Untitled

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

EFIKASI INSEKTISIDA NABATI DALAM MENGENDALIKAN KUTU

KEBUL, Bemisia tabaci GENN. (HOMOPTERA: ALEYRODIDAE)

EFFICACY OF NATURAL PESTICIDES IN CONTROLLING WHITE FLY


Bemisia tabaci GENN. (HOMOPTERA: ALEYRODIDAE)
Kurnia Paramita Sari dan Suharsono

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Malang


Jln. Raya Kendalpayak km 8 KP 66 Malang Indonesia
Pos-el: [email protected]

ABSTRACT
Yam bean, neem, and nicotiana are natural pesticides for insect. Whitefly Bemisia tabaci Genn. is a pest
and could decrease in soybean yield up to 80%. The aim of this research was to study the effectiveness of natural
pesticides in controlling white fly. The research was carried out in ILETRI screen house and arranged in a 3 x
3 factorial randomized design with four replicates. Fisrt factor was three natural pesticides of yam bean, neem,
nicotiana while the second factor was the time of aplications (two week after planting (WAP)-harvested), (2 WAP-
floweres), (floweres-harvested). Dosage of each yam bean, neem or nicotin was 50 ml/l. Natural pesticides were
sprayed over leaves. Parameters of whitefly population and injury intensity were observed. The result showed that
whitefly population was lower in neem aplication (113 whitefly/3 leave trifoliate) and increased in control (684
whitefly/3 leave trifoliate), yam bean aplication (182 whitefly/3 leave trifoliate ) and nicotiana aplication (163
whitefly/3 leave trifoliate ). There was not interaction the kind of natural pesticides with time of application. This
study shown that the neem natural pasticide at 2 WAP until harvest is effective in controlling the whitefly.
Keyword: Natural pesticide, Whitefly, Time of application

ABSTRAK
Bengkuang, mimba, dan tembakau merupakan insektisida nabati untuk mengendalikan hama. Kutu kebul,
Bemisia tabaci Genn. merupakan hama kedelai yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen hingga 80%. Tu-
juan penelitian untuk mengetahui bahan nabati yang efektif untuk mengendalikan kutu kebul. Penelitian dilakukan
di rumah kasa Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (Balitkabi) menggunakan rancangan
acak kelompok faktorial (3 x 3) dengan empat ulangan. Faktor pertama, yaitu jenis bahan nabati bengkuang,
mimba, tembakau serta kontrol. Faktor kedua, yakni waktu aplikasi dua minggu setelah tanam (MST)–panen;
2MST–berbunga; dan berbunga–panen. Dosis insektisida nabati bengkuang, mimba, tembakau 50 ml/l. Pestisida
nabati diaplikasikan dengan cara disemprotkan ke seluruh permukaan daun. Parameter yang diamati adalah popu-
lasi kutu kebul dan intensitas serangan. Hasil penelitian menunjukkan populasi kutu kebul pada aplikasi mimba
paling rendah (113 ekor/3 daun trifoliat) dan mengalami kenaikan pada kontrol (684 ekor/3 daun trifoliat). Popu-
lasi kutu kebul pada aplikasi bengkuang dan tembakau berturut-turut sebesar 182 dan 163 ekor/3 daun trifoliat.
Tidak terdapat interaksi antara jenis pestisida nabati dengan waktu aplikasinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa
aplikasi pestisida nabati mimba untuk mengendalikan kutu kebul pada 2 MST sampai panen.
Kata kunci: Pestisida nabati, Kutu kebul, Waktu aplikasi

