Komunikasi Politik Milenial
Komunikasi Politik Milenial
Abstract. The development of communication world has level up to a wider realm. A digital social scope
that is now known as social media have allowed messages to be received quickly. Political communication
particularly campaign have entered the digital scope channel to distribute symbols to be received by target.
Therefore, Dedi Mulyadi as a former Regent of Purwakarta and Golkar party politician used it well. Photo
submissions that appear on Instagram act as a gate to know Dedi more, until the beginning of August 2018,
@dedimulyadi71 has shared 1557 photo and video. In his posts there are always positive values that he
highlighted, either in the form of photos or videos with a caption that always support the photo to look more
established while delivering the messages. Various photo postings in such a way are arranged to make the
concept culture and the pattern become one unit that is inseparable from Dedi’s social media. The elements
of Sundanese culture that are closely related to the graduates of the Faculty of Law, Purnawarman Law
Academy are also distinctive. Moreover, impression of simplicity which arise on Instagram @dedimulyadi71
also unique. With that, writer try to examine the meaning of his posts with Roland Barthes’s Semiotic Model,
that presents a meaning map of denotation, connotation and mythology. Roland Barthes’s model is supported
by Gotved’s triangle of social-cyber reality which emphasizes on Culture, Interaction, and Structure inside
Social Media. So, reality that exists on Social Media can be seen pointing towards campaign such in the
Instagram Account of @dedimulyadi71.
Keywords: Roland Barthes’s Semiotic, Political Campaign, Social Media, Instagram
Abstrak. Perkembangan dunia komunikasi masuk dalam ranah yang lebih luas lagi. Ruang lingkup sosial
berbentuk digital yang kini dikenal dengan media sosial memungkinkan pesan diperoleh dengan cepat.
Komunikasi politk khususnya kampanye masuk di saluran lingkup digital untuk menyalurkan simbol-simbol
untuk diterima para target komunikator kampanye. Instagram dengan 45 juta pengguna menjadi media sosial
yang saat ini paling populer digunakan. Dengan itu, Dedi Mulyadi selaku Mantan Bupati Purwakarta dan
politisi Partai Golkar memanfaatkanya dengan baik. Kiriman-kiriman Foto yang tampil di Instagram seolah
menjadi gerbang untuk mengetahui Dedi lebih dalam, sampai awal bulan Agustus 2018 akun Instagram
@dedimulyadi71 sudah membagikan foto sebanyak 1,557 kiriman foto dan video. Dalam postingan-nya
selalu ada nilai-nilai sosial yang ia tonjolkan, baik berupa foto atau video yang di tambah dengan caption
foto yang selalu mendukung foto untuk tampil lebih “mapan” dalam menyampaikan pesan. Berbagai kiriman
foto tersebut sedemikian rupa dirangkai untuk menjadikan budaya konsep dan polanya menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Media Sosial Dedi. Unsur budaya Sunda yang lekat dengan lulusan Fakultas
Hukum Universitas Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta ini juga menjadi ciri khas tersendiri.
Selain itu, kesan kesederhanaan yang timbul dalam Instagram @dedimulyadi71 juga menjadi unik. Dengan
seperti itu, penulis berusaha meneliti makna dari kiriman-kiriman foto tersebut dengan Model Semiotika
Roland Barthes yang menyajikan peta makna Denotasi, Konotasi dan Mitologi. Model Roland Bartes ini
didukung dengan teori segita realitas sosial-siber Gotved yang menekankan pada Budaya, Interaksi dan
Struktur yang ada dalam Media Sosial.Sehingga, realitas yang ada di Media Sosial bisa terlihat mengarah
kepada Kampanye seperti apa di akun Instagram @dedimulyadi71.
Kata Kunci: Semiotika Roland Barthes, Kampanye Politik, Media Sosial, Instagram
Jurnalistik
46 | Wildan Aulia Nugraha, et al.
Jurnalistik
48 | Wildan Aulia Nugraha, et al.
