Penyamaan Usia Perkawinan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

PENYAMAAN BATAS USIA PERKAWINAN PRIA DAN WANITA

PERSPEKTIF MAQA<S{ID AL-`USRAH


(ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NOMOR 22/PUU-XV/2017)
Moch. Nurcholis

IAI Bani Fattah Jombang


[email protected]
Abstract
Marital Age Arrangement as ruled by UU Perkawinan and KHI is part of open legal policy
category and has legal validity according to regulation of Constitutional Court (Mahkamah
Konsitusi). Nevertheless, legal policy must be positioned unexceeding authority, unbreaking
morality and rationality of law, not to impact intolerable injustices, and not clearly
contradicting Indonesian Constitution (UUD) 1945. Hence, relating to questioning phrases in
article 7 verse 1 “in 16 years old” as part of Marital Law N. 1/1974. The Constitutional Court on
its court decision explains that that provision is has not binding legal force. This decision has
implicated obligation of equalizating minimum age of marriage (both male and female). Then,
what is maqa>s}id al-usrah thought on this decision? To answer that question, this research will
explain criteria of adulthood from Islamic Law perspective and maqa>s}id al-usrah thought on
equalizating minimum age of marrige, both male or female. Islamic Law, throught its concept
of ba>ligh and `a>qil, has opinion that measure of adulthood (both male and female) is same, where
they have reached 15 years of age. Biologically, male is considered adult when he released
sperm firstly. And female is considered adult when she menstruasting for the first time, or her
sense of smell is more sensitive, or changing vocal sound, or growing some hair around her
vagina and on armpits. Equalizating marital age between man and woman is justified based on
maqa>s}id al-usrah and Islamically legal as long as its purpose is implementing the marital goals.
Keywords: Marital Age, Constitutional Court Decision, Maqa>s}id al-Usrah

Abstrak
Pengaturan usia perkawinan sebagaimana dalam UU Perkawinan dan KHI termasuk kategori
kebijakan open legal policy (hukum terbuka) yang menurut Mahkamah Konstitusi bernilai
konstitusional. Namun demikian, kebijakan hukum (legal policy) tetap harus dalam kerangka
tidak melampaui kewenangan, tidak melanggar moralitas dan rasionalitas, tidak menimbulkan
ketidakadilan yang intolerable, dan tidak nyata-nyata bertentangan dengan UUD 1945. Oleh
karenanya, menyangkut pengujian Pasal 7 ayat (1) sepanjang frasa “usia 16 (enam belas)
tahun” Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Mahkamah Konstitusi
dalam Amar Putusannya menyatakan ketentuan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Implikasi dari putusan ini adalah keharusan
adanya penyamaan batas usia perkawinan bagi pria dan wanita. Lalu, bagaimana pandangan
maqa>s}id al-usrah (tujuan dibalik syari’ah perkawinan), terkait dengan amar putusan ini? Untuk
menjawabnya penelitian ini akan mengkaji tentang kriteria kedewasaan dalam hukum Islam
dan pandangan maqa>s}id al-usrah tentang penyamaan batas usia perkawinan antara pria dan
wanita. Hukum Islam, melalui konsep ba>ligh `a>qil, memandang bahwa ukuran kedewasaan
antara pria dan wanita adalah sejajar. Secara usia, keduanya dianggap telah dewasa apabila
mencapai usia 15 tahun. Sedangkan secara biologis, pria dianggap telah dewasa apabila telah
keluar sperma, dan wanita telah mengeluarkan darah haid, atau apabila telah tajam indra
penciumnya, terjadi perubahan pita suara, dan tumbuhnya rambut di sekitar organ intim dan

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 1


ketiak. Penyamaan batas usiaPEdOMaN perkawinantraNSLItEraSI
tahun. Kami berangkat ke Madinah. Kami
antara pria dan wanita menurut maqa>s}id tinggal di tempat Bani> H{a>rith Ibn Khajraj.
al-usrah dapat dibenarkan dan dianggap Kemudian aku terserang penyakit demam
legal secara syari’ah sepanjang tujuannya panas yang membuat rambutku banyak
adalah untuk mewujudkan tujuan yang rontok. Kemudian ibuku, Ummu
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam jurnalRu>ini
perkawinan yang telah ditetapkan.
mengacu pada model Library of
ma>n, datang ketika aku sedang bermain-
Congress untuk transliterasi Arab ke dalam Bahasamain Inggris dan juga
dengan model
beberapa transliterasi
orang temanku.
Kata Kunci: Usia Perkawinan, Putusan
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri AgamaMK, dan Menteri
Dia memanggilku, danPendidikan
aku memenuhidan
Maqa> s { i d al-`Usrah
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa
panggilannya, sementara aku belum Arab ke
tahu apa
dalam Bahasa Indonesia. maksudnya memanggilku. Dia menggandeng
tanganku hingga sampai ke pintu sebuah
arab Indonesia arab Indonesia arab Indonesia
rumah. Aku merasa bingung dan hatiku
A. Pendahuluan
A = ' i = ®
r berdebar-debar. Setelah
= perasaanku
gh agak
Menyangkut syari’ah perkawinan, tenang, ibuku mengambil sedikit air, lalu
Islam, khususnyaL = fikih
b k
tidak mengatur = z menyeka ² muka dan= kepalaku fdengan air
usia minimum perkawinan, akan tetapi tersebut, kemudian ibuku membawaku
P = t
yang lazim dikenal adalah konsep tentang p = s ¶
masuk ke dalam =
rumah q
itu. Ternyata di dalam
`a>qil, ba>ligh, mumayyiz dan rushd dalam rumah itu sudah menunggu beberapa orang
T = th t = sh º = k
menggambarkan kedewasaan seseorang. wanita Anshar. Mereka menyambutku seraya
Dalam hukum X =Islam, jdasar tidakx adanya
= ṣ berkata: Selamat,
¾
semoga
= kamul mendapat
persyaratan usia minimum perkawinan berkah dan keberuntungan besar. Lalu ibuku
adalah ` praktik = ḥ
perkawinan ~ yang= ḍ menyerahkanku kepada
= mereka.
m Mereka
lantas merapikan dan mendandani diriku.
dilakukan oleh Rasulullah SAW., ketika
d = kh ¢ = ṭ Tidak adaÆ yang membuatku
= kaget
n selain
mempersunting `A<ishah putri Abu> Bakr
kedatangan Rasu>lulla>h SAW. Ibuku langsung
saat masih e berusia
= belia,
d yakni 7¦tahun,= ẓ menyerahkankuË =
kepada beliau,w sedangkan
sebagaimana Hadis riwayat Hisha>m Ibn aku ketika itu baru berusia sembilan tahun.”
g
`Urwah dengan
= teks lengkap
dh ª
sebagaimana
= ‘ Ç = h
berikut: Pada titik inilah diketahui bahwa
= = Ð
pengaturan usia minimum
= perkawinan
y di
‫ ‏ت َ َز َّو َج ِني ال َّنب ُِّي َ‏‏ص َّل اللَّ ُه‬:‫ض اللَّ ُه َع ْن َها ‏قَال َْت‬ َ ِ ‫‏‏‏ َع ْن ‏‏ َعائِشَ َة ‏ َر‬ Indonesia dengan tujuan kemaslahatan
‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ‏‏ َوأَنَا ِب ْن ُت ِس ِّت ِس ِن َني فَق َِد ْم َنا ‏الْ َم ِدي َن َة ‏فَ َن َزلْ َنا ِف‬ dalam kehidupan berumah tangga
Bunyi madd: ā (E) merupakan wilayah ijtiha>diyah yang patut
‫‏بَ ِني الْ َحار ِِث بْنِ َخ ْز َر ٍج ‏فَ ُو ِعك ُْت فَتَ َم َّر َق شَ َعرِي ‏فَ َو َف ‏ ُج َميْ َم ًة‬ untuk diapresiasi, sebab Undang-Undang
‫اح ُب‬ ِ ‫ ِّن لَ ِفي أُ ْر ُجو َح ٍة َو َم ِعي َص َو‬īِ‫م ُ(رو َما َن ‏‏ َوإ‬ÐG ُّ ُ‫فَأَتَتْ ِني أُ ِّم)ي ‏أ‬ Perkawinan dan KHI telah melampaui dan
‫أَ ْدرِي َما تُرِي ُد ِب فَأَ َخ َذتْ ِبيَ ِدي‬ū‫ب (فَأَتَيْتُ َها َل‬ËEِ ‫َت‬ melanjutkan misi dari fikih dalam masalah
)ْ ‫َصخ‬
َ َ ‫ِل ف‬
perkawinan, yakni mewujudkan keluarga
‫اب ال َّدا ِر َوإِ ِّن َ‏‏لُنْه ُِج ‏ َحتَّى َس َك َن بَ ْع ُض‬ ِ َ‫َحتَّى أَ ْوقَ َفتْ ِني َع َل ب‬
saki>nah, mawaddah, dan rah}mah yang
‫نَف َِس ث ُ َّم أَ َخ َذتْ شَ ْيئًا ِم ْن َما ٍء فَ َم َس َح ْت ِب ِه َو ْجهِي َو َرأْ ِس ث ُ َّم‬ merupakan asas utama diberlakukannya
‫ َن َع َل‬Bunyiْ‫ ْي ِت فَ ُقل‬dipotong: ْ ‫ ِم ْ‏ن‬ay‫ فَ ِإ(ذَا نِ ْس َو ٌة‬ÐC
‫‏الَن َْصا ِر ِ‏‏ف الْ َب‬ ‫أَ ْد َخلَتْ ِني )ال َّدا َر‬ syari’ah perkawinan sebagaimana tersirat
‫ ٍر فَأَ ْسلَ َمتْ ِني إِلَ ْي ِه َّن فَأَ ْصلَ ْح َن ِم ْن‬aw ِ‫ َو َع( َل خ ْ َِي طَائ‬ËC‫الْخ ْ َِي َوال َ َْب)كَ ِة‬ dalam al-Qur’an al-Ru>m (30) ayat 21 yang
berbunyi:
‫ول اللَّ ِه ‏‏ َص َّل اللَّ ُه َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ‏ضُ ًحى‬ ُ ‫شَ أْ ِن فَلَ ْم يَ ُر ْع ِني إِ َّل َر ُس‬
1
.‫فَأَ ْسلَ َمتْ ِني إِلَيْ ِه َوأَنَا يَ ْو َم ِئ ٍذ ِب ْن ُت تِ ْسعِ ِس ِن َني‬ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن َخل ََق لَ ُك ْم ِم ْن أَنْف ُِس ُك ْم أَ ْز َوا ًجا لِتَ ْس ُك ُنوا إِلَيْ َها‬
“Dari ‘A<ishah RA. berkata: Nabi SAW. 2 ٍ َ‫َو َج َع َل بَيْ َن ُك ْم َم َو َّد ًة َو َر ْح َم ًة إِ َّن ِف َٰذلِ َك َلي‬
.َ‫ات لِ َق ْومٍ يَتَ َف َّك ُرون‬
menikahiku ketika aku masih berusia enam Dan di antara tanda-tanda (kebesarannya)-
Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
1
Muh}ammad Ibn Ism`a>il Ibn Ibra>hi>m al-Ja’fi> al- pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
Bukha>ri. S{ahi>h al-Bukha>ri>. Vol. 3. Nomor Hadis 3681.
Beirut: Da>r al-Fikr, 1981. H. 1414. 2
Q.S. Al-Ru>m: 21.

