0% found this document useful (0 votes)
19 views9 pages

Contoh Jurnal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 9

APLIKASI GOAL CHASING SEBAGAI METODE PERBAIKAN PENJADUALAN

PRODUK UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUK DAN MENGURANGI


PEMBOROSAN WAKTU PROSES
Joko Susetyo
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta
Jl. Kalisahak 28 Yogyakarta
E-mail : [email protected]

ABSTRACT
The assembling process represent one activity of exist in company of where in course of this
assembling is frequently happened by the component heaping to pursue the production process
activity, others also will be happened by the extravagance effect to the number of component awaiting
to be assembling. To avoid the mentioned needed by a schedule produce to sort the such product to
be assembling beforehand and how much its component requirement amount.
To make the schedule massage and determine the component requirement with the goal
chasing method conducted : firstly determine the product amount, second determine the time of cycle
and mean of cycle time, third of schedule compilation massage by determining apart the minimum,
fourth determine the preparate deviation. To lessen the extravagance with the method repair work.
Goal chasing method yielded the massage schedule which is either due comparison of
preparate deviation. At company with the calculation result is 270.654 : 24811 this meaning result of
calculation use the goal chasing method better chasing because smaller preparate deviation. By
depressing time-wasting hence will improve the product amount yielded by that is : At product of
Mistra Chair happened by the extravagance in 11 day of equal to 58,153 minutes and after existence
of extravagance reduction hence can produce during 11 days from 14 units become 16 units. At Patio
product happened by the extravagance in 8 days of equal to 40.77 minutes / unit and after existence
of extravagance reduction hence can produce during 8 days from 10 units become 11 unit. At product
of Laigh Chair happened by the extravagance in 9 days of equal to 46.485 minutes / unit and after
existence of extravagance reduction hence can produces during 9 days from 10 units become 11
units. At Sartika product happened by the extravagance in 8 days equal to 42.27 minutes and after
existence of extravagance reduction hence can produce during 8 days from 8 units become 9 units.
Key Word : Goal Chasing, Shedule, Extravagance

INTISARI
Proses perakitan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada perusahaan dimana dalam
proses perakitan ini sering kali terjadi penumpukan komponen yang akan menghambat kegiatan
proses produksi, selain itu juga akan terjadi pemborosan akibat banyaknya komponen yang
menunggu untuk dirakit. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan penjadualan produksi untuk
mengurutkan produk mana yang akan dirakit terlebih dahulu dan berapa jumlah kebutuhan
komponennya.
Untuk membuat jadual urut dan menentukan kebutuhan komponen dengan metode goal
chasing dilakukan dengan : pertama menentukan jumlah produk, kedua menentukan waktu siklus dan
rata-rata waktu siklus, ketiga penyusunan jadual urut dengan menentukan jarak minimum, keempat
menentukan deviasi sediaan. Untuk mengurangi pemborosan dilakuakan dengan perbaikan metode
kerja.
Metode goal chasing menghasilkan jadual urutan produk yang lebih baik karena didapat
perbandingan deviasi sediaan sebelum perbaikan dengan setelah perbaikan adalah 270,654 : 24,811
ini berarti hasil perhitungan menggunakan metode goal chasing lebih baik karena deviasi sediaannya
lebih kecil. Dengan menekan pemborosan waktu maka akan meningkatkan jumlah produk yang
dihasilkan yaitu : Pada produk Mistra Chair terjadi pemborosan dalam 11 hari sebesar 58,153
menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam
waktu 11 hari dari 14 unit menjadi 16 unit. Pada produk Patio terjadi pemborosan dalam 8 hari
sebesar 40,77 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat
memproduksi dalam waktu 8 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk Laigh Chair terjadi
pemborosan dalam 9 hari sebesar 46,485 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan
maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 9 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk
Sartika terjadi pemborosan dalam 8 hari sebesar 42,27 menit dan setelah adanya pengurangan
pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 8 hari dari 8 unit menjadi 9 unit.

