0% found this document useful (0 votes)
42 views5 pages

Server Clustering in Cloud Computing Using Proxmox Based High Availability Method

This document discusses server clustering in cloud computing using a Proxmox-based high availability method. It aims to optimize server performance through server clustering and high availability techniques. This allows workload to be distributed across servers, improving performance and preventing downtime. The study implemented server clustering with Proxmox virtualization, FreeNAS storage, and DRBD for data synchronization. Testing showed average migration times of 9.7 seconds, 3.7 seconds, and 3 seconds between nodes. Downtimes were also low at 0.58 ms, 0.02 ms, and 0.02 ms, demonstrating high availability of services.

Uploaded by

harry chan Putra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
42 views5 pages

Server Clustering in Cloud Computing Using Proxmox Based High Availability Method

This document discusses server clustering in cloud computing using a Proxmox-based high availability method. It aims to optimize server performance through server clustering and high availability techniques. This allows workload to be distributed across servers, improving performance and preventing downtime. The study implemented server clustering with Proxmox virtualization, FreeNAS storage, and DRBD for data synchronization. Testing showed average migration times of 9.7 seconds, 3.7 seconds, and 3 seconds between nodes. Downtimes were also low at 0.58 ms, 0.02 ms, and 0.02 ms, demonstrating high availability of services.

Uploaded by

harry chan Putra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

(JOINTECS) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No.

1, Januari 2018 23

Server Clustering in Cloud Computing


Using Proxmox Based High
Availability Method
L. LApriliana1, D. Kucuk2, N.N Diana3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional

Abstract— Cloud Computing technology Service and data pendukung ketersediaan layanan tinggi dalam lingkup
stored on machine, the server this makes important factor HA, sinkronisasi data dalam High Availability (HA) yang
engine server as a supporting service availability. More and dapat melakukan mirroring sistem kemesin lain. Dengan
more users are accessing the service will result in engine diterapk annya metode HA dan sinkronasi DRBD serta
performance server load becomes heavier and less than penggunaan NFS (Network File System) pada sistem
optimal, because the service must work continuously to cluster didapatkan hasil rata-rata waktu migrasi sebesar
provide data that can be accessed anytime by the user via the 9.7(s) pada node1 menuju node2, 3.7(s) node2 menuju
network connected. Server hardware has a performance node3, dan 3(s) pada node3 menuju node1. Didaptkan
period. Likewise with software that may crash. With juga waktu downtime yang lebih sedikit yaitu sebesar 0.58
functionality server which provides services to the client, the ms pada node1, 0.02 ms pada node2, dan 0.02 ms pada
server is required to have level of availability. A high this node3.
enables the engine server to experience downtime. Server Kata Kunci— Klaster, High Availability, proxmox VE ,
machine must also be turned off for maintenance purposes. server, virtualisasi
The purpose of this study is build Clustering Server to work
together as a single system which over the virtual I. PENDAHULUAN
environment. This is a solution to overcome these problems. Cloud Computing merupakan komputasi dimana
In this study researcher use a server virtualization proxmox, kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu
FreeNAS is a NAS server and DRBD to support high layanan (as a service), sehingga pengguna dapat
availability of services in the sphere of HA, data mengaksesnya melalui internet tanpa mengetahui apa yang ada
synchronization in a High Availability to perform mirroring didalamnya beserta kendali terhadap infrastruktur teknologi
another system machine. With the implementation of the yang membantunya.
method of HA and synchronization DRBD and NFS Cloud computing mengacu pada paradigma berorientasi
(Network File System) on a system cluster obtained results layanan di mana penyedia layanan menawarkan komputasi
average migration time on node1 towards node2 reach 9.7(s), awan mengacu pada paradigma berorientasi layanan di mana
3.7(s) for node2 towards node3, and 3(s) on node3 towards penyedia layanan menawarkan komputasi sumber
node1. Also obtained downtime less amounting daya seperti perangkat keras, perangkat lunak, penyimpanan
0.58 ms on node1, on node2 0.02 ms, and 0.02 ms on node3. dan platform sebagai layanan sesuai dengan tuntutan
pengguna[8]. Salah satu kendali yang berada didalam cloud
computing adalah mesin server. Layanan harus dapat diakses
Intisari— Layanan dan data teknologi Cloud kapanpun client ingin mengaksesnya, sedangkan server yang
Computing tersimpan pada server, hal ini menjadikan menampung data pada cloud harus dilakukan maintenance
faktor pentingnya server sebagai pendukung ketersediaan dan upgrade Oleh karena itu, diperlukannya clustering server
layanan. Semakin banyak pengguna yang mengakses yang bertujuan untuk mengurangi beban kerja server.
layanan tersebut ak an mengakibatkan beban kinerja Untuk meningkatkan kualitas kerja server dibutuhkannya
mesin server menjadi lebih berat dan kurang optimal, solusi Ketika terjadi masalah dalam satu node maka mesin
karena layanan harus bekerja menyediakan data terus - virtual didalamnya akan berpindah ke node lain untuk
menerus yang dapat diakses kapanpun oleh penggunanya memninimalkan gangguan pada layanan yang di akses client.
melalui jaringan terkoneksi. Perangkat keras server Layanan-layanan server dijalankan pada mesin-mesin server
memiliki masa performa kinerja. Hal serupa dengan virtual di dalam mesin server fisik. Jumlah layanan yang
perangkat lunak yang dapat mengalami crash. Dengan banyak, data-data penting, dan tingkat ketergantungan kinerja
fungsi server yang memberikan layanan kepada client, dari perusahaan, instansi, atau organisasi yang tinggi terhadap
server dituntut untuk memiliki tingkat availability yang layanan server membuat server harus dapat melayani secara
tinggi. Hal tersebut memungkinkan mesin server terus menerus[1].
mengalami down. Server juga harus dimatikan untuk High availability server digunakan untuk mengantisipasi
keperluan pemeliharaan. Penelitian bertujuan ini kegagalan atau kerusakan devices pada komputer server yang
membangun Clustering Server yang dapat bekerja dapat mengganggu kinerja sistem jaringan[3]. Downtime
bersama yang seolah merupakan sistem tunggal diatas adalah waktu (period of time) dimana sistem tidak dapat
lingkungan virtual. Hal ini merupakan solusi untuk digunakan untuk menjalankan fungsinya sesuai yang
mengatasi permasalahan tersebut. Pada penelitian ini diharapkan. Downtime sangat berpengaruh pada nilai
penulis menggunakan server vir tualisasi proxmox, availability dari suatu equipment[2].
FreeNAS sebagai server NAS dan DRBD untuk