| 219
PENDAHULUAN dapat bermanfaat sebagai insektisida, fungisida,
dan akarisida.7
Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) menjadi salah
satu gangguan dalam meningkatkan produksi Salah satu kelebihan insektisida kimia
kedelai. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu adalah daya racunnya tinggi, tetapi dalam
kebul terdiri dari kerusakan langsung, kerusakan waktu yang cukup lama dapat menyebabkan hama
tidak langsung, dan sebagai vektor virus. Keru- menjadi kebal. Penggunaan insektisida kimia
sakan langsung menimbulkan bercak nekrotik pada kutu kebul dapat menyebabkan timbulnya
pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan strain-strain baru kutu kebul. Akhir-akhir ini telah
daun, dan menyebabkan terjadinya klorosis dikembangkan penggunaan insektisida nabati
karena kutu kebul ini mengisap cairan tanaman.1 untuk mengendalikan kutu kebul. Penelitian ini
Kutu kebul dapat menyebabkan penurunan bertujuan mendapatkan insektisida nabati terpilih
produksi kedelai hingga mencapai 80%. Guna dari tiga jenis insektisida nabati (bengkuang,
mengendalikan kutu kebul, petani sering menggu- mimba, dan tembakau) untuk menekan populasi
nakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kutu kebul.
kimia dalam rangka penanggulangan OPT
merupakan alternatif terakhir dan dampak yang METODE PENELITIAN
ditimbulkan harus ditekan seminimal mungkin.2
Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balitkabi
Salah satu cara yang tidak menimbulkan dampak
pada MK II Tahun 2011. Penelitian disusun dalam
terhadap lingkungan adalah dengan penggunaan
RAK faktorial (3 x 3) dengan empat ulangan.
insektisida nabati.
Faktor pertama merupakan tiga jenis pestisida
Grainge dkk.3 melaporkan bahwa terdapat nabati (bengkuang, mimba, tembakau). Faktor
lebih dari seribu spesies tumbuhan yang kedua adalah waktu aplikasi pestisida nabati (2
mengandung insektisida, lebih dari 380 spesies MST-panen, 2 MST-berbunga, berbunga-panen).
mengandung zat pencegah antimakan (antifeed- Setiap perlakuan ditanam dalam enam polibag.
ant), lebih dari 35 spesies mengandung akarisida,
Bahan yang digunakan adalah kedelai varie­
lebih dari 270 spesies mengandung zat penolak
tas kaba. Kedelai ditanam dalam polibag ukuran
(repellent), dan lebih dari 30 spesies mengandung
10kg, 3 biji/polibag. Pemupukan dilakukan pada
zat penghambat pertumbuhan.2 Spesies-spesies
saat tanam dengan menggunakan 3 g urea/
tersebut juga terdapat di Indonesia. Jenis tanaman
polibag, 6 g KCl dan SP-36/polibag. Pengairan
yang berpotensi menjadi bahan pestisida nabati
disesuaikan dengan kondisi polibag. Penyiangan
adalah mimba, bengkuang, dan tembakau.
gulma dilakukan pada umur 14, 21, dan 35 HST.
Mimba (Azadirachta indica) merupakan
Pestisida nabati (pesnab) dibuat di laborato-
salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida
rium hama Balitkabi. Biji bengkuang ditumbuk
nabati yang dapat dimanfaatkan untuk pengendal-
sampai halus, kemudian direndam menggunakan
ian hama. Ekstrak biji mimba dengan bahan aktif
air, disimpan selama 24 jam. Perbandingan biji
utama azadiracthin dapat menimbulkan berbagai
bengkuang dengan air sebesar 125gr:1L. Biji
pengaruh pada serangga, seperti hambatan aktivi-
mimba ditumbuk sampai halus, kemudian
tas makan, gangguan perkembangan, penurunan
direndam dengan air dan disimpan selama 24
keperidian, dan ketahanan hidup serta hambatan
jam. Perbandingan biji mimba dengan air sebesar
aktivitas peletakan telur.4 Bengkuang (Pachyrhi-
100gr:1L. Daun tembakau diiris kecil-kecil
zus erosus) juga merupakan salah satu tanaman
kemudian dijemur sinar matahari langsung sampai
yang berpotensi sebagai sumber insektisida
kering, lalu direndam dengan menggunakan air
nabati yang berspektrum luas.5 Serangga yang
(125g:1L) selama 24 jam. Ketiga pesnab yang
teracuni akan mati kelaparan karena kelumpuhan
telah direndam dengan air disaring menggunakan
alat-alat mulut serta sel-sel saraf.6 Tanaman tem-
saringan dengan diameter 1mm. Dosis insektisida
bakau (Nicotiana tabaccum) dengan kandungan
nabati yang digunakan untuk menyemprot kedelai
bahan beracun (nikotin) berdampak negatif
yaitu 50 ml/l untuk masing-masing bengkuang,
bagi kesehatan manusia, tetapi mempunyai
mimba, dan tembakau.
dampak positif bagi lingkungan. Tanaman ini