2
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
agar kamu cenderung dan merasa tenteram dasar hukum dibenarkannya perkawinan
kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu bagi perempuan berusia 16 tahun yang
rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang sebenarnya masih berada dalam usia
demikian itu benar-benar terdapat tanda- anak menurut Pasal 1 angka (1) Undang-
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
berfikir.3
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
Menurut fikih, aturan yang ditetapkan 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
oleh pemerintah yang termasuk dalam (selanjutnya di tulis UU Perlindungan
produk ijtiha>diyah meskipun pada mulanya Anak).6 Bahkan secara jelas dalam Pasal
berhukum muba>h (tidak ada larangan dan 26 ayat (1) Undang-Undang ini disebutkan
tidak ada perintah menjalankannya), bahwa orang tua berkewajiban dan
misalnya soal ketentuan usia minimum bertanggungjawab untuk mencegah
perkawinan, sepanjang berdasarkan pada terjadinya perkawinan pada usia anak-
aspek keaslahatan haruslah ditaati oleh anak.7
rakyat. Hal ini berdasarkan Islamic legal Terkait batas usia minimum
maxim (kaidah fiqh) yang berbunyi: perkawinan yang dipersyaratkan dalam
UU Perkawinan dan KHI ternyata terdapat
‫ َوإِ ْن أَ َم َر‬،‫ َوإِذَا أَ َم َر ِ َمب ْن ُد ْو ٍب َو َج َب‬،ُ‫ِب تَأَكَّ َد ُو ُج ْوبُه‬
ٍ ‫إِذَا أَ َم َر ِب َواج‬ perbedaan usia antara pria dan wanita.
.‫ش ِب ال ُّد َخانِ َو َج َب‬ ْ ُ ‫بِ ُ َبا ٍح فَ ِإ ْن كَا َن ِف ْي ِه َم ْصلَ َح ٌة َعا َّم ٌة ك َ َْت ِك‬ Perbedaan ini menurut sementara pihak
4

Ketika pemerintah menetapkan sebuah aturan dianggap diskriminatif dan bertentangan


yang isinya berhukum wajib (menurut agama), dengan prinsip kesamaan kedudukan di
maka kewajiban mengikuti aturan tersebut depan hukum (equality before the law).8
bertambah kuat, dan jika berhukum Sunnah, Lebih dari itu, aturan ini juga dianggap
maka aturan tersebut berhukum wajib, dan
bertentangan dengan Pasal 27 Undang-
jika aturan tersebut berhukum muba>h yang
didalamnya terdapat kemaslahatan umum (sembilan belas tahun) dan pihak wanita sudah mencapai
seperti larangan merokok, maka aturan umur 16 (enam belas tahun). Menggunakan redaksi yang
berbeda namun sama dari sisi subtansinya, Pasal 15
tersebut berhukum wajib (untuk diikuti dan
ayat (1) Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
dijalankan oleh rakyat). Hukum Islam menyatakan: (1) Untuk kemashlahatan
Di Indonesia, ketentuan usia minimum keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh
dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur
perkawinan diatur dalam Pasal 7 ayat (1) yang ditetapkan dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni calon suami
tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri
UU Perkawinan) dan Pasal 15 ayat (1) sekurang-kurangnya berumur 16 tahun.”
6
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Kompilasi Hukum Islam (selanjutnya Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan:
ditulis KHI). Kedua aturan ini menetapkan “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
bahwa usia minimum perkawinan adalah (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.”
19 tahun bagi pihak pria dan 16 tahun bagi 7
Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35
pihak wanita.5 Ketentuan ini merupakan Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. 8
Albert Van Dicey mengemukakan bahwa prinsip
Kudus: Menara Kudus, 2006. H. 406. equality before the law merupakan salah satu dari tiga
4
Muh}ammad Ibn ‘Umar Nawawi> al-Ja>wi>. Niha>yat unsur utama the rule of law, yang diartikan sebagai
al-Zayn fi> Irsha>d al-Mubtadii>n. Beirut: Da>r al-Fikr, t.th. kesamaan bagi kedudukan hukum didepan hukum
H. 112. untuk semua warga negara, baik selaku pribadi maupun
5
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun statusnya sebagai pejabat negara. Albert Van Dicey.
1974 tentang Perkawinan menyatakan: “(1) Perkawinan Introduction To The Study Of The Law Of The Constitution,
hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (Oxford: Oxford University Press, 2013). H. 120.

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 3


Undang Dasar 1945 ayat (1) yangPEdOMaN menjamintraNSLItEraSI
permohonan akan dikabulkan apabila
adanya kesamaan kedududukan di suatu Undang-Undang yang didalilkan
depan hukum.9 Anggapan inilah yang oleh Pemohon terbukti inkonstitusional
melatarbelakangi terbitnya Putusan secara meyakinkan. Sebaliknya,
Mahkamah
Penulisan Konstitusi Republik
transliterasi Indonesia
Arab-Latin suatu inipermohonan
dalam jurnal mengacu pada akan
modelditolak
Libraryjika
of
Nomor untuk
Congress 22/PUU-XV/2017, yang kedalam
transliterasi Arab Undang-Undang
dalam Bahasa yangmodel
Inggris dan juga didalilkan oleh
transliterasi
amar putusannya
berdasarkan menyatakan
Surat Keputusan bahwaMenteri
Bersama pemohon
Agama dan menurut
Menteri Mahkamah
Pendidikantidak dan
Pasal 7 ayat (1) sepanjang frasa “usia ditemukan inkonstitusionalitasnya
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke atau
16 (enam
dalam Bahasabelas) tahun” UU Perkawinan
Indonesia. pemohon tidak dapat membuktikan sisi
bertentangan dengan Undang-Undang inkonstitusional dari Undang-Undang
arab
Dasar Negara Indonesia
Republik Indonesia arab Tahun Indonesia arab tersebut. Indonesia
yang didalilkan
1945 dan A tidak = mempunyai
' kekuatan
i = r Pengaturan ® =usia ghminimum
hukum mengikat; dan memerintahkan perkawinan sebagaimana terdapat dalam
L = b
kepada pembentuk Undang-Undang untuk k = z Perkawinan
UU ² dan KHI= termasukf dalam
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) kategori kebijakan hukum terbuka (open
P = t p = s ¶ = q
tahun melakukan perubahan terhadap UU legal policy). Dalam keterangan tertulisnya,
Perkawinan. T
10
Lalu,
= bagaimana
th pandangan
t = DPR memberikan
sh º keterangan
= yang
k antara
maqa>s}id al-usrah (tujuan-tujuan dibalik lain menyatakan bahwa Pasal 7 ayat (1)
syari’ah X perkawinan),
= j terkait x dengan = UU
ṣ Perkawinan ¾ yang =mengaturl mengenai
amar putusan tersebut, yang pada intinya batas usia minimal perkawinan dianggap
` = ḥ
memerintahkan adanya persamaan usia ~ = ḍ
sebagai Â
kesepakatan = m
nasional yang
minimum perkawinan antara pihak pria merupakan kebijakan =hukum terbuka (open
d = kh ¢ = ṭ Æ n
dan wanita. legal policy) pembentuk Undang-Undang
Adapun e rumusan
= d masalah ¦ dalam = yang
ẓ melihat Ë secara= bijaksana w dengan
penelitian ini adalah bagaimanakah berbagai macam pertimbangan dengan
g = dh
konsepsi hukum Islam terkait kriteria ª = ‘
memperhatikan Ç =
nilai-nilai yangh ada pada
kedewasaan pria dan wanita? Dan saat itu yaitu tahun 1974. Ketika suatu
12
= = Ð = y
Bagaimakah pandangan maqa>s}id al-usrah norma Undang-Undang masuk ke dalam
tentang penyamaan batas usia perkawinan kategori kebijakan hukum terbuka (open
antara pria dan wanita?. legal policy), maka menurut Mahkamah
Bunyi madd: ā (E)
Sebagaimana diketahui dalam Konstitusi norma tersebut berada di
Undang-Undang Mahkamah ī (Konstitusi,
ÐG ) wilayah yang bernilai konstitusional
bahwa Amar Putusan Mahkamah atau bersesuaian dengan UUD 1945.13
Konstitusi berbentuk duaūmacam; ( ËE )
Pertama, Sehingga secara otomatis permohonan
dikabulkan. Kedua, ditolak.11 Suatu uji Undang-Undang tersebut ditolak oleh
Mahkamah Konstitusi. Pada titik inilah
9
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan: “Segala
di(dalam
dapat dipahami mengapa dalam putusan
warga negaraBunyi dipotong:
bersamaan ay
kedudukannya ÐC ) hukum
dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan Mahkamah Konstitusi sebelumnya, yakni
aw
pemerintah dengan tidak terkecuali.” ( ËC )
Ketentuan dalam putusan Nomor 30-74/PUU-XII/2014
pasal ini menunjukkan bahwa tidak ada pembedaan
dalam hak dan kedudukan baik dalam hukum maupun Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003
didalam pemerintahan antara setiap warga negara, atau tentang Mahkamah Konstitusi.
juga dikenal dengan prinsip equality before the law. 12
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
10
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 30-74/PUU-XII/2014 bertanggal 18
Indonesia Nomor 22/PUU-XV/2017 bertanggal 5 April Juni 2015. H. 145.
2018. H. 80. 13
Mardian Wibowo. Menakar Konstitusionalitas
11
Pasal 56 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Sebuah Kebijakan Hukum Terbuka dalam Pengujian Undang-
tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah Undang dalam “Jurnal Konstitusi”, (Jakarta: Mahkamah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Konstitusi Republik Indonesia, 2015). H. 204.

4
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
bertanggal 18 Juni 2015, menolak seluruh tidak nyata-nyata bertentangan dengan
permohonan pemohon terkait batas usia UUD 1945. Pertimbangan demikian juga
perkawinan sebagaimana terdapat dalam berlaku dalam penentuan batas usia
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 minimal perkawinan sehingga dalam
Tahun 1974 tentang Perkawinan.14 hal kebijakan hukum dimaksud nyata-
Namun demikian, tidak semua nyata bertentangan dengan jaminan
permohonan yang berupa kebijakan dan perlindungan hak asasi manusia
hukum terbuka (open legal policy) tidak yang dijamin oleh UUD 1945, maka
dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi. kebijakan hukum (legal policy) dapat diuji
Dalam pandangan Hakim Konstitusi, konstitusionalitasnya melalui proses
sebuah kebijakan hukum terbuka pengujian Undang-Undang. Lebih-
(open legal policy) sekalipun sebenarnya lebih fakta bahwa batas usia minimal
merupakan kewenangan yang dimiliki oleh tertentu merupakan salah satu penyebab
pembuat Undang-Undang berdasarkan munculnya berbagai permasalahan dalam
hukum untuk menentukan subjek, objek, perkawinan seperti masalah kesehatan
perbuatan, persitiwa, dan/atau akibat, fisik dan mental, pendidikan, perceraian,
yang sewaktu-waktu dapat diubah oleh sosial, ekonomi, dan masalah lainnya.15
pembentuk Undang-Undang tersebut Oleh karenanya, menyangkut
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengujian Pasal 7 ayat (1) Undang-
perkembangan yang ada, namun demikian Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
kebijakan hukum (legal policy) tetap Perkawinan, Mahkamah Konstitusi dalam
harus dalam kerangka tidak melampaui Amar Putusannya mengabulkan sebagian
kewenangan, tidak melanggar moralitas permohonan para Pemohon. Isi lengkap
dan rasionalitas, tidak menimbulkan Amar Putusan Mahkamah Konstitusi
ketidakadilan yang intolerable, dan Nomor 22/PUU-XV/2017 tersebut adalah
sebagai berikut:
14
Dalam permohonan pengujian sebelumnya,
(1) Mengabulkan permohonan para Pemohon
sebagaimana termuat dalam Putusan MK Nomor 30-
74/PUU-XII/2014, bertanggal 18 Juni 2015 seluruh
untuk sebagian. (2) Menyatakan Pasal 7 ayat
permohonan yang dajukan oleh pemohon diputuskan (1) sepanjang frasa “usia 16 (enam belas)
ditolak untuk seluruhnya. Salah satu pertimbangan tahun” Undang-Undang Nomor 1 Tahun
hukum yang digunakan oleh Majelis Mahkamah Konstitusi 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara
untuk menolak permohonan ini adalah keyakinan bahwa Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,
Undang-Undang tersebut termasuk dalam kategori
Tambahan Lembaran Negara Republik
kebijakan hukum terbuka (open legal policy). Keputusan
diambil dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh
Indonesia Nomor 3019) bertentangan dengan
sembilan Hakim Konstitusi, yaitu Hamdan Zoelva, selaku Undang-Undang Dasar Negara Republik
Ketua merangkap Anggota, Arief Hidayat, Patrialis Akbar, Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai
Ahmad Fadlil Sumadi, Wahiduddin Adams, Maria Farida kekuatan hukum mengikat; (3) Menyatakan
Indrati, Anwar Usman, Muhammad Alim, dan Aswanto, ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
masing-masing sebagai anggota. Dalam putusan Rapat
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Permusyawaratan ini diketahui ada pendapat berbeda
(dissenting opinion) oleh Hakim Konstitusi Maria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Farida Indrati. Dalam salah satu pertimbangannya ia 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
menyatakan bahwa penentuan batasa usia perkawinan Republik Indonesia Nomor 3019) masih tetap
merupakan kebijakan hukum terbuka (open legal policy) berlaku sampai dengan dilakukan perubahan
yang membutuhkan proses legislative review yang cukup sesuai dengan tenggang waktu sebagaimana
panjang. Oleh karenanya, dibutuhkan perubahan hukum
yang telah ditentukan dalam putusan ini; (4)
segera yakni melalui Putusan Mahkamah melalui sarana
rekayasa sosial (law as tool of social engineering). Putusan 15
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 30-74/ Indonesia Nomor 22/PUU-XV/2017 bertanggal 5 April
PUU-XII/2014 bertanggal 18 Juni 2015. H. 239. 2018. H. 46.

