Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan Wisata Telaga

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

VOL. XX NO.

XX (2022) XXX-XXX

Available online at: https://intropublicia.org/index.php/jabma

Journal of Applied
in Business Management and Accounting
| ISSN (Print) XXXX-XXXX | ISSN (Online) XXXX-XXXX|

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN WISATA TELAGA


BLEDER KABUPATEN MAGELANG
Tri Wulan Rizkiningtyas, Matilda Zaoredha, Niken Setya Larasati, Komala Inggarwati
Universitas Kristen Satya Wacana

ARTICLE INFORMATION ABSTRACT

Received: One of the more popular natural tourist spots in Magelang Regency is
Revised: Bleder Lake (Telaga Bleder). This tourist destination has a lot of room
Accepted: March 00, 00
Available online: to grow by adding amenities like picture ops, park and lakefront seats,
and water rides in rowboats. The objective of this qualitative descriptive
KEYWORDS : FEASIBILITY STUDY; study is to evaluate the technical, market, and financial viability of
TELAGA BLEDER; TOURISM developing Telaga Bleder. Secondary and primary data were employed
DEVELOPMENT in this investigation. In order to establish whether Bleder Lake could be
developed, 30 respondents were given questionnaires to complete in
order to get primary data about how visitors perceived and were
interested in Bleder Lake. Secondary information was gathered through
publications and statistical sources. Overall, Telaga Bleder's proposed
development is feasible. The market aspect demonstrates that Telaga
Bleder tourism has a good market potential since it is anticipated that
the tourism industry will grow in the new normal and because people are
interested in Telaga Bleder's attractiveness. Technically, the suggested
development is thought to be feasible because there is space available,
the necessary facilities have defined technical requirements and are
simple to obtain, and the implementation time is manageable. This
development plan is considered financially feasible to undertake since
financial analysis reveals that the payback period is 1 year and 1 month,
the net present value is positive, and the internal rate of return is 111
percent.

1. Pendahuluan

Pemerintah telah mencanangkan program pengembangan pariwisata Indonesia sejak tahun 1988
dengan menjadikan berbagai potensi wisata seperti keindahan alam suatu daerah, budaya, sejarah dan
sebagainya menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun asing. Sebagai sebuah industri
multiproduk, industri pariwisata melibatkan berbagai komponen produk pariwisata seperti akomodasi,
transportasi, makan dan minum dan fasilitas penunjang lainnya yang secara bersama-sama menciptakan
pengalaman berwisata bagi wisatawan (Salamat, 2017). Oleh karena itu, pengembangan pariwisata
diharapkan dapat mendorong berkembangnya sektor lainnya yang pada akhirnya menunjang
mengembangkan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Industri pariwisata di Kabupaten Magelang menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan
(https://magelangkab.bps.go.id/indicator). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang
menunjukkan bahwa terdapat 69 destinasi wisata di Kabupaten Magelang pada tahun 2020. Jumlah ini
meningkat dari jumlah destinasi wisata pada tahun 2016 sebesar 17 destinasi. Dari destinasi wisata yang
terdapat di Kabupaten Magelang, Candi Borobudur merupakan destinasi wisata yang paling banyak

