Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Keputusan Investasi Dengan Kompensasi Berbasis Ekuitas Sebagai Variabel Pemoderasi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO.

1 JUNI 2019

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI


DENGAN KOMPENSASI BERBASIS EKUITAS SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
Siti Rokhaniyah

IAIN Surakarta
email: [email protected]

ABSTRACT INFO ARTIKEL


Earnings management were positively related to investment Diterima: 13 November 2018
decisions. When earnings were overstated, there will be over-invest in Direview: 26 November 2018
property, plant, and equipment, so it can be said that earnings Disetujui: 27 Mei 2019
management will lead to direct cost to the investor in the form of Terbit: 28 Juni 2019
inefficient investments decisions (McNichols dan Stubben 2008).
Keywords:
The efficiency of investment decision can be enhanced by equity- investment decisions, earnings
based compensation (Xian, Chen, and Moldousupova 2011). Granting management, equity-based
an equity-based compensation may increase loyalty of the manager, compensations
because by this mechanism, manager is part of the owner of the
company. So, the investment decisions will be more efficient. Another
case if managers are only as an executive without any ownership
percentage of the company, they will be more likely to pursue a bonus
(agency conflict).
This study examined the role of equity-based compensation on
the relationship between earnings management to investment decisions.
Investment decisions were computed by adding the current period
investment, earnings management were proxied by discretionary
accruals, and equity-based compensations were measured by the ratio
of stock options to total compensations. Equity-based compensation is
expected to minimize the inefficient investments decisions as a result of
earnings management.
With opportunistic earnings management assumption, the
presumption was proved by regression analysis that conducted on
manufacturing firms in the United States on 2009-2012. Therefore, by
95 percent level of confidence, the findings of this study support
previous studies which stated that earnings management were
positively related to investment decisions. In addition, there are
interaction effects of earnings management and equity-based
compensations on the association betwen earnings management on
investment decisions. Thus, equity-based compensation can reduce the
inefficient investments as a result of earnings management.

PENDAHULUAN
Keputusan investasi tergantung pada ekspektasi manfaat investasi, yang secara tidak langsung
juga tergantung pada ekspektasi pertumbuhan masa depan, seperti pendapatan dan laba. Manajemen

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705 59


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

laba1 berhubungan erat dengan keputusan investasi perusahaan. Secara empiris, manajemen laba
(proksi: discretionary revenues) berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan investasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan dengan manajemen laba yang tinggi, akan melakukan
penambahan investasi yang tinggi pada periode berjalan (McNichols dan Stubben 2008, Rokhaniyah
2015).
Penelitian lain menemukan bahwa pelaporan keuangan memiliki dampak pada pola dan
efisiensi investasi riil (Tang 2007). Proyek-proyek investasi yang tidak efisien akan lebih mungkin
dilakukan oleh perusahaan yang melakukan misreporting sebelum pelaksanaan proyek (Bar-Gill dan
Bebchuk 2002).
Pada saat laba overstated, akan terjadi over invest pada property, plant, and equipment.
Manajemen laba mengarah pada excess investment, daripada manajemen laba merupakan
konsekuensi dari excess investment di masa lalu, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen laba
menyebabkan biaya langsung terhadap investor dalam bentuk investasi yang tidak efisien (inefficient
investment decisions). Jadi, manajemen laba yang sebagian besar dilihat sebagai penargetan pihak
eksternal untuk perusahaan, juga dapat memengaruhi keputusan intern perusahaan (McNichols dan
Stubben 2008, Lenard dan Yu 2012).
Berdasarkan teori keagenan dan teori akuntansi positif, kompensasi eksekutif akan mendorong
adanya manajemen laba (Sun 2012). Efisiensi pengambilan keputusan investasi dapat ditingkatkan
dengan pemberian kompensasi berbasis ekuitas, karena pemberian kompensasi berbasis ekuitas dapat
mengurangi kecenderungan manajemen laba (Cheng dan Warfield 2005).
Kompensasi berbasis ekuitas merupakan salah satu cara untuk memotivasi manajer dalam
membuat keputusan investasi jangka panjang yang optimal daripada meningkatkan laba jangka
pendek (Cheng 2004, Kang, Kumar, dan Lee 2006). Pemberian kompensasi berbasis ekuitas diduga
dapat meningkatkan loyalitas manajer, karena dengan mekanisme ini manajer merupakan bagian dari
pemilik perusahaan, sehingga keputusan investasi yang dibuat akan lebih efisien (Cheng dan Warfield
2005). Lain halnya jika manajer hanya sebagai eksekutif, tanpa presentase kepemilikan perusahaan,
akan lebih cenderung mengejar bonus.
Penelitian ini akan menguji peran kompensasi berbasis ekuitas pada hubungan antara
manajemen laba terhadap keputusan investasi perusahaan. Perusahaan dengan manajemen laba yang
tinggi dan kompensasi berbasis ekuitas yang tinggi diduga akan cenderung melakukan penambahan
investasi yang rendah pada tahun berjalan.
Analisis regresi dilakukan dengan variabel dependen penambahan investasi pada periode
berjalan dan variabel independen manajemen laba (discretionary accrual) serta kompensasi berbasis
ekuitas. Interaksi manajemen laba dan kompensasi berbasis ekuitas (moderating variable)
dimasukkan untuk menilai ada atau tidaknya efek interaksi. Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah pertumbuhan aset (McNichols dan Stubben 2008, Lenard dan Yu 2012), nilai investasi periode
sebelumnya (Lenard dan Yu 2012, McNichols dan Stubben 2008), Arus kas operasi bersih
(McNichols dan Stubben 2008, Lenard dan Yu 2012), investment opportunities set (market to book
value equity ratio) (Lenard dan Yu 2012, Kang, Kumar, dan Lee 2006), serta utang (Xian, Chen, dan
Moldousupova 2011, Cheng dan Warfield 2005).
Pertumbuhan aset merupakan bagian dari realisasi kenaikan investasi, sehingga perlu
dimasukkan sebagai variabel kontrol (Lenard dan Yu 2012). Investasi tahun sebelumnya selalu
digunakan untuk mempertimbangkan penambahan investasi periode berjalan (McNichols dan
Stubben 2008). Arus kas operasi bersih merupakan indikator untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang, membayar dividen, serta melakukan penambahan investasi tanpa
mengandalkan pembiayaan eksternal (McNichols dan Stubben 2008, Lenard dan Yu 2012). Asumsi

1
Manajemen laba (earnings management) terbagi dalam dua perspektif, yaitu opportunistic earnings management (pihak
manajemen melaporkan laba secara oportunistik untuk memaksimalkan utilitas pribadi) dan efficient earnings
management (untuk meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi pribadi, dalam rangka
mengantisipasi berbagai kejadian yang tidak terduga untuk melindungi perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat kontrak)
(Scott 2003).

