran, simulasi
kebakaran kemudian melakukan penanggulangan kebakaran, ataupun
konfirmasi terhadap kebenaran kejadian pelatihan baris-berbaris dengan
kebakaran. Konfirmasi dilakukan mengundang beberapa pihak seperti
dengan menanyakan kepada kepling BRIMOB, BASARNAS dan Dinas
ataupun polisi di daerah tersebut tentang Kesehatan.
kebenaran kejadian kebakaran.
Selain itu petugas juga mendapat
Jika informasi benar maka piket segera pelatihan rutin setiap hari Sabtu yaitu
membunyikan lonceng tanda kebakaran dalam bentuk dinamika kelompok
dan petugas lainnya segera berlari meliputi studi kasus kebakaran, cara
mengambil alat pelindung diri berupa penggunaan alat, pelatihan mental dan
helm dan baju tahan panas kemudian fisik seperti senam untuk menjaga
menuju mobil pemadam (fire truck) kebugaran petugas, serta pengulangan
masing-masing yang telah ditentukan teori mengenai kebakaran. Namun
dan segera berangkat ke lokasi pelatihan yang diberikan pada petugas
kebakaran. Alat pelindung diri dipakai belum memiliki jenjang tertentu
ketika petugas menuju ataupun ketika sehingga semua anggota regu di DP2K
didalam mobil pemadam. Kota Medan melakukan tugas dan
fungsi yang sama tanpa penggolongan
Sesampainya di lokasi kebakaran, jabatan.
petugas langsung menggelar selang,
memasang nozzle kemudian Menurut Peraturan Menteri Dalam
menyambungkannya ke mesin pompa Negeri No. 16 Tahun 2009 setiap
pada fire truck dengan berkoordinasi institusi pemadam kebakaran harus
dengan supir pemadam yang bertugas memiliki standar kualifikasi yang
sebagai operator pompa untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
pengaliran dan pengaturan tekanan air. penerimaan petugas serta adanya
Kemudian petugas melakukan penggolongan jenis standar kualifikasi
pemadaman sesuai instruksi dari aparatur pemadam kebakaran yang
komandan / wakil komandan regu disesuaikan dengan jenis jabatan
mengenai pola pemadaman dan strategi pemadam kebakaran yang terdiri dari
penyiraman yang dilakukan. Setelah Pemadam 1, 2, 3; Inspektur Kebakaran,

4
Penyuluh Kebakaran, Investigator terdengar. Banyaknya bangunan tinggi
Kebakaran, Instruktur Kebakaran. disekitar persimpangan jalan juga
Misalnya jabatan pemadam 1 harus mengakibatkan kedua mobil tidak
memenuhi kualifikasi seperti mampu saling mengetahui keberadaan masing-
memadamkan kebakaran dengan masing yang kemudian mengakibatkan
APAR, menggunakan peralatan tabrakan dipersimpangan jalan. Adapun
pemadaman jenis hidran, melaksanakan akibat yang ditimbulkan dari tabrakan
P3K dan melaksanakan sistem tali tersebut yaitu luka-luka bahkan
temali untuk pengamanan dan meninggal dunia.
penyelamatan korban.
Menurut pihak DP2K Kota Medan
Untuk memenuhi standar kualifikasi memang tidak ada syarat batasan
tersebut maka Pemerintah dan kecepatan maksimal yang
Pemerintah Daerah harus diperbolehkan untuk mobil pemadam
menyelenggarakan pendidikan dan ketika menuju lokasi kebakaran karena
pelatihan. Hal ini dilakukan agar petugas harus secepat mungkin untuk
pelaksanaan tugas pemadaman tiba di lokasi. Namun supir tetap harus
kebakaran dapat berlangsung secara mengutamakan keselamatan daripada
tepat guna, tepat sasaran dan tepat kecepatan ketika menuju lokasi yaitu
tindakan ketika bertugas di lapangan dengan menghidupkan sirine dan lampu
(Depdagri, 2009). rotari, menjaga jarak kendaraan satu
dengan kendaraan yang lain serta
Dari hasil wawancara peneliti menghindarkan saling mendahului
memeroleh informasi bahwa risiko dari diantara sesama unit mobil pemadam.
