Learning Jigsaw
Learning Jigsaw
Learning Jigsaw
DI SUSUN OLEH :
Semester/Unit : 3/3
Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya, sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Shalawat berangkaikan salam tak lupa pula kita sanjung sajikan atas kepangkuan
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di
yaumil akhir kelak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peran seorang guru adalah menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar,
menjadikan peserta didik haus akan ilmu pengetahuan. Seorang pendidik juga harus
mengetahui bagaimana cara mendidik peserta didik, dengan mempelajari metode-
metodenya dan model-model pembelajarannya. Guru dan peserta didik adalah padanan
frase yang serasi, seimbang dan harmonis. Guru mengajar dan peserta didik belajar
dalam proses interaksi yang baik dan edukatif.
Salah satu metode pembelajaran dalam mendidik peserta didik yaitu dengan
model pembelajaran Jigsaw Learning. Yang dimana seorang guru membagi peserta
didik menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama dan bertanggung jawab atas
penguasaan terhadap materi yang telah diberikan oleh guru. Kemudian setiap
kelompok mengajarkan materi yang telah dikuasai kepada kelompok lainnya, begitu
juga dengan kelompok lain melakukan hal yang serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaanya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui model pembelajaran Jigsaw Learning.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan Jigsaw Learning.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran Jigsaw
Learning.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jigsaw Learning adalah suatu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok, yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
pelajaran dan mampu membelajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Metode ini telah dikembangkan dan diuji oleh Aronson dkk di
Universitas Texas. Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga
yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah
gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 1
Metode ini juga didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta
didik terhadap pembelajarannya dan juga pembelajaran orang lain. Dalam model ini
guru atau pendidik membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari
empat orang sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan topik
yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Para peserta didik ini bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru untuk mencapai tujuan:
1
Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamiyah
Learning Center, 2016), hal.70
2
Sobry Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2019), hal.79-
80
3
Menurut Rusman (2012) menyatakan bahwa pembelajaran koopertif tipe jigsaw
merupakan model belajar koopertif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri empat sampai enam orang secara heterogen dimana siswa saling bekerja
sama, saking ketergantungan positif serta bertanggung jawab secara mandiri.
Sedangkan menurut Isjoni (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal.
3
Ramli Abdullah, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Jurnal:
Lantanida, Vol. 5 No. 1, 2017, hal. 21
4
Helmiati, Model Pembelajaran, (Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), hal. 85
4
B. Langkah-Langkah pelaksanaan Jigsaw Learning
Ada beberapa variasi dalam prosedur atau langkah-langkah pembelajaran
learning jigsaw, namun secara garis besar langkah tersebut relatif sama saja. Terdapat
empat tahap dalam prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Tahap Pendahuluan
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang model pembelajaran yang dipakai dan
menjelaskan manfaat dari model tersebut. Kemudian guru membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-6 peserta didik dan membagikan materi atau soal pada setiap
anggota kelompok.
b. Tahap penguasaan
Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam pemahaman materi atau soal
sebagai usaha dalam menguasai materi sesuai dengan materi dan soal yang diterima.
c. Tahap penularan
Setiap peserta didik kembali ke kelompok asalnya. Tiap peserta didik memberikan
pendapat dan pemahamannya serta saling menularkan dan menerima materi dari
peserta didik lainnya. Dan diharapkan dari proses diskusi antar peserta didik
memperoleh jawaban dari pembahasan materi.
d. Penutup
Guru bersama peserta didik akan menyimpulkan hasil keseluruhan pembahasan
materi dengan cara mengadakan kuis atau evaluasi.5
5
Sobry Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2019), hal.
80-81
5
mencapai sebuah tujuan pembelajaran setiap siswa diberi tugas untuk mempelajari
salah satu bagian materi pembelajaran untuk belajar bersama dengan kelompok
lain itu disebut kelompok ahli.
2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli atau kelompok asal, guru menyuruh
siswa untuk melakukan persentasi masing-masing kelompok agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.Guru
memberikan kuis untuk siswa secara individual agar dapat menambah semangat
belajar siswa dan ini digunakan sebagai acuan untuk memancing minat belajar
siswa.
