JURNAL KELOMPOK 3 ABSTRAK Salinan

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

FARMASAINS Vol. xx. No.

xx, Agustus 2022

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON (Adenanthera pavonina L.)
TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA,TRIGLISERIDA, KOLESTEROL TOTAL
SERTA PENINGKATAN HDL, LDL PADA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN
HIPERLIPIDEMIA YANG DIINDUKSI ALOKSAN DAN PAKAN TINGGI LEMAK

EFFECTIVENESS TEST OF 70% ETANOL EXTRACT OF SAGA POHON LEAVES (Adenanthera


pavonina L.) ON REDUCTION OF GLUCOSA, TRIGLISERIDA, TOTAL CHOLESTEROL AND
INCREASE OF HDL, LDL IN THE BLOOD OF HIPERLIPIDEMIC JANTAN WHITE RATS INDUCED
BY ALOKSAN AND HIGH FAT FEEDING

Careninda Ayu Bella1, Duta Darma Putra2,Vika Rahmawati3, Dwitiyanti4


Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta Timur
Email [email protected]. No.Hp : 0812-4580-0380
Email [email protected]. No.Hp : 0822-7916-2219
Email [email protected]. No.Hp : 0856-9185-5503

Submitted: …………… Reviewed:………….. Accepted:…………

ABSTRACT
Tree saga leaves (Adenanthera pavonina L.) are one of the plants rich in flavonoids. This study aims
to find out the activity of a 70% ethanol extract of saga tree leaves to reduce glucose levels,
triglycerides, total cholesterol, and increase HDL and LDL levels in the blood of rats induced by
alloxan and hyperlipidemia using high fat feed and PTU. The results showed that dose 3 had the
highest activity in reducing triglycerides with a blood percentage of 50.17% and increasing HDL levels
with a percentage of 35.99%. The results at dose 3 were almost identical to the percentage results of
the comparison drug, with a decrease in triglycerides of 57.89% and an increase in HDL levels of
51.80%. The 70% ethanol extract of saga tree leaves at a dose of 120 mg/200 kg BB has no better
activity than the comparator drug, atorvastatin, with a percentage reduction in triglycerides of 50.17%
and a percentage increase in HDL of 35.99%. The results of total cholesterol and LDL levels showed
that the negative control had significant differences with all test groups, which proved the presence of
antihyperlipid activity in a 70% ethanol extract of saga tree leaves. The 3rd dose test group (600
mg/Kg BB) showed effectiveness with an average percent reduction of 43.80% in total cholesterol and
54.50% in LDL reduction. The result data showed that doses I, II, and III resulted in a percentage
reduction of 55.73%, 45.87%, and 37.25%, respectively. In the percentage decrease in blood glucose
levels, it can be concluded that the higher the dose given, the higher the decrease in blood glucose
levels, but the test of a 70% ethanol extract of saga tree leaves at doses I, II, and III has the activity of
reducing glucose levels but not better than the comparison drug alloxan, which can reduce the
percentage of blood glucose levels by 55.73%.

Keywords: tree saga leaves, blood glucose, hyperlipidemia, glibenclamide, atorvastatin, diabetes
mellitus, HDL, LDL, total cholesterol

ABSTRAK
Daun saga pohon (Adenanthera pavonina L.) merupakan salah satu tanaman kaya akan flavonoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% daun saga pohon untuk
penurunan kadar glukosa, trigliserida, koleterol total, peningkatan kadar HDL dan LDL darah tikus
yang diinduksi aloksan dan hiperlipidemia menggunakan pakan tinggi lemak dan PTU. Hasil
penelitian menunjukkan pada dosis 3 memiliki aktivitas tertinggi dalam penurunan trigliserida dengan
persentase darah 50,17% dan peningkatan kadar HDL dengan persentase 35,99%, hasil pada dosis
3 hampir mendekati hasil persentase obat pembanding dengan penurunan trgiliserida (57,89%) dan
peningkatan kadar HDL (51,80%). Ekstrak etanol 70% daun saga pohon dosis 120mg/200kgBB
memiliki aktivitas tidak lebih baik dari obat pembanding atorvastatin dengan persentase penurunan
trigliserida 50,17% dan persentase peningkatan HDL sebesar 35,99%. Hasil kadar kolesterol total
dan LDL menunjukkan kontrol negatif memiliki perbedaan bermakna dengan semua kelompok uji
yang membuktikan adanya aktivitas antihiperlipid pada ekstrak etanol 70% daun saga pohon.
1
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

Kelompok uji dosis 3 (600 mg/KgBB) menunjukkan efektivitas dengan persen rata-rata penurunan
43,80% pada kolesterol total dan 54,50% pada penurunan LDL. Data hasil menunjukkan bahwa dosis
I, II, dan III dengan prosentase penurunan masing-masing 55,73%, 45,87% dan 37,25%. Pada
persentase penurunan kadar glukosa darah bisa disimpulkan semakin tinggi dosis yang diberikan
maka semakin tinggi juga penurunan kadar glukosa darah, tetapi uji ekstrak etanol 70% daun saga
pohon pada dosis I, II, dan III memiliki aktivitas penurunan kadar glukosa akan tetapi tidak lebih baik
dari obat pembanding aloksan yang dapat menurunkan persentase kadar glukosa darah sebesar
55,73%.
Kata Kunci : Daun saga pohon, glukosa darah, hiperlipidemia, glibenklamid, atorvastatin, diabetes
melitus, HDL, LDL, kolesterol total.

PENDAHULUAN mg/KgBB memiliki aktivitas dapat menurunkan


Tanaman di indonesia sangat beragam kadar hiperglikemia sebesar 27% (Dissanayaka
dan sering dijumpai di kalangan masyarakat. et al.2016).
Sehingga banyak tanaman yang digunakan oleh Dislipidemia disebabkan karena kadar
masyarakat sebagai pengobatan secara lipid darah di luar batas kadar normal. Klasifikasi
tradisional. Salah satu tanaman yang digunakan dislipidemia dibagi berdasarkan tinggi
masyarakat sebagai alternative pengobatan rendahnya lipoprotein dan serum lipid, yaitu
tradisional adalah daun saga pohon hiperkolesterolemia dengan keadaan LDL dan
(Adenanthera pavonina L.). Daun saga pohon kolesterol total tinggi, hiperlipidemia dengan
(Adenanthera pavonina L.) merupakan tanaman keadaan Low Density Lipoprotein (LDL), Very
obat yang sejak dulu dilaporkan banyak Low Density Lipoprotein (VLDL), Trigliserida
mempunyai khasiat untuk berbagai penyakit. (TG) tinggi (Gitawati dkk. 2015). Kekurangan
Khasiat obat bahan alam hanya diketahui insulin merupakan penyebab terjadinya
secara turun temurun tetapi belum diuji secara hiperglikemia dan mempengaruhi diabetes
ilmiah. Penelitian tentang obat bahan alam perlu mellitus (Susanti dkk. 2021). Diabetes mellitus
dilakukan untuk mengetahui efek khasiat yang disebabkan karena kadar glukosa dalam darah
terkandung dalam tanaman obat bahan alam. tinggi akibat defisiensi insulin absolut maupun
Salah satu tanaman yang digunakan sebagai relatif. Diabetes mellitus merupakan salah satu
pengobatan secara turun temurun, buahnya faktor risiko terjadinya aterosklerosis atau
menyerupai polong, bijinya kecil berwarna penyakit jantung koroner (PJK). Hasil data
merah (Indrayati dkk. 2016). organisasi kesehatan dunia WHO, bahwa PJK
Kandungan yang terdapat di dalam daun penyebab kematian nomor satu di dunia (Dipiro
saga yaitu glikosida (Abrusoside A-D dan Abrus 2014). Jika keadaan kolesterol dan LDL tinggi
Genin) saponin dan flavonoid. Senyawa maka akan menyebabkan hiperlipidemia.
antioksidan yang terdapat di dalam kandungan Hiperlipidemia merupakan penyebab utama
senyawa flavonoid berkhasiat menurunkan terjadinya aterosklerosis dengan meningkatnya
kadar glukosa darah (Indrayati dkk.2016). sifat kadar kolesterol, trigliserida dan menurunnya
protektif didalam senyawa flavonoid yaitu kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang
kerusakan sel β dapat menghasilkan insulin terjadi akibat beberapa faktor dan bisa
sehingga meningkatkan kadar insulin pada sel mempengaruhi metabolisme pada lipoprotein.
pankreas. Antioksidan dapat menekan Hiperkolesterolemia merupakan gangguan
apoptosis sel beta sehingga tidak bisa metabolisme kolesterol yang disebabkan karena
mengubah hambatan sel β pankreas. kadar kolesterol melebihi batas normal.
Antioksidan juga dapat berfungsi mengikat Metabolisme kolesterol yang tidak normal bisa
radikal bebas, sehingga terjadi pengurangan menyebabkan peningkatkan pada kolesterol
resistensi pada sel insulin. Kandungan pada LDL (Low Density Lipoprotein) lebih dari 160
flavonoid terutama kuersetin dapat menghambat mg/dl (Wiyati dkk. 2021). Menurut data yang
GLUT2 mukosa usus karena hal itu, dapat didapatkan dari WHO (World Health
menurunkan absorbsi glukosa. Dosis 400 mg/kg Organization), pada tahun 2008 ada sekitar 17,3
kulit kayu saga pohon (Adenanthera pavonina juta yang mengalami penyakit jantung dan
L.) dapat menurunkan kadar trigliserida dan pembuluh darah atau setara dengan 30%
kolesterol total dengan mempercepat sintesis kematian diseluruh dunia. Diperkirakan 7,3 juta
kolesterol dihati (Ansari et al., 2020). disebabkan karena PJK dan 6,2 juta disebabkan
Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak air oleh penyakit stroke. Pada tahun 2030
suling daun saga pohon pada dosis 750 diperkirakan angka kematian akan meningkat

