Untitled
Untitled
Untitled
ABSTRACT
Yam bean, neem, and nicotiana are natural pesticides for insect. Whitefly Bemisia tabaci Genn. is a pest
and could decrease in soybean yield up to 80%. The aim of this research was to study the effectiveness of natural
pesticides in controlling white fly. The research was carried out in ILETRI screen house and arranged in a 3 x
3 factorial randomized design with four replicates. Fisrt factor was three natural pesticides of yam bean, neem,
nicotiana while the second factor was the time of aplications (two week after planting (WAP)-harvested), (2 WAP-
floweres), (floweres-harvested). Dosage of each yam bean, neem or nicotin was 50 ml/l. Natural pesticides were
sprayed over leaves. Parameters of whitefly population and injury intensity were observed. The result showed that
whitefly population was lower in neem aplication (113 whitefly/3 leave trifoliate) and increased in control (684
whitefly/3 leave trifoliate), yam bean aplication (182 whitefly/3 leave trifoliate ) and nicotiana aplication (163
whitefly/3 leave trifoliate ). There was not interaction the kind of natural pesticides with time of application. This
study shown that the neem natural pasticide at 2 WAP until harvest is effective in controlling the whitefly.
Keyword: Natural pesticide, Whitefly, Time of application
ABSTRAK
Bengkuang, mimba, dan tembakau merupakan insektisida nabati untuk mengendalikan hama. Kutu kebul,
Bemisia tabaci Genn. merupakan hama kedelai yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen hingga 80%. Tu-
juan penelitian untuk mengetahui bahan nabati yang efektif untuk mengendalikan kutu kebul. Penelitian dilakukan
di rumah kasa Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (Balitkabi) menggunakan rancangan
acak kelompok faktorial (3 x 3) dengan empat ulangan. Faktor pertama, yaitu jenis bahan nabati bengkuang,
mimba, tembakau serta kontrol. Faktor kedua, yakni waktu aplikasi dua minggu setelah tanam (MST)–panen;
2MST–berbunga; dan berbunga–panen. Dosis insektisida nabati bengkuang, mimba, tembakau 50 ml/l. Pestisida
nabati diaplikasikan dengan cara disemprotkan ke seluruh permukaan daun. Parameter yang diamati adalah popu-
lasi kutu kebul dan intensitas serangan. Hasil penelitian menunjukkan populasi kutu kebul pada aplikasi mimba
paling rendah (113 ekor/3 daun trifoliat) dan mengalami kenaikan pada kontrol (684 ekor/3 daun trifoliat). Popu-
lasi kutu kebul pada aplikasi bengkuang dan tembakau berturut-turut sebesar 182 dan 163 ekor/3 daun trifoliat.
Tidak terdapat interaksi antara jenis pestisida nabati dengan waktu aplikasinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa
aplikasi pestisida nabati mimba untuk mengendalikan kutu kebul pada 2 MST sampai panen.
Kata kunci: Pestisida nabati, Kutu kebul, Waktu aplikasi
| 219
PENDAHULUAN dapat bermanfaat sebagai insektisida, fungisida,
dan akarisida.7
Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) menjadi salah
satu gangguan dalam meningkatkan produksi Salah satu kelebihan insektisida kimia
kedelai. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu adalah daya racunnya tinggi, tetapi dalam
kebul terdiri dari kerusakan langsung, kerusakan waktu yang cukup lama dapat menyebabkan hama
tidak langsung, dan sebagai vektor virus. Keru- menjadi kebal. Penggunaan insektisida kimia
sakan langsung menimbulkan bercak nekrotik pada kutu kebul dapat menyebabkan timbulnya
pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan strain-strain baru kutu kebul. Akhir-akhir ini telah
daun, dan menyebabkan terjadinya klorosis dikembangkan penggunaan insektisida nabati
karena kutu kebul ini mengisap cairan tanaman.1 untuk mengendalikan kutu kebul. Penelitian ini
Kutu kebul dapat menyebabkan penurunan bertujuan mendapatkan insektisida nabati terpilih
produksi kedelai hingga mencapai 80%. Guna dari tiga jenis insektisida nabati (bengkuang,
mengendalikan kutu kebul, petani sering menggu- mimba, dan tembakau) untuk menekan populasi
nakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kutu kebul.
