Analisis Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Dan Kualitas Nutrisi Dedak Padi Di Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022

Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGILINGAN PADI DAN


KUALITAS NUTRISI DEDAK PADI DI KECAMATAN WULA
WAIJELU KABUPATEN SUMBA TIMUR
Yanto Pahambang, Iven Patu Sirappa

Fakultas Sains Dan Teknologi, Jurusan Peternakan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Jl.R Soeprapto No.35, Waingapu,-Nusa Tenggara Timur. Telp 082354542404
Corresponding email: [email protected].

ABSTRACT

Rice milling business is one of the businesses that is carried out in obtaining profits (income). The purpose of
this study was to determine the income of the rice milling business, and the nutritional content of rice bran.
Respondents taken were 8 owners of rice milling businesses. This research was conducted in Wula Waijelu
District, East Sumba Regency from September to October in 2021. The method used in this research is
descriptive quantitative. Determination of the sample was carried out by census and for the analysis of the
nutritional content of the bran using stratified random sampling (random) with a sample of 6 samples. Analysis
of the nutritional content of rice bran using proximate analysis. Data analysis to calculate the average income of
the rice milling business using the MS Excel 2016 application. The results of this study were the income of the
rice milling business of Rp. 70,959,000, the average income was Rp. 8,869,875 with an R/C of 1.49. So this
income is at the break-even point of the rice milling business. Meanwhile, the average nutritional content of rice
bran is 75.712% dry matter, 7.894% crude protein, and 11.291% crude fiber. So, the rice bran produced in
Wula Waijelu District does not meet feed quality standards

Keywords: Rice Milling Business Income, Nutritional Content Of Rice Bran.

ABSTRAK

Usaha penggilingan padi merupakan salah satu usaha yang di lakukan dalam mendapatkan keuntungan
(pendapatan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pendapatan usaha penggilingan padi, dan kandungan
nutrisi dedak padi. Sebanyak 8 pemilik usaha penggilingan padi yang responden. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur mulai dari bulan September sampai Oktober di tahun 2021.
Metode penelitian yang digunakan kuantitatif. Penentuan sampel secara sensus serta 6 sampel yang di pakai
untuk analisis kandungan nutrisi dedak di pilih secara stratifikasi random sampling (acak), Analisis proksimat di
gunakan untuk mengetahui kualitas dedak padi. Hasil penelitian ini pendapatan usaha penggilingan padi sebesar
Rp.70.959.000, rata- rata pendapatan, Rp.8.869.875 dengan R/C 1,49. Jadi pendapatan ini berada di titik impas
pokok usaha penggilingan padi. Sedangkan untuk rata-rata kandungan nutrisi dedak yaitu bahan kering 75,712%,
protein kasar 7,894%, dan serat kasar 11,291%. Jadi, dedak padi sebagai pakan ternak di kecamatan Wulan
waijelu belum memenuhi standar pakan ternak terlebih khusus ternak unggas.

Kata kunci: Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Kandungan Nutrisi Dedak Padi.

PENDAHULUAN bahan baku industri. Selain itu, tujuan


lainnya adalah sumber daya manusia dan
Sektor pertanian merupakan industri kualitas masyarakat yang kuat dengan adanya
penunjang masyarakat, sehingga tetap sektor pertanian, sektor pertanian dan
memegang peranan penting dalam terbentuknya jaringan kegiatan produksi
pertumbuhan ekonomi nasional. pertanian dan industri pertanian
Menumbuhkan produk pertanian dengan (Kementerian, 2006).
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Penggilingan padi adalah tempat
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, perjumpaan dari keseluruhan proses produksi
meningkatkan daya beli masyarakat, dan seperti panen, pengolahan dan kegiatan
mengembangkan kemampuan penyediaan memasarkan hasil produk seperti beras dan