61 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 61-69


Kata Kunci : Goal Chashing, Penjadualan, Pemborosan
Penjadualan adalah alat ukur yang
PENDAHULUAN baik untuk perencanaan. Pesanan-pesanan
Persaingan industri yang semakin pada tahapan ini akan ditugaskan pertama
ketat dan keinginan konsumen yang menuntut kalinya pada sumber daya tertentu (fasilitas,
suatu perusahaan untuk selalu mengupayakan pekerja dan peralatan), kemudian dilakukan
perbaikan yang terus menerus dalam rangka pengurutan kerja pada tiap-tiap pusat
mencapai tujuan perusahaan untuk pemrosesan sehingga dicapai optimalisasi
memperoleh keuntungan yang maksimal kapasitas yang ada. Pada penjadualan ini,
sehingga perusahaan harus mengutamakan permintaan akan produk-produk yang tertentu
tingkat optimasi baik dari segi penggunakaan (jenis dan jumlah) dari Master Production
sumber daya, produk yang dihasilkan serta Schedule (MPS) akan ditugaskan pada pusat-
proses dan ketepatan waktunya. pusat pemrosesan tertentu untuk periode
Perusahaan CV. Wira Mulya yang harian (Gasperz, 2001).
memproduksi produk kursi pada departemen Bedworth (1987) (dalam
produksi sering terjadi hambatan penyelesaian Nasution,2003) mengidentifikasi beberapa
proses pada lini rakit. Hal ini terjadi karena tujuan dari aktivitas penjadualan adalah
adanya tempat penampungan komponen kursi sebagai berikut :
sehingga perlu mendapat penanganan serius a. Meningkatkan penggunaan sumber daya
dari pihak manajemen, dengan kata lain urutan atau mengurangi waktu tunggunya,
proses untuk perakitan perlu diperbaiki agar sehingga total waktu proses dapat
beban kerja menjadi seimbang dan tidak berkurang dan produktivitas dapat
menyebabkan terhentinya lini rakit pada meningkat.
departemen tertentu. Perusahan juga harus b. Mengurangi persediaan barang setengah
memperhatikan kebutuhan komponen atau jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan
suku cadang untuk memperlancar kegiatan yang menunggu dalam antrian ketika
proses produksi, karena pada proses perakitan sumber daya yang ada masih
sering terjadi penumpukan bahan atau mengerjakan tugas yang lain.
komponen yang akan menghambat kegiatan c. Mengurangi beberapa kelambatan pada
proses produksi secara keseluruhan. Untuk pekerjaan yang mempunyai batas waktu
menghindari hal tersebut diperlukan penyelesaian sehingga akan meminimasi
penjadualan produksi untuk membuat rencana penalti cost (biaya kelambatan).
pengurutan pekerjaan, sehingga produksi d. Membantu pengambilan keputusan
semua jenis produk dapat diselesaikan sesuai mengenai perencanaan kapasitas pabrik
target. dan jenis kapasitas yang dibutuhkan
Berdasarkan kondisi di atas maka sehingga penambahan biaya yang mahal
analisis ini bertujuan memperbaiki urutan dapat dihindarkan.
penjadualan produksi untuk menghindari Pada saat merencanakan suatu jadual
kemacetan lini rakit dan tersedianya suplai produksi yang harus dipertimbangkan adalah
komponen sehingga tidak terjadi pemborosan ketersediaan sumber daya yang dimiliki, baik
waktu atau komponen. Untuk melaksanakan berupa tenaga kerja, peralatan ataupun bahan
fungsi-fungsi produksi yang baik, maka baku. Karena sumber daya yang dimiliki dapat
diperlukan rangkaian kegiatan yang akan berubah-ubah (terutama operator dan bahan
membentuk suatu sistem produksi. Sistem baku).
produksi merupakan kumpulan dari sub Just In Time adalah usaha-usaha
sistem-sub sistem yang saling berinteraksi untuk meniadakan pemborosan dalam segala
dengan tujuan mentransformasi input produksi bidang produksi sehingga dapat menghasilkan
menjadi output produksi. Input produksi ini dan mengirimkan produk akhir tepat waktu
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga untuk dijual. Tujuan just in time adalah
kerja, modal dan informasi sedangkan output berusaha untuk mendapatkan kesempurnaan
produksi merupakan produk yang dihasilkan dengan berusaha melakukan perbaikan terus
berikut hasil sampingannya seperti limbah menerus untuk mendapatkan yang terbaik,
(Nasution, 1999). menghilangkan pemborosan dan ketidak
Proses produksi yang berjalan dengan pastian. Tujuan utama dari just in time adalah
lancar dan baik merupakan suatu hal yang menghilangkan pemborosan dan
sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan. meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu
Untuk menjaga agar proses produksi tersebut penggunan istilah JIT sering kali diartikan
selalu dapat berjalan dengan baik, diperlukan dengan “zero inventori”( Yamit, 1999).
metode pengendalian yang baik atas proses Metode goal chasing adalah metode
produksi tersebut. data urut pada sistem produksi tepat waktu

Susetyo, Aplikasi Goal Chasing Sebagai Metode Perbaikan Penjadualan Produk Untuk 62
Menentukan Jumlah Produk Dan Mengurangi Pemborosan Waktu Proses
yang digunakan untuk menyelesaikan jadual n
urut produk pada lini rakit dan tujuannya agar ∑ Qi , ( Qi : jumlah produksi keseluruhan
jadual urutan lebih baik dan sederhana. Pada i =1
metode goal chasing jadual urut dapat untuk semua produk Ai)
digunakan jika satu lini untuk memproduksi ................ (3)
telah menyebabkan kemacetan lini, untuk itu Nj : Jumlah keseluruhan suku cadang
diperlukan sistem penjadualan yang terencana yang diperlukan untuk
berdasarkan strategi just in time. Metode goal a j