kimia dalam rangka penanggulangan OPT
merupakan alternatif terakhir dan dampak yang METODE PENELITIAN
ditimbulkan harus ditekan seminimal mungkin.2
Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balitkabi
Salah satu cara yang tidak menimbulkan dampak
pada MK II Tahun 2011. Penelitian disusun dalam
terhadap lingkungan adalah dengan penggunaan
RAK faktorial (3 x 3) dengan empat ulangan.
insektisida nabati.
Faktor pertama merupakan tiga jenis pestisida
Grainge dkk.3 melaporkan bahwa terdapat nabati (bengkuang, mimba, tembakau). Faktor
lebih dari seribu spesies tumbuhan yang kedua adalah waktu aplikasi pestisida nabati (2
mengandung insektisida, lebih dari 380 spesies MST-panen, 2 MST-berbunga, berbunga-panen).
mengandung zat pencegah antimakan (antifeed- Setiap perlakuan ditanam dalam enam polibag.
ant), lebih dari 35 spesies mengandung akarisida,
Bahan yang digunakan adalah kedelai varie
lebih dari 270 spesies mengandung zat penolak
tas kaba. Kedelai ditanam dalam polibag ukuran
(repellent), dan lebih dari 30 spesies mengandung
10kg, 3 biji/polibag. Pemupukan dilakukan pada
zat penghambat pertumbuhan.2 Spesies-spesies
saat tanam dengan menggunakan 3 g urea/
tersebut juga terdapat di Indonesia. Jenis tanaman
polibag, 6 g KCl dan SP-36/polibag. Pengairan
yang berpotensi menjadi bahan pestisida nabati
disesuaikan dengan kondisi polibag. Penyiangan
adalah mimba, bengkuang, dan tembakau.
gulma dilakukan pada umur 14, 21, dan 35 HST.
Mimba (Azadirachta indica) merupakan
Pestisida nabati (pesnab) dibuat di laborato-
salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida
rium hama Balitkabi. Biji bengkuang ditumbuk
nabati yang dapat dimanfaatkan untuk pengendal-
sampai halus, kemudian direndam menggunakan
ian hama. Ekstrak biji mimba dengan bahan aktif
air, disimpan selama 24 jam. Perbandingan biji
utama azadiracthin dapat menimbulkan berbagai
bengkuang dengan air sebesar 125gr:1L. Biji
pengaruh pada serangga, seperti hambatan aktivi-
mimba ditumbuk sampai halus, kemudian
tas makan, gangguan perkembangan, penurunan
direndam dengan air dan disimpan selama 24
keperidian, dan ketahanan hidup serta hambatan
jam. Perbandingan biji mimba dengan air sebesar
aktivitas peletakan telur.4 Bengkuang (Pachyrhi-
100gr:1L. Daun tembakau diiris kecil-kecil
zus erosus) juga merupakan salah satu tanaman
kemudian dijemur sinar matahari langsung sampai
yang berpotensi sebagai sumber insektisida
kering, lalu direndam dengan menggunakan air
nabati yang berspektrum luas.5 Serangga yang
(125g:1L) selama 24 jam. Ketiga pesnab yang
teracuni akan mati kelaparan karena kelumpuhan
telah direndam dengan air disaring menggunakan
alat-alat mulut serta sel-sel saraf.6 Tanaman tem-
saringan dengan diameter 1mm. Dosis insektisida
bakau (Nicotiana tabaccum) dengan kandungan
nabati yang digunakan untuk menyemprot kedelai
bahan beracun (nikotin) berdampak negatif
yaitu 50 ml/l untuk masing-masing bengkuang,
bagi kesehatan manusia, tetapi mempunyai
mimba, dan tembakau.