p-ISSN: 2541-3619
e-ISSN: 2541-6448
(JOINTECS) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No. 1, Januari 2018 24

Penelitian bertujuan untuk mengoptimalkan kerja server 1, pada server 2 terdapat hasil migrasi sebesar 56(s) pada
dengan digunakannya sistem clustering pada server serta pengujian 1, 24(s) pada pengujian ke-2 dan 44(s) pada
digunakannya metode high availability guna meningkatkan pengujian ke-3. Server 3 mendapatkan waktu migrasi sebesar
dan membantu kinerja mesin server agar beban yang 58(s) pada pengujian 1, 23(s) pada pengujian ke-2 dan 40(s)
dikerjakan mesin server tidak terlalu berat pada pengujian ke-3. Hasil downtime sebesar 1.3(s) pada
server 1, 0.2(s) pada server 2 dan 0.4(s) pada server 3[1].
II. PENELITIAN TERKAIT
Masalah pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa III. METODE PENELITIAN
DRBD tidak berfungsi seperti yang diharapkan. DRBD hanya
bisa melakukan replikasi data hanya untuk 2 node. Proses Alur Perancangan
replikasi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan 2 node
sementara adanya node 3 hanya sebagai cadangan (Backup).
Sehingga fungsi replikasi t idak berjalan sebagaimana
mestinya pada node ke-3[7].
Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja server
perlu dibangun clustering server agar ketika salah satu mesin
server sedang mengalami gangguan ataupun sedang dilakukan
pemeliharaan, layanan cloud tetap bisa diakses tanpa harus
dilakukan pemberhentian layanan sementara. Walau sedang
dilakukan maintenance pada server, pengguna dapat
melakukan proses akses semua data yang ada di cloud dalam
waktu, ruang dan tempat yang tidak dibatasi. Dari hasil uji
coba pemanfaatan metode high availability yang didukung
dengan bantuan distributed replicated block device didapatkan
hasil downtime yang lebih rendah dan waktu migrasi yang
lebih cepat.
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara HA
dengan bantuan DRBD pada node2 dan node3 dan HA tanpa
bantuan DRBD pada node1. Pada downtime yang didukung
metode HA dengan bantuan distributed replicated block
device didapatkan nilai 0.02 ms pada node2, dan 0.02 ms pada
node3. Pada uji coba untuk waktu migrasi yang didukung oleh
metode HA dengan bantuan distributed replicated block
device didapatkan hasil rata-rata 3.7(s) node2 menuju node3,
dan 3(s) pada node3 menuju node1. Sedangkan dari hasil uji
coba downtime pada node 1 yang tidak menggunakan bantuan Gambar 1 Flowchart Perancangan
DRBD didapatkan nilai 0.58 ms dan untuk waktu migrasi Pada Ga mbar 1 menjelaskan perancangan sistem
didapatkan nilai rata-rata 9.7(s) pada node1 menuju node2. clustering menggunakan metode High Availability. Tahapan
Kekurangan dari virtualisasi server adalah mengumpulnya pertama dilakukan penginstalan proxmox VE, yang akan
semua service pada 1 mesin, sehingga apabila secara fisik digunakan sebagai platform dalam pembuatan clustering
mesin tersebut rusak atau error maka akan semua sistem yang server. Perancangan dalam sistem in i menggunakan 3 node
berjalan diatasnya akan fail. Hal ini dapat diatasi dengan yang akan dijadikan sebuah cluster. penulis menginstal
membuat mekanisme redundant server atau fail over server freenas untuk penggabungan storage pada cluster proxmox
sebagai cadangan[5]. dan menerapkan konfigurasi DRBD untuk mirroring pada
Waktu yang dibutuhkan pada saat migrasi server, setiap node dalam lingkungan HA guna menghindari
dikarenakan node bermasalah , atau dikondisikan ada node gangguan layanan. Didalam proxmox penulis menginstal
yang mengalami kegagalan sistem, adalah : 1 menit 39 owncloud dalam virtual mesin. Owncloud telah dilakukan
detik[6]. Pada perbandingan tabel penelitian sebelumnya konfigurasi agar client dapat mengakses layanan pada cloud.
didapatkan dalam 3 kali pengujian waktu migrasi melalu
server 1 ke server 2 pengujian 1 didapatkan jumlah migrasi Desain Topologi
sebesar 7(s), pengujian ke-2 didapatkan waktu migrasi sebesar
13(s) dan pengujian ke-3 didapatkan waktu migrasi 11(s) yang FreeNAS