chasing digunakan agar ketepatan waktu memproduksi semua produk Ai (i :


dalam proses produksi dapat terjamin sesuai 1,...,α dan j : 1, ...., β)
jadual yang telah ditentukan. Penerapan X jk : Jumlah keseluruhan suku cadang
metode ini dapat mempertahankan kecepatan
tetap dalam tiap penggunaan suku cadang a j
yang diperlukan untuk
pada lini rakit dan pertimbangan lainnya memproduksi produk yang telah
adalah menghindari pemborosan berturut- ditentukan dari yang pertama
turut. sampai yang ke K.
Urutan masuknya model kedalam lini bij : Jumlah suku cadang aj ( j : 1, ...,
rakit model campuran berbeda karena β)diperlukan untuk memproduksi
mempunyai dua tujuan yaitu (Monden, 1993) : satu unit produk Ai (i : 1, ...., α)
ƒ Meratakan beban (waktu rakitan Dengan adanya notasi ini dapat diperoleh
keseluruhan) pada tiap proses dalam lini. dua nilai sebagai berikut :
ƒ Mempertahankan kecepatan yang tetap
dalam mengkonsumsi tiap suku cadang Nj
= Rerata jumlah suku cadang αj
pada tiap lini. Q
Mengenai tujuan satu, bahwa suatu yang diperlukan per unit produk
produk mungkin mempunyai waktu operasi
yang lebih lama dari pada waktu siklus yang K xNj
= Rerata jumlah suku cadang αj
telah ditentukan. Syarat ini akan diuraikan Q
dengan rumus sebagai berikut:
yang diperlukan untuk
⎧ α ⎫
⎪ ∑ Qi Til
memproduksi sejumlah K unit
⎪ produk.
⎪ i=l ⎪
max ⎨ α ⎬ ≤C ................ (1) Untuk menjaga kecepatan konsumsi suatu
⎪ ∑ Q1 ⎪ suku cadang αj tetap dan jumlah Xjk
⎪⎩ i = l ⎪⎭ harus sedekat mungkin dengan nilai
Qi = jumlah produksi produk Ai (i = 1....,α) K xNj
yang direncanakan. .
Til = waktu operasi per unit produkAi pada Q
waktu operasi keseluruhan proses Ini adalah konsep dasar yang mendasari
per hari. pengurutan Toyota dan dilukiskan dalam
C = waktu siklus = gambar 1.
Waktu operasi keseluruhan perhari Jumlah suku cadang yang telah digunakan
α .. (2)
∑ Qi
i =l
Nj (Q,Nj)
dibuat sekecil mungkin
Akibatnya, kalau produk dengan waktu
operasi yang relatif yang lebih lama secara
berturut-turut dimasukkan ke dalam lini produk Xjk
itu akan menyebabkan keterlabatan dalam
penyelesaian produk dan dapat menyebabkan K .N j
kemacetan lini. Toyota menganggap bahwa
yang paling penting adalah tujuan kedua dari Q
jadual urutan yaitu mempertahankan agar
kecepatan konsumsi tiap suku selalu tetap.
Tujuan dua dan model pengurutan 0 K Q
Jumlah urutan pesanan produk
terlebih dahulu perlu didefinisikan beberapa yang dimasukkan ke dalam lini
notasi dan nilai (Monden, 1993) : Gambar 1. Tata hubungan antara Xjk dan
Q : Jumlah produksi keseluruhan untuk
K .N j
semua produk Ai (i = 1,....,n)
Q

