MULTIPLIKASI IN VITRO ANGGREK HITAM (Coelogyne Pandurata Lindl.)
MULTIPLIKASI IN VITRO ANGGREK HITAM (Coelogyne Pandurata Lindl.)
MULTIPLIKASI IN VITRO ANGGREK HITAM (Coelogyne Pandurata Lindl.)
net/publication/328916696
CITATIONS READS
3 2,808
1 author:
Dewi Sukma
Bogor Agricultural University
20 PUBLICATIONS 29 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pemanfaatan Marka Fenotipik, Biokimiawi dan Molekuler untuk Percepatan Pemuliaan Anggrek Phalaenopsis yang Resisten terhadap Penyakit Busuk Lunak View
project
All content following this page was uploaded by Dewi Sukma on 13 November 2018.
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
ABSTRACT
Black orchid is an indigenous plant from Kalimantan, Indonesia. It becomes endangered
because of forest over-exploitation and its low natural reproduction rate. Tissue culture is
considered to offer a solution to conserve and propagate this species. The aim of this
research was to evaluate the effect of Naphtalene Acetic Acid (NAA) and 6-Benzile Amino
Purine (BAP) on shoots multiplication of black orchid. The basic medium used was a half of
Murashige & Skoog (MS) composition supplemented with 150 mLL-1 coconut water. Initial
explants used were 6-month-old shoots of germinating seeds. The shoot cultures were
incubated for 23 weeks. Results showed that the best combination for shoot multiplication
was NAA 0.0 mgL-1 with BAP 0.2 mgL-1. Shoot grew better on medium with BAP and without
NAA while roots growth was better on medium without the two plant growth regulators. The
addition of BAP up to 0.3 mgL-1 increased the leaf number, which however decreased at
higher BAP concentration.
ABSTRAK
Anggrek hitam merupakan flora langka asli Kalimantan, Indonesia. Keberadaa anggrek ini di
alam semakin langka akibat eksploitasi berlebihan dan sulitnya perbanyakan secara alami.
Kultur jaringan merupakan metode untuk mengatasi kelangkaan anggrek ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi NAA dan BAP terhadap multiplikasi
anggrek hitam. Media dasar yang digunakan adalah ½ MS dengan penambahan air kelapa
150 mLL-1. Eksplan yang digunakan adalah tunas hasil semai biji umur 6 bulan. Kultur tunas
diinkubasi selama 23 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik untuk
-1 -1
multiplikasi tunas adalah NAA 0 mgL dengan BAP 0,2 mgL . Tunas tumbuh lebih baik
dalam media dengan penambahan BAP tanpa NAA, sedangkan akar pada media tanpa
NAA dan BAP. Penambahan BAP sampai 0.3 mgL-1 mampu meningkatkan jumlah daun,
namun menurun dengan penambahan di atas konsentrasi tersebut.
75
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
76
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
perbanyakan anggrek secara kultur jaringan. lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Media Murashige dan Skoog (MS) mengetahui pengaruh kombinasi NAA dan
merupakan media yang banyak digunakan BAP pada berbagai konsentrasi terhadap
dalam kultur in vitro. Teknik kultur jaringan kemampuan multiplikasi tunas dari eksplan
dapat menghasilkan tanaman-tanaman baru C. pandurata Lindl., sehingga diharapkan
anggrek hitam yang secara genetik identik diperoleh konsentrasi optimum yang dapat
dengan induknya, dalam jumlah banyak dan digunakan secara luas untuk perbanyakan
tidak tergantung musim. Penelitian kultur anggrek C. pandurata Lindl.
jaringan anggrek telah banyak dilakukan.
Putri (2015) menyatakan bahwa media ½ BAHAN DAN METODE
MS dengan penambahan air kelapa 15%
sudah efektif dalam pertumbuhan dan Waktu dan tempat penelitian
multiplikasi clumps PLBs Phalaenopsis Penelitian telah dilaksanakan selama 10
hibrida. Media ½ MS dengan penambahan bulan (Juli 2016 - April 2017) di Laboratorium
30 g L-1 sukrosa sangat efektif menginduksi Kultur Jaringan 1, Laboratorium Mikroteknik
kalus dari PLBs anggrek Phalaenopsis var. dan Laboratorium Pasca Panen, Departemen
Hawaiian Clouds x Carmela’s Dream (Ling et Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
al. 2007). Penelitian Untari (2003) Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor,
menunjukkan bahwa media dasar VW Propinsi Jawa Barat.