2
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

menjadi 25 juta. LDL merupakan jenis (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), Gelas kimia
lipoprotein yang paling banyak mengangkut (Pyrex), Gelas ukur (Pyrex), Glukometer (Accu-
kolesterol dalam tubuh (Sanhia dkk. 2015). Chek), Glukotest strip test (AccuChek), Labu
Diabetes melitus memiliki ancaman dan ukur (Pyrex), Mortir dan stamper, Penangas air
komplikasi yang telah menjadi masalah yang (Denville), Pipet tetes, Rotary evaporator, Spuit
serius di kesehatan masyarakat, diabetes injeksi 3 ml, spuit oral 5 ml, Tabung reaksi,
melitus merupakan penyebab penting dari Timbangan gram, Timbangan analitik, hotplate,
angka kematian dan kecacatan di seluruh dunia. vortex, (Ohaus) (Ariani et al., 2017).
Diabetes melitus menyebabkan sekitar 4% 2. Bahan Penelitian
kematian dari seluruh total kematian di dunia. Bahan yang digunakan dalam penelitian
Penelitian dan penemuan obat tentang diabetes ini adalah daun saga pohon (Adenanthera
melitus sudah banyak dilakukan, namun perlu pavonina L.) yang didapat dari pusat penelitian
terus dikembangkan. Penelitian mengenai Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dideterminasi
pendekatan herbal dipercaya dapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, etanol
mempercepat upaya global untuk 70% (PT. Wiloso Yasa Pratama), aloksan
memanfaatkan tanaman obat yang memiliki efek monohidrat (PT. Indogen Intertama), ketamin
yang menguntungkan sebagai antidiabetes. (PT. Guardian pharmatama), aquadest, Na cmc
Pengobatan menggunakan obat bahan alam 0,5%, Nacl 0,9% (PT. Widatra) , reagen
telah dikenal masyarakat Indonesia dengan glukosa kit (PT. Indogen Intertama),
resep turun temurun (Ode Yuliastri et al., 2020). glibenklamid (PT. Indofarma), atorvastatin 40mg
Hiperlipidemia adalah penyakit (PT Pratapa Nirmala), aquadest, reagen kit
metabolisme lipid dapat dilihat dengan kenaikan kolesterol (Human), reagen kit LDL (Human),
konsentrasi plasma dari bagian lipid dan metanol, pereaksi sitroborat, pereaksi Mayer,
lipoprotein yang berlainain, dengan peningkatan pereaksi Gragendroff, pereaksi Wagner,
kadar kolesterol total (K-total), kolesterol Low pereaksi Bouchardat, eter, asam asetil asetat,
Density Lipoprotein (K-LDL), kolesterol asam asetat anhidrat, HCl 2N, logam Mg,
Intermediate Density Lipoprotein (K-IDL), Gelatin, pereaksi FeCl3, 1%, H2SO4 pekat,
kolesterol Very Low Density Lipoprotein ketamin (PT. Guardian Pharmatama), HCL(p),
(KVLDL), kolesterol trigliserida (K-TG), dan Na-CMC 0,5% (CV. Kimia ARD).
penurunan kolesterol High Density Prosedur Penelitian
Lipoprotein(K-HDL), apabila tidak dilakukan 1. Cara Penelitian
pengobatan dengan tepat menyebabkan a. Rancangan Penelitian Rancangan
hiperlipidemia (Ansari et al., 2020). High Density penelitian inimenggunakan rancangan acak
Lipoprotein (HDL) adalah kolesterol darah yang lengkap, dengan jumlah minimal
disintesis dan disekresi dari hati dan usus. perkelompok mengikuti rumus federer.
Orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Rumus federer yang diuraikan sebagai
normal memiliki kadar kolesterol HDL darah berikut : ( t -1 ) ( n – 1) ≥ 15 (1) Keterangan :
antara 35- 45 g/dL, sedangkan obesitas t = jumlah perlakuan n = jumlah
berkaitan dengan penurunan kadar kolesterol pengulangan untuk tiap perlakuan maka :
HDL darah dan peningkatan kadar serum 3 ( 6 – 1) (n – 1) ≥ 15
trigliserida. Trigliserida merupakan lemak utama 5 ( n-1) ≥ 15
penyimpanan lipid dalam jaringan adipose, 5n- 5 ≥ 15
bentuk lipid terlepas jika terjadi hidrolisis enzim 5n ≥ 20
lipase yang sensitif dengan hormon menjadi N ≥4
asam lemak bebas dan akan terkait pada 2. Determinasi Tanaman
albumin dan serum, sehingga terjadi Determinasi tanaman dilakukan agar dapat
pengangkutan jaringan dan asam lemak dapat memastikan kebenaran jenis tumbuhan yang
digunakan sebagai sumber bahan bakar yang akan dipakai. Determinasi dilakukan di Unit
penting. Peningkatan kadar trigliserida dapat Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) Pusat
disebabkan karena kelebihan berat badan, Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB..
aktivitas fisik, usia, kelainan genetik, atau diet 3. Pengumpulan dan Penyediaan Simplisia
tinggi karbohidrat (Watuseke., dkk 2016) Daun saga pohon (Adenanthera pavonina
Metode Penelitian L.) diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB)
1. Alat Penelitian dipisahkan dari batangnya dan dibersihkan dari
Ayakan mesh 40, Batang pengaduk, kotoran yang menempel. Kemudian dicuci dan
Bejana maserasi, Blender (National), Cawan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di
porselin, Corong kaca (Pyrex), Corong pisah udara terbuka serta terhindar dari sinar matahari
3
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

langsung. Setelah kering, dihaluskan dengan berat ekstrak kental ( g )


menggunakan blender untuk memperoleh = x
bobot awal berat serbuk simplisia( g)
serbuk simplisia daun saga pohon. Serbuk
100%.........(1)
diayak dengan ayakan mesh nomor 40
c. Penetapan Kadar Air
kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya. Lalu
Ekstrak ditimbang seksama sebanyak
serbuk disimpan dalam wadah bersih dan
1000 g masukkan kedalam wadah yang sudah
tertutup rapat.
di setarakan, kemudian di keringkan pada suhu
4. Persiapan Hewan Percobaan 0
Hewan coba pada penilitian ini adalah tikus 105 C selama 5 jam, selanjutnya dilakukan
putih jantan Sprague Dawley diaklimatisasi pengeringan dan penimbangan selang waktu 1
selama 7 hari dengan tujuan untuk jam sampai perbedaan antara dua
mengadaptasikan tikus pada lingkungan dan penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
perlakuan yang baru, selama dilakukan 0,25% (Depkes RI, 2012).
aklimatisasi tikus diberi minum dan pakan Susut pengeringan ditimbang dengan rumus :
standar kemudian dilakukan kontrol kesehatan Susut pengeringan (%)
dan berat badan (Wiyati, Dewanti and bobot awal−bobot tetap
= x 100%...................
Chairunnisa, 2020). Pada tahap ini dilakukan bobot awal
pengamatan keadaan umum dan penimbangan (2)
berat badan setiap minggu. Sebelum diuji d. Kadar Abu
hewan dipuasakan selama 18 jam,dengan Penetapan kadar abu dilakukan pada
tujuan agar lambung tikus dalam keadaan ekstrak daun saga pohon dengaan menimbang
kosong tetapi air minum tetap diberikan supaya seksama 2-3 g ekstrak yang telah dihaluskan,
keadaan tubuh tetap normal (tidak dipengaruhi kemudian dimasukkan kedalam krus silikat yang
oleh makanan). (Iin Indawati, Didin Ahidin & telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan
Cirebon, 2018) hingga arang habis, lalu ditimbang. Jika arang
5. Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun tidak hilang dengan cara diatas, maka dilakukan
Saga Pohon prosedur berikutnya dengan menambahkan air
Serbuk daun saga (Adenanthera pavoina L.) panas, saring dengan kertas bebas abu.
dibuat dari 1 bagian serbuk simplisia dengan 10 Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan
bagian etanol 70%. Serbuk simplisia dalam krus yang sama. Masukkan filtrat
dimasukkan ke dalam maserator kemudian kedalam krus uapkan dan pijarkan hingga bobot
ditambahkan etanol 70% sebanyak 2,5 liter konstan. Kadar abu dihitung dalam persen
hingga serbuk terendam. Proses maserasi bobot perbobot (b/b) (Depkes RI. 2008).
menggunakan pelarut etanol 70% selama 3 hari 7. Penapisan Fitokimia
dan dilakukan pengadukan tiap 8 jam sekali. Penapisan Fitokimia dilakukan untuk
Kemudian disaring menggunakan kain flanel mengindentifikasi golongan senyawa alkaloid,
atau evaporator untuk memisahkan filtrat dan tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid atau
residu. Residu digunakan untuk remaserasi steroid. Metode penapisan fitokimia yang
dengan menggunakan etanol 70% selama 1 dilakukan (Harborne, 1987):
hari dan dilakukan proses remaserasi kembali.
Filtrat maserasi dan filtrat remaserasi a. Uji Alkaloid
digabungkan dan diuapkan menggunakan Uji alkaloid dilakukan dengan cara
evaporator pada suhu 40 – 50 ˚C hingga menambahkan H 2 SO 4 2N ke dalam ekstrak lalu
didapatkan ekstrak kental. dipanaskan selanjutnya diuji dengan reagen
6. Pemeriksaan Karakteristik Mutu Ekstrak Dragendroff, Mayer dan Wagner. Hasil uji positif
Daun Saga Pohon diperoleh jika terbentuk endapan merah hingga
a. Organoleptis jingga pada saat penambahan reagen
Pemeriksaan organoleptis adalah Dragendroff, endapan putih kekuningan pada
pemeriksaan didasarkan pada bentuk, warna, saat penambahan reagen Mayer dan terbentuk
rasa, dan bau ( Depkes RI 2017) endapan kecoklatan pada saat penambahan
b. Rendemen Ekstrak reagen Wagner.
Perhitungan rendemen ekstrak dengan b. Uji Flavonoid
cara menghitung jumlah ekstrak kental yang Uji flavonoid dilakukan dengan cara 2
didapatkan selanjutnya dibagi dengan jumlah mL larutan ekstrak dimasukkan kedalam tabung
serbuk simplisia yang diekstraksi dan kemudian reaksi ditambahkan dengan sedikit serbuk Mg
dikalikan dengan 100% dan 2 mL HCL 2N. Hasil Uji Positif Jika
Rendemen ekstrak (%) terbentuk warna jingga sampai merah
4
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