60 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

umum investment opportunities set adalah membuat capital expenditure untuk menghasilkan produk
baru atau memperluas lini produksi yang telah ada (Kallapur dan Trombley 2001). Utang dimasukkan
dalam variabel kontrol karena ada tipe-tipe perusahaan yang lebih tertarik dengan pendanaan
eksternal untuk membiayai investasinya, dibandingkan dengan pembiayaan internal (Cheng dan
Warfield 2005).

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Hipotesis Program Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
Teori akuntansi positif memformulasikan tiga hipotesis motivasi manajemen laba, yaitu;
hipotesis program bonus (the bonus plan hypothesis), hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant
hypothesis), serta hipotesis biaya politik (the political cost hypothesis) (Watts dan Zimmerman 1986).
Penelitian ini mengarah pada hipotesis program bonus.
Pemisahan kepemilikan dan kontrol menciptakan konflik antara manajer dan pemegang saham,
yang dikenal dengan konflik keagenan (Jensen dan Meckling 1976). Konflik ini tercipta karena
adanya informasi yang tidak simetris, di mana manajer memiliki infomasi tentang perusahaan yang
lebih banyak, yang tidak dimiliki oleh pemegang saham atau investor. Pada kondisi ini manajer
memiliki niat untuk memaksimalkan utilitas dengan mengorbankan para pemegang saham. Dalam
rangka untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham, perusahaan membuat
kontrak kompensasi manajemen untuk membatasi tindakan manajer, demi kepentingan pemegang
saham.
Manajer berusaha untuk memaksimalkan utilitas melalui pilihan kebijakan akuntansi (Watts
dan Zimmerman 1978). Konsep ini merupakan teori akuntansi positif dan menjadi dasar hipotesis
program bonus. Dalam proses pengembangan hipotesis program bonus, Watts dan Zimmerman tidak
menemukan adanya hubungan langsung antara kompensasi manajemen dan manipulasi laba.
Peningkatan arus kas akan meningkatkan harga saham, dan tidak berpengaruh langsung terhadap
kompensasi manajemen, sedangkan laporan angka laba akan meningkatkan kompensasi manajemen
(Watts dan Zimmerman 1978).
Program kompensasi insentif diduga memengaruhi management discretions. Untuk
membuktikan pernyataan tersebut, management discretions diukur dengan empat pilihan akuntansi,
yaitu metode persediaan (LIFO versus FIFO), metode depresiasi (garis lurus versus saldo menurun),
kredit pajak investasi (deferral versus flow through), serta amortisasi biaya pensiun (lebih dari 30
tahun versus kurang dari 30 tahun). Dengan sampel 300 perusahaan yang diambil secara random pada
tahun 1975, penelitian tersebut menemukan bahwa program kompensasi insentif menginduksi pilihan
manajemen atas metode akuntansi yang akan meningkatkan laba yang dilaporkan (reported earnings)
(Hagerman dan Zmijewski 1979).
Hipotesis program bonus menjelaskan bahwa manajer perusahaan lebih condong pada metode
akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan, sehingga bonus yang akan diperolehnya tinggi
(Watts dan Zimmerman 1986). Metode akuntansi akrual akan cenderung menyebabkan penurunan
laba dan bonus yang dilaporkan pada masa mendatang.

Manajeman Laba dan Alokasi Sumber Daya


Pola manajemen laba dapat diklasifikasikan menjadi empat. Pertama, taking a bath, yaitu
manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai yang sangat rendah atau
sangat tinggi. Kedua, income minimization, yaitu manajemen laba yang melaporkan laba di periode
berjalan lebih rendah dari angka laba sesungguhnya. Ketiga, income maximization, yaitu manajemen
laba yang melaporkan laba pada periode berjalan lebih tinggi dari angka laba sesungguhnya.
Keempat, income smoothing, yaitu mengkonsistenkan angka laba dari periode ke periode (smooth),
agar menarik bagi investor (Scott 2003).
Manajemen laba berdampak pada mis-alokasi sumber daya perusahaan. Literatur terkait
dampak manajemen laba terhadap mis-alokasi sumber daya masih sangat terbatas (McNichols dan
Stubben 2008, Healy dan Wahlen 1999). Discretionary accruals tidak berhubungan dengan harga di

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 61


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

Initial Public Offerings (IPO) (Armstrong, Foster, dan Taylor 2009), meskipun banyak literatur yang
menafsirkan discretionary accruals tinggi pada tahun IPO sebagai bukti peningkatan pendapatan
karena adanya manajemen laba. Hasil penelitian yang lain menyatakan bahwa manajemen laba
berkontribusi terhadap IPO mispricing (Teoh, Wong, dan Rao 1998). Perusahaan akan melaporkan
laba lebih konservatif di sekitar IPO karena meningkatnya sanksi hukum dan peraturan misreporting
(Ball dan Shivakumar 2008).
Reaksi pasar berhubungan signifikan negatif terhadap misleading reporting (Palmrose,
Richardson, dan Scholz 2004). Sementara itu ditemukan reaksi negatif investor terhadap perusahaan-
perusahaan yang secara artifisial menaikkan laba (Gavious 2007). Manajemen laba yang melampaui
ambang batas (surpasses a threshold) berhubungan positif terhadap market mispricing (Kwag dan
Stephens 2010).
Pembuatan keputusan investasi perusahaan sangat mudah, yaitu sebuah perusahaan berinvestasi
lebih jika NPV proyek investasi bernilai positif (Li 2011). Hubungan investasi dan laba memberikan
informasi mengenai kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba tergantung pada model bisnis
perusahaan, situasi ekonomi, kesalahan estimasi, dan manajeman laba (Healy dan Wahlen 1999, Li
2011).

