Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra: Aegagrus Hircus) Terhadap Kadar Protein Susu
Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra: Aegagrus Hircus) Terhadap Kadar Protein Susu
Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra: Aegagrus Hircus) Terhadap Kadar Protein Susu
Moch Samsul Arifin1, Nur Hamidah2, Hana Murni Kartika Sari3 ,& Ary Andini4
UNUSA Prodi D-IV Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Alamat: Jl. Jemursari NO. 51-57 Tlp. 031-8479070 Fax. 031-8433670 – Surabaya 60237
Website : unusa.ac.id Email: [email protected]
1 [email protected], 2 [email protected],
3 [email protected], & [email protected]
Abstract: Coconut milk includes foodstuffs containing high levels of water and fat. Coconut milk used
to people as an addition ingredients in etawa goat milk that could be constributed in protein levels
lowering. Therefore, giving coconut milk in Etawa goat milk composition need to observe by
determining of protein levels in Etawa goat milk (Capra Aegagrus Hircus) which mixed with coconut
milk. The study used an experimental design which had two main group such as treatment group and
control group. As control group (K) using pure Etawa goat milk, and treatment group used etawa goat
milk with the addition of coconut milk with various ratio such as 1: 1(v/v) (Q1), 1: 2(v/v) (Q2), 1:
3(v/v) (Q3), 1: 4(v/v)(Q4), 1: 5(v/v) (Q5) with 4 times replication each one. Afterward, protein levels
was observed using gravimetri methods. The results study showed protein levels of each groud was
obtained K=2,00% ± 0,13%, Q1=1,30% ± 0,13%, Q2=1,28% ± 0,13%, Q3=1,25% ± 0,17%,
Q4=1,19% ± 0,13%, and Q5=1,14% ± 25%. Based on statistically test results using One Way Annova
was obtained P-value = 0.000 that meaned any significant differencess in protein levels of each group.
As conclusion of the study was coconut milk added in milk protein levels would decrease protein levels
of milk.
Keyword : Goat Milk, Etawa, Coconut milk, Protein measure, Gravimet
Abstrak: Santan termasuk bahan makanan yang mengandung banyak air dan lemak. Santan digunakan
masyarakat sebagai bahan tambahan pada susu kambing etawa yang dapat berperan dalam menurunkan
kadar protein. Oleh karena itu pemberian santan pada komposisi santan kambing etawa perlu dicermati
dengan menentukan kadar protein pada santan kambing etawa (capra aegagrus hircus) yang dicampur
dengan santan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan dua kelompok utama yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebagai kelompok kontrol (K) yang menggunakan susu
kambing etawa murni, dan kelompok perlakuan menggunakan susu kambing etawa dengan
penambahan santan dengan variasi perbandingan 1: 1 (v / v) (Q1), 1: 2 (v / v). (Q2), 1: 3 (v / v) (Q3), 1:
4 (v / v) (Q4), 1: 5 (v / v) (Q5) dengan 4 kali replikasi masing-masing. Selanjutnya dilakukan
pengamatan kadar protein menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan kadar
protein tiap groud diperoleh K = 2,00% ± 0,13%, Q1 = 1,30% ± 0,13%, Q2 = 1,28% ± 0,13%, Q3 = 1 ,
25% ± 0,17%, Q4 = 1,19% ± 0,13%, dan Q5 = 1,14% ± 25%. Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan One Way Annova didapatkan nilai P = 0,000 yang berarti ada perbedaan yang signifikan
kadar protein masing-masing kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan santan
pada kandungan protein susu akan menurunkan kadar protein santan.
Kata kunci : Susu Kambing, Etawa, Santan, Kadar Protein, Gravimetri.
PENDAHULUAN
Susu kambing adalah sumber protein terbaik setelah telur. Sejak ribuan tahun lalu, susu kambing
sudah sering digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit. Jenis penyakit tertentu yang dapat
disembuhkan dengan mengkonsumsi susu kambing antara lain alergi, asma, penyakit saluran
pernafasan, kolesterol, asam urat, kencing manis, osteoporosis, reumatik dan maag. (Setiawan dan
Tanius, 2003). Kasus diare akibat mengonsumsi susu kambing masih cukup sedikit. Hal ini
disebabkan oleh kandungan susu kambing dan bentuk morfologis susu kambing yang sangat khas
yaitu partikel lemak susu sangat seragam dan berdiameter kecil sehingga mudah diserap oleh organ
pencernaan (Setiawan dan Tanius, 2003).
Di antara berbagai jenis susu yang diproduksi oleh mamalia, susu kambing paling bermanfaat
bagi kesehatan manusia (Mulyanto, 2002). Berdasarkan publikasi Small Ruminant Production System
Network for Asia (SRUPNA), susu kambing sangat bermanfaat bagi penderita intoleransi laktosa
(Sodiq, 2002), Karena laktosa pada susu kambing lebih rendah dari pada laktosa pada susu (10%)
(Cooke et al., 2010). Selain itu, ukuran partikel gumpalan lemak susu kambing (<5 µm) lebih banyak
(80%) dibandingkan susu sapi (60%) Oleh karena itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing
lebih mudah diserap tubuh untuk menghasilkan energi (Prosser et al., 2003).
