JIGE 3 (2) (2022) 216-219
JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION
ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige
KAJIAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PADA KEGAGALAN
BANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
TINGGI
Maiko Lesmana Dewa1, Kiki Maria2, Syamsu Marlin3, Keti Andayani⁴
1,2,3,4
Fakultas Teknik Universitas Bung Karno Jakarta
History Article
Article history: ABSTRACT
Received December 8, 2022
Approved December 18, The essence of the research problem is how to obtain answers to
2022 research results related to construction supervision studies on
building failures in construction work by obtaining answers to
the following questions: development in general? Second, how is
the legal protection for the community for building failure in
construction work which causes harm to the community in
Keywords: connection with construction supervision responsibilities?
Construction, Third, how is the settlement of legal disputes over building
Building failures failures in construction work in Indonesia when linked to
supervision construction supervision rights? The research approach used
and the development of the framework of thought in this study
are based on a normative juridical approach by conducting an
assessment of laws and regulations on building construction and
construction, while the research method is a comparative
method of various legal policies in several countries that regulate
the pattern of interaction of development activities starting from
the development stage. Preparation /planning to the stage of use.
The findings in this study found that there is a role for legislation
relating to construction supervision services in preventing
building failures in building work.
ABSTRAK
Inti permasalahan penelitian ini adalah bagaimana memperoleh
jawaban hasil penelitian terkait dengan kajian pengawasan
konstruksi pada kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi
dengan diperolehnya jawaban atas beberapa pertanyaan berikut
ini: Pertama, bagaimanakah pengaturan jasa pengawasan
konstruksi dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia
sehubungan dengan kegagalan bangunan pada pekerjaan
pembangunan secara umum? Kedua, bagaimanakah
perlindungan hukum bagi masyarakat atas kegagalan bangunan
pada pekerjaan pembangunan yang menimbulkan kerugian bagi
masyarakat sehubungan dengan tanggungjawab pengawasan
Analisis Pentingnya Media Dalam Pembelajaran…- 216
Dewa et.al / Jurnal Ilmiah Global Education 3 (2) (2022)
konstruksi? Ketiga, bagaimanakah penyelesaian masalah
sengketa hukum kegagalan bangunan pada pekerjaan
pembangunan di Indonesia bila dihubungkan dengan hak
pengawasan konstruksi? Pendekatan penelitian yang digunakan
serta pengembangan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
berpijak pada pendekatan yuridis normatif dengan melakukan
pengkajian peraturan perundang-undangan tentang
pembangunan gedung dan konstruksi, sedangkan metode
penelitiannya adalah metode perbandingan berbagai kebijakan
hukum di beberapa negara yang mengatur pola interaksi
kegiatan pembangunan mulai dari tahap persiapan/perencanaan
hingga tahap penggunaannya. Temuan dalam penelitian ini
ditemukan bahwa adanya peranan perundang undangan yang
berkaitan dengan jasa pengawasan konstruksi dalam mencegah
terjadinyakegagalan bangunan pada pekerjaan bangunan.
© 2022 Jurnal Ilmiah Global Education
PENDAHULUAN
Salah satu yang paling penting dalam pelaksanaan pembangunan adalah
pengawasan terhadap kualitas bangunannya. Begitu pentingnya peran pengawas dalam
menjaga kualitas konstruksi sehingga perlu dijaga agar pengawas dapat kewenangan yang
cukup kuat untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kualitas bangunan yang
kurang baik adalah penyebab utama terjadinya kegagalan bangunan (Barrie 1981). Peran
pengawas konstruksi sangat diharapkan dapat mencegah dan dapat melakukan tindakan
antisipatif agar pengawasan kualitas dapat berjalan baik, sehingga setidaknya dapat
terantisipasinya kehandalan bangunan dan mencegah kegagalan bangunan. Semakin baik
dan tegas pengaturan hukum yang memberi keluasaan bagi pengawasan konstruksi akan
berdampak pada kepastian dan kejelasan pelaksanaan pengawasan konstruksi sehingga
sempurna dan efektif, dan dapat menjamin tujuan perencana teknis berjalan dengan sebaik-
baiknya dan terhindari kesalahan hasil konstruksi yang tidak diinginkan (Barrie& Paulson
1992).
Dasar pertimbangannya adalah karena betapa pentingnya posisi pengawas tersebut,
sehubungan dengan peran pengawas yang merupakan kunci pintu masuk bagi pengawasan
terhadap prosedur dan pelaksanaan teknis yang baik, dan atau penyelidikan lebih jauh
sehubungan dengan upaya penelusuran dan atau dapat menemukan pembuktian yang
menjadi penyebab terjadinya kegagalan bangunan dikemudian hari. Potensi untuk
menjamin agar pengawas konstruksi dapat memiliki kewenangan dalam melaksanakan
tugasnya, sebenarnya telah tertulis dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi, pada Pasal 26 dan Pasal 43 Ayat (3).
Pengaturan bangunan gedung melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung bertujuan untuk mewujudkan bangunan gedung yang
fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya, mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin
keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan, mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Undang-undang ini dimaksudkan mengatur ketentuan tentang bangunan gedung yang
meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.