pekerjaan petugas pemadam kebakaran Supir juga harus dapat menyesuaikan
sebagian besar terjadi pada saat mereka kemampuan mobil yang dikendarai
di perjalanan menuju lokasi kebakaran, dengan kecepatan mobil guna mencegah
yaitu risiko lalu lintas, misalnya terjadinya kecelakaan atau tabrakan.
tabrakan. Hal ini tercantum dalam SK Kepala
DP2K tahun 2006 tentang Prosedur
Berdasarkan keterangan informan dapat Penggunaan dan Pemeliharaan Mobil
disimpulkan bahwa kecelakaan di Pemadam Kebakaran,Mobil DP2K
perjalanan dapat terjadi dikarenakan Lainnya danPeralatan / Perlengkapan
mereka menempuh perjalanan dengan Pemadam Kebakaran (DP2K, 2006).
kecepatan tinggi untuk segera mencapai
lokasi kebakaran. Jumlah kendaraan di Berdasarkan keterangan informan, alat
Kota Medan yang semakin meningkat pelindung diri (APD) mulai digunakan
juga menyebabkan petugas mengalami petugas ketika mendengar bunyi
kesulitan untuk mencapai lokasi lonceng tanda kebakaran ataupun ketika
kebakaran dengan aman dan selamat. berada di dalam mobil pemadam sambil
Selain itu tabrakan dengan sesama menuju ke lokasi kebakaran. Umumnya
mobil pemadam yang pernah terjadi informan mengatakan bahwa mereka
dikarenakan satu mobil pemadam menggunakan APD seperti helm,
kembali dari lokasi kebakaran menuju masker, dan baju tahan panas yang
kantor DP2K Kota Medan untuk disediakan oleh DP2K Kota Medan.
melakukan pengisian ulang air
sedangkan mobil pemadam yang lain Menurut dua orang informan, sepatu
menuju lokasi kebakaran dengan yang disediakan oleh pihak DP2K telah
kecepatan tinggi serta suara sirine mobil menunjang pekerjaan mereka ketika
pemadam lain yang saling tidak bertugas di lapangan, sedangkan dua

5
informan lain mengatakan sepatu yang Hal ini tidak sesuai dengan yang
disediakan belum menunjang kinerja di tercantum dalam modul DEPDAGRI
lapangan karena petugas masih bisa tentang Pengembangan Sumber Daya
tertusuk paku (benda tajam) yang Manusia (SDM) Pemadam Kebakaran
terdapat di lokasi. Adapun sepatu yang dalam Upaya Pencegahan dan
disediakan oleh DP2K Kota Medan Penanggulangan Kebakaran (2005)
yaitu sepatu kulit laras panjang bahwa APD yang diperlukan oleh
berwarna hitam dan bertali. Sepatu jenis petugas pemadam kebakaran harus
ini digunakan petugas ketika bertugas meliputi : helm, baju tahan panas dan
memadamkan kebakaran. Namun, celana tahan panas, sepatu boot
dalam kasus ini sepatu yang digunakan panjang, sarung tangan, SCBA, dan
petugas pemadam kebakaran tidak peralatan kelengkapan lainnya (sistem
sesuai dengan standar sepatu untuk sinyal keselamatan diri dan detektor
pemadam kebakaran yang disarankan karbonmonoksida) (Depdagri, 2005).
