6771 29305 1 PB
6771 29305 1 PB
6771 29305 1 PB
https://doi.org/10.18196/bdr.7267
ABSTRACT
Lack of knowledge of the elderly in maintaining health in facing old age causes many health problems in the elderly.
The goal to be achieved in mentoring is that the elderly in the Posyandu Lansia (Integrated Healthcare Center for
the Elderly) of the Kauman village of Yogyakarta can improve their health knowledge of the elderly as an effort to
live healthily, so as to increase the life expectancy of the healthy and productive elderly people. The end of the
mentoring is expected that all elderly participants can find out what is happening to the health of the elderly as an
effort to live a healthy life. The material presented in this activity includes knowledge about healthy elderly people,
diseases and risk factors that occur in the elderly, as well as nutrition and healthy food for the elderly by
using case study methods, consultation for healthy living, and the practice of maintaining physical health. Other
activities carried out in increasing knowledge in realizing healthy elderly people are by increasing awareness of
the elderly to carry out health checks including blood pressure, blood sugar levels, uric acid, and cholesterol and
elderly exercise. The results obtained are knowledge and skills for healthy and productive living procedures for
the elderly.
Keywords: Health Education, Knowledge, Healthy Elderly
PENDAHULUAN
Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Sasaran rencana strategi Kementerian
Kesehatan tahun 2010-2014 adalah meningkatkan UHH dari 70,7 menjadi 72 tahun.
Menurut hasil Susenas tahun 2000, jumlah lansia 14,4 juta jiwa atau 7,18% dari total
jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia sudah mencapai 19 juta
jiwa atau sekitar 8,5% jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah
lansia dan diproyeksikan akan terus meningkat sehingga diperkirakan pada tahun
2020 akan menjadi 28,8 juta jiwa (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia no 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2, lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60
2
Jurnal BERDIKARI
Vol.7 No.2 Agustus 2019
tahun ke atas. Di masa tua seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Terjadinya kemunduran tersebut dapat berakibat
pada terjadinya permasalahan di masa tua antara lain masalah ekonomi, masalah
sosial, masalah kesehatan, dan masalah psikologis.
Masalah ekonomi pada lansia terjadi ketika memasuki masa pensiun atau
berhentinya pekerjaan utama akibat adanya penurunan produktivitas kerja sehingga
terjadi penurunan pendapatan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan sehari-
hari. Masalah sosial terjadi karena adanya perubahan nilai sosial masyarakat yang
mengarah pada tatanan masyarakat individualistik, berpengaruh pada lansia yang
menjadi kurang mendapat perhatian sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat dan
terlantar. Masalah kesehatan di masa tua berhubungan dengan adanya penurunan
fungsi fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, diperlukan pemberian
layanan kesehatan dari orang-orang di sekelilingnya. Terakhir yaitu masalah psikologis
yang dapat berupa kesepian, terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan, perasaan
tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan, ketelantaran terutama untuk
lansia yang miskin, post power syndrome, dan sebagainya (Suardiman, 2011).
Secara fisik, orang yang telah berusia lansia mengalami penuaan pada keseluruhan
bagian tubuh termasuk organ-organ di dalam tubuhnya. Meskipun penuaan tersebut
terjadi secara tidak serentak bersama-sama di seluruh bagian tubuh, tetapi diawali pada
beberapa bagian tubuhnya seperti penuaan kulit, pelemahan fungsi ginjal, postur
tubuh yang membungkuk, kadar gula dalam darah, detak jantung yang tidak normal,
dan lain sebagainya. Percepatan penuaan yang dialami setiap orang yang termasuk ke
dalam usia lansia tergantung dari pola hidup yang dijalani orang tersebut semasa
hidupnya. Pola hidup tersebut meliputi pola makan, pola tidur, jam kerja efektif,
aktivitas yang dijalani tergolong berat atau ringan, olahraga, kadar racun di dalam
tubuh yang bersumber dari luar seperti rokok, polusi, dan lain sebagainya (Anna,
Chusniatun, dan Rudiyanto, 2017). Kelompok lanjut usia dipandang sebagai
kelompok masyarakat yang berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti
meningkatnya disabilitas fungsional fisik serta sering punya masalah dalam hal
makan. Padahal, meskipun aktivitas menurun sejalan dengan bertambahkan usia, ia
tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Ia masih tetap membutuhkan energi
untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya (Adriani M dan Wirjatmadi B, 2012).
