Brand Ambassador Minat Beli Pada Shopee

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

BRAND AMBASSADOR, MINAT BELI PADA SHOPEE


Oleh:
1
Subagiyo, 2Arief Rahman, 3Ani Aprilliani
1
Program Studi Administra Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten
Jl. Raya Serang KM. 1,5 Cikondang – Pandeglang Banten

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This study aimed to determine the brand ambassador at Shopee, to determine consumer
buying interest, and to find out how much the influence of the Brand Ambassador on
Buying Interest at Shopee in Ciodeng Village, Sindangresmi District, Pandeglang
Regency. This study used descriptive quantitative research methods, used a sample of 100
respondents with probability sampling technique. Based on the results of research on
brand ambassadors, out of a total of 100 respondents who were given 10 statements, it
was concluded that the brand ambassadors used by Shopee are good. Furthermore,
consumers’ buying interest at Shopee in Ciodeng Village, Sindangresmi District,
Pandeglang Regency obtained a value of 2.94, the number was in the interval 2.52 – 3.27
with a high/good category. The results of the correlation analysis obtained an r value of
0.360, based on the correlation coefficient interval (0.200 – 0.399) which stated that there
was a weak level of influence. While the coefficient of determination of 13% could be
interpreted that the brand ambassador variable contributes 13%. Then the results of the
correlation significance test using the hypothesis t test, it is known that tcount is greater
than ttable, namely 3.825 > 1.671. This proved that H0 was rejected and Ha was accepted.
So basically there was a positive and significant influence brand ambassadors on buying
interest at Shopee in Ciodeng Village, Sindangresmi District, Pandeglang Regency.

Keywords: Brand Ambassador, Buying Interest, Shopee.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui brand ambassador pada Shopee, minat beli
konsumen pada Shopee, dan seberapa besar pengaruh Brand Ambassador terhadap minat
beli pada Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, menggunakan sampel
100 responden dengan teknik probability sampling. Berdasarkan hasil penelitian mengenai
brand ambassador, dari total 100 responden yang diberikan 10 pernyataan, ditemukan
hasil yang dapat disimpulkan bahwa brand ambassador yang digunakan Shopee sudah
baik. Selanjutnya minat beli konsumen pada Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan
Sindangresmi Kabupaten Pandeglang memperoleh nilai sebesar 2,94 angka tersebut berada
pada interval 2,52 – 3,27 dengan kategori tinggi/baik. Hasil Analisis Korelasi diperoleh
nilai r sebesar 0,360, berdasarkan interval koefisien korelasi (0,200 – 0,399) menyatakan
adana tingkat hubungan yang lemah. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 13%
dapat diartikan bahwa variabel brand ambassador memberikan kontribusi sebesar 13%.
Kemudian hasil uji signifikansi korelasi dengan menggunakan uji t hipotesis, diketahui

56
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,825 > 1,671. Hal ini membuktikan bahwa H0 ditolak dan
Ha diterima. Jadi pada dasarnya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara brand
ambassador terhadap minat beli pada Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan Sindangresmi