63 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 61-69


Untuk pengurutan berbagai produk ke Dari hasil ini jelas bahwa semakin
dalam lini dilakukan dengan cara sebagai banyak kecenderungan untuk memproduksi
berikut : multivariasi dalam jumlah yang kecil, lebih
ƒ Menentukan jumlah produsi produk kecil kemungkinan tercapai kelancaran
yang di rencanakan (Qi) dan produksi.
kebutuhan suku cadang atau Sistem produksi tepat waktu pada
komponen setiap produk (bij). dasarnya berusaha menghilangkan semua
ƒ Jumlah keseluruhan suku cadang αj biaya (pemborosan) yang tidak memberikan
yang diperlukan untuk memproduksi nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan.
semua produk Ai dapat dihitung Pemborosan didefinisikan sebagai sesuatu
sebagai berikut : yang secara nyata meminimumkan sumber
[N ] = [Q ] [b ]
j i ij
daya seperti bahan baku, mesin dan tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menambah nilai
ƒ Melakukan perhitungan dengan i = 1 suatu produk akan tetapi kegiatan seperti
sampai di dapat nilai dari suatu produk pemindahan, penyimpanan menghitung adalah
yang bernilai nol (yang berarti nilai kegiatan yang menambah biaya tetapi tidak
iterasi berhenti dan urutan produk menambah nilai produk. Dengan demikian
berulang kembali), dengan langkah- biaya yang tidak menambah nilai produk dapat
langkah berikut : diartikan pemborosan (Widiyono, 2000).
1) Tetapkan K : 1, X j ,k −1 = 0 ( j : 1, ..., Ide umum dari JIT adalah
β ) , Sk-1= (1, 2, ..., α ) menghapuskan semua beban atau yang
2) Tetapkan produk Ai sebagai menghambat kelancaran produk dalam
urutan ke K dalam jadual urutan menggunakan fasilitas dari awal hingga akhir.
yang akan meminimalkan jarak Dengan demikian pada dasarnya JIT adalah
Dk. Jarak minimum akan diperoleh menyederhanakan atau mempermudah dan
dengan rumus sebagai berikut : menghilangkan semua persoalan dari awal
Dimana sampai akhir. Melakuakan perbaikan secara
2
terus menerus dan memperhatikan berbagai
β
⎛K Nj ⎞ macam hambatan arus produk adalah kunci
Dki = ∑ ⎜⎜
j =1 ⎝
− X j ,k −1 − bij ⎟⎟ untuk menghilangkan semua bentuk
Q ⎠ pemborosan (Vinle, 1995).
..(4) Pengurangan pemborosan dapat
3) Kalau semua sudut Ai dipesan dan dilakukan dengan melaksanakan tujuan JIT
telah dimasukkan dalam jadual antara lain :
urutan maka tetapkan ƒ Zero defects (meniadakan produk cacat)
S k = S k −1 − {i *} kalau beberapa Melaksanakan autonomasi yang akan
menghilangkan produk cacat, autonomasi
unit produk Ai masih tersisa dapat diterjemahkan sebagai pengendalian
karena tidak dipesan maka cacat secara otonom yang mendukung JIT
tetapkan Sk = Sk-1 dengan tidak memungkinkan unit cacat dari
4) Kalau Sk kosong maka algoritma proses terdahulu untuk mengalir ke proses
akan berakhir, kalau Sk sama berikutnya. Pengendalian cacat ini
dengan nol maka hitunglah Xjk = merupakan tanggung jawab dari semua
Xj,k-1 + bij, ( j : 1, 2, 3, ...., β) dan departemen yang ada dia dalam
kembali ke langkah dua dengan perusahaan.
menetapkan K = K + 1. ƒ Zero inventories (meniadakan persediaan
Untuk mengevaluasi lebih jauh rata-rata dalam pabrik)
dari deviasi sediaan nilainya dihitung : Zero inventori dapat terwujud dengan
K .N menghasilkan barang yang diperlukan
− X jk untuk setiap suku sesuai dengan konsep JIT dan adanya
Q sistem informasi yang baik antara
cadang aj perusahaan dengan perusahaan pemasok.
Maka hasilnya adalah : ƒ Zero setup time (meniadakan waktu
(1) Bila jumlah variasi dalam jenis suku persiapan)
cadang dan jumlah variasi dalam Untuk memendekkan waktu persiapan ada
model-model ditambah, rata-rata dan empat konsep ideal yang harus di kenali
deviasi sediaan akan meningkat. terlebih dahulu :
(2) Bila jumlah produksi itu sendiri Konsep 1 : Pisahkan penyiapan eksternal
bertambah rata-rata dan deviasi dan internal.
sediaan akan berkurang.

