Analisis Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Dan Kualitas Nutrisi Dedak Padi Di Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur
Analisis Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Dan Kualitas Nutrisi Dedak Padi Di Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur
Analisis Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Dan Kualitas Nutrisi Dedak Padi Di Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur
Available at https://ojs.unkriswina.ac.id/index.php/sabana
Fakultas Sains Dan Teknologi, Jurusan Peternakan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Jl.R Soeprapto No.35, Waingapu,-Nusa Tenggara Timur. Telp 082354542404
Corresponding email: [email protected].
ABSTRACT
Rice milling business is one of the businesses that is carried out in obtaining profits (income). The purpose of
this study was to determine the income of the rice milling business, and the nutritional content of rice bran.
Respondents taken were 8 owners of rice milling businesses. This research was conducted in Wula Waijelu
District, East Sumba Regency from September to October in 2021. The method used in this research is
descriptive quantitative. Determination of the sample was carried out by census and for the analysis of the
nutritional content of the bran using stratified random sampling (random) with a sample of 6 samples. Analysis
of the nutritional content of rice bran using proximate analysis. Data analysis to calculate the average income of
the rice milling business using the MS Excel 2016 application. The results of this study were the income of the
rice milling business of Rp. 70,959,000, the average income was Rp. 8,869,875 with an R/C of 1.49. So this
income is at the break-even point of the rice milling business. Meanwhile, the average nutritional content of rice
bran is 75.712% dry matter, 7.894% crude protein, and 11.291% crude fiber. So, the rice bran produced in
Wula Waijelu District does not meet feed quality standards
ABSTRAK
Usaha penggilingan padi merupakan salah satu usaha yang di lakukan dalam mendapatkan keuntungan
(pendapatan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pendapatan usaha penggilingan padi, dan kandungan
nutrisi dedak padi. Sebanyak 8 pemilik usaha penggilingan padi yang responden. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Wula Waijelu Kabupaten Sumba Timur mulai dari bulan September sampai Oktober di tahun 2021.
Metode penelitian yang digunakan kuantitatif. Penentuan sampel secara sensus serta 6 sampel yang di pakai
untuk analisis kandungan nutrisi dedak di pilih secara stratifikasi random sampling (acak), Analisis proksimat di
gunakan untuk mengetahui kualitas dedak padi. Hasil penelitian ini pendapatan usaha penggilingan padi sebesar
Rp.70.959.000, rata- rata pendapatan, Rp.8.869.875 dengan R/C 1,49. Jadi pendapatan ini berada di titik impas
pokok usaha penggilingan padi. Sedangkan untuk rata-rata kandungan nutrisi dedak yaitu bahan kering 75,712%,
protein kasar 7,894%, dan serat kasar 11,291%. Jadi, dedak padi sebagai pakan ternak di kecamatan Wulan
waijelu belum memenuhi standar pakan ternak terlebih khusus ternak unggas.
Kata kunci: Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Kandungan Nutrisi Dedak Padi.
dedak. sehingga di katakan penggilingan padi dan perkembangan jaringan tubuh sejumlah
merupakan salah penyambung penting dalam ternak di Sumba Timur.
pasokan besar, selain itu kontribusi pasokan
besar yang banyak sangat mendukung dalam METODE PENELITIAN
kebutuhan pangan nasional peran
penggilingan padi sangat merupakan faktor Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
penting jalan pertanian padi Indonesia. Hal September dan berakhir pada bulan
tersebut ditunjukkan dengan jumlah Desember 2021 di Kecamatan Wula Waijelu
penggilingan padi dan distribusinya yang Kabupaten Sumba Timur. Pengumpulan data
hampir merata di seluruh sentra produksi penelitian di lakukan secara sensus dan
beras di Indonesia (Arif et al., 2019). observasi langsung di lapangan dengan
Penerimaan dari bisnis ini juga tidak wawancara seluruh pemilik usaha
sedikit. Penjualan besar yang terus menerus penggilingan yang masih beroperasi,
yang di hasilkan oleh pemilik usaha penentuan sampel analisis dedak padi di
penggilingan padi akan mendapat lakukan secara random sampling (acak) dari
keuntungan yang terus meningkat sepanjang 6 sampel yang di pilih di kirim ke
tahun Dengan demikian usaha penggilingan laboratorium kimia pakan Undana, Kupang,
padi merupakan bisnis yang baik di jalankan NTT. untuk di analisis secara proksimat.
