1 PB
1 PB
1 PB
FAKTOR IBU DAN WAKTU PEMBERIAN MPASI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI
BALITA DI KABUPATEN KUPANG
ABSTRACT
Background:Children under five years old are very prone to the health problems due to a nutritional problem
because they are the beginning of children's growth and development. Children who are malnourished will be at
risk of experiencing health problems in the future. The causes of nutritional problems in children were the factor of
parents because they are still dependent on their parents, and early complementary feeding.
Objectives:The aim of this study was to analyze the relationship between maternal factors and the timing of
complementary feeding with the nutritional status of children under five in Kabupaten Kupang.
Methods:The research was conducted in Desa Oefeto and Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang
on September to December 2019. The research was used cross sectional design study. The research sample
consisted of 229 children and the data were analyzed by using the chi square test.
Results:The results showed that the factors related to the nutritional status of children under five were mother's
education (p value = 0.001), maternal nutritional knowledge (p value = 0.001), maternal nutritional behavior (p
value = 0.001), and the time of giving complementary foods (p value = 0.001), while mother's job (p value = 0.783),
and the mother's attitude about nutrition (p value = 0.355) were not related to the nutritional status of children
under five.
Conclusion:Interventions need to be carried out on factors related to the nutritional status of children under five,
including increasing nutritional knowledge and the application of maternal nutritional behavior.
Keywords: children under five, complementary feeding, maternal factors, nutritional status
ABSTRAK
Latar belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi
awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah
kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih
sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI
dengan status gizi balita di Kabupaten Kupang.
Metode: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada
bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel
penelitian berjumlah 229 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu
(p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,001), perilaku gizi ibu (p value=0,001), dan waktu pemberian
MPASI (p value=0,001), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,783), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,355) tidak
berhubungan dengan status gizi balita.
Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara
lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu.
Variabel penelitian n %
Pekerjaan ibu
Tidak bekerja 207 90,4
Bekerja 22 9,6
Pendidikan ibu
Pendidikan tinggi 169 73,8
Pendidikan rendah 60 26,2
Pengetahuan gizi ibu
Baik 108 47,2
Kurang 121 52,8
Sikap gizi ibu
Baik 132 57,6
Kurang 97 42,4
Perilaku gizi ibu
Baik 110 48,0
Kurang 119 52,0
Waktu pemberian MPASI
MPASI tepat waktu 133 58,1
MPASI dini 96 41,9
Penelitian ini menunjukkan lebih banyak ibu pengetahuan ibu berhubungan dengan status gizi
berpengetahuan kurang memiliki balita kurus. balita. Penelitian lain di Banyumas (2016) dan
Hasil ini sama dengan penelitian di Nigeria.11 Di Aceh (2020) juga menemukan hasil yang sama.21,22
lokasi penelitian, sebagian besar ibu mendapatkan Rendahnya pengetahuan tentang gizi
informasi gizi hanya di posyandu sebulan sekali. menggambarkan kurangnya pendidikan gizi bagi
Kurangnya sumber informasi tentang gizi ibu. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan rendahnya
mengakibatkan banyak ibu yang berpengetahuan tingkat pendidikan ibu.23 Pengetahuan ibu tentang
gizi kurang. Hasil uji statistik menunjukkan gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 59
terhadap jenis dan jumlah makanan yang lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan
dikonsumsi oleh anaknya. Oleh karena itu, padat.29
pengetahuan ibu diharapkan berperan dalam Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
peningkatan status gizi balita.24 Ibu dengan tingkat besar ibu tidak bekerja atau ibu rumah tangga.