Manajemen Laba, Kompensasi Berbasis Ekuitas, dan Keputusan Investasi


Masalah keagenan dapat mengarahkan pada over investment (Stein 2003). Gejala over
investment ditandai dengan keputusan investasi oleh perusahaan-perusahaan yang terlalu sensitif
terhadap arus kas pada periode berjalan (Richardson 2006). Hasil penelitian empiris menunjukkan
bahwa perusahaan dengan arus kas bebas positif (positive free cash flow)2 lebih cenderung melakukan
over investment (Richardson 2006, Qi 2014).
Dengan asumsi ceteris paribus, jika suatu perusahaan lebih cenderung over investment,
keputusan investasi modal dan tenaga kerja cenderung menjadi signal yang berguna bagi kualitas laba
karena keputusan investasi dapat dipengaruhi oleh pertimbangan lain dan tidak semata-mata
ditentukan oleh profitabilitas proyek (Li 2011). Manajer mempunyai informasi pribadi yang tidak
dimiliki investor, sehingga keputusan investasi perusahaan dapat memberikan signal informasi
tentang kualitas laba. Kualitas akuntansi yang lebih tinggi mendorong efisiensi investasi, sedangkan
ukuran kualitas akuntansi berhubungan negatif dengan investasi bagi perusahaan yang rentan
terhadap over investment (Biddle, Hilary, dan Verdi 2009).
Manajemen laba berdampak pada alokasi sumber daya, yang salah satunya adalah keputusan
investasi. Lebih detail diungkapkan bahwa kesalahan akuntansi (accounting mis-statements) secara
potensial dimotivasi oleh target kompensasi dan ekspektasi pasar modal. Konsekuensi manajemen
laba relevan terhadap keputusan yang dibuat oleh investor, manajer, direktur, serta regulator
(McNichols dan Stubben 2008).
Pengujian hubungan manajemen laba terhadap keputusan investasi telah dilakukan dan
memperoleh temuan bahwa manajemen laba berhubungan signifikan positif terhadap keputusan
investasi. Secara lebih lanjut dinyatakan bahwa manajemen laba dapat menyebabkan biaya langsung
kepada investor dalam bentuk investasi yang tidak efisien dan mengarah pada over investment
(McNichols dan Stubben 2008, Lenard dan Yu 2012). Temuan penelitian tersebut mendukung temuan
penelitian sebelumnya terkait adanya hubungan antara informasi akuntansi dan keputusan investasi
(Biddle dan Hilary 2006, Dechow, Sloan, dan Sweeney 1996, Kedia dan Philippon 2009).
H1: Manajeman laba berhubungan positif terhadap keputusan investasi.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa kompensasi (bonus) berhubungan positif
terhadap manajemen laba. Manajer melakukan manajemen laba untuk memainkan bonus yang
diperolehnya (Healy 1985). CEO stock option grant berhubungan negatif terhadap kejahatan laporan
keuangan (O’Connor dkk. 2006). Secara empiris, kompensasi berhubungan signifikan positif dengan

2
Arus kas bebas (free cash flow) merupakan arus kas yang melampaui apa yang diperlukan untuk mempertahankan aset
di tempat dan untuk membiayai investasi baru yang diharapkan (Richardson 2006).

62 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

manajemen laba (Cheng dan Warfield 2005, Sun 2012), meskipun ada penelitian sebelumnya yang
tidak menemukan hubungan signifikan antara kompensasi dan manajemen laba (Shrieves dan Gao
2002). Di sisi lain, terdapat hubungan positif antara kompensasi eksekutif dan keputusan akuisisi
perusahaan, dengan mengontrol kepemilikan manajerial (managerial ownership) dan previous option
grant (Datta, Iskandar-Datta, dan Raman 2001).
Kompensasi berbasis ekuitas merupakan salah satu cara untuk memotivasi manajer dalam
membuat keputusan investasi jangka panjang yang optimal daripada meningkatkan laba jangka
pendek (Cheng 2004, Kang, Kumar, dan Lee 2006). Investasi jangka panjang berhubungan positif
terhadap kompensasi CEO, dengan mempertimbangkan mekanisme corporate governance yang kuat,
serta mengontrol internal financing dan Investment Opportunity Set (IOS) (Kang, Kumar, dan Lee
2006). Efisiensi pengambilan keputusan investasi dapat ditingkatkan dengan pemberian kompensasi
berbasis ekuitas (Xian, Chen, dan Moldousupova 2011).
H2: Perusahaan dengan manajemen laba yang tinggi dan kompensasi berbasis ekuitas yang tinggi
akan cenderung melakukan penambahan investasi rendah pada tahun berjalan.

METODOLOGI PENELITIAN
Data dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada
periode 2009-20123 yang diperoleh melalui database COMPUSTAT. Penentuan periode tersebut
didasarkan pada alasan bahwa periode sebelumnya, tahun 2008, terjadi krisis keuangan global yang
berdampak pada fluktuasi laporan keuangan perusahaan. Sementara batas tahun 2012 dikarenakan
ketersediaan data tahun setelahnya sangat sedikit.
Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling, dengan kriteria;
a. Ketersediaan data laporan keuangan tahunan (dalam database COMPUSTAT) secara
konsisten selama periode 2009-2012.
b. Adanya data kompensasi berbasis ekuitas.

Adapun data yang akan digunakan dalam penelitian ini di antaranya; investasi perusahaan
(capital expenditures), biaya research and development, penjualan aset tetap, total aset, kas, total
Arus kas bersih (Arus kas operasi, Arus kas investasi, dan Arus kas pendanaan), utang (debt), modal
(equity), piutang, pendapatan, laba bersih, jumlah saham beredar, harga penutupan saham tahunan
(fiskal), kompensasi berbasis ekuitas (opsi saham), dan total kompensasi.

Model Penelitian
Pola hubungan antara manajemen laba dan keputusan investasi masih menjadi perbedaan
pendapat. Penelitian ini mengacu pada hasil studi McNichols dan Stubben (2008) serta Lenard dan
Yu (2012) yang telah melakukan granger causality test, dan memperoleh hasil bahwa hubungan
manajemen laba dan keputusan investasi merupakan hubungan searah, dari manajemen laba ke
keputusan investasi.
Penelitian ini akan menganalisis hubungan manajemen laba terhadap keputusan investasi
perusahaan, dengan mempertimbangkan kompensasi berbasis ekuitas. Semakin tinggi nilai
kompensasi berbasis ekuitas diduga akan menyebabkan pengaruh menajemen laba terhadap
keputusan investasi semakin tidak berarti. Kompensasi berbasis ekuitas mengarahkan manajer untuk
membuat perencanaan jangka panjang, daripada sekedar mencapai target laba jangka pendek.
Analisis (regresi) akan dilakukan dengan software Statistical Analysis System (SAS). Adapun
model (regresi) yang akan diuji adalah;
𝐈𝐍𝐕𝐢𝐭 = α + 𝛃𝟏𝐃𝐀𝐢𝐭 + 𝛃𝟐 𝐊𝐄𝐢𝐭 + β3 PAit + β4 INVi,t−1 + β5 AKOit + β6 MBTit + β7 UTit + 𝛃𝟖 𝐊𝐄_𝐃𝐀𝐢𝐭 + εit

3
Penelitian ini dilakukan selama tahun 2009-2012, tetapi data tahun 1997-2008 juga diperlukan untuk mengestimasi
manajemen laba (discretionary accrual) dengan analisi regresi firm level, yang membutuhkan data 11 tahun pada masing-
masing perusahaan tiap tahun.

