Ebook The New Normal 100
Ebook The New Normal 100
Ebook The New Normal 100
NEW
NORMAL
YUSWOHADY | FARID FATAHILLAH | AMANDA RACHMANIAR
GILANG BRILLIAN | ISTI HANIFAH L I F E A F T E R C OV I D - 1 9
The Most
Comprehensive
Branding Conference
during Pandemic
COMING SOON WILL BE PUBLISHED
ON JUNE
PRE ORDER NOW
Gra s
Beat The Giant untuk
3 orang penda ar
yang beruntung
Registration
bit.ly/preordercke
THE NEW LIFE AFTER
NORMAL COVID-19
P R E D I C T I O N S
CONTENT
FAMILY LIFE SOCIAL & RELIGIOUS LIFE 39. Shop Local LEARNING & SCHOOLING 80. Rise of Wellness
1. Family Is Living in Anxiety 21. Empathic Society 40. Close-Loop Shopping 60. The "New" School 81. Virtual MICE
2. Insurance Becomes Necessity 22. Constantly-Fear Citizen 41. Go Hygiene, Go Fresh 61. Online+Home Schooling 82. Minimalist Interior Hotel
3. Deeper Family Bond 23. Low-Trust Society 42. Store Going Omni 62. Parent-Based Learning 83. Rural & Remote = Luxury Escapes
4. Healthy Is the New Caring 24. The New Face of Crimes 43. Health & Safety Condence Is a Must 63. From Teacher to Peers 84. Digital Nomad Is the New Travel Trend
5. Comeback of Homecooking 25. Social Distance/Virtual Prayer 44. Appointment-Only Shopping 64. Online Learning Readiness Turmoil
6. Work-Life-Play Balance 26. Funeral: Return of Ukuqhusheka 45. Personal Shopping Assistant 65. Shorter School Day ENTERTAINMENT
46. Sameday, Contactless Delivery 66. Digital Skill Is a Must 85. The Rise of Loneliness & Depression
DIGITAL LIFE & PRIVACY 47. Cashierless Store 67. The MOOCs Revival 86. Streaming Services
URBAN LIFE & THE CITY
48. AR/VR Shopping Revolution 87. Drive-In Cinema
7. End of the City as We Know It 27. Welcome to the Virtual Century
8. De-densication, De-urbanization 28. Digital Banking LEISURE & TRAVELLING 88. Rise of Animation Movie
9. Healthy & Greener City 29. Catalyst for Telemedicine WORKING & PROFESSIONAL LIFE 68. Touchless Travelling 89. Micrashell for Partygoers
10. Digital City 30. The Rise of Robot 49. Permanently WFH 69. The "New" Hotel 90. Virtual Concert
11. Pandemic-Resilient Urban Planning 31. Cashless Society 50. Local Coworking Space Rises 70. Hygiene Is the New Green 91. The Rise of Game Console & Esports
12. Changing Street 32. Health Surveillance 51. Six-Feet Ofce 71. Nature Will Triumph 92. Return of TV Viewership
13. New Modal Mix 33. Mobility Data Tracking 52. Employer Branding Is Key 72. Space Is the New Luxury
14. More Localized City 34. Cybersecurity Threats 53. Reskilling Talent 73. The Boom of Staycation FLYING & AIRPORT
15. Private Car Wins (Again) 35. Automated Social Control 54. Rethinking Meetings 74. Micro Tourism 93. Flying Gets Expensive
16. Rise of Cycling & Pedestrian 55. Remote Recruiting 75. The Growth of Local Tourism 94. Airplane Design Redened
17. Urban Farming & Gardening SHOPPING & CONSUMING 56. "Working @ Home" Jobs Thrive 76. Bali Revival & Social Capital 95. Inight Meals Is a Thing of the Past
18. Open Public Space Winback 57. Digital (Remote) Leadership 77. The Fall of Senior Travellers 96. Digital Health Passport
36. Cut Spending for Non-Essentials
19. Community Involvement 58. Zoom Fatigue 78. Self-Guided Tours 97. Airport Health & Safety Is a Norm
37. Online Shopping Deepening
20. Reduced Ofce Space 59. Zoomable WFH Setup 79. Hot Deals Everywhere 98. Goodby Long, Crowded Lines
38. "Look, Don't Touch" Shopping
99. Contactless, Self-Service
100. Digital Airport
THE NEW LIFE AFTER
NORMAL COVID-19
P R E D I C T I O N S
FAMILY LIFE
Sumber: McKinsey & Company
Dengan risiko kesehatan dan kematian yang melonjak oleh adanya pandemi,
maka kami memperkirakan kesadaran masyarakat kita akan pentingnya
asuransi akan meningkat pesat.
INSURANCE
Kesadaran ini akan didorong oleh agresifnya perusahaan asuransi yang
menawarkan produk-produk asuransi yang di-customized untuk kebutuhan
proteksi dari ancaman COVID-19 seperti yang dikeluarkan Prudential. Apa yang
kami sebut: “Coronasurance”.
#3.
DEEPER
FAMILY BOND Sumber: McKinsey & Company
#4
HEALTHY
IS THE
NEW
CARING Sumber: Nippon.com
Diri kita adalah tameng pertama dari pertahanan peningkatan dibandingkan saat virus Influenza
melawan virus COVID-19. Semenjak awal virus tahun 2018.
merebak, masyarakat mulai peduli untuk menjaga
Menjaga kesehatan diri sendiri adalah bentuk
kebersihan diri. Salah satunya ditunjukkan dengan
cinta kasih kepada keluarga. Dengan menjaga
perilaku mencuci tangan.
kesehatan dan tertib mengikuti protokol
Survei dari Nippon, perilaku personal hygiene kesehatan yang diinstruksikan berarti turut
seperti mencuci tangan, menggunakan hand melindungi keluarga dari penyebaran virus.
sanitizer, dan memakai masker mengalami
The New Normal 100 | 08
COMEBACK OF
HOMECOOKING
“After pandemic, everyone is a good cook”
#5
mereka lebih sering memasak mulai dengan mengolah bahan
mentah.
Sumber: KPMG
WORK-LIFE-PLAY
BALANCE
Ketika flexible working hour (FWH) menjadi maka mereka lebih leluasa mengatur waktunya dimana seiring waktu working parents akan piawai berusaha
kenormalan baru, maka batas antara bekerja (working), porsi living dan playing akan lebih besar dari menyeimbangkan waktu untuk working-living-playing.
mengurus keluarga dan menjalankan parenting ke anak sebelumnya.
(living) serta menikmati leisure time (playing) menjadi Dengan WFH dan FWH keluarga bisa memiliki waktu
kian kabur. Keseimbangan work-live-play yang lebih baik ini pada yang lebih intimate dan orang tua bisa mengamati
akhirnya akan meningkatkan kualitas dan kebahagiaan tumbuh kembang anak.
Di masa sebelumnya (era normal), waktu karyawan (well-being). Menjalani WFH, ibarat seperti juggling
mayoritas untuk bekerja dan sedikit sekali bisa dalam atraksi sirkus. Awalnya kerepotan. Namun, Welcome the well-being revolution.
digunakan untuk living dan playing. Dengan FWH,
Kota menjadi lebih tidak padat (de-densification) Ruang-ruang terbuka publik yang hijau akan semakin
karena masyarakat semakin mengarah ke sub-urban, banyak karena memungkinkan social distancing dan
bahkan rural. Thanks to WFH trends. Orang akan bisa menjadi medium untuk melepas kepenatan warga
Karena itu pasca pandemi pemerintah kota dan urban planner akan
kian mengarahkan perencanaan kota dengan mengurangi tingkat
kepadatannya. Tujuannya jelas, untuk mengantisipasi serangan-
serangan virus kini dan di masa-masa mendatang.
Tak hanya itu, kota pasca pandemi juga tak lagi semenarik dulu
sebagai sasaran gelombang urbanisasi karena kota-kota padat
penduduk akan kini kian tak aman untuk tempat bermukim. Sudah
terbukti saat ini bahwa kota-kota yang menjadi sasaran empuk
COVID-19 adalah kota-kota metropolitan padat penduduk.
Salah satu kunci Seoul berhasil melewati wabah COVID-19 adalah karena
digital readiness-nya. Hingga kini jumlah terinfeksi di Seoul sebanyak 924,
dimana 627 di antaranya sembuh, dan hanya 4 orang yang meninggal.
Itu peran digital selama pandemi. Pasca pandemi, digitalisasi kota juga
ampuh menangkal datangnya wabah di kemudian hari.
#10
Begitu juga konsep cashless city dimana penggunaan uang kertas dan
logam diminimalisir. Seperti diketahui uang kertas dan logam adalah salah
satu sumber penularan virus yang cukup mengkhawatirkan.
DIGITAL CITY
digital juga akan membantu warga kota dalam menghindari penyebaran
wabah. Begitu juga online learning bisa mencegah penularan dengan
sangat signifikan karena aktivitas kerumunan siswa di sekolah bisa
dihindari.
