None 66c680cd
None 66c680cd
None 66c680cd
Article history : Background: Diarrhea was the tenth cause of death for children in 2017 and more than half
a million of the 5.4 million children who died in 2017 died from this disease. Methods: This
Keywords : type of research is quantitative with a descriptive research design, namely research with the
Factors main objective of looking at the factors that influence the incidence of diarrhea in the work
Diarrhea area of the Birobuli Public Health Center, Palu City. The sample in this study were 30
Toddler respondents. Data analysis was univariate, the variables were measured using a
questionnaire measuring instrument. The data that has been collected was analyzed using
Kata Kunci : the SPSS program. The analysis used was Univariate to determine the frequency distribution
Faktor-faktor of the variables, which resulted in the distribution and percentage of each variable. Results:
Diare the factors that affect diarrhea can be seen from Mother's Milk (ASI) in the good category
Balita with a percentage of 53.3%, healthy and living behavior (PHBS) in the good category with a
percentage of 80.0% and Mother's knowledge in the good category with a percentage of 53
Correspondence : ,33%. Conclusion: Several factors of diarrhea incidence that have been studied, namely
Yulta Kadang breast milk (ASI), clean and healthy living behavior (BHBS) and mother's knowledge are in
Email: [email protected] good category. Therefore, it is recommended for further researchers to examine other
factors.
ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit diare merupakan penyebab kematian kesepuluh anak pada tahun
2017 dan lebih dari setengah juta dari 5,4 juta anak yang meninggal pada tahun 2017
meninggal karena penyakit ini. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian dengan tujuan utama untuk
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas
Birobuli Kota Palu. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden. Analisa data secara
univariat, variable diukur dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Data yang telah
dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan program SPSS analisa yang digunakan adalah
Univariat untuk menentukan distribusi frekuensi variabel, yang menghasilkan distribusi dan
presentase dari tiap variabel. Hasil: faktor-faktor yang mempengaruhi diare dapat dilihat
dari Air Susu Ibu (ASI) dalam kategori baik dengan presentase 53,3%, perilaku hidup dan
sehat (PHBS) dalam kategori baik dengan presentase 80.0% dan Pengetahuan ibu dalam
kategori baik dengan presentase 53,33%. Kesimpulan: Beberapa faktor kejadian diare yang
telah diteliti yaitu Air Susu Ibu (ASI), perilaku hidup bersih sehat (BHBS) dan pengetahuan
ibu dalam kategori baik. Maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor
lainnya.
PENDAHULUAN
Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global1. Sejalan dengan itu, World Health
Organization (WHO), juga mempublikasikan bahwa diare masih menjadi penyebab nomor satu kematian anak balita di seluruh
dunia2. Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499,000 kematian di seluruh dunia terjadi pada
anak balita usia dibawah 5 tahun sekitar 14%3. Data World Health Organization menyatakan hampir 1,7 miliar kasus diare
terjadi pada anak balita dengan angka kematian 525.000 pada anak balita setiap tahunnya 2.
Penyakit diare adalah penyebab utama ketiga kematian anak secara global, setelah pneumonia dan komplikasi kelahiran
prematur. 1. Seperti yang ditunjukkan visualisasi, sepertiga dari semua yang meninggal karena penyakit diare adalah anak-anak
35
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 02, Issue 01, February 2022
di bawah lima tahun. Selama sebagian besar dari tiga dekade terakhir, balita telah menyumbang sebagian besar kematian akibat
penyakit diare – pada tahun 1990 penyakit itu membunuh 1,7 juta anak.
Penyakit diare merupakan penyebab kematian kesepuluh anak pada tahun 2017 – lebih dari setengah juta dari 5,4 juta
anak yang meninggal pada tahun 2017 meninggal karena penyakit diare.Kasus diare menyebabkan 20% kematian anak balita
setiap tahunnya di dunia 4. Menurut Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare anak balita di Indonesia berjumlah 12,3% 5.
Sedangkan menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 prevalensi diare menurut umur kurang
5 tahun secara nasional berjumlah 19% dan Sulawesi Tengah sendiri sebesar 11,5% 5. Data di Dinas Kesehtan kota palu untuk
kasus diare yang terjadi pada balita di tahun 2020 yaitu 73 balita.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkkan diare pada balita yaitu pengetahuan ibu, ASI ekslusif dan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengetahuan ibu terhadap kejadian diare pada naka balita. Tingkat pengetahuan yang rendah
tentang diare, seorang ibu cenderung kesulitan untuk melindungi dan mencegah anaknya dari penularan diare. Pengetahuan
yang rendah ini menyebabkan masyarakat mempunyai pandangan tersendiri dan berbeda terhadap penyakit diare.
