Agusms, Vol4No3-1
Agusms, Vol4No3-1
Agusms, Vol4No3-1
Copyright © 2020 Dita Anggun Lestari and Sarini Abdullah. This is an open-access article distributed
under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Abstract
In this digital era, the competitiveness of small banks has decreased, and many
bank consolidation phenomena have occurred. This study aims to examine the effect of
bank soundness and efficiency on profitability in the face of competition and the current
bank consolidation or merger phenomenon. Determination of variables refers to Bank
Indonesia standards in measuring bank performance using the RGEC method approach
consisting of the ratio of LDR, NIM, BOPO, NPL, CAR, and prime lending rate (SBDK),
while bank profitability is represented by ROA. The research object is the bank category
BUKU 1 - 4 which is supervised by OJK and listed as issuers on the Indonesia Stock
Exchange during 2014 - 2017. The sampling technique used is purposive sampling so
that from 102 banks 34 banks were obtained which were used as research objects. The
data analysis technique used is multiple regression analysis and Anova comparison test.
Based on the results of data testing, it is known that simultaneously and partially the
ratios of LDR, NIM, BOPO, NPL, CAR, and SBDK have an effect on ROA. In comparison
to the average BOPO, prime lending rate and ROA variables, there are significant
differences with bank categorization BUKU 1-4.
*
Received Aug 2019; Accepted Nov 2020; Published online on Nov 2020
401
402 Lestari et al.
1. Pendahuluan
> 50 Triliun
< 1 Triliun
> 50 Triliun
> 50 Triliun
> 50 Triliun
< 1 Triliun
< 1 Triliun
< 1 Triliun
10 - 50 Triliun
10 - 50 Triliun
10 - 50 Triliun
10 - 50 Triliun
1 - 10 Triliun
1 - 10 Triliun
1 - 10 Triliun
1 - 10 Triliun
Total Bank
Total Bank
Total Bank
Total Bank
BUKU 2
BUKU 1
tidak dapat dikontrol oleh manajemen seperti kondisi perekonomian yang menurun.
NPL yang tinggi dapat menyebabkan perbankan tidak memiliki efisiensi operasional.
Dengan kata lain, NPL berpengaruh terhadap efisiensi teknis perbankan (Muljawan et
al., 2014). Surifah (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan besar mempunyai
sumber daya yang lebih baik, biaya transaksi yang lebih rendah, dan lebih bisa
bertahan dalam menghadapi persaingan dan goncangan perekonomian.
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan
atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar (BI, 2004). Dalam menilai
kesehatan bank dapat dinilai dengan berbagai macam cara atau metode. Penilaian
kesehatan akan berpengaruh terhadap kelangsungan bank yang bersangkutan. Salah
satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL (Capital,
Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek capital (permodalan) meliputi CAR,
aspek assets meliputi NPL, aspek earning meliputi ROA, aspek likuiditas meliputi LDR.
Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan
sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2002).
Secara umum ukuran profitabilitas pada industri perbankan ada dua, yaitu rate of
Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Selain itu, variabel–variabel yang
dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja perbankan menurut SEBI No 13/24/DPNP
dengan menggunakan pendekatan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, and Capital) yaitu LDR (Loan to Deposit Ratio), NIM (Net
Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), NPL (Non-
Performing Loan), dan CAR (Capital Adequacy Ratio) (BI, 2011).
Ukuran kinerja, digunakan sebagai indikator tingkat persaingan antar bank,
termasuk tingkat keuntungan bank, suku bunga yang dibebankan bank atas pinjaman,
dan suku bunga yang mereka bayarkan untuk deposito (Gilbert, 1984). NPL dan LDR
merupakan rasio untuk mengukur risiko sehingga berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas. CAR merupakan rasio yang mengukur kekuatan modal dari bank,
semakin tinggi modal yang dimiliki maka dapat menjamin keamanan dari suatu bank
sehingga berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan BOPO dan SBDK
merupakan cerminan efisiensi dari perbankan. BOPO adalah rasio yang mengukur
efisiensi dari beban yang dikeluarkan oleh bank untuk menghasilkan laba. Apabila
bebannya terlalu tinggi maka akan mengurangi profitabilitas dari bank. Sedangkan
SBDK (Suku Bunga Dasar Kredit) merupakan suku bunga terendah yang
mencerminkan kewajaran biaya yang dikeluarkan oleh Bank termasuk ekspektasi
keuntungan yang akan diperoleh.
Melengkapi penjelasan konseptual yang telah dirujuk, beberapa peneliti juga telah
melakukan beberapa penelitian di berbagai negara menyangkut faktor-faktor yang
memengaruhi efisiensi operasional bank. Berikut adalah rangkuman studi empiris
terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi operasional bank yang
disajikan pada Tabel 1.
