96-Article Text-697-1-10-20210202
96-Article Text-697-1-10-20210202
96-Article Text-697-1-10-20210202
Abstract
This study was conducted to obtain empirical evidence regarding the Influence of Expense Ratio, Turnover
Ratio, and Fund Flow toward Performance of Share Mutual Fund in Indonesia Year 2015-2017. The
research methodology used is descriptive analysis method and statistical analysis method. This research
uses secondary data, there were 44 share mutual fund. Hypothesis is done by using F test and T test, with
significance level (α) 5%. Analysing the data using data processing software SPSS 25. The result of T test
for expense ratio and turnover ratio show that there is not an effect toward performance of share mutual
fund. The result of T test for fund flow shows that there is an effect between toward performance of share
mutual fund. The result of signification F test is 0,003 this show there is an effect between expense ratio,
turnover ratio, and fund flow toward performance of share mutual fund. Adjusted R Square value of 0,091
which means 9,1% achievement of profitability can be explained by the Expense Ratio, Turnover Ratio,
and Fund Flow. The remaining 90,9% can be explained by other factors not examined in this research.
Keywords: Expense Ratio, Portofolio Turnover, Fund Flow and Performance of Share Mutual Fund.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris dengan Pengaruh Expense Ratio, Porofolio
Turnover, dan Fund Flow terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia Tahun 2015 – 2017.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Penelitian ini
menggunakan data sekunder denan 44 reksa dana saham. Pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji T
dengan tingkat signifikan 5%. Analisis mengelola data menggunakan software SPSS 25. Hasil uji T untuk
expense ratio dan turnover ratio menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Hasil
uji T untuk fund flow menunjukkan ada pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Hasil uji F dengan
signifikan 0,003 menunjukkan ada pengaruh expense ratio, porofolio turnover, dan fund flow terhadap
kinerja reksa dana saham. Hasil Adjusted R Square 0,0091 atau 9,1% dapat dijelaskan dengan expense ratio,
porofolio turnover, dan fund flow. Sisanya 90,9% dapat dijelaksan dengan faktor lain diluar penelitian.
Kata kunci: Rasio Beban, Perputaran Portofolio, Arus Pendanaan, dan Kinerja Reksa Dana Saham.
How to Cite:
Annuru, M., Utaminingtyas, T, U., & Muliasari, I. (2019). Pengaruh Expense Ratio, Portfolio Turnover,
dan Fund Flow Terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Tahun 2015-2017.Jurnal Akuntansi,
Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, 234-248.
PENDAHULUAN
Investasi dihadapkan dengan keuntungan (return) dan risiko (risk). Umumnya, investor
menginginkan investasi yang menghasilkan return besar dengan risiko yang kecil, namun hal
tersebut sulit diterapkan. Teori portofolio mengatakan, portofolio yang efisien adalah portofolio
yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang
mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sama (Hartono, 2010:299).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, Pasal 1, Ayat 27, reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana termasuk dalam jenis
investasi tidak langsung karena melibatkan pihak lain secara langsung dalam kegiatan investasi,
seperti jasa Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), manajer investasi dan bank kustodian.
Untuk mencapai return maksimal, tidak terlepas dari pengaruh kinerja investasinya. Investasi
reksa dana membutuhkan bahan evaluasi investasi yang di lihat dari kinerja reksa dana. Penilaian
kinerja reksa dana penting dilakukan, karena kinerja reksa dana dapat mengetahui kemampuan
reksa dana bersaing dengan reksa dana lain di pasar, serta mengetahui kemampuan reksa dana
dalam menghasilkan keuntungan (Sari dan Purwanto, 2012).
Menurut Asriwahyuni (2017), reksa dana tergolong jenis investasi yang belum memasyarakat.
Minimnya informasi di masyarakat mengenai investasi reksa menyebabkan masyarakat
mengalami kesulitan dalam memilih dan menilai reksa dana yang mampu memberikan kinerja dan
return yang optimal. Selain itu, bagi investor pemula yang tidak memiliki banyak waktu, memiliki
keterbatasan modal, atau pengetahuan tentang pasar modal namun ingin berinvestasi di pasar
modal, maka reksa dana adalah pilihan investasi yang tepat (Nursyabani, 2016).