Susetyo, Aplikasi Goal Chasing Sebagai Metode Perbaikan Penjadualan Produk Untuk 64
Menentukan Jumlah Produk Dan Mengurangi Pemborosan Waktu Proses
Konsep 2 : Ubah sebanyak mungkin ƒ Zero break down (meniadakan kerusakan
penyiapan internal menjadi penyiapan mesin)
eksternal. Peningkatan pemeliharaan mesin dan
Konsep 3 : Singkirkan proses penyiapan. pengurangan waktu kerusakan yang tidak
Konsep 4 : Hapus langkah penyiapan itu terencana, mengurangi waktu tunggu dan
sendiri. berkonstribusi pada lingkungan produksi JIT.
Sedangkan untuk menerapkan konsep ƒ Zero schedule interruption (meniadakan
tersebut ada enam teknik yaitu : gangguan pada jadual produksi)
Teknik 1 : Membakukan kerja penyiapan Proses pengurangan waktu siklus
eksternal. menyangkut zero lead time, zero handling,
Teknik 2 : Membakukan bagian mesin zero queue dan zero lot excesses.
yang diperlukan.
Teknik 3 : Menggunakan alat yang PEMBAHASAN
pengikat yang cepat. Pada departemen produksi
Teknik 4 : Mengunakan alat perkakas ancaman kemacetan lini terjadi karena adanya
tambahan. tempat penampungan komponen sehingga
Teknik 5 : Menggunakan operasi sejajar. menuntut adanya perbaikan urutan, dengan
Teknik 6 : Menggunakan sistem kata lain urutan produk yang keluar dari proses
penyiapan dengan mesin. untuk dirakit perlu diubah agar beban kerja
ƒ Zero lead time (meniadakan waktu tunggu) menjadi rata dan tidak menyebabkan
Pengurangan waktu hingga secara terhentinya lini. Oleh karena itu perlu dilakukan
keseluruhan dengan waktu untuk penyiapan penjadualan urutan lini dan perencanaan
dapat dikurangi dengan menyederhanakan kebutuhan komponen yang disebabkan secara
prosedur penyiapan mesin, memastikan alamiah proses dapat berubah dengan
pendokumentasian yang akurat mengenai seringnya terjadi perubahan dalam volume
bagaimana penyiapan dan mengurangi produksi, perubahan perbandingan tiap
jumlah produk yang cacat selama waktu spesifikasi komponen dan perubahan keadaan
penyiapan, pengurangan waktu penyiapan, produksi yang disebabkan oleh perbaikan
pengurangan waktu tunggu dan pada proses perakitan. Dari hasil penelitian
meningkatkan pemanfaatan mesin sekaligus didapatkan data-data yang kemudian diolah
pemanfaatan kapasitas. untuk mendapatkan suatu pemecahan
ƒ Zero handling (meniadakan penanganan masalah dari penelitian yang diambil. Data-
bahan) data yang dianalisis adalah sebagai berikut:
ƒ Zero queues (meniadakan antrian)
ƒ Zero lot excesses (meniadakan kelebihan
lot )
Tabel 1 Jumlah, jadual dan waktu produksi
No Produksi Jumlah Produsi (unit) Waktu Produksi (hari)
1 Mistra Chair 14 11
2 Patio 10 8
3 Laigh Chair 10 9
4 Sartika 8 8
Sumber : Data Primer
Tabel 2 Jenis dan jumlah komponen yang dibutuhkan pada proses perakitan
No Komponen Produk (buah)
A1 A2 A3 A4
1 Kaki depan 2 2 2 2
2 Kaki belakang 2 2 2 2
3 Siku 4 0 4 4
4 Sliwer 4 3 4 4
5 Stope 1 5 7 7
6 Penyangga 3 4 1 5
7 Sandaran atas 1 1 1 1
8 Sandaran bawah 1 0 1 0
9 Ruji sandaran 1 4 0 6
Sumber : Data Primer

Keterangan :
A1 = Produk Mistra Chair A3 = Produk Laigh Chair
A2 = Produk Patio A4 = Produk Sartika

65 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 61-69


berhubungan dengan pemborosan adalah
Maka jumlah keseluruhan (Nj) suku sebagai berikut :
cadang yang diperlukan untuk memproduksi Tabel 3 Pemborosan gerakan yang terjadi
semua produk dapat dihitung sebagai berikut : pada perakitan
[N ] = [Q ] [b ]
j i ij
No Sifat pemborosan
1 Kegiatan mencari komponen
⎡2 2 4 4 1 3 1 1 1 ⎤ 2 Pembersihan komponen
⎢2 2 0 3 5 4 1 0 4 ⎥ 3 Pembuatan lem kayu
= [14,10,10, 8] ⎢ ⎥ Sumber : Hasil penelitian
⎢2 2 4 4 7 1 1 1 0 ⎥ Data ini yang berhubungan dengan
⎢ ⎥ waktu perakitan komponen untuk dianalisa.
⎣2 2 4 4 7 5 1 0 6 ⎦ Untuk menganalisa data ini diukur
= [84, 84, 128, 158, 190, 132, 42, 24, 102 ] berdasarkan waktu dengan menggunakan alat
Jumlah seluruh produk ukur stop watch.
4 Dalam pengambilan data ini
∑ Q =14 +10 +10 + 8 = 42
i =1
i
dilakukan pada departemen perakitan, adapun
hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai
Adapun data pemborosan yang berikut :
terjadi pada proses perakitan yang

Tabel 4 Data pemborosan waktu didalam perakitan


No Pemborosan Produk Pemborosan waktu dalam satuan detik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Mencarai A1 14,8 15 8,9 9,3 8,4 9,1 8,5 8,2 8,7
komponen A2 15,4 15,2 0 9 8,1 9,4 8,6 0 8,2
A3 15,5 15,6 8,4 8,8 8,3 9 8,5 8 0
A4 14,9 15,2 8,6 9,2 8,3 9,2 8,4 0 8,6
2 Pembersihan A1 16,8 18,9
komponen A2 17,4 18,3
A3 17,3 18,2
A4 18 18.8
3 Pembuatan A1 190,
lem 6
A2 196,
2
A3 192,
3
A4 197,
8
Sumber : Hasil penelitian