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 11


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

dedak. sehingga di katakan penggilingan padi dan perkembangan jaringan tubuh sejumlah
merupakan salah penyambung penting dalam ternak di Sumba Timur.
pasokan besar, selain itu kontribusi pasokan
besar yang banyak sangat mendukung dalam METODE PENELITIAN
kebutuhan pangan nasional peran
penggilingan padi sangat merupakan faktor Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
penting jalan pertanian padi Indonesia. Hal September dan berakhir pada bulan
tersebut ditunjukkan dengan jumlah Desember 2021 di Kecamatan Wula Waijelu
penggilingan padi dan distribusinya yang Kabupaten Sumba Timur. Pengumpulan data
hampir merata di seluruh sentra produksi penelitian di lakukan secara sensus dan
beras di Indonesia (Arif et al., 2019). observasi langsung di lapangan dengan
Penerimaan dari bisnis ini juga tidak wawancara seluruh pemilik usaha
sedikit. Penjualan besar yang terus menerus penggilingan yang masih beroperasi,
yang di hasilkan oleh pemilik usaha penentuan sampel analisis dedak padi di
penggilingan padi akan mendapat lakukan secara random sampling (acak) dari
keuntungan yang terus meningkat sepanjang 6 sampel yang di pilih di kirim ke
tahun Dengan demikian usaha penggilingan laboratorium kimia pakan Undana, Kupang,
padi merupakan bisnis yang baik di jalankan NTT. untuk di analisis secara proksimat.
di masa yang datang. Data dalam penelitian ini berasal dari
Selain besar, padi juga mempunyai data primer dan sekunder, data primer di
produk sampingan seperti dedak. Dedak padi dapatkan dari hasil wawancara langsung
yang merupakan hasil samping penggilingan dengan kuesioner pada seluruh usaha
adalah bahan yang di gunakan untuk pakan penggilingan sedangkan data sekunder di
ternak dan memiliki kualitas nutrisi yang dapatkan dari BPS Sumba timur, Pemerintah
baik. selain itu Sumber dedak padi juga Kecamatan Wula Waijelu, Pemerintah Desa
mudah di dapatkan dan harga juga terbilang serta bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan
murah menjadi patokan untuk menggunakan pustaka-pustaka lainnya. Menurut pendapat
dedak padi sebagai makanan ternak di Sumba Momongan (2019) pendapatan berasal dari
Timur, menurut Utami.,(2011), Dedak padi hasil pengurangan antara penerimaan usaha
mengandung 88,93% bahan kering, 12,39% di kurangi dengan pengeluaran sejak awal
protein kasar, 12,59% serat kasar, 0,09% usaha di jelaskan dengan rumus berikut:
kalsium dan 1,07% fosfor. Hasil analisis π = TR – TC
kualitas dedak dari penelitian ini Dimana: Π = (Keuntungan)
menunjukkan bahwa dedak padi memiliki TR = (Total Penerimaan)
kandungan protein kasar yang cukup tinggi, TC = (Total Biaya)
namun berbeda dengan hasil Dapawole dan Analisis Data seluruh data terkumpul
Sudarma (2020), yang menunjukkan bahwa dianalisis secara deskriptif, teknik analisis
protein kasar dan serat kasar dedak padi di data menggunakan Word dan Excel
wilayah Sumba Timur kandungan protein
kasar Hanya 5,386%, serat kasar 26,3%. Dari HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua penelitian ini memiliki hasil yang
berbeda, sehingga kualitas dedak padi di Letak Geografis lokasi penelitian
Kabupaten Sumba Timur patut Kecamatan Wula Waijelu adalah salah
dipertanyakan. Jika hal ini terus berlanjut, satu Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur
dapat menyebabkan hewan kerdil karena Propinsi Nusa Tenggara Timur luas wilayah
kualitas nutrisi bekatul yang rendah. Masalah kecamatan Wula Waijelu adalah 221,3 km2
utamanya dedak yang merupakan pakan serta terbagi atas 7 desa/kelurahan, jarak 123
ternak rendah protein kasarnya dan tinggi km dari ibu kota kabupaten, dengan jumlah
serat kasar. Sedangkan protein kasar penduduk 7.636 orang.
mempunyai peran penting bagi pertumbuhan