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 63


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

Keterangan;
INVit : Investasi perusahaan i pada periode t
INVi,t−1 : Investasi perusahaan i pada periode t-1
DAit : Discretionary accrual perusahaan i pada periode t
KEit : Kompensasi berbasis ekuitas perusahaan i pada periode t
PAit : Pertumbuhan aset perusahaan i pada periode t
MBTit : Market to book value equity ratio perusahaan i pada periode t
AKOit : Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t
UTit : Total utang perusahaan i pada periode t
KE_DAit : Interaksi antara DA dan KE perusahaan i pada periode t
εit : Residual perusahaan i pada periode t

Pengukuran Variabel
a) Manajemen laba (𝐃𝐀 𝐢𝐭 )
Manajemen laba diproksikan dengan discretionary accrual, mengikuti Model Jones
Modifikasian, yang memisahkan komponen non-discretionary accrual dan discretionary
accruals (Dechow, Sloan, dan Sweeney 1995). Konsep discretionary accrual Model Jones
Modifikasian merupakan perbaikan dari Model Jones atas asumsi implisit bahwa pendapatan
bersifat non-discretionary (tidak dalam keadaan dimanipulasi oleh pihak manajemen). Jika
pihak manajemen melakukan manipulasi, maka discretionary accrual (residual persamaan
regresi) akan cenderung bias mendekati nilai nol (Jones 1991).
Discretionary accrual tidak dapat diobservasi secara langsung dari laporan keuangan,
sehingga harus diestimasi secara bertahap melalui beberapa model. Estimasi discretionary
accrual dalam penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 11 tahun dengan analisis regresi
firm level.
TAit = Nit − CFOit (1a)
TAit = a(1⁄Ai,t−1 ) + b1 (∆REVit ) + b2 (PPEit ) + εit (1b)
Keterangan;
Nit : Laba perusahaan i pada periode t
CFOit : Nilai arus kas operasi bersih perusahaan i pada periode t
TAit : Akrual total perusahaan i pada periode t (diskalakan dengan Ai,t-1)4
Ai,t−1 : Aset total perusahaan i pada periode t-1
∆REVit : Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t (diskalakan
dengan Ai,t-1)
PPEit : Gross property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t
(diskalakan dengan Ai,t-1)
εit : Residual perusahaan i pada periode t

Dari persamaan (1b), maka non-discretionary accrual (NDA) Model Jones


dinotasikan dengan;
NDAit = a(1⁄Ai,t−1 ) + b1 (∆REVit ) + b2 (PPEit ) (2)
Keterangan;
NDAit : Non-discretionary accruals perusahaan i pada periode t
Ai,t−1 : Aset total perusahaan i pada periode t-1
∆REVit : Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t (diskalakan
dengan Ai,t-1)
PPEit : Gross property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t
(diskalakan dengan Ai,t-1)

4
Akrual total (TAit) pada persamaan (1a) tidak diskalakan dengan Ai,t-1

64 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

Perbedaan Model Jones Modifikasian terhadap Model Jones adalah adanya


pengurangan variabel perubahan piutang dari variabel perubahan pendapatan untuk
menghitung non-discretionary accrual pada periode berjalan (Dechow, Sloan, dan Sweeney
1995). Non-discretionary accrual (NDA) Model Jones Modifikasian dinotasikan dengan;
NDAit = a(1⁄Ai,t−1 ) + b1 (∆REVit − ∆RECit ) + b2 (PPEit ) (3)
Keterangan;
NDAit : Non-discretionary accruals perusahaan i pada periode t
Ai,t−1 : Aset total perusahaan i pada periode t-1
∆REVit : Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t (diskalakan
dengan Ai,t-1)
∆RECit : Perubahan piutang perusahaan perusahaan i pada periode t
(diskalakan dengan Ai,t-1)
PPEit : Gross property, plant, and equipment perusahaan i pada periode
t (diskalakan dengan Ai,t-1)

Berdasarkan persamaan (1a) dan persamaan (3), discretionary accrual (DAit) dapat
dihitung dengan;
DAit = TAit − NDAit (4)

Tahap pertama penghitungan discretionary accrual (DAit) Model Jones Modifikasian


adalah melakukan analisis regresi ordinary least squares (OLS) dengan persamaan (1b)
secara firm level (dengan data 11 tahun) untuk memperoleh estimator a, b1, dan b2. Misalnya,
untuk mengestimasi manajemen laba perusahaan i pada tahun 2012, maka data yang diregres
adalah data tahun 2002-2012.
Estimator a, b1, dan b2 dimasukkan dalam persamaan (3), dengan data perusahaan i
setiap tahun.
NDAi,2002 = a(1⁄Ai,2001 ) + b1 (∆REVi,2002 − ∆RECi,2002 ) + b2 (PPEi,2002 )5
dan seterusnya hingga...
NDAi,2012 = a(1⁄Ai,2011 ) + b1 (∆REVi,2012 − ∆RECi,2012 ) + b2 (PPEi,2012 )

Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam persamaan (4).


DAi,2002 = TAi,2002 − NDAi,2002
dan seterusnya hingga...
DAi,2012 = TAi,2012 − NDAi,2012

Langkah berikutnya adalah mencari variabilitas dari hasil perhitungan DA selama 11


periode (2002-2012). Variabilitas itulah manajemen laba perusahaan i pada tahun 2012.
Langkah yang sama digunakan untuk mengestimasi manajemen laba seluruh perusahaan tiap
tahun (DAit).

b) Keputusan investasi (INVit)


Keputusan investasi (INVit), yang merupakan penambahan investasi pada periode
berjalan, dihitung dengan (Biddle, Hilary, dan Verdi 2009, McNichols dan Stubben 2008,
Xian, Chen, dan Moldousupova 2011);
TBMit + BRDit − PATit
INVit =
ATit
Keterangan;

5
∆REV, ∆REC, dan PPE diskalakan dengan Ai,t-1 (aset total perusahaan i pada periode t-1)

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 65


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

INVit : Investasi perusahaan i pada periode t


TBMit : Total belanja modal perusahaan i pada periode t
BRDit : Biaya R&D perusahaan i pada periode t
PATit : Penjualan aset tetap perusahaan i pada periode t
ATit : Aset total perusahaan i pada periode t.