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 405
2. Metodologi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diambil dari laporan keuangan bank kategori BUKU 1-4 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2017. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang di ambil dari website Bursa
Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id yang berupa annual report.
Terdapat 7 faktor untuk menaksir ROA, yaitu LDR, NIM, BOPO, NPL, CAR, dan
SBDK. Untuk variabel SBDK dalam penelitian ini menggunakan rasio SBDK untuk
kredit retail. Hubungan antar pengukuran tersebut dengan ROA akan dimodelkan
dengan analisis regresi linear berganda.
Populasi dari penelitian ini terdiri dari Bank Umum kategori BUKU 1 – 4 yang
diawasi dan terdaftar OJK sampai dengan akhir tahun 2017 sebanyak 102 bank.
Sedangkan untuk sampel dari penelitian ini menggunakan motode purposive
sampling, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.
a. Bank umum dengan modal inti <1 triliun – 50 triliun yang terdaftar sebagai
emiten di Bursa Efek Indonesia
b. Bank umum yang melaporkan laporan keuangannya sepanjang tahun 2014 –
2017
Dari kriteria diatas maka diperoleh 34 bank yang dapat digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini. Tabel 2 menyajikan daftar bank yang digunakan sebagai sampel
penelitian.
Metode statistika yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan uji
anova. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel
bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis ini juga mencakup
uji kelayakan model secara keseluruhan dan uji parsial. Uji kelayakan model (koefisien
regresi) atau disebut dengan uji F, yaitu untuk mengetahui apakah variabel
independen yang terdapat dalam persamaan tersebut di atas secara bersama-sama
berpengaruh signifikan pada nilai variabel dependen. Sedangkan, uji parsial (koefisien
regresi) atau disebut dengan uji t bertujuan untuk menguji signifikan konstanta dan
variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu. Uji
anova pada penelitian ini digunakan untuk melihat adanya perbedaan yang signifikan
dari rata-rata nilai variabel berdasarkan keterkaitan masing-masing kategori bank
BUKU 1 – 4.
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 407
Dari tabel deskriptif terlihat pada variabel LDR BUKU 1 & 2 dalam kondisi sehat
dengan mean sebesar 80,3% sedangkan BUKU 3 & 4 berada dalam kondisi cukup
sehat dengan mean sebesar 88,3%. Standar deviasi keduannya masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan mean, sehingga dapat dikatakan bahwa simpangan pada data
408 Lestari et al.
LDR relatif baik. Berikut adalah statistika deskriptif BUKU 1 & 2 yang diringkas pada
Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa pada variabel NIM terdapat perbedaan yang
cukup besar dari BUKU 1 & 2 dibandingkan dengan BUKU 3 & 4 dimana maksimum
BUKU 3 & 4 berada pada 11,58% sedangkan BUKU 1 & 2 pada 6,33%. Hal ini
menunjukan bahwa BUKU 3 & 4 lebih banyak mendapatkan spread bunga karena
dapat mengelola bebannya lebih efisien yang ditunjukkan dari variabel BOPO pada
BUKU 3 & 4 lebih kecil jika dibandingkan dengan BUKU 1 & 2. Berikut adalah statistika
deskriptif BUKU 3 & 4 yang diringkas pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4, terlihat bahwa variabel NPL pada BUKU 1 & 2
sebesar 2,99% lebih tinggi dari BUKU 3 & 4 sebesar 2,7%. Hal ini selaras dengan
variabel LDR BUKU 1 & 2 yang lebih kecil dari BUKU 3 & 4. Karena NPL yang cukup
tinggi dapat menahan laju pemasaran kredit sehingga perputaran modal dan
profitabilitas kurang agresif dan efektif yang ditujukan dari mean variabel CAR pada
BUKU 1 & 2 lebih tinggi dibandingkan BUKU 3 & 4, yaitu sebesar 21,16% dan 18,54%.
Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 juga terlihat bahwa mean variabel SBDK dari BUKU
1 & 2 sebesar 13,17% sedangkan BUKU 3 & 4 sebesar 12,24%. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya penurunan kinerja perbankan BUKU 1 & 2 yang dikarenakan
penawaran suku bunga kredit yang lebih mahal jika dibandingkan BUKU 3 & 4.
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 409
Pada analisis regresi, efek parsial dari masing-masing variabel penjelas (independent)
dimungkinkan untuk diukur dengan baik jika tidak ada multikolinearitas antar peubah
penjelas. Oleh karena itu, akan dilakukan uji multikolinearitas terlebih dahulu, yang
hasilnya tertera seperti berikut.