(Vacint dan Went) dengan penambahan
ekstrak pisang ambon 150 g L-1 dan NAA 20 Bahan dan alat
ppm mampu memacu dan menghasilkan Bahan tanaman yang digunakan
rata-rata jumlah tunas tertinggi pada kultur adalah tunas in vitro anggrek C. pandurata
jaringan Coelogyne pandurata Lindl. Lindl. yang berumur 6 bulan setelah semai
Zat pengatur tumbuh (ZPT) auksin dan biji, media ½ MS, zat pengatur tumbuh NAA
sitokinin dapat digunakan untuk memacu dan BAP, air kelapa muda umur simpan 1
pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh 1- hari di dalam lemari pendingin, alkohol,
Naphtalene Acetic Acid (NAA) merupakan aquades, spirtus, agar dan gula pasir.
salah satu ZPT golongan auksin, 6-Benzile Alat yang digunakan berupa alat-alat
Amino Purine (BAP) merupakan golongan laboratorium dan alat-alat tanam yaitu
sitokinin. Zat pengatur tumbuh ini memiliki laminar air flow cabinet (LAFC), autoklaf,
kisaran luas dalam memacu suatu timbangan analitik, labu Erlenmeyer, gelas
pertumbuhan sehingga kisaran konsentrasi ukur, gelas piala, pH meter, cawan Petri,
NAA dan BAP yang digunakan tidak pipet, pengaduk, jarum injeksi, pinset,
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan scalpel, lampu spirtus, hand sprayer, kompor
tanaman. NAA pada konsentrasi tertentu gas, oven, korek api, alumunium foil, rak
berfungsi sebagai inisiasi akar dan batang kultur dan botol media.
tanaman, sedangkan BAP berfungsi untuk
memacu inisiasi tunas (Restiani et al. 2016). Rancangan percobaan
Zat pengatur tumbuh jenis NAA dan BAP Penelitian ini menggunakan
mudah di dapat di pasaran dan relatif murah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor.
dibandingkan jenis auksin dan sitoninin Faktor pertama adalah NAA yang terdiri dari
Tabel 1. Kombinasi perlakuan konsentrasi NAA dan BAP
NAA
ZPT -1 -1 -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL 0,5 mgL
-1
0,0 mgL N0B0 N1B0 N2B0
-1
0,1 mgL N0B1 N1B1 N2B1
-1
0,2 mgL N0B2 N1B2 N2B2
BAP -1
0,3 mgL N0B3 N1B3 N2B3
-1
0,4 mgL N0B4 N1B4 N2B4
-1
0,5 mgL N0B5 N1B5 N2B5
77
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
3 taraf konsentrasi, yaitu 0,0 (N0); 0,2 (N1) pembuatan media adalah membuat larutan
dan 0,5 (N2) mgL-1. Sedangkan faktor kedua stok yang terdiri atas larutan stok makro
adalah BAP yang terdiri dari 5 taraf NH4NO3, KNO3, CaCl2·2H2O, MgSO4·7H2O
konsentrasi, yaitu 0,0 (B0); 0,1 (B1); 0,2 dan KH2PO4; larutan stok mikro H3BO3,
(B2); 0,3 (B3); 0,4 (B4) dan 0,5 (B5) mgL-1 MnSO4·H2O, ZnSO4·7H2O, KI,
sehingga diperoleh 18 kombinasi perlakuan Na2MoO4·2H2O, CaCl2·6H2O dan
(Tabel 1). Masing-masing perlakuan CuSO4·5H2O; larutan stok FE-EDTA yang
dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali, berasal dari campuran Na 2-EDTA
setiap ulangan terdiri atas 3 botol kultur yang (C10H14N2Na2O8·2H2O) dan FeSO4·7H2O
di dalamnya ada 3 tanaman. serta larutan stok vitamin dan larutan stok
NAA dan BAP. Untuk media MS penuh
Sterilisasi masing-masing stok diambil 10 mLL-1.
Alat-alat yang digunakan ketika Pembuatan media ½ MS dilakukan
penanaman, harus dalam keadaan steril. dengan memasukkan seluruh larutan stok
Alat-alat logam dan gelas disterilkan dalam baik makro, mikro, vitamin dan FE-EDTA
oven. Alat-alat tersebut dibungkus dengan masing-masing 5 mLL-1. Selanjutnya media
kertas tebal (kertas merang atau kertas kopi) ½ MS ini ditambah gula pasir 30 g L -1, agar-
kemudian dimasukkan ke dalam oven agar 8 g L-1 dan air kelapa 150 mLL-1, serta
selama 24 jam dengan suhu 60ºC. Sterilisasi ZPT sesuai dengan kombinasi perlakuan
botol kultur dilakukan dengan pencucian yang telah ditentukan (Tabel 1), media
terlebih dahulu menggunakan deterjen kemudian ditera menjadi satu liter dengan
penambahan aquades.
kemudian dibilas dengan air bersih. Botol-
Tingkat kemasaman (pH) larutan
botol yang sudah bersih dikeringanginkan
diukur dengan menggunakan pH meter. pH
dulu beberapa saat sampai airnya kering,
diatur hingga mencapai 5,6-5,8 dengan
kemudian dimasukan ke dalam autoklaf penambahan KOH bila pH<5,6 dan HCl bila
pada suhu 121ºC selama 30 menit. Alat-alat pH>5,8. Larutan media selanjutnya
seperti pinset dan scalpel dapat disterilisasi dipanaskan sampai larut dan mendidih.
kembali dengan pemanasan di atas api Media yang telah mendidih dituangkan ke
spirtus, setelah dicelupkan ke dalam alkohol dalam botol kira-kira sebanyak 30 mL, dan
96% sebelum dilakukan penanaman. ditutup dengan tutup plastik tahan panas.