Tak hanya itu, sistem transportasi publik, logistik dan distribusi makanan,
penataan gedung kantor dan perumahan, tata lingkungan, fasilitas
pendidikan dan sekolah, hingga pengembangan digitalisasi akan diarahkan
untuk bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan datangnya wabah di
masa-masa mendatang.
#12. CHANGING
STREET
COVID-19 memang mengubah mengembangkan micromobility
segalanya, termasuk format, dengan menambah jalur untuk
komposisi, dan ukuran jalan di kota- sepeda.
kota besar.
Itu artinya jalan dan trotoar yang
Kenapa bisa begitu? Yang paling sudah ada selama ini akan
gampang adalah ukuran trotoar. “diperebutkan” oleh kendaraan,
Dengan keharusan social distancing, parkir, jalur sepeda, dan pejalan kaki
maka tentu saja ukuran standar dimana pejalan kaki menuntut luasan
trotoar yang ada selama ini tak akan yang lebih besar karena adanya social
mencukupi lagi bagi pejalan kaki distancing.
karena jarak antar pejalan kaki yang
sebelumnya bisa sangat dekat kini Maka bisa diprediksi setelah new
tidak dimungkinkan lagi. normal, pemkot di kota-kota besar
akan menghadapi masalah pelik
Kalau lebar trotoar tak cukup lagi untuk mengakomodasi “perebutan”
maka harus dilebarkan. Tapi lahan ini. Lebar Jalan untuk
konsekuensinya kalau dilebarkan kendaraan, trotoar, dan mungkin jalur
adalah ia akan makan jalan untuk sepeda terpaksa harus diubah kalau
kendaraan dan lahan parkir. Belum kita ingin konsisten menerapkan
lagi jika pemkot mulai serius social distancing.
Itu untuk kelas menengah-atas. Untuk warga kota di strata yang lebih bawah,
penggunaan sepeda motor akan kian populer. Alasannya jelas, dibandingkan
dengan angkutan massal sepeda motor memiliki risiko penularan COVID-19
yang lebih kecil.
Taksi (baik konvensional maupun online) memiliki risiko penularan virus yang
lebih rendah dibanding transportasi massal, namun masalahnya di harga yang
mahal, apalagi kalau untuk kebutuhan transportasi rutin sehari-hari.
O jek online yang sebelum pandemi begitu populer memiliki risiko menularkan
virus yang cukup besar. Karena itu minat warga kota tak akan setinggi
sebelumnya. Mereka akan lebih prefer menggunakan motor sendiri
Euforia angkutan massal moderen seperti MRT, LRT, commuter line, dan
bussway yang tahun-tahun terakhir happening di Jakarta agaknya
mengalami titik balik saat kini pandemi datang. Ya, karena kerumunan di
angkutan massal tidak diinginkan demi kepentingan social distancing.
Survei di Cina oleh Ipsos akhir Februari 2020 lalu terhadap 1620 responden
menunjukkan, mobil pribadi meloncat dari urutan ketiga ke urutan
pertama sebagai moda transportasi yang diinginkan di masa new normal.
Survei oleh Kantar di Cina juga mengindikasikan hal serupa.
Mobil pribadi tak hanya menjadi pilihan menarik untuk ke kantor tapi juga
untuk berlibur keluarga mengingat pesawat dan kereta pun dinilai berisiko
besar menularkan virus.
Namun seperti telah mereka akui, solusi sementara itu bakal menjadi solusi
selamanya. Oleh sebab itu micromobility (skuter, sepeda, skateboard, dll.), moda
transportasi yang selama ini dilirik sebelah mata karena moda transportasi
didominasi oleh kendaraan pribadi dan angkutan massal, bakal menemukan
ruang geraknya.
Berbagai kota besar di dunia mulai merespons tren ini dengan menyediakan
ruang yang lebih luas kepada jalur-jalur sepeda dan pedestrian. Micromobility
dinilai sebagai moda yang cocok di tengah pandemi karena aman, ramah
lingkungan dan ramah social distancing.
Tren micromobility ini nantinya juga diikuti dengan kecenderungan kota pasca
pandemi yang kian “melokal”. Artinya, kota akan terdiri dari sekumpulan
kawasan-kawasan sub-kota yang mandiri, dimana aktivitas dan mobilitas
masyarakat akan terlokalisir di masing-masing sub-kota tersebut.
Tapi rupanya tak hanya karena itu, ada alasan-alasan substansial yang
membuat tren urban gardening/farming ini akan permanen pasca
pandemi.
Kedua untuk tujuan penghijauan kota. Dengan banyaknya warga kota yang
menanam sayur, bunga, dan tanaman buah, maka hal ini akan bisa
mengurangi polusi dan pemanasan global.
#17
karena pasoknya banyak tergantung kepada daerah lain.
URBAN FARMING
gardening/farming akan menjadi solusi bagi food self-suficiency saat kota
di-lockdown.
WINBACK
risiko yang lebih kecil tertular COVID-19 ketimbang berada di ruang
tertutup (indoor).
Temuan ini membawa implikasi yang luas bagi desain dan perencanaan
kota. Artinya kota harus menyediakan banyak ruang terbuka dan aktivitas-
aktivitas warga sejauh mungkin diarahkan ke ruang terbuka publik.
Yang pertama tentu jalan, trotoar dan jalur pejalan kaki, jalur sepeda, parkir
umum, dan taman-taman kota nan hijau. Di era pandemi keberadaan
taman-taman kota hijau menjadi krusial tak hanya sebagai jantung kota
tapi juga tempat warga melepaskan kejenuhan karena terlalu banyak di
rumah atau di kantor.
Aktivitas olahraga dan seni seperti senam, jogging, yoga, nonton bioskop,
pertunjukkan teater terbuka, bahkan konser musik skala kecil bisa
dilakukan di ruang-ruang terbuka publik seperti plasa atau taman kota.
Tentu saja dengan menerapkan prinsip social distancing.
Tak hanya itu, aktivitas bisnis dan perdagangan juga bisa dilakukan di
tempat-tempat terbuka publik. Misalnya pasar, ritel terbuka (outdoor
retail) seperti jualan buah dan sayur, restoran dan kafe, bahkan barbershop.
Di era pandemi peran ruang-ruang terbuka publik akan sangat krusial bagi
sebuah kota. Dalam jangka pendek ia akan menjadi faktor kunci recovery.
Dalam jangka panjang setelah pandemi lewat ia akan menjadi “perekat”
kehidupan sosial seluruh warga kota.
Ada dua kekuatan besar yang membuat pusat-pusat kota ini berubah
sangat drastis. Pertama adalah tren ke arah work from home (WFH)
yang dalam beberapa sektor khususnya di knowledge workers bakal
permanen pasca pandemi.
Itu dari sisi karyawan. Dari sisi perusahan, di masa sulit karena krisis
COVID-19 perusahaan akan berupaya asset-light dengan memangkas
sebanyak mungkin overhead untuk sewa gedung dan biaya
operasional karyawan (transportasi, makan, perjalanan dinas, dll).
#20. REDUCED Karena ruang kantor tak terus-menerus digunakan oleh karyawan,
maka menyewa coworking space dengan konsep rent by the hour akan
menjadi solusi menarik bagi mereka.
11.0%
8.2% 6.6%
#23
penolakan. Menurut survei yang
dilakukan Kementerian Desa,
89% kepala desa menolak
pemudik untuk pulang pada saat
lebaran.
Berdasarkan teori Frustrasi Agresi, “sebagian orang
melancarkan kejahatan instrumental spesifik, kejahatan
properti, guna memenuhi kebutuhan mereka”.
#24
Polri, pada minggu ke-19 dan ke-20 terjadi kenaikan sebesar
7%, yang mana peningkatan tersebut terjadi pada kejahatan
jalanan dan kejahatan siber.