c. Uji Saponin Obat pembanding yang digunakan adalah


Uji saponin dilakukan dengan cara golongan statin yaitu, atorvastatin. Dosis oral
larutan ekstrak dimasukkan kedalam tabung yang efektif atorvastatin digunakan pada
reaksi ditambahkan aquadest, lalu dikocok kuat- manusia adalah 10-80 mg/hari (Novita dkk.,
kuat. Hasil uji positif saponin jika terbentuk busa 2018). Dosis yang digunakan untuk penelitian ini
1-10 cm yg stabil dan tidak kurang dari 10 10 mg/hari dan dosis untuk tikus harus
menit. dikonversikan terlebih dahulu. Berdasarkan
d. Uji Tanin rumus FDA dengan diketahui faktor Km
Uji tanin dilakukan dengan cara larutan manusia 37 dan faktor Km tikus adalah 6. Dosis
ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu km manusia
tikus = Dosis manusia x (4)
ditambahkan 2 tetes pereaksi Fe Cl3 1%. Hasil kmtikus
uji positif jika terbentuk warna hijau atau biru. 10 mg 37
e. Uji Triterpenoid atau Steroid = x
60 kg 6
Uji triterpenoid atau steroid dilakukan x = 1,02 mg/kg BB dosis tikus dengan BB 200 g
dengan cara memasukan 1 mL larutan ekstrak 102mg x
kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan = x
1000 g 200 g
pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil uji positif
jika terbentuk warna hijau steroid dan warna
204 mg/kgBB
=
merah triterpenoid. 1000 kg
8. Perhitungan Dosis = 0,204 mg/ 200gBB
a. Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Saga c. Dosis Ketamin
Pohon Dosis Ketamin untuk manusia 10 mg/KgBB.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Ansari Dalam Penelitian ini dosis untuk tikus
et al., 2020). dosis ekstrak etanol kulit kayu dikonversikan dahulu berdasarkan rumus FDA
Adenanthera pavonina linn 400 mg/kg dapat dengan diketahui nilai faktor Km manusia
menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol adalah 37 dan Km tikus adalah 6.
total. Pada penelitian ini dibuat variasi dosis Rumus dosis ketamin diuraikan pada rumus:
ekstrak etanol 70% sebagai penurunan kadar Dosis tikus (mg/kg) =Dosis manusia x
glukosa darah. Km manu sia
Dosis 1 = ½ x 400 mg/kg = 200 mg/kg → 40 Km tikus
mg/200gBB 37
Dosis 2 = 1 x 400 mg/kg = 400 mg/kg → 85 = 10 mg/kgBB x
6
mg/200gBB = 61,67 mg/kgBB
Dosis 3 = 1½ x 400 mg/kg = 600 mg/kg→ 120 Konsentrasi ketamin yang diberikan yaitu
mg/200gBB 61,67 mg/kgBB.
Ekstrak daun saga pohon dengan dosis 1, 2, d. Dosis Aloksan monohidrat
dan 3 dilarutkan dengan Na CMC sampai Aloksan monohidrat diberikan pada dosis
volume 10 mL. Larutan suspensi ekstrak dosis 140-180 mg/kg BB tikus secara intraperitorial.
1, 2, dan 3 untuk menjamin larutan dalam Lalu, dosis aloksan monohidrat diberikan lagi
keadaan baik. sebanyak 170 mg/Kg BB tikus.
b. Perhitungan Dosis Pembanding 170
(Glibenklamid & Atorvastatin) Dosis aloksan untuk tikus = x 200 gBB
1000
Dosis lazim glibenklamid pada
= 34 mg/200 gBB
pemakaian manusia adalah 5 mg, 1 kali sehari
9. Pembuatan Pakan Tinggi Lemak
(Katzung 2002). Dosis untuk tikus dikalikan
Pakan tinggi lemak dibuat dengan komposisi
faktor konversinya berdasarkan tabel konversi
kuning telur puyuh 40%, minyak nabati 10%,
Paget dan Barnes yaitu :
dan pakan standar sampai 100%. Pembuatan
Animal dose mg/kg = Human Efective Dose
pakan tinggi lemak dengan mencampur semua
Hum an Km
mg/kg X … … …(3) bahan, setelah itu adonan dibentuk bulat seperti
Animal Km bola (Wiyati dkk., 2020).
37 10. Pembuatan Propiltiourasil
Animal dose = 5 mg/60 kgBB x
6 Kadar kolesterol ditingkatkan dengan
= 0,5 mg/kgBB pemberian larutan propiltiourasil 0,01% dengan
0 ,5 mg cara pembuatan melarutkan 100 mg serbuk
Dosis untuk tikus = x 200 gBB = 0,1 propiltiourasil 0,01% ke dalam 100 mL aquades.
1000
mg/200gBB

5
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

Larutan propiltiourasil diberikan bersamaan Pengambilan sampel darah dilakukan 2 kali,


dengan air minum (Qadruddani, 2020). yaitu pada hari ke 29 dan hari ke 45 melalui
11. Pembuatan Sediaan Suspensi sinus orbital pada masing-masing kelompok
a. Pembuatan larutan Na-CMC 0,5%. tikus. Tikus menggunakan dosis ketamin 61,67
Na-CMC 0,5% ditimbang sebanyak 250 mg mg/200 g BB hingga tidak sadarkan diri,
kemudian taburkan di atas air panas 20 ml, sebelumnya tikus putih jantan dipuasakan
setelah 10 menit aduk kuat- kuat dalam terlebih dahulu selama ± 16 jam. Pengambilan
lumpang sampai terbentuk massa suspensi darah dilakukan dengan cara memasukan pipa
yang homogen, hingga didapatkan konsentrasi kapiler ke sinus orbital tikus hingga darah
suspensi Na-CMC 0,5%. (Khaerati et al., 2020) mengalir melalui pipa kapiler dan darah
b. Pembuatan Sediaan Suspensi Ekstrak ditampung di dalam microtube, selanjutnya
Daun saga Pohon darah disentrifugasi selama 15 menit dengan
Ekstrak etanol 70% Daun saga pohon kecepatan 4000 rpm maka akan didapatkan
dimasukkan ke dalam lumpang kemudian serum darah untuk diperiksa kadar glukosa
ditambahkan larutan suspensi Na-CMC 0,5% darah.
sedikit demi sedikit, lalu digerus sampai 16. Prosedur pengukuran kadar glukosa
homogen. Masukkan ke dalam labu ukur, dan darah
tambahkan sediaan suspensi Na-CMC 0,5% Pada pengukuran serapan sampel atau
sampai volume larutan 50 ml lalu kocok sampai standar dilakukan dengan mencampurkan 10 𝜇𝑙
homogen (Khaerati et al., 2020). sampel atau standar dan 1000 𝜇𝑙 reagen kit.
12. Pembuatan Aloksan Monohidrat Kemudian dihomogenkan dengan vortex ±1,
Aloksan monohidrat ditimbang sebanyak menit agar homogen dan inkubasi selama 10
1,02 gram, lalu dilarutkan dengan larutan menit pada suhu 20-25℃ , lalu ukur serapan
isotonis Nacl 0,9% sebanyak 30 ml, kemudian pada panjang gelombang 546 nm dengan
dikocok sampai larut dengan sempurna (Etuk & spektrofotometer klinikal
Muhammed, 2010). 17. Pengukuran Kadar Trigliserida Dan HDL
13. Pembuatan Bahan Uji 1) Kadar Trigliserida
a. Sediaan Etanol 70% Daun Saga Pohon Serum darah diambil dengan menggunakan
Ekstrak etanol 70% daun saga pohon mikropipet sebanyak 10µL dan masukkan ke
dimasukkan ke dalam lumpang lalu disuspensi microtube kemudian ditambahkan 1000µL
dengan Na-CMC 0,5% sedikit demi sedikit gerus reagen kit. Selanjutnya vorteks ± 1 menit
hingga homogen. Lalu masukkan ke dalam labu supaya tercampur homogen dan inkubasi
ukur, tambahkan sediaan suspensi Na-CMC selama 5 menit pada suhu 37˚C atau 10 menit
0,5% sampai volume larutan 50 ml kocok hingga pada 20-25˚C. Kadar TG dibaca menggunakan
homogen. spektrofotometer clinikal.
b. Sediaan pembanding glibenklamid 2) Kadar HDL
Glibenklamid ditimbang sebanyak 0,01 mg Serum diambil sebanyak 200 µL kemudian
lalu disuspensikan dengan Na-CMC 0,5% dalam ditambahkandengan 500 µL HDL praecipitan.
labu takar, dikocok hingga homogen sampai Kemudian dihomogenkan dengan vortex lalu
terbentuk sediaan dalam bentuk suspensi diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 ˚C.
(Khaerati et al., 2020). Campuran kemudian disentrifugasi pada
Pemberian konsentrasi sediaan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit. Setelah
=0,01 gram/100 mL 18. Pengukuran Kadar Kolesterol Total dan
= 10 mg/100 mL LDL
= 0,1 mg/1 mL a. Kolesterol Total
Volume pemberian dosis 0,1 mg dari Serum darah diambil sebanyak 10 µl, lalu
sediaan glibenglamid 0,1 mg/1 mL untuk tikus campur dengan reagen enzim (kit) sebanyak
0 ,1 mg 1000 l, kemudian divortex dan di inkubasi
(200 g) adalah x 1 mL = 1 mL
0 ,1 mg selama 5 menit pada suhu 37OC. Kemudian
14. Kelompok Perlakuan Terhadap Hewan Uji dibaca dengan spektrofotometer klinikal.
Penelitian ini dilkakukan secara b. Kadar LDL Kolesterol
eksperimental dengan Rancangan Acak Serum diambil sebanyak 100 µl lalu
Lengkap (RAL) menggunakan tikus menjadi 6 dimasukkan ke dalam tabung kemudian
kelompok.masing masing 5 ekor dengan rincian dicampur dengan 1000 µl pereaksi pengendap.
sebagai berikut : Campuran divortex dan diinkubasi selama 5
15. Pengambilan Cuplikan Darah Tikus menit pada suhu 37OC dan disentrifugasi.
Diamkan selama 1 jam agar LDL mengendap,