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 5


Memerintahkan kepada pembentuk PEdOMaN
Undang-traNSLItEraSI
tidak ada kecualinya”, dan oleh karenanya
Undang untuk dalam jangka waktu paling Pasal 7 ayat (1) tersebut tidak memiliki
lama 3 (tiga) tahun melakukan perubahan kekuatan hukum mengikat. Mahkamah
terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun memerintahkan kepada pembuat Undang-
1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Undang untuk pada
merubah
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam jurnal
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,
ini mengacu model ketentuan
Library of
Congress untuk transliterasi Arab ke dalam tersebut
Bahasa sepanjang
Inggris dan frasa
juga “usia
model 16 (enam
transliterasi
Tambahan Lembaran Negara Republik
berdasarkan Surat3019),
Keputusan belas) tahun” paling lama 3 (tiga) tahun.
Indonesia Nomor khususnyaBersama
berkenaanMenteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Meski Mahkamah Konstitusi tidak
dengan batas minimalIndonesia tanggalbagi
usia perkawinan 22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesia.
perempuan; (5) Memerintahkan pemuatan menetapkan perubahan batas usia
Putusan ini dalam Berita Negara Republik perkawinan dalam Pasal 7 ayat (1)
arab Indonesia arab Indonesia arab memang penetapan
tersebut, karena Indonesia batas
Indonesia sebagaimana mestinya; (6) Menolak
A
permohonan =para Pemohon
' i
untuk selain dan
= usia
r perkawinan
® merupakan
= ghwewenang
selebihnya. 16 pembuat Undang-Undang dan di luar
L = b k = z
wewenang ²
Mahkamah = Konstitusi,
f namun
Mencermati putusan Mahkamah
jika mencermati isi putusan mulai dari
Konstitusi
P di atas,
= diketahui
t bahwap Pasal
= s ¶ = q
awal sampai akhir, akan nampak jelas
7 ayat (1) sepanjang frasa “usia 16 (enam
T =Undang-Undang
th t =1 bahwa hasil akhir
sh º yang
= dikendaki
k sebagai
belas) tahun” Nomor
implikasi putusan tersebut adalah adanya
Tahun 1974 tentang Perkawinan dianggap
X = j x = penyamaan
ṣ ¾batas usia
= perkawinan
l bagi
bertentangan dengan dengan Pasal 27
pria dan wanita. Jika pembuat Undang-
ayat (1)` UUD= 1945 ḥyang menyatakan,
~ = ḍ Â hal ini
= m
Undang dalam DPR menghendaki
“segala warga negara bersamaan
tidak adanya perubahan batas usia
d
kedudukannya = di dalam
kh hukum¢ dan = ṭ Æ = n
perkawinan bagi pria, maka batas usia
pemerintahan dan wajib menjunjung
perkawinan bagi wanita
= adalahw19 tahun,
hukum edan pemerintahan
= d
itu ¦dengan
= ẓ Ë
dan begitupula berlaku sebaliknya. Hal
16 g
Amar
=
Putusan
dh
diputus dalam
ª =
Rapat

yang paling Çpenting =dan paling
h filosofis
Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim yang terdapat dalam putusan tersebut
= Usman selaku Ketua merangkap
Konstitusi yaitu Anwar = Ð = y
adalah amanat untuk menjalankan prinsip
Anggota, Aswanto, Wahiduddin Adams, Saldi Isra, Arief
Hidayat, Maria Farida Indrati, I Dewa Gede Palguna,
kesamaan kedudukan di depan hukum
Manahan MP Sitompul, dan Suhartoyo, masing-masing (equality before the law) dalam setiap
Bunyi madd: ā (E)
sebagai Anggota, pada hari Kamis, 5 April 2018, dan penyusunan kebijakan hukum (legal policy)
delapan Hakim Konstitusi yaitu Anwar Usman selaku sebagaimana amanat Pasal 27 ayat (1) UUD
Ketua merangkap Anggota, Aswanto,( ÐG )
ī
Wahiduddin
Adams, Saldi Isra, Arief Hidayat, Enny Nurbaningsih,
1945.
ū
I Dewa Gede Palguna, dan Suhartoyo, ( ËE )
masing-masing Hukum Islam, dalam hal ini fikih dan
sebagai Anggota, pada hari Rabu, 5 Desember 2018, dan ushul fikih, mengatur tentang kecakapan
diucapkan dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi hukum (ahliyat al-h}ukm) seseorang dalam
terbuka untuk umum pada hari Kamis, 13 Desember
ay WIB,( oleh
melaksanakan perintah agama dan
Bunyi
2018, selesai dipotong:
diucapkan pukul 10.37 ÐC )delapan
Hakim Konstitusi yaitu Anwar Usman selaku Ketua meninggalkan seluruh larangannnya.
aw
merangkap Anggota, Aswanto, Wahiduddin ( Adams,
ËC ) Saldi Melalui konsep ini, seluruh perbuatan
Isra, Enny Nurbaningsih, I Dewa Gede Palguna, Manahan manusia dibingkai dengan batasan
MP Sitompul, dan Suhartoyo, masing-masing sebagai
Anggota, dengan didampingi oleh Ria Indriyani sebagai
norma hukum tertentu, sehingga dapat
Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh para Pemohon memunculkan akibat hukum. Terdapat
atau kuasanya, Presiden atau yang mewakili, dan Dewan dua kecakapan hukum dalam hukum
Perwakilan Rakyat atau yang mewakili. Dalam Putusan Islam, yakni ahliyat al-wuju>b (kecakapan
ini tidak terdapat pendapat berbeda (dissenting opinion)
oleh Hakim Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia Nomor 22/PUU-XV/2017 bertanggal
5 April 2018. H. 60.

6
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
menerima kewajiban) dan ahliyat al-ada>’ disamping syarat harus berakal sehat
(kecakapan melakukan suatu tindakan).17 (`a>qil).19 Pijakan utama konsep ini adalah
Kecakapan seseorang dalam Hadis Rasulullah SAW.:
melakukan suatu tindakan hukum secara
penuh, baik berupa perbuatan maupun َّ ِ‫ُر ِف َع الْ َقلَ ُم َع ْن �ثَالَث َ ٍة َعنِ ال َّنائِمِ َحتَّى يَ ْستَيْ ِق َظ َو َعن‬
‫الصب ِِّى‬
ucapan, yang memiliki implikasi hukum 20 ِ
.‫َحتَّى يَ ْحتَلِ َم َو َعنِ الْ َم ْج ُنونِ َحتَّى يَ ْعق َل‬
dipersyaratkan telah bali>gh (mencapai Diangkat pena (tidak dikenakan kewajiban)
usia dewasa) dengan kriteria sebagaimana pada tiga orang, yaitu: orang tidur hingga
telah ditetapkan oleh ulama fikih. bangun, anak kecil hingga ihtila>m (keluar
Kriteria bali>gh inilah yang merupakan seperma), dan orang gila hingga berakal.
salah satu syarat seseorang terkategori Menurut bahasa Arab, kata ba>ligh
mukallaf (yang terbebani aturan hukum),18 menunjukkan makna pelaku suatu
berbuatan (ism al-fa>`il) dari akar kata
17
Ahliyat al-wuju>b adalah kecakapan seseorang (mas}dar) bulu>gh, bentuk kata kerjanya
untuk menerima hak dan menjalankan kewajiban yang adalah balagha (kata kerja lampau/ fi`l
melekat bagi seseorang sejak ia dilahirkan. Syarat
al-ma>d}i>) dan yablugh (kata kerja saat ini
mutlak untuk kecakapan ini adalah adanya kehidupan
itu sendiri. Sebagian ulama mendefinisikan ahliyat al- dan akan datang/ fi`il mud}a>ri`).21 Dalam
wuju>b ini dengan redaksi “status shar’i> yang ditetapkan bahasa Indonesia, kata balagha bermakna
kepada seseorang yang dengannya ia menjadi cakap sampainya seseorang, sehingga kata
melakukan hal yang diwajibkan sekaligus menerima
ba>ligh diartikan sebagai orang yang telah
hak.” Contoh dari kecakapan ini adalah hak wasiat bagi
seseorang yang masih dalam kandungan dan kewajiban sampai. Ditinjau dari aspek hukum Islam,
zakat bagi anak kecil. Sedangkan ahliyat al-ada>` adalah yang dimaksud dengan ba>ligh adalah
kecakapan seseorang melakukan suatu tindakan hukum, seseorang yang telah sampai dalam tahap
baik berupa perbuatan ataupun ucapan, berdasarkan
kedewasaan, yang karenanya seseorang
ketentuan shara’. Syarat kecakapan ini adalah tamyi>z
(kemampuan dalam membedakan yang baik dan yang telah dianggap memiliki kecakapan dalam
jelek). Abu> Bakr Muh}ammad Ibn Ah}mad Ibn Abi> Sahl bertindak secara hukum.22
al-Sarakhsi. Us}u>l al-Sarakhsi>. Vol. 2. Beirut: Da>r al-Kutub Secara umum, ulama sepakat
al-`Ilmiyyah, 1993. H. 332. Sedangakn istilah tamyi>z
bahwasanya tanda-tanda kedewasaan
oleh Al-As}faha>ni> didefinisikan dengan: “Kekuatan daya
pikir yang dengannya seseorang mampu menemukan adalah ketika seseorang ba>ligh.23 Adapun
dan menetapkan beberapa makna perkataan. Syarat
tamyi>z ini hanya berlaku untuk ahliyat al-ada>` al-na>qis} 19
Terkait hubungan agama dengan akal, terdapat
ah (kecakapan yang tidak sempurna), sedangkan untuk sebuah riwayat Hadis yang menyebutkan bahwa
kategori ahliyat al-ada>` al-ka>milah (kecakapan yang Rasulullah SAW. bersabda yang artinya: “Harga
sempurna) disyaratkan telah baligh (mencapai usia seseorang dilihat dari kualitas akalnya dan tidak ada ada
dewasa). Contoh dari kecakapan ini adalah kecakapan agama bagi orang yang tidak memiliki kualitas akal.”
melakukan ibadah, muamalah, dan sebagainya. Kedua Abu> Bakr Ah}mad Ibn al-H{usayn al-Bayhaqi>. Shu`ab al-
jenis kecakapan ini terbagi menjadi dua, yakni al-na>qisa} I<ma>n. Vol. 4. Nomor Hadis 4644. Beirut: Da>r al-Kutub al-
h (kurang/ tidak lengkap) dan al-ka>milah (sempurna/ `Ilmiyyah, 1990. H. 157.
lengkap). Al-Ra>hib al-`As}faha>ni>. Mu`jam Mufradat Alfa>z} 20
Abu> Da>wu>d Sulayma>n Ibn al-`Ash`ath, Sunan Abi>
al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, 2008. H. 495. Da>wu>d. Vol. 4. Nomor Hadis 4405. Beirut: Da>r al-Kita>b al-
18
Kebalikan dari ketentuan mukallaf ini, seseorang `Arabi>, 2010. H. 245.
yang belum ba>ligh dan tidak berakal sehat seluruh 21
Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya:
ibadahnya dinyatakan belum wajib dan tidak sah. Pustaka Progressif, 1984). H. 107.
Misalnya, terkait kewajiban puasa, anak yang masih 22
Ningrum Puji Lestari. Hukum Islam, (Bandung:
kecil (s}abi>) dan orang gila (majnu>n/ akalnya tidak Logos Wacana Ilmu, 2005). H. 25.
berfungsi secara normal) tidak diwajibakan melakukan 23
Dalam terminologi Arab, setiap fase
ibadah puasa dan tidak wajib mengqad}a>’nya. Khusus perkembangan seseorang memiliki istilah tersendiri.
bagi orang gila terdapat tambahan syarat apabila bukan Istilah istilah tersebut adalah sebagai berikut: Pertama,
diakibatkan dari tindakan yang melawan syari`ah. Muh} fase seseorang yang masih dalam kandungan disebut
ammad Shat}a> al-Dimyat}i. H}a>shiyah `Ia>nat al-T}a>libi>n. Vol. jani>n. Kedua, fase seseorang setelah dilahirkan disebut
2. Beirut: Da>r al-Fikr, 1997. H. 220. t}ifl, dhurriyyah, s}abi>. Ketiga, fase seseorang yang sudah