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa dari hasil uji T pada BUKU 1 & 2, variabel
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA adalah BOPO. Sedangkan pada
BUKU 3 & 4 berdasarkan hasil uji T yang ditampilkan pada Tabel 7, variabel yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA adalah BOPO dan NIM. Sehingga
kesimpulan dari beberapa hipotesis berikut adalah:
H1: BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA (tidak ditolak)
H2: NIM berpengaruh positif terhadap ROA (tidak ditolak pada BUKU 3 & 4, ditolak
pada BUKU 1 & 2)
410 Lestari et al.
Taksiran Regresi:
ROA = 8,786 – 0,004 LDR + 0,152 NIM – 0,91 BOPO – 0,17 NPL – 0,005 CAR +
0,20 SBDK
Sementara untuk hipotesis bahwa BOPO, NIM, LDR, NPL, CAR, dan SBDK secara
simultan berpengaruh terhadap ROA (H7) adalah tidak ditolak. Hal ini karena
berdasarkan uji model secara keseluruhan dengan uji F, diperoleh kesimpulan bahwa
paling tidak salah satu dari faktor-faktor tersebut terkait dengan ROA secara signifikan
secara statistika pada 𝛼 =5%, seperti hasil pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut.
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio
28.899 6 4.817 91.151 .000b
n
Residual .528 10 .053
Total 29.428 16
Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa hasil regresi yang telah dilakukan diketahui
bahwa koefisien determinasi (R2) untuk BUKU 1 & 2 sebesar 97,1% sedangkan hasil
regresi pada BUKU 3 & 4 yang dapat dilihat pada Tabel 9 adalah sebesar 95,3%. Hal
ini menyatakan bahwa variabel LDR, NIM, BOPO, NPL, CAR dan SBDK dapat
menjelaskan variabel ROA sebesar 97,1% untuk BUKU 1 & 2 dan sebesar 95,3%
untuk BUKU 3 & 4.
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 411
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio
21.997 6 3.666 55.064 .000b
n
Residual .666 10 .067
Total 22.663 16
Untuk membandingkan apakah ada perbedaan kinerja keuangan pada kategori bank
BUKU 1 – 4 melalui rasio-rasio dari variabel independent pada penelitian ini, maka
penguji menggunakan Uji Perbandingan Annova. Prinsip Uji Anova adalah melakukan
analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok
(within) dan variasi antar kelompok (between). Kelompok yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kategori bank BUKU 1 – 4, sedangkan variasi antara kelompok
adalah hubungan antar variabel dalam penelitian.
Deskriptif
Berdasarkan Tabel 10, nilai ROA pada bank BUKU 1 memiliki nilai negatif yang mana
menunjukan bahwa bank BUKU 1 mengalami kerugian. Hal ini selaras dengan nilai
BOPO sebesar 109,59 lebih besar dari nilai mean sebesar 90,519. Untuk bank ketogri
BUKU 2 terlihat kurang efektif dalam menyalurkan kredit, ditunjukan dari nilai LDR dan
CARnya lebih besar dari nilai mean. Dan bila dilihat dari nilai SBDK, bank BUKU 1 dan
2 memiliki nilai SBDK yang lebih tinggi dar nilai mean menunjukan bahwa penawaran
harga dari bank BUKU 1 dan 2 kalah bersaing dalam pasar. Selain itu NPL di bank
BUKU 1 sangat tinggi yaitu 2 kali nilai mean. Sedangkan untuk NIM bank BUKU dan
2 memiliki nilai di bawah mean.
Sebelum melakukan Uji Anova akan diperiksa terlebih dahulu beberapa asumsi,
yaitu: sampel berasal dari kelompok yang independen, variansi antar kelompok
homogen, dan data masing-masing kelompok terdistribusi normal.