6
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

kemudian supernatan diambil sebanyak 100 µl Perkebunan Unit Konservasi Budidaya


dimasukkan kedalam tabung kemudian Biofarmaka, Kebun Cikabayan Blok C Kampus
dicampur dengan 1000 µl enzim. Campuran IPB Darmaga, Bogor. Daun saga pohon segar
dihomogenkan menggunakan vortex kemudian hasil panen kemudian dilakukan sortasi basah,
diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37OC. sortasi basah bermanfaat untuk memisahkan
Kemudian dibaca dengan spektrofotometer kotoran ataupun bagian tanaman yang tidak
klinikal (VARTA 506). terpakai. Proses pengeringan bertujuan agar
kandungan air berkurang pada tanaman agar
Analisa Data memudahkan dalam proses penyerbukan dan
Data yang diperoleh berupa hasil data penyimpanan simplisia sehingga mencegah
pemeriksaan kadar glukosa darah, trigliserida, terjadinya pertumbuhan mikroorganisme yang
HDL, kolesterol total dan LDL. Pada hari ke-29 dapat menurunkan kualitas mutu simplisia
setelah diberikan pakan diet tinggi lemak dan (Norhendy dkk, 2013). Daun yang sudah
aloksan lalu dikurangi hari ke 44 setelah dikeringkan kemudian dihaluskan dengan alat
pemberian ekstrak etanol 70% daun saga yaitu blender dan dilakukan pengayakan dengan
pohon. Sebelum itu dilakukan uji kenormalan alat pengayak mesh no. 40 yang bertujuan
dan uji homogenitas. Bila data normal dan untuk menyeragamkan ukuran simplisia dan
homogen, analisa dilanjutkan menggunakan mengurangi ukuran partikel sehingga
metode One-way Analysis of Variance (ANOVA) didapatkan serbuk halus agar memudahkan
untuk mengetahui adanya perbedaan antar tertariknya senyawa aktif dalam sel selama
kelompok pada taraf signifikan 95% Kemudian, proses ekstraksi menggunakan pelarut.
dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menentukan 3. Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun
perbedaan yang bermakna pada setiap Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.)
kelompok. Serbuk simplisia daun saga pohon diayak
HASIL DAN PEMBAHASAN dan dimaserasi, setelah mendapatkan maserat
A. Hasil dan Pembahasan lalu dipekatkan menggunakan vacuum rotary
1. Determinasi Tanaman Daun Saga Pohon evaporator. Hasil ekstrak dapat dilihat pada
(Adenanthera pavonina L) tabel 2.
Determinasi tanaman daun saga pohon Tabel 2. Hasil Ekstraksi Daun Saga Pohon
dilaksankan di Unit Konservasi Budidaya (Adenanthera pavonina L.)
Biofarmaka (UKBB) Pusat Studi Biofarmaka No Jenis Hasil
Tropika LPPM IPB. Determinasi dilakakukan 1 Berat serbuk 1250 g
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran 2 diekstraksi 1250 g 178,37 gram
identitas yang jelas dari tanaman yang dipakai. 2. Berat ekstrak
Hasil dari determinasi menyatakan bahwa kental
tanaman yang dipakaidalam penelitian ini benar 3 % Randemen 14,26 gram
daun saga pohon (Adenanthera pavonina L.). ekstrak
2. Pembuatan Simplisia Metode maserasi adalah metode yang
Hasil Pengolahan Daun Saga Pohon Berikut dipakai dalam proses ekstraksi, dikarenakan
ini hasil tabel pengolahan daun saga pohon proses pengerjaan dan alat yang di pakai cukup
yang digunakan dalam penelitian ini: sederhana, sampel dan pelarut tidak harus
Tabel 1. Hasil Pengolahan Simplisia Daun melalui proses pemanasan sehingga kerusakan
Saga Pohon pada senyawa dapat dihindari (Badaring et al.,
No Jenis Hasil 2020). Pelarut pada penelitian ini adalah etanol
1. Berat Daun Saga Pohon 11 kg 70%. Etanol 70% adalah pelarut universal yang
basah bisa menarik senyawa pada pelarut non polar
2. Berat Daun Saga Pohon 3,7 kg sampai polar. Etanol 70% dapat melarutkan
kering senyawa fenolik, flavanoid dengan baik
3. Berat Daun Saga Pohon 2.6 kg (Suhendra., 2019). Etanol 70% merupakan
serbuk pelarut yang yang aman dan tidak toksik. Etanol
Tabel 4 menunjukkan adanya penyusutan 70% adalah pelarut yang bisa mengekstrak
bobot dari tahap daun segar hingga tahap akhir senyawa flavonoid, tanin, antarkuionon,
menjadi serbuk halus. Penyusutan bobot terpenoid, saponin dan alkaloid (Irawan et al.,
dikarenakan penyusutan kandungan air yang 2019). Flavonoid adalah komponen polar
terkandung di dalam daun saga pohon dari dikarenakan memiliki gugus hidroksil yang tidak
proses panen hingga pengolahan menjadi tersubsitusi. Flavonoid umumnya memiliki sifat
serbuk halus. Daun saga pohon dipanen di polar hanya bisa larut pada pelarut polar.
7
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

Efektifitas senyawa pelarut bergantung pada yg terdapat dalam sampel. Hasil penetapan
kelarutan senyawa yang ada dipelarut, menurut kadar abu ekstrak etanol 70% daun saga pohon
prinsipnya like dissolvelike yang berarti senyawa adalah 4,32%. Berdasarkan hasil yang diperoleh
hanya larut pada pelarut yang sifatnya sama bahwa kadar abu memenuhi persyaratan yaitu
(Kemit et al., 2017). Vacum rotary evaporator tidak lebih dari 17% (Depkes RI 1989).
merupakan alat yang digunakan dalam proses Penetapan kadar air bertujuan untuk
pemekatan ekstrak. Mekanisme kerja vacum memberikan batasan terhadap besarnya kadar
rotary evaporator yaitu dengan proses air yang hilang selama proses agar sediaan
pemisahan ekstrak cair penyari (etanol) tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Hasil
menggunakan pemanasan yang dapat penetapan kadar air ekstrak etanol daun saga
dipercepat dari putaran labu, cairan penyari pohon yaitu sebesar 6,04%. Berdasarkan hasil
tejadi penguapan pada suhu 5-10oC di bawah yang diperoleh bahwa kadar air memenuhi
titik didih yang larut dikarenakan adanya persyaratan yang ditetapkan yaitu kurang dari
penurunan tekanan. Hasil pada proses ekstraksi 10% (Depkes RI 1989)
bisa lebih cair atau lebih kental. Proses b. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
ekstraksi dapat dikatakan pengentalan dan Skrining fitokimia dilakukan untuk
pemisahan senyawa yang tercampur (Hernawai mengetahui kandungan senyawa didalam
dkk., 2020). simplisia dan ekstrak daun saga pohon. Dari
4. Pemeriksaan Karakteristik Mutu Ekstrak hasil pengujian diperoleh bahwa simplisia dan
Etanol 70% Daun Saga Pohon ekstrak daun saga pohon mengandung
(Adenanthera pavonina L.) senyawa-senyawa seperti yang di tunjukkan
a. Hasil Uji Organoleptis pada tabel
Uji Organoleptis dilakukan dengan Tabel 4. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
menggunakan panca indera. Hasil dapat dilihat Daun Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.)
pada tabel 3. Pengujian
Tabel 3. Hasil Uji Karakteristik Mutu Daun Penapisan Keterangan Hasil Uji
Saga Pohon (Adenanthera pavonina L.) Fitokimia
Karakteristik Serbuk Ekstrak Coklat
Alkaloid +
Daun Saga Kental Kemerahan
Pohon Daun Saga Hijau
Pohon Fenol +
Kehitaman
Bentuk Serbuk Kental Flavonoid Jingga +
Rasa Pahit Pahit Saponin Buih Stabil +
Bau Bau Khas Khas Hijau
Warna Hijau Hijau Tanin +
Kehitaman
kehitaman Kecoklatan Terpenoid Merah +
Kadar Air - 5,78% Steroid Coklat -
Kadar Abu - 4,32% Keterangan :
Uji karakteristik mutu ekstrak meliputi + = Positif ada senyawa
organoleptis, pengujian kadar air, kadar abu dan - = Negatif tidak ada senyawa
rendemen ekstrak yang diperoleh. Hasil uji Dari hasil uji penapisan tersebut dapat
organoleptis serbuk simplisia berbentuk serbuk, dilihat bahwa ekstrak daun saga pohon
berbau khas, rasa pahit dan berwarna hijau mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, fenol,
kehitaman. Hasil dari uji organoleptis ekstrak terpenoid dan tanin. Metabolit sekunder yang
daun saga pohon berbentuk kental, rasa pahit, diperkirakan bekerja menurunkan kadar glukosa
berbau khas, dan berwarna hijau kecoklatan. Uji dalam ekstrak antara lain yaitu senyawa
karakteristik organoleptis melibatkan panca flavonoid.
indra dimana panca indra merupakan salah satu c. Hasil Rendemen dan Susut Pengeringan
parameter yang spesifik dalam pemeriksaan Setelah dilakukan uji kadar air dan rendemen
suatu sampel simplisia. Penetapan kadar abu ekstrak etanol 70% Daun Saga Pohon
dilakukan pada ekstrak daun saga pohon (adenanthera pavonina L.) di dapat hasil
dengan menimbang seksama 2-3 g ekstrak sebagai berikut:
yang telah dihaluskan, kemudian masukan Perhitungan rendemen dapat dilihat pada tabel
kedalam krus silikat yang telah dipijar dan 5.
ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang Tabel 5. Hasil Rendemen Ekstrak Daun Saga
habis, lalu ditimbang. Penetapan kadar abu Pohon (Adenanthera pavonina L.)
bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral
8
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

No Jenis uji Hasil (%)