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 7


PEdOMaN
tanda ba>ligh bagi laki-laki adalah mimpitraNSLItEraSI
yang digunakan oleh para ulama dalam
basah sedangkan bagi perempuan adalah penetapan usia ini adalah qiya>s.28 Adapun
haid. Hal ini didasarkan pada surat al-Nu>r dalil yang digunakan adalah Hadis Nabi
ayat 59: SAW. riwayat `Abdulla>h Ibn `Umar RA.:
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam jurnal ini mengacu pada model Library of
‫َوإِذَا بَلَ َغ ْالَطْف َُال ِم ْن ُك ُم الْ ُحلُ َم فَلْ َي ْستَأْ ِذنُوا ك ََم ْاستَأْ َذ َن ال َِّذي َن‬ ‫ف الْ ِقتَا ِل‬ ِ ‫أُ ُح ٍد‬ ‫َع َرضَ ِني َر ُس ْو ُل الل ِه َص َّل الل ُه َعلَي ِه َو َسلَّ َم يَ ْو َم‬
Congress untuk transliterasi Arab ke dalam Bahasa Inggris dan jugaْ model transliterasi
24
berdasarkan ِ‫تِ ِه َواللَّ ُه َعل‬Keputusan
‫ي ٌم َح ِكي ٌم‬Surat ‫ك يُ َب ِّ ُي اللَّ ُه لَ ُك ْم آيَا‬Bersama ‫ الْ َخ ْن َدقِ َوأَنَا‬dan
َ ِ‫ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم كَ َذل‬Menteri Agama ‫ ِني يَ ْو َم‬Menteri َ ْ ‫ ُن أَ ْربَ َع َع‬dan
َ‫ش َة َس َن ًة ف‬
َ‫لَ ْم يَ ُج ْز ِن َو َع َرض‬Pendidikan ْ‫َوأَنَا اب‬
Dan apabila
Kebudayaan anak-anakmu
Republik Indonesia telah sampai tanggal umur 22 Januari 1988
‫ ُع َم َر‬ ‫ل‬untuk
َ ‫ق َِد ْم ُت َع‬transliterasi
َ‫ف‬ ‫ق ََال نَا ِف ٌع‬ .‫فَأَ َجاز َِن‬bahasa َ َ ‫ َع‬Arab
‫ش َة َس َن ًة‬ ‫ َخ ْم َس‬ke ‫ابْ ُن‬
balig, Maka hendaklah mereka meminta izin,
dalam Bahasa Indonesia. ، َ‫وهو يوم ِئ ٍذ َخلِي َف ٌة فَحدثْت ُه هذَا الْح ِديث‬  ‫بنِ عب ِد الْع ِزي ِز‬
seperti orang-orang yang sebelum mereka ْ َ َ ُ َّ َ ْ ََْ َ ُ َ ْ َ َْ ْ
meminta
arab izin. Demikianlah
Indonesia Allah menjelaskan
arab Indonesia‫ َل ُع َّملِ ِه أَ ْن‬arab
ِ‫ فَ َكتَ َب إ‬.ِ‫الص ِغ ْ ِي َوالْ َكب ِْي‬ ‫فَق ََال إِ َّن َهذَا لَ َح ٌّد بَ ْ َي‬
َّ Indonesia
ayat-ayatNya. Dan Allah Maha mengetahui
A = ' i = r ‫ش َة َس َن ًة َو َم ْن®كَا َن ُد ْو َن َذلِ َك‬ َ =َ ‫ابْ َن َخ ْم َس َع‬gh ‫يَ ْفرِضُ ْوا لِ َم ْن كَا َن‬
lagi Maha Bijaksana.25
L lanjut,
= dalam k
b penentuan kriteria= z ² =
29
.‫ا ِل‬fَ‫فَا ْج َعلُ ْو ُه ِف الْ ِعي‬
Lebih
Aku (`Abdulla>h Ibn `Umar) saat masih berusia
ba>ligh, mayoritas ulama fikih menetapkan empat belas
P = t p = s ¶ tahun menawarkan
= qdiri kepada
dua indikator, yakni indikator secara fisik Rasulullah SAW. untuk mengikuti perang Uh}
(biologis)T
dan indikator
= th secara usia.
t
Secara
= sh ud, tetapi º
beliau tidak
= memperkenankannya.
k
biologis, seseorang telah dianggap dewasa Aku kembali menawarkan diri pada
X
jika ia telah mengeluarkan
= j spermax (bagi= ṣ ¾
waktu perang =
Khandaq, l berumur
saat aku
pria), keluar haid (bagi wanita), tajamnya lima belas tahun, dan Rasulullah SAW.
`
indra penciuman, = ḥ
perubahan pita~suara,= ḍ Â
memperkanankannya. = Na>fi’ berkata:
m lalu
dan tumbuhnya rambut di sekitar organ aku datang dan menceritakan Hadis ini
d = kh ¢ = ṭ Æ = n
intim dan ketiak.26 Sedangkan secara usia, kepada `Umar Ibn `Abdul `Azi>z yang pada
menurute mayoritas d ulama, seseorang saat itu menjabat sebagai khalifah.
w Kemudia
= ¦ = ẓ = Ë
disebut ba>ligh apabila telah mencapai usia
H{anafi>, usia ba>ligh bagi pria adalah usia 18 tahun dan
15 tahun. g 27 Metode
= dhpenetapan ªhukum = ‘ Ç = h
bagi wanita adalah usia 17 tahun. Wahbah al-Zuh}ayli> Al-
Fiqh al-Isla>mi> Wa Adillatuh. H. 478.
mencapai remaja disebut = ba>ligh. Keempat, fase seseorang = 28
Qiya>s atauÐ analogi= hukum adalah y upaya
yang telah mencapai umur tiga puluh tahun disebut melekatkan hukum suatu masalah terhadap masalah
kahl. Kelima, fase seseorang telah mencapai umur empat lain dengan motif serupa. Unsur utama yang harus
puluh tahun adalah Shaikh. Ibra>hi>m al-Bayju>ri>. H{a>shiyah terpenuhi ada empat. Pertama, as}l atau disebut juga
Bunyi madd: ā (E)
al-Bayju>ri>. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2015. H. 4. maq>is `alayh (yang disamai), yakni suatu masalah hukum
24
Q.S. Al-Nu>r, 59. yang telah ditetapkan hukumnya melalui nas}s}. Kedua,
25 ī
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan ( ÐG )
Terjemahnya. far` atau disebut juga maqi>s (sesuatu yang disamakan),
Kudus: Menara Kudus, 2004. H. 385. yakni suatu masalah yang tidak ada nas}s} mengenai
26
Wahbah al-Zuh}ayli>. Al-Fiqh ū al-Isla>m(i> Wa
ËE )Adillatuh. hukumnya. Ketiga, h}ukm al-as}l, yakni ketetapan hukum
Vol. 4. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2011. H. 478. Terkait berdasarkan suatu nas}s} yang ditetapkan atas masalah as}
tumbuhnya rambut di sekitar organ intim sebagai tanda l dan dikehendaki pula ditetapkan dalam masalah far`.
ba>ligh, Ibn `A<bidi>n dari madhhab H{anafi>, memberi catatan Keempat, `illah (causa hukum), yakni motif atau alasan
bahwa menurut Bunyimadhhab
dipotong:H{anafi>ay ( ÐC ) tanda
hal itu bukanlah adanya ketetapan hukum pada masalah as}l yang motif
ba>ligh secara mutlak. Sedangkan menurut madhhab ini juga terdapat dalam masalah far`. Ditinjau dari sisi
Sha>fi`i>, tumbuhnya rambut diawsekitar( organ ËC ) intim perbandingan kekuatan masalah as}l dan far`, qiya>s
merupakan tanda ba>ligh bagi non-muslim dan masih terbagi menjadi tiga macam. Pertama, qiya>s awlawi>,
diperselisihkan sebagai tanda ba>lighnya seorang muslim. yakni apabila masalah far` lebih kuat daripada masalah
Muh}ammad Ami>n Ibn `Umar Ibn Abdul Aziz `A<bidi>n al- as}l. Kedua, qiya>s musa>wi>, yakni apabila masalah far` setara
H{anafi>. H{ashiyat Radd al-Mukhta>r `Ala> Durr al-Mukhta>r. dengan masalah as}l. Ketiga, qiya>s adna>wi>, yakni apabila
Vol. 5. Mesir: Al- Ba>bi> al-H{alabi>, 2010. H. 107. masalah far` lebih lemah dibanding masalah as}l. Wahbah
27
Terdapat perbedaan pendapat ulama terkait al-Zuh}ayli. Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi>. Damaskus: Da>r al-Fikr,
penentuan usia ba>ligh. Madhhab Ma>liki> berpendapat 1986. H. 601.
bahwa usia ba>ligh bagi pria dan wanita adalah usia 29
Muslim Ibn al-H{ajja>j Abu> al-H{asan al-Qushayri> al-
genap 18 tahun atau dalam satu pendapat berusia genap Naysa>bu>ri. S{ah}i>h} Musli>m. Vol. 6. Nomor Hadis 4944. Kairo:
17 tahun dan memasuki usia ke 18. Menurut madhhab Da>r Ih}ya>` al-Kutub al-`Arabiyyah, 1374. H. 29.