oleh NFPA. Sepatu yang disarankan
oleh NFPA ketika memadamkan Dari hasil wawancara peneliti
kebakaran yaitu jenis firefighter boots memeroleh informasi bahwa risiko dari
yang harus memenuhi beberapa kriteria pekerjaan petugas pemadam kebakaran
seperti tahan terhadap tusukan; listrik, selain ketika dalam perjalanan, risiko
tidak slip, dll. (Walter, 2007). juga terdapat dilokasi kebakaran. Setiap
informan memiliki pernyataan yang
Menurut keterangan dari pihak DP2K hampir sama mengenai risiko pekerjaan
kota Medan, jumlah baju dan celana petugas pemadam kebakaran di lokasi
tahan panas yang tersedia yaitu hanya 9 kebakaran, berupa kecelakaan kerja
pasang, baju dan celana tahan api 1 dikarenakan listrik, suhu panas, api,
pasang, helm 63 unit, masker strainer bekerja di ketinggian, peralatan
dan full mask 9 unit dan Self Contained pemadaman, ledakan, backdraft dan
Breathing Apparatus (SCBA) 9 unit. flashover, kondisi bangunan yang
Jumlah ini sangat sedikit jika terbakar, benda tajam, dan adu fisik
dibandingkan dengan petugas pemadam dengan warga.
kebakaran DP2K Kota Medan yang
berjumlah sekitar 100 orang. Menurut informan tidak jarang petugas
mengalami adu fisik dengan warga
Namun sebenarnya pihak DP2K Kota ketika tiba dilokasi kebakaran. Hal ini
Medan menyadari bahwa setiap petugas disebabkan karena warga panik dan
pemadam kebakaran wajib dilengkapi merasa tidak puas atas kedatangan
APD ketika bertugas. Setiap tahun petugas pemadam kebakaran yang
pihak DP2K Kota Medan telah terlambat tiba di lokasi kebakaran.
melakukan upaya untuk pengadaan Namun berdasarkan keterangan
APD, hanya saja kendala yang dihadapi informan dan observasi peneliti ketika
yaitu mahalnya APD petugas serta di kantor DP2K Kota Medan, ketika
anggaran yang terbatas. Sehingga untuk informasi kebakaran diterima dan
menanggulangi masalah tersebut pihak lonceng tanda adanya kebakaran
DP2K Kota Medan membuat kebijakan dibunyikan, petugas langsung menuju
bahwa yang menggunakan APD lebih fire truck-nya masing-masing dan
diutamakan untuk petugas yang berada segera berangkat dengan kecepatan
paling depan memadamkan api serta tinggi menuju lokasi kebakaran. Hanya
petugas yang masuk ke dalam bangunan saja hambatan diperjalanan seperti
yang terbakar. macet dan jauhnya jarak lokasi

6
kebakaran yang menyebabkan petugas terkena pukulan pangkal selang yang
terlambat tiba di lokasi. terbuat dari besi jika nozzle terlepas
akibat tekanan air yang besar sedangkan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh nozzle belum terpasang dengan baik
dari informan, listrik merupakan hal pada selang.
yang paling membahayakan bagi
petugas ketika melakukan pemadaman Terkait kondisi panas, harus
di lokasi, bahkan tidak jarang petugas diperhatikan tingkat ketahanan individu
kontak dengan arus listrik, baik itu terhadap panas. Berdasarkan penelitian,
menyentuh kabelnya secara langsung kelelahan individu terhadap panas dan
ataupun ketika melakukan penyiraman. kelembaban sangat berhubungan
Kontak dengan arus listrik dapat terjadi dengan saraf otak. Ketahanan fisik
ketika petugas datang melakukan terhadap panas paling lama adalah 30
pemadaman dilokasi kebakaran namun menit (Sunartoyo, 2006). Sehingga
arus listrik belum diputus, sehingga diperlukan pergantian personil ketika
cukup membahayakan petugas. melakukan pemadaman, untuk
menghindari terjadinya risiko yang
Kontak langsung dengan arus listrik ditimbulkan oleh panas serta kelelahan
dapat mengakibatkan cedera tubuh selama melakukan penyiraman.
seperti kejang otot yang berakibat lanjut
pada menurunnya kemampuan gerak, Ledakan flashover dan backdraft, juga
terjatuh, terhentinya detak jantung dan merupakan risiko ketika melakukan
aliran nafas, bahkan mengakibatkan pemadaman ke dalam bangunan yang
kegosongan atau kebakaran yang parah. terbakar. Kedua jenis bahaya ini dapat
Percikan arus listrik dapat menimbulkan menimbulkan akibat yang fatal baik
panas yang sangat tinggi dan dapat bagi struktur bangunan maupun para
membakar cairan-cairan yang mudah petugas pemadam kebakaran yaitu
menyala atau benda-benda yang mudah terbakar.
terbakar (Puslatkar Jakarta, 1998).