pengetahuan yang lebih baik kemungkinan besar Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
akan menerapkan pengetahuannya dalam Rohimah, et al (2015) di Kota Tangerang Selatan
mengasuh anaknya, khususnya memberikan dan Beiersmannm et al (2013) di Burkina Faso. 30,31
makanan sesuai dengan zat gizi yang diperlukan Uji statistik menunjukkan pekerjaan ibu tidak
oleh balita, sehingga balita tidak mengalami berhubungan dengan status gizi pada balita. Dua
kekurangan asupan makanan.6 penelitian lain di Ethiopia oleh Woldeamanuel dan
Uji statistik menunjukkan perilaku gizi ibu Tesfaye (2019), serta Amare et al (2019) juga
berhubungan dengan status gizi balita. Hasil yang menemukan hasil yang sama.32,33 Di lokasi
sama ditemukan oleh penelitian Hartono, dkk penelitian, kebanyakan ibu tidak bekerja karena
(2017) di Kalimantan Selatan dan Fajriani, dkk sebagian besar masyarakat masih menganggap
(2020) di Aceh.22,25 Perilaku gizi yang tugas utama ibu adalah mengurus rumah tangga,
ditanyakan dalam penelitian ini, yaitu pemberian sedangkan tugas ayah adalah bekerja.
ASI, pemberian makan, penimbangan di posyandu, Sikap ibu tentang gizi tidak berhubungan
pemberian vitamin A, imunisasi, kebiasaan sarapan dengan status gizi pada balita. Sikap bukan suatu
dan jajanan, serta penggunaan garam beryodium. tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
Perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. faktor predisposisi bagi seseorang untuk
Pada penelitian Jayanti, dkk (2011) menunjukkan berperilaku. Sikap seseorang dipengaruhi oleh
adanya korelasi positif antara pengetahuan dan faktor internal, antara lain faktor psikologis dan
perilaku gizi ibu.26 Artinya semakin tinggi tingkat fisiologis. Faktor eksternal berupa intervensi yang
pengetahuan gizi, maka semakin baik perilaku gizi datang dari luar individu misalnya berupa
ibu. pendidikan, pelatihan dan lainnya.34 Sikap belum
Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tentu langsung dapat terwujud dalam bentuk
waktu pemberian MPASI berhubungan dengan perilaku karena diperlukan faktor pendukung
status gizi balita. Hasil yang sama juga didapatkan lainnya, yaitu faktor lingkungan dan keluarga.35
oleh penelitian Asfaw, et al. (2015) di Ethiopia dan
Jemide, et al. (2016) di Nigeria.12,27 Penelitian ini SIMPULAN
menyebutkan bahwa balita yang memperoleh Faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi
MPASI dini lebih banyak mengalami masalah kurus pada balita adalah pendidikan, tingkat
kurus dan sangat kurus dibandingkan balita yang pengetahuan dan perilaku gizi ibu, serta waktu
mendapatkan MPASI tepat waktu. Pemberian pemberian MPASI, sedangkan yang tidak
MPASI dini dapat mengganggu pemberian ASI berhubungan dengan status gizi balita adalah
eksklusif serta menjadikan bayi rentan terhadap pekerjaan ibu dan sikap ibu tentang gizi.
penyakit karena enzim pencernaan pada bayi Tenaga kesehatan di Puskesmas Futukanutu
belum mencapai jumlah yang cukup untuk perlu melakukan sosialisasi mengenai gizi secara
mencerna makanan kasar sampai usia 6 bulan.28 terus menerus sehingga meningkatkan pengetahuan
Penyakit infeksi akan mengurangi nafsu makan gizi ibu. Selain itu perlu juga dilakukan
dan secara langsung mempengaruhi metabolisme pengawasan mengenai perilaku ibu yang berkaitan
zat gizi dan menyebabkan rendahnya pemanfaatan dengan gizi. Pihak pemerintah Desa Oefeto dan
zat gizi sehingga dapat mengakibatkan masalah Raknamo harus mendukung seluruh program
gizi.1 Dalam pemberian MPASI, yang perlu kesehatan termasuk yang berkaitan dengan
diperhatikan adalah usia pemberian MPASI, jenis peningkatan status gizi balita.
MPASI, frekuensi dalam pemberian MPASI, porsi
pemberian MPASI, dan cara pemberian MPASI UCAPAN TERIMA KASIH
pada tahap awal. Pemberian makanan tambahan Tim peneliti menghaturkan banyak terima
harus bervariasi, dari bentuk bubur cair kebentuk kasih kepada Poltekkes Kemenkes Kupang,
bubur kental, sari buah, buah segar, makanan Pemerintah Kabupaten Kupang, dan Kepala
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 60
Puskesmas Fatukanutu, serta Kepala Desa Oefeto knowledge, infant feeding practices and
dan Desa Raknamo yang mengizinkan peneliti nutritional status of children (0-24 Months) in
melakukan pengambilan data penelitian, serta Lagos State, Nigeria. Eur J Nutr Food Saf.
seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam 2014; 4(4): 364–74.
bentuk dukungan moril, tenaga maupun materi 11. Berra WG. Knowledge, Perception and
sehingga dapat terlaksananya penelitian ini. practice of mothers/caretakers and family’s
regarding child nutrition (under 5 years of age)
DAFTAR PUSTAKA in Nekemte Town, Ethiopia. 2013; 2(4): 78–
1. Kuntari T, Jamil NA, Kurniati O. Faktor risiko 86.
malnutrisi pada balita. Kesmas Natl Public 12. Jemide J, Ene-Obong H, Edet E, Udoh E.
Heal J. 2013; 7(12): 572–6. Association of maternal nutrition knowledge
2. Fore HH, Dongyu Q, Beasley DM, and child feeding practices with nutritional
Ghebreyesus TA. Child malnutrition and status of children in Calabar South Local
COVID-19: the time to act is now. Lancet. Government Area, Cross River State, Nigeria.
2020; 396: 517–8. Int J Home Sci. 2016; 2(1): 293–8.
3. Headey D, Heidkamp R, Osendarp S, Ruel M, 13. Qasem W, Fenton T, Friel J. Age of
Scott N, Black R, et al. Impacts of COVID-19 introduction of first complementary feeding for
on childhood malnutrition and nutrition-related infants: A systematic review. BMC Pediatr.
mortality. Lancet. 2020; 396: 519–21. 2015; 15: 107.
4. Hemalatha R, Pandey A, Kinyoki D, Ramji S, 14. Zogara AU, Hadi H, Arjuna T. Riwayat
Lodha R, Kumar GA, et al. Mapping of pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini
variations in child stunting, wasting and sebagai prediktor terjadinya stunting pada
underweight within the states of India: the baduta di Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Global Burden of Disease Study 2000–2017. E Nusa Tenggara Timur. J Gizi dan Diet
Clinical Medicine. 2020;22: 1-16. Indones. 2014; 2(1): 41–50.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan 15. Inayati D, Scherbaum V, Purwestri R,
Kementrian Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Hormann E, Wirawan N, Suryantan J, et al.
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun Improved nutrition knowledge and practice
2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: through intensive nutrition education: A study
Kemenkes RI. 2018. among caregivers of mildly wasted children on
6. Ni’mah C, Muniroh L. Hubungan tingkat Nias Island, Indonesia. Int Breastfeed J. 2012;
pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh 7(3): 117–27.
ibu dengan wasting dan stunting pada balita 16. Udoh EE, Amodu OK. Complementary
keluarga miskin. Media Gizi Indones. 2015; feeding practices among mothers and
10(1): 84–90. nutritional status of infants in Akpabuyo Area,
7. Rahim FK. Faktor risiko underweight balita Cross River State Nigeria. Springerplus. 2016;
umur 7-59 bulan. KESMAS-J Kesehat Masy. 5(2073): 1–19.
2014; 9(2): 115–21. 17. Saaka M, Wemakor A, Abizari AR, Aryee P.
8. Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA. How well do WHO complementary feeding
Stunting, underweight and overweight in indicators relate to nutritional status of
children aged 2.0-4.9 years in Indonesia: children aged 6-23 months in rural Northern
Prevalence trends and associated risk factors. Ghana? BMC Public Health. 2015; 15(1157):
PLoS One. 2016; 11(5): 1–17. 1–12.
9. Putri D, Wahyono T. Faktor langsung dan 18. Novignon J, Aboagye E, Agyemang OS,
tidak langsung yang berhubungan dengan Aryeetey G. Socioeconomic-related
kejadian wasting pada anak umur 6 – 59 bulan inequalities in child malnutrition: evidence
di Indonesia tahun 2010. Media Heal Res Dev. from the Ghana multiple indicator cluster
2013; 23(3): 110–21. survey. Health Econ Rev. 2015; 5(34): 1–11.