8
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
ia berkata, sungguh hal ini (usia lima belas bagi laki-laki dan perempuan adalah,
tahun) merupakan batas pemisah antara keluar air mani baik keadaan tidur atau
status anak-anak dan orang dewasa. Ia lalu terjaga, tumbuhnya rambut di sekitar
menginstruksikan kepada semua gubernurnya organ intim, tumbuhnya rambut di ketiak,
agar menetapkan (status dewasa) bagi orang indra penciuman hidung menjadi peka,
yang telah mencapai usia lima belas tahun,
perubahan pita suara. Apabila karena
dan jadikanlah seseorang yang masih berusia
sesuatu hal, sehingga kriteria ba>ligh
di bawahnya pada keluarganya (sebab
tersebut tidak muncul maka batasan usia
dianggap masih anak-anak).
yang dipakai adalah umur genap 18 tahun
Secara lebih rinci, pembatasan usia atau usia genap 17 tahun memasuki usia
ba>ligh menurut para ulama maddhab fikih 18 tahun.32
adalah sebagai berikut: Maqa>s}id al-usrah dapat dikatakan
Pertama, menurut mayoritas sebagai cabang kajian dari konsep maqa>s}
ulama anak telah bermimpi sehingga id al-shari>`ah.33 Dalam kajian hukum,
mengeluarkan air mani (ih}tila>m) bagi keduanya masuk dalam kategori kajian
laki-laki dan datangnya haid bagi anak filsafat hukum, khususnya hukum Islam.34
perempuan,30 atau usia anak telah genap 32
Abu> al-Baraka>t Ah}mad al-Dardi>r. Al-Sharh} al-
mencapai umur 15 tahun. Kabi>r. Vol. 3. Mesir: Al-Ba>b al-H{alabi>, t.th. H 393.
Kedua, Imam Abu> H{ani>fah memberikan 33
Maqa>s}id al-shari>`ah adalah makna dan hikmah
batasan usia ba>ligh minimal yaitu bagi yang diperhatikan dan dipelihara oleh sha>ri’ dalam
laki-laki berumur serendah rendahnya 12 setiap bentuk penentuan hukum-Nya. Hal ini tidak
hanya berlaku pada jenis-jenis hukum tertentu, sehingga
tahun. Kriteria ba>ligh bagi laki-laki yaitu masuklah dalam cakupannya segala sifat, tujuan umum,
ih}tila>m yaitu mimpi keluar mani dalam dan makna syari’ah yang terkandung dalam hukum,
keadaan tidur atau terjaga, keluarnya air serta masuk pula di dalamnya makna-makna hukum
mani karena bersetubuh atau tidak, dan yang tidak dapat diperhatikan secara keseluruhan tetapi
dijaga dalam banyak bentuk hukum. Abu> Ish}a>q al-Shat}
bagi perempuan berumur usia 9 tahun ibi> membagi tingkatkan maqa>s}id al-shari>`ah menjadi tiga
(usia yang biasanya seorang wanita sudah yakni d}aru>riyah (primer), h}a>jiyah (skunder), dan tah}si>niyah
menstruasi).31 (tersier). Ketiganya harus berkembali pada terwujudnya
Ketiga, Menurut imam Ma>lik, batasan kemaslahatan yang terwujud dalam lima prinsip dasar
(al-maba>d{i’ al-khamsah), yakni perlindungan terhadap
umur ba>ligh bagi laki-laki dan perempuan agama, jiwa, akal, harta dan keturunan. Seluruh
adalah sama, yaitu genap 18 tahun atau ajaran syari’ah pada akhirnya harus berorientasi demi
genap 17 tahun memasuki usia 18 tahun. kemaslahatan manusia. Ah}mad al-Raysu>ni>. Madkhal Ila>
Tiga batasan ba>ligh ini menggunakan Maqa>s}id al-Shari>`ah. Kairo: Da>r al-Kalimah, 2010. H. 7. Abu>
Ish}a>q al-Sha>t}ibi>. Al-Muwa>faqat Fi> Us}u>l al-Shari>`ah. Vol. 2.
prinsip mana yang dahulu dicapai atau Beirut: Da>r al-Kutub al-`Ilmiyah, 2003. H. 7-9.
dipenuhi oleh seseorang. Lebih terinci 34
Menurut Beni Ahmad Saebani, filsafat hukum
lagi, madhhab Ma>liki> memberikan kriteria Islam adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum
ba>ligh ada 7 macam, 5 macam berlaku Islam, sumber asal muasal hukum Islam dan prinsip
penerapannya, serta fungsi dan manfaat hukum Islam
sama bagi laki-laki dan perempuan, bagi kehidupan masyarakat yang melaksanakannya.
sedangkan 2 macam berlaku khusus bagi Mengacu pada definisi ini, maka maqa>s}id al-usrah,
perempuan. Kriteria ba>ligh khusus bagi sebagai cabang dari maqa>s}id al-shari>`ah, terkategori
perempuan adalah menstruasi dan hamil. dalam kajian filsafat hukum Islam. Dalam kajian filsafat
hukum Islam, para ahli membagi menjadi dua macam,
Sedangkan kriteria ba>ligh yang berlaku pertama adalah falsafat al-tashri>’ dan falsafat al-shari>’ah.
30
Jala>luddi>n al-Mah}alli> dan Jala>luddi>n al-Suyu>t}i>. Falsafat al-tashri>’ menekankan pembahasan atas da>im
Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m. Vol. 1. Beirut: Da>r al-Fikr, 1998. al-ah}ka>m (dasar-dasar hukum Islam), maba>di’ al-ah}ka>m
H. 98. (prinsip-prinsip hukum Islam), us}u>l al-ah}ka>m (pokok-
31
Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad Ibn Ah}mad Ibn Abu> pokok hukum Islam), maqa>s}id al-ah}ka>m (tujuan-tujuan
Bakr Ibn Farh} Al-Qurt}ubi>. Al-Ja>mi‘ Li> Ahka>m al-Qur’an. Vol. hukum Islam) serta qawa>id al-ah}ka>m (kaidah-kaidah
5. Beirut: Da>r al-Fikr, t.th. H. 37. hukum Islam). Sementara falsafat al-shari>’ah berbicara

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 9


Secara sederhana, maqa>s}id al-usrah PEdOMaNdapattraNSLItEraSI
Pertama, mengatur hubungan laki-laki
dipahami sebagai tujuan-tujuan yang ingin dan perempuan. Dalam mewujudkannya
dicapai dari persyari’atan perkawinan. syari’ah menetapkan beberapa aturan
Penggunaan maqa>s}id al-shari>`ah dan terperinci. Diantaranya, anjuran untuk
maqa>Penulisan
s}id al-usrah dalam menyelesaikan
transliterasi menikah,
Arab-Latin dalam jurnal poligami
ini mengacu padadengan syarat-
model Library of
problem
Congress untuk kontemporer
transliterasisangatlah
Arab ketepat. syaratnya,
dalam Bahasa Inggristalak,
dan larangan
juga modelzina, mencegah
transliterasi
Sebab
berdasarkan dengan
Suratnilai universalitasnya
Keputusan Bersama Menteri pertikaian,
Agama dan saling menjaga
Menteri kehormatan
Pendidikan dan
dapat menjangkau, mewadahi, dan pasangan, melarang
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke berduaan di tempat
menyelesaikan
dalam Bahasa Indonesia. kasus-kasus kontemporer, sepi dengan wanita dan atau pria lain, dan
yang bahkan akan gagal diselesaikan lain sejenisnya.37
arab
jika seandainya Indonesia
hanya didekatiarab
dengan IndonesiaKedua, arabmenjaga Indonesia
kelangsungan
menggunakan A =teks. '
35
i = kehidupan
r manusia.
® =Tujuan perkawinan
gh
Konsep maqa>s}id al-usrah dipelopori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada
L = b
oleh Jama>luddi>n At}iyah pada sub judul k = z
dasarnya ²
seluruh =
makhluk f
hidup dalam
maqa>s}id al-shari>`ah fi>ma> yakhus}s}u al-usrah mempertahankan jenisnya dilakukan
P = t p = s ¶ = q
(al-ahl) dalam kitabnya yang berjudul Nahw dengan beranak-pinak, meski dalam cara
Taf`i>l Maqa> T s}id = al-Shari> th’ah. Menurutnya, dan model ºyang berbeda-beda, tidak
36
t = sh = k
tujuan dari syari’ah perkawinan ada tujuh. terkecuali manusia. Dalam menjamin
X
Adapun penjelasannya = x
j sebagai berikut: = proses
ṣ ¾
beranak-pinak = yang bermartabat
l
dan mulia, syariah telah menetapkan
tentang asra> `r al-ah}k=a>m (rahasia-rahasia
ḥ ~ Islam),
hukum = ḍ
pranata Â
perkawinan. =38 m
Rasulullah SAW.
khas}a>is} al-ah}ka>m (ciri khas hukum Islam), mah}a>sin al-ah}
dalam sebuah riwayat=Hadis bersabda:
d
ka>m (keutamaan-keutamaan= ¢
hukum Islam) dan tawa>b=i’
kh ṭ Æ n
al-ah}ka>m (karakteristik hukum Islam). Permasalahan
pembatasan usia perkawinan d jika dikaitkan dengan ‫ َويَ ْن َهى‬،‫ول اللَّ ِه يَأْ ُم ُر بِالْبَا َء ِة‬
ُ =‫ كَا َن َر ُس‬:‫ ٍك ق ََال‬wِ‫َع ْن أَن َِس بْنِ َمال‬
e = ¦ = ẓ Ë
falsafat al-tashri>’ maka domain kajiannya berkait dengan
maqa>s}id al-ah}ka>m (tujuan-tujuan hukum Islam). Beni
‫ إِ ِّن‬،‫ تَ َز َّو ُجوا الْ َو ُدو َد الْ َولُو َد‬:‫ُول‬ ُ ‫ َويَق‬،‫َعنِ التَّبَتُّلِ نَ ْهيًا شَ ِدي ًدا‬
g = dh ª = ‘ Ç َ = h
Ahmad Saebani. Filsafat Hukum Islam. Bandung: CV. ‫ َو َص َّح َح ُه ابْ ُن‬،‫ َر َوا ُه أ ْح َم ُد‬.‫ُمكَاثِ ٌر ِب ُك ُم ْالَنْ ِبيَا َء يَ ْو َم الْ ِقيَا َم ِة‬
Pustaka Setia, 2008. H. 55. Moch. Nurcholis. Refleksi
=
Pembatasan Usai Perkawinan Dalam Undang-Undang Nomor = Ð = y 39
.َ‫ِحبَّان‬
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Menurut Filsafat Hukum Dari Anas Ibn Ma>lik, dia berkata: Rasululla>h
Keluarga Islam dalam “Jurnal Tafaqquh”. Jombang: LPJI SAW. memerintah (umatnya) agar menikah
IAIBAFA, 2014. H. 73.
Bunyi madd: ā (E) dan sangat melarang seseorang melajang.
35
Moch. Nurcholis. Ihdad Bagi Suami Perspektif Maqa>s}
Rasululla>h SAW. bersabda: Menikahlah
id al-Syari>’ah dalam “Jurnal Falasifa”. Jember: STAIFAS
PRESS, 2018. H. 161.
ī ( ÐG ) kalian semua dengan perempuan yang penuh
36
Jama>luddi>n `At}iyah dilahirkan pada tanggal 12 kasih sayang dan subur kandungannya.
ū Mayt(Ghamr,
Mei 1928 M. di dusun Ku>m al-Nu>r, desa ËE ) provisi Sesungguhnya aku akan mengunggulkan
al-Daqahliyah, Republik Arab Mesir dan meninggal pada jumlah kalian atas para Nabi pada hari
hari Jum`at, tanggal 13 Januari 2017 dalam usia 89 tahun. kiamat. HR. Ah}mad, dan dis}ah}ihkan oleh Ibn
Pendidikan sarjananya ditempuh pada Fakultas Hukum
H}ibba>n.
di UniversitasBunyi ( ÐCtahun
d al-Awwal, danaylulus pada
Fua>dipotong: ) 1948
M. Program takhas}s}us (spesialisasi) dalam bidang ilmu Syari’ah telah menetapkan beberapa
syari’ah diselesaikannya pada tahun aw 1950(M.ËCSedangkan
) aturan untuk mewujudkan tujuan
program doktoralnya diselesaikan pada tahun 1960
M. di Universitas Jenewa. Pemikirannya dalam bidang perkawinan ini, diantaranya diharamkan
hukum Islam banyak dipengaruhi oleh ulama terkenal,
seperti `Abdul Wahha>b Khalaf, Muh}ammad Abu> Zahrah. 37
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
Karyanya yang terkenal diantaranya Nahw Taf`i>l Maqa>s} Shari>’ah. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2003. H. 149.
id al-Shari>’ah, Nahw Falsafah Isla>miyyah Li al-`Ulu>m, `Ilm 38
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
Us}u>l al-Fiqh Wa al-`Ulu>m al-Ijtima>`iyah. Abd. Holik. Usia Shari>’ah. H. 149.
Dewasa Dalam Perkawinan Dalam Hukum Positif Di Indonesia 39
Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H}ajr al-`Asqala>ni. Bulu>gh al-
Perspektif Maqa>si}d al-Shari>’ah. “Disertasi”. Surabaya: UIN Mara>m min Jam`i Adillati al-Ah}ka>m. Beirut: Da>r al-Baya>n li
Sunan Ampel Surabaya, 2019. H. 89-90. `Ulu>m al-Qur’a>n, t.th. H. 167.