Proporsi penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan di daerah pedesaan
relatif lebih tinggi daripada di perkotaan (52,81% berbanding 51,11%). Berdasarkan
Data
3
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi penyakit pada lanjut usia 55-64 tahun
adalah Hipertensi 45,9%, Penyakit Sendi 45%, Stroke 33%, Penyakit Asma 5,6%, Dia-
betes 5,5%, Kanker 3,2%, Jantung 3,8%. Jenis penyakit yang mendominasi tersering
diderita kelompok lansia adalah golongan penyakit tidak menular, penyakit kronik dan
degeneratif, terutama golongan penyakit kardiovaskular (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012).
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga
swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan nonpemerintah, swasta,
organisasi sosial dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. Selain pelayanan
kesehatan, Posyandu Lansia juga memberikan pelayanan sosial agama, pendidikan,
keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia
dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain itu, Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat
beraktivitas dan mengembangkan potensi diri (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014).
Kelompok lansia Wijayakusuma III di Kampung Kauman Yogyakarta merupakan
kelompok lansia yang berada di pusat Kota Yogyakarta, maka semua arus informasi
dan kehidupan sosial sangat beragam dari yang memiliki perekonomian tinggi dan
mewah sampai dengan taraf ekonomi yang rendah. Keluarga dengan taraf kehidupan
rendah termasuk pada golongan lansia dengan potensi sakit yang tinggi dan tidak
produktif karena lingkungan keluarga yang berpendidikan rendah. Pendidikan yang
rendah diiringi dengan gaya hidup perkotaan dapat membuat lansia untuk hidup
konsumtif dengan makan makanan siap saji yang tidak memiliki kandungan gizi
seimbang sehingga akan berdampak pada munculnya penyakit degeneratif dan akan
menimbulkan lansia yang tidak produktif.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukanlah pengabdian masyarakat
untuk membantu para lansia memecahkan permasalahan hidupnya supaya tetap sehat
dan tampil ceria serta semangat. Bentuk pengabdian yang diberikan berupa: (1)
Penyuluhan tentang lansia sehat, penyakit, dan faktor risiko yang terjadi pada lansia,
(2) Pemberian materi gizi dan makanan sehat untuk lansia, (3) Pemeriksaan kesehatan
meliputi tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol.
4
Jurnal BERDIKARI
Vol.7 No.2 Agustus 2019
METODE PELAKSANAAN
Bahan yang digunakan dalam upaya peningkatan pengetahuan dalam mewujudkan
lansia sehat adalah file power point tentang lansia sehat, LCD, dan layar proyektor.
Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah metode penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan meliputi tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan
kolesterol serta senam lansia, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi.
Gambar 4. Pemeriksaan Tekanan Darah, Kadar Gula Darah, Asam Urat, dan
Kolesterol
risiko yang terjadi pada lansia. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan tentang
lansia sehat maka dapat melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan yang akan
dihadapi demi terwujudnya kesejahteraan di masa tua (Widayani dan Triatma, 2013).
SIMPULAN
Kaum Lansia di Kampung Kauman memiliki pengetahuan yang baik setelah
dilakukannya edukasi mengenai penyakit degeneratif, gizi seimbang, dan dapat
mempraktikkan hidup produktif melalui praktik pembuatan jamu untuk kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M dan Wirjatmadi B (2012) Peranan Gizi
Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta: Direktorat
Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana.
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anggreini, D. (2018) ‘Pendampingan Cara Menjaga
Anak Kementerian Kesehatan Republik
Asupan Gizi Yang Baik dan Kesehatan Pada
Indonesia.
Lansia di Posyandu Jepun Kabupaten
Kementerian Kesehatan RI (2014) Pusat Data dan
Tulungagung’, APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta:
Ilmu Agama, 18(2), pp. 93–100.
Kementerian Kesehatan RI.
Anna, A. N., Chusniatun and Rudiyanto (2017)
Suardiman, S. P. (2011) Psikologi Usia Lanjut.
‘Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Aisyiah , Mawar Biru dan Anggrek Berseri
Widayani, S. and Triatma, B. (2013) ‘Penyuluhan
Kelurahan Serengen’, The 6th University Research
Gizi Dan Kesehatan Serta Pembuatan Jus Sehat
Colloquium Universitas Muhammadiyah
Untuk Lansia Agar Tetap Tampil Sehat Dan
Magelang, pp. 103–112.
Ceria’, Jurnal Abdimas, 17(1), pp. 53–60.
Azizah, L. M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia.
Yogyakarta: Grha Ilmu.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)
Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia, Pedoman