412 Lestari et al.
95% Confidence
Std. Interval for Mean
N Mean
Deviation Lower Upper
Bound Bound
Buku4 5 87.2780 7.05746 78.5150 96.0410
Buku3 12 88.7842 10.85541 81.8870 95.6814
NilaiLDR Buku2 12 78.1825 12.19729 70.4327 85.9323
Buku1 5 85.5160 6.65223 77.2562 93.7758
Total 34 84.3403 11.07967 80.4744 88.2062
Buku4 5 6.4320 1.03217 5.1504 7.7136
Buku3 12 5.8733 2.33433 4.3902 7.3565
NilaiNIM Buku2 12 4.3375 1.27989 3.5243 5.1507
Buku1 5 4.7360 1.22116 3.2197 6.2523
Total 34 5.2462 1.83523 4.6058 5.8865
Buku4 5 72.5940 10.57289 59.4660 85.7220
Buku3 12 85.2592 9.21062 79.4070 91.1113
NilaiBOP
Buku2 12 95.2967 11.18068 88.1928 102.4005
O
Buku1 5 109.5980 19.45870 85.4368 133.7592
Total 34 90.5185 15.86157 84.9842 96.0529
Buku4 5 2.4300 1.03513 1.1447 3.7153
Buku3 12 2.9392 1.10880 2.2347 3.6437
NilaiNPL Buku2 12 2.4075 1.31924 1.5693 3.2457
Buku1 5 4.3880 1.91124 2.0149 6.7611
Total 34 2.8897 1.42133 2.3938 3.3856
Buku4 5 19.2800 1.57807 17.3206 21.2394
Buku3 12 18.2383 3.83836 15.7996 20.6771
NilaiCAR Buku2 12 22.1533 5.76003 18.4936 25.8131
Buku1 5 18.7900 6.62076 10.5692 27.0108
Total 34 19.8544 4.96776 18.1211 21.5877
Buku4 5 11.2020 .28934 10.8427 11.5613
Buku3 12 12.6733 1.86187 11.4904 13.8563
NilaiSBDK Buku2 12 12.8442 .90342 12.2702 13.4182
Buku1 5 13.9540 1.49393 12.0990 15.8090
Total 34 12.7056 1.51469 12.1771 13.2341
Buku4 5 2.9780 1.17251 1.5221 4.4339
Buku3 12 1.6967 1.01664 1.0507 2.3426
NilaiROA Buku2 12 .5700 1.09600 -.1264 1.2664
Buku1 5 -.6940 1.62600 -2.7129 1.3249
Total 34 1.1359 1.57618 .5859 1.6858
Uji Homogenitas
Berdasarkan Tabel 11, hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa hampir semua
varian dari setiap variabel kelompok tersebut sama dimana sig > 𝛼 = 0.05, sehingga
asumsi homogenitas terpenuhi, sedangkan untuk variabel SBDK, asumsi homogenitas
tidak terpenuhi.
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 413
Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 12, hasil uji normalitas menunjukan bahwa data pada penelitian ini
tidak semua kelompok terdistribusi normal, dikarenakan terdapat sig < α = 0.05
sehingga uji Anova tidak cocok.
4. Simpulan
Daftar Pustaka
Altunbaş*, Y., Gadanecz, B., & Kara, A. (2005). Key factors affecting internationally
active banks’ decisions to participate in loan syndications. Applied Economics
Letters, 12(4): 249–253.
Berger, A. N., & DeYoung, R. (1997). Problem loans and cost efficiency in commercial
banks. Journal of Banking & Finance, 21(6): 849–870.
Berger, A. N., & Mester, L. J. (1997). Inside the black box: What explains differences
in the efficiencies of financial institutions? Board of Governors of the Federal
Reserve System Working Paper, (1997–10).
Indonesian Journal of Statistics and Its Applications. Vol 4 No 3 (2020), 401 - 418 417
[BI], Bank Indonesia. (2004). Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Retrieved May 26, 2019, from https://www.bi.go.id
[BI], Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Perihal
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
[BI], Bank Indonesia. (2016). Moneter BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Retrieved May
26, 2019, from https://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-
RR/penjelasan/Contents/Default.aspx
Boehmer, E., & Ljungqvist, A. (2004). On the decision to go public: Evidence from
privately-held firms.
Broner, F. A., Gelos, R. G., & Reinhart, C. M. (2006). When in peril, retrench: Testing
the portfolio channel of contagion. Journal of International Economics, 69(1): 203–
230.
Gilbert, R. A. (1984). Bank market structure and competition: a survey. Journal of
Money, Credit and Banking, 16(4): 617–645.
Hasibuan, M. S. P. (2005). Dasar-dasar Perbankan. Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta.
Herdinigtyas, W., & Almilia, L. S. (2005). Analisis rasio CAMEL terhadap prediksi
kondisi bermasalah pada lembaga perbankan perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan, 7(2): 131–147.
Intensari, R. (2019). Analisis kinerja keuangan PT. Bank Himpunan Saudara saat
sebelum merger dan PT. Bank Woori Saudara saat setelah merger.
Kasmir, S. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta (ID): PT. Raja
Grafindo Persada.
Kuncoro, M. (2002). Manajemen perbankan: Teori dan aplikasi. In Suhardjono, BPFE
Yogyakarta. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.
Surifah, S. (2011). Kepemilikan ultimat, tingkat risiko, efisiensi dan kinerja industri
perbankan di Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 15(1):37-53.
Sutadanu, H. (2009). Pengaruh FDR dan CAR terhadap ROA bank. Jurnal Keuangan.
Zhou, K., & Wong, M. C. (2008). The determinants of net interest margins of
commercial banks in mainland China. Emerging Markets Finance and Trade, 44(5):
41–53.