Pengertian tentang lingkup pembinaan termasuk kegiatan pengaturan,
pemberdayaan, dan pengawasan. Dengan memperhatikan penyelenggaraan kegiatan
pembangunan gedung di Inggris dapat peneliti garis bawahi, bahwa John Uff di dalam
bukunya construction law, mengenai istilahnya "hukum konstruksi" saat ini dipahami secara
Kajian Pengawasan Konstruksi…- 217
Dewa et.al / Jurnal Ilmiah Global Education 3 (2) (2022)
umum untuk mencakup seluruh bidang hukum yang secara langsung mempengaruhi
bidang industri konstruksi dan instrumen-instrumen hukum yang digunakan dalam
pengoperasiannya. Namun hukum konstruksi berkembang jauh melampaui pemahaman
hukum tersebut. Kontrak konstruksi yang efisien dan dapat diterapkan dalam kebutuhan
proses konstruksi mengharuskan adanya penerapan prinsip-prinsip manajemen. Selain itu
kontrak konstruksi harus juga memperhatikan perselisihan dan cara pemecahannya
Dengan demikian Hukum konstruksi adalah subjek interaktif dimana baik para pengacara
maupun pelaku profesional konstruksi, termasuk manajer, memiliki peran penting di dalam
pelaksanaannya.
Atas dasar hal tersebut maka di dalam mencermati Hukum Konstruksi dan Kontrak
Konstruksi, istilah "kontrak konstruksi" (construction contract) saat ini memiliki definisi
hukum yang mencakup sebagian besar namun tidak semua jenis pekerjaan konstruksi, dan
termasuk pada bangunan dan pekerjaan rekayasa teknik. Sedangkan, hukum konstruksi,
mencakup semua kontrak konstruksi, baik yang termasuk atau tidak termasuk dalam
peraturan perundang-undangan ( Nazarkan 2013).
METODE PENELITIAN
Analisis data dilaksanakan secara yuridis normatif melalui pengkajian peraturan
perundang-undangan tentang pembangunan gedung dan konstruksi. Data primer jika
diperlukan dan dimungkinkan diperoleh dengan teknik wawancara. Untuk teknik
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan terhadap peraturan
perundang-undangan, literatur, dokumen, serta bahan pustaka lainnya. Untuk teknik
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan terhadap peraturan
perundang-undangan, literatur, dokumen, serta bahan pustaka lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanggungjawaban terhadap kegagalan bangunan pada gedung bertingkat tinggi
bila dikaitkan dengan pelaksanaan pekerjaan usaha jasa pengawasan konstruksi pada
gedung bertingkat tinggi memiliki identifikasi peluang resiko yang tinggi. Ketentuan
rumusan mengenai kegagalan bangunan menurut Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, yang pada pokoknya menyebutkan
bahwa,
“Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan
maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan
penyedia jas dan/atau pengguna jasa.”
Simpulan temuan penelitian bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur
ketentuan pengawasan konstruksi pada kegagalan bangunan pekerjaan pembangunan,
pada saat ini belum cukup bagi pengawasan konstruksi untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat pada kasus kegagalan bangunan di kemudian hari yang dapat
menimbulkan kerugian masyarakat melalui upaya mitigasi secara dini terhadap resiko
kegagalan bangunan, sedangkan penyelesaian sengketa hukum pada kegagalan bangunan
pun belum memungkinkan bagi terciptanya pengawasan konstruksi yang dapat
merekomendasikan tindakan-tindakan teknis untuk pencegahan dalam rangka mitigasi ke
depan bila diasumsikan terjadi kondisi kegagalan bangunan di kemudian hari.
Kajian Pengawasan Konstruksi…- 218
Dewa et.al / Jurnal Ilmiah Global Education 3 (2) (2022)
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan analisis mengenai aspek hukum bagi pengawas konstruksi
pada kegagalan bangunan dalam pembangunan gedung, maka pada bab ini penulis dapat
mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan usaha jasa konstruksi di Indonesia khususnya usaha jasa pengawas
konstruksi secara umum dapat dikatakan “kurang memadai” bagi pelaku usaha jasa
pengawasan konstruksi untuk dapat secara leluasa menjalankan tugasnya dan
memperkuat dirinya agar dapat menegakkan pengawasan bangunan secara optimal,
layak dan sempurna.
2. Dengan demikian ke depan tampaknya diperlukan penguatan ketentuan hukum dan
penegakkan budaya hukum yang lebih kuat agar pemilik bangunan lebih mematuhi
ketentuan standar yang mendukung kriteria profesionalisme pengawasan bangunan
sebagaimana yang diharapkan bersama oleh para pemangku kepentingan dunia
professional pengawasan bangunan.
PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENTS
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, dan dalam
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Yayasan Bung Karno.
2. Rektor Universitas Bung Karno
3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Karno.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan konstribusi pada pengembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya serta pembaca pada khususnya.
DAFTAR REFERENSI
Barrie, D.S., Direction in Managing Construction, John Willey and Sons, New York, 1981.
Barrie, D.S., dan Paulson, B.C., Professional Construction Management, Mc. Graw-Hill, New
York, 1992.
Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia,
http://mgscilegon.wordpress.com/2011/07/07/kontrak-kostruksi-1/, diakses tgl. 12-12-
2013.
HAKI, Hasil Wawancara dengan beberapa anggota Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia,
Jakarta, 15 Mei 2013.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Kajian Pengawasan Konstruksi…- 219