55 | Rizkiningtyas et al
dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Sebelum pandemi Covid-19, Candi
Borobudur dikunjungi lebih dari 3,59 juta wisatawan domestik dan 200 ribu wisatawan asing pada tahun
2016 dan terus meningkat mencapai lebih dari 3,74 wisatawan domestik dan 242 ribu wisatawan asing
pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Magelang). Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang
berupaya untuk mengembangkan obyek wisata lainnya agar dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Salah satu objek wisata di Kabupaten Magelang yang akan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Magelang adalah Telaga Bleder. Telaga ini terletak di Dusun Bleder Kelurahan Ngasinan
Kecamatan Grabag. Telaga Bleder terbentuk dari sumber mata air yang ada di kawasan tersebut dan
mengakhiri sebuah cekungan, sehingga membentuk sebuah telaga atau danau. Fasilitas penunjang yang
saat ini tersedia di Telaga Bleder antara lain area parkir yang cukup luas, toilet umum, gazebo, permainan
air dan kolam renang. Dipilihnya Telaga Bleder untuk dikembangkan karena objek wisata ini termasuk
objek wisata alam yang asri yang cocok untuk keluarga, mudah diakses, dan tetap mempertahankan budaya
setempat. Disamping itu, potensi Telaga Bleder untuk dikembangkan cukup besar karena, walaupun masih
jumlahnya masih relatif kecil, Telaga Bleder merupakan objek wisata di Kabupaten Magelang dengan
pendapatan terbesar keenam setelah Candi Borobudur, Ketep Pass, Taman Rekreasi Mendut, PAH Candi
Umbul, serta Candi Mendut dan Pawon (BPS Kabupaten Magelang, 2015).
Pengembangan Telaga Bleder yang direncanakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang adalah
pembuatan sebuah kapal besar yang akan digunakan untuk spot kuliner sehingga pengunjung dapat
menikmati makanan sambil menikmati pemandangan yang indah. Namun demikian, untuk lebih menarik
minat pengunjung, peneliti mengusulkan penambahan permainan air (perahu dayung), beberapa spot foto,
dan juga menambahkan beberapa bangku yang akan tersebar di sekeliling danau untuk bersantai sambil
menikmati pemandangan. Berdasarkan hasil observasi peneliti, penambahan ini mungkin dilakukan
karena masih banyak lahan kosong yang masih bisa dioptimalkan penggunaannya.
Mengingat usulan pengembangan Telaga Bleder membutuhkan dana yang relatif besar maka usulan
pengembangan tersebut perlu dianalisis kelayakannya. Hidayat, Chumaidiyah, & Sagita (2020) mengatakan
bahwa studi kelayakan merupakan studi mendalam tentang bisnis atau proyek yang akan dikelola untuk
menganalisis layak atau tidak usaha atau bisnis tersebut dijalankan dilihat dari berbagai aspek seperti
aspek teknis dan operasi, pasar, dan keuangan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kelayakan pengembangan Telaga Bleder. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah
usulan pengembangan Telaga Bleder layak dilihat dari aspek teknis, pasar, dan keuangan? Hasil dari studi
kelayakan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola Telaga Bleder dalam mengembangkan
objek wisata ini. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi studi-studi kelayakan yang
akan datang.

2. Pengembangan Hipotesis
Pengembangan merupakan suatu proses atau cara dengan tujuan untuk meningkatkan sesuatu
menjadi lebih baik (Kurniyati, 2016). Dalam pengembangan wisata, peranan pemerintah daerah sangatlah
penting guna menjalankan fungsinya sebagai pelopor pengembangan, koordinator, fasilitator, dan
stimulator (Dewanto, 2017). Konsep pengembangan kawasan wisata dikembangkan berdasarkan
kebutuhan suatu wisata untuk meningkatkan fungsi maupun perannya dalam kepariwisataan.
Pengembangan suatu wisata diharapkan dapat berkembangkan secara maksimal. Dalam pengembangan
wisata diperlukan strategi untuk mengidentifikasi apakah berpeluang memberikan keuntungan dan dapat
membantu tujuan yang diharapkan (Gurusinga, 2021). Terdapat tiga tahap dalam proses manajemen
strategi, yang pertama perumusan strategi di mana harus memutuskan alternatif mana yang paling
menguntungkan bagi perusahaan atau wisata yang sedang dikembangkan. Kedua, penerapan strategi.
Terakhir, penilaian strategi yaitu mengevaluasi hasil apakah sudah mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan membuat studi kelayakan suatu proyek.
Studi kelayakan merupakan bahan yang dipertimbangkan saat memutuskan apakah ide/proyek
yang diusulkan akan diterima untuk dijalankan atau ditolak (Ramdan & Ikhwana, 2017). Studi kelayakan
perlu dilakukan sebelum mendirikan usaha maupun menjalankan sebuah proyek untuk (Ramdan &
Ikhwana, 2017): (1) menghindari risiko kerugian yaitu adanya ketidakpastian di masa mendatang sehingga
perlu meminimalkan risiko, (2) mempermudah perencanaan, dengan adanya analisis di masa datang maka
rencana dapat mudah dilaksanakan, (3) mempermudah pelaksanaan pekerjaan yaitu rencana yang sudah
diatur dapat diimplementasikan oleh karyawan dengan pedoman rencana tersebut, (4) mempermudah
pengawasan, dengan rencana yang sudah disusun maka lebih mudah untuk pengawasannya, dan (5)
mempermudah pengendalian yaitu apabila terjadi penyimpangan maka akan lebih mudah untuk
dikendalikan.
Rizkiningtyas et al | 56
Kelayakan suatu rencana bisnis atau proyek dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek teknis,
aspek pasar, aspek legal, aspek keuangan, aspek lingkungan, aspek sosial dan sebagainya. Pada penelitian
ini, kelayakan usaha pengembangan Telaga Bleder akan dikaji dari aspek teknis dan operasi, aspek pasar
dan aspek keuangan. Aspek teknis bertujuan untuk menilai kesiagaan proses pembangunan secara teknis
setelah dibangun. Pengkajian aspek teknik dalam studi kelayakan bertujuan untuk memberi suatu batasan
pada parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu objek (Kristiawan et al.,
2017). Aspek pasar merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan sebuah keberhasilan suatu
objek. Menurut Ramdan & Ikhwana (2017) terdapat dua faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran pariwisata, yaitu: (1) permintaan potensial yang dapat dilihat berdasarkan jumlah penduduk
sekitar wilayah dan tingkat kepadatan penduduk, dan (2) daya tarik tempat wisata itu sendiri. Kelayakan
aspek pasar dalam penelitian ini akan dikaji dari sisi peluang pasar, kendala-kendala yang dihadapi, serta
strategi yang dilakukan dalam pemasaran. Aspek keuangan adalah kegiatan untuk mencari tahu seberapa
besar manfaat yang akan diperoleh, berapa biaya yang akan dikeluarkan dan keuntungan yang didapatkan,
kapan pengembalian investasi terjadi dan pada tingkat berapa investasi dapat memberikan manfaat (Putri
et al., 2013). Dalam aspek keuangan ini akan dikaji besarnya investasi, sumber pendanaan, proyeksi
laba/rugi dan penilaian kelayakan.

