96-Article Text-697-1-10-20210202

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Akuntansi, Perpajakan dan Auditing, Vol. 1, No.

2, Desember 2020, hal 234-248

JURNAL AKUNTANSI, PERPAJAKAN DAN AUDITING


http://pub.unj.ac.id/journal/index.php/japa
DOI: http://doi.org/XX.XXXX/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing/XX.X.XX

PENGARUH EXPENSE RATIO, PORTOFOLIO TURNOVER, DAN FUND


FLOW TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA
TAHUN 2015 – 2017

Maulidya Annuru1*, Tri Hesti Utaminingtyas2, Indah Muliasari3


123
Universitas Negeri Jakarta

Abstract

This study was conducted to obtain empirical evidence regarding the Influence of Expense Ratio, Turnover
Ratio, and Fund Flow toward Performance of Share Mutual Fund in Indonesia Year 2015-2017. The
research methodology used is descriptive analysis method and statistical analysis method. This research
uses secondary data, there were 44 share mutual fund. Hypothesis is done by using F test and T test, with
significance level (α) 5%. Analysing the data using data processing software SPSS 25. The result of T test
for expense ratio and turnover ratio show that there is not an effect toward performance of share mutual
fund. The result of T test for fund flow shows that there is an effect between toward performance of share
mutual fund. The result of signification F test is 0,003 this show there is an effect between expense ratio,
turnover ratio, and fund flow toward performance of share mutual fund. Adjusted R Square value of 0,091
which means 9,1% achievement of profitability can be explained by the Expense Ratio, Turnover Ratio,
and Fund Flow. The remaining 90,9% can be explained by other factors not examined in this research.
Keywords: Expense Ratio, Portofolio Turnover, Fund Flow and Performance of Share Mutual Fund.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris dengan Pengaruh Expense Ratio, Porofolio
Turnover, dan Fund Flow terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia Tahun 2015 – 2017.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Penelitian ini
menggunakan data sekunder denan 44 reksa dana saham. Pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji T
dengan tingkat signifikan 5%. Analisis mengelola data menggunakan software SPSS 25. Hasil uji T untuk
expense ratio dan turnover ratio menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Hasil
uji T untuk fund flow menunjukkan ada pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Hasil uji F dengan
signifikan 0,003 menunjukkan ada pengaruh expense ratio, porofolio turnover, dan fund flow terhadap
kinerja reksa dana saham. Hasil Adjusted R Square 0,0091 atau 9,1% dapat dijelaskan dengan expense ratio,
porofolio turnover, dan fund flow. Sisanya 90,9% dapat dijelaksan dengan faktor lain diluar penelitian.
Kata kunci: Rasio Beban, Perputaran Portofolio, Arus Pendanaan, dan Kinerja Reksa Dana Saham.

How to Cite:
Annuru, M., Utaminingtyas, T, U., & Muliasari, I. (2019). Pengaruh Expense Ratio, Portfolio Turnover,
dan Fund Flow Terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Tahun 2015-2017.Jurnal Akuntansi,
Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, 234-248.

Corresponding Author: ISSN: 2722-9823


Maulidya Annuru ([email protected])
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 235

PENDAHULUAN
Investasi dihadapkan dengan keuntungan (return) dan risiko (risk). Umumnya, investor
menginginkan investasi yang menghasilkan return besar dengan risiko yang kecil, namun hal
tersebut sulit diterapkan. Teori portofolio mengatakan, portofolio yang efisien adalah portofolio
yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang
mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sama (Hartono, 2010:299).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, Pasal 1, Ayat 27, reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana termasuk dalam jenis
investasi tidak langsung karena melibatkan pihak lain secara langsung dalam kegiatan investasi,
seperti jasa Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), manajer investasi dan bank kustodian.
Untuk mencapai return maksimal, tidak terlepas dari pengaruh kinerja investasinya. Investasi
reksa dana membutuhkan bahan evaluasi investasi yang di lihat dari kinerja reksa dana. Penilaian
kinerja reksa dana penting dilakukan, karena kinerja reksa dana dapat mengetahui kemampuan
reksa dana bersaing dengan reksa dana lain di pasar, serta mengetahui kemampuan reksa dana
dalam menghasilkan keuntungan (Sari dan Purwanto, 2012).
Menurut Asriwahyuni (2017), reksa dana tergolong jenis investasi yang belum memasyarakat.
Minimnya informasi di masyarakat mengenai investasi reksa menyebabkan masyarakat
mengalami kesulitan dalam memilih dan menilai reksa dana yang mampu memberikan kinerja dan
return yang optimal. Selain itu, bagi investor pemula yang tidak memiliki banyak waktu, memiliki
keterbatasan modal, atau pengetahuan tentang pasar modal namun ingin berinvestasi di pasar
modal, maka reksa dana adalah pilihan investasi yang tepat (Nursyabani, 2016).