c) Kompensasi berbasis ekuitas (KEit)


Kompensasi berbasis ekuitas sering diproksikan dengan opsi saham (stock option) dan
restricted stock (Xian, Chen, dan Moldousupova 2011, Hall dan Murphy 2002). Opsi saham
memiliki efek yang lebih kuat daripada restricted stock dalam mengurangi konflik antara
eksekutif dan pemegang saham, terkait dengan pencapaian target investasi dan return jangka
panjang (Hall dan Murphy 2002). Opsi saham lebih efektif dalam mengendalikan manajemen
laba dibandingkan dengan restricted stock (Xian, Chen, dan Moldousupova 2011, Hall dan
Murphy 2002). Sehingga, kompensasi berbasis ekuitas dalam penelitian ini diproksikan
dengan nilai transaksi pemberian opsi saham6 kepada CEO (Xian, Chen, dan Moldousupova
2011), yang diformulasikan dengan;
VOSit
KEit =
KTit
Keterangan;
KEit : Kompensasi berbasis ekuitas perusahaan i pada periode t
VOSit : Nilai opsi saham CEO tahunan perusahaan i pada periode t
KTit : Kompensasi total perusahaan i pada periode t.

d) Market to book value equity ratio (MBTit)


Market to book value equity ratio (MBTit), sebagai salah satu proksi dari Investment
Opportunity Set (IOS), digunakan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini, karena market
to book value equity ratio merupakan proksi IOS yang paling sering digunakan dalam
penelitian keuangan (Gaver dan Gaver 1993). Market to book value equity ratio dianggap
sebagai proksi IOS yang paling valid (Kallapur dan Trombley 1999, Adam dan Goyal 2008,
Lenard dan Yu 2012). Market to book value equity ratio diformulasikan dengan;
OSit × HPSit
MBTit =
ETit
Keterangan;
MBTit : Market to book value equity ratio perusahaan i pada periode t
OSit : Jumlah lembar saham beredar perusahaan i pada periode t
HPSit : Harga penutupan saham (tahun fiskal) perusahaan i pada periode t
ETit : Ekuitas total perusahaan i pada periode t.

e) Pertumbuhan aset (PAit)


Pertumbuhan aset (PAit) diukur dengan (McNichols dan Stubben 2008);
ATit − ATi,t−1
PAit =
ATi,t−1

Keterangan;
PAit : Pertumbuhan aset perusahaan i pada periode t
ATit : Aset total perusahaan i pada periode t
ATi,t−1 : Aset total perusahaan i pada periode t-1.
6
Opsi saham (share option) terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus, dan bukan sebagai bagian dari remunerasi
pokok, misalnya sebagai insentif kepada karyawan untuk tetap bekerja di entitas atau untuk menghargai mereka atas
usahanya dalam meningkatkan kinerja entitas (IASB 2012).

66 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

f) Arus kas operasi (AKOit)


Arus kas operasi (AKOit) merupakan nilai arus kas operasi bersih perusahaan i pada
periode t, yang dihitung dengan;
AKOBit
AKOit =
ATit
Keterangan;
AKOit : Arus kas operasi perusahaan i pada periode t
AKOBit : Arus kas operasi bersih perusahaan i pada periode t
ATit : Aset total perusahaan i pada periode t

g) Utang (UTit)
Utang (UTit) dihitung dengan (Xian, Chen, dan Moldousupova 2011);
UTK it + UTGit
UTit =
ATit
Keterangan;
UTit : Utang perusahaan i pada periode t
UTK it : Utang jangka pendek perusahaan i pada periode t
UTGit : Utang jangka panjang perusahaan i pada periode t
ATit : Aset total perusahaan i pada periode t.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Amerika Serikat, selama 2009-
2012. Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari database COMPUSTAT.
Sebagaimana dalam tabel 1, jumlah sampel akhir yang memenuhi kriteria purposive sampling hanya
14.23 persen dari jumlah keseluruhan observasi perusahaan manufaktur yang terdapat di database
COMPUSTAT selama periode penelitian. Analisis data penelitian ini fokus pada tahun 2009-2012,
tetapi data tahun 1997-20087 juga diobservasi untuk keperluan estimasi manajemen laba
(discretionary accrual), yang membutuhkan 11 tahun pada masing-masing perusahaan per tahun
(analisis regresi firm level). Hal ini dikarenakan manajemen laba tidak dapat diobservasi secara
langsung, sehingga harus diestimasi.
Tabel 1 sampel penelitian
Jumlah Perusahaan Jumlah
Kriteria
2009 2010 2011 2012 Observasi
Perusahaan manufaktur AS 5,842 6,056 6,546 6,241 24,685
di database Compustat
a. Ketersediaan laporan (1,251) (1,351) (1,560) (1,355) (5,517)
keuangan
b. Adanya kompensasi (2,502) (2,703) (3,199) (2,706) (11,110)
berbasis ekuitas.
c. Data yang tidak (1,211) (1,124) (909) (1,302) (4,546)
lengkap (missing data)
serta konsistensi
ketersediaan data tiap
tahun
Jumlah sampel akhir 878 878 878 878 3,512

7
Data yang diperlukan hanya unsur manajemen laba (discretionary accrual) Model Jones Modifikasian, yaitu; laba, arus
kas operasi bersih, aset, pendapatan, piutang, serta property plan and equipment (gross).

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 67


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

Tabel 2 mendeskripsikan karakteristik perusahaan berdasarkan kategori sektor dan jenis


industri yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel yang paling dominan adalah perusahaan
manufaktur di sektor teknologi informasi, sebesar 29.27 persen. Pada sektor ini didominasi oleh
perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang teknologi hardware, storage dan peripherals (43.19
persen dari keseluruhan sampel perusahaan manufaktur di sektor teknologi informasi), diikuti dengan
peralatan dan komponen elektronik serta peralatan semikonduktor, masing-masing 28.79 persen dan
28.02 persen.
Sektor perawatan kesehatan berada di posisi ke-dua, yaitu sebesar 24.03 persen. Pada sektor
ini, seluruh perusahaan yang menjadi sampel bergerak di bidang peralatan dan perawatan kesehatan.
Jumlah sampel perusahaan manufaktur di sektor industri menempati urutan ke-tiga, yaitu
sebesar 17.20 persen. Pada sektor ini, sampel terbanyak adalah perusahaan manufaktur yang bergerak
di bidang mesin (54.30 persen), khususnya pembuatan mesin-mesin industri dan konstruksi mesin
berat.
Tabel 2 karakteristik sampel penelitian
No Sektor Industri Jumlah
1 Energi - Peralatan energi 14
- Minyak, gas, dan bahan bakar 9
2 Material - Bahan kimia 34
- Kontainer dan pengepakan 5
3 Industri - Kedirgantaraan dan pertahanan 23
- Produk bangunan (building products) 17
- Peralatan listrik (electrical equipment) 23
- Industrial conglomerates 6
- Mesin 82
4 Consumer discretionary - Komponen suku cadang 51
- Textiles, apparel, and luxury goods 31
5 Consumer staples - Makanan, minuman, dan tembakau 52
- Peralatan rumah tangga 63
6 Perawatan kesehatan - Peralatan dan perawatan kesehatan 211
7 Teknologi informasi - Teknologi hardware, storage dan peripherals 111
- Peralatan dan komponen elektronik 74
- Peralatan semikonduktor 72
Total 878

