19-Article Text-68-3-10-20201003
19-Article Text-68-3-10-20201003
19-Article Text-68-3-10-20201003
ABSTRACT:
In improving the quality of education at the school level one of them is educational leadership because it is one
of the strategies that determine the emergence of changes in institutions to a better one. leadership must be
improved in quality from time to time to advance the world of education at the national level through a system of
values. In order for educational goals to be realized in the era of industrial revolution 4.0. Because there is still a
lot of education in schools that is implemented poorly because it does not see national education quality standards,
the Quality of National Education will be measured through the attainment of all National Education Standards,
including standards of content, process, competency, education and education, facilities and infrastructure
education funding and assessment (PP RI No. 19 of 2005).
One element of the quality of educational institutions is the quality of services carried out by these institutions
to their stakeholders. the quality of service is part of the implementation of TQM education that is implemented by
the leadership of the institution to its customers, so that in improving the quality, educational institutions must
have several elements such as Tangible, intangible, Reliability, Responsive institution. Public leadership is related
to the ability to establish cooperation and become a reference for the public with functional and operational
management systems including planning, organizing, staffing, leading, controlling in internal and external
activities, with reference to the vision and mission of the institution
Keywords: leadership, quality, value system
ABSTRAK
Dalam meningkatkan mutu pendidikan Di tingkat sekolah salah satunya adalah Kepemimpinan pendidikan
karena salah satu strategi yang menentukan munculnya perubahan instiusi kea rah yang lebih baik.
kepemimpinan harus ditingkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu untuk memajukan dunia pendidikan di
tingkat nasional dengan melalui system nilai. Agar tujuan pendidikan menjadi terwujud di era revolusi industry
4.0. Karena masih banyak pendidikan di sekolah yang diterapkan kurang baik karena tidak melihat standar
mutu pendidikan nasional , Mutu Pendidikan Nasional akan terukur lewat ketercapaian segenap Standar
Pendidikan Nasional, meliputi standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005).
Salah satu unsur kualitas lembaga pendidikan, adalah mutu layanan yang dilakukan oleh lembaga tersebut
kepada stake holdersnya. mutu layanan tersebut merupakan bagian dari implementasi TQM pendidikan yang
di implementasikan oleh pimpinan lembaga tersebut kepada kastemernya, sehingga dalam meningkatkan
mutu tersebut maka lembaga pendidikan harus memiliki beberaa unsur seperti Tangible, intangible,
Reliability,Responsive Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam
organisasi lembaga. Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi
rujukan bagi public dengan Sistem pengelolaan fungsional dan operasional mencakup planning, organizing,
staffing, leading, controlling dalam kegiatan internal maupun eksternal, dengan mengacu kepada visi dan misi
lembaga
Kata Kunci: kepemimpinan, mutu, sistem nilai
PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah sejumlah keterampilan yang dimiliki dan digunakan seseorang di dalam
suatu organisasi, dan kepemimpinan adalah kombinasi dari segala hal. Pemimpin perlu memiliki
pandangan tentang masa depan dan membawa orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan organisasi (Veithzal Rivai,
2004:229-230)
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial yang baik serta memiliki wawasan
yang luas, sehingga mampu membawa unsur-unsur lembaga secara sistemik ke arah yang diinginkan
sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga yang dipimpinnya apa lagi saat ini tantantan di dunia
pendidikan khususnya disekolah sudah dihadapkan dengan revolusi industry 4.0 dimana saat ini
sudah semua melalui digital, untuk itu dengan adanya revolusi industry 4,0 saat ini semua lembaga
pendidikan dimulai untuk melaksanakan system baik pengajaran ataupun yang lain menggunakan
komputerisasi yang berbasis online. salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pencapaian
standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan guna peningkatan kualitas dan mutu pendidikan
disekolah adalah pemimpin apalagi dalam kepemiminanya memiliki kemampuan dalam memimpin
dengan system nilai seperti nilai teologis, nilai etis, nilai estetik, nilai logis, nilai fisik-fisiologik dan
nilai teleologik sehingga program pendidikan berjalan dengan baik serta
Mutu Pendidikan Nasional akan terukur lewat ketercapaian segenap Standar Pendidikan Nasional,
meliputi standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005).