Kata Kunci: Brand Ambassador , Minat Beli, Shopee

PENDAHULUAN

Di era modern saat ini peran teknologi diantaranya membantu dan memudahkan
manusia seperti berinteraksi, bekerja, berbagi informasi dan kegiatan lainnya. Salah satu
teknologi yang berperan dalam kehidupan manusia adalah internet. Internet saat ini
menjadi teknologi alat bantu yang sangat efektif dan berguna untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas manusia pada kesehariannya.
Dengan adanya internet, banyak perusahaan di Indonesia yang kegiatannya
mengandalkan teknologi tersebut, baik dalam aktivitas internal maupun eksternal
perusahaan. Baik perusahaan penghasil barang maupun jasa, internet pada era modern saat
ini sangat dibutuhkan dalam menggerakkan aktivitas perusahaan. Salah satu perusahaan
yang membuat internet berperan banyak dalam aktivitas perusahaannya adalah perusahaan
yang bergerak pada bisnis e-commerce dan marketplace. Saat ini perkembangan bisnis e-
commerce dan marketplace secara global sangat pesat, hal ini terjadi karena berkaitan
dengan perkembangan teknologi khususnya peran internet. Sehingga dari perkembangan
internet ini, banyak memunculkan sistem bisnis yang berpotensial, dimana salah satunya
adalah bisnis e-commerce dan marketplace.
Menurut www.grahanurdian.com saat ini jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2022 adalah sebanyak 277,7 juta jiwa pada Januari 2022. Data menunjukkan bahwa
populasi Indonesia meningkat 2,8 juta (+1,0 persen) antara tahun 2021 dan 2022.
Pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 ada sebanyak 204,7 juta jiwa. Tingkat
penetrasi pengguna internet di Indonesia ,mencapai 73,7 persen dari total populasi pada
awal tahun 2022. Data menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia meningkat
sebesar 2,1 juta (+1,0 persen) antara tahun 2021 dan 2022.
Secara umum bisnis e-commerce dan marketplace adalah bisnis yang hampir semua
kegiatannya dilakukan dengan menggunakan internet. Bisnis ini menjadi yang potensial,
karena faktanya saat ini internet sudah menjadi kebutuhan yang luar biasa diutamakan.
Saat ini masyarakat cenderung lebih suka berbelanja secara online melalui e-commerce
karena selain praktis banyak barang-barang yang sulit ditemukan di toko offline tersedia
secara online.
Indonesia memiliki banyak pemain e-commerce dan marketplace baik lokal ataupun
asing.
Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa ada 18 marketplace di Indonesia.
Munculnya fakta dari data tersebut, membuktikan bahwa Indonesia sedang memasuki era
kelincahan Hybrid Cloud (gabungan layanan antar perusahaan melalui jaringan private).
Cukup berbekal smartphone, masyarakat dapat melakukan shopping online melalui
aplikasi atau website. Pemanfaatan marketplace dapat memberikan fleksibilitas dalam
produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan lebih cepat, mengirimkan dan
menerima penawaran secara cepat dan hemat.
Perkembangan marketplace di Indonesia, menarik untuk dibahas karena muculnya
fenomena masyarakat mulai beralih dari konvensional menjadi digital dan melonjaknya
demand (permintaan) masyarakat untuk berbelanja secara online. Sehingga menjadikan
marketplace di Indonesia menjadi maju dan menimbulkan persaingan antara marketplace
lainnya untuk mendapatkan konsumen dan minat beli. Persaingan marketplace di