Tabel 1 Nilai Aktiva Besih (NAB) per Jenis Reksa Dana Tahun 2015-2017
Total NAB*
Jenis Reksa Dana
2015 % 2016 % 2017 %
Capital Protected Fund 59,9 21,9% 88.3 26% 114.6 25%
Equity Fund 109.9 40,3% 121.4 35,8% 137.6 30,1%
Exchanged Trade Fund 4.11 1,5% 6.43 1,89% 8.07 1,76%
Fixed Income Fund 48.7 17,8% 70.02 20,6% 110.5 24,1%
Global Fund 0 0% 0.14 0,04% 0.43 0,09%
Index Fund 1.02 0,37% 0.52 0,15% 3.51 0,76%
Mixed Asset Fund 20.7 7,59% 22.3 6,57% 29.2 6,39%
Money Market Fund 28.1 10,3% 29.6 8,73% 51.6 11,3%
Sukuk Based Fund 0 0% 0.22 0.06% 1.12 0,24%
Total 272.4 100% 338.93 100% 456.63 100%
*dalam Rp Triliun
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2019)
Jenis reksa dana yang mendominasi pada pasar reksa dana dapat di lihat pada Tabel I.1 Nilai
Aktiva Bersih (NAB) per jenis reksa dana tahun 2015 – 2017. Tabel I.1 menjelaskan NAB
sepanjang tahun 2015 – 2017, persentase terbesar pada jenis reksa dana equity fund atau reksa dana
saham. Hal ini mencerminkan bahwa reksa dana saham memberikan kontribusi dana besar 30%
sampai dengan 40% pada pasar reksa dana. Total NAB reksa dana saham tahun 2015 – 2017 terus
mengalami kenaikan, tetapi persentase kapitalisasi jenis reksa dana menunjukkan penurunan rata-
rata 5% setiap tahun. Tahun 2016 naiknya NAB reksa dana saham tidak cukup besar dibandingkan
dengan naiknya NAB reksa dana pendapatan tetap. Meningkatnya persentase kapitalisasi pasar
reksa dana pendapatan tetap didukung dengan program pemerintah yang dituangkan dalam
Peraturan OJK No.1 Tahun 2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Non-Bank.
236 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

Kinerja menjadi objek yang menarik untuk diteliti. Hal tersebut dikarenakan, dengan
melakukan penilaian kinerja reksa dana terlebih dahulu sebelum memutuskan, artinya perusahaan
melakukan perencanaan diawal agar keputusan investasi reksa dana menghasilkan reksa dana yang
bersaing dan terbaik dari banyaknya reksa dana di pasar. Sehingga, memungkinkan terciptanya
portofolio yang efisien.
Expense ratio adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan operasional dari
reksa dana (Ngadiman, 2010). Expense ratio membanding biaya operasional reksa dana dengan
total dana yang dikelola (Nursyabani, 2016). Dengan begitu, semakin tinggi total biaya untuk
pengelolaan portofolio reksa dana, maka akan menurunkan hasil investasi reksa dana yang
tercermin dari penurunan return reksa dana, yang mengakibatkan menurunnya kinerja reksa dana
(Pratomo dan Nugraha, 2009:62).
Penelitian oleh See dan Jusoh (2014) menjelaskan bahwa expense ratio memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Nursyabani (2016), Haryanto dan Putri (2014) menjelaskan bawa expense
ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lidya (2017) dan Suharti (2015), menjelaskan bahwa expense ratio tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham.
Portofolio turnover merupakan salah satu acuan untuk melihat sejauh mana kinerja reksa dana
menjanjikan atau tidak untuk berinvestasi (Kurniadi, 2014). Tingkat turnover ratio yang tinggi
menunjukkan bahwa tingkat penjualan dan pembelian portofolio yang tinggi juga. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan penerbit dapat mengatisipasi perubahan pasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Dharmastuti dan Dwiprakarsa (2017) serta Ramesh dan
Dhume (2014), menjelaskan bahwa turnover ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja portofolio reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian yang dilakukan oleh Lidya
(2017) serta See dan Jusoh (2012), menjelaskan bahwa turnover ratio tidak memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:90), arus kas adalah laporan yang memuat informasi
tentang sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Fund flow mencerminkan
pertumbuhan pada aset dana. Total net asset yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi
sehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana itu sendiri (Nursyabani, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh, Nursyabani (2016), Bitomo dan Muharam (2016), dan
Simutin (2013) menjelaskan bahwa fund flow memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap
kinerja portofolio reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahid dan
Deny (2015), menjelaskan bahwa fund flow tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja portofolio reksa dana saham.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Expense
Ratio, Portofolio Turnover, dan Fund Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di
Indonesia Tahun 2015 – 2017”.

TINJAUAN TEORI
Teori Portofolio
Menurut Umam dan Sutanto (2017:135) portofolio adalah kombinasi dari investasi sejumlah
asset dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu.
Kinerja portofolio efek dapat menurun sewaktu-waktu. Salah satu penyebabnya adalah kondisi
pasar. Sebelum melakukan investasi di reksa dana, sebaiknya investor mengetahui bagaimana
kinerja dari reksa dana yang akan diinvestasikan. Menurut Samsul (2006:362), model evaluasi
kinerja portofolio terdapat tiga model, yaitu:
a. Ukuran Kinerja Metode Sharpe
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 237