10
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
melakukan liwa>t} dan sah}a>q (hubungan Syari’ah Islam tidak membatasi
badan antara perempuan dan perempuan, hubungan pernikahan hanya sebatas
larangan mengubur anak perempuan, hubungan jasadiyyah semata, akan tetapi
aborsi, dan lain sejenisnya.40 juga menekankan pada hubungan ba>t}
Ketiga, mewujudkan rasa saki>nah iniyyah juga. Syari’ah Islam mendorong
mawaddah wa rah}mah. Ketenteraman bagi seorang pasangan untuk dapat
dalam hati manusia merupakan naluri dan memberikan rasa tenteram kepada
kebutuhan yang harus dipenuhi. Ekspresi pasangannya, sehingga dapat terwujud
seseorang dalam mewujudkannya jalinan rasa saling mengasihi dan
mungkin berbeda antara satu orang menyayangi di antara pasangan yang
dengan lainnya, terkadang dapat menjalankan kehidupan berumah tangga.42
berwujud ekspresi yang positif, namun Keempat, menjaga kejelasan nasab
tidak jarang dijumpai berwujud ekspresi (garis keturunan). Upaya syari’ah untuk
yang negatif. Begitupula dalam usaha mewujudkannya dapat dilihat dari
mencari rasa tenteram, terkadang dapat adanya keharaman berbuat zina, hukum-
berbentuk perbuatan yang baik namun hukum khusus tentang iddah, haram
juga terkadang berbentuk perbuatan yang merahasiakan apa yang ada di dalam
tidak terpuji. Rasululla>h SAW., sebagai kandungan, aturan tentang mengingkari
manusia suci pembawa risalah Islam, dan menetapkan nasab, mengharamkan
menemukan ketenteraman hati disaat adopsi, dan lain sebagainya.43 Ibn ‘A<shu>r
sedang melakukan ibadah shalat. Dalam menambahkan catatan berkaitan dengan
sebuah Hadis riwayat sahabat Anas Ibn penjagaan nasab ini. Ia menyatakan bahwa
Ma>lik disebutkan: tujuan akhir dari penjagaan nasab adalah
kebenaran garis keturunan seseorang
‫ق ََال َر ُس ْو ُل الل ِه َص َّل الل ُه َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم ُحبِّ َب إِ َ َّل ال ِّن َسا ُء َوالطِّيْ ُب‬ kepada orang tuanya.44
41 ِ
.‫الص َلة‬َّ ‫َو ُج ِعل َْت قُ َّر ُة َعيْ ِني ِف‬ Kelima, menjaga agama dalam
Rasululla>h SAW. bersabda: Dicintakan kehidupan keluarga. Konsep dasar tujuan
kepadaku para wanita dan wewangian dan perkawinan ini didasarkan atas firman
dijadikanlah penyejuk hatiku dalam shalat. Allah SWT. dalam surat al-Tah}ri>m ayat 6:
Hadis di atas juga memberikan
isyarah bahwa bagi para lelaki diantara
‫اس‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها ال َِّذي َن آ َم ُنوا قُوا أَنْف َُس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَا ًرا َوقُو ُد َها ال َّن‬
beberapa hal yang dapat menenteramkan ‫َوال ِْح َجا َر ُة َعلَ ْي َها َم َلئِ َك ٌة ِغ َل ٌظ ِش َدا ٌد َل يَ ْع ُصو َن اللَّ َه َما أَ َم َر ُه ْم‬
hati di dunia ini adalah para wanita dan 45
.َ‫َويَ ْف َعلُو َن َما يُ ْؤ َم ُرون‬
wewangian. Begitupula bagi seorang Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
wanita hal yang menyenangkan hati dirimu dan keluargamu dari api neraka
adalah para lelaki dan wangi-wangian. yang bahan bakarnya adalah manusia dan
Munculnya rasa saling mencintai antara batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
laki-laki dan perempuan merupakan kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
hal yang bersifat naluriah (fit}rah). Islam terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
sebagai agama fit}rah tentu telah mengatur
hubungan yang ideal di antara keduanya, 42
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
yakni melalui ajaran pernikahan. Shari>’ah. H. 150.
43
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
Shari>’ah. H. 150.
40
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al- 44
Muh}ammad al-T}a>hir Ibn `A<shu>r. Maqa>s}id al-
Shari>’ah. H. 149. Shari>’ah al-Isla>miyyah. Vol. 3. Qatar: Wiza>rah al-Awfa>q wa
41
Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>i>. Sunan al-Kubra>. No. al-Shu’u>n al-Isla>miyyah, t.th. H. 195.
8888. Vol. 5. Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, t.th. H. 280. 45
Q.S. Al-Tah}ri>m: 6.

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 11


PEdOMaN
mereka dan selalu mengerjakan apa yangtraNSLItEraSI
Keenam, mengatur aspek-aspek
diperintahkan. dasar keluarga. Terdapat beberapa
Ayat di atas memberi perintah aspek keluarga menurut Jama>luddi>n ‘At}
kepada seorang suami selaku keluarga iyyah. Pertama, langgengnya ikatan
agarPenulisan
senantiasa transliterasi
melindungiArab-Latin dirinya dan dalam jurnalperkawinan. Kedua,pada
ini mengacu musyawarah.
model Library Ketiga,
of
Congress untuk transliterasi
keluarganya dari api neraka. Salah satu Arab ke dalam ketertundukan
Bahasa Inggris danmengikuti
juga aturan
model syari’ah.
transliterasi
berdasarkan
bentuk melindungi Surat Keputusandiri dan Bersama keluargaMenteri Keempat,
Agama hubungan
dan Menteridiantara
Pendidikan anggota
dan
Kebudayaan
di sini adalah Republikdengan Indonesia caratanggal belajar, keluarga dan hubungan antar
22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke keluarga.
dalam Bahasa Indonesia.
mengajarkan, mengamalkan, memberi Dalam mewujudkannya, syari’ah telah
contoh, dan mengajak (da‘wah) kepada menetapkan hukum berinteraksi secara
arab Indonesia arab Indonesia arab
sosial, meliputi hak dan Indonesia
kewajiban
anggota keluarga untuk menjalankan
A
ajaran agama =secara menyeluruh
' i(kaffah) = suami,
r hak dan® kewajiban
= istri,
gh hak dan
di lingkungan keluarga. Sunnah para kewajiban orang tua, hak dan kewajiban
L = b k = z
anak, ²
hak kekerabatan, = s}ilat al-rah}
f im, dan
Nabi dalam menyampaikan risalah telah
memberiPpelajaran bahwa da‘wah p terlebih lain sejenisnya. 49
= t = s ¶ = q
dahulu disampaikan kepada keluarga Ketujuh, mengatur aspek ekonomi
terdekat,T yakni = istri, th anak, dant sanak = keluarga. º Jama>luddi>
sh = n k ‘At}iyyah
saudara. Praktik semacam ini dapat kita mengungkapkan bahwa upaya syari’ah
X = j
temukan dalam kisah Nabi Muhammad x = untuk
ṣ ¾
mewujudkan =tujuan perkawinan
l
SAW. dengan Khadi> jah, Nabi Ibra>hi>m dan ini adalah dengan menetapkan hukum
` = ḥ ~ = ḍ
tentang Â
maskawin, =
hukum m
tentang nafkah
Nabi Ya‘qu>b, dan juga Nabi Nu>h} serta Nabi
Lu>t}. Meski dan macam-macamnya, meliputi nafkah
d untuk = dua kasus
kh terakhir,¢da‘wah = ṭ Æ = n
tidak berhasil, namun setidaknya dapat untuk istri dan anak-anak, nafkah untuk
e
diambil makna =tentang d semangat menjaga ¦ = untuk
ẓ wanitaË yang dicerai,
= nafkah
w dalam
agama dalam kehidupan keluarga.46 hal h}ad}a>nah (pengasuhan anak), nafkah
g = dh ª = ‘
wanita yang Ç menyusui = anaknya, h nafkah
Syari’ah menetapkan tanggung
jawab kepada= kepala keluarga sejak kerabat-kerabat, hukum kewarisan,
= Ð = y
awal berumah tangga agar memilih hukum wasiat untuk sanak kerabat, wakaf
istri yang praktik keagamannya bagus ahl (wakaf yang ditujukan untuk anggota
(dha>t al-di> n), madd:
mengajarkan keluarga), hukum tentang perwalian
Bunyi ā istri(dan E ) anak
tentang `aqi>dah, `iba>dah, dan akhla>q, dan harta (penguasaan dan penelolaan harta),
juga menjanjikan pahala ī ( ÐG ) besar
yang hukum tentang bersemangat dalam
bagi setiap kepala keluarga yang dapat bekerja dan mendapatkan rizqi yang halal,
menjalankannya.47 Dasar yang (digunakan ū ËE ) dan lain sejenisnya.50
untuk tujuan perkawinan ini adalah al- Al-Qur’an bahkan menjanjikan
Qur’an surat al-T}a>ha> ayat 132: kecukupan bagi setiap orang yang mau
menikah, meski pada mulanya ia termasuk
Bunyi dipotong:48 ay ( ÐC )
.‫اصط ِ َْب َعلَ ْي َها‬ ‫و‬ ‫ة‬ِ
ْ َ َّ ‫ل‬َ ‫ِالص‬‫ب‬ َ
‫َك‬ ‫ل‬ ‫ه‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ر‬‫م‬ ْ
ُْ َ ‫أ‬‫و‬ orang yang fakir. Dalam surat al-Nu>r ayat
Dan perintahkanlah aw kepada (keluargamu ËC ) 32, Allah SWT. berfirman:
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. َّ ‫َوأَن ِك ُحوا اْألَيَا َمى ِمن ُك ْم َو‬
‫الصالِ ِح َني ِم ْن ِعبَا ِدكُ ْم َوإِ َمآئِ ُك ْم إِن‬
.‫يَكُونُوا فُ َق َرآ َء يُ ْغ ِن ِه ُم الل ُه ِمن فَضْ لِ ِه َوالل ُه َو ِاس ٌع َعلي ٌم‬
51 ِ

46
Jama>luddi>n `At}iyyah. Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al- 49
Jama>luddi>n `At}iyyah Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
Shari>’ah. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2003. H. 153. Shari>’ah. H. 154.
47
Jama>luddi>n `At}iyyah Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al- 50
Jama>luddi>n `At}iyyah Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
Shari>’ah. H. 150. Shari>’ah. H. 154.
48
Q.S. Al-T}a>ha: 132 51
Q.S. Al-Nu>r: 32.