Media dan aquades disterilisasi dalam Media disterilisasi menggunakan autoklaf
autoklaf sebelum digunakan. Air aquades pada suhu 121ºC selama 30 menit.
disterilisasi dalam botol selai sebanyak 75
mL ditutup dengan tutup botol plastik anti Penanaman
panas, kemudian dimasukan ke dalam Rumpun-rumpun eksplan anggrek
autoklaf selama 30 menit pada suhu 121ºC. hitam dipisah masing-masing menjadi 1
Media kultur disterilisasi dengan cara yang tanaman, kemudian ditanam pada botol
sama seperti sterilisasi air aquades. media yang telah disiapkan sesuai dengan
Kebersihan lingkungan khusus berupa perlakuan. Setiap botol kultur yang
LAFC dilakukan dengan menyemprot digunakan ditanami tiga eksplan tanaman
yang ukurannya seragam (8-20 mm). Proses
permukaan tempat kerja dengan alkohol
penanaman dilakukan dalam LAFC.
70%, kemudian dilap dengan tissue. Blower
(peniup udara) dan lampu ultra violet dalam
Pengamatan
LAFC dinyalakan selama 15-60 menit Pengamatan dilakukan setiap minggu
sebelum digunakan dengan tujuan untuk sekali selama 23 minggu. Parameter/peubah
membersihkan kontaminan di permukaan yang diamati terdiri dari: tinggi tanaman
tempat kerja. Sehabis kerja, permukaan (mm) (diukur dari permukaan media sampai
tempat kerja dibersihkan kembali dengan ujung tertinggi tanaman), panjang daun
alkohol 70% atau dengan lampu ultra violet maksimum (mm) (diukur dari pangkal hingga
selama 30-60 menit. ujung daun), lebar daun maksimum (mm)
(diukur pada daun terlebar), jumlah daun
Pembuatan media (buah) (dengan menghitung jumlah daun
Langkah awal yang dilakukan dalam pada saat pengamatan), jumlah akar (buah)
78
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
(dengan menghitung jumlah akar pada saat pada Tabel 2. Hasil pengamatan
pengamatan), panjang akar terpanjang (mm) menunjukkan bahwa NAA berpengaruh
(diukur dari pangkal hingga ujung akar), nyata terhadap semua peubah yang diamati,
jumlah PLBs (buah) yang terbentuk (dengan sedangkan BAP hanya berpengaruh nyata
menghitung jumlah PLBs pada saat terhadap tinggi tanaman dan panjang daun.
pengamatan), jumlah tunas baru yang Interaksi NAA dan BAP berpengaruh nyata
terbentuk (buah) (dengan menghitung terhadap peubah tinggi tanaman, panjang
jumlah tunas pada saat pengamatan). daun, jumlah daun, panjang akar dan jumlah
Parameter-parameter diatas diukur dari luar tunas. Pada semua perlakuan dalam
botol dengan menggunakan penggaris, percobaan ini, PLBs sama sekali tidak
sedangkan eksplan yang diamati tetap terbentuk sehingga tidak dapat dianalisis.
berada di dalam botol.
Selain pengamatan parameter- Tinggi tanaman
parameter di atas, diamati juga saat Tinggi tanaman pada kombinasi
pembentukan PLBs, akar dan tunas pertama perlakuan NAA dan BAP disajikan pada
serta anatomi stomata yang mengacu Tabel 3. Tanaman tertinggi dihasilkan pada
metode Gantait et al. (2011) dan kandungan media ½ MS tanpa penambahan ZPT
kloroplas dengan metode Sims dan Gamon sebesar 39,335 mm namun tidak berbeda
(2003). Uji anatomi stomata meliputi nyata dengan media tanpa NAA yang
pengamatan jumlah stomata yang dilakukan ditambahkan BAP 0,1 hingga 0,4 mgL-1.
pada dua bidang pandang, panjang dan Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua
lebar stomata diamati pada tiga bidang perlakuan tanpa NAA memacu tinggi
pandang yang dipilih secara acak, masing- tanaman. Konsentrasi auksin alami dalam
masing seluas 0,19625 mm2. Pengamatatan tanaman (endogen) diduga sudah
stomata dilakukan menggunakan mikroskop mencukupi untuk mendorong pertumbuhan
Olympus tipe BX 51, kamera tipe DP 25 tinggi tanaman. Pertambahan tinggi eksplan
dengan perangkat lunak program Olympus disebabkan oleh dua proses yaitu
DP2-BSW. pembelahan dan pemanjangan sel, kedua
proses ini terjadi pada jaringan meristem,
Analisis data yaitu pada titik tumbuh batang sehingga
Data dianalisis dengan Analysis of tanaman tumbuh semakin besar dan
Variance (ANOVA), jika hasil yang didapat berkorelasi positif dalam menentukan hasil
berbeda nyata, dilanjutkan dengan Uji tanaman (Untari 2003). Menurut Untari
Duncan pada selang kepercayaan 95% (2003) pada anggrek hitam yang mendapat
(Pramesti 2011). perlakuan media dasar VW tanpa
penambahan bahan organik dan NAA
HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan rata-rata tinggi planlet terbaik.