Metode Sharpe dikembangkan oleh William F. Sharpe tahun 1966 atau disebut Reward to
Variability Ratio (RVAR). Metode Sharpe mengukur kinerja portofolio menggunakan dua
ukuran, yaitu expected rate of return dan predicted variability of risk yang diekspresikan sebagai
deviasi standar return. Menurut Hartono (2009:624), pengukuran sharpe menggunakan pembagi
deviasi standar yang menunjukkan total risiko dari portofolio. Tujuan analisis dengan metode
Sharpe adalah mengukur sejauh mana diversifikasi portofolio investasi menghasilkan
keuntungan dengan risiko tertentu. Semakin besar nilai rasio Sharpe, semakin baik kinerja
portofolionya (Hartono, 2009:617). Metode Sharpe dirumuskan sebagai berikut:
(Ȓ𝒑 − Ȓ𝒓𝒇)
𝑹𝑽𝑨𝑹 =
𝝈
Keterangan:
RVAR = Reward to Variability ratio model Sharpe
Ȓ𝒑 = Rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu
Ȓ𝒓𝒇 = Rata-rata risk free dalam periode tertentu
𝜎 = Deviasi standar dalam periode tertentu
b. Ukuran Kinerja Metode Treynor
Metode Treynor dikembangkan oleh Jack L. Treynor tahun 1966 atau sering disebut Reward
to Variability Ratio (RVOL). Metode Treynor menggunakan average return masa lalu sebagai
expected return dan menggunakan beta (β) sebagai tolak ukur risiko. Beta menunjukkan besar-
kecilnya perubahan return suatu portofolio terhadap perubahan market return. Metode Treynor
dirumuskan sebagai berikut:
(Ȓ𝒑 − Ȓ𝒓𝒇)
𝑹𝑽𝑶𝑳 =
𝜷𝒑
Keterangan:
RVOL = Reward to volality atau pengukur Treynor
Ȓ𝒑 = Rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu
Ȓ𝒓𝒇 = Rata-rata risk free dalam periode tertentu
βp = Beta dalam periode tertentu
c. Ukuran Kinerja Metode Jensen
Model Jensen hanya menerima investasi reksa dana apabila dapat menghasilkan return yang
melebihi expected return atau minimum rate of return. Return yang dimaksud adalah average
return masa lalu, sedangkan expected return dihitung dengan capital asset pricing model
(CAPM). Selisih antar return dan expected return disebut alpha (α). Semakin besar α, semakin
baik kinerja portofolio dan besar kesempatan untuk di beli. Metode Jensen dirumuskan sebagai
berikut:
𝑬(𝑹𝒑) = Ȓ𝒓𝒇 + 𝜷𝒑 (𝑬 (𝑹𝒎) − Ȓ𝒓𝒇)
Keterangan:
E(Rp) = Expected return saham
Ȓ𝒓𝒇 = Risk free, interest rate
𝜷𝒑 = Beta saham
𝑬 (𝑹𝒎) = Expected market return

Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksa dana adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:169), reksa dana ditinjau dari portofolio investasinya dapat dibedakan menjadi:
238 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

1. Reksa dana pasar uang (money market mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan
investasi pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya
adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa dana pendapatan tetap (fixed income mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari asetnya dalam bentuk efek bersifat hutang.
3. Reksa dana saham (equity mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari asetnya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
4. Reksa dana campuran (mixed mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan investasi dalam
efek bersifat ekuitas dan efek bersifat hutang.
Total investasi produk reksa dana disebut dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Menurut
Marcus (2014:98), Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai dari setiap
saham yang dinyatakan sebagai aset dikurangi kewajiban dengan basis tiap saham. NAB berasal
dari nilai portofolio reksa dana bersangkutan. NAB menjadi indikator untung atau ruginya
investasi reksa dana terlihat pada harga satuan unit penyertaan (Sari dan Purwanto, 2012). NAB
merupakan alat ukur kinerja reksa dana (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:177). Menurut Marcus
(2014:98), rumus untuk menghitung NAB sebagai berikut:
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛)
𝑁𝐴𝐵 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛

Expense Ratio
Menurut Bitomo dan Muharam (2016), expense ratio adalah perbandingan biaya operasional
reksa dana dengan total dana yang dikelola. Rasio ini menjelaskan seberapa efisien pengeluaran
yang perusahaan penerbit reksa dana lakukan dalam mengelola reksa dananya. Menurut Rudiyanto
(2015:91), untuk menghitung expense ratio reksa dana, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑠𝑖ℎ
Beban operasi dalam perhitungan expense ratio meliputi beban operasional reksa dana
termasuk biaya manajemen dan biaya administratif. Biaya manajemen merupakan biaya yang
dibayarkan kepada perusahaan manajemen dana untuk jasa konsultasi investasi. Biaya tersebut
digunakan untuk membayar biaya yang terkait dengan pengelolaan portofolio, jasa manajer
investasi (fund manager), ataupun kompensasi atas penelitian yang dilakukan. Selain itu, terdapat
beban pajak penghasilan final, beban jasa kustodian, dan beban lain-lain. Perhitungan pengenaan
biaya dilakukan pada saat perhitungan harga NAB per unit, sehingga hasil investasi yang diketahui
investor merupakan hasil setelah dikurangi biaya-biaya tersebut (Nugraha, 2013).