#25
dilakukan namun dengan menerapkan
protokol kesehatan serta dilakukan di
tempat terbuka, dan untuk waktu
SOCIAL DISTANCE/
VIRTUAL PRAYING
The New Normal 100 | 31
#26
THE RETURN OF
UKUQHUSHEKA
Isu mengenai new normal telah menjadi perbincangan hangat penyampaian penghormatan dan kasih sayang terakhir kepada Sementara untuk tradisi setelah proses pemakaman seperti
dalam satu minggu terakhir. jenazah. Keramaian di tempat duka tak dapat dihindari, maka tahlilan juga akan mengalami perubahan, tentunya dengan
dari itu tradisi pemakaman perlu dikaji kembali. mengedepankan protokol kesehatan. Para pelayat akan duduk
Lembaga dan institusi dari berbagai sektor mulai mengkaji secara berjarak, mengenakan masker dan hanya akan dihadiri
kembali peraturan mengenai pelaksanaan new normal, Untuk proses pemakaman, tradisi ukuqhusheka atau dalam kelompok kecil secara bergantian, setiap hari selama 7
termasuk institusi keagamaan salah satunya terkait tradisi pemakaman rahasia di Afrika Selatan dapat dijadikan referensi hari berturut-turut.
pemakaman, baik saat proses maupun setelah pemakaman. dan diadopsi selama masa new normal. Proses pemakaman
dihadiri oleh anggota keluarga saja dan dalam kelompok kecil. Sekali lagi, di masa new normal segalanya akan berubah, tidak
Tradisi pemakaman identik dengan berkunjung ke rumah duka Tak ada keramaian, tak ada kunjungan kerabat dan segala serta-merta kembali ke masa sebelum COVID-19 mewabah.
sekedar untuk memberi ucapan bela sungkawa kepada interaksi akan dibatasi.
keluarga yang ditinggalkan, sekaligus sebagai tanda
44% 7% 48% 2%
37% 31% Online Games
Kita sudah familiar dengan fitur mobile & internet banking memainkan peran menurunkan penyebaran COVID-19
yang memudahkan nasahah dalam bertransaksi, namun dengan membantu nasabah mendapatkan layanan secara
COVID-19 membuka gap baru lebih besar di dunia remote yang lebih baik di banding bank konvensional.
perbankan dimana perusahaan harus mampu
BANKING GETS
untuk melayani mass consumer tapi beralih fungsi untk
Data McKinsey (2020) mengenai adopsi digital channel memberikan high-value services ke high-worth consumers.
menunjukkan sektor banking merupakan bisnis yang
THE MOMENTUM paling tinggi persentase konsumen (51% reguler users, 21%
first-time users) menginginkan adopsi digital channel yaitu
fitur digital banking. Digitalisasi di dunia bank juga
The New Normal 100 | 35
Daily ac ve users, March 2020 percentage increase vs. 2019 average
%
#29. PANDEMIC: CATALYST FOR TELEMEDICINE
100
Di saat pandemi semua orang menjadikan telemedicine banding seluruh tahun 2019. Tren ini ditangkap oleh
90
sebagai solusi untuk layanan dokter dan kesehatan, jejaring rumah sakit seperti Siloam yang dengan sigap
80 karena rumah sakit sangat rawan terhadap penyebaran meluncurkan layanan digital baru, Siloam At Home.
70 virus corona. Pandemi telah menjadi catalyst adopsi
60 platform telemedicine di kala semua orang stuck di rumah COVID-19 telah memaksa konsumen mencoba dan
50 48 47 48 47 namun masih butuh solusi dan bantuan medis. bereksperimen menggunakan layanan telemedicine.
46 45
40
Ketika mereka mendapatkan user experience yang baik
35 37
32 Menurut data Bain & Co. (2019), lebih dari 50% konsumen (convenient, cost/time eficient, friendly customer service),
30 27 27
akan menggunakan digital health service dalam waktu 5 maka telemedicine akan diterima luas dengan pasar yang
Future
22
20
tahun ke depan. Data yang lain dari SimiliarWeb Maret amat besar. Telemedicine akan menjadi cara baru berobat
Current
10
2020 menunjukkan, dalam 1 bulan saja perusahaan- dan membeli obat.
0
Online
perusahaan telemedicine di Indonesia dan Singapura
Telemedicine Long term Self-diagnosis Digital On demand
pharmacy mendapatkan lonjakan pengguna lebih dari 100% di
Sumber: Bain & Co. 2020
The New Normal 100 | 36
Annual global robot unit sales for enterprise use, 2016-2020
Industrial Service Total
19%
30%
1,000,000 13%
22%
33% 10%
800,000 50% 61% 0%
124% 5%
600,000 32%
400,000
200,000
#30
Sumber: Deloitte 2020
67%
4to8
points
57%
... E-commerce will rise Increase in new More retailers
e-commerce adop ng online
users plus higher or omnichannel
1to2 average spending
of exis ng users
approach
points
Es mate Es mate
before a er
COVID-19 COVID-19
Note: Digital payment methods include contactless, online, or through apps or wearable devices
Sumber: Bain
Ini merupakan loncatan jauh bagi manusia di masa depan, jika konsep
immunity passport ini disetujui oleh semua belahan dunia, maka masyarakat
hanya diartikan sebagai sebuah angka hasil analisa data. Tak ada privasi, tak
ada lagi hak pribadi kemanusiaan.
Di masa depan kita harus rela untuk meng-expose data pribadi kita ke
pemerintah dengan dalih public health. Dengan begitu sudah tidak ada lagi
ruang privasi bagi masyarakat luas. Apakah regulasi dan etika data privacy
sudah siap men-support perubahan tersebut?
Inadequate
48%
52% Comprehensive
Penanganan pandemi COVID-19 harus selalu dipantau control sudah diberlakukan didukung berbagai teknologi yang ancaman penyalahgunaan data di kemudian hari untuk
berdasarakan aktivitas real-time di semua sudut daerah yang lebih advance. Vantiq, salah satu perusahaan IT/software, kepentingan politik/ekonomi.
terjangkit. Di Indonesia pemerintah sudah mengambil langkah sudah mengembangkan teknologi facial recognition dan
untuk mengontrol penyebaran virus dengan berbagai cara thermal camera untuk mengetahui secara real-time kondisi Mungkin pandemi ini akan berakhir ketika vaksin telah
seperti: pengecekan suhu tubuh, rapid test di berbagai tempat, masyarakat dengan adanya infrastruktur kamera di sudut kota. ditemukan. Tapi data pribadi yang sudah terlanjur dimiliki oleh
dan pembatasan aktivitas sosial di sebuah negara. sebuah organisasi/kelompok bisa saja menjadi ancaman “virus”
Menurut Edward Snowden, pemerintah berbagai negara sudah baru bagi umat manusia di masa depan.
Namun apakah ini menjadi ancaman baru dari privasi berlebihan dalam mengeksploitasi privasi masyarakatnya. Ia
masyarakat terhadap aktivitas sosial-pribadi mereka?. mengatakan bahwa alasan public health yang memberikan
akses pemerintah untuk mengontrol warganegaranya sudah
Di negara lain seperti China dan Eropa sistem automated social terlalu dalam. Kekhawatiran Snowden, ini bisa menjadi
#36.
Can’t say 4% 7%
Mobile phones 4% 5%
Books 2%
CUT SPENDING
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Sumber: Statisca
FOR THE NON OCCASIONAL SHOPPING SHOP FOR CLOTHES SHOP FOR ELECTRONICS
57%
61%
Source: Nielsen, 2020
Perubahan perilaku konsumen yang lebih concern dengan Business of Fashion, penjualan personal luxury goods atau non-esensial akan mengalami kondisi yang sama dan
kebersihan dan kesehatan, berbanding lurus dengan high-brand ternama mengalami penurunan sebesar 35-39%, cenderung statis. Angka pembelian produk non-esensial masih
pembelian produk grocery dan essential goods yang meroket pada periode awal januari hingga maret 2020 dibanding tahun berada di bawah pembelian produk esensial.
selama krisis. sebelumnya.
Di masa new normal orang akan memilih untuk menabung
Di saat essential good mengalami pelonjakan transaksi, Di sisi lain, consumer electronics yang merupakan kebutuhan dibandingkan dengan membeli produk berharga tinggi.
sebaliknya non-essentials goods mengalami pemerosotan, non-esensial, di awal pandemi mengalami penurunan nilai Konsumen mulai mengatur ulang mengenai prioritas
terutama untuk penjualan personal luxury goods. pasar lebih dari 25%. pembelian produk non-esensial. Mengingat di masa pandemi
orang mengalami kesulitan finansial dan menjalankan prinsip
Menurut data McKinsey berkolaborasi dengan majalah Untuk ke depannya, di masa new normal pembelian produk
smart spending.
The New Normal 100 | 44
ONLINE SHOPPING DEEPENING:
FROM "WANT" TO "NEEDS"
Wabah COVID-19 membuat banyak orang berdiam diri di rumah sehingga
A shift from offline to online spending continues to play out across toko online menjadi salah satu pilihan untuk berbelanja. Seiring dengan
almost all categories meluasnya penerapan physical distancing, maka belanja online menjadi
satu alternatif bagi banyak orang.
#37
Pergeseran ini diprediksi tidak hanya bersifat sementara namun akan
permanen membentuk kenormalan baru.
Masyarakat secara bertahap mulai berkunjung ke Survei First Insight dengan melibatkan 1.066
mall untuk sekedar berbelanja. Namun secara pasti responden mengatakan bahwa 65% perempuan
kebiasaan belanja masyarakat mengalami dan 54% laki-laki tidak akan merasa aman
perubahan, terutama konsumsi masyarakat mencoba pakaian di kamar pas.
terhadap produk tester di display toko atau
sekedar mencoba pakaian di ruang ganti. Merespon kondisi tersebut beberapa perusahaan
ritel seperti Mecca cosmetica, Sephora, hingga
Hal tersebut dipicu oleh rasa ketidakamanan Macy mulai mengurangi, meniadakan hingga
konsumen terhadap sterilisasi produk tester, menutup ruang ganti maupun produk tester.
diikuti dengan rasa khawatir konsumen akan
probabilitas penularan virus COVID-19 melalui
#38
produk yang mereka coba.