Flashover terjadi jika nyala api
Selain itu, risiko yang dapat menyebar keseluruh permukaan
ditimbulkan dari lokasi kebakaran yaitu ruangan atau area. Jika titik nyala telah
risiko dari peralatan pemadaman, suhu tercapai, maka akan terjadi penyalaan
panas, dan api ketika melakukan api secara serentak dan ruangan tersebut
penyiraman. Menurut Guidotti (1998), sepenuhnya menjadi terbakar. Gas-gas
tingkat paparan resiko yang mungkin yang dihasilkan dari pembakaran ini
dialami oleh petugas pemadam akan meningkatkan bahaya bagi petugas
kebakaran yang diakibatkan oleh pemadam kebakaran dan menimbulkan
kebakaran tergantung dari bahan yang kemungkinan terjadinya backdraft.
terbakar, adanya bahan kimia non-fuel, Backdraft juga disebut sebagai ledakan
adanya korban yang memerlukan asap. Backdraft bisa merupakan kondisi
penyelamatan dan posisi petugas yang yang paling berbahaya yang dihadapi
dekat dengan api, seperti petugas yang petugas pemadam kebakaran (Puslatkar
memegang nozzle (ujung penyemprot). Jakarta, 1998). Oleh karena itu petugas
Selain lebih dekat dengan api yang yang akan memasuki ruangan yang
dapat menimbulkan risiko terbakar, terbakar sebaiknya mengetahui secara
petugas pemegang nozzle memiliki benar tanda-tanda akan terjadinya
risiko lain jika melakukan kesalahan backdraft.
dalam teknik penggunaan alat seperti
selang dan nozzle sehingga dapat

7
Risiko lain yang dihadapi petugas beracun, yang paling umum diantaranya
dilokasi kebakaran yaitu kecelakaan yaitu hidrogen sianida dan karbon
ketika bekerja di ketinggian untuk monoksida yang dapat menyebabkan
memadamkan api seperti terjatuh dari gangguan kardiovaskular. Jika terhirup
atap/tangga/bangunan yang runtuh karbon monoksida maka akan
ataupun terjatuh dari tangga pemadam. mengganggu transportasi darah
Selain itu risiko yang ditimbulkan dari terhadap oksigen (NIOSH, 2007).
bangunan yang terbakar yaitu dapat Selain itu asap juga dapat memedihkan
menyebabkan petugas tertimpa mata sehingga menggangu pandangan.
runtuhan bangunan misalnya atap yang
dapat menimbulkan memar, luka. Hal Seseorang yang tidak menggunakan alat
ini dapat terjadi dikarenakan tekanan air bantu pernafasan seperti SCBA
yang besar ketika penyiraman serta didaerah kebakaran akan bernafas lebih
kondisi bangunan yang lapuk karena cepat, mengisap partikel-partikel
terbakar mengakibatkan atap terdobrak didalam kandungan asap, dan gas-gas
dan terlepas kemudian jatuh menimpa panas yang beracun. Apabila tingkat
petugas. oksigen di udara yang digunakan untuk
bernafas berkurang dibawah 15%, orang
Selain itu menurut informan ketika akan menjadi kehilangan kesadarannya
petugas memasuki bangunan yang atau pingsan (Depdagri, 2005).