Portofolio Turnover
Portofolio turnover atau perputaran portofolio adalah rasio untuk melihat perbandingan antara
penjualan atau pembelian reksa dana yang lebih kecil dengan total aset yang dimiliki reksa dana.
Rasio perputaran portofolio mencerminkan seberapa aktif atau agresifnya perusahaan penerbit
reksa dana untuk melakukan transaksi jual-beli di pasar. Menurut Ramesh dan Dhume (2014),
untuk menghitung portofolio turnover reksa dana menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑃𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑥 100%
𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Fund Flow
Menurut Ikatan Akuntansi (2002:2), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara
kas. Menurut Kurniadi (2014), laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi ringkas
tentang perubahan aktiva bersih dari operasi dan perubahan aktiva bersih yang berasal dari
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 239

transaksi dengan pemegang saham atau unit penyertaan. Arus kas besih mencerminkan
pertumbuhan pada aset dana, dan aliran kas masuk yang tinggi akan meningkatkan pendapatan
investasisehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana (Nursyabani, 2016).
Syarat utama dalam investasi, laporan keuangan mencatatkan total net asset yang bernilai
positif. Cash flow yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi sehingga akan
memperbaiki kinerja reksa dana tersebut. Menurut Barber, Odan, dan Lu Zheng (2005), fund flow
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡 − 𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡−1 (1 + 𝑅𝑖,𝑡 )
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 = ∑ /𝑁
𝑖=1 𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡
Keterangan:
TNA i,t = Total asset bersih i pada tahun t
TNA i,t-1 = Total asset bersih i pada tahun sebelumnya
R it = Rata-rata return reksa dana i pada tahun t
N = Jumlah periode waktu observasi

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Penilaian kinerja portofolio reksa dana cukup penting diketahui dan diperhatikan bagi pelaku
investasi portofolio. Kinerja reksa dana mencerminkan produk reksa dana yang bersaing dan
terbaik dari banyak produk reksa dana di pasar, dengan begitu akan terciptanya portofolio efisien.
Imbal hasil investasi reksa dana yang berubah-ubah disebabkan oleh banyak faktor. Expense ratio
mencerminkan seberapa efisien perusahaan penerbit reksa dana mengelola reksa dana. Biaya
operasi yang tinggi membuktikan adanya persiapan yang maksimal dari perusahaan penerbit reksa
dana untuk terciptanya kinerja reksa dana saham yang baik. Hal tersebut agar mendapatkannya
imbal hasil yang menguntungkan.
H1: Expense ratio berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham.

Pengaruh Portofolio Turnover terhadap Kinerja Reksa Dana Saham


Portofolio turnover mencerminkan seberapa agresif atau aktif perusahaan penerbit reksa dana
mengelola reksa dana. Tingginya perputaran portofolio, artinya perusahaan mampu mengatasi
kondisi pasar reksa dana saham yang berfluktuasi. Perusahaan mengetahui waktu yang tepat untuk
memutarkan portofolionya, diyakini kinerja reksa dana saham tersebut akan tercermin dengan
bagik. Sehingga, imbal hasil atas kinerja reksa dana saham akan menguntungkan.
H2: Portofolio turnover berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham.

Pengaruh Fund Flow terhadap Kinerja Reksa Dana Saham


Fund flow mencerminkan ketersediaan kas dipersiapkan perusahaan dalam reksa dana untuk
menjaga likuiditas dalam menghadapi ketidakmenentuan keputusan investor. Arus kas bersih
reksa dana saham yang tinggi akan mencerminkan pertumbuhan dana yang baik sehingga dapat
meningkatkan kinerja reksa dana saham. Semakin besar total net asset di dalam reksa dana, maka
semakin mengikatkan kinerja reksa dana karena dengan begitu mencerminkan banyaknya dana
yang terhimpun dari investor. Kepercayaan investor untuk investasikan dananya di reksa dana
tersebut.
H3: Fund flow berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham.
240 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

Rerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Expense Ratio
H1
Portofolio Turnover H2
Kinerja Reksa Dana Saham

Fund Flow H3

Gambar 2. Rerangka Konseptual


METODE
Objek dari penelitian ini adalah reksa dana saham di Indonesia yang terdaftar di OJK tahun
2015 – 2017. Ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel-variabel yang diteliti expense ratio,
portofolio turnover, dan fund flow. Pengambilan data untuk menghitung variabel-varibel tersebut
menggunakan data sekunder pada laporan keuangan reksa dana.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:8) metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menguji antara tiga variabel bebas terhadap satu
variabel terikat. Mengacu pada hipotesis yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi linier berganda. Pengujian menggunakan software SPSS 25.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana saham yang terdaftar di OJK
tahun 2015 – 2017. Menurut Sugiyono (2017:8) penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan
pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling, artinya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2017:85). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) reksa dana
yang terdaftar di OJK, (2) memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian, yaitu Januari 2015
dan berakhir pada Desember 2017, (3) reksa dana dengan portofolio investasi saham konvensional
minimal 80% kepemilikan, (4) menggunakan mata uang rupiah, (5) NAB dan laporan keuangan
mudah diakses di publik.
Tabel 2. Teknik Pengambilan Sampel
No. Keterangan Jumlah
1. Reksa dana saham yang aktif dan terdaftar di OJK sejak 1 Januari 2015 – 31 Desember 2017. 418

2. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 saham syariah. (30)


3. Reksa dana saham yang tidak beroperasi penuh selama tahun penelitian, yaitu Januari 2015 (246)
hingga Desember 2017.
4. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 yang menggunakan mata uang asing. (9)

5. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 NAB tidak dapat diakses secara umum. (29)

6. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 prospektus dan laporan keuangan tidk dapat diakses (60)
secara umum.
Total Reksa Dana 44
7. Total observasi selama tiga tahun (2015 – 2017) 132
8. Hasil uji Outlier (14)
Jumlah observasi selama tiga tahun (2015 – 2017) setelah uji Outlier 118

Sumber: Data Diolah Oleh Peneliti (2019)


Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 241

Berdasarkan Tabel 2 hasil purposive sampling ada sebanyak 44 reksa dana saham yang
memenuhi kriteria penelitian untuk dijadikan sampel penelitian. Total sampel penelitian selama
tiga tahun sebanyak 132 sampel dengan 14 data outlier, sehingga sampel yang yang digunakan
sebanyak 118 sampel.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistika, yang
meliputi statistik deskriptif, uji outlier, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Seluruh
perhitungan statistika yang dilakukan menggunakan program SPSS. Tujuan dari persamaan regresi
linier adalah untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Adapun model regresi linier berganda penelitin ini sebagai berikut:
𝒀 = 𝒃₀ + 𝒃₁𝑿₁ + 𝒃₂𝑿₂ + 𝒃₃𝑿₃ + 𝜺
Keterangan:
Y = Kinerja reksa dana saham
X1 = Expense Ratio
X2 = Portofolio Turnover
X3 = Fund Flow
b1,2,3 = Koefisien regresi
b0 = Konstanta
ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen
dan dependen. Variabel independen diantaranya yaitu, expense ratio, portofolio turnover, dan fund
flow, sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja reksa dana saham. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dengan data reksa dana saham dapat diakses pada website OJK reksa
dana. Total reksa dana saham yang memenuhi kriteria sebanyak 44 reksa dana saham.
Tabel 3. Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ER 118 .0048 .2507 .040420 .0254089
PTR 118 .0900 17.5300 1.983898 2.9669032
FF 118 -.9151 10.8408 .197751 1.3740471
SR 118 -.6121 1.0424 .121686 .3104885
Valid N (listwise) 118

Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)


Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, menjelaskan bahwa variabel kinerja reksa dana
saham memiliki nilai minimum sebesar -0,6121 yang dimiliki oleh reksa dana Ashmore Dana
Progresif Nusantara pada tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum sebesar 1,0424 yang dimiliki
oleh reksa dana Eastspring Investment Value Discovery Kelas A pada tahun 2017. Expense ratio
memiliki nilai minimum sebesar 0,0048 yang dimiliki oleh reksa dana Axa Maestrosaham pada
tahun 2017. Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0,2507 yang dimiliki oleh reksa dana Simas
Saham Unggulan di tahun 2015. Portofolio turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,09 yang
dimiliki oleh reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund di tahun 2015. Sedangkan nilai
maksimumnya sebesar 17,53 yang dimiliki oleh reksa dana Simas Saham Unggulan di tahun 2015.
Fund flow memiliki nilai minimum sebesar -0,9151 pada reksa dana Mega Asset Maxima di tahun
201. Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 10.84 yang dimiliki oleh reksa dana Eastspring
Investment Value Discovery Kelas A di tahun 2017.
242 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

Tabel 4. Uji Normalitas setelah Uji Outlier


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 118
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .29224462
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .062
Negative -.071
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Tabel 4 menunjukkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov setelah uji outlier
dengan menggunakan 118 sampel. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4 menunjukkan
probabilitas signifikansi sebesar 0,200 yang nilainya lebih besar dari ketentuan 5% atau 0,05, maka
dinyatakan data berdistribusi normal.

Tabel 5. Uji Multikolonieritas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (C) .121 .057 2.114 .037
ER .030 1.711 .002 .017 .986 .396 2.524
PTR -.008 .015 -.075 -.533 .595 .395 2.532
FF .075 .020 .334 3.772 .000 .991 1.009
a. Dependent Variable: SR
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Pada Tabel 5, hasil uji multikolinearitas menunjukkan masing masing nilai tolerance variabel
independen lebih besar 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10. Sehingga variabel independen lolos
uji multikolinearitas.

Tabel 6. Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate

1 .338a .114 .091 .296064972893 2.089

a. Predictors: (Constant), FF, ER (dec), PTR (calk)


b. Dependent Variable: SR
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 243

Tabel 7. Uji Heterokedastisitas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (C) .277 .036 7.811 .000
ER -1.265 1.061 -.175 -1.192 .236 .396 2.524
PTR .001 .009 .009 .059 .953 .395 2.532
FF -.007 .012 -.056 -.600 .550 .991 1.009
a. Dependent Variable: ABS_Res1
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Pada Tabel 7, hasil uji multikolinearitas menunjukkan masing masing nilai signifikansi
variabel independen lebih besar dari 0,05, sehingga sampel penelitian lolos uji heterokedastisitas.