Sementara di sisi lain, stok barang, terutama untuk produk kesehatan dan
makanan mengalami penipisan sedangkan permintaan barang terus
mengalami kenaikan. Akibatnya stok barang kosong, terjadi kelangkaan dan
harga barang melambung tinggi.
Untuk alasan itu, baik perusahaan maupun konsumen menjadi lebih sadar
mengenai sumber produksi barang, efeknya, preferensi konsumen mengalami
pergeseran.
BOPIS
34 59
7
QSR drive-through
(vs go in person) 50
Sumber: McKinsey COVID-19 US Consumer Pulse Survey, April 20-26, 2020, n=1,052, sampled and weighted to match US general popula on aged
18 years and over.
Melihat kondisi demikian maka perusahaan ritel perlu mencari inovasi baru
untuk menjamin keamanan konsumen pada saat berbelanja di toko. Salah
satunya adalah dengan membuat janji temu terlebih dahulu.
SHOPPING ASSISTANT
Average propor on of future purchases made online by current frequency
% of Future Purchases
100
90 New users Exis ng ad-hoc High-frequency users
Adop ng users Pull back
80 Maintaining
Bencana COVID-19 merupakan “renaissance of digital dapat memberi kemudahan berbelanja konsumen atau 70
60
adoption”. Dimana penggunaan teknologi digital baik sekedar mengingatkan konsumen mengenai jadwal
50
oleh konsumen maupun produsen akan terus kegiatannya.
40
mengalami peningkatan. Dilihat dari adanya revolusi 30
belanja online yang beralih dari sekedar membeli Konsumen dapat dengan mudah mencari informasi 20
produk non-esensial menjadi ke pembelian produk produk, membuat panggilan reservasi, menyusun daftar 10
0
sehari-hari. belanja sehari-hari hingga memesan ulang kembali jika 0 12 37 62 87 100
“Never” <25% 25-49% 50-74% 75-99% “Always”
barang sudah habis, atau sekedar mengingatkan stok
% of Current Purchases (midpoint)
Bersandar dari kondisi tersebut, langkah yang tepat tersedia untuk produk yang telah sold out. Sumber: Accenture
40 36%
30 27%
23%
20
10
March April May
Sumber: statista
SAMEDAY,
Layanan delivery dan logistik sangat meningkat pesat di kala permanen dan membentuk kenormalan baru, kita melihat
COVID-19 menghantam dunia, karena semua proses bisnis dan munculnya gaya hidup baru yaitu contact-free lifestye.
pertukaran barang hanya bisa dilakukan melalaui delivery.
Maka bisnis logistik juga perlu menyiapkan fitur baru untuk
CONTACTLESS
Hal ini mendorong para penyedia jasa delivery berlomba mendukung gaya baru ini dengan apa yang kami sebut sebagai
menciptakan fitur/layanan baru kepada konsumen, misal Paxel contactless delivery. Penerimaan barang dari layanan antar
yang merupakan pioner integrated online logistic di Indonesia cukup sampai di depan pintu, tanpa adanya kontak fisik.
saat ini bisa mengirimkan paket kurang dari 1 hari.
DELIVERY
Bahkan Paxel menyediakan sistem tanpa kontak melalui sistem
Hal ini juga banyak di adopsi oleh provider logistik lainnya pengantara estafet dari kurir ke konsumen. Konsumen tidak
untuk memenuhi kebutuhan pengiriman barang yang tinggi di akan menerima barang dari kurir secara langsung melainkan
kala wabah Corona yang melanda saat ini. Tak hanya layanan paket disimpan di loker khusus yang hanya bisa diakes dengan
sameday delivery, semenjak tren social distancing menjadi IoT.
Sekali lagi, pandemi COVID-19 telah mempercepat penggunaan
teknologi modern. COVID-19 menjadi “catalyst” bagi adopsi digital.
Salah satunya apa yang kami sebut sebagai “touchless store”. Toko
tanpa sentuhan ini akan menjadi gaya baru dengan mengusung tema
tanpa kasir (cashierless) dan tanpa uang fisik (cashless).
Penerapan model baru ini akan mulai diikuti oleh para pemain retail
lainnya. Mengingat social distancing dan cantact-free lifestyle akan
permanen dan toko yang mengusung tema scan and go akan
menemukan massanya.
online. Berdasarkan data McKinsey krisis COVID-19 mencoba baju di fitting room memberikan benefit
Sumber: McKinsey
secara cepat menaikkan trafik penjualan online tersendiri bagi perusahaan untuk segera
dengan tingkat pertumbuhan 14% CAGR selama 4 mengadopsi teknologi ini.
tahun dan tumbuh sebesar 25% pada periode bulan
Maret 2020. Sedangkan jika dilihat dari sisi konsumen
pengadopsian teknologi 4.0 memberikan value
Di saat akitifitas digital masyarakat mengalami tersendiri sekaligus solusi tepat untuk
pertumbuhan maka perusahaan perlu meningkatkan meningkatkan kepuasan konsumen untuk terus
layanan digitalnya. Salah satunya, menawarkan melakukan pembelian secara digital.
pengalaman berbelanja online dengan suasana
belanja fisik. Menggabungkan kesenjangan antara Penerapan teknologi AR/VR sendiri mulai banyak
belanja online dengan belanja fisik melalui teknologi diadopsi oleh industri mode seperti Warby Parker,
4.0 seperti virtual reality (VR) atau augmented dan Kendra Scott. Untuk kedepannya teknologi 4.0
reality (AR). Terlebih lagi di saat ketidakmampuan akan terus tumbuh pesat.
masyarakat untuk pergi berkunjung ke toko dan
WORKING &
PROFESSIONAL LIFE
Figure 1: 74% of Companies Plan to Permanently Shi to More Remote Work Post COVID-19
17%
4%
2%
0% will remain remote 5% will remain remote 10% will remain remote 20% will remain remote 50% will remain remote More than 50%
Sumber: Gartner
PERMANENTLY
REMOTE WORKING:
FROM “9 TO 5” TO “3 TO 2”
#49
Saat ini, orang mulai aware dengan konsep New Normal. Mereka mulai Di sisi lain, WFH juga berdampak positif bagi operasi perusahaan. Di tengah risiko bisnis yang kian tinggi pasca wabah, operasi perusahaan
menerima dan mempersiapkan diri menghadapi kenormalan baru. Menurut studi dari Gatner, lebih dari 70% perusahaan berkeinginan dituntut semakin "asset-light" dengan memangkas sebanyak mungkin
Termasuk di lingkungan kerja. menerapkan WFH untuk karyawan mereka secara permanen pasca overhead. Maka perusahaan kian terdorong menerapkan WFH secara
COVID-19. permanen pasca COVID-19.
Setelah berlangsung beberapa bulan, karyawan merasakan mulai nyaman
bekerja di rumah (WFH) karena berbagai benefit yang ditawarkan Menariknya, hal ini dilakukan tak hanya dalam rangka memenuhi Mungkin tidak sepenuhnya WFH dalam seminggu, tapi terbagi antara
(fleksibilitas waktu, family time yang lebih berarti, produktivitas yang protokol kesehatan semata, tetapi para CFO juga mulai melihat peluang kerja di kantor dan rumah. Prediksi kami jam kerja "9-to-5" akan berubah
lebih baik, dsb.). Hal ini tentu saja akan menjadi value tersendiri yang bisa untuk memangkas overhead perusahaan. menjadi "3-to-2" yaitu jam kerja 3 hari di kantor dan 2 hari di rumah
ditawarkan perusahaan. dalam seminggu.
Ketika bahaya wabah terus mengintai, maka perjalanan karyawan dari pinggir
kota (suburban) ke tempat-tempat kerja di pusat kota (downtown) akan sangat
berisiko tertular virus. Untuk mengatasinya, maka perusahaan akan
#50
menerapkan konsep kantor satelit (satellite office) di pinggir-pinggir kota agar
karyawan menempuh perjalanan ke kantor yang lebih pendek dan terlokalisir
tak perlu ke pusat kota.
Untuk membangun kantor satelit di berbagai pinggir kota tentu tidak murah.
Karena itu perusahaan cerdas mengubah capex (capital expenditure) menjadi
Almost all respondents expect a more posi ve a tude from the opex (operational expenditure). Caranya bukan dengan membangun dan
employers towards remote working a er the crisis membeli kantor tapi menyewanya ke perusahaan coworking space, misalnya
dengan konsep rent by the hour.
No
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Sumber: Coworking Insight
Sumber: Social Workplace
#51
“SIX-FEET OFFICE”
Relaksasi PSBB akan mendorong perusahaan mulai membuka kantor mereka. Meskipun
ketika kantor dibuka, kita tak akan lagi menemukan format kantor seperti sebelum pandemi
menyerang.