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu6.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan sebagai sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu yang diketahui oleh seseorang
dengan jalan apapun dan sesuatu yang diketahui orang dari pengalaman yang didapat. Kurangnya pengetahuan atau
pemahaman diare dan penanganannya menjadi salah satu faktor meningkatnya kejadian terjadinya diare pda anak balita.
Pengetahuan tentang pencegahan diare penting disebarluaskan karena sangat membantu dalam penanganan pertama pada anak
yang mengalami diare. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana pada tahun 2017 tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Puskesmas Winduaji Kabupaten Brebes didapatkan hasil nilai P value = 0,000 <
α (0,05) yang artinya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare7.
Pola pemberian ASI merupakan kebiasaan ibu mnyusui berdasarkan banyaknya seorang ibu menyusui anaknya.
Menyusui merupakan suatu proses alamiah yang sangat diperlukan oleh seseorang anak karena air susu ibu merupakan cairan
hidup yang mengandung zat protektif guna meningkatkan kekebalan tubuh yang akan melindungi anak dari berbagai infeksi
bakteri, virus, parasite dan jamur sehingga anak yang disusui oleh ibunya secara penuh selama enam bulan (ASI Ekslusif) lebih
sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif8.
Salah satu penyebab tingginya angka kesakitan diare adalah perilaku ibu yang tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) beberapa perilaku tersebut antara lain penghentian ASI yang terlalu dini dan mengganti dengan susu botol,
perilaku pemberian makanan tambahan pendampingan ASI yang tidak baik, menggunakan air yang sudah tercemar, baik dari
sumbernya atau pada saat disimpan dirumah, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya, tidak mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan dan sesedah makan, buang air besar serta pembunagan tinja yang tidak higiens. Seorang
ibu yang memiliki pengetahuan rendah akan menjadikan seorang ibu kurang memiliki kesadaran terhadap pentingnya pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam mencegah terjadinya penyakit menular, seperti diare.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada perawat di Puskesmas Birobuli bahwa sebagian besar anak yang
mengalami diare berusia 3 sampai 5 tahun dan berdasarkan hasil observasi di lapangan terhadap 10 orang tua balita 7
diantaranya mengatakan bahwa tidak begitu paham penyebab anaknya mengalami diare, selain itu mereka mengatakan
anaknya tidak mendapat ASI ekslusif, perilaku hidup bersih dan sehat masih sangat kurang diterapkan dan mereka tinggal
dalam 1 rumah lebih dari 3 kepala rumah tangga.
METODE
Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh para peneliti untuk sepenuhnya mengintegrasikan dan
mendiskusikan komponen-komponen penelitian dengan cara yang logis dan sistematis 9. Jenis desain penelitian ini adalah
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (cross sectional) karena data penelitian (variabel bebas dan variabel
terikat) diukur pada waktu yang bersamaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut 10. Sampel pada penelitian ini
adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki balitaberumur 1-5 tahun yang berada diwilayah kerja Puskesmas Birobuli kota palu
dengan.
a) Kriteria Sampel
Kriteria inklusi
36
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 02, Issue 01, February 2022
1. Ibu yang memiliki balita yang bertempat tinggal dan tercatat sebagai penduduk di wilayah kerja Puskesmas Birobuli
Kota Palu
2. Dapat berkomunikasi dengan baik
3. Bersedia menjadi responden
b) Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang dengan tehnik
total Populasi
Data dikumpulkan melalui proses wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dengan jumlah 49 soal yang terdiri
dari 24 Pertanyaan dan 25 Peryataan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner PHBS diadopsi dari penelitian11. Total
skor PHBS dikategorikan menjadi dua berdasarkan rumus interval yaitu PHBS baik (≤ 75 %), dan PHBS kurang baik (>75
%).PHBS aspek pelayanan kesehatan meliputi ketersediaan, kunjungan ke pelayanan kesehatan, persepsi jarak, persepsi daya
jangkau, akses terhadap sumber informasi, persepsi terhadap kemudahan petugas kesehatan, serta persepsi cara pelayanan
petugas kesehatan.