3. Metode, Data, dan Analisis


Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan, menggambarkan, dan mengungkapkan suatu permasalahan
atau keadaan tertentu yang nantinya dapat memberikan suatu gambaran secara tepat mengenai keadaan
sebenarnya terkait objek yang akan diteliti, sehingga dapat memecahkan masalah tersebut (Widoningtyas
et al., 2014). Digunakan penelitian deskriptif kualitatif karena dapat memberikan gambaran secara tepat
tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki dalam rangka memecahkan masalah tertentu yang
spesifik.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh
melalui penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data
terkait peluang pasar dan akan dibagikan ke pengunjung Telaga Bleder sejumlah 30 responden dengan
metode accidental sampling. Sedangkan wawancara dan observasi akan digunakan untuk memperoleh
gambaran keadaan situasi dan kondisi Telaga Bleder saat ini serta untuk melihat alternatif pengembangan
Telaga Bleder. Narasumber dalam penelitian adalah Bapak Sulistio S.Sos sebagai Kepala Desa Ngasinan,
Bapak Daiman sebagai Kepala Dusun Bleder, dan Ibu Sri Handayani sebagai Kepala Dinas Pariwisata,
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang bagian Telaga Bleder. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari data statistik pariwisata Kabupaten Magelang serta APBD daerah Kabupaten Magelang.

Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini terdiri dari: (1) analisis deskriptif untuk menganalisis,
menggambarkan, dan meringkas data hasil wawancara dan observasi terkait aspek teknis seperti
rancangan tata letak, spesifikasi dan ketersedian peralatan yang dibutuhkan, (2) statistik deskriptif untuk
menggambarkan hasil survei terkait aspek pasar, dan (3) penilaian kelayakan investasi dari aspek
keuangan menggunakan metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return
(IRR), sebagai berikut:

a. Payback Period (PP)


Payback Period merupakan teknik penilaian untuk mengukur jangka waktu pengembalian investasi
suatu proyek (Afiyah, Saifi, & Dwiatmanto, 2015). Payback Period digunakan untuk mengukur seberapa
lamakah investasi suatu proyek dapat kembali dalam satuan waktu tahun atau bulan. Dengan
menggunakan metode ini, sebuah proyek dinilai layak jika periode PP lebih pendek dari umur ekonomis.
Perhitungan PP untuk proyek yang mempunyai pola arus kas sama per tahun dapat menggunakan rumus:

Sedangkan perhitungan nilai PP dengan nilai arus kas berbeda tiap tahun dapat menggunakan
rumus:

Rizkiningtyas et al | 57
Keterangan:
t = tahun terakhir di mana cash flow belum menutupi nilai investasi
b = nilai investasi
c = kumulatif nilai arus kas pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif arus kas pada tahun t + 1

b. Net Present Value (NPV)


Perhitungan NPV dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk
bersih dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi. Suatu proyek dinyatakan layak jika
nilai NPV lebih dari 0 maka usulan proyek dapat dilaksanakan (Dewi & Yadnya, 2013). Perhitungan NPV
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
k = suku bunga
At = arus kas pada periode t
n = periode yang terakhir di mana aliran kas diharapkan

c. Internal Rate of Return (IRR)


Metode yang digunakan untuk menghitung tingkat bunga, sehingga dapat menyamakan antara nilai
sekarang yaitu semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar yang diperoleh dari investasi (Dewi &
Yadnya, 2013). Jika nilai IRR lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima.
Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah:

4. Hasil dan Pembahasan


Pada bagian ini akan diuraikan gambaran umum objek wisata Telaga Bleder dan usulan
pengembangannya. Selanjutnya akan dibahas hasil analisis kelayakan usulan pengembangan Telaga Bleder
dari aspek teknis dan operasional, aspek pasar dan aspek keuangan.