Tabel 1 Nilai Aktiva Besih (NAB) per Jenis Reksa Dana Tahun 2015-2017
Total NAB*
Jenis Reksa Dana
2015 % 2016 % 2017 %
Capital Protected Fund 59,9 21,9% 88.3 26% 114.6 25%
Equity Fund 109.9 40,3% 121.4 35,8% 137.6 30,1%
Exchanged Trade Fund 4.11 1,5% 6.43 1,89% 8.07 1,76%
Fixed Income Fund 48.7 17,8% 70.02 20,6% 110.5 24,1%
Global Fund 0 0% 0.14 0,04% 0.43 0,09%
Index Fund 1.02 0,37% 0.52 0,15% 3.51 0,76%
Mixed Asset Fund 20.7 7,59% 22.3 6,57% 29.2 6,39%
Money Market Fund 28.1 10,3% 29.6 8,73% 51.6 11,3%
Sukuk Based Fund 0 0% 0.22 0.06% 1.12 0,24%
Total 272.4 100% 338.93 100% 456.63 100%
*dalam Rp Triliun
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2019)
Jenis reksa dana yang mendominasi pada pasar reksa dana dapat di lihat pada Tabel I.1 Nilai
Aktiva Bersih (NAB) per jenis reksa dana tahun 2015 – 2017. Tabel I.1 menjelaskan NAB
sepanjang tahun 2015 – 2017, persentase terbesar pada jenis reksa dana equity fund atau reksa dana
saham. Hal ini mencerminkan bahwa reksa dana saham memberikan kontribusi dana besar 30%
sampai dengan 40% pada pasar reksa dana. Total NAB reksa dana saham tahun 2015 – 2017 terus
mengalami kenaikan, tetapi persentase kapitalisasi jenis reksa dana menunjukkan penurunan rata-
rata 5% setiap tahun. Tahun 2016 naiknya NAB reksa dana saham tidak cukup besar dibandingkan
dengan naiknya NAB reksa dana pendapatan tetap. Meningkatnya persentase kapitalisasi pasar
reksa dana pendapatan tetap didukung dengan program pemerintah yang dituangkan dalam
Peraturan OJK No.1 Tahun 2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa
Keuangan Non-Bank.
236 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248
Kinerja menjadi objek yang menarik untuk diteliti. Hal tersebut dikarenakan, dengan
melakukan penilaian kinerja reksa dana terlebih dahulu sebelum memutuskan, artinya perusahaan
melakukan perencanaan diawal agar keputusan investasi reksa dana menghasilkan reksa dana yang
bersaing dan terbaik dari banyaknya reksa dana di pasar. Sehingga, memungkinkan terciptanya
portofolio yang efisien.
Expense ratio adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan operasional dari
reksa dana (Ngadiman, 2010). Expense ratio membanding biaya operasional reksa dana dengan
total dana yang dikelola (Nursyabani, 2016). Dengan begitu, semakin tinggi total biaya untuk
pengelolaan portofolio reksa dana, maka akan menurunkan hasil investasi reksa dana yang
tercermin dari penurunan return reksa dana, yang mengakibatkan menurunnya kinerja reksa dana
(Pratomo dan Nugraha, 2009:62).
Penelitian oleh See dan Jusoh (2014) menjelaskan bahwa expense ratio memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Nursyabani (2016), Haryanto dan Putri (2014) menjelaskan bawa expense
ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lidya (2017) dan Suharti (2015), menjelaskan bahwa expense ratio tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham.