Pengetahuan Ibu dinilai dengan pemberian skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
Menurut 12 jawaban pengetahuan Ibu diklasifikasikan ke dalam 3 kriteria, yaitu pengetahuan Ibu baik (>80%), pengetahuan Ibu
sedang (60%-80%) dan pengetahuan Ibu kurang (<60%). Kepadatan hunian dibagi menjadi >4 orang dan ≤4 orang.
HASIL
Hasil penelitian dalam bentuk data Karakteristik responden pada saat di wawancarai, Analisis Univariat, Karakteristik
responden berisi tentang: Umur responden, Lama bekerja responden, dan Pendidikan responden, dan Pengetahuan responden.
Analisa univariat ini digunakan untuk mengetahui distribusi, frekuensi, dan variabel dependen yaitu Diare.
a. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden
Umur
25 – 30 15 50,00 %
31 – 35 11 36,66 %
36 – 41 4 13,33%
Pendidikan
SD 1 3 , 33 %
SMP 7 23 , 33 %
SMA 19 63 , 33 %
Diploma / Sarjana 3 10 .00 %
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan umur paling banyak antara 25-30 Tahun sebanyak 15 orang (50%) dan pendidikan paling
tinggi SMA sebanyak 19 orang (63,3%).
Tabel 2. Distribusi Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada Balita di wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu
Variabel n (30) % (100)
Baik 16 53,3
Kurang Baik 14 46,7
Sumber : Data Primer 2021
Berdasarakan tabel 2 sebagian besar baik dengan presentase 53,3% dan kurang baik dengan presentase 46,7 %.
37
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 02, Issue 01, February 2022
Tabel 3. Distribusi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ) di Wilayah Kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu
Variabel n (30) % (100)
Baik 24 80 ,0
Kurang Ba ik 6 20,0
Sumber : Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 3. sebagian besar baik dengan presentase 80,0% dan kurang baik dengan presentase 20,0%.
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu
Variabel n (30) % (100)
Baik 16 53, 33
Kurang Baik 14 46,7
Sumber : Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4. Sebagian Besar Baik sebanyak 53,3% dan Kurang Baik dengan 46,7%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Faktor–faktor yang mempengaruhi kejadian Diare pada Balita di
wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu,yang terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) , Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
serta Pengetahuan (Ibu) .
Berdasarakan tabel di atas bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada Balita di Wilayah kerja Puskesmas Birobuli
Kota Palu dalam kategori baik dengan presentase 53,3% dan kurang baik dengan presentase 46,7%.
Asumsi penetili,Pemberian Asi ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu sudah baik dikarnakan ibu
sudah menerapkan tehnik cara pemberian Asi kepada Bayi atau Balitanya.Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Hal ini ditunjang dengan teori yang telah dilakukan oleh Melvani pada tahun 2019 yaitu semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin baik pula Pola pemberian ASI kepada Balitanya8. ASI merupakan kebiasaan ibu mnyusui
berdasarkan banyaknya seorang ibu menyusui anaknya. Menyusui merupakan suatu proses alamiah yang sangat diperlukan
oleh seseorang anak karena air susu ibu merupakan cairan hidup yang mengandung zat protektif guna meningkatkan kekebalan
tubuh yang akan melindungi anak dari berbagai infeksi bakteri, virus, parasite dan jamur sehingga anak yang disusui oleh
ibunya secara penuh selama enam bulan (ASI Ekslusif) lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan anak yang tidak
mendapatkan ASI Ekslusif 8.
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan oleh penetili kepada responden yang memiliki Balita 1-5 tahun untuk
Presentase ASI ekslusif yaitu dapat dilihat saat responden menjawab kuesioner dengan hasil yang didapatkan saat dilapangan
jawaban sebagian besar responden terdapat di nomor 7 yaitu : (1) Apakah ibu bersedia memberikan ASI saja kepada bayinya,
sampai berumur 6 bulan. Dengan jumlah responden 30 orang dan mendapatkan hasil 30 orang mejawab pertanyaan di nomor
tersebut dengan benar.
Berdasarkan tabel 4.5 Perilaku Hidup Bersih dan Seahat (PHBS) di wilayah karja Puskesmas Birobuli Kota Palu
sebagian besar baik dengan presentase 80,0% dan kurang baik dengan presentase 20,0%.