Gambaran Umum dan Usulan Pengembangan Telaga Bleder


Telaga Bleder berada di Dusun Bleder, Kelurahan Ngasinan, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis, Desa Ngasinan terletak pada 6° 51' 46'' sampai dengan 7° 11'
47'' LS dan 109° 40' 19'' sampai dengan 110° 03' 06'' BT. Terletak 4 km di sebelah timur Kecamatan Grabag
dan 26 km dari Kota/Kabupaten Magelang. Dusun Bleder memiliki daya tarik untuk pengunjung atau
wisatawan karena keasrian alamnya. Potensi Dusun Bleder lainnya adalah wisata berbasis masyarakat
lokal dimana masyarakat Dusun Bleder memiliki kreativitas dalam pembuatan bedug dan keranjang serta
pembudidayaan ikan. Potensi alam dan masyarakat Dusun Bleder dapat menjadi faktor yang mendorong
wisatawan untuk berkunjung ke Telaga Bleder.
Objek wisata Telaga Bleder saat ini terdapat beberapa fasilitas sebelum dilakukan pengembangan.
Seperti pada Gambar 1. di bawah bahwa sudah terdapat area parkiran yang lumayan luas, cukup untuk
motor, mobil maupun bus. Sebelum masuk wisata harus membeli tiket di loket bagian depan. Loket sudah
tersedia dengan ukuran kecil. Selain itu terdapat satu toilet yang terbagi untuk wanita dan pria. Gazebo
juga sudah ada namun kecil dan sudah mulai rusak sehingga ditambah dan dikembangkan lagi. Selain itu,
untuk wahana permainan terdapat bebek air, namun selama pandemi ini sudah tidak diberlakukan
sehingga bebek air menjadi mangkrak dan tidak dapat ditumpangi. Fasilitas pendukung wahana air yaitu
tempat parkir wahananya juga sudah mulai tidak layak karena pembatas sudah berkarat dan ada beberapa
yang roboh sehingga perlu direnovasi. Selain wahana bebek air, terdapat kolam renang yang dikhususkan
untuk anak-anak sehingga kolam tidak dalam dan aman untuk anak kecil.
Gambar 1 notasi a, b, c, dan d menunjukkan tata letak usulan pengembangan Telaga Bleder yang
akan dikaji dalam penelitian ini, meliputi: penambahan lima unit meja dan kursi di sekitar tepi telaga

Rizkiningtyas et al | 58
sebagai ganti dari gazebo agar dapat digunakan untuk menikmati keindahan telaga, pembuatan dua spot
foto berupa ayunan di pinggir jembatan telaga serta menambah loket tiket permainan dan permainan air
berupa sepuluh perahu dayung dengan sistem penumpang mendayung sendiri dengan rentang waktu yang
sudah ditentukan.

Gambar 1. Denah Pengembangan Telaga Bleder

Analisis Aspek Teknis


Usulan pengembangan Telaga Bleder meliputi penambahan meja dan kursi, pembuatan ayunan,
pengadaan perahu dayung untuk wahana air dan pembangunan loket. Berikut spesifikasi teknis dari
kebutuhan pengembangan tersebut berikut estimasi biayanya (Tabel 1):
Tabel 1. Spesifikasi Teknis Usulan Pengembangan Telaga Bleder
Perkiraan Biaya
Usulan Jumlah
No Spesifikasi Dimensi
Pengembangan Unit Per Unit ( Rp)

1. Menambahkan bangku Bangku dan meja dengan Ukuran 140 x 130 x 5 unit 1.300.000
dan meja model elegan minimalis, 75 cm
berkapasitas bagi 4 - 6
orang,

Terbuat dari kayu

2. Membuat spot foto di Tiang penyangga ayunan Ukuran tiang 3 x 3 m 2 unit 3.000.000
samping telaga seperti yang terbuat dari besi brc
ayunan gantung dan 2 ayunan gantung Ukuran ayunan 0,5
x1,5m

Rizkiningtyas et al | 59
Perkiraan Biaya
Usulan Jumlah
No Spesifikasi Dimensi
Pengembangan Unit Per Unit ( Rp)

3. Menambah wahana air Perahu dayung berbahan Ukuran perahu 10 unit 13.000.000
perahu dayung dengan dasar fiber dayung 340 cm x 150
kapasitas 2- 5 orang cm x 60 cm

4. Membuat loket tiket Bahan bangunan Ukuran bangungan 1 unit 20.000.000


untuk wahana air sekitar 2x2 meter

Gantt Chart berikut (Gambar 2) menunjukkan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
usulan pengembangan Wisata Telaga Bleder mulai dari pengecekan lokasi hingga penyelesaian yaitu
selama tiga bulan.