Portofolio turnover merupakan salah satu acuan untuk melihat sejauh mana kinerja reksa dana
menjanjikan atau tidak untuk berinvestasi (Kurniadi, 2014). Tingkat turnover ratio yang tinggi
menunjukkan bahwa tingkat penjualan dan pembelian portofolio yang tinggi juga. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan penerbit dapat mengatisipasi perubahan pasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Dharmastuti dan Dwiprakarsa (2017) serta Ramesh dan
Dhume (2014), menjelaskan bahwa turnover ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja portofolio reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian yang dilakukan oleh Lidya
(2017) serta See dan Jusoh (2012), menjelaskan bahwa turnover ratio tidak memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja portofolio reksa dana saham.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:90), arus kas adalah laporan yang memuat informasi
tentang sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Fund flow mencerminkan
pertumbuhan pada aset dana. Total net asset yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi
sehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana itu sendiri (Nursyabani, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh, Nursyabani (2016), Bitomo dan Muharam (2016), dan
Simutin (2013) menjelaskan bahwa fund flow memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap
kinerja portofolio reksa dana saham. Berbeda hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahid dan
Deny (2015), menjelaskan bahwa fund flow tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja portofolio reksa dana saham.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Expense
Ratio, Portofolio Turnover, dan Fund Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di
Indonesia Tahun 2015 – 2017”.
TINJAUAN TEORI
Teori Portofolio
Menurut Umam dan Sutanto (2017:135) portofolio adalah kombinasi dari investasi sejumlah
asset dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu.
Kinerja portofolio efek dapat menurun sewaktu-waktu. Salah satu penyebabnya adalah kondisi
pasar. Sebelum melakukan investasi di reksa dana, sebaiknya investor mengetahui bagaimana
kinerja dari reksa dana yang akan diinvestasikan. Menurut Samsul (2006:362), model evaluasi
kinerja portofolio terdapat tiga model, yaitu:
a. Ukuran Kinerja Metode Sharpe
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 237
Metode Sharpe dikembangkan oleh William F. Sharpe tahun 1966 atau disebut Reward to
Variability Ratio (RVAR). Metode Sharpe mengukur kinerja portofolio menggunakan dua
ukuran, yaitu expected rate of return dan predicted variability of risk yang diekspresikan sebagai
deviasi standar return. Menurut Hartono (2009:624), pengukuran sharpe menggunakan pembagi
deviasi standar yang menunjukkan total risiko dari portofolio. Tujuan analisis dengan metode
Sharpe adalah mengukur sejauh mana diversifikasi portofolio investasi menghasilkan
keuntungan dengan risiko tertentu. Semakin besar nilai rasio Sharpe, semakin baik kinerja
portofolionya (Hartono, 2009:617). Metode Sharpe dirumuskan sebagai berikut:
(Ȓ𝒑 − Ȓ𝒓𝒇)
𝑹𝑽𝑨𝑹 =
𝝈
Keterangan:
RVAR = Reward to Variability ratio model Sharpe
Ȓ𝒑 = Rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu
Ȓ𝒓𝒇 = Rata-rata risk free dalam periode tertentu
𝜎 = Deviasi standar dalam periode tertentu
b. Ukuran Kinerja Metode Treynor
Metode Treynor dikembangkan oleh Jack L. Treynor tahun 1966 atau sering disebut Reward
to Variability Ratio (RVOL). Metode Treynor menggunakan average return masa lalu sebagai
expected return dan menggunakan beta (β) sebagai tolak ukur risiko. Beta menunjukkan besar-
kecilnya perubahan return suatu portofolio terhadap perubahan market return. Metode Treynor
dirumuskan sebagai berikut:
(Ȓ𝒑 − Ȓ𝒓𝒇)
𝑹𝑽𝑶𝑳 =
𝜷𝒑
Keterangan:
RVOL = Reward to volality atau pengukur Treynor
Ȓ𝒑 = Rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu
Ȓ𝒓𝒇 = Rata-rata risk free dalam periode tertentu
βp = Beta dalam periode tertentu
c. Ukuran Kinerja Metode Jensen
Model Jensen hanya menerima investasi reksa dana apabila dapat menghasilkan return yang
melebihi expected return atau minimum rate of return. Return yang dimaksud adalah average
return masa lalu, sedangkan expected return dihitung dengan capital asset pricing model
(CAPM). Selisih antar return dan expected return disebut alpha (α). Semakin besar α, semakin
baik kinerja portofolio dan besar kesempatan untuk di beli. Metode Jensen dirumuskan sebagai
berikut:
𝑬(𝑹𝒑) = Ȓ𝒓𝒇 + 𝜷𝒑 (𝑬 (𝑹𝒎) − Ȓ𝒓𝒇)
Keterangan:
E(Rp) = Expected return saham
Ȓ𝒓𝒇 = Risk free, interest rate
𝜷𝒑 = Beta saham
𝑬 (𝑹𝒎) = Expected market return
Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksa dana adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:169), reksa dana ditinjau dari portofolio investasinya dapat dibedakan menjadi:
238 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248
1. Reksa dana pasar uang (money market mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan
investasi pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya
adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa dana pendapatan tetap (fixed income mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari asetnya dalam bentuk efek bersifat hutang.