Tabel 3 merepresentasikan statistik deskriptif untuk investasi (INVit), manajemen laba (DAit),
market to book value equity ratio (MBTit), arus kas operasi bersih (AKOit), investasi tahun
sebelumnya (INVi,t-1), pertumbuhan aset (PAit), utang perusahaan (UTit), serta kompensasi berbasis
ekuitas (KEit) dari sejumlah 3,512 observasi pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat selama
periode 2009-2012. Statistik deskriptif pada keseluruhan variabel menunjukkan nilai median kurang
dapat menggambarkan mean, kecuali pada utang (UTit) yang nilainya relatif sama.
Deviasi standar merupakan salah satu ukuran variabilitas (penyebaran) data terhadap nilai
pusatnya (mean) atau nilai yang diharapkan. Semakin rendah nilai deviasi standar mengindikasikan
bahwa data cenderung mendekati nilai rata-rata. Dalam kasus ini, terdapat nilai deviasi standar yang
relatif tinggi. Hal ini berarti bahwa data tersebar pada area yang lebih luas.
Tabel 3 statistik deskriptif
Variabel Mean Deviasi Standar Median
INVit 0.37492529 4.10532979 0.095457
DAit 4.55322716 13.8193084 0.937475
KEit 0.02617192 0.04053729 0.011144

68 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

PAit 0.09814406 0.30152413 0.056977


INVi,t-1 0.08433304 0.05751018 0.069485
AKOit 609.351276 2742.03674 12.4320
MBTit 0.12091702 0.38210473 0.007275
UTit 0.43799607 0.2058953 0.441590

Hasil Pengujian Empiris dan Diskusi


Berikut model regresi dalam penelitian ini;
Persamaan 1: Model Regresi Efek Utama
𝐈𝐍𝐕𝐢𝐭 = α + 𝛃𝟏 𝐃𝐀𝐢𝐭 + 𝛃𝟐 𝐊𝐄𝐢𝐭 + β3 PAit + β4 INVi,t−1 + β5 AKOit + β6 MBTit + β7 UTit + εit

Persamaan 2: Model Regresi Efek Utama dan Efek Interaksi


𝐈𝐍𝐕𝐢𝐭 = α + 𝛃𝟏 𝐃𝐀𝐢𝐭 + 𝛃𝟐 𝐊𝐄𝐢𝐭 + β3 PAit + β4 INVi,t−1 + β5 AKOit + β6 MBTit + β7 UTit + 𝛃𝟖 𝐊𝐄_𝐃𝐀𝐢𝐭 + εit

Sebagaimana dalam tabel 4, hasil analisis pada persamaan 1 menunjukkan adanya hubungan
signifikan positif manajemen laba (DAit) terhadap keputusan investasi (INVit), dengan level
signifikansi 5 persen (prob t = 0.1454). Temuan ini mendukung temuan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh McNichols dan Stubben (2008) serta Lenard dan Yu (2012). Temuan ini juga sejalan
dengan Kedia dan Philippon (2009) yang menyatakan adanya keterkaitan antara informasi akuntansi
(dalam hal ini informasi laba)8 terhadap keputusan investasi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa temuan penelitian ini konsisten terhadap hipotesis 1 (H1).
Investasi tahun sebelumnya (INVi,t-1) berhubungan signifikan positif terhadap keputusan
investasi (INVit), pada tingkat signifikansi 1 persen (prob t < 0.0001). Hal ini didasarkan pada
argumen bahwa keputusan investasi periode berjalan (INVit) selalu mengacu pada investasi tahun
sebelumnya (INVi,t-1) (McNichols dan Stubben 2008). Fungsinya adalah untuk mengevaluasi dan
memaksimalkan investasi tahun sebelumnya (INVi,t-1), sehingga diharapkan investasi periode
berjalan (INVit) dapat lebih baik.
Utang (UTit) berhubungan signifikan positif terhadap keputusan investasi (prob t < 0.0001).
Hal ini dapat terjadi karena utang digunakan untuk panambahan investasi (Cheng dan Warfield 2005,
Xian, Chen, dan Moldousupova 2011). Argumen ini dikuatkan dengan hubungan signifikan negatif
arus kas operasi bersih (AKOit) terhadap keputusan investasi (INVit). Temuan ini senada dengan
Jensen (1986) yang menyatakan bahwa dana internal (arus kas operasi bersih) diutamakan untuk
membayar dividen dan membeli kembali saham perusahaan, sehingga pendanaan investasi dilakukan
dengan dana eksternal atau utang.
Market to book value equity ratio (MBTit) berhubungan signifikan negatif terhadap keputusan
investasi (INVit) pada tingkat signifikansi 1 persen (prob t < 0.0001). Market to book value equity
ratio merupakan indikator untuk menilai keadaan perusahaan (memiliki growth opportunities atau
tidak). Tidak semua growth opportunities mampu menghasilkan net present value positif (Kallapur
dan Trombley 2001), sehingga dasar pengambilan keputusan investasi (INVit) tidak mutlak
didasarkan pada market to book value equity ratio (MBTit).
Pada persamaan 2, interaksi manajemen laba dan kompensasi berbasis ekuitas (KE_DAit)
berpengaruh signifikan negatif terhadap keputusan investasi (prob t < 0.0001). Hal ini
mengindikasikan adanya efek interaksi manajemen laba dan kompensasi berbasis ekuitas (KE_DAit).
Jadi, meskipun manajemen laba tinggi (DAit) jika kompensasi berbasis ekuitas juga tinggi (KEit)
maka perusahaan akan cenderung melakukan penambahan investasi yang rendah pada tahun berjalan
(INVit). Manajemen laba (DAit) berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan investasi (INVit).
Meskipun demikian, pola hubungan ini menjadi tidak relevan karena terdapat efek interaksi
manajemen laba dan kompensasi berbasis ekuitas (KE_DAit).