220 | Widyariset, Vol. 17 No. 2, Agustus 2014 219–226


a b c d

Keterangan Gambar:
a. Skor 1 = intensitas serangan 1–25%
b. Skor 2 = intensitas serangan 26–50%
c. Skor 3 = intensitas serangan 51–75%
d. Skor 4 = intensitas serangan 75–100%
Gambar 1. Gejala Kerusakan Daun Akibat Serangan Kutu Kebul yang Dikategorikan
Berdasarkan Skor 1 (a), skor 2 (b), skor 3 (c), dan skor 4 (d)

Parameter yang diamati adalah populasi berarti bahwa kutu kebul lebih menyukai kedelai
kutu kebul dan intensitas serangan kutu kebul. yang tidak diaplikasi menggunakan pestisida
Pengamatan dilakukan setiap minggu dari umur nabati untuk meletakkan telur. Populasi pada
2MST–2minggu sebelum panen. Tiga tanaman mimba sangat sedikit karena mimba mengandung
dari setiap perlakuan digunakan sebagai sampel. bahan aktif azadirachtin yang salah satunya dapat
Pengamatan populasi dengan mengambil daun menghambat peletakan telur dan penurunan daya
bagian atas, tengah, dan bawah dari masing- tetas telur.8 Hasil penelitian Baliadi dkk.9 mela-
masing sampel. Daun diamati populasinya (terdiri porkan bahwa insektisida nabati yang memberi
dari telur, nimfa, imago) di laboratorium dengan dampak penekanan jumlah telur tertinggi adalah
menggunakan mikroskop. Pengamatan intensitas serbuk biji mimba. Harnoto dan Koswanudin10
serangan kutu kebul dilihat pada daun ketiga melaporkan bahwa ekstrak biji mimba dan
dari atas. Kategori intensitas serangan terdiri biji bengkuang menurunkan penetasan telur
dari empat skor yang terlihat pada Gambar 1. Etiella zinckenella. Bagi kebanyakan serangga,
Penentuan skor berdasarkan perkiraan, di mana pemilihan inang untuk peletakan telur sangatlah
pedomannya dibuat terlebih dahulu sebelum penting untuk kelangsungan hidup keturunannya.
melakukan pengamatan karena belum ada pedo-
man yang baku.
Efikasi insektisida nabati dilihat dari jumlah
populasi dan intensitas serangan. Data dianalisis
dengan menggunakan anova. Apabila terjadi
perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan
uji Duncan pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Aplikasi pestisida nabati pada kedelai dapat
menekan populasi kutu kebul. Populasi kutu
kebul paling rendah terdapat pada perlakuan
menggunakan mimba, sebesar 113 ekor/3 trifoliat
daun, sedangkan pada kontrol sebesar 684 ekor/3 Gambar 2. Populasi Kutu Kebul Setelah Diaplikasi
Menggunakan Insektisida Nabati
trifoliat daun terlihat pada Gambar 2. Hal ini