Persoalan mutu pendidikan di sekolah saat ini merupakan issu yang selalu hangat dan manarik
untuk diperbincangkan dan dikaji. Karena masih banyak pendidikan di sekolah yang diterapkan
kurang baik karena tidak melihat standar mutu pendidikan nasional, Persoalan mutu pendidikan
disekolah saat ini selaras dengan tuntutan perkembangan jaman di era revolusi industry 4.0 yang
saat ini mulai menjadi penting khususnya di era digital. Hal ini dapat diatasi apabila kepemimpinan
pendidikan selalu menjaga dan melaksananan mutu melalui sosok seorang pemimin yang dapat
mengelola lembaga pendidikan dengan baik khususnya pada sumber daya manusia melalui tenaga
kependidikan yang ada untuk melaksanakan system pendidikan tersebut secara proesional dan
selalu meningkatkan kinerjanya untuk melaksanakan standar pendidikan. hasil dari pada
implementasi untuk mencapai hasil mutu lulusan pada lembaga pendidikan tangible adalah
menjadikan lulusan berkarakter seperti menurut Endaryono, B. T. (2017). bahwa Dengan memiliki
indicator yang tepat guna membangun pendidikan masyarakat yang berkelanjutan dengan tepat
maka akan dihasilkannya pembelajaran dan kesejahteraan masyarakat . Kemajuan di bidang
pendidikan juga terkait dengan pencapaian tingkat capaian pendidikan yang lebih tinggi secara
langsung atau tidak langsung terkait dengan hasil – hasil individu seperti menjadi sarjana, memiliki
prilaku yang lebih sehat dan baik, memiliki mata pencaharian yang lebih baik, kesadaran atas
lingkungan guna untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yang positif sehingga pertumbuhan
ekonomi meningkat khususnya dibidang social.
Persoalan mutu pendidikan disekolah saat ini adalah persoalan yang sistemik. Namun
pembahasan tentang mutu pendidikan disekolah kali ini dibatasi tentang persoalan kepemimpinan
itu sendiri kaitannya dengan upaya melaksanakan dan merealisasikan standar pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di tingkat sekolah dalam rangka pencapaian standar mutu pendidikan itu
sendiri atau dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan khususnya
disekolah.
METODOLOGI PENELITIAN
Sedangkan metode dalam penulisan jurnal ini maka digunakanya METODOLOGI PENELITIAN
Empiris (Empirical Research) dimana Penelitian Empiris adalah penelitian terhadap fakta empiris
yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian empiris umumnya lebih
menekankan pada penyelidikan aspek perilaku terhadap opini yang ada .
Menurut Bennis dan Nanus (1985:3), “Leadership is necessary to help organizations develop a new
vision of what they can be, then mobilize the organization change toward the new vision.” Defenisi
tersebut mengisyaratkan bahwa pemimpin harus mampu menjadi agen perubahan bagi lembaga
yang dipimpinnya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang memiliki visi yang jelas.
Menurut Sallis (1993) seorang pimpinan dapat mengembangkan bawahan (orang yang
dipimpinnya) dengan mengupayakan berbagai segi, secara individual maupun kelompok, secara
psikolosis maupun sosiologis, secara inplisit maupun eksplisit yang konkritnya dapat dirujuk pada
rincian sikap dan perilaku atau aktivitas yang dikemukakan dirinci sebagai berikut: (1)
menginisiasikan diskusi, (2) mencari informasi dan opini, (3) mengusulkan prosedur untuk
mencapai tujuan, (4) menjelaskan atau mengurai ide, (5) menyimpulkan, (6) tes untuk mufakat, (7)
bertindak sebagai moderator, (8) kompromis dan kreatif dalam mengatasi perbedaan, (9)
mencoba mengurangi ketegangan dalam kelompok dan berupaya menembus masalah-masalah yang
sulit. (10) mengekspresikan perasaan kelompok dan meminta yang lain untuk mengecek kesan
tersebut, (11) membuat kelompok setuju terhadap standar, (12) merujuk pada dokumen dan data
(13) memuji dan mengoreksi anggota dengan cara yang fair, dan mampu menerima komplain sama
baiknya dengan pujian. (Sallis: 1993)
Bush and Coleman. 2000 menyatakan bahwa pemimpin pendidikan adalah “Culture Creator.