Peningkatan konsentrasi NAA dan
Hasil analisis ragam (ANOVA) BAP cenderung menekan tinggi tanaman
terhadap respon pertumbuhan in vitro pada (Tabel 3). Menurut Untari (2003) bahwa
23 minggu setelah tanam (MST) disajikan batang dan akar yang sedang memanjang
Tabel 2. Rekapitulasi analisis ragam respon pertumbuhan vegetatif anggrek hitam pada 23 MST
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata, *: berbeda nyata pada =5%, **: sangat berbeda nyata pada pada =1%
79
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
Tabel 3. Rataan tinggi tanaman (mm) in vitroanggrek hitam pada perlakuan NAA dan BAP pada 23 MST.
NAA
ZPT -1 -1 -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL 0,5 mgL
-1 a bc bc
0,0 mgL 39,335 24,918 26,835
-1 a cd bc
0,1 mgL 38,113 21,330 23,918
-1 a d cd
0,2 mgL 35,058 17,113 21,083
BAP -1 a bc
0,3 mgL 38,113 23,500 21,585cd
-1 a bcd
0,4 mgL 33,750 23,085 26,948bc
-1 b bcd bc
0,5 mgL 28,250 22,750 25,470
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%.
Tabel 4. Rataan jumlahdaun (buah)anggrek hitam in vitro pada perlakuan NAAdanbAP pada 23 MST.
NAA
ZPT -1 -1 -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL 0,5 mgL
0,0 mgL-1 27,14bc 29,22abc 13,81f
0,1 mgL-1 23,86cde 24,22cd 15,72def
-1 a def
0,2 mgL 36,75 16,69 15,86def
BAP -1 a cf ef
0,3 mgL 37,11 22,03 14,19
-1 ab cd f
0,4 mgL 35,81 25,48 13,78
0,5 mgL-1 31,36ab 24,97cd 17,19def
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%.
Tabel 5. Rataan panjangdaun (mm)anggrek hitam in vitro pada perlakuan NAAdanbAP pada 23 MST
NAA
ZPT -1
Konsentrasi 0 mgL 0,2 mgL-1 0,5 mgL-1
0 mgL-1 25,81a 13,61de 12,09def
0,1 mgL-1 24,09ab 9,67ef 11,61def
0,2 mgL-1 19,81bc 7,49f 9,67ef
BAP -1 ab def de
0,3 mgL 24,59 12,39 13,19
-1 bc ef cd
0,4 mgL 20,33 10,08 16,64
-1 cd def de
0,5 mgL 15,42 11,78 14,83
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%.
80
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
Rata-rata jumlah daun tertinggi yaitu daun namun menekan panjang daun.
pada media dengan penambahan NAA 0,0 Diduga konsentrasi sitokinin (BAP) yang
mgL-1 dan BAP 0,3 mgL-1 yaitu sebesar ditambahkan dan auksin endogen sudah
37,11 mm, tetapi tidak berbeda nyata memberikan perimbangan yang sesuai untuk
dengan perlakuan NAA 0,0 mgL-1 dan BAP memacu pembelahan sel dalam
0,2 mgL-1 sebesar 36,75 mm (Tabel 4), pembentukan organ daun. Terlihat bahwa
sedangkan rata-rata panjang daun tertinggi penambahan BAP sampai konsentrasi 0,3
terdapat pada media tanpa penambahan mgL-1 mampu meningkatkan jumlah daun,
ZPT yaitu 25,81 mm (Tabel 5). Auksin dan kemudian menurun seiring dengan
sitokinin merupakan dua jenis ZPT tanaman penambahan BAP diatas konsentrasi
yang seringkali digunakan untuk tersebut (Tabel 4), berbeda pada NAA
menginduksi morfogenesis tanaman. NAA semakin tinggi konsentrasi NAA yang
dan BAP merupakan jenis ZPT yang diberikan (N1 dan N2) maka jumlah daun
memiliki kisaran luas dalam memacu dan lebih sedikit dibandingkan N0.