“Six feet office” akan menjadi tren ruang kerja di era new normal. Aturan physical distancing
di tempat kerja diperketat, salah satunya dengan menerapkan jarak antar meja kerja sesuai
protokol COVID-19 dan meniadakan ruang komunal.
Apa jadinya jika jarak antar karyawan menjadi begitu longgar? Tak terhindarkan,
penggunaan ruang menjadi begitu boros dan mahal. Alasan inilah yang akan mendorong
perusahaan untuk menerapkan WFH secara permanen.
Sebelum pandemi konsep open space begitu populer di kalangan karyawan milenial untuk
mendorong komunikasi dan kolaborasi. Namun setelah virus mewabah, konsep open space
justru antitesis karena berisiko menularkan virus antar karyawan.
Di new normal, konsep open space tak sepenuhnya punah, namun mengalami koreksi dan
adaptasi. Sekat-sekat transparan akan makin banyak menghiasi ruang kantor untuk mitigasi
penularan virus lewat percikan droplets.
Tidak hanya layout tempat kerja, habit karyawan juga akan berubah. Tidak ada lagi makan
siang di kantin yang mungkin digantikan dengan food delivery. Tidak akan ada lagi pantry
karena karyawan wajib membawa peralatan makan sendiri.
Interaksi karyawan akan dibatasi dan segala aktivitas sebisa mungkin dikerjakan tanpa
berpindah tempat dari meja kerja.
Sumber: Gensler
BRANDING IS KEY
Job Security 54%
Personal Health 33%
Childcare and Home Schooling 17%
Personal Finances 15%
Remote work 13%
COVID-19 membuat sejarah baru di pasar kerja (talent market). Kehadiran karyawan di Viability of Employer 12% Top 4 Issues
tempat kerja semakin kurang relevan karena karyawan bisa bekerja dari rumah. Jika di Stress and Mental Health 9%
Financial Security (81%)
situasi normal, atasan akan selalu memantau bagaimana tim bekerja. Namun pola kerja Work Life Balance 8% Health and wellbeing (56%)
remote working telah menciptakan transaparansi dan trust di lingkungan kerja. Family Health 8% Family (25%)
Produc vity
Produc vity and work (24%)
7%
Riset dari The Willis Tower Watson menunjukkan, 95% perusahaan merespon budaya kerja
Social Isola on 5%
mengalami perubahan dimana senior leader lebih peduli dengan keamanan dan
Managing Schedule 4%
kesejahteraan karyawan. Selain itu, 76% menjawab kolaborasi antar karyawan meningkat
signifikan. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Percentageabove/below avg.engagement
40%
Value yang bisa ditawarkan ke talent market adalah kepedulian perusahaan terhadap health,
28% 30%
safety, dan well-being karyawan. Di samping itu kemampuan perusahaan dalam melakukan 30% 25%
engagement ke karyawan di tengah tren WFH dan remote working akan menjadi “gula-gula”
20% 16% 14%
yang mampu menarik karyawan bergabung. 13%
10% 5%
Di samping itu kemampuan para leader di dalam organisasi dalam memimpin dengan 1%
0%
prinsip transparansi, trust, dan remote engagement akan memiliki daya jual tersendiri bagi -1%
The coronavirus posts from companies on LinkedIn that got
calon pencari kerja. -10% the most engagement used these words more o en:
-9% -12% “Health” “Social distancing”
-20% -17% -16%
Studi dari Global LinkedIn Data, engagement yang terkait empati perusahaan pada isu-isu “Help” “Health authori es”
COVID-19 meningkat tajam secara global. Terutama untuk post yang menggunakan kata -30% -24% -27%
“People” “Public health”
“Employees” “Take care”
kunci, “Health”, “Support Employee” dan “Social Distancing”. Artinya, perusahaan yang “Support” “Healthcare workers”
menunjukkan kepedulian dan keselamatan karyawan di masa krisis ini menjadi value -40%
proposition.
Jan 2020 Feb 2020 Mar 2020 Apr 2020
Month
Asia Pacific Europe, Middle East, & Africa La n America North America
Sumber: Global LinkedIn Data
61 | The New Normal 100
Organiza on that had already tried reskilling felt more prepared to take on
future skill gaps than those that hadn’t.
Assessment of previous reskilling, % companies that said they were unprepared to address the
poten al role of disrup ons due to market and/or technology trends
47
30
21
Di masa krisis, core skill karyawan akan lebih diutamakan Dengan bantuan teknologi dan digital, proses transisi kerja menjadi
dibandingkan hanya berfokus pada job role. Karyawan perlu lebih seamless. Namun, kendala akan terjadi ketika karyawan gagap
#53
dipersiapkan dengan skill yang sesuai dengan bisnis model baru yang teknologi. Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan reskilling talent
sesuai dengan situasi new normal. agar karyawan bisa keep up dengan situasi krisis saat ini.
Survei dari McKinsey, perusahaan yang telah menerapkan reskilling Digital juga memudahkan orang untuk melakukan banyak hal
talent akan lebih siap menghadapi krisis-krisis yang mungkin terjadi sekaligus. Dengan adanya krisis COVID-19 akan menjadi katalis untuk
RESKILLING
di masa berikutnya. Reskilling talent juga termasuk sebagai upaya membangun mindset entrepreneur karyawan yang sekaligus menjadi
mitigasi sebelum krisis terjadi. strategi untuk growing talent.
10
-10
-20
April 15
May 1
-30
May 15
June 1
-40
-50
Yes
accommodate more remote processes and candidates?
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Selama ini, sistem rekrutmen dilakukan secara offline (tatap muka) agar
recruiter benar-benar objektif menilai kandidat yang potensial. Wawancara Sumber: Jobvite.com
yang tersekat oleh layar berpotensi kandidat melakukan faking yang akhirnya
membuat penilaian menjadi bias.
Tren ke depan, strategi rekrutmen perusahaan melalui campus hiring, job fair
(exhibition) maupun event fisik akan kian berkurang bahkan hilang. Nantinya
sistem rekrutmen akan membutuhkan dukungan teknologi yang canggih,
seperti implementasi AI dalam proses screening kandidat. Ini tentu sesuatu
73% Are using
video and online
8%
Are using
58%
are using social
55%
yang challenging bagi insan HRD. mee ngs
chatbots
to promote
employer brand
are using social
to promote
employer brand
Sumber: KPMG
e
Data S
cien rity
tur
st
Cu nalys a Mar
D ig
fac
sto t Dig
A edi
yst
me ital PR S
M
l
ital
An a
Manu
r In
tellig
Data
keter
Future
ence
ocial
Prospec ve
Job
04 01
Scale the use of
agile and tools
Be a resillent
for accelerated
leader for the
REMOTE
remote delivery
organiza on and
your people
Four dimensions of
LEADERSHIP
CDO leadership
03 during a crisis
Engage with
customers now
Recra the digital
IS THE KEY
and prepare for the
strategy and
next normal
rebalance the
product road
02 map
Kunci keberhasilan remote working (WFH) krusial agar bisa memastikan karyawan bekerja Implikasinya komunikasi dengan karyawan
bergantung pada seberapa adaptif peran leader remote dengan efektif. menjadi lebih personal sehingga membantu saat
dalam memimpin perusahaan di masa krisis. delivery pekerjaan.
Percakapan yang bisa dilakukan secara online
Di momen ini, digital menjadi satu-satunya mendorong frekuensi berinteraksi antara atasan Ketika remote working menjadi kenormalan baru,
senjata agar proses bisnis tetap berjalan seperti dan karyawan menjadi lebih intens. Pengaruh ke maka remote leadership menjadi penentu sukses
saat kondisi normal. Digital leadership sangat komunikasi juga menjadi tidak bersekat.
Selama masa pandemi, aplikasi virtual meeting memang menjadi juru selamat
bagi karyawan agar tetap terkoneksi dengan pekerjaan. Sayangnya, jadwal
meeting yang tak terkendali berakibat pada zoom fatigue. Faktor psikologis
yang mendasari yaitu, ketidakberdayaan untuk memaksimalkan performa di
depan kamera dan “missing out real people”.
Ketika orang mengalami zoom fatigue, layanan telepon seluler akan kembali
menjadi primadona. Hal ini dikarenakan orang bisa lebih leluasa berbicara dan
koneksi internet lebih stabil. Hal yang menarik bagi milenial karena
sebelumnya milenial dikenal sebagai “Generasi Mute”, generasi yang lebih
suka chatting daripada telepon.