Rendemen ekstrak Daun saga pohon 1 Rendemen 29,73%
(adenanthera pavonina L.) yang di dapat adalah 2 Kadar Air 5,78%
29,73% dan sesuai dengan literatur yaitu tidak 3 Kadar Abu 4,32%
kurang dari 27,5% (Depkes RI 2002). Kadar air Pemilihan obat anestesi menggunakan ketamin
pada daun saga pohon yang di dapat adalah yang bertujuan supaya saat pengambilan
5,78% dan sesuai dengan literatur yaitu tidak sampel darah pada tiku, ketamin dapat
lebih dari 12% (Depkes RI 2002). lalu kadar abu mengurangi rasa sakit itu. Ketamin merupakan
pada daun saga pohon yang di dapat adalah jenis obat yang dapat digunakan pada hampir
4,32% sesuai dengan literatur yaitu tidak lebih semua jenis hewan, ketamin digunakan karena
dari 17 % (Depkes RI. 1989). memiliki waktu paruh yang panjang, mudah
5. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah dalam pemberian, ekonomis, dan induksinya
Penelitian ini menggunakan hewan model cepat begitu pula dengan pemulihannya.
tikus putih jantan sebagai hewan uji. Tikus yang Mempunyai pengaruh relaksasi yang baik dan
digunakan sebanyak 30 ekor yang berumur 2-3 jarang menimbulkan komplikasi klinis (Kulsum
bulan dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dkk.2018).
yang digunakana dalah tikus putih jantan karena Darah awal untuk pengecekan kadar
memiliki aktivitas hormonal yang lebih stabil dilakukan pada hari ke-22 yang bertujuan untuk
dibandingkan tikus betina. Tikus yang mengetahui kadar glukosa darah sudah
digunakan adalah tikus yang sehat dengan meningkat atau belum setelah diinduksi aloksan
mata yang jernih, mulut yang bersih serta selama 14 hari. Hari ke 22-43 tikus diberi
tingkah laku yang aktif. Sebelum dilakukan perlakuan sesuai dengan dosis. Hari ke 44
pengujian tikus diaklimatisasi selama 7 hari agar merupakan pengambilan darah akhir yang
tikus tersebut dapat beradaptasi pada bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa
lingkungan yang sama (Zainab et al. 2016). darah pada tikus mengalami penurunan atau
Tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok tidak setelah perlakuan. Darah diambil melalui
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 sinus orbital tikus lalu di masukkan kedalam
tikus. Kelompok I merupakan kontrol normal, microtube dan disentrifuge selama 15 menit
kelompok II kontrol positif, kelompok III kontrol dalam kecepatan 4000 rpm untuk memisahkan
negatif, kelompok IV uji dosis I, kelompok V uji serum dan plasma. Pengujian kadar glukosa
dosis II, dan kelompok VI merupakan uji dosis darah yaitu diambil serum sebanyak 10 μL
III. Selama aklimatisasi tikus diberikan pakan kemudian ditambahkan reagen kit glukosa, lalu
standar sebagai orientasi takaran induksi yang reagen dan serum yang sudah tercampur di
digunakan. Tikus juga diberi air minum dan alas vortex ± 1 menit dan diinkubasi. Serum dan
sekam agar tidak terjadi stress pada tikus. Hari reagen yg sudah tercampur dan sudah
ke 8-21 tikus diinduksi aloksan kecuali kontrol diinkubasi bisa langsung di baca kadarnya
normal. Kelompok kontrol normal hanya diberi dengan spektrofotometer klinikal. Berikut data
pakan standar dan air minum, sedangkan yang diperoleh dari pengukuran kadar glukosa
kontrol positif, kontrol negatif, dosis I, dosis II, darah pada tikus:
dan dosis III diinduksi aloksan dan diberi pakan Hasil pengukuran kadar glukosa darah dari
standar serta air minum. Tujuan diberikan seluruh kelompok perlakuan tertera pada tabel 6
aloksan supaya cepat untuk menghasilkan dibawah ini.
keadaan diabetik eksperimental (hiperglikemik) Tabel 6. Data Rata-rata Persen Kadar
pada hewan coba. Obat pembanding yang Positif Dosis Dosis Dosis
digunakan dalam penelitian ini adalah Negatif
Kelompok (Glenklamid) Uji I Uji II Uji III
(%)
glibenklamid. Penggunaan obat glibenklamid (%) (%) (%) (%)
karena obat ini merupakan sulfonilurea 1. 58,38 10,69 28,19 39,64 48,54
2. 53,99 10,81 27,62 38,28 47,55
generasi kedua yang diindikasi dalam 3. 54,65 9,61 23,66 34,91 44,34
pengobatan diabetes melitus tipe II. 4. 55,40 8,54 22,01 38,93 44,99
Glibenklamid termasuk dalam BCS 5. 56,20 10,39 29,52 34,50 43,94
Rerata 55,72 10,01 26,20 37,25 45,87
(Biopharmaceutics Classification System) kelas SD 1,69 0,94 3,20 2,37 2,04
II, yaitu golongan obat yang memiliki Glukosa Darah Tikus
permeabilitas baik namun kelarutannya rendah. Hasil data yang di dapat pada
Kelarutan sendiri merupakan faktor yang sangat pengambilan darah awal dan darah akhir diolah
penting dalam proses absorpsi obat terutama menggunakan SPSS versi 22.0 dan analisis
obat golongan BCS (Biopharmaceutics statistik menggunakan ANOVA one way,
Classification System kelas II (Katzung 2002). sebelum menggunakan ANOVA one way
9
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

dilakukan dulu uji normalitas dan uji Data pengambilan darah awal dan akhir
homogenitas data. Jika data hasil pengujian glukosa darah yang diperoleh diolah secara
berdistribusi normal dan homogen maka statistik :
dilanjutkan dengan uji ANOVA one way, dan jika
asil uji ANOVA one way adanya perbedaan
bermakna maka dilanjutkan dengan uji tukey.
Persentase rata-rata penurunan kadar glukosa
darah yang didapat adalah kontrol positif 55,72±
1,69, kontrol negatif 10,01±0,94, uji dosis I
26,20±3,20, uji dosis II 37,25±2,37, dan dosis III
55,87±2,04. Dari data yang didapatkan
(P=0,760)>0,05 dimana perbedaan yang lebih
besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
data glukosa darah terdistribusi normal. Setelah
data terdistribusi normal data dilanjutkan Gambar 3. Grafik Glukosa
dengan uji homogenitas, yang bertujuan untuk Dilihat pada grafik glukosa dari gambar 3
mengetahui apakah data terdistribusi homogen bahwa Kontrol normal tidak memiliki %
atau tidak. Hasil data yang diperoleh penurunan, kontrol positif memiliki % penurunan
(P=0,063)>0,05 bahwa data signifikan dimana sebesar 55,73%, kontrol negatif memiliki %
data kurang dari 0,05 hal itu menunjukkan penurunan sebesar 10,01%, dosis 1 memiliki %
bahwa data terdistribusi homogen. Persentase penurunan sebesar 26,20 %, dosis 2 memiliki %
data selanjutnya dilakukan uji ANOVA one way. penurunan sebesar 37,25%, dan dosis 3
ANOVA one way merupakan uji untuk memiliki % penurunan sebesar 45,87%. Pada
mengetahui apakah terdapat pengaruh atau dosis positif memiliki prosentase penurunan
perbedaan dari dosis ekstrak daun saga pohon yang besar dibandingankan dengan dosis 1 2
terhadap penurunan kadar glukosa darah. Taraf dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa daun saga
signifikan ANOVA one way 95% (α =0 , 05 ¿ pohon pada dosis 1, 2, dan 3 memiliki efek
diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang dalam menurunkan kadar glukosa darah.
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna Namun pada dosis 1 memiliki prosentase yang
antara dua kelompok atau lebih. Uji lanjutan lebih kecil dari dosis 1 dan dosis 2 dikarenakan
yaitu uji Tukey dimana tujuan dari uji tukey kombinasi ekstrak yang sudah memasuki batas
adalah untuk mengetahui apakah terdapat jenuh dimana efektifitas ekstrak tidak terlalu
perbedaan bermakna atau tidak dari setiap tinggi sehingga menyebabkan prosentase
kelompok perlakuan. Penurunan kadar glukosa penurunan lebih kecil dibandingkan dengan
darah pada uji tukey menunjukkan bahwa dosis 2 dan dosis 3.
adanya perbedaan bermakna pada setiap Hasil dari uji Tukey dapat dilihat pada
kelompok dimana kelompok kontrol positif, uji lampiran 16, menunjukkan bahwa terdapat
dosis I, uji dosis II dan uji dosis III. Persentase perbedaan bermakna antara kelompok normal,
penurunan kadar glukosa darah pada uji dosis I kontrol positif, kontrol negatif, dosis 1, dosis II,
memiliki persentase 26,20%, uji dosis 2 memiliki dosis III. Dapat diambil kesimpulan bahwa dosis
persentase 37,25% dan uji dosis III memiliki yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa
persentase 45,87%. Data persentase yang darah pada tikus putih jantan yang diinduksi
diperoleh menunjukkan bahwa dosis I, II, dan III aloksan adalah kontrol positif, dosis III dan dosis
ekstrak etanol 70% daun saga pohon II dengan prosentase penurunan masing-masing
mempunyai aktivitas yang bisa menurunkan 55,72 % , 45,87%. dan 37.25%. Daun saga
kadar glukosa darah. Pada persentase pohon memiliki kemampuan aktivitas flavonoid
penurunan kadar glukosa darah bisa yg dapat menurunkan kadar glukosa pada
disimpulkan semakin tinggi dosis yang diberikan darah. Mekanisme senyawa flavonoid yang
maka semakin tinggi juga penurunan kadar terdapat dalam daun saga pohon yang dapat
glukosa darah, tetapi uji ekstrak etanol 70% menurunkan kadar glukosa yaitu dengan
daun saga pohon pada dosis I, II, dan III menghambat GLUT 2 mukosa usus sehingga
memiliki aktivitas yang tidak lebih baik dari obat dapat menurunkan absorbsi gukosa, dan
pembanding yang dapat menurunkan menghambat enzim fosfodiesterase dan
persentase kadar glukosa darah sebanyak menurunkan stres oksidatif pada penderita
55,73%. diabetes (Yasaroh, dkk. 2021)
6. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida

10
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

Hasil grafik kadar trigliserida darah tikus Keterangan: Terdapat perbedaan bermakna
sebelum dan setelah perlakuan tiap kelompok (> 0,05) antara notasi a, b, c, d,e, dan f. Hasil
perlakuan di dapatkan pada gambar2 dari tabel 9 menunjukan rata-rata persentase
penurunan kadar trigliserida meningkat dengan
adanya peningkatan dosis sediaan uji. Data
persentase penurunan kadar trigliserida yang
diperoleh kemudian dianalisa secara statistik
sehingga didapatkan hasil data uji normalitas
dan homogenitas, dari hasil data penurunan
kadar trigliserida didapatkan hasil tersebar
normal (p=0,066 >0,05) dan homogen
(p=0,134>0,05) dapat dilihat pada lampiran
13,artinya pada data uji normalitas menunjukan
bahwa ekstrak 70% daun saga pohon
terdistribusi normal dan data pada uji
Hasil pada gambar 2 menunjukan ekstrak homogenitas menunjukan ekstrak 70% daun
etanol 70% daun saga pohon bisa menurunkan saga pohon terdistribusi secara homogen. Uji
kadar trigliserida. Dapat dilihat bahwa ekstrak normalitas dilakukan untuk melihat data yang di
daun saga pohon dosis 3 (120 mg/200gBB) dapatkan terdistribusi secara normal atau tidak.
memiliki aktivitas penurunan kadar trigliserida Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak daun data yang di peroleh tersebar secara merata
saga pohon dosis 1 (40mg/200gBB) dan dosis 2 atau tidak (Ekayani dkk., 2021), setelah data
(80mg/200gBB), hal ini dikarenakan pada dosis tersebar normal dan homogen, lalu dilakukan uji
3 kandungan ekstrak lebih banyak dibandingkan ANOVA satu arah supaya dapat melihat
dengan dosis 1 dan 2 (Viviandhari dkk., 2022). perbedaan disetiap kelompok perlakuan dengan
Hasil pada penelitian ini menjukan bahwa ketentuan(p<0,5).Hasil persentase penurunan
ekstrak etanol 70% daun saga pohon dapat kadar trigliserida pada uji ANOVA adalah
digunakan untuk menurunkan kadar trigliserida (p=0,000<0,05) hasil ini menunjukkan adanya
dalam darah, hal ini sesuai dengan jurnal pengaruh pada penurunan kadar trigliserida dari
anggraini dkk (2018) yang menyatakan berbagai kelompok. Hasil pada penelitian ini
kandungan flavonoid dan fenolik pada daun dapat disumpulkan bahwa ekstrak etanol 70%
saga pohon dapat menurunkan kadar daun saga pohon dapat menurunkan kadar
hiperlipidemia dalam tubuh karena mampu trigliserida, semakin tinggi dosis yang diberikan
mengikis endapan kolestrol pada dinding maka efektivitas untuk menurunkan trigliserida
pembuluh darah, dengan terkikisnya kolestrol semakin besar, hal ini terjadi disebabkan karena
yang menempel pada dinding pembuluh darah pada dosis ke 3 mengandung ekstrak daun
dapat mencegah timbulnya penyakit seperti saga pohon lebih banyak dibandingkan dengan
hiperlipidemia. Data yang sudah didapatkan lalu dosis lainnya (Viviandhari dkk., 2022).
dihitung persentase penurunannya, hasil dapat Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
dilihat pada tabel 9. Hasil pada kelompok positif arifah dkk (2022), menunjukan semakin tinggi
dapat menurunkan kadar terigliserida karena dosis ekstrak tanaman maka aktivitas
diberikan obat atorvastatin. Atovastatin penurunan trigliserida semakin tinggi dan
merupakan salah satu golongan obat dari statin menunjukan bahwa flavonoid dari tanaman
yang dapat digunakan untuk terapi bunga telang mampu menurunkan kadar
hiperkolesterolemia, Obat ini bekerja trigliserida, kadar LDL, dan meningkatkan kadar
menghambat HMG-CoA menjadi prekursor HDL. Saponin juga dapat menurunkan kadar
kolestrol, mekanisme kerja mevalonat trigliserida dalam darah dengan mekanisme
menghambat enzim HMG-CoA reduktase (Asih penghambatan penyerapan di usus sehingga
dkk., 2020). menyebabkan kolestrol tidak dapat diserap dan
Tabel 6. Persentase Penurunan dikeluarkan melalui feses (Puspasari dkk.,
Trigliserida Darah Tikus Setelah Perlakuan 2016).
Rata-rata % 7. Hasil Pengukuran Kadar HDL
Kelompok Penurunan kadar
trigliserida
SD Hasil pemeriksaan kadar HDL sebelum dan
a. Normal -8,07 ± 0,016 sesudah perlakuan lihat pada gambar dibawah
b. Negatif 14,62 ± 0,016
c. Positif 57,89 ± 0,006 ini.
d. Dosis 1 31,29 ± 0,008
e. Dosis 2 40,44 ± 0,007
f. Dosis 3 50,170 ± 0,016

11
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

aktivitas terbaik dari ekstrak etanol 70% daun


saga pohon.
Tabel 7. Persentase Peningkatan Kadar HDL
Setelah Perlakuan
Rata-rata%
Kelompok Peningkatan kadar HDL SD
a. Normal -2,44 ±0,028
b. Negatif -0,061 ±0,073
c. Positif 51,89 ±0,021
d. Dosis 1 7,34 ±0,020
e. Dosis 2 22,19 ±0,038
f. Dosis 3 35,990 ±0,075

Keterangan: Terdapat perbedaan bermakna (>


Hasil pada gambar 3 menunjukan 0,05) antara notasi a, b, c, d,e, dan f. Hasil dari
ekstrak etanol 70% daun saga pohon dapat tabel 10 menunjukan rata-rata persentase
meningkatkan kadar HDL. HDL memiliki peran peningkatan kadar HDL meningkat dengan
penting dalam tubuh sebagai penyeimbang adanya peningkatan dosis sediaan uji. Data
kolestrol melalui transpor koresterol terbalik persentase peningkatan kadar HDL yang
dengan mengambil kelebihan kolestrol di diperoleh kemudian di analisa secara statistik
jaringan dan membawanya ke hati yang akan di sehingga didapatkan hasil data uji normalitas
peroses, dieksresikan sebagai garam empedu, dan homogenitas, dari hasil data peningkatan
dan menghabat terjadinya eteroklerosis kadar HDL didapatkan hasil tersebar normal
(Purwaningsih, 2020). Dapat dilihat bahwa (p=0,076 >0,05) danhomogen (p=0,288>0,05)
ekstrak daun saga pohon dosis 3(120 dapat dilihat pada lampiran 14,artinya pada data
mg/200gBB) memiliki aktivitas meningkatkan uji normalitas menunjukan bahwa ekstrak 70%
kadar HDL lebih besar dibandingkan dengan daun saga pohon terdistribusi normal dan data
ekstrak daun saga pohon dosis padauji homogenitas menunjukan ekstrak 70%
1(40mg/200gBB) dan dosis 2(80mg/200gBB). daun saga pohon terdistribusi secara homogen.
Diketahui daun saga pohon mengandung fenol Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang
dan flavonoid dimana flavonoid mampu di dapatkan terdistribusi secara normal atau
menurunkan kadar kolesterol dengan cara tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk
menghambat absorbsi kolestrol dalam usus dan mengetahui data yang di peroleh tersebar
bisa meningkatkan reaksi pembentukan asam secara merata atau tidak (Ekayani dkk., 2021),
empedu lalu dieksresikan, fenol berperan untuk setelah data tersebar normal dan homogen
menurunkan sekresi lipoprotein yang terdapat di diteruskan dengan uji ANOVA satu arah supaya
hati dan usus dan dapat mengurangi proses dapatmelihat apakah ada perbedaan disetiap
esterifikasi kolestrol sehingga terjadi penurunan kelompok perlakuan dengan ketentuan p <0,05
kadar kolestrol (Listianasari dkk., 2017). Hasil Uji ANOVA pada persentase peningkatan kadar
pada penelitian ini menjukan bahwa ekstrak HDL didapatkannilai (p=0,000<0,05 lihat pada
etanol 70% daun saga pohon dapat digunakan lampiran 14,. Hasil ini menunjukan adanya
untuk menurunkan kadar trigliserida dalam pengaruh perlakuan terhadap peningkatan
darah, hal ini sesuai dengan jurnal anggraini dkk kadar HDL dari masing-masing kelompok. Data
(2018) yang menyatakan kandungan flavonoid kemudian diteruskan uji Tukey yang bertujuan
dan fenolik pada daun saga pohon dapat untuk melihat perbedaan yang signifikan antar
menurunkan kadar hiperlipidemia dalam tubuh setiap kelompok perlakuan. Berdasarkan dari
karena mampu mengikis endapan kolestrol hasil uji Tukey terdapat perbedaan yang
pada dinding pembuluh darah, dengan signifikan antar kelompok kontrol positif dengan
terkikisnya kolestrol yang menempel pada kontrol dosis 3,2,1, dan negatif. Tabel 10
dinding pembuluh darah dapat mencegah menunjukan persentase kenaikan kadar kontrol
timbulnya penyakit seperti hiperlipidemia. Data positif sebesar 51,89%, kontrol negatif sebesar -
yang sudah diperoleh kemudian dihitung 0,061%, dosis 1 (40mg/200gBB) sebesar
persentase peningkatannya, hasil perhitungan 7,34%, dosis 2 (80mg/200gBB) sebesar 22,19%
persentase peningkatan kadar trigliserida lihat dan dosis 3 (120mg/200gBB) sebesar 35,99%,
tabel 10. Hasil pada kelompok positif dapat hal ini menunjukan adanya aktifitas terhadap
menurunkan kadar terigliserida karena diberikan peningkatan HDL setiap dosis, namun dosis ke
obat atorvastatin. Dosis ekstrak daun saga 3 sebesar 35,99% memiliki aktifitas terbaik
pohon diberikan berbeda agar dapat melihat untuk menurunkan trigliserida yang dimana hasil
dosis ke 3 hampir mendekati persentase
12
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