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 12


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

Karakteristik Responden sebanyak 3 orang dengan presentasi 37, 50%


Berdasarkan Tabel 1 memperlihatkan sedang SMP dan SMA masing-masing 1
rata-rata pendidikan pemilik usaha orang dengan presentasi 25, 50%.
penggilingan padi di kecamatan Wula
Waijelu yaitu SD dan S1 masing-masing

Tabel 1. Pendidikan Responden Usaha Penggilingan Padi Kecamatan Wula Waijelu


No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 3 37,50%
2 SMP 1 25,50%
3 SMA 1 25,50%
4 Sarjana 3 37,50%
Jumlah 8 100,00%

Pada Tabel 1. memperlihatkan bahwa rendah akan menjadi penghambat bagi


langkah awal dalam menjalankan bisnis atau perkembangan diri seseorang. Dengan
usaha yang perlu diketahui bahwa faktor demikian seseorang yang mempunyai
penting yang harus di perhatikan adalah pendidikan yang tinggi akan lebih mudah
pendidikan. Hendrayani dan Febrina (2009) menerima saran dan kritikan yang di
mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan terimanya, pendidikan juga dapat di jadikan
serta kemampuan pola pikir seseorang dapat tolak ukur pola pikir dan perilaku seseorang.
di ukur dari tingkat pendidikan yang di
tempuh, karena ilmu pengetahuan yang

Tabel 2. Tanggungan Keluarga Pemilik Usaha Penggilingan Padi di Kecamatan Wula Waijelu
No Tanggungan Jumlah Persentase
1 2-4 orang 3 37,50%
2 4-7 orang 5 62,50%
Jumlah 8 100,00%

Berdasarkan Tabel 2 di atas presentasi 37,50%., jika di lihat dari hal


memperlihatkan responden yang memiliki tersebut maka banyak jumlah tanggungan
tanggungan keluarga 4-7 orang yaitu 5 orang keluarga akan mempengaruhi juga
responden dengan presentasi 62,50% dan pendapatan usaha penggilingan
jumlah responden yang memiliki tanggungan
keluarga 2-4 orang yaitu 3 responden dengan

Tabel 3. Tempat Tinggal Pemilik Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan Wula Waijelu
No Tempat Tinggal Jumlah Persentase
1 Wula 4 50,50%
2 Baing 2 25,50%
3 Hadamakali 2 25,50%
8 100,00%

Berdasarkan tabel 3 di atas 25,50% jika di dari hal tersebut maka usaha
memperlihatkan bahwa desa Wula memiliki penggilingan padi yang saling berdekatan
pengilingan padi terbanyak di kecamatan akan menimbulkan persaingan usaha yang
Wula Waijelu sebanyak 4 sedangkan desa dapat mempengaruhi pendapatan dari setiap
Baing dan Hadamakali masing-masing penggilingan yang ada.
memiliki 2 penggilingan dengan persentase

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 13


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

Biaya Produksi menurun. Sementara biaya variabel adalah


Biaya produksi adalah segala biaya biaya yang di keluarkan oleh suatu usaha
usaha yang dikeluarkan selama satu tahun yang berubah-ubah atau tidak tetap sesuai
masa produksi, baik biaya tetap dan juga dengan kapasitas produksi, (Witjaksono,
biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang 2006).
di keluarkan secara statis totalnya, meskipun
di sisi lain produksi usaha naik atau