Istilah mutu pendidikan mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Sallis (1993: 7) bahwa
“TQM is how much its philosophy corresponds with the best educational management practice.”
Dapat dipahami bahwa secara filosofis menekankan pada upaya praktik manajemen pendidikan
terbaik. Selanjutnya dijelaskannya bahwa “TQM is a means of assuring quality and standards in
education. It provides a philosophy as well as a set of tools for improving quality (Sallis, 1993:8).”
Mutu pendidikan yang dimaksud adalah mutu yang berkelanjutan mengacu pada standar mutu
pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan zaman yang berdasarkan aturan
yang berlaku
Salah satu unsur kualitas lembaga pendidikan, adalah mutu layanan yang dilakukan oleh lembaga
tersebut kepada stake holdersnya. mutu layanan tersebut merupakan bagian dari implementasi TQM
pendidikan yang di implementasikan oleh pimpinan lembaga tersebut kepada kastemernya,
sehingga dalam meningkatkan mutu tersebut maka lembaga pendidikan harus memiliki beberapa
unsur seperti Tangible, intangible, Reliability,Responsive, sehingga apabila mutu pendidikan
tersebut berhasil maka lulusan peserta didik akan dapat mengikuti perkembangan jaman dengan
harapan para lulusan tersebut dapat bekerja dengan memiliki kemampuan dan keahlian untuk
meningkatkan Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan
Sa’ud (2006) dalam makalahnya tentang penjaminan mutu, mengemukakan bahwa perbaikan
mutu pendidikan secara berkelanjutan (continous quality improvement) perlu dilakukan dalam
kerangka mutu, baik inisiatif sendiri (internal driven) dan atau melibatkan pihak eksternal.
Pendekatan penjaminan mutu itu penting agar pendidikan dapat mengelola sumber daya secara
optimal untuk menjamin mutu layanan akademik dan akuntabilitas pendidikan bagi stakeholders.
Menurut Mohd. Ansyar, Ph.D (2012), ada tiga faktor penentu kualitas atau mutu pendidikan, yaitu
“(a) orang (pendidik), (b) program (kurikulum) dan (c) institusi (pimpinan)”. Dengan demikian
upaya pemenuhan dan perwujudan segenap standar pendidikan nasional idealnya harus didukung
oleh personal (orang) yang berkualitas, dibarengi dengan program (kurikulum) yang baik serta
institusi (pimpinan) yang efektif.
Kepemimpinan dalam peningkatan mutu disekolah yang dilakukan olah pimpinan alangkah
baiknya bagi setiap pemimpin memiliki jiwa pemimpin yang memahami system nilai, persoalan nilai
biasanya berkaitan dengan akhlak, moral dan karekter itu sendiri karena diaplikasikan melalui
tindakan sessorang sehingga apa yang diperbuat manusia mencerminkan apa yang di yakininya.
Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam organisasi
lembaga. Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi
rujukan bagi public dengan Sistem pengelolaan fungsional dan operasional mencakup planning,
organizing, staffing, leading, controlling dalam kegiatan internal maupun eksternal, dengan mengacu
kepada visi dan misi lembaga
Menurut Achmad Sanusi (2017) melalui bukunya system nilai dimana 1. Nilai teologis yang
tercermin antara lain dalam Ketuhanan Yang Maha Esa, Rukun Iman (6), Rukun Islam (5), ibadah,
tauhid, ihsan, istighfar, doa, iklas, taubat, ijtihad, khusyu, istikamah dan jihad fi sabilillah. 2. Nilai etis-
hukum yang terwujud antara lain dalam hormat, baik/rendah hati, setia, dapat dipercaya, jujur,
tanggung jawab, iktikad baik, setia, adil,damai, sabar, memaafkan, menolong, toleransi dan harmonis.