57
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Indonesia memiliki banyak tantangan untuk menjadi lebih baik dan stabil. Menyadari
banyaknya pengguna internet yang sangat tinggi, hal ini dimanfaatkan oleh marketplace di
Indonesia.
Berdasarkan pemberian peringkat e-commerce versi iPrice, ada 5 e-commerce yang
popular di Indonesia diantaranya Lazada, Tokopedia, Blibli, Bukalapak dan Shopee.
Beberapa e-commerce tersebut yang paling popular di Indonesia merupakan perusahaan e-
commerce yang didirikan atas kreativitas dan inovasi dari anak bangsa Indonesia sendiri,
contohnya seperti Tokopedia, Blibli dan Bukalapak. Walaupun sebagai e-commerce hasil
dari inovasi anak bangsa dan bermain di pasar Indonesia, mereka tetap harus bersaing
dengan e-commerce lainnya dari luar Indonesia yang ikut meramaikan bisnis industri pada
pasar e-commerce ini, diantaranya Lazada dan Shopee.
Shopee adalah salah satu platform perdagangan elektronik atau e-commerce yang
pusatnya berada di Singapura dibawah naungan SEA Group yang didirikan pada tahun
2009 oleh Forrest Li dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2015. Shopee telah
beroperasi pada 7 negara Asia lainnya. Negara-negara operasional tersebut antara lain
adalah Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, Filipina, Vietnam dan Indonesia. Mulai
tahun 2019 Shopee juga sudah aktif di negara Brasil, menjadikannya negara pertama di
Amerika Selatan dan luar Asia yang dikunjungi Shopee.
Disadur dari berbagai website, data menunjukkan bahwa ada 5 marketplace di
Indonesia yang masuk TOP Index Indonesia. TOP Index 2017, Lazada menjadi TOP Index
nomor 1 dengan jumlah pengguna 98.000.000, Tokopedia menjadi TOP Index kedua
dengan jumlah pengguna 45.000.000, dan Shopee menjadi TOP Index dengan jumlah
pengguna 39.000.000. Pada tahun 2018, Tokopedia menjadi TOP Index nomor 1 dengan
jumlah pengguna 140.000.000, sedangkan Lazada menduduki TOP Index kedua dengan
jumlah pengguna 68.000.000 dan Shopee menjadi TOP Index ketiga dengan jumlah
pengguna 65.000.000. Pada kuartal 1 2019, Tokopedia tetap menjadi TOP Index nomor 1
dengan jumlah pengguna 137.200.900, namun pada posisi 2 diduduki oleh Bukalapak yang
semula tidak masuk pada TOP Index dan Shopee menjadi TOP Index ketiga dengan
jumlah pengguna 74.995.300. Pada kuartal 4 2019, Shopee menjadi TOP Index nomor 1
dengan jumlah pengguna 67.900.000, pada posisi 2 diduduki oleh Tokopedia dan
Bukalapak menjadi TOP Index ketiga dengan jumlah pengguna 39.263.300. Pada Kuartal
4 2020, Shopee menduduki TOP Index pertama dengan jumlah pengguna 129.300.000,
Tokopedia menjadi TOP Index nomor 2 dengan jumlah pengguna 114.670.000, dan
Bukalapak menjadi TOP Index ketiga dengan jumlah pengguna 38.580.000. Pada Kuartal
4 2021, Shopee menduduki TOP Index pertama dengan jumlah pengguna 149.985.000,
Tokopedia menjadi TOP Index nomor 2 dengan jumlah pengguna 83.310.000, dan Lazada
menjadi TOP Index ketiga dengan jumlah pengguna 36.101.000.
Hasil dari data tersebut menujukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir Shopee selalu
mengalami kenaikan walaupun selalu berada di bawah Tokopedia. Hal ini menunjukkan
bahwa Shopee mampu bersaing dengan kompetitornya yang sejenis, meskipun awalnya
Shopee berada di bawah Tokopedia, Lazada dan Bukalapak, namun pada kuartal 4 di tahun
2021, Shopee mampu menduduki TOP Index nomor 1 dan membawahi Tokopedia yang
selalu ada di atasnya.
Keberhasilan Shopee pada pasar di Indonesia, tidak mungkin jika bukan karena
keberhasilan mereka dalam menjalankan strategi perusahaan. Salah satu strategi Shopee
yang dinyatakan berhasil pada lingkup pasarnya adalah strategi pemasaran dalam bidang
promosi. Strategi Shopee mempromosikan kepada konsumen adalah dengan
mengandalkan iklan dan brand ambassador yang tentunya dapat menarik perhatian
konsumen.

