Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat
*[email protected]
How To Cite:
Kusuma, N, A., Dewi, A, A, S, L., Widyantara, I, M, M. (2021). Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang
Mengakibatkan Luka Berat. Jurnal Analogi Hukum. 3 (1). 11-16. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.3.1.2925.11-16
Abstract—Legal policy directions aimed at making the law as rules that provide protection for the rights of
citizens and ensure the life of the generation in the future. In some countries the legal system in Indonesia
varies, its legal system is still less well, in practice the country continues to experience a modernization of the
State and no one else who can resist it. Criminal law in Indonesia being one of the very important guidelines
in realizing a justice. The book of the law of criminal law (Criminal Code) is a strong basis in order to
determine the Act illegal and has strict sanctions for those who break them. Acts of persecution that we've seen
from a variety of sources into a sign that it does not escape from a less controlled society behavior be it due to
low levels of education and the influence of the environment guidelines for less either. As for the formulation
of the problem of how judges in Consideration of case of disconnect and torture that resulted in heavy cuts?,
how is the criminal sanction in criminal acts and torture that resulted in severe injuries? The type of research
conducted normative legal research. The basic consideration of the judge examines the truth of the case that
dealt with advance, because the judges are required to enforce the law and justice, an impartial judge to give
consideration in deciding a matter with The Almighty Godhead based and is earnest about things concerning
the incriminating and lighten criminal. Criminal sanctions being dropped is imprisonment for 1 (one) year
which reduced the period of detention.
Keywords: Criminal Sanctions; Criminal Acts And Torture
Abstrak—Arah peraturan hukum bermaksud menciptakan hukum sebagai aturan yang memberikan proteksi
bagi kewenangan masyarakat dan menyelamatkan kehidupan keturunan di masa depan. Sistem hukum
dibeberapa negara berbeda-beda, di Indonesia sistem hukumnya masih kurang baik, negara dalam aplikasinya
terus menemui modernisasi dan tidak ada satu kawasan pun yang dapat menolaknya. Hukum Pidana di
Indonesia menjadi salah satu dasar yang sungguh berguna dalam melaksanakan suatu keadilan. Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana adalah aturan yang stabil dalam rangka menetapkan tindakan yang terlarang dan
memiliki sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. Tindakan penganiayaan yang kita jumpa dari beragam
sumber menjadi pertanda bahwa hal tersebut tidak lepas dari perilaku masyarakat yang kurang pemantauan
baik itu dari faktor rendahnya tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan pergaulan yang kurang baik.
Adapun rumusan masalah 1). Bagaimana Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara tentang penganiayaan
yang mengakibatkan luka berat ? 2). Bagaimanakah sanksi pidana dalam tindak pidana penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat ? Tipe penelitian yang dilakukan penelitian hukum normative. dasar pertimbangan
hakim menelaah tentang kebenaran dari kasus yang ditangani terlebih dahulu, karena hakim diwajibkan untuk
menegakkan hukum dan keadilan yang tidak memihak, hakim untuk dapat memberikan pertimbangan dalam
memutuskan suatu perkara dengan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Secara sungguh-sungguh
tentang hal-hal yang mengenai memberatkan dan meringankan pidana. Sanksi pidana yang dijatuhkan adalah
pidana penjara selama 1 (satu) tahun yang dikurangi masa tahanan.
Kata Kunci: Sanksi Pidana, Tindak Pidana Penganiayaan
tersangka :adalah apa yang dibicrakan IGN Sumantri, Sp.B kesimpulan hasil dari
tersangka pada sidang tentang kelakuan visum itu adalah luka tusukan pada perut
yang beliau buat atau ketahui sendiri bagian kanan, dan luka robek pada tangan
maupun yang dialami sendiri, selama kiri dan paha kiri korban. Pengadilan negeri
praktik penjelasan terdakwa kerap tabanan sudah membuktikan dan mengadili
dinyatakan dalam bentuk pengakuan dan masalah pidana bagi babak pertama nelalui
penolakan,baik sepenggal atau keseluruhan acara pengusutan perkara tersangka I Gusti
kepada gugatan penuntut umum dan Ngurah Ariana, SS tempat lahir Br. Buyan
penjelasan yang diberitahu oleh saksi. usia 44 tahun tanggal lahir 21 juni 1972
keterangan saksi : dapat digolongkan jenis kelamin laki-laki berwarga negara
sebagai alat bukti selama keterangan itu indonesia tempat tinggal banjar dinas buyan
menjamah tersangka dan salah satu elemen desa menanga kecamatan rendang
yang patut diingat hakim saat mengambil kabupaten karangasem. Sangkaan pertama,
alih putusan, barang-barang bukti : adalah I Gusti Ngurah Ariana, SS pada jumat 20
seluruh barang atau objek yang mampu mei 2016 bertempat di areal parkir tanah
dikenakan penyitaan dalam persidangan, lot. Tabanan melakukan penyiksaan yang
pasal-pasal yang dimaksud ketika berdampak luka berat atas korban I Gusti
memutuskan suatu perkara agar tidak Ngurah Adi Putra. Berawal saat korban
melenceng dari peristiwa yang ditangani. selaku supir travel melihat mobil terparkir
Pertimbangan bersifat non yuridis yaitu tidak sesuai pada tempatnya, I Gusti
dimana kepastian hukum agar menegakkan Ngurah Adi Putra menyuruh untuk
suatu hukum dan peraturan sebagaimana memindahkan mobil tersebut yang parkir
yang diinginkan dalam peraturannya. Serta sembarangan, tetapi malah tersangka
menekankan nilai sosiologis untuk memarahi dengan mengeluarkan kata-kata
kemanfaatan bagi masyarakat. Hakim untuk kasar kepada korban. Perbuatan I Gusti
memutuskan perkaranya Ngurah Adi, SS yang melukai I Gusti
mempertimbangkan juga layak atau Ngurah Adi Putra diterangkan dalam V isum
tidaknya seseorang diajtuhkan hukuman Et Repertum No. 370/222/BRSU. Sangkaan
pidana seorang hakim juga didasarkan oleh Kedua, masih sama dengan sangkaan
bukti-bukti yang ada. Yang digolongkan pertama hanya menambahkan I Gusti
sebagai pertibangan non yuridis atau Ngurah Ariana, SS dituntut hukuman
sosiologi adalah alasan dasar dari langkah pidana menurut Pasal 2 (1) UNDANG -
tergugat, alasankegiatan terdakwa, UNDANG darurat RI No. 12 thn 1951.