3) Guru memberikan pengharagaan kepada kelompok melalui skor pengharagaan
berdasarkan perolehan nialai peningkatan hasil belajar individual dari skor yang
dasar ke skor kuis berikutnya.
4) Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa kebingungan dalam
menjalankan tugas yang telah diberikan.
5) Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan Jigsaw untuk mempelajar
materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntutuna dan isi materi yang runtut serta
cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. 6
6
Amri, Sofan & Khoiru Amadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya, 2010)
6
Jhonson (dalam Teti Sobari 2006) melakukan penelitian tentang pembelajaran
jigsaw learning yang menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai
pengaruh positif terhadap perkembangan anak. 7 Pengaruh positif tersebut adalah:
1. Membantu siswa untuk mencapai hasil belajar optimal dan mengembangkan
keterampilan sosial siswa.
2. Mengajarkan kererampilan bekerjasama dan berkolaborasi. 8
3. Melatih siswa untuk berani memberikan tanggapan, mengemukakan pendapat atau
sanggahan secara lisan dan tertulis.
4. Mempermudah siswa memahami materi pelajaran dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis suatu peristiwa. 9
5. Peserta didik dalam kelompok mampu bekerja sama untuk kebaikan kelompok
secara keseluruhan ketimbang hanya untuk kebutuhan individu saja.
6. Pembelajaran jigsaw learning memudahkan pembagian usaha dan tugas yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Siswa dapat diminta untuk
menjalankan tugas di area yang paling mereka ketahui atau menyelesaikan tugas
yang paling sesuai dengan kemampuan individualnya.
7. Pembelajaran jigsaw learning mendorong komunikasi antar siswa, dan hasilnya
adalah pembelajaran yang lebih baik dan hubungan antar personal yang semakin
membaik.
7
Nurdiyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni. Inovasi Pembelajaran Modern. (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016)
8
Muhammad Basir. Pendekatan Pembelajaran, (Sulsel : Lampena Intimedia,
Okt 2017). hal. 102
9
Muhamad Afandi, dkk. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. (Semarang: Unissula
Press, Okt 2013). Hal. 64
7
3) Memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan secara terbukakarena
jumlah siswa yang terbatas dalam setiap kelompok,
4) Melatih siswa agar mampu berkomunikasi secara efektif. 10
10
Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press, 2000), hal. 5
11
Junaedi, dkk. Strategi Pembelajaran. (Surabaya: Lapis PGMI, 2008). Hal. 8-1
12
Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press, 2000), hal. 9
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran jigsaw learning adalah model pembelajaran secara
berkelompok, dimana seorang guru membagi kelompok kepada peserta didik nya guna
untuk mengerjakan tugas yang diberinya. Didalam model pembelajaran jigsaw ini akan
terjadi diskusi dan pertukaran pendapat antar siswa. Masing-masing siswa dilatih untuk
berfikir kritis dalam memecahkan suatu topik atau materi yang diberikan oleh gurunya.
Biasanya dalam setiap kelompok terdapat 4-6 orang dan setiap siswa harus mampu
menguasai materi pelajarannya, kemudian kelompok tersebut mempresentasikan
materi nya kepada kelompok lain. Begitu juga sebaliknya, kepada kelompok lain juga
melakukan hal yang sama sehingga terjadilah sebuah diskusi yang aktif didalam kelas.
Dalam model pembelajaran jigsaw ini juga terdapat kelebihan dan
kekurangannya. Salah satu kelebihannya yaitu memudahkan siswa untuk bisa
memahami materi dengan cepat serta dapat melatih keterampilan dalam
berkomunikasi. Sedangkan salah satu dari kekurangannya yaitu membutuhkan waktu
yang banyak serta guru sulit untuk meyakinkan siswa dalam berdiskusi jika siswa
mempunyai rasa percaya diri yang kurang.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Walaupun masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat
didalamnya, penulis berharap adanya kritikan dan saran untuk menyempurnakan isi
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat menambah
wawasan kita sedikit demi sedikit.
9
DAFTAR PUSTAKA
10