Tabel 5 Data waktu perakitan tiap produk ƒ Menentukan Waktu Siklus


No Produk Waktu perakitan a. Rerata jumlah harian setiap produksi :
dalam satuan menit Jumlah produksi
1 Mistra Chair 43,8 Re rata =
2 Patio 49,2
Waktu produksi
3 Laigh Chair 54,5 b. Waktu Siklus
3 Sartika 63,6 Waktu siklus =
Sumber : Hasil penelitian Waktu operasi keseluruhan Perhari
Jumlah produksi produk
Dari data-data di atas dilakukan perhitungan-
perhitungan sebagai berikut :

Tabel 6 Waktu siklus dan rerata waktu siklus


No Produksi Jumlah Waktu Waktu kerja Jumlah Waktu siklus Rerata
produksi produksi efektif harian (menit) waktu siklus
(unit) (hari) (menit/hari) (unit/hari) (menit)
1 Mistra Chair 14 11 480 1,27 377,95
2 Patio 10 8 480 1,25 384
3 Laigh Chair 10 9 480 1,11 432,43 418,595
4 Sartika 8 8 480 1 480

Susetyo, Aplikasi Goal Chasing Sebagai Metode Perbaikan Penjadualan Produk Untuk 66
Menentukan Jumlah Produk Dan Mengurangi Pemborosan Waktu Proses
Sumber : Pengolahan data

ƒ Merencanakan kebutuhan komponen merupakan kelanjutan dari meode goal


a. Penyusunan jadual urutan perakitan chasing. Rumus yang digunakan untuk
kompomen menentukan kebutuhan komponen
Tetapkan produk Ai sebagai urutan ke K adalah sebagai berikut :
dalam jadual urutan, yang akan Xjk = Xj,k-1 + bij
meminimalkan jarak Dk. Jarak minimum Dari perhitungan jadual urut
dapat diperoleh dengan rumus sebagai perakitan komponen diambil jarak yang
berikut : paling minimum yaitu 3,69 pada produk
2 ke 1 (A1) dan jumlah kebutuhan
β
⎛ K. Nj ⎞
Dk = ∑ ⎜⎜
j =1 ⎝
− X j ,k −1 − bij ⎟⎟
komponen adalah :
Xjk = Xj,k-1 + bij
Q ⎠ X1,1 = 0 + 2 = 2 X5,1 = 0 + 5 = 5
Perhitungannya adalah sebagai berikut : X2,1 = 0 + 2 = 2 X6,1 = 0 + 4 = 4
Bila K = 1 dan untuk i = 1, D1,1 = X3,1 = 0 + 0 =0 X7,1 = 0 + 1 = 1
⎛1x84
2
⎞ ⎛1x84
2
⎞ ⎛1x 128 ⎞ ⎛1x 158
2

2
X4,1 = 0 + 3 = 3 X8,1 = 0 + 0 = 0
⎜ −0 − 2⎟ +⎜ −0−2⎟ +⎜ −0−4⎟ +⎜ −0−4⎟ + c. Menentukan Deviasi Sediaan
⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠
2 2 2 2 Untuk menentukan
⎛1x190 ⎞ ⎛1x132 ⎞ ⎛1x 42 ⎞ ⎛1x 24 ⎞ perbandingan jadual urut yang ada di
⎜ −0−1⎟ + ⎜ −0−3⎟ + ⎜ −0 −1⎟ + ⎜ −0−1⎟ +
⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠ ⎝ 42 ⎠ perusahaan dengan hasil perhitungan
⎛1x102 ⎞
2
diperlukan perhitungan deviasi sediaan.
⎜ −0−1⎟ Dari rumus yang digunakan untuk
⎝ 42 ⎠
menghitung deviasi sediaan adalah
= 15,627 = 3,953 sebagai berikut :
1). Deviasi sediaan perusahaan
Untuk i = 2, D1,2 = 13,63 = 3,69 j K .N j
Untuk i = 3, D1,3 = 17,757 =4,214 ∑i =1 Q
− X jk (untuk tiap suku
Untuk i = 4, D1,4 = 23,637 = 4,86 cadang)
Jadi, D1,i = min { 3,953, 3,69, 4,214,
4,86} 2). Deviasi sediaan perhitungan
i = 3,69 ( untuk urutan ke 2 j K .N j
sampai 42) ∑ Q
− X jk (untuk tiap suku
b. Menentukan kebutuhan komponen i =1
Dalam menentukan kebutuhan cadang)
komponen digunakan rumus yang
Tabel 7 Perbandingan deviasi sediaan perusahaan dengan hasil perhitungan
Komponen Deviasi sediaan Pada Deviasi sediaan hasil
Perusahaan perhitungan
Kaki depan 0 0
Kaki belakang 0 0
Siku 323,7 53,32
Sliwer 81,44 13,3
Stope 1.216,32 62,28
Penyangga 158,43 34,64
Sandaran atas 0 0
Sandaran bawah 116 10,88
Ruji sandaran 540 48,88
Jumlah 2.435,86 223,3
Rata-rata 270,654 24,811
Sumber : Pengolahan data