terbakar, risiko lain yang mungkin
dihadapi yaitu terkena luka sayat Selain itu satu informan menambahkan
ataupun tertusuk paku (benda tajam) bahwa badan terasa lemas dapat terjadi
ketika melakukan penyiraman atau akibat suhu panas ketika memadamkan
penyisiran api dibalik benda-benda. Hal api di lokasi kebakaran. Menurut
ini dapat terjadi jika petugas tidak 6XPD¶PXU VXKX SDQDV \DQJ
0
dilengkapi dengan APD yang lengkap melampaui 32 C dapat mengurangi
seperti sarung tangan, baju tahan panas, kelincahan, memperpanjang waktu
dan firefighter boots, serta kelalaian reaksi dan memperlambat waktu
petugas yang tidak memerhatikan pengambilan keputusan, mengganggu
lingkungan disekitarnya. kecermatan kerja otak, mengganggu
koordinasi saraf perasa dan motoris,
Dari hasil wawancara peneliti serta memudahkan emosi untuk
memeroleh informasi bahwa semua dirangsang.
informan mengatakan keluhan
kesehatan yang mereka rasakan Informan lain juga berpendapat bahwa
umumnya dikarenakan banyak bekerja memadamkan api ketika shift di
menghirup asap yang terdapat di lokasi malam hari dapat menyebabkan mereka
kebakaran seperti batuk, sesak nafas, masuk angin. Menurut Costa (2003)
mual, muntah, pusing, dan mata perih. dalam Maurits, shift kerja malam
berpengaruh negatif terhadap kesehatan
Menurut National Institute for fisik, mental dan sosial; mengganggu
Occupational Safety and Health psychophysiologyhomeostatis seperti
(NIOSH) asap merupakan campuran circadian rhythms, waktu tidur dan
kompleks dari gas panas, uap, dan makan; mengurangi kemampuan kerja,
partikulat. Komposisi asap ditentukan meningkatnya kesalahan dan
tidak hanya oleh sumber bahan bakar, kecelakaan; menghambat hubungan
tetapi juga oleh kondisi kebakaran sosial dan keluarga; dan adanya faktor
(misalnya ketersediaan oksigen, suhu, resiko pada saluran pencernaan, sistem
dll). Asap juga mengandung gas-gas

8
syaraf, jantung dan pembuluh darah juga diharapkan selalu menggunakan
(Maurits dan Widodo, 2008). APD ketika bertugas memadamkan
kebakaran untuk meminimalkan risiko
Kesimpulan dan Saran yang tidak diinginkan.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Selain itu, DP2K Kota Medan
petugas pemadam kebakaran memiliki diharapkan dapat meningkatkan
risiko pekerjaan yang cukup berbahaya kerjasama dengan pihak kepolisian dan
yaitu ketika di perjalanan menuju lokasi Dinas Perhubungan untuk mengatur
kebakaran dan ketika memadamkan api kelancaran lalu lintas terutama jalur
di lokasi. yang akan dilewati mobil pemadam
menuju lokasi kebakaran.
Risiko pekerjaan petugas pemadam
kebakaran ketika di perjalanan menuju DAFTAR PUSTAKA
lokasi kebakaran yaitu risiko lalu lintas,
misalnya tabrakan. Sedangkan risiko Andriyan, A. 2011. Perhitungan Nilai
pekerjaan petugas pemadam kebakaran Kompensasi Atas Risiko Kerja
ketika di lokasi kebakaran berupa Pemadam Kebakaran-Dinas
kecelakaan kerja dikarenakan listrik, Kebakaran Kota Surabaya
suhu panas, api, bekerja di ketinggian, Melalui Pendekatan Manajemen
peralatan pemadaman, ledakan, Risiko. Skripsi Mahasiswa
backdraft dan flashover, kondisi Fakultas Teknik Institut Teknologi
bangunan yang terbakar, benda tajam, Sepuluh Nopember Surabaya.
dan adu fisik dengan warga. Anonim, 2008. Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) Saat
Tiga informan mengatakan Bekerja.http://www.asuransi-
menggunakan helm, masker, dan baju kesehatan.org/menggunakan-alat-
tahan panas sebagai alat pelindung diri pelindung-diri-apd-saat-
(APD) ketika bekerja yang disediakan bekerja.Diakses 14 Februari 2012.