Beberapa indikator terkait pemalsuan susu harus diperhatikan, yaitu susu dengan berat jenis
rendah (BJ) harus diawasi, misalnya di bawah 1,0280, meskipun tidak semuanya dipalsukan dengan
penambahan air. Pemalsuan dengan santan dapat dibuktikan selanjutnya, bila titik beku atau angka
refraksi susu diperiksa. Titik beku normal susu Indonesia adalah antara 0 °C dan -0.520 °C sedangkan
angka refraksi minimun harus 34 (Milk Codex). Perubahan susu juga dapat disebabkan oleh
perubahan makanan yang diberikan dan bila berat jenis memiliki kandungan lemak yang rendah
biasanya disebabkan oleh dan persentase lemak pada bahan kering juga sangat rendah (Murti, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang uji kualitas susu kambing
terhadap penambahan santan yang meliputi uji kadar protein sebagai kualitas kesegaran susu
kambing, agar masyarakat bisa mengetahui pengaruh penambahan dan santan terhadap penurunan
kualitas protein pada susu kambing.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentall dengan tujuan untuk mengetahui nilai kadar
kadar protein, dengan menggunakan 1 subyek berbeda dan mengalami 1 perlakuan yaitu sampel
dilakukan pengujian setelah penambahan santan pada berbagai variasi rasio. Penelitian ini
menggunakan Susu Kambing Etawa yang diambil di Pusat Susu Kambing Etawa Organik, Goat
Cheese dan Kefir Susu Kambing Surabaya. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple
Random Sampling dan uji kadar protein susu dilaksanakan di Laboratorium Kimia Kesehatan,
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya beaker glass, batang pengaduk,
termometer, gelas ukur, kertas saring, corong, erlenmeyer, penangas air, kaca arloji, spatula, pipet
tetes. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain susu kambing etawa, asam asetat glacial,
etanol 96%, campuran etanol : eter (1:1), aquadest.
Metode analisa kadar protein susu dalam sampel dilakukan dengan metode gravimetri. Adapun
tahapanya dengan melakukan pengelompokan sampel uji menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompok
kontrol (K) yang menggunakan susu kambing etawa murni, dan kelompok perlakuan menggunakan
susu kambing etawa dengan penambahan santan pada berbagai variasi perbandingan 1: 1 (v / v) (Q1),
1: 2 (v / v). (Q2), 1: 3 (v / v) (Q3), 1: 4 (v / v) (Q4), 1: 5 (v / v) (Q5) dengan 4 kali replikasi masing-
masing. Selanjutnya dilakukan pengamatan kadar protein menggunakan metode gravimetri. Pada
tahap awal, dilakukan pemanasan 100 ml susu sapi segar dalam penangas air sampai temperatur suhu
40°C, Tambahkan setetes demi setetes asam asetat pekat sambil mengaduknya sampai terbentuk
endapan kasein, saring endapan kasein dengan kertas saring, suspensi endapan dengan 50 ml etanol
90%, lakukan dekantasi larutan, suspensi kembali endapan dengan menggunakan campuran etanol
dan eter dengan perbandingan 1: 1 (25 ml etanol dan 25 ml eter), pindahkan kasein ke dalam corong
buchner, cuci endapan dengan eter, keringkan endapan, timbang endapan kasein yang terbentuk. Pada
hasil uji kadar protein susu kemudian dicatat hasil hitung presentase dari hasil kasein yang
didapatkan dengan menggunakan rumus berikut ini.
% Kasein = gr kasein x 100%
gr susu
NCU Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus)
Terhadap Kadar Protein Susu
HASIL
Dalam penelitian kali ini untuk uji isolasi protein dengan metode gravimetri menggunakan
sampel susu kambing etawa yang ditambahkan dengan santan dengan berbagai perbandingan yaitu :
K (Kontrol), Q1 (1:1 v/v), Q2 (1:2 v/v), Q3 (1:3 v/v), Q4 (1:4 v/v), Q5 (1:5 v/v) dan didapatkan hasil
persentase sebagai tabel berikut :
Tabel 5.2 Hasil uji beda kadar protein susu terhadap pengaruh pemberian santan
PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai dengan uji protein dengan metode gravimetri pada susu menggunakan
sampel susu kambing etawa yang di campurkan dengan santan dengan berbagai perbandingan yakni
perbandingan 1:1 (v susu /v santan), perbandingan 1:2 (v susu /v santan), perbandingan 1:3 (v susu /v
santan), perbandingan 1:4 (v susu /v santan), perbandingan 1:5 (v susu /v santan). Hasil menunjukan
adanya penurunan dengan masing-masing perbandingan terhadap kadar protein pada susu kambing
etawa yang telah dicampur dengan santan.