Tabel 8. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) .121 .057 2.114 .037
ER .030 1.711 .002 .017 .986 .396 2.524
PTR -.008 .015 -.075 -.533 .595 .395 2.532
FF .075 .020 .334 3.772 .000 .991 1.009
a. Dependent Variable: SR
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Berdasarkan hasil dari Tabel 8, maka persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini
sebagai berikut:
𝒀 = 𝒃₀ + 𝒃₁𝑿₁ + 𝒃₂𝑿₂ + 𝒃₃𝑿₃ + 𝜺
Y = 0,121 + 0,030ER - 0,008PTR+ 0,075FF+ ɛ
Keterangan:
Y = Kinerja Reksa Dana Saham
ER = Expense Ratio
PTR = Portofolio Turnover
FF = Fund Flow

Persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Koefisien konstanta bernilai 0,094 maka dapat disimpulkan bahwa apabila variabel
independen yaitu expense ratio, portofolio turnover, dan fund flow bersifat tetap atau konstan
maka kinerja reksa dana saham pada reksa dana saham sebesar 0,094.
2. Koefisien regresi expense ratio bernilai 0,896 maka dapat disimpulkan bahwa apabila variabel
independen lainnya tetap dan variabel expense ratio mengalami kenaikan 1 satuan maka
kinerja reksa dana saham akan meningkat sebesar 0,896. Variabel expense ratio dan kinerja
reksa dana saham memiliki hubungan yang positif dengan adanya kenaikan expense ratio
maka akan meningkatkan kinerja reksa dana saham.
244 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

3. Koefisien regresi portofolio turnover bernilai -0,014 maka dapat disimpulkan bahwa apabila
variabel independen lainnya tetap dan variabel portofolio turnover mengalami kenaikan 1
satuan maka kinerja reksa dana saham akan menurun sebesar 0,014. Variabel portofolio
turnover dan kinerja reksa dana saham memiliki hubungan yang negatif dengan adanya
kenaikan expense ratio maka akan menurunkan kinerja reksa dana saham.
4. Koefisien regresi fund flow bernilai 0,080 maka dapat disimpulkan bahwa apabila variabel
independen lainnya tetap dan variabel fund flow mengalami kenaikan 1 satuan maka kinerja
reksa dana saham akan meningkat sebesar 0,080. Variabel fund flow dan kinerja reksa dana
saham memiliki hubungan yang positif dengan adanya kenaikan fund flow maka akan
meningkatkan kinerja reksa dana saham.

Hasil uji-t dapat pada Tabel 8 menunjukkan signifikansi masing-masing variabel independen
berbeda, sebagai berikut:
a. Expense ratio menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,986 > 0,005 maka expense ratio secara
parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga Hipotesis 1 dapat
tidak dapat diterima.
b. Portofolio turnover menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,595 > 0,005 maka portofolio
turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga
Hipotesis 2 tidak dapat diterima.
c. Fund flow menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,005 maka fund flow secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga Hipotesis 3 dapat diterima.

Tabel 9. Uji Signifikansi Keseluruhan (Uji-F)


ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regressio 1.287 3 .429 4.893 .003b
n
Residual 9.993 114 .088
Total 11.279 117
a. Dependent Variable: SR
b. Predictors: (Constant), FF, ER, PTR
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Pada Tabel 10 menjelaskan hasil penelitian memiliki nilai siginifikansi sebesar 0,003 yang
lebih rendah dari 0,05. Hasil uji F menjelaskan bahwa variabel independen expense ratio,
portofolio turnover, dan fund flow berpengaruh secara simultan terhadap variabel kinerja reksa
dana saham.
Tabel 10. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mod R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
el Square Square the Estimate Watson
a
1 .338 .114 .091 .2960649728 2.089
a. Predictors: (Constant), FF, ER, PTR
b. Dependent Variable: SR
Sumber: SPSS 25, data diolah oleh peneliti (2019)
Nilai R Square pada Tabel 10 sebesar 0,114 atau 11,4%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
variabel-variabel independen yaitu expense ratio, portofolio turnover, dan fund flow dalam model
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 245

regresi dapat menjelaskan variabel dependen kinerja reksa dana saham sebesar 11,4%, sedangkan
88,6% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham


Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa expense ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham. Biaya operasi investasi reksa dana terdiri dari diantaranya
biaya pengelolaan dana, biaya bank kustodian, biaya lan-lain. Biaya pengelolaan dana memiliki
persentase terbesar sampai dengan 2,5% atas asset neto yang didistribusikan kepada pemegang
unit penyertaan. Artinya, salah satu yang mengakibatkan expense ratio bernilai besar adalah biaya
manajemen yang dibayarkan untuk jasa pengelolaan dana dan jasa konsultasi.
Strategi mengelola dana reksa dana menjadi hal yang penting. Perusahaan penerbit
membutuhkan dana yang cukup untuk menjalankan stateginya. Besaran biaya pengelolaan dana
yang tercantum pada laporan keuangan reksa dana merupakan besaran biaya yang dikelurakan
untuk mendukung strategi yang tepat demi terciptanya kinerja reksa dana saham. Oleh karena itu,
expense ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham karena besar atau kecilnya
expense ratio khususnya biaya pengelolaan dana yang dikeluarkan hanya mengikuti strategi yang
diterapkan oleh perusahaan penerbit.
Kinerja reksa dana saham tidak dipengaruhi oleh jumlah biaya yang dikeluarkan, namun
strategi yang digunakan. Strategi pengelolaan dana dapat didukung seperti kebijakan alokasi asset,
kemampuan memilih saham (stock selection ability) atau kemampuan menjual atau membeli
saham diwaktu yang tepat (market timing ability). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lidyah (2017), Nugraha (2016), dan Bitomo dan Muharam (2016) yang
menyatakan bahwa expense ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