58
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Selama ini Shopee di Indonesia, sudah berusaha untuk memberikan inovasinya dan
kreativitasnya yang mereka tuangkan pada strategi pemasaran mereka dalam bentuk iklan
dan brand ambassador. Sejauh ini Shopee sudah banyak menggandeng artis-artis terkenal
dan public figure, dengan harapan dapat membuat strategi pemasaran mereka berhasil.
Shopee juga memiliki kebiasaan unik, yaitu membawa brand ambassador mereka ke
Indonesia yang diharapkan dapat menaikkan pendapatan mereka dari promosi penjualan
dengan mengandalkan brand ambassador.
Brand ambassador atau duta merek merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan seseorang yang dipekerjakan dengan tujuan untuk mempromosikan suatu
organisasi dan atau produk dan layanan. Cara brand ambassador merupakan perwujudan
dan juru bicara untuk merek tersebut, tetapi berbeda dengan public relation, brand
ambassador merupakan selebriti untuk mengiklan (Paul, 2014).
Brand ambassador yang akan dipilih untuk bekerja sama dengan perusahaan yang
bersangkutan, tidak semata-mata memilih artis atau public figure secara random. Namun
harus mempertimbangkan beberapa hal seperti, bagaimana citra calon brand ambassador
saat ini dimata calon konsumen, artis atau public figure mana juga yang saat ini membuat
calon konsumen tertarik (sedang naik daun). Alasannya agar perusahaan tidak salah
memilih artis atau public figure dan konsumen bisa memberikan penilaian positif pada
perusahaannya melalui brand ambassador serta dapat memungkinkan calon konsumen
tertarik akan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang mengiklankannya..
Kebijakan social distancing meniliki peran penting terjadinya perubahan pola hidup
masyarakat, ruang gerak semakin dibatasi, namun kebutuhan hidup tetap harus dipenuhi.
Disisi teknologi platform digital semakin berkembang dan beragam ditawarkan kepada
calon konsumen. Hal ini dimafaatkan oleh mayoritas kelompok masyarakat dari ibu
rumahtangga, profesional, terlebih bagi para generasi milenial yang semua berusaha untuk
dapat beradaptasi dengan kondisi pandemik yang sedang berlangsung. Berbagai platform
digital tersebut baik sosial media, e-commerce, hingga berbagai layanan tranportasi antar
makanan ataupun pembayaran melalui e-payment, memberkan bebagi kemudahan bagi
konsumen untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Sejalan dengan penelitian oleh Harahap dan Dita (2018) menyampaikan dalam
jurnalnya bahwa di era globalisasi dan pesatnya teknologi serta kemudahan dalam
bertransaksi secara online dapat menimbulkan perilaku konsumtif karena senang dengan
kemudahan yang dihadirkan dalam berbelanja online.
Akibat pandemik COVID-19 perubahan trend konsumen dalam melakukan
pembelian secara online guna memenuhi kebutuhan baik kebutuhan primer maupun
kebutuhan sekunder. pada sisi lain para konsumen yang memiliki sikap introvert pun akan
bisa menikmati gaya hidup cocooning (orang yang menikmati hidup dalam kesendirian
dan menjauhi interaksi dengan orang lain secara langsung). Kepedulian masyarakat akan
kesehatan yang semakin meningkat akan cenderung membatasi keluar rumah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini :


a. Bagaimanakah brand ambassador Joe Taslim pada Shopee?
b. Bagaimanakah minat beli konsumen Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan Sindangresmi
Kabupaten Pandeglang?
c. Seberapa besar pengaruh brand ambassador Joe Taslim terhadap minat beli konsumen
Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang?

59
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2016:27) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menghantarkan, dan
memberikan nilai pelanggan yang unggul. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong
(2016:27), pemasaran yaitu sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya. Menurut Warnadi dan Triyono dalam Chadijah (2020:12)
pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan
keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) melalui proses pertukaran.

Bauran Pemasaran
Menurut Dharmesta dan Handoko dalam Siti Ferawati (2021:19) bauran pemasaran
atau marketing mix yaitu : kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi. Keempat variabel bauran pemasaran tersebut saling
berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus dupayakan untuk
menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah pada layanan efektif dan
kepuasan konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:51) bauran pemasaran merupakan kumpulan
alat pemasaran aktif terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkannya di pasar sasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran menurut Keller dan
Armstrong (2016:62) adalah sebagai berikut : Produk (product) adalah mengelola unsur
produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk
dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan
mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.
Harga (price) suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar
yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut
potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan beberapa variabel yang bersangkutan.
Distribusi (place) adalah memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk
menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta
mengembangkan sistem distribusi untuk pengirim dan perniagaan produk secara fisik.
Promosi (promotion) adalah sesuatu yang digunakan untuk memberitahukan dan
membujuk pasar atau produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan
pribadi, promosi penjualan maupun publikasi. Orang (people) adalah semua pelaku yang
memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain.
Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan
karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. Fasilitas fisik
(physical evidence) merupakan hal yang nyata yang turut mempengaruhi kepuasan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur
yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik,
perlengkapan, peralatan, logo, warna dan barang-barang lainnya. Proses (process) adalah
semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa.
Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan
jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