total rata-ratanya adalah 10.3 second. Lalu pada server 2


menuju ke server 1 didapatkan waktu migrasi pada pengujian
1 sebesar 9(s), pengujian ke-2 sebesar 11(s) dan pengujian ke-
3 sebesar 9(s), dengan total rata-rata sebesar 10.3 second. 10.42.42.57

Salah satu downtime yang diambil dari jurnal acuan terdapat Proxmox 3

waktu downtime sebesar 0.7(s) pada server 1 menuju server 2


dan 0.7(s) dari server 2 ke server 1[4].
Berdasarkan beberapa perbandingan migrasi selanjutnya
terdapat hasil pengujian sebesar 51(s) pada pengujian 1, 23(s) DRBD

pada penujian ke-2 dan 42(s) pada pengujian ke-3 pada server Gambar 2 Desain Topologi

p-ISSN: 2541-3619
e-ISSN: 2541-6448
(JOINTECS) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No. 1, Januari 2018 25

Dari desain topologi diatas menjelaskan sebuah server virtual


yang masing-masing memiliki ip berbeda yang sudah di
konfigurasi menjadi node-node yang sudah ter cluster dengan
layanan tinggi dapat diakses client melalui layanan cloud
computing.

Konfigurasi Sistem Cluster

SWITCH

Gambar 3 Konfigurasi Cluster


Gambar diatas menggambarkan proses pembentukan 3
node menjadi cluster dengan bantuan DRBD untuk kestabilan
layanan HA dan menggunakan storage freenas.
Gambar 4 Penggabungan Cluster
Tabel 1 Menjadikan node1 sebagai server utama. Lalu gabungkan
Perangkat Keras node 2 dan node 3 untuk dijadikan cluster. lakukan
No Hardware Spesifikasi Hardwere pengecekan dengan PING dan pvecm status untuk mengetahui
1 PC Proxmox Intel Core i7-4500U CPU semua node yang sudah terdaftar pada cluster.
1,2,3 @1.80GHz (4 CPUs), ~2.4GHz #apt-get install drbd8-utils, proses instal
Windows 8.1 Pro 64-bit distributed duplicated block device.
Memory 4096MB RAM #fdisk /dev/sdb, untuk mempartisi new virtual
disk untuk drbd.
Hardisk 1TB #nano etc/drbd.d/global_common.conf,
2 PC NAS Intel Core i5 untuk membuat konfigurasi DRBD global dan umum.
Windows 7 Ultimate 64-bit #nano /etc/drbd.d/r0.res, satu bagian sumber
Memory 4GB RAM daya masing masing.
Hardisk 500GB #resource r0, utnuk memanggil fungsi drbd.
#protocol C, sinkronasi
pvcreate /dev/drbd0 (membuat physical volume
Tabel 2
Perangkat Lunak disk)
#address 10.42.42.55:7788, sinkronasi standar
No Software Spesifikasi port DRBD
Proxmox VE Untuk membuat virtualisasi #drbdadm—–overwrite-data-of-peer primary
1
5.0 server cluster r0, cek status service dan hasilnya akan
Untuk Server Network Attached tersinkronasi.
2 FreeNAS 11.0 #watch cat /proc/drbd, proses sinkronasi
Storage (NAS)
tunggu hingga 100%.
Sebagai Layanan yang akan #service drbd start, memulai DRBD.
3 Owncloud
diakses Client #service drbd restart, mengulang kembali
4 Fping Sebagai uji downtime DRBD.
Gambar 5 ditunjukkan bagaimana cara menginstal DRBD
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (Distributed Replicated Block Device) sebagai backup data
pada server disaat salah satu server sedang dalam keadaan
Pada tahapan pembuatan cluster seperti gambar dibawah mati atau maintenance.
menjelaskan: Pada Ga mbar 6 ditunjukkan Setelah melakukan
#pvecm create mycluster, sebagai nama dari cluster penginstalan freeNAS (Network Attached Storage), lakukan