Gambar 2. Gantt Chart Estimasi Pelaksanaan Pengembangan

Berdasarkan analisis teknis, dapat dinyatakan bahwa usulan ini layak untuk dijalankan karena lahan
tersedia dan pengembangan yang diusulkan dapat mengoptimalkan lahan yang masih kosong, kebutuhan
fasilitas tambahan mempunyai spesifikasi yang jelas dan dapat diperoleh dengan mudah, serta waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pengembangan yang diusulkan wajar.

Analisis Aspek Pasar


Analisis kelayakan pasar dari usulan pengembangan Telaga Bleder meliputi analisis terhadap
potensi pasar dan permintaan potensial, sebagai berikut:
1. Potensi Pasar
Berdasarkan data yang diperoleh dari Disporapar Kabupaten Magelang, jumlah kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Magelang pada tahun 2021 mengalami penurunan sekitar 50 persen (565 ribu
pengunjung) jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada tahun 2020 yang mencapai lebih dari 1
juta orang. Hal ini disebabkan adanya pembatasan sosial dan karantina wilayah akibat pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, dengan penerapan protokol kesehatan dan semakin baiknya penanganan kasus dan
penyebaran Covid-19, sektor pariwisata diharapkan kembali bangkit. Secara nasional, jumlah wisatawan
nusantara pada tahun 2021 meningkat 12 persen dibanding tahun 2020 (Hutauruk, 2022). Oleh karena itu,
para pengelola objek wisata tetap berinovasi untuk meningkatkan minat berkunjung masyarakat.
2. Permintaan Potensial
Dalam mencapai target pasar yang luas dan tepat sasaran, maka diperlukan sebuah analisis
permintaan pasar. Analisis permintaan pasar ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan
menyebarkan kuesioner kepada masyarakat sekitar dan pengunjung Telaga Bleder. Penelitian ini
mengambil responden dengan jumlah 30 responden, dengan hasil sebagai berikut:
Rizkiningtyas et al | 60
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa responden terdiri dari 57 persen atau 17 orang
perempuan dan 43 persen atau 13 orang laki-laki.
Tabel 2. Karakteristik responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 17 57%
Laki-Laki 13 43%
Total 30 100%
Sumber: Hasil Pengolahan data tahun 2021

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20 -30 tahun (66,7 persen) diikuti
oleh responden dengan kelompok usia 30 - 49 tahun (16,7 persen).
Tabel 3. Usia Responden

No Usia Jumlah Persentase


1 < 20 Tahun 2 6,7%
2 20-29 Tahun 20 66,7%
3 30-49 Tahun 5 16,7%
4 > 50 Tahun 3 10,0%
Sumber: Hasil Pengolahan data tahun 2021

Persepsi Responden terhadap Telaga Bleder


Tabel 4 menampilkan persepsi responden terhadap daya tarik objek wisata Telaga Bleder dilihat
dari empat aspek, yaitu pemandangan alam, tumbuh-tumbuhan, wahana air, dan konsep infrastruktur.
Sebagian besar responden menyatakan bahwa keempat aspek objek wisata di Telaga Bleder cukup menarik
hingga sangat menarik.
Tabel 4. Persepsi Responden Terhadap Daya Tarik Wisata
Sangat Menarik - Cukup
Daya Tarik Kurang Menarik - Tidak Menarik
Menarik

Pemandangan alam 70% 30%

Tumbuh - tumbuhan 63% 37%

Wahana air 86% 14%

Konsep infrastruktur 77% 23%

Sumber: Data primer yang diolah

Fasilitas Telaga Bleder yang Diminati oleh Responden


Hasil survei tentang fasilitas yang diminati saat berkunjung ke Telaga Bleder disajikan pada Tabel 5.
Berdasarkan survei dapat disimpulkan bahwa gazebo menjadi spot yang paling diminati (20 persen),
diikuti spot kuliner (16,7 persen) dan mushola, ruang pertemuan, kursi taman, dan permainan air masing-
masing 13,3 persen. Sebanyak 10 persen responden menyatakan internet sebagai fasilitas yang diminati.
Berdasarkan hasil survei tersebut, pengembangan yang diusulkan dengan menambahkan spot tempat
duduk di sekitar pinggir danau, spot permainan air berupa perahu dayung dan memanfaatkan lahan kosong
untuk dijadikan spot foto berupa ayunan yang terletak pada sisi jembatan yang berada di tengah danau
sesuai dengan minat responden.