Pengaruh Turnover Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham


Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa portofolio turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Semakin besar perputaran portofolio, semakin
agresif pengelolaan portofolio reksa dana. Dengan semakin agresifnya perputaran portofolio,
artinya semakin aktif perusahaan melakukan trading activity (perdagangan jual dan beli) reksa
dana dipasar. Perusahaan penerbit yang aktif melakukan trading activity sudah mampu untuk
menilai peluang pasar dan dapat mempengaruhi imbal hasil yang diterima dan kinerja reksa dana
saham yang baik.
Tidak berpengaruhnya variabel portofolio turnover terhadap kinerja reksa dana saham
dikarenakan dalam menghitung rasio perputaran portofolio hanya menggunakan perbandingan
antara penjualan atau pembelian portofolio terendah terhadap net asset. Nyatanya, market timing
ability sangat mendukung untuk berpengaruhnya terhadap kinerja reksa dana saham. . Dengan
market timing ability, dapat diketahui waktu yang tepat untuk melakukan perputaran portofolio
sesuai kondisi pasar. Market timing ability saat melakukan pembelian ataupun penjualan sangat
mempengaruhi imbal hasil dan kinerja reksa dana saham.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmaningrum dan Mahfud (2016)
dan Lidyah (2017) yang menyatakan bahwa portofolio turnover tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham. Perputaran portofolio merupakan indikator yang tepat untuk
mengukur tingkat agresifitas pengelolaan reksa dana.

Pengaruh Fund Flow terhadap Kinerja Reksa Dana Saham


Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa fund flow berpengaruh signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi arus kas
pada reksa dana saham maka akan ikut meningkatkan imbal hasil investasi sekaligus kinerja reksa
246 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

dana saham. Salah satu syarat utama dalam melakukan investasi yaitu dengan fund flow yang
bernilai positif. Fund flow dicerminkan dari selisih total net asset dan return reksa dana terhadap
total net asset periode sebelumnya. Total net asset menunjukkan dana yang diperoleh dari investor
yag membeli reksa dana dibandingkan investor yang menjual reksa dana. Semakin besar fund flow
yang terhimpun oleh investor dalam reksa dana saham, maka akan meningkatkan pertumbuhan
aset sehingga ikut meningkatkan kinerja reksa dana saham.
Fund flow yang tinggi mencerminkan perusahaan penerbit reksa dana mampu mengelola dana
dan membentuk strategi terhadap dana yang dihimpun investor kedalam portofolio. Selain itu, fund
flow yang tinggi diartikan adanya pertumbuhan dana yang tinggi (Bitomo dan Muharam, 2016).
Saat pertumbuhan dana sedang dalam kondisi yang baik, akan menjadi sinyal bagi investor bahwa
reksa dana mampu memberikan imbal hasil yang tinggi. Semakin banyaknya dana yang terhimpun
dan pengelolaan dana pada reksa dana saham tersebut baik, investor akan merasa aman dan yakin
kinerja reksa dana saham tersebut baik karena dapat memberikan imbal hasil yang
menguntungkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursyabani (2016),
Bitomo dan Muharam (2016), dan Suppa Aim (2010) yang menyatakan bahwa fund flow
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Variabel expense ratio terbukti tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Hal
tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh antara besar kecilnya expense ratio terhadap
kinerja reksa dana saham.
2. Variabel portofolio turnover terbukti tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham.
Hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh antara banyak atau sedikitnya perputaran
portofolio yang terjadi terhadap kinerja reksa dana saham.
3. Fund Flow yang diproksikan terbukti memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham.
Semakin banyak total net asset dalam reksa dana, maka semakin meningkat kinerja reksa dana
saham, karena dengan semakin banyaknya dana yang terhimpun dari investor, maka akan
meningkatkan pertumbuhan aset. Pertumbuhan asset reksa dana yang bagus, akan
menghasilkan kinerja reksa dana yang bagus juga.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa keterbatasan dan
saran guna penelitian selanjutnya, sebagai berikut:
1. Peneliti menggunakan sampel reksa dana hanya 118 sampel untuk tiga tahun pengamatan.
Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah reksa dana agar dapat melihat pengaruh
kinerja reksa dana saham di Indonesia semakin luas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis reksa dana lainnya seperti reksa dana
pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan rasio pengukuran yang lain dalam menilai kinerja
reksa dana.
4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja reksa
dana saham, seperti kebijakan alokasi asset, kinerja manajer investasi, tingkat risiko yang
diduga berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham.
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 247