Efikasi Insektisida Nabati... | Kurnia Paramita Sari dan Suharsono | 221


Senyawa-senyawa sekunder tanaman memainkan Waktu aplikasi insektisida nabati yang tepat
peranan paling penting dalam memandu serangga sangat berpengaruh pada efikasi pestisida nabati
dalam proses pemilihan inang.11 terhadap populasi kutu kebul. Aplikasi mimba
Jumlah telur kutu kebul pada aplikasi pada 2MST sampai berbunga populasi kutu kebul
insektisida tidak semata-mata dipengaruhi sebesar 110 ekor/3 trifoliat daun, 2 MST sampai
oleh penurunan peletakan telur, tetapi juga dengan panen sebesar 223 ekor/3 trifoliat daun,
dipengaruhi oleh kematian imago kutu kebul berbunga sampai penen 189 ekor/3 trifoliat daun,
akibat aplikasi insektisida nabati. Mimba tidak sedangkan pada kontrol 684 ekor/3 trifoliat daun.
membunuh hama secara langsung, tetapi meng- Semua terlihat pada Gambar 3. Pada insektisida
ganggu hama pada proses metamorfosa dan nabati terpilih, waktu aplikasi yang tepat adalah
penurun nafsu makan sehingga lama-kelamaan mulai 2 MST sampai berbunga. Aplikasi pada
serangga akan mati. Zat yang terkandung dalam saat ini dapat menyelamatkan kedelai pada fase
mimba antara lain azadiracthin, meliantriol, vegetatif karena 7–10 HST populasi kutu kebul
nimbin, dan nimbidin.12 Bengkuang mengandung sudah mulai ada di tanaman. Stadia nimfa dan
senyawa rotenon, rotenoid, dan pachirryzida dewasa menyebabkan kerusakan secara langsung
yang terdapat di semua bagian tanaman kecuali dengan mengisap cairan tanaman kedelai meng-
umbi. Rotenon ini berfungsi sebagai repellent gunakan stilet. Akibatnya dapat menyebabkan
hama gudang, menyebabkan mortalitas dan gangguan proses fisiologis tanaman dan menim-
menghambat perkembangan larva.2 Tembakau bulkan serangan berupa bintik klorotik, perubahan
mengandung senyawa nikotin yang berfungsi warna daun, layu, kerdil, dan mati.10 Apabila
sebagai racun kontak, perut, dan pernapasan tidak dilakukan pengendalian maka daun tidak
bagi hama.7 Penetrasi (penembusan) insektisida bisa berfotosintetis secara sempurna, tidak dapat
melalui kutikula biasanya merupakan jalan menghasilkan polong dan biji, bahkan dapat me-
kecil yang utama, tetapi insektisida juga masuk nyebabkan kematian. Aplikasi insektisida nabati
melalui mulut, sistem pernapasan, dan tempat dari waktu kedelai berbunga sampai panen berarti
lain yang mudah diserang seperti antena, mata, pada fase vegetatif tidak dilakukan pengendalian.
dan tarsi. Efikasi insektisida nabati juga terbukti Kutu kebul telah mengisap cairan tanaman, dan
pada pengisap polong kedelai. Ekstrak serbuk daun tidak dapat berfotosintetis secara sempurna
biji mimba dapat menyebabkan kematian Nezara sehingga dapat menggagalkan pembungaan dan
viridula hingga mencapai 93,67%, ekstrak serbuk waktu pengisian polong. Aplikasi 2MST sampai
sirsat dapat menyebabkan kematian pada nimfa panen, populasi kutu kebul tinggi sebesar 223
Piezodorus hybneri hingga mencapai 92%, dan ekor per tiga rumpun. Hal itu disebabkan populasi
ekstrak daun aglaia efektif terhadap nimfa instar kutu kebul datang secara alami. Kutu kebul lebih
II pada P. hybneri, N. viridula, dan Riptortus banyak datang pada tanaman kedelai umur 56–75
linearis.9 HST dibandingkan pada umur 21–42 HST seperti
terlihat pada Gambar 4.

Keterangan :
a1 = Bengkuang pada 2MST-panen
a2 = Bengkuang pada 2MST-berbunga
a3 = Bengkuang pada berbunga-panen
b1 = Mimba pada 2MST-panen
b2 = Mimba pada 2MST-berbunga
b3 = Mimba pada berbunga-panen
c1 = Mimba pada 2MST-panen
c2 = Mimba pada 2MST-berbunga
c3 = Mimba pada berbunga-panen

Gambar 3. Populasi Kutu Kebul yang Diaplikasi Insektisida Nabati pada Berbagai Waktu