60
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Definisi Brand Ambassador


Brand ambassador merupakan individu yang dipercaya untuk memiliki pengetahuan
mengenai suatu perusahaan dalam bentuk merek ataupun produk serta mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai merek atau produk tersebut secara efektif kepada khalayak
sasaran. Kekekuatan brand ambassador dapat memberikan pengaruh pada corporate
image, menarik perhatian, dan meningkatkan kepercayaan, Keith (2016:224). Menurut
Shimp (2014:258), Brand ambassador adalah seorang pribadi baik itu aktor, aktris maupun
atlet yang dikenal masyarakat dan menjadi pujian, karena prestasinya disuatu bidang dan
digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian
sehingga mempengaruhi konsumen sasaran. Brand ambassador menurut Lea-Greenwood
(2012:88) adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
berhubungan dengan publik, dengan harapan mereka dapat meningkatkan penjualan.
Menurut Paul dalam Aryani Laila (2019:3), Brand ambassador atau duta merek
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dipekerjakan
dengan tujuan untuk mempromosikan suatu organisasi dana tau produk dan layanan. Cara
brand ambassador merupakan perwujudan dan juru bicara untuk merek tersebut, tetapi
berbeda dengan public relation, brand ambassador merupakan selebriti untuk mengiklan.
Menurut Tri Ayu (2020), brand ambassador merupakan seseorang yang terkenal yang
dipilih dan dipergunakan oleh perusahaan untuk memberikan pengaruh kepada konsumen
agar menggunakan dan mengkonsumsi produk dari perusahaan tersebut.

Fungsi Brand Ambassador


Menurut Keith (2016:72), fungsi brand ambassador adalah 1). Memperkenalkan
merek atau produk ke khalayak luas; 2). Meningkatkan reputasi perusahaan karena dapat
mengubah persepsi merek; 3). Cerminan dari perusahaan dalam liputan pers. 4).
Merupakan asset penting dalam periklanan karena dapat menarik konsumen.
Menurut Royan dalam Martinus (2021:16), fungsi brand ambassador adalah 1).
Memberikan kesaksian; 2). Memberikan dorongan dan penguatan; 3). Bertindak sebagai
actor dalam topik (iklan) yang diwakilinya; 4). Bertindak sebagai juru bicara perusahaan.

Indikator Brand Ambassador


Rossiter dan Percy dalam Kertamukti (2015:70), mengemukakan empat indikator
brand ambassador yang disebut VisCAP model, yaitu :1). Visibility (popularitas), yaitu
seberapa jauh popularitas seorang selebriti yang mewakili produk tersebut. Apabila
dihubungkan dalam popularitas, maka dapat ditentukan dengan seberapa banyak
penggemar yang dimiliki oleh seorang celebrity brand ambassador (popularity) dan
bagaimana tingkat keseringan tampilnya di depan khalayak (appearances). 2). Credibility
(kredibilitas), kredibilitas seorang selebriti lebih banyak berhubungan dengan dua hal,
yaitu keahlian dan objektivitas. Keahlian ini akan bersangkut paut pada pengetahuan
selebritas tentang produk yang diiklankan. Sedangkan objektivitas lebih merujuk pada
kemampuan selebritas untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu
produk. Selebriti yang memiliki kemampuan yang sudah dipercaya kredibilitasnya akan
mewakili merek yang diiklankan. Produk yang diiklankan akan menjadi pas dengan
persepsi yang diinginkan audiens. 3). Attraction (Daya Tarik), penerimaan pesan
tergantung pada daya tarik brand ambassador. Brand ambassador akan berhasil merubah
opini dan perilaku konsumen melalui mekanisme daya Tarik. Daya tarik brand
ambassador memiliki atribut; Physical Likability, adalah persepsi khalayak berkenaan
dengan penampilan fisik endorser yang dianggap menarik; Non-physical Likability, adalah
persepsi khalayak berkenaan dengan penampilan non-fisik atau kepribadian brand
ambassador; Similarity, adalah persepri khalayak berkenaan dengan kesamaan yang