di masa yang datang. Data dalam penelitian ini berasal dari
Selain besar, padi juga mempunyai data primer dan sekunder, data primer di
produk sampingan seperti dedak. Dedak padi dapatkan dari hasil wawancara langsung
yang merupakan hasil samping penggilingan dengan kuesioner pada seluruh usaha
adalah bahan yang di gunakan untuk pakan penggilingan sedangkan data sekunder di
ternak dan memiliki kualitas nutrisi yang dapatkan dari BPS Sumba timur, Pemerintah
baik. selain itu Sumber dedak padi juga Kecamatan Wula Waijelu, Pemerintah Desa
mudah di dapatkan dan harga juga terbilang serta bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan
murah menjadi patokan untuk menggunakan pustaka-pustaka lainnya. Menurut pendapat
dedak padi sebagai makanan ternak di Sumba Momongan (2019) pendapatan berasal dari
Timur, menurut Utami.,(2011), Dedak padi hasil pengurangan antara penerimaan usaha
mengandung 88,93% bahan kering, 12,39% di kurangi dengan pengeluaran sejak awal
protein kasar, 12,59% serat kasar, 0,09% usaha di jelaskan dengan rumus berikut:
kalsium dan 1,07% fosfor. Hasil analisis π = TR – TC
kualitas dedak dari penelitian ini Dimana: Π = (Keuntungan)
menunjukkan bahwa dedak padi memiliki TR = (Total Penerimaan)
kandungan protein kasar yang cukup tinggi, TC = (Total Biaya)
namun berbeda dengan hasil Dapawole dan Analisis Data seluruh data terkumpul
Sudarma (2020), yang menunjukkan bahwa dianalisis secara deskriptif, teknik analisis
protein kasar dan serat kasar dedak padi di data menggunakan Word dan Excel
wilayah Sumba Timur kandungan protein
kasar Hanya 5,386%, serat kasar 26,3%. Dari HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua penelitian ini memiliki hasil yang
berbeda, sehingga kualitas dedak padi di Letak Geografis lokasi penelitian
Kabupaten Sumba Timur patut Kecamatan Wula Waijelu adalah salah
dipertanyakan. Jika hal ini terus berlanjut, satu Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur
dapat menyebabkan hewan kerdil karena Propinsi Nusa Tenggara Timur luas wilayah
kualitas nutrisi bekatul yang rendah. Masalah kecamatan Wula Waijelu adalah 221,3 km2
utamanya dedak yang merupakan pakan serta terbagi atas 7 desa/kelurahan, jarak 123
ternak rendah protein kasarnya dan tinggi km dari ibu kota kabupaten, dengan jumlah
serat kasar. Sedangkan protein kasar penduduk 7.636 orang.
mempunyai peran penting bagi pertumbuhan
Tabel 2. Tanggungan Keluarga Pemilik Usaha Penggilingan Padi di Kecamatan Wula Waijelu
No Tanggungan Jumlah Persentase
1 2-4 orang 3 37,50%
2 4-7 orang 5 62,50%
Jumlah 8 100,00%
Tabel 3. Tempat Tinggal Pemilik Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan Wula Waijelu
No Tempat Tinggal Jumlah Persentase
1 Wula 4 50,50%
2 Baing 2 25,50%
3 Hadamakali 2 25,50%
8 100,00%
Berdasarkan tabel 3 di atas 25,50% jika di dari hal tersebut maka usaha
memperlihatkan bahwa desa Wula memiliki penggilingan padi yang saling berdekatan
pengilingan padi terbanyak di kecamatan akan menimbulkan persaingan usaha yang
Wula Waijelu sebanyak 4 sedangkan desa dapat mempengaruhi pendapatan dari setiap
Baing dan Hadamakali masing-masing penggilingan yang ada.
memiliki 2 penggilingan dengan persentase
Tabel 4. Rata-Rata Biaya Variabel Dan Biaya Tetap Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan
Wula Waijelu
Jenis biaya Jumlah (Rp)
Biaya variabel
BBM 7,486,000
Oli 2,925,000
Karung 3,600,000
Benang 275,000
Transportasi 345,000
Biaya variabel
Penyusutan mesin 34,850,000
Penyusutan bangunan 94,550,000
Jumlah biaya
Biaya variabel 14,613,000
Biaya tetap 129,500,000
Total 144,113,000
Berdasarkan tabel di atas menyatakan jumlah kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
dedak yang dihasilkan per tahun 15,348 kg, Serdang berasal dari hasil penjualan beras
dari dedak yang di hasilkan di jual seharga dan dedak. Menurut Darmawi (2011), total
Rp.75,000 per karung. Total penerimaan penerimaan oleh pengusaha di tentukan dari
dalam setahun penjualan dedak sebanyak Rp besarnya produk yang di diolah selama masa
23,022,000 dan beras yang di hasilkan per produksi, hasil yang di terima akan semakin
tahun 19,205 kg dengan rata -rata 2,401 kg. meningkat jika bahan yang di produksi
harga jual per karung 50 kg beras sebesar meningkat dan begitu pun sebaliknya.
Rp.500,000. Total penerimaan per tahun
penjualan beras sebesar Rp. 192,050,000 jadi Pendapatan
total penerimaan usaha penggilingan di Pendapatan usaha merupakan suatu hal
kecamatan Wula Waijelu dalam satu tahu yang di inginkan dalam menjalankan usaha,
produksi yaitu Rp. 215,072,000. Penerimaan menurut Soekartawi., (1995). Menyatakan
tersebut diperoleh dari hasil penjualan beras Pendapatan usaha diperoleh dari
dan dedak Usaha pengilingan. hasil pengurangan antara penerimaan dengan
penelitian di atas serupa dengan Mauliddar et seluruh biaya produksi yang di keluarkan.
al., (2013), dimana penerimaan yang
didapatkan pada usaha penggilingan padi