222 | Widyariset, Vol. 17 No. 2, Agustus 2014 219–226


Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara jenis insektisida nabati dengan
waktu aplikasi dan tidak memengaruhi intensitas
serangan kutu kebul. Rata-rata intensitas serangan
kutu kebul pada saat pengamatan sebesar 15,09%.
Rendahnya intensitas serangan dipengaruhi
oleh senyawa-senyawa yang terkandung dalam
insektisida nabati (bengkuang, mimba, dan
tembakau). Jadi imago kutu kebul tidak hinggap
di daun kedelai dalam waktu yang lama, tidak
Gambar 4. Populasi Kutu Kebul pada HST
mengisap cairan daun sehingga kerusakan daun
akibat serangannya kecil. Besar kecilnya intensitas
serangan juga dipengaruhi oleh senyawa-senyawa
Populasi kutu kebul setiap minggu meng­
kimia yang dimiliki tumbuhan. Senyawa-senyawa
alami kenaikan dan populasi kutu kebul tertinggi
kimia memainkan peranan penting dalam seleksi
berada pada umur 56–75 HST (lihat Gambar
inang oleh serangga. Serangga dapat mengenali
3). Pada waktu kedelai berumur 21–42 HST,
atau merasakan keberadaan senyawa kimia dalam
populasi kutu kebul yang hinggap sedikit sehingga
jumlah/konsentrasi rendah di dalam makanannya.
telur yang ada pada daun juga sedikit. Semakin
Senyawa-senyawa yang sudah dikenal biasanya
ber­tambah umur kedelai, semakin tinggi populasi
digunakan sebagai atraktan/penarik, dan seba-
imago sehingga populasi telurpun semakin tinggi.
liknya, senyawa-senyawa yang belum dikenal
Setiap hari terdapat telur yang diletakkan oleh
dapat mengakibatkan penolakan serangga.14
imago, selama itu juga terdapat telur yang menetas
sehingga populasi imago semakin banyak. Aplikasi menggunakan mimba memberikan
Imago kutu kebul lebih menyukai daun muda hasil panen lebih tinggi daripada aplikasi
pada kedelai. Imago berada di bawah daun baik bengkuang dan tembakau. Berat biji paling tinggi
untuk mengisap cairan daun ataupun meletakkan pada aplikasi mimba saat berbunga sampai panen
telur. Telur kutu kebul berbentuk oval, biasanya dapat dilihat pada Tabel 2.
tersebar di seluruh permukaan daun. Imago betina
kutu kebul mampu bertelur hingga mencapai 300
butir dalam setiap perkembangan hidupnya.13

Tabel 1. Intensitas Serangan Kutu Kebul pada Daun Kedelai yang Diaplikasi dengan
Insektisida Nabati Bengkuang, Mimba, dan Tembakau
Perlakuan Intensitas serangan (%)
Bengkuang 2MST-panen 19,58a
Mimba 2MST-panen 12,08b
Tembakau 2MST-panen 11,25b
Bengkuang 2MST-berbunga 12,91ab
Mimba 2MST-berbunga 16,67ab
Tembakau 2MST-berbunga 13,75ab
Bengkuang berbunga-panen 19,58a
Mimba berbunga-panen 13,75ab
Tembakau berbunga-panen 16,25ab
Rata-rata intensitas serangan 15,09
jenis*waktu 1,88ns
Keterangan: Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
setiap perlakuan pada taraf 5%

Efikasi Insektisida Nabati... | Kurnia Paramita Sari dan Suharsono | 223


Tabel 2. Nilai Rata-Rata Berat Biji pada Semua Perlakuan Berdasarkan Uji Anova
Perlakuan
Hasil biji/perlakuan (g)
Jenis Pesnab Waktu Aplikasi
Bengkuang 2MST-panen 46,45
Bengkuang 2MST-berbunga 46,32
Bengkuang Berbunga-panen 52,05
Mimba 2MST-panen 59,70
Mimba 2MST-berbunga 50,87
Mimba Berbunga-panen 65,00
Tembakau 2MST-panen 39,35
Tembakau 2MST-berbunga 42,50
Tembakau Berbunga-panen 50,55
Tanpa aplikasi Tanpa aplikasi 37,6
Sumber: Data yang Diolah