8
Penelitian ini menggunakan perspektif opportunistic earnings management, di mana pihak manajemen melaporkan laba
secara oportunistik untuk memaksimalkan utilitas pribadi.

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 69


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

Tabel 4 koefisien regresi (variabel dependen: INVit)


Koefisien Regresi Koefisien Regresi
Variabel
Persamaan 1 Persamaan 2
Konstanta -0.04303 -0.09939
DAit 0.01690* -0.07513*
KEit -0.17403 0.22691
PAit -0.20913** -0.22093**
INVi,t-1 3.02296** 2.97355**
AKOit -516.880** -514.886**
MBTit -0.05506** -0.05513**
UTit 0.33798** 0.33480**
KE_DAit -0.63662**
Jumlah Observasi 3,512 3,512
R-Square 0.2116 0.2169
Adj R-Sq 0.2100 0.2151
F Value 134.36** 121.25**
** Korelasi signifikan pada level 0.01
* Korelasi signifikan pada level 0.05

Kompensasi berbasis ekuitas memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk menjadi
bagian dari pemilik perusahaan. Dengan mekanisme ini, pihak manajemen akan membuat
perencanaan investasi jangka panjang dengan penuh pertimbangan dan memprioritaskan
profitabilitas investasi, tidak hanya berdasarkan pada laporan keuangan yang dihasilkannya dalam
rangka memaksimalkan utilitas pribadi (Kang, Kumar, dan Lee 2006).
Cheng, dkk (2004) menjustifikasi bahwa kompensasi berbasis ekuitas dapat memotivasi pihak
manajemen dalam membuat keputusan investasi jangka panjang yang baik, dan menggeser motif
pihak manajemen untuk memaksimalkan utilitas pribadi. Keputusan investasi jangka panjang yang
baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Baker, Collins, dan Reitenga 2003), yang dampaknya
juga akan dirasakan oleh para eksekutif.

KESIMPULAN
Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh manajemen laba terhadap keputusan investasi dengan
mempertimbangkan kompensasi berbasis ekuitas. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan
manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 2009-2012, dengan teknik penyampelan purposive
sampling. Data diperoleh dari database COMPUSTAT.
Sebagaimana penelitian terdahulu, penelitian ini memberikan bukti empiris hubungan
signifikan positif manajemen laba (DAit) terhadap keputusan investasi perusahaan (INVit). Artinya,
jika manajemen laba (DAit) tinggi (dengan asumsi opportunistic earnings management), perusahaan
akan melakukan penambahan investasi yang tinggi pada periode berjalan (INVit). Hipotesis 1 (H1)
terdukung secara statistik. Pada analisis sensitivitas juga diperoleh temuan yang sama.
Secara umum dapat dikatakan terdapat efek interaksi manajemen laba dan kompensasi berbasis
ekuitas (KE_DAit) pada hubungan antara manajemen laba (DAit) terhadap keputusan investasi
(INVit). Hipotesis 2 (H2) terdukung secara statistik. Perusahaan dengan manajemen laba yang tinggi
(DAit), jika kompensasi berbasis ekuitas juga tinggi (KEit), akan cenderung melakukan penambahan
investasi rendah pada tahun berjalan (INVit).

70 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

Saran
Sampel penelitian ini (dalam analisis utama) relatif kecil, hanya sekitar 14.23 persen dari
keseluruhan observasi perusahaan yang terdapat di database COMPUSTAT pada periode 2009-2012,
sehingga perlu analisis dengan presentase sampel yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan robustness model. Apakah jika analisis dilakukan dengan presentase sampel yang lebih
besar, akan diperoleh hasil yang sama? Presentase sampel yang kecil dalam penelitian ini disebabkan
oleh sedikitnya jumlah sampel yang memenuhi kriteria purposive sampling. Penggunaan teknik
purposive sampling rentan terhadap survivorship bias.
Penelitian ini menggunakan asumsi opportunistic earnings management, sehingga belum
menggambarkan makna manajemen laba secara keseluruhan. Maka dari itu, perlu suatu pengujian
dengan model yang sama, tetapi dapat mengakomodasi makna manajemen laba secara keseluruhan.
Asumsi yang lain dalam penelitian ini adalah bahwa kompensasi (berbasis ekuitas) manajemen
selalu naik. Realita dalam dunia praktis, pemberian kompensasi bersifat fluktuatif, senantiasa
mengalami kenaikan dan penurunan setiap periode.

REFERENSI
Adam, T., dan V.K. Goyal. 2008. "The investment opportunity set and its proxy variables." Journal
of Financial Research no. 31 (1):41-63.
Armstrong, Christopher S., George Foster, dan Daniel J. Taylor. 2009. Earnings management around
initial public offerings: a re-examination. Last rev.: September 29, 2009 ed, Rock Center
for Corporate Governance working paper: Philadelphia, Pa: Wharton School, University
of Pennsylvania.
Baker, Terry, Denton Collins, dan Austin Reitenga. 2003. "Stock option compensation and earnings
management incentives." Journal of Accounting, Auditing & Finance no. 18 (4):557-582.
Ball, Ray, dan Lakshmanan Shivakumar. 2008. "Earnings quality at initial public offerings." Journal
of Accounting and Economics no. 45 (2–3):324-349. doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jacceco.2007.12.001.
Bar-Gill, Oren, dan Lucian A. Bebchuk. 2002. Misreporting corporate performance In Harvard Law
and Economics Discussion Paper. New York: New York University School of Law,
Harvard Law School; National Bureau of Economic Research (NBER); Centre for
Economic Policy Research (CEPR) and European Corporate Governance Institute
(ECGI)
Biddle, G., dan G. Hilary. 2006. "Accounting quality and firm-level capital investment." The
Accounting Review no. 81:963–982.
Biddle, Gary C., Gilles Hilary, dan Rodrigo S. Verdi. 2009. "How does financial reporting quality
relate to investment efficiency?" Journal of Accounting and Economics no. 48 (2–3):112-
131. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jacceco.2009.09.001.
Cheng, Qiang, dan Terry D. Warfield. 2005. "Equity incentives and earnings management." The
Accounting Review no. 80 (2):441-476. doi: 10.2307/4093065.
Cheng, Shijun. 2004. "R&D expenditures and CEO compensation." The Accounting Review no. 79
(2):305-328. doi: 10.2307/3203246.
Datta, Sudip, Mai Iskandar-Datta, dan Kartik Raman. 2001. "Executive compensation and corporate
acquisition decisions." The Journal of Finance no. 56 (6):2299-2336. doi: 10.1111/0022-
1082.00406.
Dechow, P., R. Sloan, dan A. Sweeney. 1996. "Causes and consequences of earnings manipulation:
An analysis of firms subject to enforcement actions by the SEC." The Accounting Review
no. 70:193–225.