NCU Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus)
Terhadap Kadar Protein Susu
Berdasarkan hasil analisa protein susu dengan metode gravimetri yang ditambahkan dengan
santan dengan masing-masing perbandingan didapatkan hasil yang berbeda seperti tampak pada
gambar 5.6, didapatkan hasil analisa protein untuk hasil Kontrol yaitu 2,00% untuk hasil yang
ditambahkan santan terjadi penurunan pada perbandingan 1:1 v/v yaitu 1,30%, Perbandingan 1:2 v/v
yaitu 1,28%, Perbandingan 1:3 v/v yaitu 1,25%, Perbandingan 1:4 v/v yaitu 1,19%, Perbandingan 1:5
v/v yaitu 1,14%, kadar protein santan kemasan yaitu 1%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji One Way Annova menunjukkan jika penambahan
santan pada susu berpengaruh terhadap terhadap kadar protein. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
yang menunjukkan nilai p=0,000 (nilai p <0,05), sehingga dapat diketahui jika penambahan santan
pada susu etawa akan menyebabkan penurunan pada kadar protein susu. Penurunan ini terjadi akibat
komposisi susu yang semakin sedikit sehingga berimbas pada kadar protein susu.
Santan kelapa merupakan produk bahan pangan yang berbahan dasar kelapa, Santan termasuk
bahan pangan yang memiliki kadar air, protein dan lemak yang cukup tinggi dan santan merupakan
produk emulsi minyak dalam air alami. Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat
dengan zat cair lainnya dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan yang tak dapat bercampur
seperti air dan minyak (Disperindag, 2007).
Susu kambing sebagaimana susu yang berasal dari sumber hewan lainya yang merupakan
campuran yang kompleks, yaitu emulsi lemak dalam air. Hal ini jika susu kambing dibandingkan
dengan susu sapi, empat kandungan utama penyusun susu kambing yaitu laktosa, lemak, senyawa
nitrogen, dan mineralnya memiliki kemiripan yang terkandung dengan susu sapi. Susu kambing
memiliki ukuran rata-rata butiran lemak sebesar 2 mikrometer, lebih kecil dibandingkan pada ukuran
butiran lemak susu sapi yang mencapai 2,5- 3,5 mikrometer. Ukuran butiran lemak yang lebih kecil
ini membuat lemak susu kambing lebih menyebar dan tercampur sehingga lebih mudah dicerna oleh
sistem pencernaan tubuh manusia. Protein susu kambing lebih mudah larut dan lebih mudah diserap
oleh pencernaan tubuh, serta lebih rendah dalam memicu alergi oleh tubuh, Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa kualitas protein susu kambing lebih baik dibandingkan dengan susu sapi
(Aliaga et al.,2003).
Pengaruh penambahan air dan santan dapat menurunkan kadar protein pada susu karena
konsentrasi molekul susu semakin mencair jika ditambahkan air, selanjutnya bila ditambahkan santan
maka ada penumpukan lemak pada susu sehingga dapat terjadi penurunan pada kadar protein susu.
Santan mengandung lemak dan digunakan sebagai bumbu masakan yang nikmat. Santan mengandung
tiga nutrisi utama yaitu karbohidrat, protein, lemak (Cahyono dkk., 2015).
NCU Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus)
Terhadap Kadar Protein Susu
DAFTAR RUJUKAN
Aliaga, I. L., Alferez, M., Barrionuevo, T., Nestares., Sampelayo., dan Campos, M. S.2003.
Study of Nutritive Utilization of Protein and Magnesium in Rats With Resection FF The
Distal Small Intestine Beneficial Effect of Goat Milk. J. Dairy Science. 86 : 2968-2966.
Cahyono, YuwonoJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1095-1106, Juli 2015.
Cooke, T. 2010. Benefits of Goat Milk vs. Cow Milk. [Online] Diakses dari
:http://mtcapra.com/benefits-of-goat-milk-vs-cow-milk. Pada tanggal 10 Mei 2019.
Disperindag (Dinas Perindustrian Dan Perdagangan) Propinsi Sulawesi Utara, 2007,Kebijakan
Pengembangan Industri Berbasis Kelapa di Sulawesi, Seminar Dalam.
Mulyanto, R. D. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing Susu Terbaik Dari Hewan
Ruminansia. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Murti, T. W. 2010. Pasca Panen dan Industri Susu. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Prosser, C. G., dan Lacasse, P. 2003. Mammary blood flow does not limit milk yield in lactating
goats. J. Dairy Sci. 86 : 2094-2097.
Setiawan, T., dan Tanius, A. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Edisi ke-1.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Sodiq, A., dan Zainal, A. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Wulandari, D,D., dan Andini,A. 2018. Modul Praktikum Biokimia : Surabaya Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
NCU Pengaruh Penambahan Santan Pada Susu Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus)
Terhadap Kadar Protein Susu