3. Reksa dana saham (equity mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari asetnya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
4. Reksa dana campuran (mixed mutual fund), yaitu reksa dana yang melakukan investasi dalam
efek bersifat ekuitas dan efek bersifat hutang.
Total investasi produk reksa dana disebut dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Menurut
Marcus (2014:98), Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai dari setiap
saham yang dinyatakan sebagai aset dikurangi kewajiban dengan basis tiap saham. NAB berasal
dari nilai portofolio reksa dana bersangkutan. NAB menjadi indikator untung atau ruginya
investasi reksa dana terlihat pada harga satuan unit penyertaan (Sari dan Purwanto, 2012). NAB
merupakan alat ukur kinerja reksa dana (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:177). Menurut Marcus
(2014:98), rumus untuk menghitung NAB sebagai berikut:
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛)
𝑁𝐴𝐵 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛
Expense Ratio
Menurut Bitomo dan Muharam (2016), expense ratio adalah perbandingan biaya operasional
reksa dana dengan total dana yang dikelola. Rasio ini menjelaskan seberapa efisien pengeluaran
yang perusahaan penerbit reksa dana lakukan dalam mengelola reksa dananya. Menurut Rudiyanto
(2015:91), untuk menghitung expense ratio reksa dana, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑠𝑖ℎ
Beban operasi dalam perhitungan expense ratio meliputi beban operasional reksa dana
termasuk biaya manajemen dan biaya administratif. Biaya manajemen merupakan biaya yang
dibayarkan kepada perusahaan manajemen dana untuk jasa konsultasi investasi. Biaya tersebut
digunakan untuk membayar biaya yang terkait dengan pengelolaan portofolio, jasa manajer
investasi (fund manager), ataupun kompensasi atas penelitian yang dilakukan. Selain itu, terdapat
beban pajak penghasilan final, beban jasa kustodian, dan beban lain-lain. Perhitungan pengenaan
biaya dilakukan pada saat perhitungan harga NAB per unit, sehingga hasil investasi yang diketahui
investor merupakan hasil setelah dikurangi biaya-biaya tersebut (Nugraha, 2013).
Portofolio Turnover
Portofolio turnover atau perputaran portofolio adalah rasio untuk melihat perbandingan antara
penjualan atau pembelian reksa dana yang lebih kecil dengan total aset yang dimiliki reksa dana.
Rasio perputaran portofolio mencerminkan seberapa aktif atau agresifnya perusahaan penerbit
reksa dana untuk melakukan transaksi jual-beli di pasar. Menurut Ramesh dan Dhume (2014),
untuk menghitung portofolio turnover reksa dana menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑃𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑥 100%
𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Fund Flow
Menurut Ikatan Akuntansi (2002:2), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara
kas. Menurut Kurniadi (2014), laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi ringkas
tentang perubahan aktiva bersih dari operasi dan perubahan aktiva bersih yang berasal dari
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 239
transaksi dengan pemegang saham atau unit penyertaan. Arus kas besih mencerminkan
pertumbuhan pada aset dana, dan aliran kas masuk yang tinggi akan meningkatkan pendapatan
investasisehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana (Nursyabani, 2016).