dampak positif bagi lingkungan. Tanaman ini
Keterangan Gambar:
a. Skor 1 = intensitas serangan 1–25%
b. Skor 2 = intensitas serangan 26–50%
c. Skor 3 = intensitas serangan 51–75%
d. Skor 4 = intensitas serangan 75–100%
Gambar 1. Gejala Kerusakan Daun Akibat Serangan Kutu Kebul yang Dikategorikan
Berdasarkan Skor 1 (a), skor 2 (b), skor 3 (c), dan skor 4 (d)
Parameter yang diamati adalah populasi berarti bahwa kutu kebul lebih menyukai kedelai
kutu kebul dan intensitas serangan kutu kebul. yang tidak diaplikasi menggunakan pestisida
Pengamatan dilakukan setiap minggu dari umur nabati untuk meletakkan telur. Populasi pada
2MST–2minggu sebelum panen. Tiga tanaman mimba sangat sedikit karena mimba mengandung
dari setiap perlakuan digunakan sebagai sampel. bahan aktif azadirachtin yang salah satunya dapat
Pengamatan populasi dengan mengambil daun menghambat peletakan telur dan penurunan daya
bagian atas, tengah, dan bawah dari masing- tetas telur.8 Hasil penelitian Baliadi dkk.9 mela-
masing sampel. Daun diamati populasinya (terdiri porkan bahwa insektisida nabati yang memberi
dari telur, nimfa, imago) di laboratorium dengan dampak penekanan jumlah telur tertinggi adalah
menggunakan mikroskop. Pengamatan intensitas serbuk biji mimba. Harnoto dan Koswanudin10
serangan kutu kebul dilihat pada daun ketiga melaporkan bahwa ekstrak biji mimba dan
dari atas. Kategori intensitas serangan terdiri biji bengkuang menurunkan penetasan telur
dari empat skor yang terlihat pada Gambar 1. Etiella zinckenella. Bagi kebanyakan serangga,
Penentuan skor berdasarkan perkiraan, di mana pemilihan inang untuk peletakan telur sangatlah
pedomannya dibuat terlebih dahulu sebelum penting untuk kelangsungan hidup keturunannya.
melakukan pengamatan karena belum ada pedo-
man yang baku.
Efikasi insektisida nabati dilihat dari jumlah
populasi dan intensitas serangan. Data dianalisis
dengan menggunakan anova. Apabila terjadi
perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan
uji Duncan pada taraf 5%.
Keterangan :
a1 = Bengkuang pada 2MST-panen
a2 = Bengkuang pada 2MST-berbunga
a3 = Bengkuang pada berbunga-panen
b1 = Mimba pada 2MST-panen
b2 = Mimba pada 2MST-berbunga
b3 = Mimba pada berbunga-panen
c1 = Mimba pada 2MST-panen
c2 = Mimba pada 2MST-berbunga
c3 = Mimba pada berbunga-panen
Gambar 3. Populasi Kutu Kebul yang Diaplikasi Insektisida Nabati pada Berbagai Waktu
Tabel 1. Intensitas Serangan Kutu Kebul pada Daun Kedelai yang Diaplikasi dengan
Insektisida Nabati Bengkuang, Mimba, dan Tembakau
Perlakuan Intensitas serangan (%)
Bengkuang 2MST-panen 19,58a
Mimba 2MST-panen 12,08b
Tembakau 2MST-panen 11,25b
Bengkuang 2MST-berbunga 12,91ab
Mimba 2MST-berbunga 16,67ab
Tembakau 2MST-berbunga 13,75ab
Bengkuang berbunga-panen 19,58a
Mimba berbunga-panen 13,75ab
Tembakau berbunga-panen 16,25ab
Rata-rata intensitas serangan 15,09
jenis*waktu 1,88ns
Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
setiap perlakuan pada taraf 5%