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 71


JURNAL AKUNTANSI VOL. 6 NO. 2DESEMBER 2018

Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan, dan Amy P. Sweeney. 1995. "Detecting earnings
management." The Accounting Review no. 70 (2):193-225. doi: 10.2307/248303.
Gaver, Jennifer J., dan Kenneth M. Gaver. 1993. "Additional evidence on the association between the
investment opportunity set and corporate financing, dividend, and compensation
policies." Journal of Accounting and Economics no. 16 (1–3):125-160. doi:
http://dx.doi.org/10.1016/0165-4101(93)90007-3.
Gavious, Ilanit. 2007. "Market reaction to earnings management: the incremental contribution of
analysts." International Research Journal of Finance and Economics. no. 8 (1):196-200.
Hagerman, Robert L., dan Mark E. Zmijewski. 1979. "Some economic determinants of accounting
policy choice." Journal of Accounting and Economics no. 1 (2):141-161. doi:
http://dx.doi.org/10.1016/0165-4101(79)90004-1.
Hall, Brian J., dan Kevin J. Murphy. 2002. "Stock options for undiversified executives." Journal of
Accounting & Economics no. 33 (2):3-42.
Healy, Paul M. 1985. "The effect of bonus schemes on accounting decisions." Journal of Accounting
and Economics no. 7 (1–3):85-107. doi: http://dx.doi.org/10.1016/0165-4101(85)90029-
1.
Healy, Paul M., dan James Michael Wahlen. 1999. "A review of the earnings management literature
and its implications for standard setting." Accounting Horizons no. 13:365–383.
IASB. 2012. Technical summary - IFRS 2 share-based payment.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. "Theory of the firm: managerial behavior,
agency costs and ownership structure." Journal of Financial Economics no. 3 (4):305-
360. doi: http://dx.doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X.
Jones, Jennifer J. 1991. "Earnings management during import relief investigations." Journal of
Accounting Research no. 29 (2):193-228.
Kallapur, Sanjay, dan Mark A Trombley. 2001. "The investment opportunity set: determinants,
consequences and measurement." Managerial Finance no. 27 (3):3-15.
Kallapur, Sanjay, dan Mark A. Trombley. 1999. "The association between investment opportunity
set proxies and realized growth." Journal of Business Finance & Accounting no. 26 (3-
4):505-519. doi: 10.1111/1468-5957.00265.
Kang, Sok-Hyon, Praveen Kumar, dan Hyunkoo Lee. 2006. "Agency and corporate investment: the
role of executive compensation and corporate governance." Journal of Business no. 79
(3):1127-1148.
Kedia, S., dan T. Philippon. 2009. "The economics of fraudulent accounting." Review of Financial
Studies no. 22 (6):2169-2199.
Kwag, Seung-Woog, dan Alan A. Stephens. 2010. "Investor reaction to earnings management."
Managerial Finance no. 36 (1):44-56.
Lenard, Mary Jane, dan Bing Yu. 2012. "Do earnings management and audit quality influence over-
investment by Chinese companies?" International Journal of Economics and Finance no.
4 (2):21-30.
Li, Feng. 2011. "Earnings quality based on corporate investment decisions." Journal of Accounting
Research no. 49 (3):721-752. doi: 10.1111/j.1475-679X.2010.00397.x.
McNichols, Maureen F., dan Stephen R. Stubben. 2008. "Does earnings management affect firms'
investment decisions?" Accounting Review no. 83 (6):1571-1603.

72 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.705


JURNAL AKUNTANSI VOL. 7 NO. 1 JUNI 2019

O’Connor, J. P, R. L. Priem, J. E Coombs, dan K. M. Gilley. 2006. "Do CEO stock options prevent
or promote fraudulent financial reporting?" Academy of Management Journal of
Accounting – Business & Management no. 49 (3):483-500.
Palmrose, Zoe-Vonna, Vernon J. Richardson, dan Susan Scholz. 2004. "Determinants of market
reactions to restatement announcements." Journal of Accounting and Economics no. 37
(1):59-89. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jacceco.2003.06.003.
Qi, Sun. 2014. "Corporate sustainability investment and over-investment of free cash flow." Global
Conference on Business & Finance Proceedings no. 9 (1):491-492.
Richardson, Scott. 2006. "Over-investment of free cash flow." Review of Accounting Studies no. 11
(2-3):159-189. doi: 10.1007/s11142-006-9012-1.
Rokhaniyah, Siti. 2015. Dampak Manajemen Laba terhadap Alokasi Investasi Perusahaan. “Jurnal
Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi”. no 11: 390-400.
Scott, William R. 2003. Financial accounting theory. Edited by 4. 4 ed. Toronto: Prentice-Hall
International Edition.
Shrieves, Ronald E., dan Pengjie Gao. 2002. Earnings management and executive compensation: a
case of overdose of option and underdose of salary? Paper read at EFA 2002 Berlin
Meetings, at Berlin
Stein, Jeremy C. 2003. "Chapter 2 agency, information and corporate investment." In Handbook of
the Economics of Finance, edited by M. Harris G.M. Constantinides dan R. M. Stulz,
111-165. Elsevier.
Sun, Lan. 2012. "Executive compensation and contract-driven earnings management." Asian
Academy of Management Journal of Accounting and Finance no. 8 (2):111–127.
Tang, Vicki Wei. 2007. Earnings management and future corporate investment. Georgetown
University - Robert Emmett McDonough School of Business.
Teoh, SiewHong, T. J. Wong, dan GitaR Rao. 1998. "Are accruals during initial public offerings
opportunistic?" Review of Accounting Studies no. 3 (1-2):175-208. doi:
10.1023/a:1009688619882.
Watts, Ross L., dan Jerold L. Zimmerman. 1986. Positive accounting theory. Toronto: Prentice-Hall
International Edition.
Watts, Ross L., dan Jerold L. Zimmerman. 1978. "Towards a positive theory of the determination of
accounting standards."The Accounting Review no. 53 (1):112-134. doi: 10.2307/245729.
Xian, Chunwei, Hong Chen, dan Asel Moldousupova. 2011. "Investment, earnings management and
equity-based compensation." Journal of Accounting – Business & Management no. 18
(2):121-136.

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 | DOI: 10.24964/ja.v7i1.703 73

You might also like