Jurnalistik
50 | Wildan Aulia Nugraha, et al.
digunakan dalam dimensi sosial, artinya masyarakat yang ditemui. Dari beberapa
pemakaian bahasa senantiasa melibatkan analisis dan temuan penelitian di atas,
orang lain atau mitra tutur. Pemakaian hampir semua dari beberapa contoh yang
bahasa selalu dikaitkan dengan faktor penulis teliti dari instagram
(hubungan) sosial. Implikasi dari @dedimulyadi71 jika berbicara santai
fenomena pemakaian bahasa dimaksud potret duduknya yang selalu sejajar
yakni setiap individu yang terlibat di dengan lawan bicaranya. Secara denotasi
dalam proses komunikasi senantiasa bisa diartikan secara umum adalah
diatur oleh seperangkat norma atau merakyatnya seorang Dedi ketika
kaidah. Studi tentang pemakaian bahasa mengunjungi warga masyarakat di
terkait erat dengan kajian tempatnya. Ketika dimasukkan dalam
kedwibahasaan. Kajian itu bagaikan konotasi duduk sama rata sangat
sebuah mata rantai yang saling keterkaitan dengan setara dalam
menggerakkan. berbagai aspek, tidak adanya meja dalam
3 Makna Denotasi, Konotasi dan gambar-gambar tersebut pun semakin
Mitologi dalam Budaya menambah kesan kedekatan sama rasa
Kampanye Media Sosial yang dibangun dalam media sosial Dedi
Instagram @dedimulyadi71 Mulyadi.
. Budaya kampanye didasari dari
kebiasaan seseorang yang menggunakan D. Kesimpulan
media sosial sehingga menjadikan Berdasarkan hasil penelitian
kebiasanya tersebut menjadi budaya. yang dilakukan oleh peneliti mengenai
Keterkaitannya dengan denotasi pada tanda denotasi, konotasi dan mitos pada
temuan dan analisis di atas adalah ikat budaya, stuktur dan interaksi media
kepala yang dipakai oleh Dedi Mulyadi. sosial instagram Dedi Mulyadi meliputi
Ikat kepala sunda yang diartikan secara tiga kelompok kesimpulan, yaitu:
denotasi sebagai pelindung kepala. 1. Pada tahap pertama semiotika
Sedangkan pemaknaan secara konotasi Roland Barthes yaitu makna
ikat sunda tersebut merupakan sebuah denotatif, pada pemaknaan interaksi
simbol bagi raja-raja terdahulu, sehingga media sosial Dedi Mulyadi
jika yang memakai ikat kepala tersebut merupakan hal yang sangat jelas
merupakan orang orang yang seharusnya terasa. Interkasi yang hakikatnya
menjalani kebudayaan yang diturunkan memang berada di media sosial, lalu
oleh raja-raja terdahulu. Mitos yang ada digunakan oleh Dedi Mulyadi
dalam budaya ikat kepala sunda tersebut secara baik sehingga menimbulkan
juga meyakini bahwa jika tidak perhatian untuk masyarakat
dilakukannya kegiatan Pacha Darhma followers @dedimulyadi71. Salah
akan mendapatkan balasan tertentu. satu yang digunakan untuk interaksi
Maka dari itu suatu mitologi yang dengan pemaknaan denotasi adalah
dikaitkan dengan budaya kampanye penjabaran-penjabaran programnya
khususnya ikat kepala sunda ini menjadi yang jelas. Tanda dan penanda
menarik untuk dibahasakan. dalam adanya interkasi ini pun
Selanjutnya, selain ikat yang merupakan sangat terlihat, seperti yang dibahas
budaya kampanye dari denotasi konotasi pada temuan penelitian dan analisis.
dan mitologi. Dari beberapa postingan, Dengan adanya makna denotasi dari
salah satu budaya kampanye yang interaksi media sosial instagram
tersirat dari media sosial Dedi Mulyadi tersebut
@dedimulyadi71 merupakan cara menunjukkan bahwa sejalan dengan
duduknya yang harus sejajar dengan apa yang dimkasudkan denotasi,
Jurnalistik
52 | Wildan Aulia Nugraha, et al.