Sumber: Statista
#59
Meskipun sejumlah riset mengkonfirmasi kebijakan WFH Seiring dengan tren WFH, perusahaan ritel furnitur berbasis Maka dari itu, beberapa perusahaan sudah mulai concern
memberikan keuntungan baik bagi perusahaan maupun karyawan teknologi Overstock, mengalami lonjakan penjualan untuk kategori mempersiapkan ruang kerja yang nyaman selama WFH agar
namun ambience bekerja di rumah dan di kantor sudah pasti tidak home-office hingga lebih 100%. Sementara itu, survei global karyawan tetap produktif. Misalnya memperbolehkan karyawan
akan sama. menyatakan penjualan home decor meningkat signifikan sejak awal membawa peralatan kantor seperti meja dan kursi di rumah.
tahun 2020.
Pada umumnya, perusahaan secara serius mempersiapkan ruang WFH memunculkan tren baru yaitu zoomable WFH workplace. Tren
kerja yang nyaman dan ergonomis. Hal ini untuk mencapai satu hal, Krisis COVID-19 menyebabkan perusahaan secara tiba-tiba harus ini dipicu oleh popularitas aplikasi Zoom untuk meeting virtual.
yaitu produktivitas. Tidak bisa dipungkiri, ruang kerja yang nyaman beradaptasi dengan WFH sementara belum banyak riset yang Mendekorasi ruang kerja yang eye-catching sebagai background
menjadi salah satu pendorong produktivitas kerja. menjelaskan produktivitas kerja dengan metode bekerja dari rumah. meeting.
Untuk menghadapi era new normal, pemerintah akan menetapkan kebijakan baru yang
wajib diterapkan di lingkungan sekolah. Utamanya untuk mendukung protokol kesehatan
sesuai standar WHO.
Krisis COVID-19 akan mendorong perilaku baru di lingkungan sekolah. Misalnya saja
sebelum krisis COVID-19, jumlah rata-rata siswa di sekolah negeri dalam satu kelas
sekitar 40-50 siswa dengan ruangan berukuran kurang lebih 72 m2. Jika setiap siswa
harus menjaga jarak 1,5 meter tentu ruang kelas tidak akan sanggup menampung.
Sebagai solusi alternatif, siswa pergi ke sekolah secara shifting. Studi dari NJSBA, 23,68%
sekolah merespon akan menerapkan split session untuk mengantisipasi kerumunan di
ruang kelas.
Di era new normal, siswa dan guru harus beradaptasi dengan beberapa kebiasaan baru.
Seperti misalnya distance learning, belajar di ruang terbuka, tidak ada makan siang di
kantin dan masker menjadi “seragam wajib” selama berada di lingkungan sekolah.
THE RISE OF
ONLINE+HOME SCHOOLING
Sumber: Educause Research
Data dari UNESCO menunjukkan, 1,4 juta siswa di ada waktu pasti kapan virus berakhir, baik siswa Situasi ini mendorong kebutuhan online-home schooling
seluruh dunia terkena dampak dari krisis COVID-19. maupun guru harus beradaptasi. meningkat. Studi dari Educause, baik siswa maupun
guru mulai nyaman dengan sistem belajar online. Salah
Anak-anak diwajibkan belajar di rumah dengan metode Sisi positifnya, metode belajar secara online dapat satu bentuk adaptasinya adalah implementasi blended
online learning. Pada awalnya, transisi ini tentu mengakselerasi digital skill yang akan sangat learning yang merupakan gabungan antara belajar
mengalami kendala karena berpuluh tahun, metode dibutuhkan di masa pemulihan ekonomi pasca-krisis online dan offline
belajar dilakukan secara konvensional, yaitu harus tatap COVID-19.
muka. Namun, seiring urgensi siswa belajar dan tidak
Melepaskan anak kembali ke sekolah di situasi pandemi Hasil angket sementara ini, sejalan dengan studi dari (TK, SD). Pasalnya anak-anak di usia tersebut, belum bisa
pasti menjadi hal yang berat bagi orang tua. ParentCircle, 21% orangtua di India sementara waktu tertib memakai masker yang benar dan rajin mengikuti
menghindari anak pergi ke sekolah. protokol kesehatan.
Komisioner KPAI yang beberapa waktu lalu menyebar
angket terkait rencana pembukaan kembali sekolah di Sekolah merupakan ruang publik yang rentan terjadi Kondisi ini mendorong orangtua mengambil porsi lebih
masa pandemi. Meskipun 80% siswa setuju agar sekolah transmisi virus. Alasan ini menjadi faktor utama orangtua besar dalam mendampingi anak belajar menggantikan
segera dibuka namun mayoritas orangtua menolak belum rela anak mereka kembali ke sekolah. Khususnya peran guru di sekolah. Parent-based learning bakal
dengan alasan khawatir jika anak mereka tertular virus. bagi orangtua yang memiliki anak usia early education menjadi new normal.
Masa kuliah dianggap sebagai masa Insititusi yang tidak siap dengan
emas untuk mencari pengalaman dan transisi ini akan berakibat pada
mengumpulkan portofolio sebelum kekacauan kesiapan program online
memasuki jenjang karir profesional. learning. Indikasinya sudah terlihat
Namun, experience belajar hanya di dimana mahasiswa mulai protes hingga
depan laptop/smartphone jauh dari ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kehidupan mahasiswa yang kaya akan beberapa waktu lalu.
pengalaman sebelum adanya krisis.
Sumber: McKinsey
#65
learning.
Sumber: McKinsey
DIGITAL
Beberapa sekolah khususnya sekolah swasta sudah bertransformasi ke online. Tidak dapat dipungkiri, COVID-19
menjadikan digital sebagai kurikulum unggulan jauh sebelum menjadi akselerator digital.
pandemi. Hal ini dilatarbelakangi urgensi dari dunia kerja
SKILL IS
yang mencari talent dengan keahlian digital. Prediksi jenis pekerjaan yang akan populer di masa post-
COVID akan sangat bergantung pada teknologi. Maka dari
Di masa pandemi ini, digital adalah kekuatan utama untuk itu, digital skill menjadi topik yang wajib diajarkan mulai level
A MUST
bertahan. WFH membuat karyawan bekerja secara online, pendidikan dasar.
SFH membuat siswa dan guru semakin adaptif dengan
teknologi, stay at home lifestyle memaksa bisnis
“MOOCs”
Revival
Sebelum ada krisis, MOOCs (Massive Open Online online. Berdasarkan rangking Alexa, situs-situs yang
Course) tumbuh merayap. Namun rupanya bencana menawarkan kursus online termasuk dalam situs yang
pandemi membangkitkannya. paling banyak dikunjungi selama masa pandemi.
Coursera, salah satu penyedia MOOCs mengalami Pengguna MOOCs tidak hanya terbatas pada pelajar
peningkatan user yang signifikan selama masa saja namun juga untuk kelas pekerja. Riset dari Class
pandemi sejak pertama kali dikembangkan 10 tahun Central menunjukkan, topik-topik dalam MOOCs
lalu. Bisnis edutech termasuk ke dalam bisnis yang makin variatif. Tidak hanya digital, topik seputar
diuntungkan dengan adanya krisis COVID-19. bisnis juga menjadi topik yang paling sering diikuti.
Tentu saja, pesawat tidak akan dapat terbang tanpa awak dan hotel tidak
dapat beroperasi tanpa staf frontline. Namun, di masa new normal mereka
akan berusaha mengurangi jumlah transaksi tatap muka dan pengalaman
pelanggan intim lainnya dengan menggunakan teknologi untuk
menggantikan interaksi langsung, bila memungkinkan.
Begitu pula fasilitas seperti kolam renang dan gym akan dibatasi
penggunaannya. Kolam renang bisa dibatasi kapasitasnya, sedangkan gym
bisa diatur jadwal penggunaan secara bergantian (tidak bersamaan), di mana
sudah dikondisikan aman dari penyebaran virus.
Inilah wajah baru atau The “New” Hotel di era new normal.
booking.com
Pun di industrI pariwisata, tren tersebut juga naik dengan semakin sadarnya wisatawan
akan kelestarian dan keberlanjutan di destinasi wisata. Namun, dengan adanya wabah
COVID-19 tren green tersebut bertambah dengan unsur higienitas yang menjadi prioritas
wisatawan saat ini.
Studi yang dilakukan oleh Pacific Asia Travel Association (PATA) mengonfirmasi prediksi
perubahan preferensi ini. Survei lebih dari 1.200 turis di Tiongkok mengkonfirmasi
bahwa kesehatan dan keselamatan telah menjadi perhatian utama untuk perjalanan di
masa depan.
Maka di era new normal setelah pandemi COVID-19, “hygiene” akan menjadi “the new
green”.
Wisatawan akan lebih peka dengan kebersihan kabin pesawat, kamar mandi hotel, dan
restoran. Dengan adanya pandemi ini mereka akan menuntut penerapan protokol
kesehatan dan kesehatan seperti desinfektan, ketersediaan produk sanitasi, dan
penggunaan masker wajah (serta sarung tangan) oleh frontliner.