3. Nilai estetik yang terwujud antara lain dalam bagus, bersih, indah, cantik,manis, menarik, serasi,
romantic dan cinta kasih. 4. Nilai logis-rasional yang terwujud antara lain dalam logika/ cocok antara
fakta dan kesimulan, tepat, sesuai jelas, nyata, identitas/ciri, proses, keadaan/kesimpulan cocok. 5 .
nilai fisik-fisiologik yang terwujud jelas unsur-unsurnya, fungsinya, ukuran-ukuranya, kekuatanya,
perubahanya, lokasinya, asal-usulnya, sebab-akibatnya. 6. Nilai teleologik yang terwujut dalam
berguna, bermanfaat sesuai fungsinya, berkembang/maju, teratur/disiplin, integrative, roduktif,
efektif, efisien, akuntabel, inovatif.
Nilai-nilai tersebut sebagai sebuah system yang pada akhirnya mewujud dalam perilaku, baik
perorangan, organisasi swasta maupun organisasi Negara.
KESIMPULAN
Pemimpin pendidikan ditingkat sekolah yang efektif harus mampu menyadarkan orang yang
dipimpinnya terutama pendidik dan tenaga kependidikan,. kepemimpinan harus ditingkatkan
kualitasnya dari waktu ke waktu untuk memajukan dunia pendidikan di tingkat nasional dengan
melalui system nilai. Agar tujuan pendidikan menjadi terwujud di era revolusi industry 4.0.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial yang baik serta memiliki wawasan
yang luas, sehingga mampu membawa unsur-unsur lembaga secara sistemik ke arah yang diinginkan
sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga yang dipimpinnya apa lagi saat ini tantantan di dunia
pendidikan khususnya disekolah
mutu yang berkelanjutan mengacu pada standar mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan
perkembangan dan kemajuan zaman yang berdasarkan aturan yang berlaku, akselerasi mutu
manajemen pendidikan pun hanya mungkin terjadi jika semua yang melakukan tugas dan tanggung
jawabnya, bersama dengan para pembinanya sehingga berhasil melaksanakan tugasnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
REKOMENDASI
Diharaplan bagi pemimpin dalam mengelola lembaga pendidikan harus memiliki manajerial yang
baik dan menjalankan fungsi manajemen sesuai dengan 8 standar pendidikan guna terlaksanakya
proses kegiatan dan pembelajaran agar mutu dan lulusan dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi
lembaga
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ansyar, Mohd. 2012. Inovasi dan Implementasi Kurikulum. Disampaikan pada Lokakarya
Penyempurnaan Kurikulum Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang, 10 November 2012 di
Bukittinggi.
Bennis, Warren, Burt Nanas. Leaders (The Strategies for taking Charge). New york: Harper & Row
Publishers
Bush, and Coleman. 2000. Leadership and Strategic Management in Education. Houston: Gulf
Publising.
Djatmiko, Yayat Hayati. 2002. Pengembangan Tenaga Pengajar Sebagai Mata Rantai Manajemen
Pengendalian Mutu Terpadu dalam Pendidikan. (Jurnal: Mimbar Pendidikan No 1/XXI/2002.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Achmad Sanusi, 2017. Sistem Nilai, Bandung; Nuansa
Sa’ud. 2006. Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Mutu Pendidikan tinggi (Hand-out Seminar
Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Agama Agama Islam di Lingkungan Departemen Agama).
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sallis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education. London: Philadelphia.
Veithzal Rivai. 2004. Kiat Memimpin dalam Abad ke-21. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kemendiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Kemendiknas.
Jurnal
Utami, R. W., Endaryono, B. T., & Djuhartono, T. (2018). Kemamuan Peserta Didik Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 5(3), 187-192.
Endaryono, B. T. (2017). Indikator Pembangunan Pendidikan untuk Masyarakat Berkelanjutan
Dengan Pendidikan Berkarakter Di Indonesia. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(3), 301-306.