Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Analogi Hukum, 3 (1) (2021), 11–16

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan


yang Mengakibatkan Luka Berat
Ngurah Arya Kusuma*, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi dan I Made Minggu Widyantara

Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*[email protected]
How To Cite:
Kusuma, N, A., Dewi, A, A, S, L., Widyantara, I, M, M. (2021). Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang
Mengakibatkan Luka Berat. Jurnal Analogi Hukum. 3 (1). 11-16. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.3.1.2925.11-16

Abstract—Legal policy directions aimed at making the law as rules that provide protection for the rights of
citizens and ensure the life of the generation in the future. In some countries the legal system in Indonesia
varies, its legal system is still less well, in practice the country continues to experience a modernization of the
State and no one else who can resist it. Criminal law in Indonesia being one of the very important guidelines
in realizing a justice. The book of the law of criminal law (Criminal Code) is a strong basis in order to
determine the Act illegal and has strict sanctions for those who break them. Acts of persecution that we've seen
from a variety of sources into a sign that it does not escape from a less controlled society behavior be it due to
low levels of education and the influence of the environment guidelines for less either. As for the formulation
of the problem of how judges in Consideration of case of disconnect and torture that resulted in heavy cuts?,
how is the criminal sanction in criminal acts and torture that resulted in severe injuries? The type of research
conducted normative legal research. The basic consideration of the judge examines the truth of the case that
dealt with advance, because the judges are required to enforce the law and justice, an impartial judge to give
consideration in deciding a matter with The Almighty Godhead based and is earnest about things concerning
the incriminating and lighten criminal. Criminal sanctions being dropped is imprisonment for 1 (one) year
which reduced the period of detention.
Keywords: Criminal Sanctions; Criminal Acts And Torture

Abstrak—Arah peraturan hukum bermaksud menciptakan hukum sebagai aturan yang memberikan proteksi
bagi kewenangan masyarakat dan menyelamatkan kehidupan keturunan di masa depan. Sistem hukum
dibeberapa negara berbeda-beda, di Indonesia sistem hukumnya masih kurang baik, negara dalam aplikasinya
terus menemui modernisasi dan tidak ada satu kawasan pun yang dapat menolaknya. Hukum Pidana di
Indonesia menjadi salah satu dasar yang sungguh berguna dalam melaksanakan suatu keadilan. Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana adalah aturan yang stabil dalam rangka menetapkan tindakan yang terlarang dan
memiliki sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. Tindakan penganiayaan yang kita jumpa dari beragam
sumber menjadi pertanda bahwa hal tersebut tidak lepas dari perilaku masyarakat yang kurang pemantauan
baik itu dari faktor rendahnya tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan pergaulan yang kurang baik.
Adapun rumusan masalah 1). Bagaimana Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara tentang penganiayaan
yang mengakibatkan luka berat ? 2). Bagaimanakah sanksi pidana dalam tindak pidana penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat ? Tipe penelitian yang dilakukan penelitian hukum normative. dasar pertimbangan
hakim menelaah tentang kebenaran dari kasus yang ditangani terlebih dahulu, karena hakim diwajibkan untuk
menegakkan hukum dan keadilan yang tidak memihak, hakim untuk dapat memberikan pertimbangan dalam
memutuskan suatu perkara dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Secara sungguh-sungguh
tentang hal-hal yang mengenai memberatkan dan meringankan pidana. Sanksi pidana yang dijatuhkan adalah
pidana penjara selama 1 (satu) tahun yang dikurangi masa tahanan.
Kata Kunci: Sanksi Pidana, Tindak Pidana Penganiayaan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