Asumsi penetili,Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di wilayah kerja PuskesmasBirobuli Kota Palu sebagian besar baik
sesuai dari hasil penelitian, hal ini dikarenakan sebagian besar ibu sudah tidak bekerja dan lebih memilih untuk fokus
mengurus keluaraga dan mulai meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih dan sehat untuk keluaraganya tingkat pengetahuan
responden tentang PHBS menunjukkan presentase baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sanitasi lingkungan cukup sehat
dan perilaku tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus diare pada balita di wilayah tersebut.
Hal ini di tunjang dengan teori yang telah dilakukan oleh Raaksanagara pada tahun 2016yaituPerilaku Hidup Bersih
dan Sehat adalah seperangkat perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang membuat
seseorang atau keluarga dapat membantu diri mereka sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam program kesehatan
masyarakat. PHBS dapat dilakukan berbagai tatanan, yaitu tatanan Tempat Kerja, Pelayanan Kesehatan, Tempat Umum dan
Tatanan Rumah Tangga 13.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Hanafi pada tahun 2018, yang dilakukan
peneliti selama dua hari pada bulan September 2017 di Puskesmas Bambanglipuro Bantul diketahui terdapat 31 balita yang
menderita penyakit diare selama Bulan September 2017. Faktor penyebabnya adalah dikarenakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dalam keluarganya yang kurang baik, misalnya sering menggunakan air yang kurang bersih, sering tidak
mencuci tangan dengan air bersih dan tidak menggunakan sabun serta tidak menggunakan jamban sehat, lingkungan fisik di
rumah Balita berupa sumber air mineral, jenis tempat pembuangan tinja, jarak jamban, dan sampah yang kurang bersih 14.
Sepuluh indikator Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga yang harus dilakukan oleh
keluarga dan semua anggotanya. Adapun 10 indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga adalah
This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License
© An Idea Health Journal (2022)
38
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 02, Issue 01, February 2022
1) melaksanakan persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) ASI eksklusif 3) anak di bawah 5 tahun ditimbang setiap bulan, 4)
menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) memberantas
jentik nyamuk, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9) melakukan aktivitas fisik setiap hari dan 10) tidak merokok di dalam
rumah 13.
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan oleh penetili kepada responden yang memiliki Balita 1-5 tahun untuk
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) yaitu dapat dilihat saat responden menjawab kuesioner dengan hasil yang didapatkan
saat dilapangan jawaban sebagian besar responden terdapat di nomor 8 dan 9 yaitu (1).Ibu menggunakan air seperti air pompa,
sumur gali, air ledeng atau air kemasan umtuk mecuci bahan makanan, (2) Ibu menggunakan air seperti air pompa, sumur gali,
air ledeng atau air kemasan untuk mencuci tangan.Dengan jumlah responden 30 orang dan mendapatkan hasil 30 orang
mejawab pertanyaan di nomor tersebut dengan benar.
Berdasarkan tabel 4.6 pengetahuan Ibu tentang penyebab terjadinya Diare di Wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota
Palu sebagian besar baik dengan presentase 53,3 % dan kurang baik dengan presentase 46,7%.
Asumsi peneliti, pengetahuan ibu yang baik disebabkan oleh sebagian besar ibu yang memiliki pendidikan
tinggi.Wawasan dan pengetahuan yang luas seseorang didapatkan dari usia yang matang dan berpendidikan tinggi
dibandingkan orang yang berpendidikan rendah termasuk wawasan tentang diare. Orang dengan pengetahuan dan sikap yang
tepat maka perilaku tersebut akan dapat bertahan lama (long lasting).
Hal ini di tunjang dengan teori yang telah dilakukan oleh Susanti,et al pada tahun 2016 bahwa tingkat pendidikian
seseorang dapat menggambarkan bahwa pengetahuan juga akan lebih baik. Hal ini bisa terlihat bahwa ibu dengan jenjang
pendidikan yang tinggi maka pengetahuan mengenai pencegahan diare juga akan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang
memiliki pendidikan yang cukup dan kurang. Kematangan intelektual, cara berfikir maupun tindakan yang akan dilakukan
seorang dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan15.
Pengetahuan yang telah dipahami oleh ibu secara mendalam dapat menumbuhkan keyakinan dari dalam dirinya untuk
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Tindakan tersebut merupakan tahap aplikatif dari pengetahuan
memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus diare pada balita.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu semakin baik pula tingkat pengetahuan yang dimiliki berdasarkan
kakteristik pendidikan.