Syarat utama dalam investasi, laporan keuangan mencatatkan total net asset yang bernilai
positif. Cash flow yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi sehingga akan
memperbaiki kinerja reksa dana tersebut. Menurut Barber, Odan, dan Lu Zheng (2005), fund flow
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡 − 𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡−1 (1 + 𝑅𝑖,𝑡 )
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 = ∑ /𝑁
𝑖=1 𝑇𝑁𝐴𝑖,𝑡
Keterangan:
TNA i,t = Total asset bersih i pada tahun t
TNA i,t-1 = Total asset bersih i pada tahun sebelumnya
R it = Rata-rata return reksa dana i pada tahun t
N = Jumlah periode waktu observasi
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Penilaian kinerja portofolio reksa dana cukup penting diketahui dan diperhatikan bagi pelaku
investasi portofolio. Kinerja reksa dana mencerminkan produk reksa dana yang bersaing dan
terbaik dari banyak produk reksa dana di pasar, dengan begitu akan terciptanya portofolio efisien.
Imbal hasil investasi reksa dana yang berubah-ubah disebabkan oleh banyak faktor. Expense ratio
mencerminkan seberapa efisien perusahaan penerbit reksa dana mengelola reksa dana. Biaya
operasi yang tinggi membuktikan adanya persiapan yang maksimal dari perusahaan penerbit reksa
dana untuk terciptanya kinerja reksa dana saham yang baik. Hal tersebut agar mendapatkannya
imbal hasil yang menguntungkan.
H1: Expense ratio berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham.
Rerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Expense Ratio
H1
Portofolio Turnover H2
Kinerja Reksa Dana Saham
Fund Flow H3
5. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 NAB tidak dapat diakses secara umum. (29)
6. Reksa dana saham tahun 2015 – 2017 prospektus dan laporan keuangan tidk dapat diakses (60)
secara umum.
Total Reksa Dana 44
7. Total observasi selama tiga tahun (2015 – 2017) 132
8. Hasil uji Outlier (14)
Jumlah observasi selama tiga tahun (2015 – 2017) setelah uji Outlier 118
Berdasarkan Tabel 2 hasil purposive sampling ada sebanyak 44 reksa dana saham yang
memenuhi kriteria penelitian untuk dijadikan sampel penelitian. Total sampel penelitian selama
tiga tahun sebanyak 132 sampel dengan 14 data outlier, sehingga sampel yang yang digunakan
sebanyak 118 sampel.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistika, yang
meliputi statistik deskriptif, uji outlier, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Seluruh
perhitungan statistika yang dilakukan menggunakan program SPSS. Tujuan dari persamaan regresi
linier adalah untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Adapun model regresi linier berganda penelitin ini sebagai berikut:
𝒀 = 𝒃₀ + 𝒃₁𝑿₁ + 𝒃₂𝑿₂ + 𝒃₃𝑿₃ + 𝜺
Keterangan:
Y = Kinerja reksa dana saham
X1 = Expense Ratio
X2 = Portofolio Turnover
X3 = Fund Flow
b1,2,3 = Koefisien regresi
b0 = Konstanta
ε = Error
3. Koefisien regresi portofolio turnover bernilai -0,014 maka dapat disimpulkan bahwa apabila
variabel independen lainnya tetap dan variabel portofolio turnover mengalami kenaikan 1
satuan maka kinerja reksa dana saham akan menurun sebesar 0,014. Variabel portofolio
turnover dan kinerja reksa dana saham memiliki hubungan yang negatif dengan adanya
kenaikan expense ratio maka akan menurunkan kinerja reksa dana saham.
4. Koefisien regresi fund flow bernilai 0,080 maka dapat disimpulkan bahwa apabila variabel
independen lainnya tetap dan variabel fund flow mengalami kenaikan 1 satuan maka kinerja
reksa dana saham akan meningkat sebesar 0,080. Variabel fund flow dan kinerja reksa dana
saham memiliki hubungan yang positif dengan adanya kenaikan fund flow maka akan
meningkatkan kinerja reksa dana saham.