Hal yang memengaruhi tinggi rendahnya UCAPAN TERIMA KASIH


hasil biji adalah residu bahan aktif dari pestisida
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
nabati pada daun yang masuk ke dalam tubuh
Suntono serta Ibu Farida yang telah membantu
kutu kebul. Populasi kutu kebul paling sedikit
penelitian dari awal sampai akhir. Ucapan terima
ditun­jukkan pada perlakuan mimba, seperti dalam
kasih juga disampaikan kepada Dr. Endang Tri
Gambar 2. Populasi kutu kebul yang sedikit
Margawati atas bimbingannya dalam penulisan
memengaruhi hasil fotosintetis yang dihasilkan
KTI ini.
oleh daun. Semakin sedikit populasi kutu kebul
yang ada, semakin sedikit pula populasi nimfa
dan imago kutu kebul yang mengisap cairan daun. DAFTAR PUSTAKA
Daun pun dapat melakukan fotosintesis lebih 1
Mau, R.F.L. dan J.L.M Keesing. 2007. Bemisia tabaci
optimal dibandingkan pada perlakuan bengkuang (Gennadius). http://www.extento.hawaii.edu/
dan tembakau. Bahan aktif yang terkandung dalam kbase/crop/Type/b_tabaci.htm, diakses 31
Agustus 2009.
mimba sangatlah kompleks, yaitu Azadiracthin,
Salanin, Nimbin, dan Malentroil15 yang dapat
2
Martono, B., E. Hadipoentyanti, dan L. Udarno. 2004.
Plasma nutfah insektisida nabati. Perkemban-
memengaruhi kehidupan suatu hama. Misalnya,
gan Teknologi TRO Vol. XVI (1):43–59.
tubuh hama sulit membentuk ketahanan terhadap 3
Grainge, M., S. Ahmed., W.C. Mitchell., dan J.W.
bahan aktif tersebut.16 Hylin. 1985. Plant species reportedly pos-
sessing pest control proporties. An EWC/UH
KESIMPULAN Database, Resources System. Honolulu: Institut
E.W. Center, Univ. of Hawaii.
Insektisida nabati mimba dapat digunakan untuk 4
Schmutterer, H. 1990. Properties and potential of
menekan populasi kutu kebul yang diaplikasikan natural pesticides from neem tree, Azadirachta
selama pertumbuhan yang dimulai dari 2 minggu indica. Ann. Rev. Entomol. 35: 271–295.
setelah tanam (MST) sampai panen. Diperlukan 5
Grainge, M., and S. Ahmed. 1988. Handbook of
konservasi pohon mimba agar pestisida nabati Plants with Pest Control Properties. New York.
mimba selalu tersedia, mengingat sifatnya yang John Wiley & Sons (ed).
ramah terhadap lingkungan. 6
Panji. 2009. Pestisida Nabati. http://blog_panji/
pestisida, diakses 3 Oktober 2011.

224 | Widyariset, Vol. 17 No. 2, Agustus 2014 219–226


7
Sudjito, B. 2009. Kebijakan hukum normatif 12
Kardinan, A., dan A. Dhalimi. 2003. Mimba
pengembangan produk industri berbasis (Azadirachta indica A. Juss) tanaman multi
tembakau (Nicotiana tabaccum) sebagai bahan manfaat. Perkembangan Teknologi TRO. Vol
pestisida nabati yang berwawasan lingkungan. Xv (1): 1–10.
Laporan penelitian, Fakultas Hukum. Malang: 13
Johnson, F.A., and G.S. Nuessly. 1994. Whiteflies.­
Universitas Brawijaya. In handbook of Soybean Insect Pest, ed. L.G.
8
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan dan Higley and D.J. Boethel 97–99. Annapolis: The
Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. Entomological Society of America.
9
Baliadi, Y., dan K. P. Sari. 2010. Pengendalian 14
Khattak, M. K., M. ur Rashid., S. A. S Hussain,
kutu kebul pada tanaman kedelai dengan and T. Islam. 2006. Comparative effect of
insektisida nabati. Dalam prosiding akselerasi neem (Azadirachta indica A. Juss) oil, neem
inovasi teknologi untuk mendukung pening- seed water extract and Baythroid TM against
katan produksi aneka kacang dan ubi. Balai whitefly, jassids and thrips on cotton. Pak.
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Entomol 28 (1): 31–37.
Umbi-umbian. 329–341. 15
Debashri, M., and M. Tamal. 2012. A review on
10
Harnoto, dan Koswanudin. 1997. Pengaruh ekstrak efficacy of Azadirachta indica A. Juss based
biji bengkuang dan biji mimba terhadap biopesticides: an Indian perspective. Research
beberapa aspek biologi penggerek polong Journal of Recent Sciences 1(3): 94–99.
kedelai Etiella zinckenella. Dalam makalah 16
Smith, E.P. 2009. Whitefly: identification and biology
seminar tantangan entomologi pada abad xxi. in New Zealand greenhouse tomato crops.
PEI Cabang Bogor. 10 hal. Horticulture New Zealand: 1–8.
11
Nugroho, B., W. Dadang., dan D. Prijono. 1999. Ba-
han pelatihan pengembangan dan pemanfaatan
insektisida alami. Pusat Kajian Pengendalian
Hama Terpadu. Bogor: Institut Pertanian. 90
hlm.

Efikasi Insektisida Nabati... | Kurnia Paramita Sari dan Suharsono | 225


226 | Widyariset, Vol. 17 No. 2, Agustus 2014 219–226

You might also like