Dok. Pribadi
SPACE IS THE #72
NEW LUXURY
Pandemi COVID-19 telah mengubah preferensi wisatawan
dalam menentukan pilihan berwisatanya. Era new normal
yang mengadopsi social distancing dan protokol kesehatan
membuat “space” akan menjadi “new luxury” bagi wisatawan.
#74
cinemapoetica.com
The New Normal 100 | 86
THE GROWTH
OF LOCAL TOURISM:
TOURISTS WILL
REDISCOVER
THEIR OWN
BACKYARD
#75
dikpora.jogjaprov.go.id
Geliat wisata sempat terhenti selama pandemi global keinginan orang Indonesia di tengah masa yang penuh Pertimbangannya di samping harga tiket mahal, bepergian
COVID-19. Tetapi data dari Booking.com mengungkapkan ketidakpastian ini. ke luar negeri juga sangat ribet karena adanya ketentuan
bahwa hal ini tidak menghentikan orang-orang untuk protokol COVID-19. Di samping itu bepergian ke luar
melakukan perjalanan atau berwisata di masa yang akan Keinginan melakukan wisata domestik ini sebuah negeri juga mengandung risiko nyawa di tengah wabah
datang. peningkatan dari periode yang sama tahun lalu ketika yang masih terus menyebar.
properti domestik seperti hotel menyumbang 55% dari
Walaupun destinasi Internasional seperti Tokyo, Kuala yang masuk daftar keinginan. Pilihannya tak lain adalah wisata dalam negeri dengan
Lumpur dan Singapura terus menginspirasi impian jarak yang lebih dekat dan waktu yang lebih pendek. Yang
perjalanan wisatawan dari Indonesia, namun destinasi Dalam jangka dekat setelah PSBB dilonggarkan wisatawan akan menjadi motor bangkitnya pariwisata Bali dalam
wisata domestik meraih hampir 76% dari total daftar masih belum bepergian jauh keluar negeri. waktu dekat bukanlah turis asing melainkan domestik.
#76
Hal ini membuat pemulihan pariwisata di Bali menyongsong
era new normal nanti menjadi lebih mudah. Pemerintah
bersama industri pariwisata sudah menyiapkan protokol new
normal bagi para pelaku pariwisata di Bali untuk segera
bangkit. Modal sosial yang kuat akan menjadi penggerak
cnnindonesia.com
bangkitnya pariwisata Bali setelah lesu dihajar COVID-19.
BALI REVIVAL:
THE POWER OF SOCIAL CAPITAL
#77
THE FALL OF
SENIOR TRAVELLERS
Bisa dikatakan, secara tidak langsung otentik dan validasi sosial, mereka lah
COVID-19 telah “membunuh” orang- yang akan menjadi penggerak
orang tua atau lanjut usia. Merekalah bangkitnya sektor pariwisata di masa
yang paling beresiko terkena virus new normal nanti.
Corona.
Survei yang dilakukan McKinsey di
Pun, di industri pariwisata, wisatawan Tiongkok menyebutkan bahwa kaum
yang berusia lanjut atau senior muda, single dan dari kelas menengah
travellers sementara akan mengurangi yang paling tinggi minatnya untuk
atau meniadakan aktivitas liburan di segera melakukan liburan setelah
luar karena adanya risiko tersebut. krisis ini berangsur pulih.
journal.sociolla.com
#80
Setelah COVID-19, wisata wellness akan menjadi pilihan
bagi wisatawan di masa new normal. Banyak orang
membutuhkan kebugaran pascakerja dengan rutinitas
balispirit.com
yang tinggi.
THE RISE OF
Atraksi seperti spa, yoga, meditasi atau mindfulness akan
menjadi alternatif bagi wisatawan yang mencari
ketenangan. Destinasi seperti Ubud, Borobudur atau
WELLNESS TOURISM
Banyuwangi tentu cocok untuk atraksi ini.
#82
meniadakan beberapa dekorasi. Begitu juga Four Seasons
Hotel di New York yang menanggalkan gantungan baju dan
ekstra linen, serta bantal dari kamar hotel mereka.
uniqhotels.com
Pada bagian sebelumnya, kami menyebut “space” berlokasi agak terpencil akan menjadi pilihan desa-desa wisata yang punya kekayaan atraksi
akan menjadi “the new luxury” akibat pandemi bagi wisatawan yang mencari pengalaman dan budaya. Belajar membatik di desa wisata
COVID-19 yang mengharuskan wisatawan otentik dalam liburan. Daerah “rural” dan Yogyakarta, menikmati kopi Osing di pelosok
menjaga jarak atau social distancing. Wisatawan “remote” akan menjadi luxury escapes bagi Banyuwangi, atau mengunjugi desa Wae Rebo di
lebih memilih tempat-tempat wisata yang tidak wisatawan. Flores akan menjadi pengalaman yang unik dan
terlalu ramai atau padat pengunjung. otentik.
Wisatawan bisa mengeksplorasi daerah-daerah
Sehingga daerah wisata di pedesaan atau wisata yang selama ini jarang dikunjungi seperti
#83
RURAL & REMOTE = LUXURY ESCAPES
Belakangan ini istilah digital nomad semakin sering terdengar di
sela-sela perbincangan anak muda ketika sedang berada di coffee
shop atau coworking space. Dari namanya, aroma digitalisasi dan
DIGITAL NOMAD IS
THE NEW TRAVEL TREND
kemajuan teknologi sudah pekat tercium. Semakin manusia cepat
beradaptasi dengan gaya hidup digital maka potensi
produktivitasnya pun akan semakin maksimal. Terlebih dengan
adanya COVID-19 yang membuat transformasi digital semakin cepat.
#84
DI era new normal pasca pandemi nanti, gaya hidup digital nomad
akan menjadi tren baru liburan sambil kerja.
ENTERTAINMENT
Masalah yang muncul ketika orang terlalu lama merasa “terkurung” akan
mengarah pada depresi dan kesepian. Survei dari McKinsey menunjukkan, masa
krisis membuat ikatan keluarga semakin erat dan bisa saling mendukung emosi
satu sama lain. Namun, bagaimana dengan orang yang hidup sendiri?
Prevalensi gangguan kesehatan mental tentu akan lebih tinggi pada orang yang
hidup sendiri. Terlebih dengan situasi pembatasan sosial, kegiatan alternatif
mengisi waktu luang menjadi terbatas. Hidup akan terasa monoton.
Di Amerika, masa krisis membuat orang lebih sering merasa kesepian. Untuk
memperoleh dukungan mental di masa krisis, orang mulai memelihara hewan
sebagai teman untuk mendampingi aktivitas sehari-hari.
#85
Sumber: Fox Business
LONELINESS
AND DEPRESSION
Sumber: Social Pro
The New Normal 100 | 98
Di tengah kebosanan karena stay @ home, layanan
entertainment streaming berbayar seperti Netflix,
Amazon prime, Spotify, hingga Iflix menjadi solusi.
Bulan lalu pelanggan Netflix di Italia 77% dan Spanyol
33% hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan.
THE COMEBACK OF
THE DRIVE-IN THEATRE #87
#88
Penerapan social distancing selama pandemi membuat produksi film Di lain sisi, pergeseran aktivitas belajar anak-anak dari di sekolah
mengalami kesulitan. Alhasil proses produksi mengalami penundaan menjadi di rumah, menjadi salah satu faktor tingginya permintaan film
THE RENAISSANCE
yang berujung pada keterlambatan jadwal tayang. animasi selama COVID-19. Maka tak dipungkiri film animasi mengalami
pelonjakan produksi. Efeknya film animasi mulai bermunculan
Di saat produksi film biasa tak mampu lagi beroperasi maka produksi khususnya film animasi yang ditanyangkan melalu media streaming.
OF ANIMATION
film animasi menjadi opsi pengganti di masa COVID-19. Jadi tak heran
COVID-19 merupakan era keemasan bagi industri film animasi. Salah satunya adalah serial animasi Si AA yang diproduksi selama masa
karantina berlangsung oleh RANS Entertainment dan dirilis di youtube.
Alasannya cukup sederhana, film animasi tak membutuhkan banyak Melihat kondisi itu, maka inilah kesempatan emas untuk para sineas film
orang dan proses produksinya juga cenderung lebih mudah. Dan yang
terpenting biaya produksi lebih murah.
animasi untuk menunjukkan karyanya, menciptakan konten animasi
sebanyak mungkin, dan membuat era baru di dunia perfilman.