menghambat suatu pertumbuhan. NAA pada
konsentrasi tertentu berfungsi untuk inisiasi Panjang akar
akar dan batang tanaman, sedangkan BAP Hasil analisis sidik ragam
berfungsi untuk memacu inisiasi tunas. menunjukkan jumlah akar hanya dipengaruhi
Menurut Suhentaka (2010) interaksi auksin oleh perlakuan NAA sedangkan panjang
dan sitokinin yang sangat nyata akar dipengaruhi oleh interaksi NAA dan
menunjukkan bahwa perlakuan sitokinin BAP (Tabel 2). Akar mulai tumbuh pada
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh auksin, minggu ke-4 setelah tanam yaitu pada media
sehingga dalam penggunaan sitokinin, baik tanpa ZPT eksogen (kontrol), diikuti minggu
efek mendorong maupun efek menghambat ke-6 pada perlakuan NAA 0,0 mgL-1 dan
proses pembelahan sel tergantung dari BAP 0,1 mgL-1, NAA 0,0 mgL-1 dan BAP 0,2
adanya fitohormon lainnya. Dalam perlakuan mgL-1 dan NAA 0,0 mgL-1 dan BAP 0,3 mgL-1
ini sitokinin cenderung meningkatkan jumlah sedangkan pada perlakuan-perlakuan
Tabel 6. Rataan panjang akar (mm) anggrek hitam in vitro pada perlakuan NAA dan BAP pada 23 MST.
NAA
ZPT -1 -1 -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL 0,5 mgL
0,0 mgL-1 23,583a 4,028de 7,503cde
0,1 mgL-1 21,638ab 1,055e 8,638cde
-1 bc e cde
0,2 mgL 14,503 0,890 7,110
BAP
0,3 mgL-1 23,503a 2,610de 6,388cde
-1 cd de abc
0,4 mgL 11,168 2,138 15,333
0,5 mgL-1 11,055cd 7,250cde 11,168cd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%.
Tabel 7. Rataan jumlah tunas (buah) anggrek hitam in vitro pada perlakuan NAA dan BAP pada 23 MST.
NAA
ZPT -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL-1 0,5 mgL-1
0,0 mgL-1 5,805bcd 6,055a-d 1,723e
-1 cde bcd e
0,1 mgL 3,613 5,583 2,500
-1 a cde e
0,2 mgL 8,945 3,528 2,250
BAP -1 ab cde e
0,3 mgL 7,778 4,475 2,195
-1 ab abc e
0,4 mgL 7,778 6,475 2,028
0,5 mgL-1 6,418abc 5,643bcd 3,248de
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%.
81
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
lainnya akar baru tumbuh pada 7 MST 5,805 buah (Gambar 2a). Laju multiplikasi
(minggu setelah tanam). sebesar 8,945 yang artinya setiap satu tunas
Pada Tabel 6 secara umum terlihat anggrek hitam yang ditanam pada media ½
bahwa peningkatan konsentrasi NAA dan MS dengan penambahan NAA 0,0 mgL-1 dan
BAP menekan panjang akar. Rata-rata BAP 0,2 mgL-1 akan mampu menghasilkan
panjang akar tertinggi terlihat pada tunas baru sebanyak 8,945 buah.
perlakuan NAA 0,0 mgL-1 dan BAP 0,0 mgL-1 Pertumbuhan dan perkembangan suatu
(23,583 mm), tetapi tidak berbeda nyata kultur dipengaruhi oleh perimbangan antara
dengan perlakuan NAA 0,0 mgL-1 dan BAP hormon yang ditambahkan ke dalam media
0,1 mgL-1 (21,638 mm) dan NAA 0,0 mgL-1 (hormon eksogen) dan hormon yang
dan BAP 0,3 mgL-1 (23,503 mm) (Tabel 6). dihasilkan oleh tanaman itu sendiri (hormon
Hatta et al. (2008) menyatakan bahwa endogen). Perbandingan antara sitokinin dan
penambahan sitokinin mempengaruhi auksin yang tinggi maka akan mendorong
pembelahan sel dan morfogenesis, terbentuknya tunas, sedangkan
sedangkan auksin berperan mengatur perbandingan sitokinin dan auksin rendah
pertumbuhan dan pemanjangan sel. Rata- akan mendorong terbentuknya akar.
rata panjang akar tertinggi pada perlakuan Menurut Paramartha et al. (2012)
tanpa penambahan ZPT diduga karena meningkatnya auksin di dalam sel
kandungan auksin endogen yang sudah merupakan stimulus untuk aktivasi sitokinin.
cukup tinggi sehingga mampu menginduksi Aktifnya sitokinin diikuti dengan aktifnya
pertumbuhan akar, akibatnya penambahan enzim yang menaikkan sintesis protein yang
auksin eksogen akan menekan merupakan protein pembangun sel sehingga
pemanjangan akar. Hal ini sesuai dengan menyebabkan terbentuknya sel-sel baru
pernyataan Kurnianingsih et al. (2009) yang yang pada akhirnya terdiferensiasi menjadi
menyatakan bahwa eksplan tunas samping organ tertentu.