Hasil uji-t dapat pada Tabel 8 menunjukkan signifikansi masing-masing variabel independen
berbeda, sebagai berikut:
a. Expense ratio menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,986 > 0,005 maka expense ratio secara
parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga Hipotesis 1 dapat
tidak dapat diterima.
b. Portofolio turnover menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,595 > 0,005 maka portofolio
turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga
Hipotesis 2 tidak dapat diterima.
c. Fund flow menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,005 maka fund flow secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, sehingga Hipotesis 3 dapat diterima.
regresi dapat menjelaskan variabel dependen kinerja reksa dana saham sebesar 11,4%, sedangkan
88,6% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.
dana saham. Salah satu syarat utama dalam melakukan investasi yaitu dengan fund flow yang
bernilai positif. Fund flow dicerminkan dari selisih total net asset dan return reksa dana terhadap
total net asset periode sebelumnya. Total net asset menunjukkan dana yang diperoleh dari investor
yag membeli reksa dana dibandingkan investor yang menjual reksa dana. Semakin besar fund flow
yang terhimpun oleh investor dalam reksa dana saham, maka akan meningkatkan pertumbuhan
aset sehingga ikut meningkatkan kinerja reksa dana saham.
Fund flow yang tinggi mencerminkan perusahaan penerbit reksa dana mampu mengelola dana
dan membentuk strategi terhadap dana yang dihimpun investor kedalam portofolio. Selain itu, fund
flow yang tinggi diartikan adanya pertumbuhan dana yang tinggi (Bitomo dan Muharam, 2016).
Saat pertumbuhan dana sedang dalam kondisi yang baik, akan menjadi sinyal bagi investor bahwa
reksa dana mampu memberikan imbal hasil yang tinggi. Semakin banyaknya dana yang terhimpun
dan pengelolaan dana pada reksa dana saham tersebut baik, investor akan merasa aman dan yakin
kinerja reksa dana saham tersebut baik karena dapat memberikan imbal hasil yang
menguntungkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursyabani (2016),
Bitomo dan Muharam (2016), dan Suppa Aim (2010) yang menyatakan bahwa fund flow
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa keterbatasan dan
saran guna penelitian selanjutnya, sebagai berikut:
1. Peneliti menggunakan sampel reksa dana hanya 118 sampel untuk tiga tahun pengamatan.
Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah reksa dana agar dapat melihat pengaruh
kinerja reksa dana saham di Indonesia semakin luas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis reksa dana lainnya seperti reksa dana
pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan rasio pengukuran yang lain dalam menilai kinerja
reksa dana.
4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja reksa
dana saham, seperti kebijakan alokasi asset, kinerja manajer investasi, tingkat risiko yang
diduga berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham.
Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248 247
DAFTAR PUSTAKA
Asriwahyuni, I. G. A. P. 2017. "Pengaruh Ukuran dan Umur Pada Kinerja Reksa Dana Saham di
Indonesia". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 12, No. 2, ISSN: 2302-8556.
Bitomo, Habib. dan Harjun Muharam. 2016. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Reksa Dana Di Indonesia (Studi Empiris Pada Reksa Dana Konvensional di Indonesia
Periode 2012 - 2014 )". Diponegoro Journal Of Management, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2337-
3792.
Darmadji, Tjiptono. dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Dharmastuti, Christiana Fara. dan Bernadus Dwiprakasa. 2017. Karakteristik Reksa Dana dan
Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol. XXII, No. 1, Maret 2017.
Hadi, Nor. 2015. Pasar Modal, Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi, Edisi keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.
Kurniadi, Dicky. 2014. Analisis Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age, dan Cash
Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana di Indonesia (Periode 2010 – 2012). Diponegoro
Journal of Management, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2337-3792.
Lidya, Rika. 2017. Pengaruh Total Aset, Expense Ratio, dan Portofolio Turnover Terhadap
Kinerja Reksadana Saham Di Indonesia. I-Economic Journal Vol.3.
Marcus, Alan J. dkk. 2014. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Ngadiman. 2010. Pengaruh Karakteristik Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana (Kajian
Terhadap Reksa Dana Terbuka Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Di Indonesia Periode
Tahun 2000 - 2005. Jurnal Akuntansi Tahun X, No. 2, Mei 2010.
Nugraha, Arie Apriadi. 2013. Pengaruh Ukuran Dana Kelolaan, Umur Reksa Dana, dan Biaya
Operasi Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (periode Tahun 2011). Prosiding
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan.