Pengetahuan adalah hasil dari pengetahuan, yang terjadi setelah menggenggam suatu objek tertentu. Persepsi
dilakukan melalui indera manusia, dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
adalah, dalam arti, apa yang diketahui seseorang, apa yang diketahui seseorang dalam arti tertentu, dan apa yang diketahui
orang dari pengalaman. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang diare dan pengobatannya merupakan salah satu
faktor yang meningkatkan kejadian diare pada anak balita. Pengetahuan tentang pencegahan diare sangat penting untuk
disebarluaskan karena sangat membantu dalam penanganan awal anak diare 6.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana pada tahun 2018 tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Puskesmas Winduaji Kabupaten Brebes didapatkan hasil nilai P
value = 0,000 < α (0,05) yang artinya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian diare7.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Diare pada Balita di
wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu,yang terdiri dari:
Air Susu Ibu (ASI) yaitu Baik sebanyak 16 orang (53,3%) dan kurang baik 14 orang (46,7%).Pemberian Asi ekslusif di
wilayah kerja Puskesmas Birobuli Kota Palu sudah baik dikarnakan ibu sudah menerapkan tehnik cara pemberian Asi kepada
Bayi atau Balitanya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu untuk
memberikan ASI secara eksklusif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan presentase baik 20 orang (80,0%)dan yang kurang baik 10 orang (20
,0%).sebagian besar ibu sudah tidak bekerja dan lebih memilih untuk fokus mengurus keluaraga dan mulai meningkatkan
kualitas perilaku hidup bersih dan sehat untuk keluaraganya tingkat pengetahuan responden tentang PHBS menunjukkan
presentase baik .Hasil tersebut menunjukkan bahwa sanitasi lingkungan cukup sehat dan perilaku tersebut tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan kasus diare pada balita di wilayah tersebut.
Pengetahuan (Ibu) memiliki presentase baik sebanyak 16 orang (53,3%) dan presentase kurang baik 14 orang
(46,7%).Wawasan dan pengetahuan yang luas seseorang didapatkan dari usia yang matang dan berpendidikan tinggi
dibandingkan orang yang berpendidikan rendah termasuk wawasan tentang diare.
39
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 02, Issue 01, February 2022
DAFTAR PUSTAKA
1. Zahrt AF, Henle JJ, Rose BT, Wang Y, Darrow WT, Denmark SE. Prediction of higher-selectivity catalysts by
computer-driven workflow and machine learning. Science (80- ). 2019;363(6424):eaau5631.
2. Rohmah N, Syahrul F. Hubungan kebiasaan cuci tangan dan penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare balita. J
Berk Epidemiol. 2017;5(1):95–106.
3. Husniati L. Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosiodemografi Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita (1-4 Tahun)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kambar Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2018. Universitas Andalas; 2018.
4. Akbar H. Determinan EpidemiologisKejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat. J Ilm
Keperawatan. 2018;13(2).
5. Kemenkes RI. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta Kemenkes RI. 2017;168.
7. Maulana LH. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Winduaji
Kabupaten Brebes Tahun 2017. In: PROSIDING SEMINAR NASIONAL. 2018.
8. Melvani R, Faizal M, Zulkifli H. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Balita Di Kelurahan
Karyajaya Kota Palembang. J Jumantik. 2019;4(1):50–7.
9. Dahlan S. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Epidemiologi
Indonesia; 2016.
11. Ulfa HM. Analisis Unsur Manajemen dalam Pengolahan Rekam Medis di Rumah Sakit TNI AU Lanud Roesmin
Nurjadin. Vol. 1, Kesmars. Institut Penelitian Matematika Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi; 2018.
20–25 hal.
12. Khomsan A. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek Gizi Ibu Terkait Iodium Dan Pemilihan Jenis Garam Rumah Tangga Di
Wilayah Pegunungan Cianjur. J Gizi dan Pangan. 2015;10(2).
13. Raksanagara A, Raksanagara A. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Sebagai Determinan Kesehatan Yang Penting Pada
Tatanan Rumah Tangga Di Kota Bandung. J Sist Kesehat. 2016;1(1):30–4.
14. HANAFI PA. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Keluarga Dengan Kejadian Diare Balita Di
Puskesmas Bambanglipuro Bantul. 2018;
15. Susanti WE, Novrikasari, Sunarsih E. Determinan Kajadian Diare Pada Anak Balita Di Indonesia ( Analisis Lanjut
Data Sdki 2012 ). J Ilmu Kesehat Masy. 2016;7(1):64–72.
40