Anthurium yang ditanam pada media kultur Pengaruh BAP terhadap multiplikasi
menghasilkan auksin endogen dengan tunas terlihat juga pada penelitian
konsentrasi cukup tinggi sehingga Fithriyandini et al. (2015) yang melaporkan
pertumbuhan eksplan lebih diarahkan pada bahwa penambahan BAP 2,5 ppm pada
pemanjangan sel dan pembentukan akar. media ½ MS terhadap anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) memberikan hasil
Jumlah tunas jumlah PLBs, waktu muncul tunas, jumlah
Jumlah tunas merupakan parameter tunas dan jumlah daun terbaik. Penelitian
penting dalam kultur jaringan, karena pada tanaman anggrek Grammatophyllum
semakin banyak tunas yang terbentuk akan scriptum (Lindl.) yang dilakukan Markal et al.
memberikan peluang didapatkan bibit dalam (2015) menunjukkan bahwa waktu
jumlah banyak pula. Kultur anggrek hitam terbentuknya tunas tercepat, jumlah tunas
(C. pandurata Lind.) memperlihatkan terbanyak dan jumlah daun terbanyak terjadi
proliferasi pada medium perlakuan (Tabel 7). pada media yang ditambahkan BAP 1 mgL-1
Penelitian ini memperlihatkan bahwa rata- dan NAA 0,5 mgL-1. Penelitian Karyanti dan
rata jumlah tunas tertinggi pada perlakuan Kartini (2017) pada tanaman Satoimo
NAA 0,0 mgL-1 dan BAP 0,2 mgL-1 sebesar (Colocasia esculenta (L) Schoot var
8,945 buah (Tabel 7, Gambar 2c) lebih tinggi antiquorum) memperlihatkan hasil bahwa
dibanding kontrol yang hanya mencapai pemberian sitokinin (TDZ) dan kasein
Gambar 2. Keragaan tunas in vitro pada berbagai media perlakuan pada 23 MST: (a). media kontrol (tanpa zpt), (b).
-1 -1 -1 -1
media perlakuan NAA 0 mgL BAP 0,2 mgL , (c). media perlakuan NAA 0,5 mgL BAP 0 mgL .
82
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
Tabel 8. Rataan jumlah klorofil (mgg-1) anggrek hitam in vitro pada perlakuan NAA dan BAP pada 23 MST.
NAA
ZPT -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL-1 0,5 mgL-1
a b Total a b Total a b Total
-1 a ab a cf cde cde cf cde cde
0,0 mgL 0,95 0,41 1,35 0,44 0,21 0,64 0,43 0,21 0,64
0,1 mgL-1 0,37def 0,19de 0,55de 0,42cf 0,22be 0,64cde 0,35ef 0,15de 0,49de
0,2 mgL-1 0,32f 0,17de 0,53de 0,62af 0,29ae 0,90ae 0,66af 0,31ae 0,97ae
BAP
0,3 mgL-1 0,71ae 0,34ad 1,05ad 0,31f 0,15e 0,45e 0,48bf 0,25ae 0,73be
-1 bf ae be ad a abc ab abc ab
0,4 mgL 0,52 0,26 0,78 0,73 0,43 1,16 0,82 0,39 1,21
-1 bf cde be bf ae ae abc abc abc
0,5 mgL 0,47 0,21 0,68 0,56 0,28 0,84 0,78 0,39 1,18
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%
Tabel 9. Rataan panjang dan lebar stomata (µm) anggrek hitam in vitro pada pengaruh NAA dan BAP pada 23 MST
NAA
ZPT -1
Konsentrasi 0,0 mgL 0,2 mgL-1 0,5 mgL-1
P. Stomata L. Stomata P. Stomata L. Stomata P. Stomata L. Stomata
-1 a ab a a abc cd
0,0 mgL 38,99 35,05 39,49 35,88 36,94 26,66
0,1 mgL-1 38,82a 29,67abcd 33,89abcd 28,89abcd 38,38ab 32,21abc
0,2 mgL-1 29,03cd 26,6 cd 31,15abcd 28,77abcd 31,82abcd 26,76cd
BAP -1 abc bcd abcd d bcd d
0,3 mgL 35,8 27,34 32,77 23,95 30,27 23,41
0,4 mgL-1 32,09abcd 27,34bcd 30,42bcd 23,41d 32,04abcd 27,07bcd
0,5 mgL-1 29,95cd 25,57cd 33,09abcd 28,92abcd 26,33d 23,25d
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%
83
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
Tabel 10. Rataan jumlah stomata (buah) anggrek hitam in vitro pada pengaruh NAA dan BAP pada 23 MST
NAA
ZPT
Konsentrasi 0,0 mgL-1 0,2 mgL-1 0,5 mgL-1
Keterangan: Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada = 5%
Gambar 3. Representasi stomata anggrek hitam pada perlakuan kombinasi NAA dan BAP. a) N2B4 (NAA 0,2 dan
-1 -1
BAP 0,4 mgL ) b) N0B1 (NAA 0,0 dan BAP 0,1 mgL )
84
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
(39,335 mm)). Jumlah klorofil yang banyak belum berkembang maksimal, jaringan
sangat menguntungkan untuk tanaman in pembuluh dari akar ke pucuk kurang
vitro karena menurut Zulkarnain (2009) berkembang dan stomata seringkali tidak
sistem perakaran pada planlet yang berasal berfungsi (tidak dapat menutup saat
dari kultur jaringan mudah rusak dan tidak penguapan tinggi) (Andarini 2013).