Rizkiningtyas et al | 61
Tabel 5. Fasilitas yang Diminati
No Fasilitas yang diminati Jumlah Persentase

1 Gazebo 6 20,0%

2 Spot Kuliner 5 16,7%

3 Mushola 4 13,3%

4 Co-Working / ruangan pertemuan 4 13,3%

5 Kursi pinggir taman/danau 4 13,3%

6 Permainan Air 4 13,3%

7 Internet 3 10,0%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan analisis potensi pasar dan permintaan potensial dapat disimpulkan bahwa usulan
pengembangan layak untuk dijalankan. Kunjungan wisatawan terutama wisatawan nusantara
diproyeksikan terus meningkat pada masa kenormalan baru dan penambahan fasilitas yang diusulkan,
yaitu kursi-kursi, permainan air, serta spot foto sesuai dengan minat wisatawan.

Analisis Aspek Keuangan


1. Kebutuhan Investasi dan Pendanaan
Berdasarkan survei harga kebutuhan pengadaan fasilitas pengembangan Telaga Bleder, besarnya
investasi yang dibutuhkan adalah Rp 184.900.000 (Tabel 6). Kebutuhan investasi tersebut direncanakan
akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Tabel 6. Perkiraan Kebutuhan Investasi
Harga per unit
Perkiraan Biaya
No Kebutuhan Unit Ukuran
(Rp) (Rp)

1 Kursi dan meja 5 140 x 130 x 75 cm 1.300.000 6.500.000

2 Spot foto ayunan 2 Tiang: 3m x 3m 3.000.000 6.000.000

Ayunan: 0.5m x 1,5m

Tukang 4 2 minggu 200.000 11.200.000

3 Perahu dayung 10 340cm x 150cm x 60cm 13.000.000 130.000.000

4 Pembangunan loket 1 2m x 2m 20.000.000 20.000.000

Tukang 4 2 minggu 200.000 11.200.000

Total Biaya 184.900.000

2. Perkiraan Tambahan Pendapatan

Rizkiningtyas et al | 62
Perkiraan pendapatan dari hasil sewa 10 unit perahu dayung diperkirakan Rp 22.500.000 per bulan
dengan asumsi harga sewa sebesar Rp 10.000 per 25 menit dan jumlah pengunjung yang akan
menggunakan perahu dayung sebesar 50 persen dari perkiraan jumlah pengunjung Telaga Bleder yang
diasumsikan perhari 100 pengunjung dan pertambahan setelah berjalannya wisata air mengalami
kenaikan sehingga berjumlah 150 pengunjung per hari. Dengan asumsi harga tiket pengunjung Rp 5.000
per orang dan semua kenaikan pengunjung mengendarai sepeda motor dengan tarif harga parkir Rp 2.000
per motor Perhitungan tertera pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Perkiraan Tambahan Pendapatan
Biaya Sewa Perkiraan jumlah Pendapatan per bulan Pendapatan per tahun
No Projek
(Rp) orang per bulan (Rp) (Rp)

1 Perahu Dayung 10.000 2.250 22.500.000 270.000.000

2 Tiket 5.000 1.500 7.500.000 90.000.000


Pengunjung

3 Tarif Parkir 2.000 1.500 3.000.000 36.000.000

Total 33.000.000 396.000.000

3. Perkiraan Tambahan Biaya


Berdasarkan usulan pengembangan Telaga Bleder, dibutuhkan tambahan biaya operasional (Tabel
8) yang meliputi biaya tenaga kerja sebanyak enam orang untuk di bagian wisata air yaitu perahu dayung
dan satu orang untuk menjaga loket permainan air. Dengan gaji UMR Kabupaten Magelang yaitu Rp
2.075.000 per orang dan biaya perawatan sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Pengadaan aktiva tetap dalam
rencana pengembangan ini memunculkan biaya penyusutan sebesar Rp 10.670.000 per tahun (Tabel 9).
Tabel 8. Biaya Operasional Tambahan
Total Biaya per Bulan Total Biaya per Tahun
No Biaya Operasi Tambahan
(Rp) (Rp)

1 Biaya Perawatan 5.000.000 60.000.000

2 Gaji Karyawan (enam orang) 12.450.000 149.400.000

3 Penggantian pelampung 3.750.000

Total Biaya Operasional 213.150.000

Tabel 9. Perhitungan Penyusutan

Rizkiningtyas et al | 63
Umur Total harga Total penyusutan Nilai terminal pada
ekonomis perolehan per tahun akhir tahun 5
NO Jenis aktiva Nilai residu
( Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Kursi 5 6.500.000 650.000 1.170.000 650.000