11
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat

1. Pendahuluan pengawasan baik dari segi pendidikan yang


tidak mencukupi, serta pengaruh dari
Sebagai Negara yang berdaulat, Indonesia lingkungan sekitar yang kurang baik. kitab
memiliki cita-cita yang mulia yaitu undang-undang hukum pidana telah
menciptakan kesejahteraan umum yang menggolongkan beberapa aturan atau pasal
merupakan landasan utama bagi setiap yang berkaitan dengan penganiayaan serta jenis
pengambilan kebijakan, termasuk kebijakan bentuk penganiayaan memiliki suatu
legislatif untuk terus berupaya meningkatkan konsekuensi pemidaan yang berbeda. Dalam
taraf kehidupan masyarakat yang merupakan peraturan kitab undang-undang hukum pidana,
hak konstitusional setiap warga negara tindak penganiayaan melambangkan bentuk
Indonesia (Alsabah, 2017). Kebijakan hukum perbuatan yang dapat merugikan orang lain baik
yang bertujuan untuk menjadikan hukum merugikan secara jasmani dan juga berakibat
sebagai aturan yang melindungi warga dapat melakukan menghilangkan nyawa orang
negaranya dari kewenangan sebagai bangsa lain. Aturan pidana penganiayaan yang
Indonesia yang menyelamatkan kehidupan mengakibatkan luka berat serta menghilangkan
untuk masa depan. Sistem hukum dibeberapa nyawa orang lain juga sangat dipandang
negara berbeda, Indonesia memiliki sistem merugikan korbannya yang dimana korban
hukum yang kurang baik, karena masih sebagai subjek hukum patut untuk mendapatkan
banyaknya aturan-aturan yang belum keadilan. Dalam ketentuan pidana
diberlakukan sesuai dengan aturan yang sah. Di penganiayaan yang menimbulkan luka berat
Indonesia aturan hukum positif merupakan serta menghilangkan hidup orang lain juga
unsure utama dalam mewujudkan kehidupan dipandang sangat merugikan korbannya dimana
yang aman dan tertib. Bidang hukum yang andil korban patut untuk mendapatkan keadilan.
saat memelihara ketertiban dan keamaan Ketentuan pidana untuk delik penganiayaan
bangsanya adalah hukum pidananya (Marlina, dimuat dalam kitab undang-undang hukum
2009). Hukum Pidana sebagai pedoman yang pidana Pasal 351 sampai dengan 358 kitab
penting untuk mewujudkan suatu keadilan. undang-undang hukum pidana yang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menjadi menyebutkan : tindak penganiayaan dihukum
dasar kuat untuk memutuskan tindakan yang dengan ditahan penjara selama dua tahun,
terlarang selanjutnya memberikan sanksi tegas dikenakan denda sebanyak empat ratus ribu
bagi yang melanggar. rupiah, apabila perbuatan memicu luka berat
Perkembangan zaman sekarang tidak yang bersalah akan dikenakan penjara selama
hanya membawa pengaruh besar pada Negara lima tahun, apabila mendatangkan kematian
Indonesia melainkan juga berdampak pada akan diancam penjara selama tujuh tahun,
perkembangan masyarakat, perilaku, maupun penganiayaan yang disamakan dengan sengaja
pergeseran budaya dalam masyarakat. Masalah untuk merusak kesehatan tidak akan dipidana.
ini menyebabkan semakin tingginya angka Adapula yang mengatur tentang tindak
kriminalitas dan maraknya terjadi pelanggaran kekerasan yang dimuat dalam Pasal 170 kitab
dan perbuatan tindak pidana yang baik terjadi undang-undang hukum pidana yang
ditengah-tengah masyarakat maupun menyatakan bahwa barang siapa terang-
dilingkungan keluarga (Lubis, 2017). terangan melangsungkan kekerasan terhadap
orang atau barang, akan pidana selama lima
Kejahatan melambangkan perbuatan yang tahun enam bulan. Maka dari itu tindakan yang
melanggar tata susila, sehingga kejahatan yang melakukan ketersinggungan dengan perbuatan
membuat seseorang memiliki dampak penganiayaan, perlu diketahui serta diterapkan
membebani individu lain sebagai subjek dengan baik bagi penegak hukum untuk
hukum. perbuatan kejahatan dipandang sebagai menciptakan keadilan yang diinginkan. Serta
tindakan pidana. Beberapa tindak kejahatan mencermati komponen dari delik serta beberapa
sudah tercatat dan diatur dalam kitab undang- pasal yang bersangkutan dengan tindakan
undang hukum pidana yang secara gamblang kekerasan agar membantu aparat untuk
memberikan ancaman pidana, kejahatan juga menindak lanjuti untuk dipertanggungjawabkan
menjadi suatu bentuk sikap dari manusia yang perbuatannya melalui proses pengadilan. Agar
harus diberikan perhatian lebih untuk dapat juga menegakkan Hak Asasi Manusia.
membangun kehidupan bermasyarakat aman
dan tertib. Bentuk kejahatan yang terjadi Dari latar belakang yang dikemukakan
disekeliling kita yaitu dalam bentuk kekerasan diatas, maka dapat dirumuskan masalah
seperti penganiayaan. Tindak pidana sebagai berikut: 1) bagaimana
penganiayaan terjadi dikarenakan dari pertimbangan hakim dalam memutuskan
kepribadian masyarakat yang kurang perkara tentang penganiayaan yang