berfungsi sempurna, disamping itu lapisan Perlakuan NAA 0,2 mgL-1 dan BAP 0,4
-1
lilin tipis dan belum berkembang dengan mgL menunjukkan jumlah stomata paling
baik akibatnya tanaman akan mati saat banyak (Tabel 10, Gambar 3a). Hal ini
aklimatisasi. Pada percobaan ini panjang memperlihatkan kecenderungan bahwa
akar tertinggi 23,583 mm (Tabel 6) dan konsentrasi BAP berperan terhadap karakter
jumlah klorofil paling banyak (1,35 mgg-1) stomata. Pada NAA 0,0 (N0) dan 0,2 (N1)
(Tabel 8) diharapkan dapat membantu mgL-1 semakin tinggi konsentrasi BAP yang
persentase tumbuh tanaman anggrek hitam ditambahkan sampai 0,4 mgL-1 terlihat
ketika diaklimatisasi (Andarini 2013). jumlah stomata makin meningkat, tetapi
Menurut Prasetyo (2017) semakin banyak ketika ditambahkan dengan konsentrasi BAP
jumlah klorofil maka daun akan semakin lebih tinggi jumlah stomata cenderung
hijau dan laju fotosintesis meningkat. menurun. Jumlah stomata yang banyak dan
perlakuan hardening off (proses penguatan)
Stomata tanaman in vitro akan membantu
Stomata merupakan lubang atau celah kesuksesan tanaman saat aklimatisasi nanti.
yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus KESIMPULAN
yang disebut sel penutup (Samosir 2014).
Stomata berperan dalam pertukaran CO 2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
saat fotosintesis dan penguapan air dari respon pertumbuhan tunas in vitro anggrek
tanaman ke lingkungan melalui transpirasi hitam terhadap berbagai kombinasi NAA dan
(Arif 2016). Tabel 9 menunjukkan bahwa BAP. Media terbaik untuk multiplikasi tunas
perlakuan NAA dan BAP mempengaruhi adalah media tanpa NAA dengan
panjang dan lebar stomata. Secara umum penambahan BAP 0,2 mgL-1. Morfogenesis
terlihat bahwa panjang dan lebar stomata tunas yang baik dengan jumlah dan panjang
cenderung menurun dengan meningkatkan daun serta akar terbaik adalah pada media
konsentrasi NAA dan BAP. tanpa NAA dan BAP. Dengan demikian
Panjang dan lebar stomata terpanjang tahapan multiplikasi tunas dapat dilakukan
pada perlakuan NAA 0,2 mgL-1 dan BAP 0,0 pada media tanpa NAA ditambah BAP 0,2
mgL-1 sebesar 39,49 dan 35,88 µm. Ukuran mgL-1, kemudian tunas dipindah ke media
stomata berhubungan dengan jumlah tanpa NAA dan BAP untuk penyiapan planlet
kloroplas pada sel penjaga stomata. yang siap untuk diaklimatisasi.
Peningkatan jumlah kloroplas
mengakibatkan perubahan ukuran stomata DAFTAR PUSTAKA
(panjang dan lebar) menjadi lebih besar.
Semakin besar ukuran stomata maka Adi NKAP, Astarini IA, Astiti NPA (2014)
semakin baik menyerap CO2 untuk Aklimatisasi anggrek hitam (Coelogyne
fotosintesis. Kerapatan stomata yang baik pandurata Lindl.) hasil perbanyakan in
dapat membantu proses metabolisme vitro pada media berbeda. J Simbiosis
tanaman. Menurut Megia et al. (2015) 2: 203-214
ukuran stomata terbagi menjadi tiga bagian, Andarini YN (2013) Respon planlet anggrek
yaitu kurang panjang (< 20 µm), panjang Dendrobium spectabile pada
(20-25 µm) dan sangat panjang (> 25 µm) pemberian beberapa taraf
pada penelitian ini semua perlakuan paclobutrazol selama tahap
menunjukkan panjang stomata lebih dari 25 aklimatisasi. Skripsi, Institut Pertanian
µm. Panjang dan lebar stomata sangat Bogor
penting untuk tanaman in vitro karena Arif A (2016) Keragaan planlet Dendrobium
tanaman hasil in vitro umumnya memiliki lasianthera (JJ Smith) hasil iradiasi
lapisan lilin yang tipis dan belum sinar gamma generasi Mv1. Skripsi,
berkembang dengan baik, sel-sel palisade Institut Pertanian Bogor
85
Multiplikasi In Vitro Anggrek Hitam...Kartiman et al.