2 Ayunan 5 6.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

3 Perahu 10 130.000.000 0 6.500.000 65.000.000

4 Loket 10 20.000.000 0 2.000.000 10.000.000

Total 10.670.000 76.650.000

*) metode penyusutan garis lurus

4. Proyeksi Laba/Rugi
Proyeksi Laporan Laba / Rugi untuk jangka waktu selama lima tahun disajikan pada Tabel 10 dengan
asumsi tahun kedua hingga kelima mengalami kenaikan pendapatan sebesar 10 persen dari harga jumlah
pengunjung wisata air dan kenaikan gaji tenaga kerja sebesar 5 persen setiap tahunnya.
Tabel 10. Proyeksi Laba/Rugi

Keterangan Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 (Rp) Tahun 4 (Rp) Tahun 5 (Rp)

Pendapatan 396.000.000 435.600.000 479.160.000 527.076.000 579.783.600

Beban:

Beban perawatan 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000

Pelampung 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000

Gaji karyawan 149.400.000 156.870.000 164.713.500 172.949.175 181.596.634

Biaya penyusutan 10.670.000 10.670.000 10.670.000 10.670.000 10.670.000

Total Beban 223.820.000 233,290.000 239.133.500 247.369.175 256.016.634

Laba Bersih 172.180.000 202.310.000 240.026.500 279.706.825 323.766.966

5. Proyeksi Arus Kas


Proyeksi Laporan Arus Kas untuk jangka waktu selama lima tahun disajikan pada Tabel 11, sebagai
berikut:
Tabel 11. Arus Kas per Tahun (Rp)
Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Arus Kas Awal -184.900.000

Arus Kas Operasi

Rizkiningtyas et al | 64
Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Arus Kas Awal -184.900.000

Laba bersih setelah 172.180.000 202.310.000 240.026.500 279.706.825 323.766.966


bunga dan pajak

Penyusutan 10.670.000 10.670.000 10.670.000 10.670.000 10.670.000

Arus Kas Akhir 76.650.000

Total Arus Kas -184.900.000 182.850.000 212.980.000 250.696.500 290.376.825 411.086.966

6. Penilaian Investasi
Langkah berikutnya dalam analisis keuangan adalah melakukan penilaian kelayakan investasi atas
usulan pengembangan Telaga Bleder. Penilaian investasi dilakukan dengan menggunakan perhitungan
Payback Period, Net Present Value dan Internal Rate of Return. Dengan asumsi tingkat suku bunga diskonto
pertama sebesar 10 persen dan suku bunga diskonto dua sebesar 15 persen. menghasilkan hasil analisis
kelayakan keuangan disajikan pada Tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Keuangan Telaga Bleder
No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Payback period 1,1 Layak

2 Net Present Value (faktor diskonto 10 persen) 1.116.416.007 Layak

Net Present Value (faktor diskonto 15 persen) 1.093.928.484 Layak

3 Internal Rate of Return 111 persen Layak

Hasil perhitungan kelayakan keuangan proyek pengembangan Telaga Bleder, menunjukkan bahwa
proyek layak untuk dilaksanakan, berdasarkan hasil hitung Payback Period, menunjukkan waktu 1,1 atau
1 tahun 1 bulan, lebih pendek dari umur investasi lima tahun, NPV (10 persen) sebesar 1.116.416.077 dan
NPV(15 persen) sebesar 1.093.928.484 menunjukkan hasil lebih dari nol, dan IRR yang diperoleh sebesar
111 persen dan lebih dari tingkat biaya modal yang diasumsikan sebesar 10 persen. Dengan demikian
proyek pengembangan tersebut dapat disimpulkan layak untuk dilaksanakan.

5. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usulan pengembangan Telaga Bleder yang
meliputi penambahan spot foto, wahana air, dan kursi taman dengan mengkaji aspek pasar, aspek teknis,
dan aspek keuangan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usulan pengembangan tersebut layak
untuk dijalankan. Dari aspek teknis, usulan pengembangan dinilai layak karena mengoptimalkan lahan
yang masih kosong, fasilitas yang dibutuhkan mempunyai spesifikasi yang jelas dan mudah diperoleh, serta
waktu pengerjaan proyek yang wajar. Sedangkan dari aspek pasar, usulan pengembangan juga dinilai layak
karena potensi pasar pariwisata yang baik dan diproyeksikan terus meningkat pada masa kenormalan
baru, serta penambahan fasilitas yang sesuai dengan minat pengunjung. Usulan pengembangan juga dinilai
layak dari aspek keuangan karena dalam jangka waktu analisis tiga tahun, investasi yang ditanamkan akan
kembali dalam 1 tahun 1 bulan, mempunyai nilai sekarang bersih (NPV) positif baik pada tingkat diskonto
10 persen maupun 15 persen, dan nilai tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 111 persen.