peningkatanHDL pada kelompok positif dengan dan faktor koagulasi lainnya sehingga tidak
peningkatan sebesar 51,89%. Hasil penelitian mempengaruhi proses pengukuran. Proses
ekstrak daun saga pohon diketahui dapat selanjutnya penggunaan alat spektrofotometer
meningkatkan kadar HDL disebabkan aktivitas clinical agar dapat mengetahui rentang kadar
senyawa metabolit sekunder dari ekstrak daun dalam pengecekan kadar (Oktari dkk., 2016).
saga pohon, salah satu senyawa tersebut 8. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol dan
adalah flavonoid, senyawa flavonoid mampu LDL
meningkatkan pertahanan antiinflamasi dan a. Kolesterol Total
antioksidan yang berpotensi tinggi untuk Hasil pengukuran kadar kolesterol total
meningkatkan fungsi HDL dan kesehatan sebelum dan sesudah perlakuan dapat
kardiovaskular. Penelitian yang dilakukan oleh dilihat pada gambar 1. Sedangkan hasil
arifah dkk (2022), menunjukan semakin tinggi presentase penurunan kadar kolesterol
dosis ekstrak tanaman maka aktivitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
peningkatan HDL semakin tinggi dan
menunjukan bahwa flavonoid dari tanaman
bunga telang mampu menurunkan kadar
trigliserida, kadar LDL, dan meningkatkan kadar
HDL. Hewan yang dipakai berupa tikus putih
jantan karena tikus adalah hewan rodensia yang
umum digunakan pada penelitian. Tikus
merupakan hewan model yang bisa digunakan
untuk analisis biomedis contohnya penyakit
metabolik yang berhubungan dengan lemak,
kardiovaskular, neurologik, kanker, ginjal, dan
kanker. Digunakan tikus putih jantan jenis
sprague dawley karena tikus memiliki sistem Berdasarkan grafik dari gambar 1 dapat
faal yang sama dengan manusia, mudah dilihat bahwa adanya aktivitas penurunan kadar
didapatkan, harganya murah dan jenis kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan
bervariasi (Nugroho et al., 2018). Obat pada kontrol negatif dengan kontrol positif
pembanding pada penelitian ini adalah maupun kelompok uji dengan variasi dosis 1,
atorvastatin dikarenakan atorvastatin dosis 2, dosis 3. Semakin tinggi dosis yang
merupakan golongan statin yang merupakan diberikan semakin tinggi penurunannya.
obat penurunan kolestrol dara yang menjadi lini
pertama dalam terapi hiperlipidemia dengan Tabel 8. Data Rerata Persen Penurunan
pencegahan primer serta skunder penyakit. Kadar Kolesterol Total
Obat ini bekerja menghambat HMG-CoA
menjadi prekursor kolestrol, mekanisme kerja Kelompok Normal Negatif Positif Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
mevalonat menghambat enzim HMG-CoA 1 5,60 15,54 48,21 26,07 34,35 47,75
2 8,33 14,17 45,42 24,65 33,80 45,78
reduktase (Asih dkk., 2020). Kelompok negatif 3 8,40 13,29 59,27 22,36 32,59 43,52
diberikan Na-CMC sekaligus sebagai 4
5
6,96
2,08
12,40
11,52
55,87
51,44
20,86
18,92
31,56
30,40
4154
40,42
suspending-agent (Nuralifah dkk., 2020). Rerata
SD
6,28
2,61
13,38
1,56
52,04
5,60
22,57
2,86
32,54
1,61
43,80
3,00
Pemberian ekstrak daun saga pohon
disondekan secara oral karena merupakan
pemberian yang paling mudah dan tidak Data pengambilan darah awal dan akhir
mempengaruhi hewan secara fisiologis. kolesterol total yang diperoleh diolah secara
Pengambilan darah pada tikus di ambil pada statistik adalah kelompok kontrol negatif, kontrol
bagian sinus orbital atau pada bagian mata positif, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Sedangkan
tikus, dikarenakan jumlah darah pada bagian kelompok normal tidak diberikan perlakuan.
orbital mata lebih banyak, lebih cepat, dan Penggunaan kelompok normal bertujuan untuk
mudah (Seprianto., 2017). Sebelum diambil mengetahui kenaikan kadar kolesterol total dan
sempel darah tikus di anestesi menggunakan LDL sebelum dan sesudah induksi, sehingga
ketamin, ketamin digunakan karena memiliki pengambilan darah hanya perlu dilakukan dua
waktu paruh yang lama dan paling aman untuk kali. Kemudian dibuat persentase rata-rata
digunakan. Penggunaan serum darah penurunan kadar kolesterol total. Rata-rata
dikarenakan serum mengandung protein, kelompok pada penurunan kadar kolesterol total
antibodi, antigen, hormon, dan semua diperoleh negatif sebesar 13,38 1,56, positif
exogenus. serum tidak mengandungsel darah sebesar 52,04 5,60, dosis 1 sebesar 22,57 2,86,

13
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

dosis 2 sebesar 32,54 1,61, dan dosis 3


sebesar 43,80 3,00. Hasil rata-rata persentase
penurunan kadar kolesterol total selanjutnya
akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
Berdasarkan data yang diperoleh, uji distribusi
normal untuk kadar kolesterol total (P=0,200)
0,05 dengan homogenitas (P=0,028) 0,05. Hal
tersebut menujukkan bahwa data penurunan
kadar kolesterol total terdistribusi normal serta
tidak homogen.
Data persentase penurunan kadar
kolesterol total dilanjutkan dengan uji ANOVA Berdasarkan grafik dari gambar 3 dapat
satu arah dengan taraf signifikan 95% ( =0,05) dilihat bahwa adanya aktivitas penurunan kadar
dan diperoleh nilai sig. 0,000 0,05 yang LDL sebelum dan sesudah perlakuan pada
menunjukkan adanya perbedaan bermakna kelompok negatif, positif, maupun dosis 1, 2,
antara dua kelompok atau lebih. Kemudian dan 3. Variasi dosis yang diperoleh pada
analisis dilanjutkan dengan uji tukey untuk penurunan LDL, semakin tinggi dosis yag
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang diberikan maka semakin tinggi penurunannya.
bermakna atau tidak dari setiap kelompok Tabel 8. Data Rerata Persen Penurunan
perlakuan. Persentase penurunan kadar Kadar Kolesterol Total
kolesterol total menujukkan adanya perbedaan
bermakna antara kelompok kontrol negatif, Kelompok Normal
(%)
Negatif
(%)
Positif
(%)
Dosis 1
(%)
Dosis 2
(%)
Dosis 3
(%)
kontrol positif, kelompok uji dosis 1, dosis 2, dan 1 12,82 24,81 65,43 36,87 46,30 56,32
2 10,45 23,44 64,20 35,57 45,42 55,74
dosis 3. Dalam hal ini kelompok ekstrak etanol 3 10,77 22,70 63,96 34,80 44,56 54,36
4 8,47 21,32 62,58 33,85 43,39 53,38
70% daun saga pohon pada dosis 1, dosis 2, 5 6,52 20,07 61,57 32,88 42,86 52,71
dan dosis 3 mempunyai aktivitas yang dapat Rerata
SD
9,80
2,40
22,47
1,84
63,55
1,50
34,79
1,53
44,51
1,42
54,50
1,53
menurunkan kadar kolesterol total. Persentase
penurunan kadar kolesterol total dosis 1 Rerata pada penurunan kadar LDL
sebanyak 22,57%, dosis 2 sebanyak 32,54%, diperoleh rata-rata kelompok negatif 22,47 1,84,
dan dosis 3 sebanyak 43,80%, pada dosis 3 positif sebesar 63,55 1,50, dosis 1 sebesar
memiliki persentase yang lebih tinggi dalam 34,79 1,53, dosis 2 sebesar 44,51 1,42, dan
menurunkan kolesterol dibandingkan dengan dosis 3 sebesar 54,50 1,53. Hasil rata-rata
dosis 1 dan dosis 2. Semakin tinggi pada dosis persentase penurunan kadar LDL selanjutnya
yang diberikan, maka semakin tinggi penurunan akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
kadar kolesterol total yang diperoleh, akan tetapi Berdasarkan data yang diperoleh, uji distribusi
tidak lebih baik jika dibandingkan kelompok normal untuk kadar LDL (P=0,200) 0,05 dengan
positif atorvastatin yang mampu menurunkan homogenitas (P=0,506) 0,05. Hal tersebut
kadar kolesterol total pada tikus sebanyak menujukkan bahwa data penurunan kadar
52,04% kolesterol total terdistribusi normal dan
homogen. Persentase penurunan kadar LDL
b. LDL menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara
Tahap pengambilan data pada kadar kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1,
LDL tidak jauh berbeda dengan pengambilan dosis 2, dan dosis 3 dengan dengan persen
data kolesterol total. Namun untuk memperoleh penurunan dosis 1 sebesar 34,79%, dosis 2
kadar LDL tidak perlu dilakukan perhitungan sebesar 44,51%, dan dosis 3 sebesar 54,50%.
dengan rumus (Anggraini DI 2018). Kadar LDL Kelompok uji dosis 1, dosis 2, dan dosis 3
= Kolesterol Total – Kolesterol dalam mempunyai aktivitas yang dapat menurunkan
Supernatan. kadar LDL akan tetapi tidak lebih baik jika
Hasil pengukuran kadar LDL sebelum dibandingkan dengan kelompok positif
dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada atorvastatin yang mampu menurunkan kadar
gambar 2, sedangkan hasil persentase LDL sebesar 63,55%. Namun pemberian dosis
penurunan LDL pada tabel dibawah ini. 3 tetap memiliki aktivitas lebih besar
dibandingkan dengan dosis 1 dan 2. Pemberian
sediaan uji pada tikus untuk kolesterol total dan
LDL masih belum mencapai batas normal pada
kelompok kontrol negatif, dosis 1, dosis 2, dan
dosis 3, namun pada kelompok kontrol positif
dengan dosis pembanding atorvastatin
14
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