Tabel 4. Rata-Rata Biaya Variabel Dan Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan
Wula Waijelu
Jenis biaya Jumlah (Rp)
Biaya variabel
BBM 7,486,000
Oli 2,925,000
Karung 3,600,000
Benang 275,000
Transportasi 345,000
Biaya variabel
Penyusutan mesin 34,850,000
Penyusutan bangunan 94,550,000
Jumlah biaya
Biaya variabel 14,613,000
Biaya tetap 129,500,000
Total 144,113,000

Berdasarkan Tabel 4 di atas Penelitian tersebut menyimpulkan untuk rata-


memperlihatkan biaya variabel yang di rata total biaya tetap dan biaya variabel usaha
keluarkan usaha penggilingan padi di penggilingan kecil Rp 431.861.080 per
kecamatan Wula Waijelu untuk satu tahun tahunnya.
masa produksi yaitu Rp. 14,613,00.
Sedangkan untuk biaya tetap yang di Penerimaan
keluarkan untuk satu tahun produksi sebesar Penerimaan usaha diperoleh dari hasil
Rp.129,500,00. Jadi dapat di lihat bahwa penjualan barang dan jasa dan total
total keseluruhan pengeluaran untuk penerimaan perlu di pisahkan dari
menjalankan usaha penggilingan padi di Penerimaan parsial dan Penerimaan seluruh
kecamatan Wula Waijelu yaitu Rp. usaha tani, Soekartawi (2003).
144,133,000. Dari hasil penelitian tersebut Penerimaan usaha penggilingan padi
memiliki perbedaan dengan Limbong et al., kecamatan Wula Waijelu dihasilkan dari
(2015) dalam penelitian yang berjudul penjualan dedak serta beras hasil
‘’analisis kelayakan usaha penggilingan padi penggilingan.
kecil’’ yang lokasi penelitiannya di
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 5: Penerimaan usaha penggilingan padi di Kecamatan Wula Waijelu


No Uraian Jumlah (kg) Harga (Rp)
1 Dedak (Kg) 15,348 1,500
2 Beras (Kg) 19,205 10,000
3 Penerimaan (Rp/Tahun 215,072,000
Rata-rata 26,884,000

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 14


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

Berdasarkan tabel di atas menyatakan jumlah kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
dedak yang dihasilkan per tahun 15,348 kg, Serdang berasal dari hasil penjualan beras
dari dedak yang di hasilkan di jual seharga dan dedak. Menurut Darmawi (2011), total
Rp.75,000 per karung. Total penerimaan penerimaan oleh pengusaha di tentukan dari
dalam setahun penjualan dedak sebanyak Rp besarnya produk yang di diolah selama masa
23,022,000 dan beras yang di hasilkan per produksi, hasil yang di terima akan semakin
tahun 19,205 kg dengan rata -rata 2,401 kg. meningkat jika bahan yang di produksi
harga jual per karung 50 kg beras sebesar meningkat dan begitu pun sebaliknya.
Rp.500,000. Total penerimaan per tahun
penjualan beras sebesar Rp. 192,050,000 jadi Pendapatan
total penerimaan usaha penggilingan di Pendapatan usaha merupakan suatu hal
kecamatan Wula Waijelu dalam satu tahu yang di inginkan dalam menjalankan usaha,
produksi yaitu Rp. 215,072,000. Penerimaan menurut Soekartawi., (1995). Menyatakan
tersebut diperoleh dari hasil penjualan beras Pendapatan usaha diperoleh dari
dan dedak Usaha pengilingan. hasil pengurangan antara penerimaan dengan
penelitian di atas serupa dengan Mauliddar et seluruh biaya produksi yang di keluarkan.
al., (2013), dimana penerimaan yang
didapatkan pada usaha penggilingan padi

Tabel. 6 : Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan Wula Waijelu


Uraian Jumlah (Rp/Tahun)
Penerimaan 215,072,000
Pengeluaran 144,113,000
Pendapatan 70,979,000
Rata-Rata 8,869,875
R/C Rasio 1,49