61
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

dimilikinya dengan sang brand ambassador; 4). Power (kekuatan), adalah sejauh mana
kemampuan selebriti untuk dapat membujuk para konsumen dan mempertimbangkan
produk yang sedang diiklankan untuk dikonsumsi.

Definisi Minat Beli


Menurut Kotler dan Keller (2016:137), minat beli adalah perilaku konsumen yang
muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk
melakukan pembelian. Menurut Durianto dalam Siti Ferawati (2021:36), minat beli
adalah keinginan memiliki produk. Minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen
sudah terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk.
Menurut Mardiani dan Wardhana dalam Laras Tri Ayu (2022:5) menyatakan bahwa minat
beli dapat dikatakan sebagai sebuah perilaku yang muncul karena adanya keinginan
membeli suatu produk pada konsumen berdasarkan pengetahuannya akan poduk tersebut,
pengalaman dalam memilih produk, menggunakan dan mengkonsumsi produk yang
diinginkan. Sedangkan definisi minat beli menurut Kotler dan Amstrong dalam Susetyarsi
(2014) adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap konsumsi,
kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
terlaksanakan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli


Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen menurut Kotler (2016:164),
adalah 1). Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain; 2). Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan
dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukakn pembelian; 3). Perhatian, adanya
perhatian dari konsumen terhadap suatu produk yang diiklankan melalui televisi dan media
sosial; 4). Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik dalam diri
konsumen; 5). Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki
produk tersebut; 6) Keyakinan, timbul kepercayaan pada diri individu terhadap produk
tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan
tindakan membeli.

Indikator Minat Beli


Menurut Ferdinand dalam Martinus (2021:18), minat beli dapat diidentifikasikan
melalui indikator-indikator: 1). Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk; 2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
merekomendasi produk kepada orang lain; 3) Minat preferensial, yaitu minat yang
menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
4) Minat eksploratif, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

62
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Kerangka Pemikiran

Sumber : Data Diolah Peneliti

Hipotesis :
Ho = 0 Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara brand ambassador
terhadap minat beli pada Shopee di
Desa Ciodeng Kecamatan
Sindangresmi Kabupaten
Pandeglang.
Ha ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan
antara brand ambassador terhadap
minat beli pada Shopee di Desa
Ciodeng Kecamatan Sindangresmi
Kabupaten Pandeglang.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Ciodeng yang merupakan
konsumen dan calon konsumen Shopee yang telah melihat iklan Joe Taslim pada platform
Shopee, yang jumlahnya tidak diketahui dan dapat dikatakan dalam kategori tidak terbatas
(infinite population). Dalam menentukan ukuran sampel ini, peneliti menggunakan Rumus
Lemeshow. Rumus Lemeshow digunakan karena jumah populasi yang tidak diketahui.
Maka sampel pada penelitian ini adalah 100 responden
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan
menyebar angket.
Tahapan analisis yang digunakan dalam penelitian adalah melakukan uji validitas
untuk mengetahui ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian
dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti., uji realibilitas untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran dapat dipercaya, sekaligus untuk mengetahui apakah kuesioner
tersebut sudah reliabel, analisis deskriptif untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi,
analisis korelasi untuk mengetahui seberapa kuat korelasi atau pengaruh antara variabel X
dan variabel Y, analisis koofesien determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
brand ambassador terhadap minat beli.