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


12
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat

mengakibatkan luka berat ? 2) cara mengambil beberapa sumber bacaan


bagaimanakah sanksi pidana dalam tindak baik yang berupa buku, jurnal ilmiah serta
pidana penganiayaan yang mengakibatkan artikel yang berkaitan dengan penganiayaan
luka berat ? atau penelitian ini.
Tujuan penelitian secara umum a) Teknik pengumpulan bahan hukum
untuk melatih mahasiswa dalam menulis dilakukan dengan teknik inventarisasi
skripsi (karya imliah) b)guna melakukan aturan Undang - Undang , pencatatan yang
Tri Darma Perguruan Tinggi dalam aspek dikaitkan dengan jenis penelitian normative
pengkajian c) guna mencapai gelar sarjana dan argumen hukum secara metode
dalam ilmu hukum d) guna dekduktif dan induktif yang kemudian
mengembangkan pribadi mahasiswa ketika hasilnya dirangkum secara deskriptif
berkehdiupan bermasyarakat. Dan tujuan analisis.
penelitian ini secara khusus a) untuk
mengetahui tentang pertimbangan hakim 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dalam memutuskan perkara tentang tindak
pidana penganiayaan yang mengakibatkan Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan
luka berat b) untuk mengetahui sanksi Perkara Tentang Penganiayaan yang
pidana dalam tindak pidana penganiayaan Mengakibatkan Luka Berat
yang mengakibatkan luka berat.
Dasar hakim untuk mengambil alih
2. Metode putusan pengadilan akan dilatarbelakangi
pada teori dan hasil penelitian dari masing-
Untuk memperoleh, merumuskan, dan masing kasus yang ditangani oleh seorang
menganalisa bahan ilmiah ini memerlukan hakim. Dalam pasal 24 ayat (1) Undang -
metode penelitian yang sistematis, terarah Undang No. 48 Tahun 2009, kekuasaan
dan konsisten. Tipe penelitian yang kehakiman yaitu suatu kewenangan Negara
digunakan adalah penelitian hukum secara yang merdeka dalam mengendalikan
normative, dengan mengkaji Kitab Undang- peradilan untuk membentuk keadilan
Undang Hukum Pidana tentang tindak dengan didasarkan kepada pancasila dan
pidana penganiayaan serta mengkaji Undang – Undang Dasar Negara Republik
berdasarkan bahan-bahan hukum dari Indonesia 1945 (Arto, 2004). ekuasaan
literature sebagai proses untuk menemukan kehakiman tidak diperolehkan memihak
aturan hukum dan prinsip hukum. harus bersifat netral, agar menjatuhkan
Penelitian ini juga mengidentifikasi dari putusan hakim yang benar dan tegas.
pengertian, dasar dalam hukum, masyarakat Dengan melakukan cara menelaah terlebih
hukum, subjek hukum, hak dan kewajiban dahulu peristiwa dengan menghubungkan
hukum, hubungan hukum dan objek hukum hukum yang berlaku dan disitulah dapat
dalam memberikan penjelasan tentang menjatuhkan putusannya terhadap kasus
sanksi pidana penganiayaan dan tanpa hak yang ditanganinya. Pertimbangan Hakim
membawa senjata tajam dan kewajiban dialokasikan menjadi dua yakni bersifat
hukum untuk melindunginya. yuridis dan non yuridis. Yang dimaksud
Pendekatan masalah dilakukan dengan pertimbangan bersifat yuridis yaitu
mengkaji pendekatan perundang-undangan pengarahanyang dilakukan oleh hakim
hukum pidana, pendekatan konseptual berdasarkan fakta yuridis yang terungkap
terhadap doktrin yang berkembang dalam dalam persidangan dan ditetapkan oleh
hukum untuk menjelaskan isu hukum dalam undang - undang sebagai perkara yang
penelitian ini. dicantumkan dalam putusan. Seperti
pengaduan jaksa penuntut umumsebagai
Sumber bahan hukum dalam penelitian landasan hukum acara pidana sebab
ini diambil dari buku-buku atau aturan berdasarkan itu pengecekan persidangan
hukum yang mengikat secara sistematis. dilaksanakan, formulasi pengaduan atas
Bahan hukum primer bahan-bahan atau reaksi pemeriksaan terlebih dahulu
aturan yang terkait dengan penelitian ini. dirangkai dengan tunggal, kumulatif,
Bahan hukum sekunder diperoleh dengan preferensi, dan subsidair. Klarifikasi