Berdasarkan Tabel 6 memperlihatkan 211.695. Rp 587 dengan R/C rasio 4,89.


pendapatan usaha penggilingan padi Sedangkan penelitian Aulia (2021)
kecamatan Wula Waijelu dalam satu tahun menunjukkan bahwa pendapatan usaha
produksi dari hasil penjualan beras dan dedak penggilingan padi di CV Fajar Jaya
padi, mendapatkan penerimaan Nusantara sebesar Rp. 9.685.157.500.
Rp.215,072,00. Untuk satu tahun masa Sumber pendapatan usaha penggilingan
produksi. Sedangkan pengeluaran biaya kecamatan Wula Waijelu diperoleh dari hasil
produksinya dalam satu tahun ialah dari dua produk yang di hasilkan yaitu dedak
Rp.144,133,00, maka total pendapatan usaha padi dan hasil potongan beras dedak yang di
penggilingan padi di Kecamatan Wula hasilkan di jual Rp. 75.00/50kgi, dan beras di
Waijelu untuk satu tahun produksi sebesar jual dengan Rp 10.000 per kilogram.
Rp. 70,959,000 dengan rata-rata pendapatan
Rp. 8.869.875. Dan untuk R/C 1,492. dapat Kandungan Nutrisi Dedak Padi
di simpulkan bahwa hasil pendapatan usaha Pakan ternak merupakan salah satu
penggilingan padi di kecamatan Wula faktor penting untuk meningkatkan produksi
Waijelu tergolong rendah atau belum layak ternak (Departemen Pertanian 2003).
di jalankan. Hasil penelitian ini berbeda Makanan hewan peliharaan harus berkualitas
yang di lakukan oleh lqbal dkk., (2020), yang baik dan lengkap dengan nilai gizi. Menurut
menunjukkan pendapatan Rice Miller Aryono., (2008), dedak padi memiliki
Haerudin fluktuatif mengalami kemerosotan kandungan minyak, vitamin, mineral dan
pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp protein yang cukup tinggi. Hasil analisis
109.183.316 dengan R/C rasio 3,15 dan dedak padi dapat di lihat sebagai berikut:
pendapatan tertinggi tahun 2017 sebesar

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 15


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

Tabel. 7 : Rata-Rata Kandungan Nutrisi Dedak Padi Di Kecamatan Wula Waijelu


Sampel BK (%) PK (%) SK (%)
Dedak Tanpa sekam 63,235% 7,272% 14,583
Dedak Ada sekam 88,189% 8,516 7,999
Rata-rata 75,712 7,894 11,291