MOVIE
The New Normal 100 | 101
#89
MICRASHELL
FOR PARTYGOERS
Merespon hampir semua acara live dan pertemuan Membayangkan seperti apa clubbing di dunia pasca- mengonsumsi minuman tanpa memaparkan diri mereka
berskala besar dibatalkan untuk masa yang akan datang, karantina, Production Club, sebuah studio kreatif yang sendiri.
industri musik dan para senimannya sebagian besar berbasis di Los telah membuat konsep dan menciptakan
beralih ke livestreaming dan pengalaman virtual. Micrashell, sebuah prototipe alat pelindung diri (APD) Selain itu Micrashell memiliki sistem komunikasi suara
yang dirancang khusus untuk dunia malam atau clubbing. nirkabel berdasarkan pada kedekatan dan orientasi
Sementara ini para penggemar party berkumpul untuk dengan opsi yang dikendalikan pengguna untuk privasi.
clubbing melalui Zoom di rumah selama pandemi global Micrashell memiliki desain pelindung wajah kedap udara
Coronavirus. Namun, menonton DJ bermain sambil dan sistem filtrasi yang rumit, dengan tambahan khusus
berdiri di ruang tamu kosong tidaklah sama dengan seperti speaker berteknologi tinggi, mikrofon, elemen
sensasi larut malam di dance floor yang penuh sesak yang memungkinkan pemakai untuk melakukan vape dan
dengan teman-teman.
#90
loket.com
concert akan menjadi kenormalan baru di industri
entertainment.
Minat console gaming meningkat drastis di Indonesia selama console gaming asal Jepang seperti Sony PlayStation dan Sejumlah platform untuk menyaksikan esport seperti Facebook
masa pandemi. Penerapan PSBB atau social distancing Nintendo Switch menjadi favorit masyarakat. Gaming, Youtube, dan Twitch juga mengalami lonjakan
membuat masyarakat Indonesia mengalami kebosanan dan penonton online. Karena hal itu sejumlah televisi juga mulai
salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan terjun ke Sementara itu, esport memetik keuntungan tersendiri di melirik untuk menayangkan esport. Sejauh ini baru ESPN dan
dunia gaming. tengah masa pandemi Corona. Esport kini menjadi pilihan Fox Sports yang mulai menyiarkan esport dalam tayangan
utama setelah banyak yang tidak bisa melihat pertandingan mereka.
Hal ini akhirnya membuat pencarian console gaming di olahraga seperti sepak bola dari televisi atau langsung ke
Indonesia meningkat drastis. Data yang dihimpun dari iPrice stadion. Ditambah lagi sejumlah atlet terbaik dari sepak bola, Sementara itu, menurut laporan Nielsen Sports, balapan Texas
menunjukkan, pencarian konsol gaming di Indonesia basket, hingga pembalap profesional bermain esport sebagai Motor Speedway di seri eNASCAR iRacing menjadi tayangan
meningkat lebih dari dua kali lipat. Persentase peningkatan hiburan. esport paling ditonton hingga 30 Maret.
yang mencapai 204% selama masa pandemi. Di Indonesia,
Namun celaka, masih menurut IATA, untuk break even saja setiap
pesawat setidaknya harus terisi 77% dari kapasitas total. Artinya,
bisa dibayangkan harga tiket pesawat bakal melonjak tinggi sehingga
tak terjangkau oleh konsumen kebanyakan.
Oleh karena itu pembuat pesawat harus memutar otak agar kapasitas
penumpang tetap bisa mendekati kapasitas maksimalnya, tapi dengan
tetap memenuhi ketentuan social distancing. Salah satunya adalah
desain yang diusulkan oleh Avio Interiors, sebuah perusahaan
perancang interior pesawat asal Italia.
Dalam usulan ini, posisi middle seat diputar balik. Untuk menghindari
kontak dan potensi penularan, Avio menambahkan sekat transparan
yang membatasi penumpang satu dengan yang lainnya.
#94
karena membutuhkan ruang kabin yang super luas.
Kita tahu, makanan dan minuman yang disajikan di pesawat akan berpotensi
menjadi sumber penularan virus selama di perjalanan. Makanan fresh dan
disajikan panas atau minuman yang dituang tentu akan dihindari oleh
penumpang karena berpotensi membawa virus. Minuman mungkin hanya
disajikan dalam bentuk kemasan kaleng sehingga mengurangi risiko penularan.
#95
Ketika itu terjadi maka kepercayaan konsumen akan hancur. Reputasi yang
selama ini dibangun susah payah tiba-tiba hancur hanya karena kasus tersebut.
Dan akibatnya masyarakat mencap maskapai tersebut sebagai sarang penularan
COVID-19.
Baru kali ini dalam sejarah pariwisata dunia lebih dari 90% World Economic Forum (WEF) baru-baru ini juga
populasi masyarakat di dunia tinggal di negaranya mengeluarkan inisiatif pembentukan sistem traveller
masing-masing karena pemberlakuan travel restrictions digital identity untuk menggenjot comeback-nya sektor
#96. DIGITAL
akibat pandemi COVID-19. Akibatnya penurunan volume penerbangan dan pariwisata
penumpang pesawat udara di tahun 2020 melebihi 110%
dibanding akhir tahun 2019. Paspor baru ini berisi identity data mengenai data
HEALTH PASSPORT
personal dan kesehatan sehingga para pengunjung dapat
International Air Transport Association (IATA) akan diverifikasi apakah terbebas dari risiko terjangkit virus
bekerjasama dengan berbagai organisasi terkait kesehatan Corona.
dan pariwisata di setiap negara untuk meminimalisir
ketakutan dan risiko para penumpang pesawat ketika Hal ini merupakan cikal bakal digital health pasport. Ke
melakukan cross-border travel. depan para wisatawan harus memiliki dua jenis paspor,
yaitu paspor kewarganegaraan dan paspor kesehatan.
110 | The New Normal 100
#97 Memastikan kesehatan dan kebersihan di setiap sudut bandara
dan pesawat udara menjadi hal terpenting di saat pandemi
COVID-19. Tujuannya untuk menjamin keselamatan penumpang
terbebas dari paparan virus.
AIRPORT HEALTH & menjadi kenormalan baru bagi standar prosedur penerbangan
internasional.
#98
menampung calon penumpang ketika protokol social distancing
diterapkan.
Karena itu, mau nggak mau otoritas bandara harus meniadakan antrian
kalau tak ingin bandara menjadi episentrum penularan COVID-19. Goodby
GOODBY
long, crowded lines.
LONG,
dibutuhkan teknologi artificial intelligence untuk mengaturnya.
CROWDED
masyarakat masih enggan terbang karena berbagai pertimbangan pelik.
Blessing in disguise, bandara yang tak kunjung ramai ini memberi jeda
waktu bagi pengelola bandara untuk mempersiapkan segala sesuatunya
untuk menata manajemen antrian.
DIGITAL
yang diletakkan di bandara juga semakin berkembang. Salah satunya di
Bandara Internasional Uruguay. Bandara ini sudah menggunakan mesin
pendeteksi risiko terpapar COVID-19. Di sini para penumpang bisa dideteksi
melalui alat pemindai wajah melalui analisa data pribadi kesehatan mereka
dan sejarah perjalanan mereka sebelum sampai di bandara.
AIRPORT
Ini adalah era baru di dunia kebandarudaraan dimana digitalisasi bukan
hanya dilakukan untuk menunjang kepraktisan, namun juga menciptakan
rasa aman di kala risiko terpapar COVID-19 terus mengintai.
References
Family Life
1. The American Worker Pulse Survey, KPMG, April 2020.
2. Survey: Indonesian Consumer Sen ment during the Coronavirus Crisis, McKinsey, Juni 2020.
3. Re-energizing through the epidemic: Stories from China. McKinsey, April 2020.
4. Mary Ellen, “Survey: Cooking More at Home Could Become the New Normal Post-Pandemic,” foodnavigator-usa.com, 15 April 2020.
5. Consumer’s Survey Finding from PwC Health Research Ins tute, The COVID-19 pandemic is influencing consumer health behavior. What does this mean for health insurers?, Mei 2020.
ECONOMY INNOVATION
AFTER COVID-19 IDEAS
PREDICTIONS
Useful
T h a t M a t t e r
Get other book at:
www.inventureknowledge.id
ow g
CORONA A T T R A CT
SHARIAH FROM
media
CO
MARKETING
E CT
NV E
CONN
RT
B2C
EARNED OWNED
DURING THE DIGITAL
HOME
media SELLING media
MATTERS
Digital Spiritual Empathic
PRODUCTS, BUSINESSES
AND HABITS C vid-19 Survival Tactics to Engage, Sell, and Keep SHARED
KILLED BY Your Most Valuable Customers during
COVID-19
media
YUSWOHADY | AMANDA RACHMANIAR | FARID FATAHILLAH | GILANG BRILLIAN | ISTI HANIFAH YUSWOHADY | TUHU NUGRAHA | GILANG BRILLIAN
More info:
bit.lt/inventureknowledgewebinar
0877 3411 5676 - Sabil
Navigating
ow g Covid-19 get the
Webinar Series EBOOK
for every
webinar
Registration
More info:
bit.ly/inventureknowledgewebinar
0877 3411 5676
Yuswohady
[email protected]
Farid Fatahillah
[email protected]
Amanda Rachmaniar
[email protected]
Gilang Brillian
[email protected]
Isti Hanifah
[email protected]
Design e-book:
C 2020 Muhammad Ikbal
www.inventure.id [email protected]