12
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian B. Metode Penelitian
di antara kamu, dan orang-orang yang layak Pendekatan yang digunakan dalam
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
penelitian ini adalah pendekatan
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
perundang-undangan (statute approach).
yang perempuan.  Jika mereka miskin Allah
Statute approach adalah pendekatan
akan memampukan mereka dengan karunia-
Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dengan menggunakan legislasi dan
lagi Maha Mengetahui. regulasi. Kecuali penelitian dalam ruang
lingkup hukum adat, penelitian hukum
Syari’ah Islam juga mengajarkan dalam level dogmatik hukum tidak
bahwa nafkah yang diberikan oleh suami dapat melepaskan diri dari pendekatan
kepada istrinya tidak hanya semata-mata perundang-undangan (peraturan tertulis
tanggungjawab bersifat dunyawi>, namun yang dibentuk oleh lembaga negara atau
juga bersifat ukhrawi>. Nafkah dari suami pejabat yang berwenang dan mengikat
senantiasa dicatat sebagai sedekah yang secara umum). Dalam pendekatan jenis
pahalanya kembali kepadanya. Dalam ini, peneliti akan mencari peraturan
sebuah riwayat Hadis dinyatakan: perundang-undangan yang berkaitan
‫َح َدث َ َنا آ َد ُم بْ ُن أَ ِب ِإيَاس َح َدث َ َنا شُ ْعبَة َع ْن َع ِدي بْنِ ث َاب ٍِت ق ََال‬ dengan isu yang diteliti.54
Jenis penelitian ini apabila ditinjau
‫َس ِم ْع ُت َعبْ َد الل ِه بْ َن يَ ِزيْد ْالَن َْصارِي َع ْن أَ ِب َم ْس ُع ْو ٍد ْالَن َْصارِي‬ fokus kajiannya, termasuk penelitian
‫فَ ُقل ُْت َعنِ ال َّنبِي فَق ََال َعنِ ال َّنبِي َص َّل الل ُه َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم ق ََال‬ hukum normatif.55 Sedangkan apabila
‫إِذَا أَنْف ََق الْ ُم ْسلِ ُم نَ َف َق ًة َع َل أَ ْهلِ ِه َو ُه َو يَ ْحتَ ِس ُب َها كَان َْت لَ ُه‬ ditinjau dari sisi operasional pengumpulan
data, tergolong studi kepustakaan (library
52
.ٌ‫َص َدقَة‬
research).56 Mengingat fokus kajian dan
Menceritakan kepada kami A<dam Ibn Abi>
operasional yang digunakan, maka
Iya>s, menceritakan kepada kami Shu’bah dari
‘Adi> Ibn Tha>bit, dia berkata: aku mendengar paradigma dalam penelitian ini termasuk
‘Abd Alla>h Ibn Yazi>d al-Ans}a>ri> telah berkata: paradigm kualitatif dengan menggunakan
aku mendapat Hadis dari Abi> Mas’u>d al-Ans} alur berfikir dan pola kerja induktif-
a>ri>, kemudian aku berkata: Nabi Muhammad deduktif.
SAW. bersabda: Ketika seorang muslim Sumber data primer yang digunakan
memberi nafkah kepada keluarganya dan dalam penelitian ini adalah Putusan
dia mengharapkan pahala dengannya maka Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
nafkah tadi teranggap sebagai sedekahnya. Nomor 22/PUU-XV/2017, bertanggal 5
Imam al-Ghaza>li> berpendapat April 2018, kitab Nah}w Taf’i>l Maqa>s}id al-
bahwa suami diharuskan mencari Shari>’ah karya Jama>luddi>n `At}iyyah, dan
penghasilan yang halal walaupun tidak kitab Al-Fiqh al-Isla>mi> Wa Adillatuh karya
banyak, sepanjang ia telah berusaha Wahbah al-Zuh}ayli. Sedangkan sumber
mendapatkannya secara sungguh- data sekunder adalah literatur yang
sungguh, dan tidak bersedih ketika 54
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum.
belum mampu mencukupi kebutuhan Jakarta: Kencana, 2010. H. 97 dan 194.
keluarganya dengan nafkah yang lebih, 55
Penelitian hukum normatif adalah penelitian
sebab rizqi sudah ada bagiannya sendiri- hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai
sendiri.53 aspek. Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.
Jakarta: UI-Perss, 2008. H. 51.
52
Muh}ammad Ibn Isma>‘il Ibn Ibra>hi>m al-Ja‘fi> al- 56
Library research adalah penelitian yang
Bukha>ri>. S{ahi>h al-Bukha>ri>. H. 2047. menjadikan bahan pustaka sebagai bahan utama dalam
53
Abu> H}a>mid Muh}ammad bin Muh}ammad al- proses penelitian. Hasjim Abbas. Metodologi Penelitian
Ghaza>li>. Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n. Lebanon: Da>r Ibn H}azm, 2014. Hukum Islam. Jombang: Program Pascasarjana Studi
H. 468 Hukum Islam Universitas Darul ‘Ulum. 2010. H. 11.

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 13


berkaitan dengan permasalahan PEdOMaN usiatraNSLItEraSI
inilah yang ingin diwujudkan oleh sabda
perkawinan, baik berupa Undang-Undang Rasulullah SAW. tentang beberapa orang
Perkawinan, jurnal, buku, dan kitab fikih yang diangkang takli>fnya. Orang yang
dan ushul fikih karya ulama. tidur, anak kecil, dan orang gila tentu tidak
Dalam pengumpulan
Penulisan transliterasidata, penelitian
Arab-Latin mungkin
dalam jurnal diharapkan
ini mengacu padadapat menjalankan
model Library of
ini menggunakan
Congress metode kepustakaan,
untuk transliterasi Arab ke dalam Bahasa ajaran agamadan
Inggris secara
jugasukarela dan penuh
model transliterasi
yakni pengumpulan
berdasarkan data denganBersama
Surat Keputusan bantuanMenteri
kesadaran
Agama dan sebelum
Menteriketiganya
Pendidikantelah
dan
bermacam-macam materi yang ada mencapai kematangan
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke dalam berfikir atau
di perpustakaan.
dalam Bahasa Indonesia. Pengumpulan data kembali akal warasnya. Hukum Islam tidak
diawali dengan mencari teori-teori yang membedakaan kedewasaan seseorang
arab
berhubungan Indonesia
dengan pembahasan arab yang Indonesia arab ini baik Indonesia
secara kualitatif bagi laki-laki,
diambil A dari = kepustakaan, ' kemudian
i = perempuan,
r ®maupun= khunsa> gh (seseorang
ditelaah dan dikaji, sehingga menjadi yang memiliki dua alat kelamin).
L = b
data yang dibutuhkan untuk penyelesaian k = ²
z Konsep kedewasaan = yang kedua
f adalah
penelitian. Untuk menganalis data yang
57
kedewasaan secara kuantitatif, yakni
P = t p = s ¶ = q
telah terkumpul, agar hasil penelitian konsep ba>ligh. Keterkaitan konsep ba>ligh
sesuai Tdengan = rumusan
th yangt telah = dengan kecakapan
sh º =hukum sebenarnya
k
ditetapkan, dalam penelitian ini teknik erat kaitannya dengan perkembangan
X
analisis yang digunakan
= j adalah analisis x isi
= nalar
ṣ pikiran¾ juga. Perkembangan
= l nalar
(content analysis) melalui metode deskriptif pikiran seseorang merupakan suatu yang
analitik. ` = ḥ ~ = ḍ
abstrak yang tentu = bertolakm belakang
dengan illat al-h}ukm (causan hukum)
d = kh ¢ = ṭ Æ =
C. Pembahasan yang bersifat konkrit dan definitif.
e
1. Kedewasaan = PriadDan Wanita¦Dalam = Oleh
ẓ karenanya,
Ë untuk
= menjembatani
w
Hukum Islam keduanya diperlukan suatu batasan yang
g = dh ª = ‘
pasti Ç
dan bersifat =
menyeluruh. h Syari`ah
Ulama fikih telah menetapkan kriteria
kedewasaan =seseorang, sehingga ia kemudian menetapkan konsep ba>ligh
= Ð = y
dianggap telah memiliki kecakapan hukum, sebagai jembatan atas dua hal yang
melalui dua aspek, yakni aspek kualitatif saling bertentangan tersebut dengan
dan aspek kuantitatif. Kedewasaan alasan bahwa kematangan nalar pikiran
Bunyi madd: ā ( E ) secara
kualitatif oleh fikih dirumuskan dalam (`aql) hanyalah bisa dapat terwujud jika
konsep `a>qil, sedangkan secara ī (kuantitatif
ÐG ) seseorang telah mencapai tingkatan ba>ligh.
dirumuskan dalam konsep ba>ligh. Mayoritas ulama` dan madhhab
Konsep kedewasaan secara(kualitatif, ËE ) Sha>fi`i> menetapkan usia ba>ligh bagi pria
ū

yakni `a>qil (berakal sehat), merupakan dan wanita adalah usia 15 tahun. Dalil
salah satu salah satu unsur utama yang digunakan adalah Hadis Nabi SAW.
riwayat `Abdulla>h Ibn `Umar RA. yang
adanya Bunyi pembebanan
dipotong: ayhukum ( ÐC )(takli>f)
sebagai jaminan adanya pemahaman dan digali hukumnya melalui metode qiya>s
kesadaran dalam menjalankan aw ( ËC )ajaran (analogi hukum). Meskipun konteks
agama. Ajaran agama harus dijalankan Hadis tersebut berkaitan dengan masalah
secara sukarela dan penuh kesadaran. peperangan, yakni persyaratan dan
Kedua hal ini akan terwujud apabila kriteria usia bagi pasukan yang akan
seseorang telah mencapai usia dewasa mendaftarkan diri mengikuti sebuah
(matang) dalam segi pemikiran. Hal peperangan, namun apabila dikaji
menggunakan konsep qiya>s nampaknya
57
Mardalis. Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, kriteria ini lebih dari cukup sebagai
2002). H. 28.

14
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
indikator kedewasaan seseorang. Sebab 2. Penyamaan Usia Perkawinan
dalam peperangan zaman dahulu masih Perspektif Maqa>si}d Al-Usrah
bersifat fisikly dan tidak menggunakan Hukum Islam tidak mengatur
alutsista yang serba automatically, artinya ketentuan batas usia perkawinan, baik
seorang pasukan perang dituntut benar- bagi pria maupun wanita. Maqa>s}id al-usrah,
benar matang dalam berfikir, organ tubuh sebagai cabang pengembangan dari maqa>s}
yang sempurna, dan memiliki ketahanan id al-shari>`ah, yang wilayah kajiannya lebih
fisik yang prima. Seluruh persyaratan ini bersifat falsafi, tentu juga tidak mengatur
kiranya sudah cukup dan bahkan berlebih usia perkawinan tersebut, terlebih soal
bagi seseorang yang akan menjalankan penyamaan usia perkawinan dalam sebuah
sebuah tindakan hukum berupa ibadah, aturan perundang-undangan negara
muamalah, dan lain sebagainya. Pola tertentu.
analogi semacam ini dikenal dalam Namun demikian, maqa>s}id al-
diskursus ushul fikih dengan istilah qiya>s usrah dapat melegitimasi ketentuan
adna>wi>. penyamaan usia perkawinan melalui
Mayoritas ulama fikih, meskipun ukuran terwujud dan tidaknya tujuan
berbeda dalam penentuan usia ba>ligh, dari syari’ah perkawinan. Ringkasnya,
tidak membedakan usia ba>ligh bagi pria jika tujuan perkawinan dapat terwujud,
dan wanita. Madhhab Ma>liki> misalnya, baik maksimal ataupun minimal,
menetapkan usia 15 tahun sebagai batasan melalui adanya aturan penyamaan usia
usia ba>ligh, namun tetap menyamakan perkawinan, maka aturan tersebut dapat
usia ba>ligh bagi pria dan wanita, yakni dibenarkan dan diterima, sebaliknya jika
ketika telah berusia genap 18 tahun atau aturan penyamaan usia perkawinan justru
ketika telah berusia genap 17 tahun dan dapat atau berpotensi menghilangkan
memasuki usia ke 18. tujuan perkawinan, maka aturan tersebut
Satu-satunya madhhab fikih patut untuk ditolak. Sehingga titik tolak
beraliran ahl al-sunnnah wa al-jama>`ah benar dan tidaknya suatu aturan, dalam
yang membedakan batas usia ba>ligh pandangan maqashid dikembalikan pada
bagi pria dan wanita adalah madhhab terwujud dan tidaknya suatu tujuan dari
H{anafi> dengan menyatakan bahwa usia adanya sebuah peraturan.
ba>ligh baru tercapai apabila seorang pria Sebagaimana telah dijelaskan, tujuan
telah mencapai usia ba>ligh jika ia telah perkawinan menurut Jama>luddi>n At}
mencapai usia 18 tahun, sedangkan bagi iyah adalah; (1) Mengatur hubungan
perempuan apabila telah mencapai usia laki-laki dan perempuan. (2) Menjaga
17 tahun. Terindikasi bahwa dasar hukum kelangsungan kehidupan manusia. (3)
yang digunakan oleh madhhab H{anafi> ini Mewujudkan rasa saki>nah mawaddah wa
adalah pertimbangan lokalitas budaya rah}mah. (4) Menjaga kejelasan nasab (garis
dan peradaban penduduk kota Kufah pada keturunan). (5) Menjaga agama dalam
saat itu, dan oleh karenanya ketetapan kehidupan keluarga. (6) Mengatur aspek-
hukum semacam ini bersifat ijtiha>di> yang aspek dasar keluarga. (7) Mengatur aspek
tidak menutup dan melarang munculnya ekonomi keluarga.
perbedaan pendapat. Gagasan Jama>luddi>n At}iyah berupa
maqa>s}id al-usrah ini tidak mensyaratkan
adanya pembedaan usia minimum
perkawinan antara pihak pria dan wanita,
menyangkut aoakah pria harus setara,