10. Akeredolu I, Osisanya J., Seriki-Mosadolorun 19. Akombi BJ, Agho KE, Hall JJ, Wali N,
J., Okorafor U. Mothers’ nutritional Renzaho AMN, Merom D. Stunting, wasting
Copyright 2021, P-ISSN: 2337-6236; E-ISSN: 2622-884X
Journal of Nutrition College, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021, 61
and underweight in Sub-Saharan Africa: A factors among children aged between six to
systematic review. Int J Environ Res Public fifty nine months in Bule Hora district, South
Health. 2017; 14(863): 1–18. Ethiopia. BMC Public Health. 2015; 15(41):
20. Akombi BJ, Agho KE, Merom D, Hall JJ, 1–9.
Renzaho AM. Multilevel analysis of factors 28. Damayanti RA, Muniroh L, Farapti F.
associated with wasting and underweight Perbedaan tingkat kecukupan zat gizi dan
among children under-five years in Nigeria. riwayat pemberian ASI eksklusif pada balita
Nutrients. 2017;9(1): 44. stunting dan non stunting. Media Gizi Indones.
21. Purwanti R, Wati EK, Rahardjo S. 2017; 11(1): 61–9.
Karakteristik keluarga yang berhubungan 29. Lestari MU, Lubis G, Pertiwi D. Hubungan
dengan status gizi balita umur 6- 59 bulan. pemberian makanan pendamping asi (mp-asi)
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Kota
of Nutrition). 2016; 5(1): 50–4. Padang Tahun 2012. J Kesehat Andalas. 2014;
22. Fajriani F, Aritonang EY, Nasution Z. 3(2): 188–90.
Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan 30. Rohimah E, Kustiyah L, Hernawati N. Pola
gizi seimbang keluarga dengan status gizi anak konsumsi, status kesehatan dan hubungannya
balita usia 2-5 tahun. J Ilmu Kesehat Masy. dengan status gizi dan perkembangan balita. J
2020; 9(1): 1–11. Gizi dan Pangan. 2015; 10(2): 93–100.
23. Imdad A, Yakoob MY, Bhutta ZA. Impact of 31. Beiersmann C, Lorenzo JB, Bountogo M,
maternal education about complementary Tiendrébeogo J, Gabrysch S, Yé M, et al.
feeding and provision of complementary foods Malnutrition determinants in young children
on child growth in developing countries. BMC from Burkina Faso. J Trop Pediatr. 2013;
Public Health. 2011; 11(Suppl 3): S25--S39. 59(5): 372–9.
24. Octaviani IA, Margawati A. Hubungan 32. Woldeamanuel BT, Tesfaye TT. Risk factors
pengetahuan dan perilaku ibu buruh pabrik associated with under-five stunting, wasting,
tentang kadarzi (keluarga sadar gizi) dengan and underweight based on ethiopian
status gizi anak balita (studi di Kelurahan demographic health survey datasets in Tigray
Pagersari, Ungaran). Journal of Nutrition Region, Ethiopia. J Nutr Metab. 2019.
College. 2012; 1(1): 46–54. 33. Amare ZY, Ahmed ME, Mehari AB.
25. Hartono H, Widjanarko B, EM MS. Hubungan Determinants of nutritional status among
perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dan children under age 5 in Ethiopia: Further
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada analysis of the 2016 Ethiopia demographic and
tatanan rumah tangga dengan status gizi balita health survey. Global Health. 2019; 15(1): 1–
usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The 11.
Indonesian Journal of Nutrition. 2017; 5(2): 34. Sofiyana D, Noer ER. Perbedaan pengetahuan,
88–97. sikap dan perilaku ibu sebelum dan setelah
26. Jayanti LD, Effendi YH, Sukandar D. Perilaku konseling gizi pada balita gizi buruk. Journal
hidup bersih dan sehat (phbs) serta perilaku of Nutrition College. 2013; 2(1): 134–44.
gizi seimbang ibu kaitannya dengan status gizi 35. Rakhmawati N, Panunggal B. Hubungan
dan kesehatan balita di Kabupaten Bojonegoro, pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku
Jawa Timur. J Gizi dan Pangan. 2011; 6(3): pemberian makanan anak usia 12-24 bulan.
192–9. Journal of Nutrition College. 2014; 3(1): 43–
27. Asfaw M, Wondaferash M, Taha M, Dube L. 50.
Prevalence of undernutrition and associated