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


13
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat

tersangka :adalah apa yang dibicrakan IGN Sumantri, Sp.B kesimpulan hasil dari
tersangka pada sidang tentang kelakuan visum itu adalah luka tusukan pada perut
yang beliau buat atau ketahui sendiri bagian kanan, dan luka robek pada tangan
maupun yang dialami sendiri, selama kiri dan paha kiri korban. Pengadilan negeri
praktik penjelasan terdakwa kerap tabanan sudah membuktikan dan mengadili
dinyatakan dalam bentuk pengakuan dan masalah pidana bagi babak pertama nelalui
penolakan,baik sepenggal atau keseluruhan acara pengusutan perkara tersangka I Gusti
kepada gugatan penuntut umum dan Ngurah Ariana, SS tempat lahir Br. Buyan
penjelasan yang diberitahu oleh saksi. usia 44 tahun tanggal lahir 21 juni 1972
keterangan saksi : dapat digolongkan jenis kelamin laki-laki berwarga negara
sebagai alat bukti selama keterangan itu indonesia tempat tinggal banjar dinas buyan
menjamah tersangka dan salah satu elemen desa menanga kecamatan rendang
yang patut diingat hakim saat mengambil kabupaten karangasem. Sangkaan pertama,
alih putusan, barang-barang bukti : adalah I Gusti Ngurah Ariana, SS pada jumat 20
seluruh barang atau objek yang mampu mei 2016 bertempat di areal parkir tanah
dikenakan penyitaan dalam persidangan, lot. Tabanan melakukan penyiksaan yang
pasal-pasal yang dimaksud ketika berdampak luka berat atas korban I Gusti
memutuskan suatu perkara agar tidak Ngurah Adi Putra. Berawal saat korban
melenceng dari peristiwa yang ditangani. selaku supir travel melihat mobil terparkir
Pertimbangan bersifat non yuridis yaitu tidak sesuai pada tempatnya, I Gusti
dimana kepastian hukum agar menegakkan Ngurah Adi Putra menyuruh untuk
suatu hukum dan peraturan sebagaimana memindahkan mobil tersebut yang parkir
yang diinginkan dalam peraturannya. Serta sembarangan, tetapi malah tersangka
menekankan nilai sosiologis untuk memarahi dengan mengeluarkan kata-kata
kemanfaatan bagi masyarakat. Hakim untuk kasar kepada korban. Perbuatan I Gusti
memutuskan perkaranya Ngurah Adi, SS yang melukai I Gusti
mempertimbangkan juga layak atau Ngurah Adi Putra diterangkan dalam V isum
tidaknya seseorang diajtuhkan hukuman Et Repertum No. 370/222/BRSU. Sangkaan
pidana seorang hakim juga didasarkan oleh Kedua, masih sama dengan sangkaan
bukti-bukti yang ada. Yang digolongkan pertama hanya menambahkan I Gusti
sebagai pertibangan non yuridis atau Ngurah Ariana, SS dituntut hukuman
sosiologi adalah alasan dasar dari langkah pidana menurut Pasal 2 (1) UNDANG -
tergugat, alasankegiatan terdakwa, UNDANG darurat RI No. 12 thn 1951.
kedudukan dari diri tersangka, kondisi Ketentuan penagih umum, ketentuan pidana
sosial dari ekonomi tergugat, dan aspek umum No. Reg perkara : PDM-28/
agama tersangka. Analisis kasus Tbnan/07/2016 meminta hakim untuk
penganiayaan yang mengakibatkan luka memutuskan : meyampaikan I Gusti
berat ,pasal yang disangkakan bagi para Ngurah Ariana, SS terbukti sah bersalah
integrator terdapat dalam surat dakwaan melakukan kejahatan penganiayaan yang
JaksaPenuntutUmum No : PDM-28/ korbannya mengalami luka berat dan
TBNAN/03/2016 yang masuk dalam memiliki senjata tajam (penikam) tanpa izin
ketentuan pidana Pasal 351 ayat (2) yang dari aspek yang berwenang mendapat
tentang penganiayaan mengakibatkan luka kurungan penjara sesuai Pasal 351 (2) Kitab
berat. I Gusti Ngurah Ariana, SS adalah Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 2
terdakwa yang akan dimintakan (1) Undang - Undang Darurat RI No. 12
pertanggungjawaban atas tindak pidana Tahun 1951 selama 1 (satu) tahun di
yang dibuat olehnya. Terdakwa berniat kurangi selama tergugat berada di tahanan
untuk melakukan tindak pidana dengan amanat tersangka tetap ditahan.
penganiayaan kepada I Gusti Ngurah Adi
yang melakukan penganiayaan dengan cara
Sanksi Pidana dalam Tindak Pidana
menebas dan menusuk korban, Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka
penganiayaan ini dilakukan diareal parkir Berat
Tanah Lot, Tabanan. Hasil visum et
repertum: No. 370/222/BRSU pada tanggal Pasal 351 Kitab Undang-Undang
20 Mei 2016 yang ditandatangani oleh dr. Hukum Pidana tentang penganiayaan bias
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
14
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat

diartikan sebagai perilaku yang sewenang- wenang untuk menyiksa yang


wenang dan mengakibatkan perasaan tidak mengakibatkan luka atau sakit bagi orang
enak pada penderita yang menjadi tindakan lain (Poerdarminto, 2003). Perbuatan
penganiayaan. Jenis-jenis tindak pidana pidana penganiayaan yang mengakibatkan
penganiayaan menurut kitab undang- cedera berat merupakan segala aktivitas
undang hukum pidana yaitu : 1) tindak melangar hokum dan kegiatan seseorang
pidana penganiayaan biasa, kegiatan pidana yang mengkhawatirkan maupun memicu
yang dilakukan dengan tidak menghasilkan rasa sakit bagi fisik manusia dimana luka
luka berat, meskipun ketewasan yang yang ditanggung pada sasaran sebanding
dihukum kurungan penjara sewaktu dua dengan bagian Pasal 90 Kitab Undang-
tahun dan disertakan ganti rugi tiga ratus Undang Hukum Pidana yaitu: mendapatkan
rupiah. 2) tindak pidana penganiayaan luka yang tidak dapat disembuhkan atau
ringan diartikan sebagai tidak menyebabkan yang akan menimbulkan bahaya, tidak
luka atau sakit pada korban atau yang berfungsinya panca indra, mendapatkan
menghalangi untuk menjalankan salah satu tubuhnya cacat berat yang tidak
pekerjaannya, akan diancam penjara selama bias disembuhkan, serta bagi seorang
tiga bulan dan denda tiga ratus rupiah. 3) perempuan kehilangan janinnya
tindak pidana penganiayaan berencana (keguguran). Undang - Undang No. 12/
diartikan sebagai perencanaan terlebih Drt/1951 LN No. 78/1951 Pasal 2 yaitu:
dahulu tetapi tidak memerlukan tenggang seseorang yang bukan haknya memasukkan
waktu antara melakukan perbuatan ke Indonesia, membawa, menguasai,
penganiayaan berat atau pembunuhan, menyerahkan, menyimpan, dan
penganiayaan yang berencana tidak menyembunyikan sesuatu senjata pemukul
menyebabkan kematian akan dikenakan senjata penikam serta senjata penusukan
hukuman selama empat tahun penjara, dihukum dengan penjara selama sepuluh
penganiayaan berencana yang berakibat tahun. Yang dimaksud dengan senjata tajam
hanya sebatas luka berat dikenakan yaitu senjata penikam dan senjata penusuk
hukuman selama tujuh tahun, penganiayaan tetapi ada pengecualian penggunaan senjata
yang berencana yang mengakibatkan yaitu barang atau alat yang digunakan untuk
kematian akan dihukum kurungan penjara pertanian atau pekerjaan rumah tangga.
sepanjang Sembilan musim lamanya.
Faktor dari penganiayaan berencana Penganiayaan sebagai jenis kejahatan
merupakan merencanakan lebih awal yang diawasi bagi penegak hokum serta
kegiatan yang akan dilaksanakan. 4) tindak aparat hokum lantaran pengingkaran ini
pidana penganiayaan berat diartikan sensitif timbul digolongan masyarakat,
perbuatan berat yang menyebabkan berat apalagi hampir muncul saban hari
pada tubuh orang lain. Unsur-unsur dibeberapa media social atau media masa
penganiayaan berat terjadi karena yang berisikan kejadian penganiayaan atau
kesengajaan, perbuatannya melukai secara kejahatan.Dasar hokum tindak pidana
berat, akibatnya luka berat dengan unsure penganiayaan yang mengakibatkan luka
kesengajaan sekalian dikehendaki baik atas berat dan tanpa hak membawa senjata
tingkah laku (merusuk bersama badik).5) penikam dalam studi kasus penelitian
tindak pidana penganiayaan berat berencana No.Reg : PDAM-28/TBNAN/07/2016
yang diartikan kejahatan gabungan antara terdakwa yang bernama I Gusti Ngurah
penganiayaan berat dan penganiayaan Ariana, SS. Dikenakan dasar hukum yaitu
berencana yang dilakukan secara bersama- Pasal 351 (2) Kitab Undang-Undang
sama, kematian dan luka berat bukanlah Hukum Pidana dan Pasal 2 (1) Undang -
menjadi tujuan dari penganiayaan berat Undang Darurat RI No. 12 Tahun 1951.
berencana ini. Ancaman atau sanksi pidana untuk
Tindak pidana penganiayaan yang tindak pidana penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat dan tanpa hak mengakibatkan luka berat berada dalam
menggunakan senjata tajam. Menurut Pasal 351 (2) yang menyebutkan : apabila
Poerwodarminto penganiayaan sebagai perbuatan yang mengakibatkan luka berat,
perilaku yang melakukan sewenang- dan dinyatakan bersalah maka akan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