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 15


PEdOMaN traNSLItEraSI
lebih muda, lebih tua dari pihak perempuan keterwujudan tujuan perkawinan, dapat
ataukah justru sebaliknya. Ketercapain dibenarkan dan legal adanya secara
tujuan perkawinan lebih ditentukan oleh syari’ah.
faktor kesiapan dan kedewasaan oleh
masing-masing pihak. Idealnya,
Penulisan transliterasi pihak pria
Arab-Latin D. Penutup
dalam jurnal ini mengacu pada model Library of
dan wanita
Congress telah
untuk setara danArab
transliterasi sama-sama
ke dalam BahasaDari keseluruhan
Inggris pembahasan
dan juga model yang
transliterasi
dalam kondisi matang, baik secara
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri fisik telah dipaparkan
Agama dalamPendidikan
dan Menteri penelitian danini
maupun psikis. Kesetaraan, yang dalam
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari terdapat dua transliterasi
1988 untuk kesimpulanbahasa
sebagaimana
Arab ke
hukum Islam disebut
dalam Bahasa Indonesia. sebagai al-musa> w ah, berikut:
merupakan prinsip yang harus terwujud Pertama, hukum Islam, melalui konsep
arab Indonesia
dalam sebuaharab sistem Indonesia
dan diwujudkan ba>ligh `a>qil,arab
memandang bahwa Indonesia
kriteria
Hukum. A = ' i = r ®
kedewasaan antara pria dan wanita adalah
= gh
Dalam hukum Islam, pria dan wanita sejajar. Secara usia, keduanya dianggap
sama-sama L = b
berkedudukan sebagik anak = z
telah dewasa² apabila= mencapai f usia 15
A<dam AS. yang setara secara hukum dan tahun. Sedangkan secara biologis, pria
P = t p = s ¶ = q
saling melengkapi satu dengan lainnya. dianggap telah dewasa apabila telah keluar
RasulullahT SAW.
= menggambarkan
th t pola
= sperma, danºwanita =telah mengeluarkan
sh k
hubungan pria dan wanita layaknya darah haid, atau apabila telah tajam indra
deretan Xgigi sisir= yang j satu dengan x yang = ṣ
penciumnya, ¾terjadi perubahan
= lpita suara,
lain saling menopang. Sedangkan terkait dan tumbuhnya rambut di sekitar organ
`
posisi wanita = ḥ
dihadapkan ~ pria
seorang = ḍ Â = m
intim dan ketiak.
juga telah digambarkan oleh Rasulullah Kedua, Æ Penyamaan batas usia
d = kh ¢ = ṭ = n
SAW. sebagai shaqa>iq al-rija>l (mitra seorang perkawinan antara pria dan wanita menurut
pria). Penyamaan
e = kedudukan
d antara
¦ pria
= maqa>
ẓ Ë
s}id al-usrah dapat
= dibenarkan
w dan
dan wanita juga telah dipesankan oleh dianggap legal secara syari’ah sepanjang
`Umar RA. g =
sewaktu ª
dh menjadi khalifah = ‘
tujuannya Ç
adalah =
untuk h
mewujudkan
kepada Abu> Mu>sa> al-Ash`a>ri> RA yang pada tujuan perkawinan yang telah ditetapkan.
= = Ð = y
saat itu menjadi qa>d}i di kota Kufah melalui Dalam penyusunan aturan perundang-
satu risa>lah yang dikenal dengan istilah undangan, baik berupa legislasi maupun
risa>lat al-qad}a>’. Salah satu potongan dari regulasi, hendaknya penyusun Undang-
Bunyi madd: ā (E)
pesan `Umar RA. ini adalah agar Abu> Mu>sa> Undang yakni Pemerintah bersama
al-Ash`a>ri> RA mempersamakan ī manusia
( ÐG ) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dalam pandangan, majlis, dan putusannya. memperhatikan tujuan-tujuan yang
Sehingga orang yang lemah tidakū ( ËE )
berputus ingin dicapai dari penetapan aturan
asa dari keadilannya, sebaliknya orang tersebut. Tujuan sebagaimana dimaksud
yang memiliki kedudukan tinggi tidak tentu harus merujuk pada kondisi sosial
dapat menariknya pada kecurangan. kemasyarakatan terkini dan proyeksi
Bunyi dipotong: ay ( ÐC )
Berdasarkan paparan di atas dapat masa depan, disamping harus tetap
diketahui bahwa dalam aw hukum( ËC ) Islam, memperhatikan rambu-rambu ajaran
termasuk di dalamnya hukum perkawinan agama sebagai bentuk pengamalan
Islam, tidak membedakan kedudukan Pancasila sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
hukum antara pria dan wanita. Oleh demi terwujudnya masyarakat agamis
karenanya, dalam pandangan maqa>s}id al- yang adil dan nakmur.
usrah penyamaan batas usia minimum
perkawinan antara pria dan wanita,
sepanjang dimaksudkan untuk menjamin

16
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18
DAFTAR PUSTAKA Dicey, Albert Van. Introduction To The Study
Of The Law Of The Constitution. Oxford:
Oxford University Press, 2013.
Dimyat}i> (al), Muh}ammad Shat}a>. H}a>shiyah
`A<bidi>n, Muh}ammad Ami>n Ibn `Umar Ibn `Ia>nat al-T}a>libi>n. Beirut: Da>r al-Fikr,
Abdul Aziz. H{ashiyat Radd al-Mukhta>r 1997.
`Ala> Durr al-Mukhta>r. Mesir: Al- Ba>bi> al-
Ghaza>li> (al), Abu> H}a>mid Muh}ammad
H{alabi>, 2010.
bin Muh}ammad. Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n.
`As}faha>ni> (al), Al-Ra>hib. Mu`jam Mufradat Lebanon: Da>r Ibn H}azm, 2014.
Alfa>z} al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr,
Holik, Abd., “Usia Dewasa Dalam Perkawinan
2008.
Dalam Hukum Positif Di Indonesia
`Asqala>ni>, Shiha>buddi>n Ibn H{ajar. Bulu>gh Perspektif Maqa>si}d al-Shari>’ah,”
al-Mara>m min Jam`i Adillati al-Ah}ka>m. Disertasi, UIN Sunan Ampel Surabaya,
Beirut: Da>r al-Baya>n li `Ulu>m al- 2019.
Qur’a>n, t.th.
Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang
`At}iyyah, Jama>luddi>n. Nah}w Taf’i>l Maqa>s} Kompilasi Hukum Islam.
id al-Shari>’ah. Damaskus: Da>r al-Fikr,
Ja>wi> (al), Muh}ammad Ibn ‘Umar Nawawi>,
2003.
Niha>yat al-Zayn fi> Irsha>d al-Mubtadii>n,
`A<shu>r, Muh}ammad al-T}a>hir Ibn. Maqa>s} Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.
id al-Shari>’ah al-Isla>miyyah. Qatar:
Lestari, Ningrum Puji, Hukum Islam,
Wiza>rah al-Awfa>q wa al-Shu’u>n al-
Bandung: Logos Wacana Ilmu, 2005.
Isla>miyyah, t.th.
Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi
Abbas, Hasjim. Metodologi Penelitian Hukum
Aksara, 2002.
Islam. Jombang: Program Pascasarjana
Studi Hukum Islam Universitas Darul Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum,
‘Ulum, 2010. Jakarta: Kencana, 2010.
Al-Qur’an Nasa>i> (al), Ah}mad Ibn Shu‘ayb, Sunan al-
Kubra>, No. 8888. Vol. 5, Beirut: Da>r al-
Bayhaqi> (al), Abu> Bakr Ah}mad Ibn al-
Kita>b al-‘Arabi>, t.th.
H{usayn. Shu`ab al-I<ma>n. Beirut: Da>r al-
Kutub al-`Ilmiyyah, 1990. Naysa>bu>ri> (al), Muslim Ibn al-H{ajja>j Abu> al-
H{asan al-Qushayri>, S{ah}i>h} Musli>m, Kairo:
Bayju>ri> (al), Ibra>hi>m. H{a>shiyah al-Bayju>ri>.
Da>r Ih}ya>` al-Kutub al-`Arabiyyah, 1374.
Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2015.
Nurcholis, Moch.. Ihdad Bagi Suami
Bukha>ri> (al), Muh}ammad Ibn Ism`a>il
Perspektif Maqa>s}id al-Syari>’ah dalam
Ibn Ibra>hi>m al-Ja’fi>. S{ahi>h al-Bukha>ri>.
“Jurnal Falasifa”. Jember: STAIFAS
Beirut: Da>r al-Fikr, 1981.
PRESS, 2018.
Dardi>r (al), Abu> al-Baraka>t Ah}mad. Al-
_____________. Refleksi Pembatasan Usai
Sharh} al-Kabi>r. Vol. 3, Mesir: Al-Ba>b al-
Perkawinan Dalam Undang-Undang
H{alabi>, t.th.
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Menurut Filsafat Hukum Keluarga Islam
Terjemahnya. Kudus: Menara Kudus, dalam “Jurnal Tafaqquh”. Jombang:
2006. LPJI IAIBAFA, 2014.

Moch. Nurcholis, Penyamaan Batas Usia Perkawinan Pria dan Wanita 17


Putusan Mahkamah Konstitusi PEdOMaN
RepubliktraNSLItEraSI
Warson, Ahmad. Kamus Al-Munawwir.
Indonesia Nomor 22/PUU-XV/2017 Surabaya: Pustaka Progressif, 1984.
bertanggal 5 April 2018. Zuh}ayli> (al), Wahbah. Al-Fiqh al-Isla>mi> Wa
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Adillatuh. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2011.
Penulisan transliterasi
Indonesia Nomor Arab-Latin dalam jurnal ini mengacu pada model Library of
30-74/PUU-XII/2014 _____________. Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi>.
bertanggal 18 Juni 2015. Arab ke dalam BahasaDamaskus:
Congress untuk transliterasi Inggris dan juga model transliterasi
Da>r al-Fikr, 1986.
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Qurt}ubi> (al) Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad - 1988 untuk transliterasi bahasa Arab ke
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari
Ibn Ah}mad Ibn Abu> Bakr Ibn Farh}. Al-
dalam Bahasa Indonesia.
Ja>mi‘ Li> Ahka>m al-Qur’an, Vol. 5. Beirut:
Da>rarab
al-Fikr, t.th.
Indonesia arab Indonesia arab Indonesia
Raysu>ni> A(al), Ah}
= mad.' Madkhal Ila>i Maqa>=s} r ® = gh
id al-Shari>`ah. Kairo: Da>r al-Kalimah,
2010.L = b k = z ² = f

Saebani,PBeni Ahmad.
= p Islam.
tFilsafat Hukum = s ¶ = q
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008.
T = th t = sh º = k
Sarakhsi> (al), Abu> Bakr Muh}ammad Ibn
Ah}mXad Ibn= Abi> Sahl.
j x =.
Us}u>l al-Sarakhsi> ṣ ¾ = l
Beirut: Da>r al-Kutub al-`Ilmiyyah,
1993.` = ḥ ~ = ḍ Â = m

Sha>t}ibi> (al),
d Abu>= Ish}akh
>q. Al-Muwa>faqat
¢ Fi Us}
= ṭ Æ = n
u>l al-Shari>`ah. Beirut: Da>r al-Kutub al-
e
`Ilmiyah, =
2003. d ¦ = ẓ Ë = w

Soekanto,
g Soerjono.
= Pengantar Penelitian
dh ª = ‘ Ç = h
Hukum. Jakarta: UI-Perss, 2008.
= = Ð = y
Sulayma>n, Abu> Da>wu>d Ibn al-`Ash`ath.,
Sunan Abi> Da>wu>d. Beirut: Da>r al-Kita>b
al-`Arabi>, 2010.
Bunyi madd: ā (E)
Suyu>t}i> (al), Jala>luddi>n al-Mah}alli> dan
ī
Jala>luddi>n. Tafsi>r al-Qur’an( ÐG )
al-Kari> m,
Vol. 1. Beirut: Da>r al-Fikr, 1998.
ū ( ËE )
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomoray35 Tahun
Bunyi dipotong: ( ÐC ) 2014
tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun ( ËC tentang
aw 2002 )
Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi.
UUD 1945.

18
ii Vol. 23 No. 1 Januari 2018
2019 | 1-18

You might also like