63
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui kuat atau tidaknya pengaruh brand ambassador terhadap minat
beli pada Shopee, maka langkah selanjutnya dilakukan analisa korelasi dengan pearson
product moment, perhitungan analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan spss V22,
adapun perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 1
Hasil Analisis Korelasi Menggunakan SPSS V.22
Brand Minat Beli
Ambassador
Brand Pearson 1 ,357**
Amba Correlation ,000
ssado Sig. (2-tailed) 220 220
r N
Minat Pearson ,357** 1
Beli Correlation ,000
Sig. (2-tailed) 220 220
N
Sumber : Diolah dengan SPSS V22,2022

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif
sebesar 0,357 antara brand ambassador terhadap minat beli pada Shopee di Desa Ciodeng
kecamatan Sindangresmi. Untuk dapat memberikan interpretasi kuat atau lemahnya suatu
hubungan kedua variabel, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada
tabel berikut :
Tabel 2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Tingkat
Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2019:248)
2. Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis koefisien determinasi dengan SPSS V.22
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Menggunakan SPSS V22
Std. Error
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate

1 ,357a ,127 ,123 3,595

Sumber : Diolah dengan SPSS V22, 2022

Dari tabel 3 diperoleh nilai R square sebesar 0,127% dapat diartikan bahwa variabel
brand ambassador (X) memberikan kontribusi/hubungan sebesar 12,7% terhadap minat

64
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

beli (Y), sedangkan sisanya 87,3%% adalah variabel lain yang tidak penulis teliti yang
dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

3. Analisis Regresi Linier Sederhana


Berdasarkan hasil perhitungan analisi regresi linier sederhana menggunakan SPSS
V.22 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier
Sederhana Menggunakan
SPSS V22
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regres
410,980 1 410,980 31,806 ,000b
sion
Residu 21
2816,857 12,921
al 8
Total 21
3227,836
9
Sumber : Diolah dengan SPSS V22, 2022

Untuk mengetahui besarnya korelasi atau hubungan, maka penulis menggunakan


dasar pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam regresi linier sederhana
dapat mengacu pada dua hal, yaitu :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 artinya variabel X berpengaruh terhadap variabel Y
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap Variabel Y

Dari output tersebut diketahui bahwa nilai F hitung = 31,806 dengan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk variabel brand ambassador atau
dengan kata lain ada pengaruh brand ambassador (X) terhadap minat beli (Y).

4. Uji Hipotesis atau Uji t


Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen dan dependen secara parsial
berdasarkan signifikan 0,05. Jika signifikan < 0,05 H0:p ditolak dan jika signifikan >0,05
maka H0≠p diterima. Atau jika thitung > ttabel maka H0=p ditolak. Untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penulis menggunakan SPSS
V22, hasil perhitungan uji t sebagai berikut :

65
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Tabel 4
Hasil Perhitungan Uji t Menggunakan SPSS V22
Standa
Unstandardiz rdized
ed Coeffi
Coefficients cients t Sig.

Std.
Model B Error Beta

1 (Constant) 2,41 6,85


16,507 ,000
0 1

Brand
5,64
Ambassad ,429 ,076 ,357 ,000
0
or

Sumber : Diolah dengan SPSS V22, 2022

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai brand ambassador, dari total responden 220
orang yang diberikan 10 pernyataan, ditemukan hasil yang dapat disimpulkan bahwa
brand ambassador yang digunakan oleh Shopee sudah baik. Hal ini dapat dibuktikan
dengan perolehan hasil jawaban responden yaitu sebesar 3,14, dimana angka tersebut
berada pada rentang 2,52 – 3,27 dengan kategori penilaian tinggi/baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel minat beli pada Shopee memperoleh
nilai sebesar 2,98, angka tersebut berada pada rentang 2,52 – 3,27 dengan kategori
penilaian tinggi/baik.
3. Hasil analisis korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,357, berdasarkan interval koefisien
korelasi (0,200 – 0,399) menyatakan adanya tingkat hubugan yang lemah. Berarti
hubungan antara brand ambassador terhadap minat beli pada Shopee di Desa Ciodeng
Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang termasuk dalam kategori lemah dan
positif. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 12,7% dapat diartikan bahwa
variabel brand ambassador memberikan kontribusi/peran sebesar 12,7%, sedangkan
sisanya 87,3% adalah variabel lain yang tidak penulis teliti seperti harga, iklan,
promosi, dan variabel lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen, kemudian
hasil uji signifikansi korelasi dengan menggunakan uji t hipotesis, diketahui thitung lebih
besar dari ttabel yaitu 5,640 > 1,960. Hal ini membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Jadi pada dasarnya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara brand
ambassador terhadap minat beli pada Shopee di Desa Ciodeng Kecamatan
Sindangresmi