Nurcahya, Ginting Prasetya Enka. dan Bandi. 2010. Reksadana di Indonesia: Analisis Kebijakan
Alokasi Aset, Pemilihan Saham, dan Tingkat Risiko. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi, Vol. XII.
Nursyabani, Mahfud Paramitha Azizah. 2016. "Analisis Pengaruh Cash Flow, Fund Size, Family
Size, Expense Ratio, Stock Selection Ability dan Load Fee Terhadap Kinerja Reksadana
Saham Periode 2012-2014". Diponegoro Journal Of Management, Vol. 5, No. 3, ISSN:
2337-3792.
Ojk.go.id/. 2019. Laporan Kinerja OJK 2017. Diambil dari https://www.ojk.go.id/id/data-dan-
statistik/laporan-kinerja/default.aspx. (Diakses pada 12 Juli 2019).
Paramitha, A. A. S. P. P. dan Ni Ketut Purnawati. 2017. "Pengaruh Kinerja Manajer Investasi dan
Kebijakan Alokasi Aset terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia". E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, Vol. 6, No. 8, ISSN: 2302-8912.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.05/2016 Tentang Investasi Surat Berharga
Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2016 Tentang Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif.
Putri, Cicilia Heny Mungkas. dan A. Mulyo Haryanto. 2014. Analisis Pengaruh Market Timing
248 Maulidya Annuru, dkk/Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 234-248
Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio, dan Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham (Studi Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode 2009 - 2013). Diponegoro
Journal of Management, ISSN: 2337-3792.
Ramesh, B. dan Pournima S. Shenvi Dhume. 2014. Fund Size & its Impact on Fund Performance:
An Empirical Evidence from Selected Indian Mutual Fund Companies. International
Journal of Economies and Management Sciences.
Rudiyanto. 2013. Sukses Finansial dengan Reksa Dana. Jakarta : Penerbit Gramedia.
reksadana.ojk.go.id/. Data Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham Tahun 2015 – 2017. Diambil
melalui https://reksadana.ojk.go.id/Public/StatistikNABReksadanaPublic.aspx. (Diakses
pada 24 Mei 2019).
Sari, Anindita Putri Nurmalita. dan Agus Purwanto. 2012. "Analisis Kebijakan Alokasi Aset,
Kinerja Manajer Investasi, dan Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di
Indonesia". Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1, No. 1.
See, Yong Pui. dan Ruzita Jusoh. 2012. "Fund Characteristics and Fund Performance : Evidence
of Malaysian Mutual Fund". International Journal of Economies and Management
Sciences.
Sharpe, William. 1966. Mutual Fund Performance. The Journal of Business, Vol. 39, No.1.
Simutin. 2013. Cash Holding dan Mutual Fund Performance. International Journal of
Economies and Management Sciences.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Suharti, Tuti. 2015. Portofolio Turnover Dan Net Asset Dengan Return Pasar Sebagai Variabel
Moderating, Expense Ratio, Cash, dan Subscription Fee Terhadap Kinerja Reksadana Periode
Tahun 2009 – 2012. Jurnal Bisnis Stategi, Vol. 24, No. 1, Juli 2015.
Suppa-Aim, Teerapan. 2010. Mutual Fund Performance In Emerging Markets: The Case of
Thailand. Birmingham Journal of Accounting and Finance.
Syahid, Nur. dan Erman Denny. 2015. Analisis Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing
Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size Terhadap Kinerja Reksadana (Studi
Kasus: Reksadana Saham Periode 2010 – 2014). Diponegoro Journal of Management, Vol.
4, No. 4, ISSN: 2337-3792.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Teori dan Aplikasi Edisi Pertama.
Yogyakarya: Kanisius.
Umam, Khaerul. dan Herry Sutanto. 2017. Manajemen Investasi. Bandung: Pustaka Setia
Bandung.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
xdana.com/. 2019. Kasus Narada, Begini Memilih Manajer Investasi Terpercaya. Diambil pada
https://xdana.com/artikel/kasus-narada-begini-memilih-manajer-investasi-terpercaya/.
(Diakses pada 12 Januari 2020).