ƒ Mengurangi pemborosan untuk menciptakan aliran produksi lancar


Dari hasil analisis tentang pemborosan gerak yang terjadi pada tiap produk pada saat
proses perakitan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

67 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 61-69


Tabel 8 Data pemborosan dalam perakitan pada produk Mistra Chair (A1)
No Pemborosan Pemborosan waktu dalam satuan detik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Mencari 14,8 15 8,9 9,3 8,4 9,1 8,5 8,2 8,7
komponen
2 Pembersihan 16,8 18,9
komponen
3 Pembuatan lem 190,6
Sumber : .Hasil penelitian
Dengan adanya tabel pemborosan yang Rata-rata Ws =
terjadi pada proses perakitan pada produk Total waktu produksi x watu peraki tan
mistra chair maka dapat dihitung sebagai
berikut : Jumlah produksi setelah perbaikan
a. Total waktu untuk mencari komponen 11x 43,8
14,8 + 15 + 8,9 + 9,3 + 8,4 + 9,1 + 8,5 =
+ 8,2 + 8,7 = 90,9 15,69
b. Total waktu untuk membersihkan = 30,71 menit / unit
komponen
16,8 + 18,9 = 35,7 b. Rerata waktu siklus produk awal
c. Total waktu membuat lem kayu adalah Rata-rata Ws =
190,6 Totalwaktu produksix waktu perakitan
Total waktu keseluruhan adalah
Jumlahproduksi
90,9 + 35,7 + 190,6 = 317,2
Jadi total waktu keseluruhan pemborosan 11x 43,8
yang terjadi adalah 317,2 detik, maka =
14
dalam waktu 11 hari terjadi pemborosan
= 34,41 menit /unit
sebesar :
c. Waktu siklus perbaikan
317,2 x 11 = 3.489,2 detik = 58,153 menit
Ws perbaikan =
Dalam waktu 11 hari mampu merakit
Ws sebelumperbaikan−Ws setelah perbaikan
produk dengan rata-rata waktu siklus x100%
sebesar Ws setelah perbaikan
Rata-rata Ws = 34,41 − 30,71
= x100%
Total waktu produksi x waktu peraki tan 30,71
Jumlah produksi = 12,05 %

11x 43,8 Untuk komponen A2, A3, A4 dapat


= dihitung dengan cara yang sama
14 Dengan hasil perhitungan dengan
= 34,41 menit/unit menggunakan goal chasing diperoleh
Apabila dilakukan pengurangan jadual produksi produk mistra chair 14 unit,
pemborosan sebesar 58,153 menit maka patio 10 unit, laigh chair 10 unit dan sartika
dalam jangka waktu 11 hari dapat 8 unit adalah sebagai berikut :
dihasilkan produk sebesar : A2A1A3A4A1A2A3A1A4A1A2A3A4A1A3A2A1A4
Setelah pengurangan pemborosan = A3A1A2A2A1A3A4A1A2A3A1A4A1A2A3A4A1A3
⎛ Pemborosan waktu ⎞ A2A1 A4A3A1A2 .Sedangkan jadual produksi
produksi awal + ⎜ ⎟ pada perusahaan dimulai dari
⎝ Ws ⎠ A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1
A1A1A2A2A2A2A2A2A2A2A2A3A3A3A3A3A3A3
⎛ 58,153 ⎞ A3A3A3A4A4A4A4A4A4A4A4
= 14 + ⎜ ⎟ Dengan memperhatikan konsep dasar
⎝ 34,41 ⎠ urutan penjadualan adalah untuk
= 15,69 unit mempertahankan kecepatan konsumsi tiap
= 16 unit komponen agar selalu tetap dan tidak
Pada area perakitan telah mengurangi menimbulkan kemacetan pada lini produksi
pemborosan maka dalam hal ini telah maka konsep tersebut dapat digambarkan
memperpendek waktu siklus menjadi : dengan suatu grafik perbandingan sediaan
a. Rerata waktu siklus setelah perbaikan jadual urutan perusahaan dan jadual urutan
hasil perhitungan terhadap rerata sediaan
komponen berdasarkan pada deviasi sediaan