mengalami penurunan dengan hasil yang Antihyperlipidemic Effect Of Herbalism


normal. Hal ini bisa disebabkan karena kondisi Against Lipid Elevating Agents: A Review.
metabolisme maupun fisiologis pada tikus putih Biomedical And Pharmacology Journal,
jantan. Hasil penelitian ekstrak daun saga 13(4), 1695–1707.
pohon diketahui dapat menurunkan kadar LDL Aprelia, Herlina Dwi. (2020). Pengaruh
yang disebabkan oleh aktivitas senyawa skarifikasi asam sulfat (H2SO4) dan
metabolit sekunder dari ekstrak daun saga giberelin (GA3) terhadap pematahan
pohon, salah satu senyawa tersebut yaitu dormansi biji saga pohon adenanthera
flavonoid. Flavonoid mampu meningkatkan pavonina L. skripsi, 4 (4), 1-5.
pertahanan antiinflamasi dan antioksidan yang Ariani, S., Anam, S., & Rakanita, Y. (2017).
berpotensi tinggi untuk menurunkan LDL dan Aktivitas Fraksi Buah Jembolan Terhadap
kesehatan kardiovaskular. Penelitian Penurunan Kadar Glukosa Tikus Yang
sebelumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Dan
dosis ekstrak tanaman maka aktivitas Streptozotocin. Jurnal Farmasi, 14(2), 92–
penurunan LDL semakin tinggi dan 99.
menunjukkan bahwa flavonoid dari tanaman Arnanda, Q P., Shinta, L., Saqila, A R., Diah, S
bunga telang mampu menurunkan kadar F., Shella, W., Dede, J O., dan Sandra, M.
trigliserida dan kadar LDL (Arifah, dkk. 2022). (2020). Uji Toksisitas Ekstrak Air Saga
Pohon (Adenanthera pavonina L.) Dengan
SIMPULAN Metode Brine Shrimp Lethality Bioassay
Ekstrak etanol 70% daun saga pohon (BSLB). Jurnal Farmasi Galenika Vol.7(2)
pada penurunan kadar glukosa darah tikus putih Aryzki, S., Susanto, Y., Farmasi, A., &
jantan yang diinduksi aloksan, bisa disimpulkan Banjarmasin, I. (2019). Efektivitas Daun
ekstrak 70 % daun saga pohon (Adenanthera Ramania Asal Kalimantan Selatan Untuk
pavonina L.) dapat menurunkan kadar glukosa Menurunkan Kadar Gula Darah. Jurnal
darah. Dosis yang lebih efektif dalam Ilmiah Ibnu Sina, 4(2), 341–352.
menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Asih, R S., Ilham, A., dan Yedi, P. (2020).
putih jantan yang diinduksi aloksan adalah dosis Pengaruh Kronofarmakologi Terhadap
III sebanyak 45,87%, tetapi dosis III tidak Kadar Kolestrol Total Dan Trigliserida
sebanding dengan dosis obat pembanding Dalam Darah pasien Pengguna Obat
glibenklamid sebagai kontrol positif. Golongan statin Dan Fibrat. Jurnal Farmasi
Ekstrak etanol 70% daun saga pohon Lampung, Vol 9(2).
mempunyai aktivitas menurunkan kadar Bogriani, N W., dan Ketut, R. (2015). Efek
trigliserida dan meningkatkan kadar HDL pada Berbagai Minyak Pada Metabolisme
tikus hiperlipidemia. Ekstrak etanol 70% daun Kolesterol Terhadap Tikus Wistar. Jurnal
saga pohon dosis120 mg/200kgBB memiliki Kimia FMIPA Universitas Udayana, Vol
aktivitas tidak lebih baik dari obat pembanding 9(1), Hlm 53-60.
atorvastatin dengan persentase penurunan Depkes Ri, (2017). Formularies. Pocket
trigliserida 50,17% dan persentase peningkatan Handbook Of Nonhuman Primate Clinical
HDL sebesar 35,99%. Medicine, 213–218.
Hasil penelitian dari ekstrak 70% daun Dyah Pertiwi, R., Kristanto, J., Ayu Praptiwi, G.,
saga pohon terhadap penurunan kadar Kesehatan Masyarakat, J., Imu Ilmu
kolesterol total dan LDL yang telah dilakukan, Kesehatan, F., Esa Unggul, U., & Farmasi
dapat disimpulkan bahwa dosis 1, dosis 2, dan Hang Tuah, A. (2016). Uji Aktivitas
dosis 3 dapat menurunkan kadar kolestetol total Antibakteri Formulasi Gel Untuk Sariawan
dan LDL. Dosis 3 ekstrak etanol 70% daun saga Dari Ekstrak Daun Saga ( Abrus
pohon memperoleh rata-rata penurunan kadar Precatorius Linn. ) Terhadap Bakteri
kolesterol total sebanyak 43,80% dan Staphylococcus Aureus. 2(2), 239–247.
penurunan kadar LDL sebanyak 54,50%. Federation, I. D. (2015). Idf Diabetes Atlas 6th.
Namun penurunan tidak lebih baik sebanding Iin Indawati, Didin Ahidin, M. U., & Cirebon, F.
dengan kontrol positif (atorvastatin 0,24 M. (2018). Uji Efek Analgetik Ekstrak
mg/KgBB) yang dapat menurunkan kadar Etanol Daun Saga (Abrus Precatorius L.)
kolesterol total sebanyak 52,04% dan 63,55% Terhadap Mencit Putih (Mus Musculus)
dalam penurunan kadar LDL. Jantan Yang Diinduksi Asam Asetat
DAFTAR PUSTAKA Analgetic Effect Test Of Saga Leaf (Abrus
Ansari, B., Singh, M., Sharma, S., Choudhary, Precatorius L.) Ethanol On White Pit (Mus
B., & Mohseen. (2020). Preclinical Musculus) Educated Heart Acetic A. 1(1).
15
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SAGA POHON … (Careninda A.B, Duta D.P, Vika.R)

Indrayati, F., Agus Wibowo, M., Idiawati, N., & Yang Diinduksi Aloksan. 11(1), 15.
Hadari Nawawi, J. H. (2016). Aktivitas Nisak, S K., Dwi, B P., Urmatul, W., dan
Antijamur Ekstrak Daun Saga Pohon Selamet. (2021). Uji Antibakteri Ekstrak
(Adenanthera Pavonina L) Terhadap Jamur Etanol Daun Saga (Abrus precatorius L.)
Candida Albicans. 5(2), 20–26. Terhadap Bakteri Streptococcus Mutan
Indrayati, F., Wibowo, M. A., & Idiawati, N. ATCC 31987 Dan Staphylococcus Aureus
(2016). Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun ATCC 25923PK/25. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Saga Pohon ( Adenanthera Pavonina L .) Ode Yuliastri, W., Lolok, N. H., Ikawati, N.,
Terhadap Jamur Candida Albicans. Jkk, Maghvira, R., Ilmu, S. T., Mandala, K., &
5(2), 20–26. Kendari, W. (2020). Uji Efek Ekstrak
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Bawang Hitam (Allium Sativum) Terhadap
Klinik, Edisi III, Penerbit Buku Kedokteran Penurunan Kadar Glikosa Darah Pada
EGC, Jakarta. Tikus Putih (Rattus Novergicus L) Dengan
Kementerian Kesehatan Ri, (2017). Metode Tes Toleransi Glukosa Oral (Ttgo)
Formularium Ramuan Obat Tradisional Test Effect Of Black Garlic (Allium Sativum)
Indonesia. Formularium Ramuan Obat Extract Againts Decreased Blood Gluco. 53
Tradisional Indonesia, 6, 5–9. Pharmacine, 01(September 2020), 53–63.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Putri, K. P., Agus, D., Pramono, A., Penelitian,
(2020). Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi B., Perbenihan, T., & Hutan, T. (2018).
Diabetes Melitus. In Pusat Data Dan Perkembangan Bunga,Buah Dan
Informasi Kementrian Kesehatan Ri. Keberhasilan Reproduksi Jenis Saga ( L.)
Khaerati, K., Amini, D., & Ihwan. (2020). Adenanthera Pavonina (Stage Of Flower,
Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air-Etanol, Fruit And Reproductive Success Of )
N-Heksan, Dan Etil Asetat Uwi Banggai Adenanthera Pavonina L.
(Dioscorea Alata L.) Dengan Metode Rahaman, C. H., & Partha, G. (2015).
Induksi Aloksan Pada Mencit Jantan (Mus Pharmacognostic, Phytochemical And
Musculus). Jurnal Farmasi Galenika Antioxidant Studies Of Adenanthera
(Galenika Journal Of Pharmacy) (E- Pavonina L Ethnobotanical Studies Of
Journal), 6(2). Lodha Tribe Westbengal View Project Dst
Kulsum, Imai Indra, Taufik suryadi.(2018). And Dbt View Project Pharmacognostic,
"Pengaruh Ketamin sebagai Zat Phytochemical And Antioxidant Studies Of
Neurotocity". Idea Nursing Journal. Adenanthera Pavonina L. Article In
Kumalasari, E., Susanto, Y., Rahmi, M. Y., & International Journal Of Pharmacognosy
Febrianty, R. D. (2019). Pengaruh And Phytochemical Research, 7(1).
Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ramania Risma Oksi Putri, S. H. (2015). Aktivitas
(Bouea Macrophylla Griffith) Terhadap Analgetika Ekstrak Daun Saga
Penurunan Kadar Gula Darah Mencit Putih (Adenanthera Pavonina L.) Terhadap
(Mus Muscullus) Yang Diinduksi Aloksan. Mencit Jantan (Mus Musculus) Galur
Journal Current Pharmaceutical Sciences, Swiss.
2(2), 2598–2095. Romdyah, N. L., Indriyanto, I., & Duryat, D.
Kurniawan, H., Wisudyaningsih, B., & (2017). Skarifikasi Dengan Perendaman Air
Nurrahmanto, D. (2016). Optimasi Panas Dan Air Kelapa Muda Terhadap
Kombinasi Polietilen Glikol Dan Perkecambahan Benih Saga (Adenanthera
Polivinilpirolidon Sebagai Bahan Pembawa Pavonina L.). Jurnal Sylva Lestari, 5(3), 58.
Pada Dispersi Padat Glibenklamid Dengan Suita, E. 2013. Seri Teknologi Perbenihan
Desain Faktorial. E-Jurnal Pustaka Tanaman Hutan Saga Pohon (Adenanthera
Kesehatan, 4(1), 27–34. pavonina L.). Balai Penelitian Teknologi
Kusmana, l dan Tambunan, S. (2010). Informasi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.vol 16
Singkat Benih (Adenanthera pavonina L.). (1)
Sumedang: Balai Perbenihan Hutan Jawa Pelarut Dan Waktu Maserasi Pengambilan
dan Madura. Flavonoid Daun Belimbing Wuluh
Maliangkay, H. P., Rumondor, R., Mario (Averrhoa Bilimbi L.).” Jurnal Teknik Kimia
Walean, D., Studi Farmasi, P., & Tinggi 10:58–64.
Ilmu Kesehatan Trinita Manado, S. (2018). Pertiwi, R. D., Kristanto, J. and Praptiwi, G. A.
Uji Efektifitas Antidiabetes Ekstrak Etanol (2016). Uji Aktifitas Antibakteri Formulasi
Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Gel Untuk Sariawan Dari Ekstrak Daun
L) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Saga ( Abrus precatorius. Jurnal Ilmiah

16
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, Agustus 2022

Manuntung, Universitas Esa Unggul, Ilmu Kefarmasian, 7(2), pp. 59–66. doi:
Jakarta, Akademi Farmasi Hang Tuah, 10.22236/farmasains.v7i2.5616.
Jakarta, 2(2), pp. 1–9. Wiyati T, Harsodjo S, Aulia SN. 2021. Aktivitas
Pharta, G., dan Chowdhury, H R. (2015). Ekstrak Etanol 70 % Tongkol Jagung ( Zea
Pharmacognostic, Phytochemical And Mays L .) Dalam Menurunkan Kadar
Antioxidant Studies Of Adenanthera Kolesterol Total Dan LDL Pada Hamster
Pavonina L. journal internasional of Hiperlipidemia. Pharmaceutical and
pharmacognosy and phytochemical Biomedical SciencesJournal Vol 1(1).
research, 7(1), 30-37. Jakarta. Hlm 31–38.
Priyanto., (2010). " Farmakologi Dasar Untuk Yasaroh, S., Christijanti, W., Lisdiana., Iswari, R
Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. 9, S. (2021). Efek Ekstrak Daun Kelor
Lembaga Studi dan Konsultasi (Moringa oleifera) Terhadap Kadar Glukosa
Farmakologi (Leskonfi). Depok Jabar. Darah Tikus Diabetes Induksi Aloksan.
Priyanto D. 2010. Paham Analisa Statistik Data
dengan SPSS. Medikom, Yogyakarta. Hlm
71, 76.
Wiyati, T., Dewanti, E. and Chairunnisa, W. F.
(2020). Aktivitas Antihiperlipidemia Daun
Kersen (Muntingia calabura L.) Pada
Hamster Kondisi Hiperglikemia dan
Hiperkolesterol. Farmasains : Jurnal Ilmiah

17

You might also like