Rizkiningtyas et al | 65
6. Implikasi Praktis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri pariwisata mempunyai potensi untuk kembali bangkit
dan bertumbuh. Oleh karena itu, pengelola pariwisata perlu untuk berbenah agar objek wisata yang
dikelolanya dapat menarik minat pengunjung untuk datang. Usulan pengembangan dalam penelitian ini
layak untuk dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif pengembangan karena melengkapi fasilitas yang
sekarang ada, sesuai dengan minat pengunjung, serta memberikan hasil yang menguntungkan.

7. Keterbatasan dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya


Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu (1) analisis kelayakan hanya mengkaji tiga
aspek saja. Perlu dipertimbangkan aspek lain seperti aspek legal, lingkungan dan sosial; (2) survei yang
dilakukan untuk melihat permintaan potensial hanya melibatkan 30 responden dan menggunakan teknik
non-probability sampling dengan metode accidental sampling, sehingga kemungkinan data yang
dikumpulkan tidak mewakili populasi. Penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah
sampel dan menggunakan teknik probability sampling.

References
Afiyah, A., Saifi, M., & Dwiatmanto. (2015). Analisis studi kelayakan usaha pendirian Home Industry (Studi
kasus pada Home Industry Cokelat “ Cozy ” Kademangan Blitar ). Jurnal Administrasi Bisnis, 23(1),
1-11.
Biro Pusat Statistik Kabupaten Magelang (2022).
ttps://magelangkab.bps.go.id/indicator/16/956/1/banyaknya-daya-tarik-wisata-di-kabupaten-
magelang.html
Dewanto, R. (2017). Analisis kelayakan pengembangan Objek Wisata Arung Jeram (Studi kasus: Bosamba
Rafting). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 6(1), 1-21.
Dewi, N. L. P. M. K., & Yadnya, I. P. (2013). Studi kelayakan investasi dari aspek finansial untuk pendirian
Naya Salon Denpasar. E-Jurnal Manajemen, 2(1), 32–50.
Gurusinga, D. A. B. (2021). Analisis kelayakan pengembangan pada kawasan wisata alam Simarjarunjung
Kabupaten Simalungun. Repository USU, 1-56.
Hidayat, M. I., Chumaidiyah, E., & Sagita, B. H. (2020). Analisis kelayakan usaha daily escape cafe pada
tempat wisata batujajar space and culture. E-Proceeding of Engineering, 7(3), 9415–9424.
Hutauruk, D. M (2022, Januari 21). Wisatawan domestik masih akan jadi andalan pemulihan sektor
pariwisata. Kontan.co.id. https://industri.kontan.co.id/news/wisatawan-domestik-masih-akan-
jadi-andalan-pemulihan-sektor-pariwisata
Khrisnamurti, Utami, H., & Darmawan, R. (2016). Dampak pariwisata terhadap lingkungan di Pulau Tidung
Kepulauan Seribu. Journal Kajian, 21(3), 257–273.
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/779
Kristiawan, I. P. G. T., Warsika, P. D., & Wiranata, A. A. (2017). Analisis aspek teknis, pasar dan finansial
terhadap kelayakan investasi proyek pembangunan Town House (Studi kasus: Semarapura Town
House Klungkung). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 21(1), 68-73.
Kurniyati, Z. (2016). Strategi pengembangan wisata Pantai Kartini di Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu
Pemerintahan Undip, July, 1–23.
Putri, S. R., Unas, S. E., & Hasyim, M. H. (2013). Studi kelayakan finansial pada proyek pembangunan Mall
Dinoyo Kota Malang. Jurnal Rekayasa Sipil, 7(3), 257-263.
Ramdan, R. M., & Ikhwana, A. (2017). Analisa kelayakan pengembangan Wisata di Desa. Cimareme
Kecamatan Banyuresmi Garut. Jurnal Kalibrasi, 14(1), 101–11.
https://doi.org/10.33364/kalibrasi/v.14-1.401
Salamat, W. Y. (2017). Pengembangan strategi pemasaran dan promosi untuk objek Wisata Desa Telaga
Paca (Studi kasus: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Halmahera Utara). Repositori UKSW.

Rizkiningtyas et al | 66
Widoningtyas, L., Sukidin, & Wahyuni, S. (2014). Strategi pengembangan kawasan Wisata Telaga Sarangan
pada Pemerintahan Kabupaten Magetan. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1-9.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/63386

Rizkiningtyas et al | 67

You might also like