Bahan Kering ada sekam yaitu memiliki rata-rata


Berdasarkan Tabel 7 memperlihatkan 11,291%. Hasil tersebut menyatakan serat
kandungan bahan kering dedak padi Tanpa kasar baik dan memenuhi standar pakan
sekam dan yang memiliki sekam yaitu rata- ternak. menurut Standar Nasional Indonesia
rata bahan kering 75,712%, tingginya (2013) mengatakan dedak yang termasuk
kandungan bahan kering di akibatkan oleh baik yaitu Yang mempunyai serat kasar
padi yang terlalu kering pada saat di giling. maksimal 12%, tingginya serat kasar dedak
menurut Akbarillah dkk., (2007) padi dapati di akibatkan percampuran dedak
menyebutkan padi yang bermacam -macam padi dan sekam pada saat penggilingan
jenis akan mempunyai fisik yang beda- beda berlangsung. berdampak buruk pada
hal ini menyebabkan tingkat kerapuhan, perkembangan unggas.
tingkat kerusakan, dan kadar air berfluktuasi. Hasil analisis kandungan gizi bekatul
bahan kering dedak di Kecamatan Wula pada Tabel 7 di atas menjelaskan bahwa
Waijelu tidak memenuhi standar, menurut tidak ada perbedaan yang signifikan
Standar Nasional Indonesia., (2013), dibandingkan dengan hasil penelitian oleh
menyebutkan dedak yang terbilang baik apa Dapawole dan Sudarma, (2020) yang
bila kandungan bahan kering dedak padi menyatakan bahan kering dedak, 88,928%,
maksimal< 13% protein kasar, 5,386%, serat kasar, 26,31%,
Protein Kasar pada analisis kandungan nutrisi dedak
Berdasarkan Tabel 7 di atas diketahui terdapat sedikit perbedaan yang dipengaruhi
dedak padi Tanpa sekam dan yang oleh jenis gabah kering giling yang
mempunyai sekam memiliki rata-rata protein dihasilkan. Hal ini menyimpulkan bahwa
kasar yaitu 7,894% lihat bahwa rata-rata kualitas nutrisi dedak padi di Kabupaten
protein kasar dedak padi tanpa sekam adalah Wula Waijelu masih memiliki kandungan
7,272% dan rata-rata dedak padi ada sekam gizi yang relatif rendah dan tidak sesuai
adalah 8,516% dengan jumlah total rata- rata untuk pakan ternak khususnya unggas.
protein kasar dedak padi tanpa sekam dan menurut Akbarillah dkk., (2007),
ada sekam sebesar 7,894%. Hasil tersebut mengemukakan bahwa kandungan nutrisi
masih jauh dari standar pakan. menurut dedak di katakan baik apabila kualitas bahan
Standar Nasional Indonesia.,(2013), kering 88,63% protein kasar 11,01% dan
menyatakan dedak padi yang baik untuk serat kasar 14 %.
pertumbuhan ternak apabila memiliki protein
kasar minimal 12% protein kasar yang pakan KESIMPULAN
ternak dedak padi minimal memiliki
kandungan protein 12%. Menurut Scott et al., Berdasarkan penelitian di atas dapat di
(2000), menyatakan untuk membuat ransum simpulkan kan bahwa pendapatan usaha
pakan ternak faktor utama yang harus di penggilingan padi di kecamatan Wula
perhatikan adalah protein kasar, dikarenakan Waijelu masih tergolong rendah dan belum
protein kasar sangat baik untuk merangsang layak di jalankan. Dedak padi yang di
jaringan tumbuh kembang ternak. hasilkan di kecamatan Wula Waijelu tidak
memenuhi standar pakan Indonesia dan
Serat Kasar dedak kurang baik di berikan pada ternak
Berdasarkan pada Tabel 7 di atas terutama unggas
memperlihatkan dedak padi tanpa sekam dan