Arti LT, Mukarlina (2017) Multiplikasi anggrek Markal A, Isda MN, Fatonah S (2015)
bulan (Dendrobium sp) dengan Perbanyakan anggrek
penambahan ekstrak taoge dan benzyl Grammatophyllum scriptum (Lindl.) BL.
amino purine (BAP) secara in vitro. J melalui induksi tunas secara in vitro
Protobiont 6: 278-282 dengan penambahan BAP dan NAA.
Bakti PLW (2009) Analisis kandungan klorofil JOM FMIPA 2: 108-114
dan laju fotosintesis tebu transgenik Paramartha AI, Ermavitalini D, Nurfadilah S
PS-IPB 1 yang ditanam di kebun (2012) Pengaruh penambahan
percobaan PG Djatiroto, Jawa Timur. kombinasi konsentrasi ZPT NAA dan
Skripsi, Institut Pertanian Bogor BAP terhadap pertumbuhan dan
Fithriyandini A, Maghfoer MD, Wardiyati T perkembangan biji Dendrobium
(2015) Pengaruh media dasar dan 6- taurulinum J.J Smith secara in vitro. J
benzylaminopurine (BAP) terhadap Sains dan Seni ITS 1: 40-43
pertumbuhan dan perkembangan Pramesti G (2011) SPSS 18.0 dalam
nodus tangkai bunga Anggrek Bulan Rancangan Percobaan. PT. Elek
(Phalaenopsis amabilis) dalam Media Komputindo, Jakarta
perbanyakan secara in vitro. J Produksi Prasetyo AN (2017) Kajian pemberian
Tanaman 3: 43-49 giberelin pada fisiologi tanaman iles-
Gantait S, Mandal N, Bhattacharyya S, Das iles (Amorphophallus muelleri Blume.)
PK (2011) Induction and identification berbeda umur. Skripsi, Institut
of tetraploids using in vitro colchicine Pertanian Bogor
treatment of Gerbera jamesonii Bolus Putri HA (2015) Pengaruh komposisi media
cv. Sciella. Plant Cell Tiss Organ Cult dasar dan kitosan terhadap
106:485-493. doi:10.1007/s11240-011- pertumbuhan protocorm like bodies
9947-1 (PLBs) dan planlet Anggrek
Gravendeel B (2000) Reorganising the Phalaenopsis hibrida. Skripsi, Institut
orchid genus Coelogyne: A Pertanian Bogor
phylogenetic classification based on Megia R, Ratnasari, Hadisunarso (2015)
morphology and molecules. National Karakteristik morfologi dan anatomi,
Herbarium Nederland, Universiteit serta kandungan klorofil lima kultivar
Leiden, Netherland tanaman penyerap polusi udara
Harjadi SS (2009) Zat Pengatur Tumbuh. Sansevieria trifasciata. J Sumberdaya
Penebar Swadaya, Jakarta Hayati 1: 34-40
Hatta M, Hayati M, Irayani U (2008) Restiani R, Semiarti E, Indrianto A (2016)
Pengaruh IAA dan BAP terhadap Konservasi anggrek hitam (Coelogyne
pertumbuhan tanaman nilam pandurata Lindl.) melalui
(Pogestemon cablin Benth) in vitro. J mikropropagasi pada berbagai medium
Floratek 3: 56-60 kultur. Pp 393-404. Prosiding
Karyanti, Kartini M (2017) Pengaruh Simposium Nasional Pendidikan
thidiazuron dan hidrolisat kasein Biologi (Symbion 2016) 27 Agustus
terhadap multiplikasi tunas Satoimo 2016, UAD Yogyakarta
(Colocasia esculenta (L) Schott var Samosir IA (2014) Karakter morfologi dan
antiquarum. J Bioteknol Biosains anatomi daun beberapa spesies
Indones 4: 70-77. doi: Sansevieria. Skripsi, Institut Pertanian
10.29122/jbbi.v4i2.2535 Bogor
Kurnianingsih R, Marfuah, Matondang I Sims DA, Gamon JA (2003) Estimation of
(2009) Pengaruh pemberian BAP (6- vegetative water content and
Benzyl Amino Purine) pada media photosynthetic tissue area from
multiplikasi tunas Anthurium hookerii spectral reflectance: A comparison of
Kuntt. Enum. secara in vitro. Vis Vitalis indices based on liquid water and
02: 23-30 chlorophyll absorption features.
Ling ACK, Yap CP, Shaib JM, Vilasini P Remote Sens Environ 84: 526-537. doi:
(2007) Induction and morphogenesis of 10.1016/S0034-4257(02)00151-7
Phalaenopsis callus. J Trop Agric and Suhentaka EB (2010) Pengaruh konsentrasi
Fd Sc 35: 147-152 BA dan NAA pada tahap multiplikasi
86
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018
87