kedudukan dari diri tersangka, kondisi Ketentuan penagih umum, ketentuan pidana
sosial dari ekonomi tergugat, dan aspek umum No. Reg perkara : PDM-28/
agama tersangka. Analisis kasus Tbnan/07/2016 meminta hakim untuk
penganiayaan yang mengakibatkan luka memutuskan : meyampaikan I Gusti
berat ,pasal yang disangkakan bagi para Ngurah Ariana, SS terbukti sah bersalah
integrator terdapat dalam surat dakwaan melakukan kejahatan penganiayaan yang
JaksaPenuntutUmum No : PDM-28/ korbannya mengalami luka berat dan
TBNAN/03/2016 yang masuk dalam memiliki senjata tajam (penikam) tanpa izin
ketentuan pidana Pasal 351 ayat (2) yang dari aspek yang berwenang mendapat
tentang penganiayaan mengakibatkan luka kurungan penjara sesuai Pasal 351 (2) Kitab
berat. I Gusti Ngurah Ariana, SS adalah Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 2
terdakwa yang akan dimintakan (1) Undang - Undang Darurat RI No. 12
pertanggungjawaban atas tindak pidana Tahun 1951 selama 1 (satu) tahun di
yang dibuat olehnya. Terdakwa berniat kurangi selama tergugat berada di tahanan
untuk melakukan tindak pidana dengan amanat tersangka tetap ditahan.
penganiayaan kepada I Gusti Ngurah Adi
yang melakukan penganiayaan dengan cara
Sanksi Pidana dalam Tindak Pidana
menebas dan menusuk korban, Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka
penganiayaan ini dilakukan diareal parkir Berat
Tanah Lot, Tabanan. Hasil visum et
repertum: No. 370/222/BRSU pada tanggal Pasal 351 Kitab Undang-Undang
20 Mei 2016 yang ditandatangani oleh dr. Hukum Pidana tentang penganiayaan bias
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 1, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
14
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Luka Berat
diancam dengan hukuman penjara selama Arto, M. (2004). Praktek Perkara Perdata pada
lima tahun. Sanksi pidana bagi seseorang Pengadilan Agama. Yogyakarta:
yang tanpa hak membawa senjata penikam Pustaka Pelajar.
dimasukkan dalam Pasal 2 (1) Undang - Lubis, M. T. S. (2017). Penyidikan Tindak
Undang darurat No. 12 Tahun 1951 dengan Pidana Penganiayaan Berat Terhadap
sanksi pidana selama 10 (sepuluh) tahun Anak. Jurnal EduTech, 3(1). Retrieved
penjara. Dalam kasus ini sanksi pidana from https://media.neliti.com/media/
yang dijatuhkan kepada I Gusti Ngurah publications/58804-ID-penyidikan-
Ariana, SS dijatuhkan hukuman dikurung tindak-pidana-penganiayaan-be.pdf
dalam rumah tahanan selama 1 (satu) tahun Marlina. (2009). Peradilan Pidana A nak di
yang dikurangi semasa terdakwa dalam Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
tahanan yang sudah diputuskan oleh
Pengadilan Negeri Tabanan pada hari selasa Poerdarminto. (2003). Kamus Umum Bahasa
20 September 2016. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
4. Simpulan
Pertimbangan hakim dalam
memutuskan suatu perkara seperti perkara
penganiayaan yang mengakibatkan luka
berat harus didasari oleh teori dan hasil
penelitiaan dari hakim yang mempelajari
kasus ini, hakim harus menyediakan suatu
keadilan, maka dahulu menelaah tentang
keasliankejadian yang diajukan kepada
hakim kemudian hakim memberi penilaiaan
terhadap peristiwa tersebut serta
menghubungkan melalui hukum dan
peraturan yang berlangsung. Kemudian
selesai meneliti dan menelaah suatu
peristiwa tersebut barulah hakim dapat
memutuskan atau menjatuhkan putusan
pidana terhadap peristiwa yang sedang
ditangani. Hakim juga diwajibkan untuk
menegakkan hukum dan keadilan dengan
cara tidak memihak siapapun bisa juga
disebut dengan netral. Sanksi bagi terdakwa
yang melakukan penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat dalam kasus No.
Reg : PDM-28/TBNAN/07/2016 dengan
tesangka bernama I Gusti Ngurah Ariana,
SS menjatuhkan hukuman kurungan penjara
selama 1 (satu) tahun yang dikurangi
selama tersangka berada dalam tahanan
dengan perintah agar terdakwa agar ditahan.
Dijatuhkan di putusan oleh PN Tabanan
saat hari selasa tanggal 20 september 2016.
DAFTAR PUSTAKA
Alsabah, A. F. (2017). Kebijakan Hukum
Pidana dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Jurnal Hukum Dan
Ketatanegaraan, 6(1). Retrieved from
http://journal.uin-alauddin.ac.id/
index.php/al_daulah/article/view/4875