Susetyo, Aplikasi Goal Chasing Sebagai Metode Perbaikan Penjadualan Produk Untuk 68
Menentukan Jumlah Produk Dan Mengurangi Pemborosan Waktu Proses
tersebut dapat diketahui deviasi hasil memproduksi dalam waktu 11 hari dari 14
perhitungan lebih optimal dalam mendekati unit menjadi 16 unit. Terjadi pengurangan
garis rerata jumlah suku cadang yang waktu siklus perakitan dari 34,41 menit/unit
diperlukan untuk memproduksi sejumlah K unit menjadi 30,71 menit/unit dan terjadi
produk dengan perbandingan deviasi sediaan perbaikan waktu siklus sebesar 12,05 %.
pada perusahaan dan hasil perhitungan ƒ Pada produk Patio terjadi pemborosan
adalah 270,654 : 24,811 ini berarti hasil dalam 8 hari sebesar 40,77 menit/unit dan
perhitungan dengan menggunakan metode setelah adanya pengurangan pemborosan
goal chasing lebih baik karena deviasi maka perusahan dapat memproduksi dalam
sediaannya lebih kecil. waktu 8 hari dari 10 unit menjadi 11 unit.
Produk yang dihasilkan setelah Terjadi pengurangan waktu siklus perakitan
adanya perbaikian atau pengurangan dari 39,36 menit/unit menjadi 35,65
pemborosan waktu pada masing-masing menit/unit dan terjadi perbaikan waktu siklus
produk maka untuk memproduksi produk sebesar 10,41 %.
Mistra Chair dalam waktu 11 hari dari 14 unit ƒ Pada produk Laigh Chair terjadi pemborosan
menjadi 16 unit, memproduksi produk Patio dalam 9 hari sebesar 46,485 menit/unit dan
dalam waktu 8 hari dari 10 unit menjadi 11 setelah adanya pengurangan pemborosan
unit, memproduksi produk Laigh Chair dalam maka perusahan dapat memproduksi dalam
waktu 9 hari dari 10 unit menjadi 11 unit dan waktu 9 hari dari 10 unit menjadi 11 unit.
untuk memproduksi produk Sartika dalam Terjadi pengurangan waktu siklus perakitan
waktu 8 hari dari 8 unit menjadi 9 unit. dari 49,05 menit/unit menjadi 44,8 menit/unit
Dengan memproduksi berbagai jenis dan terjadi perbaikan waktu siklus sebesar
produk dalam setiap periode maka akan 9,48 %.
memungkinkan operasi produksi untuk dapat ƒ Pada produk Sartika terjadi pemborosan
menghindari pekerjaan yang monoton akan dalam 8 hari sebesar 42,27 menit dan
tetapi belum mempertimbangkan kesulitan setelah adanya pengurangan pemborosan
aplikasi dalam teknis dilapangan ketika urutan maka perusahan dapat memproduksi dalam
itu selalu berubah-ubah. waktu 8 hari dari 8 unit menjadi 9 unit.
Terjadi pengurangan waktu siklus perakitan
KESIMPULAN dari 63,6 menit/unit menjadi 58,75 menit/unit
ƒ Dengan menggunakan metode goal chasing dan terjadi perbaikan waktu siklus sebesar
jadual urut pada perusahaan yang semula 8,25 %.
adalah
A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A1A2A2A2A2A2 DAFTAR PUSTAKA
A2A2A2A2A2A3A3A3A3A3A3A3A3A3A3A4A4A4A4 Gasperz, V., 2001, Production Planning And
A4A4A4A4, Inventory Control Berdasarkan
ƒ Menurut hasil perhitungan menjadi Pendekatan System Terintegrasi MRP II
A2A1A3A4A1A2A3A1A4A1A2A3A4A1A3A2A1A4A3 & JIT Menuju Manufacturing 21, PT.
A1A2A2 Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
A13A4A1A2A3A1A4A1A2A3A4A1A3A2A1A4A3A1A2 Imai, M., 1997, Gemba Kaizen, McGrow-Hill.
. Monden, Y., 1993, Alih Bahasa Edi Nugroho,
ƒ Dengan jadual urut ini, maka jumlah 2000, Sistem Produksi Toyota, Edisi I,
kebutuhan komponen dapat ditentukan PPM, Jakarta.
sehingga membuat jalannya perakitan pada Monden, Y., 1993, Alih Bahasa Edi Nugroho,
lini rakit produksi menjadi lancar dan 2000, Sistem Produksi Toyota, Edisi II,
seimbang sebab penyediaan komponen juga PPM, Jakarta.
sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil Nasution, A.H., 1999, Perencanaan dan
perbandingan deviasi sediaan pada Pengendalian Produksi, Guna Widya,
perusahaan dengan hasil perhitungan Suabaya.
adalah 270,654 : 24,811, ini berarti hasil Vinle, J.D., 1995, Alih Bahasa, Syarifudin,
perhitungan menggunakan metode goal Dasar-dasar manufaktur Konsep
chasing lebih baik karena deviasi Fundamental Pembuat Keputusan,
sediaannya lebih kecil. Cetakan II, PPM, Jakarta.
Dari hasil perhitungan pemborosan yang Widiyono, 2000, Analisis Penjadualan Urut
terjadi pada tiap-tiap produk adalah sebagai Guna Mencapai Produksi Just In Time
berikut : (JIT), Skripsi Teknik Industri, IST
ƒ Pada produk Mistra Chair terjadi AKPRIND, Yogyakarta.
pemborosan dalam 11 hari sebesar 58,153 Yamit, Z., 1999, Manajemen Persediaan,
menit/unit dan setelah adanya pengurangan Ekonomisia, Yogyakarta.
pemborosan maka perusahan dapat

69 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 61-69

You might also like