15
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat

diancam dengan hukuman penjara selama Arto, M. (2004). Praktek Perkara Perdata pada
lima tahun. Sanksi pidana bagi seseorang Pengadilan Agama. Yogyakarta:
yang tanpa hak membawa senjata penikam Pustaka Pelajar.
dimasukkan dalam Pasal 2 (1) Undang - Lubis, M. T. S. (2017). Penyidikan Tindak
Undang darurat No. 12 Tahun 1951 dengan Pidana Penganiayaan Berat Terhadap
sanksi pidana selama 10 (sepuluh) tahun Anak. Jurnal EduTech, 3(1). Retrieved
penjara. Dalam kasus ini sanksi pidana from https://media.neliti.com/media/
yang dijatuhkan kepada I Gusti Ngurah publications/58804-ID-penyidikan-
Ariana, SS dijatuhkan hukuman dikurung tindak-pidana-penganiayaan-be.pdf
dalam rumah tahanan selama 1 (satu) tahun Marlina. (2009). Peradilan Pidana A nak di
yang dikurangi semasa terdakwa dalam Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
tahanan yang sudah diputuskan oleh
Pengadilan Negeri Tabanan pada hari selasa Poerdarminto. (2003). Kamus Umum Bahasa
20 September 2016. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

4. Simpulan
Pertimbangan hakim dalam
memutuskan suatu perkara seperti perkara
penganiayaan yang mengakibatkan luka
berat harus didasari oleh teori dan hasil
penelitiaan dari hakim yang mempelajari
kasus ini, hakim harus menyediakan suatu
keadilan, maka dahulu menelaah tentang
keasliankejadian yang diajukan kepada
hakim kemudian hakim memberi penilaiaan
terhadap peristiwa tersebut serta
menghubungkan melalui hukum dan
peraturan yang berlangsung. Kemudian
selesai meneliti dan menelaah suatu
peristiwa tersebut barulah hakim dapat
memutuskan atau menjatuhkan putusan
pidana terhadap peristiwa yang sedang
ditangani. Hakim juga diwajibkan untuk
menegakkan hukum dan keadilan dengan
cara tidak memihak siapapun bisa juga
disebut dengan netral. Sanksi bagi terdakwa
yang melakukan penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat dalam kasus No.
Reg : PDM-28/TBNAN/07/2016 dengan
tesangka bernama I Gusti Ngurah Ariana,
SS menjatuhkan hukuman kurungan penjara
selama 1 (satu) tahun yang dikurangi
selama tersangka berada dalam tahanan
dengan perintah agar terdakwa agar ditahan.
Dijatuhkan di putusan oleh PN Tabanan
saat hari selasa tanggal 20 september 2016.
DAFTAR PUSTAKA
Alsabah, A. F. (2017). Kebijakan Hukum
Pidana dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Jurnal Hukum Dan
Ketatanegaraan, 6(1). Retrieved from
http://journal.uin-alauddin.ac.id/
index.php/al_daulah/article/view/4875

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


16

You might also like