yang dibuat. konfigurasi Storage NFS pada proxmox untuk penggabungan
#pvecm add, merupakan penambahan node cluster. freeNAS dengan proxmox
#pvecm status, merupakan pengecekan status apakah
server telah tergabung.

p-ISSN: 2541-3619
e-ISSN: 2541-6448
(JOINTECS) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No. 1, Januari 2018 26

Dari gambar diatas menjelaskan tahap cara kerja High


Availability (HA) pada sistem cluster, berikut adalah
penjelasannya:
Gambar 5 Instalasi DRBD Tahapan awal, cloud yang akan diakses terdapat di server
node 2, dan tahap b menjelaskan ketika server node 2
dimatikan, maka owncloud akan berpindah ke server lainnya
dalam keadaan yang stabil.
Tabel 3
Perpindahan Virtual Server
No Node Waktu Rata-rata
Migrasi (s)
1 2 3
Gambar 6 Konfigurasi Storage NAS
1 Node 1 ke Node 2 10 9 10 9.7
Tahapan perancangan High Availability: 2 Node 2 ke Node 3 4 4 3 3.7
1) Membuat group HA, untuk penggabungan ketiga cluster. 3 Node 3 ke Node 1 3 3 3 3
2) Memasukkan vm ID yang akan dimasukkan kedalam
Berdasarkan pengkuran waktu pada migrasi saat jalur aktif
group HA. terputus, pengkuran waktu migrasi dilakukan pada server 1
3) Melakukan migrasi vm kepada ketiga cluster.
menuju server 2, lalu dari s erver 2 menuju server 3 dan
dimigrasikan kembali ke server 1.
Tabel 4
Infrastruktur as a Service
No Ukuran CPU Memory Network
File (KB) Traffic (s)
100 164.1 2.1% 185.2Mb 46.45Kb
100 2915 8.18% 215.02Mb 58.06Kb
Berdasarkan penggunaan Infrastruktur pada vm 100
(owncloud) yang terletak pada node1. Uji coba pemasukkan
file sebesar 164.1Kb dan 2915Kb pada owncloud, maka hasil
dari penggunaan kinerja pada CPU, Memory dan Network
Gambar 7 Perancangan High Availability Traffic sesuai dengan tabel diatas.
Perancangan layanan ketersediaan tinggi yang bertujuan Tabel 5
membantu perpindahan mesin virtual disaat salah satu server Penggunaan Kapasitas Node
sedang mati. N CPU CPU Server Memory Kapasitas Network
Delay Usage Load Memory Traffic (s)
n1 68.79 9.65% 3.43 1.01Gb 22% 10.73MB/s
%
n2 22.16 5.24% 0.64 1.01Gb 25% 4.31Mb/s
%
n3 2.66 6.46% 0.7 715.22Mb 35% 21.58 Kb/s
%
Berdasarkan penggunaan CPU ketiga node ketika server
sedang bekerja. Terdapat perubahan pada masing masing
diagram di server.
Tabel 6 Pengukuran Downtime
Gambar 8 Pengelompokan server HA No IP Address Status Waktu (ms)
Pengelompokan server yang diberikan ketersediaan
layanan tinggi untuk sistem backup pada mesin virtual agar 1 10.42.42.55 (Node1) Alive 0.58 ms
bisa selalu diakses. 2 10.42.42.56 (Node2) Alive 0.02 ms
(a) (b) 3 10.42.42.57 (Node3) Alive 0.02 ms
Pengukuran waktu pengkuruan downtime pada saat migrasi
dilakukan, terlihat hasil sesuai pada tabel pada saat uji elapsed
time on return packets menggunakan Fping.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil beberapa
kesimpulan. Hasil dari implementasi sistem cluster yang
menggunakan metode High Availability yang didukung oleh
lingkup DRBD mampu memberikan waktu migrasi dan
downtime yang sangat rendah pada server 2 dan 3. Berbeda
dengan server 1 yang tidak diberikan konfigurasi DRBD yang
Gambar 9 Perpindahan Mesin Virtual Owncloud