DAFTAR PUSTAKA

Asriwahyuni, I. G. A. P. 2017. "Pengaruh Ukuran dan Umur Pada Kinerja Reksa Dana Saham di
Indonesia". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 12, No. 2, ISSN: 2302-8556.
Bitomo, Habib. dan Harjun Muharam. 2016. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Reksa Dana Di Indonesia (Studi Empiris Pada Reksa Dana Konvensional di Indonesia
Periode 2012 - 2014 )". Diponegoro Journal Of Management, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2337-
3792.
Darmadji, Tjiptono. dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Dharmastuti, Christiana Fara. dan Bernadus Dwiprakasa. 2017. Karakteristik Reksa Dana dan
Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol. XXII, No. 1, Maret 2017.
Hadi, Nor. 2015. Pasar Modal, Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi, Edisi keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.
Kurniadi, Dicky. 2014. Analisis Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age, dan Cash
Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana di Indonesia (Periode 2010 – 2012). Diponegoro
Journal of Management, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2337-3792.
Lidya, Rika. 2017. Pengaruh Total Aset, Expense Ratio, dan Portofolio Turnover Terhadap
Kinerja Reksadana Saham Di Indonesia. I-Economic Journal Vol.3.
Marcus, Alan J. dkk. 2014. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Ngadiman. 2010. Pengaruh Karakteristik Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana (Kajian
Terhadap Reksa Dana Terbuka Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Di Indonesia Periode
Tahun 2000 - 2005. Jurnal Akuntansi Tahun X, No. 2, Mei 2010.
Nugraha, Arie Apriadi. 2013. Pengaruh Ukuran Dana Kelolaan, Umur Reksa Dana, dan Biaya
Operasi Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (periode Tahun 2011). Prosiding
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan.
Nurcahya, Ginting Prasetya Enka. dan Bandi. 2010. Reksadana di Indonesia: Analisis Kebijakan
Alokasi Aset, Pemilihan Saham, dan Tingkat Risiko. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi, Vol. XII.
Nursyabani, Mahfud Paramitha Azizah. 2016. "Analisis Pengaruh Cash Flow, Fund Size, Family
Size, Expense Ratio, Stock Selection Ability dan Load Fee Terhadap Kinerja Reksadana
Saham Periode 2012-2014". Diponegoro Journal Of Management, Vol. 5, No. 3, ISSN:
2337-3792.
Ojk.go.id/. 2019. Laporan Kinerja OJK 2017. Diambil dari https://www.ojk.go.id/id/data-dan-
statistik/laporan-kinerja/default.aspx. (Diakses pada 12 Juli 2019).
Paramitha, A. A. S. P. P. dan Ni Ketut Purnawati. 2017. "Pengaruh Kinerja Manajer Investasi dan
Kebijakan Alokasi Aset terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia". E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, Vol. 6, No. 8, ISSN: 2302-8912.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.05/2016 Tentang Investasi Surat Berharga
Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2016 Tentang Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif.
Putri, Cicilia Heny Mungkas. dan A. Mulyo Haryanto. 2014. Analisis Pengaruh Market Timing
248 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248

Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio, dan Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham (Studi Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode 2009 - 2013). Diponegoro
Journal of Management, ISSN: 2337-3792.
Ramesh, B. dan Pournima S. Shenvi Dhume. 2014. Fund Size & its Impact on Fund Performance:
An Empirical Evidence from Selected Indian Mutual Fund Companies. International
Journal of Economies and Management Sciences.
Rudiyanto. 2013. Sukses Finansial dengan Reksa Dana. Jakarta : Penerbit Gramedia.
reksadana.ojk.go.id/. Data Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham Tahun 2015 – 2017. Diambil
melalui https://reksadana.ojk.go.id/Public/StatistikNABReksadanaPublic.aspx. (Diakses
pada 24 Mei 2019).
Sari, Anindita Putri Nurmalita. dan Agus Purwanto. 2012. "Analisis Kebijakan Alokasi Aset,
Kinerja Manajer Investasi, dan Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di
Indonesia". Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1, No. 1.
See, Yong Pui. dan Ruzita Jusoh. 2012. "Fund Characteristics and Fund Performance : Evidence
of Malaysian Mutual Fund". International Journal of Economies and Management
Sciences.
Sharpe, William. 1966. Mutual Fund Performance. The Journal of Business, Vol. 39, No.1.
Simutin. 2013. Cash Holding dan Mutual Fund Performance. International Journal of
Economies and Management Sciences.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Suharti, Tuti. 2015. Portofolio Turnover Dan Net Asset Dengan Return Pasar Sebagai Variabel
Moderating, Expense Ratio, Cash, dan Subscription Fee Terhadap Kinerja Reksadana Periode
Tahun 2009 – 2012. Jurnal Bisnis Stategi, Vol. 24, No. 1, Juli 2015.
Suppa-Aim, Teerapan. 2010. Mutual Fund Performance In Emerging Markets: The Case of
Thailand. Birmingham Journal of Accounting and Finance.
Syahid, Nur. dan Erman Denny. 2015. Analisis Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing
Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size Terhadap Kinerja Reksadana (Studi
Kasus: Reksadana Saham Periode 2010 – 2014). Diponegoro Journal of Management, Vol.
4, No. 4, ISSN: 2337-3792.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Teori dan Aplikasi Edisi Pertama.
Yogyakarya: Kanisius.
Umam, Khaerul. dan Herry Sutanto. 2017. Manajemen Investasi. Bandung: Pustaka Setia
Bandung.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
xdana.com/. 2019. Kasus Narada, Begini Memilih Manajer Investasi Terpercaya. Diambil pada
https://xdana.com/artikel/kasus-narada-begini-memilih-manajer-investasi-terpercaya/.
(Diakses pada 12 Januari 2020).

You might also like