oleh DP2K Kota Medan sedangkan satu Bornok, R, 2008. Perkembangan
informan lagi mengatakan jarang Dinas Pencegah dan Pemadam
menggunakan APD. Kebakaran di Kota Medan
(1975-1990). Skripsi Mahasiswa
Keempat informan mengatakan keluhan Fakultas Sastra Universitas
kesehatan yang mereka rasakan di Sumatera Utara Medan.
lokasi kebakaran umumnya dikarenakan DEPDAGRI, 2005. Modul
banyak menghirup asap seperti batuk, Pengembangan SDM Pemadam
sesak nafas, mual, muntah, pusing, dan Kebakaran dalam Upaya
mata perih. Informan ke-tiga dan empat Pencegahan dan Penanggulangan
menambahkan bahwa ia juga sering Kebakaran. Jakarta.
merasakan lemas dan masuk angin. DEPDAGRI, 2009. Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 16 Tahun 2009
Adapun saran yang diberikan yaitu tentang Standar Kualifikasi
kepada Pemerintah Kota Medan dan Aparatur Pemadam Kebakaran
DP2K Kota Medan diharapkan dapat di Daerah. Jakarta.
menambah jumlah APD yang telah Dinas P2K Kota Medan, 2006.
disediakan seperti baju dan celana tahan Lampiran II Surat Keputusan
panas, helm, sarung tangan, dan SCBA Kepala Dinas Pencegah /
serta melengkapi APD yang belum Pemadam Kebakaran Kota
tersedia yaitu firefighter boots. Petugas Medan Nomor 970 / 0131 / SK /

9
2006 tentang Prosedur Pembentukan Unit Pelaksana
Penggunaan dan Pemeliharaan Teknis pada Dinas Pencegah
Mobil Pemadam Kebakaran, Pemadam Kebakaran Kota
Mobil DP2K Lainnya dan Medan. Medan.
Peralatan / Perlengkapan Poerwandari, EK, 2005. Pendekatan
Pemadam Kebakaran. Medan. Kualitatif untuk Penelitian
Dinas P2K Kota Medan, 2006. Perilaku Manusia. Edisi ketiga,
Lampiran III Surat Keputusan LPSP3 UI : Jakarta.
Kepala Dinas Pencegah / Pusat Latihan Keterampilan Tenaga
Pemadam Kebakaran Kota Kebakaran, 1998. Modul
Medan Nomor 970 / 0131 / SK / Keselamatan Petugas Pemadam
2006 tentang Prosedur Kebakaran. Dinas Kebakaran DKI
Penanggulangan Kebakaran dan Jakarta : Jakarta.
Bencana Lainnya. Medan Ramli, S, 2010. Manajemen
Guidotti, TL, 1998.Firefighting Kebakaran. Dian Rakyat : Jakarta.
Hazards.www.ilo.org. Diakses14 Ridley, J, 2008. Ikhtisar Kesehatan
Desember 2011. dan Keselamatan Kerja. Edisi
Hia, F, 2007. Standarisasi Status Ketiga.
Kelembagaan IPK. Buletin Media 6XPD¶PXU 2009. Higiene Perusahaan
113 Pemadam Kebakaran. Edisi 13, dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Tahun V. Sagung Seto : Jakarta.
Maurits, LS, I.D. Widodo, 2008. Sunartoyo, 2006. Mengenal
Faktor dan Penjadualan Shift Karakteristik Bangunan. Buletin
Kerja. Teknoin Volume 13 Nomor Media 113 Pemadam Kebakaran.
2 : Yogyakarta. Edisi 11, Tahun IV.
NIOSH, 2007. Preventing Fire Fighter U.S. Fire Administration, 2011.
Fatalities Due to Heart Attacks Firefighter Fatalities in the
and Other Sudden United States in 2010. USA.
Cardiovascular Events. Walter, L. 2007. Firefighter Foot
Cincinnati. Protection: Standards and
Pemko Medan, 2010. Peraturan Hazards. www.ehstoday.com.
Walikota Medan Nomor 58 Diakses 27 Februari 2012.
Tahun 2010 tentang

10

You might also like