Saran
Saran bagi peneliti selanjutnya:
Pada koefisien determinasi dalam penelitian ini, sebanyak 13% variabel brand
ambassador mempengaruhi minat beli, sedangkan sisanya sebanyak 87% dipengaruhi
variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Sehingga peneliti menyarankan untuk
mencari variabel lain yang kemungkinan besar variabel tersebut mempengaruhi minat beli

66
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

konsumen Shopee apabila ingin melanjutkan penelitian ini. Variabel lain yang disarankan
peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah seperti, online customer rating, harga, flash
sale, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

AG. Suyono, Sri Sukmawati, Pramono. 2012. Pertimbangan dalam Membeli Produk
Barang Maupun Jasa. Jakarta: Intidagu Press.

Arikunto. S. 2012. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, Laila Santi. 2019. Pengaruh brand ambassador Blackpink terhadap Citra
Perusahaan dan Minat Beli di Shopee di Pulau Jawa, tepatnya di kota Semarang.
Skripsi: Universitas Semarang.

Cece, I.S. (2015). Pengaruh Brand Origin, Brand Ambassador dan Brand Image terhadap
Minat Beli Sepatu Macbeth di Sogo Galaxy Mall Surabaya. Manajemen Kinerja,
1(2),101-110.

Denastra, Martinus Diken Ananda. 2021. Pengaruh Iklan dan Brand Ambassador
Chtistiano Ronaldo terhadap Minat Beli Konsumen Shopee. Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.

Ferawati, Siti. 2021. Pengaruh Bauran Pe masaran terhadap Minat Beli di Swalayan
Saruni Jaya. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten.

Fitrianingsih, Andi Siti Chadijah. 2020. Pengaruh Brand Ambassador Terhadap Minat
Beli Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Intervening. Tesis : Universitas
Hasanuddin Makassar.

Julianto, Azuar. 2016. Mengolah Data Penelitian Bisnis dengan SPSS. Medan : Lembaga
Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary (terj. Bob Sabran). 2016. Prinsip Pemasaran. Edisi 13,
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller (terj. Bob Sabran). 2016. Manajemen Pemasaran.
Edisi 12 jilid 1&2. Jakarta: PT. Indeks.

Lea-Greenwood, Gaynor. 2012. Fashion Marketing Communication & Book. Somerset,


NJ, USA : Wiley

Tri Ayu, Laila. 2022. Pengaruh Brand Ambassador BTS (Bangtan Boys) dan E-Trust
terhadap Minat Beli. Al-Kharaj: Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah. Vol. 4 No
5 (2022) 1525-1547 P-ISSN 2656-2871 E-ISSN 2656-4351.

Shimp, Terence. A. 2015 (terj. Harya Bhima Sena, Fitri, Santi, Anisa Puspita Dewi).
Komunikasi Pemasaran Terpadudalam Periklanan dan Promosi. Edisi 8. Jakarta:
Salemba Empat

67
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 DOI: 10.34127/jrlab.v12i1.669

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Edisi 2. Bandung:
Alfabeta.

Susetyasari. 2015. Analisis Daya Tarik Sumber Iklan dan Pengaruhnya Terhadap Minat
Beli Konsumen pada Produk Minuman Suplemen Merek Kuku Bima Ener-G! Di
Kota Semarang. Jurnal STIE Semarang. Vol. 6 No 3 (ISSN:2252-7826).

68

You might also like