p-ISSN: 2541-3619
e-ISSN: 2541-6448
(JOINTECS) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No. 1, Januari 2018 27

mendapatkan waktu migrasi dan downtime yang lebih tinggi


yaitu dengan rata-rata 9.7(s) untuk waktu migrasi dan 0.58 ms
untuk waktu downtime. Dengan adanya resource yang tinggi,
mampu mengurangi downtime yang terlalu lama pada server.
Dapat disimpulkan waktu migrasi dari server 1 ke server
lainnya sebanyak rata-rata 9.7 second pada node1 ke node2.
Lalu didapatkan rata-rata waktu migrasi 3.7 s econd dari node2
ke node3 dan rata-rata 3 second dari node3 kembali ke node1.
Dengan waktu downtime 0.58 ms pada node1, 0.02 ms pada
node2 dan 0.02 ms pada node3.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Yud i Restu Adi, Oki Dwi Nurhayati, Eko Didik
Widianto “Perancangan Sistem Cluster Server Untuk
Jaminan Ketersediaan Layanan Tinggi Pada Lingkungan
Virtual”, JNTETI, Vol. 5, No. 2, Mei 2016.
[2] Irfani, “Implementasi High Availability Server Dengan
Teknik Failover Virtual Computer Cluster”,
http://eprints.ums.ac.id/35179/1/NASKAH%20PUBLIK
ASI.pdf.
[3] I Gede Putu Krisna Juliharta, Wayan Supedana, Dandy
Pramana Hostiadi, “ High Availability Web Server
Berbasis Open Source Dengan Teknik Failover
Clustering”, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan
Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8
Februari 2015.
[4] Tadapaneni, N. R. (2018). Cloud Computing:
Opportunities And Challenges. International Journal of
Technical Research and Applications.
[5] Arief Arfriandi, “Perancangan, Implementasi, Dan
Analisis Kinerja Virtualisasi Server Menggunakan
Proxmox, Vmware Es x, Dan Openstack”, JURTEK
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/182_192_A
RIEF.pdf.
[6] Agni Isador Harsapranata, Ahmad Rais Ruli
“Pemanfaatan Open Source Dalam Clustering Untuk
Penerapan High Availability Pada Server”, Konferensi
Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017,
pp. 132~136.
[7] Sugeng Purwantoro E.S.G.S, Muhammad Arief Fadhly,
“Distributed Replicated Block Device (DRBD) Sebagai
Alternatif High Availability Data Rep licat ion Pada
Cloud Computing”, Jurnal Politeknik Caltex Riau
http://jurnal.pcr.ac.id.
[8] A. Kovari, P. Dukan, “KVM & Open VZ virtualization
based IaaS Open Source Cloud Virtualization Platforms:
OpenNode, Proxmox VE”, College of
Dunaújváros/Institute of Informatics, Dunaújváros,
Hungary, http://ieeexplore.ieee.org/document/6339540/.
[9] Muhammad Hafiz Zidni, “ Cloud Storage Dengan
Implementasi Network Attached Storage Metode Cluster
Pada Server Virtual”,
[10] Chauhan, S., & Vermani, S. (2016). Shift from Cloud
Computing to Fog Computing. Journal of Applied
Computing, 1(1), 25-29.

p-ISSN: 2541-3619
e-ISSN: 2541-6448

You might also like