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 16


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

DAFTAR PUSTAKA doijournal.unja.ac.id/jiip/article/view/5


83/7041
Akbarillah, T., Hidayat, dan T. Khoiriyah.
(2007). Kualitas Dedak dari Berbagai Hendrayani, E., & Febrina, D. (2009).
Varietas Padi di Bengkulu Utara. Analisis Faktor-Faktor Yang
Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Mempengaruhi Motivasi Beternak Sapi
2(1), 36–41. DOI: di Desa Koto Benai Kecamatan Benai
https://doi.org/10.31186/jspi.id.2.1.36- Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal
41 Peternakan, 6(2), 53–62.
DOI: http://dx.doi.org/10.24014/jupet.v
Aryono. (2008). Pengaruh perbedaan proses 6i2.378
kerja huller terhadap sifat fisik dedak
padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Hidayat, C., Sumiati, & S Iskandar. (2015).
Cirebon [skripsi]. Bogor (ID): Institut Kualitas Fisik dan Kimiawi Dedak Padi
Pertanian Bogor. yang Dijual di Toko Bahan Pakan di
Sekitar Wilayah Bogor. Prosiding
Asnawi, A, Purnamasari, D, K Dan Seminar Nasional Teknologi
Wieyawan, I. K. G. (2020) Evaluasi Peternakan Dan Veteriner, pp 669–
Kecernaan Eergi Dan Protein Dedak 674.
Padi Lokal Pada Itik Mojosari Dara, DOI: https://dx.doi.org/10.14334/Pros.
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Semnas.TPV-2015-p.669-674
Indonesia (Jitpi), Indonesia Journal Of
Animal Science And Technology 6(1), Limbong, I., Darus, M. B., dan Emalisa.
33- 38. (2015). Analisis kelayakan usaha
DOI: https://doi.org/10.29303/jitpi.v5i2 penggilingan padi skala kecil (Studi
.65 kasus: Kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Aulia, H. (2021). Prospek usaha Sumatera Utara). Journal of
penggilingan padi Indramayu cv Fajar Agriculture and Agribusiness
Jaya Nusantara (Bachelor's thesis, Socioeconomics, 4(12): 1-13.
Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta). Mauliddar, A. N., M. B. Darus, dan L.
Fauzia. (2013) (. Analisis kelayakan
Badan Pusat Statistik. (BPS). Kabupaten usaha penggilingan padi di Kecamatan
Sumba timur. Nusa Tenggara Timur. Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
Indonesia. Journal of Agricultur and Agribisnis
Socioeconomics, 2(4): 15–43.
Dapawole R,R & Sudarma (2020) Pengaruh DOI:https://ejournal.unib.ac.id/index.p
Pemberian Level Protein Berbeda hp/buletin_pt/article/view/18184
Terhadap Performans Produksi Itik
Umur 1-10 Minggu Di Sumba Timur. Momongan, J. F., E. Ruauw, dan N. M.
Jurnal Sains Peternakan Indonesia Benu, (2019). Analisis keuntungan
13(3), 320-326 DOI: usaha penggilingan padi “Sederhana”
https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.3.3 di Desa Poopo Kecamatan Passi Timur
20-326 Kabupaten Bolaang Mongondow.
Agrirud, 1(1): 42–50. DOI:
Darmawi, D. (2011). Pendapatan usaha http://jurnal.lppmstikesghs.ac.id/index.
pemeliharaan sapi bali di Kabupaten php/jks/article/view/41
Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan, 14-22. DOI: https://online-

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 17


Jurnal Peternakan Sabana Volume 1 Nomor 1 edisi Januari-April 2022
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana

Iqbal, M., M.A. Sadat dan Arifin. (2020).


Analisis Pendapatan Pabrik
Penggilingan Padi (Studi Kasus
Penggilingan Padi Di Kelurahan
Pabundukang, Kecamatan Pangkaje’ne,
Kabupaten Pangkep). Jurnal Agribis
12(2) :56–71. DOI:
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/
agribis/... · PDF file

Scott, M. L., Nesheim, dan R. J. Young.


(2000). Nutritions of The Chickens
(2nd ed.). Associates Ithaca. DOI:
https://www.feedipedia.org/node/2697

Shinta, A, (2005). Ilmu usaha tani, diktar


kuliah jurusan sosial ekonomi pertanian
fakultas pertanian universitas
brawijaya. Malang

Soekartawi, (1995). Analisis Usaha Tani


Jakarta Universitas. Indonesia Press.
110 Hal. DOI:
https://lontar.ui.ac.id/detail?id=27483

Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi.


PT Raja Grafindo Persada
DOI:https://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=70
319

Standar Nasional Indonesia. (2013). Dedak


Padi Bahan Pakan Ternak. DOI:
pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/... · PDF file

Utami, Y. (2011). Pengaruh Imbangan Feed


Suplemen Terhadap Kandungan
Protein Kasar, Kalsium Dan Fosfor
Dedak Padi Yang Difermentasi Dengan
Bacillus Amyloliquefaciens. Skripsi.
Fakulta Peternakan universita Andalas,
Hal :32. Padang.

Jurnal Peternakan Sabana 1 (1) 2022 Edisi Januari-April 2022| 18

You might also like